PENDAHULUAN
Nyeri kepala merupakan gejala dari berbagai macam penyakit yang sering
dijumpai dalam praktik sehari-hari, karena beragam penyebab mulai dari yang
ringan sampai dengan tumor otak yang dianggap sebagai suatu penyakit yang berat.
ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot oksipital, temporal dan frontal, kulit
sebagian terdapat juga faktor etiologi yang bersifat psikogenik. Penyebab nyeri
kepala banyak sekali, meskipun kebanyakan adalah kondisi yang tidak berbahaya,
namun nyeri kepala yang timbul pertama kali dan akut adalah manfestasi awal dari
penyakit sistemik atau suatu proses intrakranial yang memerlukan evaluasi sistemik
Secara garis besar, nyeri kepala dibagi menjadi beberapa macam yaitu nyeri
kepala primer, nyeri kepala sekunder, nyeri neuropatik kranial, nyeri fasial lain dan
nyeri kepala lainnya. Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme patofisiologi
nyeri kepala ini, akan tetapi pada dasarnya secara umum patofisiologinya hampir
mirip satu sama lainnya dengan disertai adanya sedikit perbedaan spesifik yang
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang
traktus sensorik menuju otak. Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural
terkait nyeri. Persepsi adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. (Bahrudin, 2013)
rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor nyeri adalah ujung
saraf bebas dalm kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
bagian tubuh yaitu: pada kulit (kutaneus), somatik dalam, dan pada daerah viseral.
2
Karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi
Rangsangan nyeri diterima oleh nociseptor di kulit dan visera yang dipicu
oleh rangsangan yan tidak berbahaya dengan intensitas tinggi (pereganga, suhu),
serta oleh lesi jaringan. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan protein intrasel.
baik yang kurang berbahaya maupun yang berada di bawah ambang bahaya dapat
bradikinin dan serotinin. Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi
vaskular. Hal ini menyebabkan edema lokal, peningkatan tekanan jaringan, dan
3
2.4 Klasifikasi Nyeri
akut dan nyeri kronik. Perbedan keduanya dapat dilihat pada tabel 2.1
intermitten
simpatik:
- Frekuensi jantung
meningkat
- Volume sekuncup
meningkat
- Tekanan darah
meningkat
- Dilatasi pupil
- Tegangan otot
meningkat
4
- Penurunan
motilitas GIT
- Mulut kering
- Mudah marah
- Menarik diri,
isolasi
- Libido menurun
- Nafsu makan
menurun
atau potensial organ. Penyebab nyeri umumnya mudah dikenali sebagai akibat
adanya cedera, penyakit, atau pembedahan terhadap salah satu atau beberapa organ.
saraf. Suatu kelainan akan mengganggu sinyal saraf, yang kemudian akan diartikan
secara salah oleh otak. Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam atau
rasa terbakar dan rasa lainnya. Infeksi seperti herpes zoster bisa menyebabkan
ini lebih mengarah pada gangguan psikologis daripada gangguan organ. Nyeri ini
5
timbul ketika efek psikogenik seperti cemas dan takut timbul pada pasien.
(Bahrudin, 2013)
Di Amerika Serikat, dalam satu tahun lebih dari 70% penduduknya pernah
tetapi hanya +- 1% yang datang ke dokter atau rumah sakit khusus untuk keluhan
time nyeri kepala penduduk Singapura adalah laki-laki 80% dan wanita 85%.
Angka tersebut hampir irip dengan hasil penelitian Syahrir di Medan terhadap
mahasiswa Fakultas Kedokteran USU, didapatkan hasil laki-laki 78% dan wanita
88%. Dari hasil pengamatan jenis penyaakit dari pasien yang berobat jalan di
praktek sore Syahrir selama tahun 2003, ternyata nyeri kepala menduduki proporsi
tempat teratas, sekitar 42% dari keseluruhan pasien neurologi. (Bahrudin, 2013)
Secara praktis penyebab timbulnya nyeri kepala dapat diringkas sebagai berikut:
6
b. Encephalomeningitis
c. Migraine
subdural.
i. Cluster headache
k. Arteritis temporalis
l. Trigeminal neuralgia
(Bahrudin, 2013)
Society 2018 dibagi atas nyeri kepala primer, nyeri kepala sekunder, dan Painful
Nyeri kepala primer: Migren, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala trigeminal
7
Tabel 2.2 Langkah Anamnesis Pasien dengan Nyeri Kepala (“H.SOCRATESS”)
H History (riwayat)
S Site (tempat)
C Character (karakter)
R Radiation (penjalaran)
T Timing (waktu)
ditemukan normal. Hanya sebagian kecil saja yang tidak normal. Apabila
maka hal ini merupakan tanda bahaya (red flags). Beberapa tanda bahaya nyeri
dapat dilihat pada tabel 2.3. Red flags adalah gejala atau tanda fisik yang memberi
petunjuk akan adanya suatu kelainan yang serius yang mendasari nyeri. (Grosberg
et al., 2013)
8
S Systemic symptoms (gejala sistemik)
S Seizures (kejang)
abnormal)
O Onset
2.8.1 Migrain
dan dampak sosial ekonomi dan pribadinya yang tinggi. Dalam Global Burden
kecacatan tertinggi ketiga di dunia pada pria dan wanita di bawah usia 50 tahun.
Migrain memiliki dua jenis utama: (1) migrain tanpa aura, adalah sindrom klinis
yang ditandai dengan sakit kepala dengan fitur spesifik dan gejala yang terkait;
(2) migrain dengan aura terutama ditandai oleh gejala neurologis fokal
kepala. Beberapa pasien juga mengalami fase prodromal, terjadi beberapa jam
9
atau beberapa hari sebelum sakit kepala, dan / atau fase postdromal mengikuti
Deskripsi :
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea
Kriteria Diagnosis :
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu di bawah ini: 1. nausea dan/atau
10
Deskripsi :
visual, sensorik yang reversibel, atau gejala sistem saraf pusat lainnya yang
berjalan secara perlahan, diikuti nyeri kepala dan gejala penyerta migrain.
Kriteria Diagnosis :
B. Satu atau lebih gejala aura yang reversibel: 1. visual 2. sensorik . 3. bicara
gejala aura yang berlangsung secara perlahan > 5 menit, dan/atau dua atau
lebih gejala yang terjadi; 2. tiap aura berlangsung 560 menit 3. Sekurang
kurangnya satu aura yang unilateral 4. aura disertai atau diikuti nyeri kepala
dalam 60 menit
Deskripsi :
berkembang secara gradual, durasi di tiap-tiap gejala tidak lebih dari satu
jam dan gabungan gejala positif dan negatif yang reversibel komplit.
Kriteria Diagnosis :
11
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan yang memenuhi kriteria B dan C
Deskripsi :
Migrain dengan aura yang berasal dari brain stem tetapi tanpa kelemahan
motorik.
Kriteria Diagnosis :
waktu ≥ 5 menit dan/atau dua atau lebih rangkaian gejala yang terjadi 2.
12
tiap-tiap aura berlangsung 5-60 menit 3. sekurang-kurangnya satu gejala
aura unilateral 4. aura disertai atau diikuti nyeri kepala dalam 60 menit
Kriteria diagnosis:
B. Aura diikuti kedua hal berikut ini: 1. kelemahan motorik yang reversibel
reversibel
5 menit, dan/atau dua atau lebih rangkaian gejala yang terjadi 2. tiap
aura non motor berlangsung 5-60 menit, dan gejala motorik berlangsung
Deskripsi:
13
Migrain dengan aura disertai kelemahan motorik, dan sekurang-
Kriteria diagnosis :
Kriteria diagnosis:
penyebab
Kriteria diagnosis:
Kriteria diagnosis:
Kriteria diagnosis:
14
B. Pemeriksaan genetik tidak didapatkan mutasi dari gen CACNAIA,
Deskripsi:
motorik.
Kriteria diagnosis:
Deskripsi:
Kriteria diagnosis:
salah satu atau kedua hal berikut ini: 1. pemeriksaan lapang pandang 2.
15
berlangsung 5-60 menit 3. aura disertai atau diikuti nyeri kepala dalam
60 menit
Deskripsi:
Nyeri kepala terjadi 15 hari atau lebih perbulan selama lebih dari 3 bulan
Kriteria diagnosis:
kriteria B-D untuk 1.1 migrain tanpa aura dan/atau kriteria B dan C untuk 1.2
kriteria C dan D untuk 1.1 migrain tanpa aura 2. kriteria B dan C untuk 1.2
migrain dengan aura 3. migrain diyakini oleh pasien saat serangan dan
16
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri kepala memenuhi kriteria B dan C
B. Terjadi pada pasien dengan 1.1 migrain tanpa aura dan/atau 1.2 migrain dengan
aura yang sama dengan serangan sebelumnya, kecuali durasi dan beratnya
migrain
C. Dua karakteristik di bawah: 1. tidak mengalami perbaikan lebih dari 72 jam 2.
nyeri dan/atau diikuti gejala yang melemahkan penderita
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Catatan:
1. Remisi hingga 12 jam karena pengobatan atau tidur
2. Pada kasus yang lebih ringan, tidak memenuhi kriteria C2, dikode sebagai 1.5.1
Probable migraihe without aura
1.4.2 Aura persisten tanpa infark (G43.3)
Deskripsi:
Gejala aura berlangsung selama satu minggu atau lebih tanpa ada bukti infark pada
neuroimejing.
Kriteria diagnosis:
A. Aura memenuhi kriteria B
B. Terjadi pada pasien dengan 1.2 Migrain dengan aura yang aura tipikalnya seperti
aura sebelumnya, kecuali auranya berlangsung ≥ 1 minggu
C. Neuroimejing tidak dijumpai adanya infark
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
1.4.3 Migrainous infarction (G43.3)
Deskripsi:
Satu atau lebih aura migrain yang berhubungan dengan lesi iskemik otak di daerah
teritori sesuai dengan aura, yang dibuktikan dengan pemeriksaan neuroimejing.
Kriteria diagnosis:
A. Serangan migrain memenuhi kriteria BC
B. Terjadi pada pasien dengan 1. 2 Migrain dengan aura yang aura tipikalnya seperti
aura sebelumnya, kecuali satu atau lebih aura berlangsung > 60 menit
C. Neuroimejing memperlihatkan adanya infark iskemik di daerah yang relevan
(sesuai)
17
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
1.4.4 Migrain aura-triggered seizure (G43.3 + G40.x atau G41.x)
Deskripsi:
Serangan kejang diinduksi oleh serangan migrain dengan aura.
Kriteria diagnosis:
A. Serangan kejang memenuhi kriteria satu tipe serangan epilepsi dan kriteria B di
bawah
B. Terjadi pada pasien dengan 1.2 migrain dengan aura dan serangan kejang terjadi
selama atau dalam 1 jam setelah migrain dengan aura
C. Tidak memenuhi kriteria diagnosis yang lain
2.8.1.5 Probable Migrain
18
C. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
2.8.2 Tension-type headache (TTH)
19
gerakan kecil memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga pemeriksa. Hal
ini merupakan tanda yang paling signifikan pada pasien TTH.
20
2.3 Tension-type headache kronis (G44.2)
Deskripsi:
Gangguan ini berkembang dari tension type headache episodik frequent, dengan
harian atau sangat sering nyeri kepala episodik, dengan tipikal bilateral, menekan
atau mengikat dengan kualitas intensitas nyeri sedang sampai berat, berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari, atau terus menerus. Nyeri kepala tidak
bertambah berat dengan aktivitas fisik rutin, kemungkinan terdapat mual, fotofobia,
dan fonofobia ringan.
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri kepala timbul 2 15 hari/bulan, berlangsung > 3 bulan (≥ 180 hari/tahun)
dan juga memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus-menerus
C. Nyeri kepala memiliki paling tidak 2 karakteristik berikut: 1. lokasi bilateral 2.
menekan/mengikat (tidak berdenyut) 3. ringan atau sedang 4. tidak memberat
dengan aktivitas fisik yang rutin
D. Tidak didapatkan: 1. lebih dari satu: fotofobia, fonofobia atau mual yang
ringan 2. mual yang sedang atau berat, maupun muntah
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
2.3.1 Tension-type headache kronis yang berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial (644.22)
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri kepala yang memenuhi dalam kriteria dari 2.3 CTTH
B. Nyeri tekan perikranial yang meningkat pada palpasi manual
2.3.2 Tension-type headache kronis yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial (G44.23)
Kriiteria diagnosis:
A. Nyeri kepala yang termasuk dalam kriteria dari 2.3. CTTH
B. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat
21
2.4 Probable tension-type headache (644.28)
Deskripsi:
Tension-type headache yang tidak memenuhi salah satu gambaran kriteria subtipe
tension type headache di atas dan tidak memelnuhi kriteria gangguan nyeri kepala
lainnya.
2.4.1 Probable tension-type headache episodik yang infrequent (644.28)
Kriteria diagnosis:
A. Satu atau lebih nyeri kepala episodik yang memenuhi kriteria A-D dari 2.1
tension type headache episodik infrequent
B. Tidak memenuhi kriteria ICHD-3 dari semua jenis gangguan nyeri kepala
C. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICBD-3 yang lain
2.4.2 Probable tension-type headache episodik yang frequent (644.28)
Kriteria diagnosis:
A. Episodenya memenuhi semua kecuali satu dari semua kriteria A-D dari 2.2
tension-type headache episodik yang frequent
B. Tidak memenuhi kriteria ICHD-3 dari semua jenis gangguan nyeri kepala
C. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
2.4.3 Probable tension-type headache kronis (G44.28)
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri kepala memenuhi semua kecuali satu dari semua kriteria A-D dari 2.3
tension type headache episodik kronis
B. Tidak memenuhi kriteria ICHD-3 dari semua jenis gangguan nyeri kepala
C. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Penanganan tension-type headache
Prinsip penanganan tension-type headache
Berikut dijelaskan prinsip penanganan tension-type headache:
1. Terapi tension-type headache meliputi modifikasi gaya hidup untuk
mengurangi kambuhan nyeri kepala, modalitas terapi non farmakologis, dan
terapi farmakologis akut maupun profilaksis. .
22
2. Tahap awal penting pada tata laksana tension-type headache adalah edukasi
mengenai faktor pencetus dan implementasi tatalaksana stres dan latihan untuk
mencegah/mengurangi tension-type headache.
3. Tension-type headache akut membaik dengan sendirinya atau dikelola dengan
analgesik yang dijual bebas seperti asetaminofen, NSAID atau asam
asetilsalisilat. Kombinasi dengan kafein juga efektif.
4. Terapi non farmakologis meliputi terapi relaksasi, cognitive-behavioral therapy
dan pemijatan.
5. Terapi profilaksis diberikan bila nyeri kepala frequent, berhubungan dengan
pekerjaan, sekolah dan kualitas hidup, dan/atau penggunaan analgesik yang
dijual bebas meningkat (>10-15 hari per bulan). Pilihan terapi profilaksis
meliputi antidepresan trisiklik seperti amitriptyline dan nortriptyline.
Jenis terapi penanganan tension-type headache
Jenis terapi penanganan tension-type headache dibedakan menjadi:
1. Terapi Farmakologis Tension-type Headache
a. Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu
1) Analgesik: aspirin 1000 mg/hari, asetaminofen 1000 mg/hari, NSAIDs
(Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, tolfenamic 200-400
mg/hari, asam mefenamat, fenoprofen, ibuprofen 800 mg/hari, diklofenac 50-
100 mg/hari). Pemberian analgesik dalam waktu lama dapat menyebabkan iritasi
gastrointestinal, penyakit ginjal dan hepar, gangguan fungsi platelet.
2) Kafein (analgesik ajuvan) 65 mg.
3) Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen 65-200 mg kafein.
b. Pada tipe kronis:
1) Antidepresan
Jenis trisiklik: amitriptyline, sebagai obat terapleutik maupun sebagai
pencegahan tension-type headache. Obat ini mempunyai efek analgesik dengan
cara mengurangi firing rate of trigeminal nucleus caudatus. Dalam jangka lama
semua trisiklik dapat menyebabkan penambahan berat badan (merangsang nafsu
makan), mengganggu jantung, hipotensi ortostatik dan efek antikolinergik
seperti mulut kering, mata kabur, tremor dan dysuria, retensi urine, dan
konstipasi.
2) Antiansietas
Baik pada pengobatan kronis dan preventif terutama pada penderita dengan
komorbid ansietas. Golongan benzodiazepine dan butalbutal sering dipakai.
Kekurangan obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol sehingga dapat
memperburuk nyeri kepalanya.
23
2. Terapi Non Farmakologis
a. Kontrol diet
b. Terapi fisik
c. Hindari pemakaian harian obat analgesik, sedatif, dan ergotamin
d. Behaviour Treatment
Pengobatan Fisik
a. Latihan postur dan posisi
b. Masase, ultrasound, terapi manual, kompres panas/dingin
c. Akupuntur TENS (transcutaneous electrical stimulation)
Obat Anastesi ataupun Bahan Lain pada Trigger Point
Terapi behaviour
Dapat dilakukan biofeedback, stress management therapy, reassurance, konseling,
terapi relaksasi, cognitive-behavioural therapy. Harus diberikan keterangan yang
jelas mengenaipatofisiologi sederhana dan pengobatannya serta tension-type
headache bukanlah penyakit yang serius seperti tumor otak, perdarahan otak dan
sebagainya sehingga dapat mengurangi ketegangan penderita.
Penanganan psikologis
Dalam hal ini harus diberikan penjelasan agar penderita dapat menerima hasil yang
didapat dan cukup realistik.
3. Terapi Preventif Farmakologis
Indikasi:
Perlu diberikan pada penderita yang sering mendapat serangan nyeri kepala pada
tension-type headache episodik dan serangan yang lebih dari 15 hari dalam'satu
bulan (chronic tension-type headache).
Indikasi terapi preventif:
a. Terapi preventif direkomendasikan pada kasus disabilitas akibat nyeri kepala ≥ 4
hari/ bulan atau tidak ada respons terhadap terapi simtomatis, bahkan bila
frekuensi nyeri kepalanya rendah.
b. Terapi dikatakan efektif bila mengurangi frekuensi serangan dan/atau derajat
keparahan minimal 50%.
c. Identifikasi faktor pencetus dan yang mengurangi nyeri kepala, jika
memungkinkan juga berperan dalam mengurangi frekuensi serangan.
24
d. Penyakit komorbid yang lain ikut menentukan pemilihan terapi (misal:
penggunaan amitriptyline dikontraindikasikan pada hipertrofi prostat dan
glaukoma).
e. Perhatian khusus terhadap adanya interaksi obat.
f. Terapi preventif seharusnya berbasis obat tunggal yang dititrasi pada dosis rendah
yang efektif dan ditoleransi dengan baik
g. Pasien harus dilibatkan dalam pemilihan terapi clan sedapat mungkin dianjurkan
untuk tidak mengonsumsi obat dalam jumlah banyak (kepatuhan minum obat
berkebalikan dengan jumlah obat yang dikonsumsi).
h. Pasien harus diinformasikan mengenai bagaimana dan kapan obat seharusnya
diminum, efikasi dan efek sampingnya. Pasien disarankan untuk mencatat
serangan nyeri kepala pada diary nyeri kepala untuk mengetahui frekuensi dan
durasi nyeri kepala, gangguan fungsional, jumlah obat simtomatis yang diminum,
efikasi terapi prevensi dan efek samping yang mungkin muncul.
Prinsip-prinsip pemilihan pengobatan:
a. Obat berdasarkan efektivitas lini pertama, efek samping, dan komorbid penderita.
b. Mulai dengan dosis rendah, dinaikkan sampai efektif atau tercapai dosis
maksimal.
c. Obat diberikan dalam jangka waktu seminggu/lebih.
d. Dapat diganti dengan obat lain bila obat pertama gagal.
e. Sedapat mungkin monoterapi.
2.8.3 Trigeminal autonomic cephalalgias (TACs)
Istilah sebelumnya :
Deskripsi :
25
Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbital, supraorbital, temporal
atau kombinasi dari tempat – tempat tersebut, berlangsung 15-180 menit dan
terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali sehari. Nyeri
disertai dengan injeksi di kening dan wajah, miosis, ptosis dan atau edema
Kriteria diagnosis :
b. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbital, supraorbital dan atau temporal
1. Satu atau lebih gejala berikut yang ipsilateral dengan nyeri kepala :
c. Edema palpebra
sampai 8 kali per hari selama lebih dari separuh waktu saat gangguan
26
Catatan :
Selama (tetapi kurang dari setengah) dari waktu kambuhnya 3.1 nyeri kepala
klaster, serangan-serangan dapat lebih ringan dan atau pada durasi yang lebih
klaster
serangan) bermanfaat
c. Mengurangi frekuensi
stress
1. Nyeri kepala klaster sulit dihilangkan dengan terapi abortif (gagal terapi
abortif )
2. Nyeri kepala klaster terjadi setiap hari dan lebih lama dari 15 menit
27
3. Pasien nyeri kepala klaster bersedia minum obat setiap hari dan mau
Deskripsi :
Serangan nyeri kepala klaster yang terjadi pada periode yang berlangsung 7
hari sampai 1 tahun, dipisahkan oleh periode bebas nyeri yang berlangsung 1
Kriteria diagnosis :
klaster
b. Paling sedikit dua periode klaster yang berlangsung selama 7-365 hari
(ketika tidak diobati) dan dipisahkan oleh periode remisi bebas nyeri ≥ 1
bulan
2. Sumatriptan
28
b. Sumatriptan intranasal 20 mg/dosis dengan menggunakan nasal spray
(grade B)
c. Efek samping :
2.) Dizziness
4.) Numbness
5.) Parestesia
perbaikan (grade C)
akan mengurangi nyeri dalam 10 menit, pemberian i.m dan nasal lebih
lama (grade C)
kepala ekstensi diatas kepala tempat tidur sisi nyeri kepala klaster
29
11. Ocreotide subkutan (grade C)
2. Kortikosteroid (grade B)
b. Deksametason 8 mg/hari
off
3. Lomerizine (grade C)
a. Ergotamine tartrate
1.) Tab 1-2 mg dosis 1-2 tab 30 menit – 1 jam sebelum prediksi
prediksi serangan
30
5. Civamide
b. Nasal spray 100 μL 0,025% (25μg) selama 5-7 hari reduksi 67%
6. Eletriptan : 80 mg/hari
7. Melatonin : 10 ml
Deskripsi :
Serangan nyeri kepala klaster terjadi lebih dari 1 tahun tanpa remisi, atau disertai
Kriteria diagnosis :
b. Terjadi tanpa periode remisi atau dengan periode remisi yang berlangsubg
Terapi akut (abortif) nyeri kepala klaster kronis sama dengan terapi akut (abortif)
Terapi profilaksis adalah strategi pengobatan primer pada nyeri kepala klaster.
Pada jenis episodik terapi profilaksis harus dimulai secepatnya dan diberikan
31
setiap hari selama masa serangan. Pada tipe kronis diberikan secara terus –
menerus
2. Lithium carbonate 900 – 1200 mg/hari 300 – 1500 mg/hari (rata – rata 600
4. Gabapentine (grade C)
5. Topiramat (grade C )
6. Baclofen (grade C)
ketiga
9. Methysergide 4 – 10 mg/hari
13. Ergotamine tartrate 2 mg 2-3 kali per hari, 2 mg oral atau 1 mg rektal 2
15. Opioid
32
16. Nerve block therapy (trigeminal nerve block, stellate ganglion block,
Terapi Dosis
Akut
Sumatriptan subkutan 6 mg
Zoimitriptan 5 mg
Oksigen 100 %
Profilaksis lini
Lini Kedua
Lainnya
melatonin
33
Preventif non farmakologis :
3. Hindari alkohol
7. Hindari sinar terang dan suara gaduh (glare and bright lights)
Indikasi operasi :
1. Nyeri kepala tipe kronis tanpa remisi nyeri selama satu tahun
1. Neurektomi oksipital
2. Pemotongan/dekompresi n. Intermedius
6. Dekompresi n. Trigeminus
34
8. Sphenopalatine ganglionectomy (conventional surgery)
dan konsisten
paling memuaskan
ulseratif kornea
Deskripsi :
lokasi tersebut. Berlangsung selama 2-30 menit dan terjadi beberapa kali
Kriteria diagnosis
35
B. Serangan nyeri hebat di orbital, supraorbital dan atau temporal yang
D. Frekuensi serangan leboh dari 5 kali per hari selama lebih dari separuh
Catatan :
dengan dosis 150 mg per hari dan dapat ditingkatkan sampai 225 mg
Deskripsi :
hari sampai 1 tahun dan dipisahkan oleh periode bebas nyeri yang
36
Kriteria diagnosis :
sampai 365 hari (ketika tidak diberi obat) dan dipisahkan oleh
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
2. Sumatriptan
3. Oksigen
37
6. Supraorbital occipital nerve blockade (SONB)
7. Piroksikam
8. Rofecoxib
10. Valdecoxib
11. Etoricoxib
12. Naproksen, 275 mg peroral 3 kali sehari atau 550 mg 2 kali sehari
dapat digunakan
13. Betametasone
14. Metilprednisolon
Terapi profilaksis :
1. Indometasin
2. Verapamil, sustained release 120 mg/hari per oral sekali sehari atau
4. Topiramat
5. Carbamazepin
6. Piroksikam
7. Amitriptilin
38
2.8.3.3 Short-lasting unilateral neuralgiform headache atttacks (G44.08)
Deskripsi :
Serangan nyeri kepala unilateral dengan derajat sedang atau berat yang
kali sehari dan biasanya disertai lakrimasi dan mata kemerahan ipsilateral.
Kriteria diagnosis :
B. Serangan nyeri kepala unilateral sedang atau berat yang bersifat tajam
600 detik
2.8.3.3.1 SUNCT
Kriteria diagnosis :
39
B. Disertai injeksi konjungtival dan lakrimasi
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
serangan
bulan
Deskripsi :
Serangan SUNCT terjadi lebih dari 1 tahun tanpa remisi, atau dengan
Kriteria diagnosis :
B. Terjadi tanpa periode remisi, atau dengan remisi selama < 1 tahun,
2.8.4 SUNA
Kriteria diagnosis :
ini
40
B. Hanya disertai satu atau tanpa gejala injeksi konjungtival atau
lakrimasi
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
Deskripsi :
Serangan SUNA terjadi lebih dari 1 tahun tanpa remisi, atau dengan
Kriteria diagnosis :
ini
B. Terjadi tanpa periode remisi, atau dengan remisi selama < 1 tahun,
41
1. Lidokain i.v atau infus subkutan, 2 g dilarutkan dalam 100 ml
2. Prednison
3. Metilprednison
4. Fenitoin
5. Celecoxib
Terapi profilaksis
(grade C)
(grade C)
4. Verapamil
5. Indometasin
6. Karbamazepin
42
10. Klonazepam
12. OnabotA
13. Baclofen
14. Pregabalin
16. Nifedipin
17. Fentanil
18. Litium
19. Metisergid
20. Zonisamid
21. Lomerizin
Deskripsi :
dahi dan wajah, miosis, ptosis dan atau edema palpebra, dan atau gelisah atau
Kriteria diagnosis
43
C. Setidaknya satu dari gejala berikut ini :
satu gejala berikut ini 1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
Catatan :
dengan dosis 150 mg per hari dan dapat ditingkatkan sampai 225 mg
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
44
B. Nyeri kepala tidak terjadi setiap hari atau berkelanjutan, tetapi
Deskripsi :
setidaknya 1 tahun
Kriteria diagnosis :
1. Indometasin
4. Celecoxib
5. Piroksikam
7. Oksigen
8. Sumatriptan
9. Metilprednisolon
10. Ibuprofen
45
11. Dorsal root ganglion blockade (DRGB)
13. Ergotamin
Terapi profilaksis :
1. indometasin
2. melatonin
3. gabapentin
4. topiramat
5. onabotA
6. celecoxib
7. verapamil
8. piroksikam
10. SONB
11. GONB
12. Acemethacin
13. Amitriptilin
14. DRGB
15. SPGB
16. Valproat
17. Litium
19. Fentanil
20. Tilidin
46
2.8.3.5 Probable Trigeminal Autonomic Cephalgia (TAC)
Deskripsi :
Serangan nyeri kepala yang diduga keras sebagai subtipe dari trigeminal
dengan segala yang tercantum diatas, dan tidak memenuhi kriteria untuk
Kriteria diagnosis :
A. Serangan memenuhi semua, kecuali A-D untuk 3.1 nyeri kepala kluster,
kriteria A-E untuk 3.2 hemikrania paroksismal, kriteria A-D untuk 3.3
Deskripsi :
Nyeri kepala yang dicetuskan dengan batuk atau manuver valsava (mengejan)
lain, namun tidak muncul dengan pemakaian fisik yang berkepanjangan, tanpa
Kriteria diagnosis :
47
A. Sekurang – kurangnya dua episode nyeri kepala yang memenuhi kriteria
B-D
C. Mendadak
Kriteria diagnosis :
C. Mendadak
Istilah sebelumnya :
Deskripsi :
Nyeri kepala yang dicetuskan oleh segala bentuk aktivitas fisik/exercise tanpa
48
Kriteria diagnosis :
dan C
B. Hanya dipicu dengan atau muncul selama atau setelah gerakan fisik berat
Kriteria diagnosis :
2. Sekurangnya dua nyeri kepala yang memenuhi kriteria B dan salah satu
B. Hanya dipicu dengan dan muncul selama atau setelah gerakan fisik berat
Istilah sebelumnya :
benign sex headache, benign vascular sexual headache, coital cephalgia, coital
Deskripsi :
49
Nyeri kepala yang dicetuskan oleh aktivitas seksual, biasanya diawali dengan
intrakranial
Kriteria diagnosis :
A. Sekurang – kurangnya dua episode nyeri pada kepala dan atau leher yang
D. Berlangsung antara 1 menit hingga 24 jam dengan intensitas berat dan atau
Kriteria diagnosis :
50
D. Berlangsung antara 1 menit hingga 24 jam dengan intensitas berat dan atau
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
C. Berlangsung ≥ 5 menit
Deskripsi :
Nyeri kepala yang dipicu oleh stimulus dingin yang mengenai kepala bagian luar
Deskripsi ;
51
Nyeri kepala general yang dipicu oleh kepala yang tidak terlindungi oleh
Kriteria diagnosis :
dan C
B. hanya dipicu oleh dan muncul selama pemberian stimulus eksternal dingin
pada kepala
Deskripsi :
Nyeri singkat didaerah frontal dan temporal, yang dapat diinduksi pada orang
yang rentan dengan pemberian material dingin (padat, cair atau gas) pada palatum
Kriteria diagnosis :
52
B. dipicu oleh muncul mendadak setelah pemberian stimulus dingin pada
palatum dan atau dinding posterior faring dari pencernaan oleh makanan
Kriteria diagnosis :
B. hanya dipicu oleh dan muncul selama atau mendadak setelah pemberian
Deskripsi :
Nyeri kepala yang diakibatkan oleh penekanan atau penarikan pada jaringan lunak
perikranial
Deskripsi :
53
Nyeri kepala diakibatkan oleh penekanan jaringan lunak perikranial, sebagai
contoh oleh peningkatan pita kepala yang erat, topi atau helm, atau pemakaian
Kriteria diagnosis ;
B. dipicu oleh dan muncul selama 1 jam penekanan eksternal dari dahi atau
scalp
Deskripsi :
Nyeri kepala yang diakibatkan oleh penarikan jaringan lunak perikranial, tanpa
kerusakan scalp
Kriteria Diagnosis :
B. hanya dipicu oleh dan muncul selama penarikan eksternal pada scalp
54
E. tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Kriteria diagnosis :
B. hanya dipicu dan muncul selama penekanan atau penarikan eksternal dari
Istilah sebelumnya :
Ice-pick pains, jabs and jolts, needdle in the eye syndrome, ophtalmodynia
Deskripsi :
Nyeri kepala seperti ditusuk terjadi secara spontan, sepintas dan terlokalisasi
tanpa adanya penyakit organik dari struktur yang mendasari atau dari gangguan
saraf kranial
Kriteria diagnosis :
A. nyeri kepala yang muncul secara spontan sebagai suatu sebuah atau serial
55
B. berlangsung hingga beberapa detik
C. tusukan muncul dengan frekuensi ireguler, sekali atau beberapa kali per
hari
Kriteria diagnosis :
A. nyeri kepala muncul spontan sebagai sebuah atau serial tikaman dan
C. tikaman muncul dengan frekuensi irreguler, dari satu hingga banyak tiap
hari
Deskripsi :
Nyeri dengan durasi yang sangat bervariasi, namun sering kronis, pada sebatas
Kriteria diagnosis :
56
A. nyeri kepala yang terus menerus atau intermitten yang memenuhi kriteria
B. rasa yang terbatas hanya pada scalp, dengan semua dari karakteristik
1. batas tegas
4. diameter 1 – 6 cm
Kriteria diagnosis :
B. rasa yang terbatas pada scalp, dengan hanya tiga dari empat karakteristik :
Deskripsi :
Serangan nyeri kepala yang seringkali muncul hanya saat tidur, menyebabkan
pasien terbangun dari tidurnya, dan berlangsung hingga 4 jam, tanpa karakteristik
Kriteria diagnosis :
57
B. hanya muncul saat tidur, dan membangunkan pasien
Kriteria diagnosis :
A. serangan nyeri kepala berulang yang memenuhi kriteria B dan hanya dua
dari kriteria C – E
Deskripsi :
Nyeri kepala persisten, dengan sepanjang hari yang diingat pasien dengan jelas.
Nyeri dengan karakteristik yang beragam, dapat menyerupai migrain atau tension
Kriteria diagnosis :
58
A. nyeri kepala persisten yang memenuhi kriteria B dan C
B. yang diingat jelas dan nyata, dengan nyeri yang berlangsung terus menerus
Kriteria diagnosis :
B. yang diingat jelas dan nyata, dengan nyeri yang berlangsung terus menerus
5. Nyeri Neuropatik Kranial dan Nyeri Fasial Lain (G44.847, G44.848 atau G44.85)
59
5.1.2.1 Nyeri neuropati trigeminal terkait Herpes zooster akut (G44.881
atau G44.847)
5.6 Nyeri kepala terkait kelumpuhan nervus motorik okular akibat iskemia
(G44.847)
60
5.12.1 Nyeri neuropatik sentral terkait multipel sklerosis ( MS) (G44.847 +
G35.0)
Deskripsi:
Epidemiologi:
Istilah sebelumnya:
Tic douloureux.
Deskripsi:
Neuralgia trigeminal timbul tanpa sebab yang jelas selain kompresi neurovaskular.
Kriteria diagnosis:
61
A. Sekurang-kurangnya terdapat tiga serangan nyeri fasial unilateral yang
memenuhi kriteria B dan C.
B. Terjadi pada satu atau lebih cabang nervus trigeminus, tanpa penjalaran ke luar
distribusi trigeminal.
C. Nyeri mempunyai sekurang-kurangnya tiga dari empat karakteristik berikut:
1. Terjadi serangan paroksismal dengan setiap serangan terjadi dalam
beberapa detik sampai 2 menit.
2. Intensitas berat.
3. Kualitas sepert tersengat listrik, menusuk dan tajam.
4. Diperberat dengan stimulus tidak berbahaya pada sisi wajah yang terkena.
D. Secara klinis tidak ada defisit neurologis.
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
Catatan:
1. Beberapa serangat dapat bersifat spontan, namun harus terdapat sekurang-
kurangnya tiga serangan yang dicetuskan untuk memenuhi kriteria ini.
2. Hipoestesia atau hipoalgesia pada cabang nervus trigeminus yang terkena
selalu mengindikasikan kerusakan aksonal. Jika hal lain muncul, didapatkan
neuropati trigeminal dan diagnosis lebih lanjut dibutuhkan untuk mengeksklusi
kasus simptomatis. Terdapat beberapa pasien dengan hiperalgesia pada area
nyeri, yang tidak mengarah pada diagnosis neurpati trigeminal karena mungkin
merupakan refleksi peningkatan perhatian pasien terhadao sisi yang sakit.
Terapi:
62
3. Terapi bedah:
Indikasi: nyeri intractable efek samping obat yang tidak dapat diterima.
Tabel Bukti untuk efek perawatan yang sedang berlangsung pada orang
dengan neuralgia trigeminal (Zakrzewska, 2015)
Efek Pengobatan
Mungkin bermanfaat
Tinjauan sistematis, uji coba terkontrol Carbamazepine
secara acak, atau sumber alternatif terbaik Oxcarbazepine*
dari informasi telah menunjukkan beberapa Baclofen (pada pasien
efektivitas, meskipun hal ini belum dengan multipel sklerosis
ditetapkan sepenuhnya; manfaat cenderung yang mengalami neuralgia
lebih besar daripada bahaya trigeminal)*
Antara manfaat dan bahaya
Dokter dan pasien harus mempertimbangkan Dekompresi mikrovaskular
efek menguntungkan dan membahayakan stereotactic radiosurgery
sesuai dengan keadaan dan prioritas individu Termoregulasi
radiofrekuensi, glycerol
rhizolysis, dan ballon
compression
Keefektifan tidak diketahui
Data saat ini tidak mencukupi atau Lamotrigin
kualitasnya tidak mencukupi Gabapentin
*Kategorisasi berdasarkan studi observasional atau konsensus, atau
keduanya
Tabel Obat yang paling umum digunakan untuk manajemen medis neuralgia
trigeminal* (Zakrzewska, 2014)
Obat Keterangan
Carbamazepine Perhatikan interkasi obat
63
Oxcarbamazepine Pada dosis tinggi dapat menyebabkan
hiponatremia; equipotencies dari Carbamazepine
dan Oxcarbazepine adalah sekitar 1:1,5
Baclofen Berguna pada multipel sklerosis dan bila
dikombinasikan dengan karbamazepine
Lamotrigin Terapi dimulai dengan perlahan dari 25 mg setiap
hari; bisa digunakan dengan Carbamazepine atau
oxcarbazepine
Gabapentin Menunjukkan efektivitas pada percobaan kecil
randomized control
Pregabalin Menunjukkan efektivitas pada studi kohort jangka
panjang
*Carbamazepine dimulai pada perawatan primer
Deskripsi:
64
5.1.1.2 Neuralgia trigeminal klasik dengan penyerta nyeri fasial persisten
(G44.847)
Istilah sebelumnya:
Neuralgia trigeminal atipikal; neuralgia trigeminal tipe 2.
Deskripsi:
Neuralgia trigeminal disertai nyeri fasial persisten.
Kriteria diagnosis:
A. Serangan berulang nyeri fasial unilateral yang memenuhi kriteria 5.1.1
Neuralgia trigeminal klasik.
B. Nyeri fasial persisten dengan intensitas sedang pada area yang terkena.
C. Tidak memenhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
5.1.2 Nyeri neuropati trigeminal (G44.847 + G53.80 + etiological code)
Deskripsi:
Nyeri fasial dan/ atau kepala pada distribusi satu atau lebih cabang dari nervus
trgeminus yang disebabkan oleh kelainan lain dan mengindikasikan kerusakan
neuron. Kualitas dan intensitas nyeri bervariasi menurut penyebbanya.
Deskripsi:
Nyeri wajah dan/ atau kepL unilateral berlangsung kurang dari 3 bulanpada
distribusi satu atau lebih cabang nervus trigeminus, disebabkan oleh dan
berhubungan dengan gejala lainnya dan/atau tanda klinis dari Herpes zosster.
Kritera diagnosis:
A. Nyeri wajah dan/atau kepala unilateral kurang dari 3 bulan dan memenuhi
kriteria C.
B. Salah satu atau keduanya dari berikut ini:
1. Terjadi erupsi herpetik pada teritori satu atau lebih cabang nervus
trigeminus.
2. DNA virus varicella zooster terdeteksi di dalam cairan serebrospinal
dengan pemeriksaan PCR.
65
C. Bukti sebab akibat ditunjukkan oleh keduanya dari berikut ini:
1. Nyeri mendahului erupsi herpetik dalam < 7 hari.
2. Nyeri pada distribusi satu atau lebih cabang nervus trigeminus yang
sama.
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
5.1.2.2 Neuropati trigeminal pasca-Herpes (G44.847 + B02.2)
Istilah sebelumnya:
Nueuralgia trigeminal pasca-Herpes.
Deskripsi:
Nyeri fasial dan/atau kepala unilateral menetap atau rekuren sekurang-kurangnya
dalam 3 bulan pada distribusi satau atau lebih cabang nervus trigeminus, dengan
variasi perubahan sensoris, terkait Herpes zooster.
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri wajah dan atau kepala unilateral menetap atau rekuren berlangsung ≥ 3
bulan yang memenuhi kriteria C.
B. Riwayat herpes zooster yang mengenai satau atau lebih cabang nervus
trigeminus.
C. Bukti sebab-akibat ditunjukkan oleh keduanya dari berikut ini:
1. Nyeri timbul bersamaan dengan Herpes zooster akut.
2. Nyeri pada distribusi satu atau lebih cabang nervus trigeminus yang sama.
D. Tidak memenuhi krieria diagnosis ICHD-3 yang lain.
5.1.2.3 Nyeri neuropati trigeminal pascatrauma (G44.847)
Istilah sebelumnya:
Anasthesia dolorosa.
Deskripsi:
Nyeri fasial atau oral unilateral setelah trauma pada nervus trigeminus, dengan
gejala lain dan/ atau tanda klinis disfungsi nervus trigeminus.
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri wajah dan/ atau oral unilateral yang memenuhi kriteria C.
B. Riwayat trauma yang dapat diidentifikasi pada nervus trigeminus, dengan
bukti tanda klinis positif (hiperalgesia, alodinia) dan/ atau negatif
(hipoestesia, hipoalgesia) dari disfungsi nervus trigeminus.
66
C. Bukti sebab-akibat ditunjukkan oleh keduanya dari berikut ini:
1. Nyeri pada distribusi nervus trigeminus yang sama.
2. Nyeri terjadi dalam 3-6 bulan kejadian trauma.
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
Catatan:
1. Kejadian traumatik dapat bersifat mekanik, kimiawi, termal atau disebbkan
oleh radiasi.
5.1.2.4 Nyeri neuropati trigeminal terkait plak multipel sklerosis (G44.847 +
G35)
Deskripsi:
Nyeri wajah dan/ atau kepala unilateral pada distribusi nervus trigeminus dan
dengan karakterstik neurlagia trigeminal klasik, diinduksi oleh plak multipel
sklerosis yang mengenai akar nervus trigeminus dan berhubungan dengan gejala
lain dan/atau tanda klinis mmultipel sklerosis.
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri fasial dan/ kepala dengan karakteristik 5.1.1 Neuralgia trigeminal
klasik dengan atau tanpa penyerta nyeri fasial persisten, tetapi tidak selalu
unilateral.
B. Terdapat diagnosis multipel sklerosis (MS).
C. Terdapat plak MS mengenai akar nervus trigeminus dibuktikan dengan MRI
atau studi elektofisiologi (blink reflex atau trigeminal evoked potentials)
mengindikasikan kerusakan nervus trigeminus yang terkena.
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
5.1.2.5 Nyeri neuropati trigeminal terkait lesi desak ruang (space occupying
lession) (G44.847 + etiological code)
Deskripsi:
Nyeri fasial dan/ atau kepala unilateral pada distribusi nervus trigeminus dengan
karakteristik neuralgia trigeminal klasik, diinduksi oleh kontak antara nervus
trigeminus yang terkena dengan lesi desak ruang.
Kriteria diagnosis:
67
A. Nyeri fasial dan/ atau kepala unilateral sesuai dengan karakteristik 5.1.1
neuralgia trigeminal klasik dengan atau tanpa penyerta nyeri fasial persisten
dan memenuhi kriteria C.
B. Lesi desak ruang, dan kontak antara lesi dan nervus trigeminus yang terkena,
dibuktikan denagn imejing.
C. Nyeri timbul setelah kontak terjadi antara lesi dan nervus trigeminus, atau
mengarah kepada penemuannya.
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
5.1.2.6 Nyeri neuropati trigeminal terkait kelainan lainnya (G44.847 +
etiological code)
Kriteria diagnosis:
A. Nyeri fasial dan/ atau kepala sesuai dengan karakteristik 5.1.1 neuralgia
trigeminal klasik dengan atau tanpa penyerta nyeri fasial persisten, tetapi tidak
selalu unilateral.
B. Telah terdiagnosis suatu kelainan, selain yang disebutkan di atas tetapi
diketahui dapat menyebabkan nyeri neuropati trigeminal.
C. Nyeri timbul setelah kelainan, atau mengarah kepada penemuannya.
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti CT scan kepala atau MRI
kepala. CT scan kepala dari fossa posterior bermanfaat untuk mendeteksi tumor
yang tidak terlalu kecil dan aneurisma. MRI sangat bermanfaat karena dengan alat
ini dapat dilihat hubungan antara saraf dan pembuluh darah juga dapat mendeteksi
tumor yang masih kecil, MRI juga diindikasikan pada penderita dengan nyeri yang
tidak khas distribusinya atau waktunya maupun yang tidak mempan pengobatan.
Indikasi lain misalnya pada penderita yang onsetnya masih muda, terutama
bila jarang – jarang ada saat – saat remisi dan terdapat gangguan sensisibilitas yang
obyektif. Selain itu harus diingat, bahwa neuralgia trigeminal yang klasik dengan
hanya sedikit atau tanpa tanda-tanda abnormal ternyata bisa merupakan gejala –
gejala dari tumor fossa posterior.
Diagnosis Banding
68
Neuralgia Trigeminal dapat didiagnosa banding dengan gangguan
gangguan disekitar wajah baik itu berasal dari gigi, sendi temporomandibular, mata,
leher, dan pipi. terkadang nyeri pada trigeminal neuralgia dapat bergabung dengan
nyeri yang berasal dari saraf yang lain sehingga mempersulit diagnosis.
- Nerve : Trigeminal neuralgia, postherpetic neuralgia, trigeminal neuropathic pain,
glossopharyngeal neuralgia, sphenopalatine neuralgia, geniculate neuralgia
(Ramsay Hunt syndrome), multiple sclerosis, cerebellopontine angle tumor
- Teeth and jaw : Dentinal, pulpal, or periodontal pain; temporomandibular joint
disorders
- Sinuses and aerodigestive tract : Sinusitis, head and neck cancer, inflammatory
lesions
69
B. Nyeri pada bagian posterior lidah, tonsillar fossa, faring, di bawah sudut
rahang, dan/ atau di telinga.
C. Terdapat nyeri, sekurang-kurangnya tiga dari empat karakteristik berikut:
1. Nyeri paroksismal rekuren berlangsung beberapa detik hingga 2 menit.
2. Intensitas berat.
3. Kultas nyeri tajam, menusuk.
4. Diperberat oleh menelan, batuk, berbicara, atau menguap.
D. Secara klinis tidak didapatkan defisit neurologis.
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
Deskripsi:
Deskripsi:
Kriteria diagnosis:
70
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
Istilah sebelumnya:
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
Deskripsi:
Nyeri menusuk, paroksismal bilateral atau unilateral, pada bagian posterior scalp,
pada distribusi nervus oksipitals mayor, minor, atau ketiga, kadag disertai
berkurangnya sensasi atau disestesia pada area yang terkena dan umumnya
berkaitan dengan nyeri tekan pada saraf yang terkena.
Kriteria diagnosis :
71
1. Satu serangan paroksismal rekuren berlangsung beberapa detik hingga
menit
2. Intensitas berat
3. Kualitas nyeri tajam, menusuk
D. Nyeri berhubungan dengan keduanya dari berikut ini :
1. Disestesia dan/atau alodinia tampak dengan stimulasi tidak berbahaya
pada scalp dan/atau rambut
2. Salah satu atau keduanya dari berikut ini :
a. Nyeri tekan diatas area cabang saraf yang terkena
b. Nyeri pemicu pada nervus oksipitalis mayor atau pada area distribusi
C2
E. Nyeri menjadi mereda sesaat dengan blok anastesi lokal pada nervus yang
terkena
F. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
Istilah sebelumya:
Nuritis retrobulbar
Deskripsi :
Nyeri dibelakang salah satu atau kedua mata disebabkan oleh dimielinasi dari
nervus optikus dan disertai dengan penurunan penglihatan sentral.
Kriteria diagnosis :
72
5.6 Nyeri kepala terkait kelumpuhan nervus motorik okular akibat iskemia
(G44.847)
Deskripsi :
Kritteria Diagnosis :
Deskripsi :
Nyeri orbital unilateral yang berhubungan dengan paresis satu atau lebih nervus
kranial III, IV, dan/atau VI, disebabkan oleh inflamasi granulomatosa pada sinus
kavernosus, fisura orbita superior, atau orbita.
Kriteria Diagnosis :
73
D. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain.
Terapi :
Deskripsi :
Kriteria Diagnosis :
Istilah sebelumnya :
74
Migrain oftalmoplegik
Deskripsi :
Serangan berulang akibat paresis atau lebih nervus kranial ocular (pada umumnya
nervus III), dengan nyeri kepala ipsilateral.
Kriteria diagnosis :
Terapi :
Pada serangan berulang, standar terapi profilaksis migraine, termasuk : beta blocker
atau calcium channel blocker.
Istilah sebelumnya :
Deskripsi :
Sensasi terbakar ata disestesi intraoral, berulang setiap hari lebih dari 2 jamper hari
selama lebih dari 3 bulan, tanpa bukti klinis lesi kausatif.
Kriteria diagnosis :
75
D. Mukosa oral tampak normal dan pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan
sensoris juga normal
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain
Istilah sebelumnya :
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
Deskripsi :
Deskripsi :
76
Nyeri kranioservikal unilateral atau bilateral dengan presentasi klinis
bervariasi, dengan atau tanpa perubahan sensoris, berkaitan dengan lesi
demielinisasi serabut asenden sntral nervus trigeminus pada individu dengan
multtipel sclerosis. Umumnya terjadi remisi dan relap.
Kriteria diagnosis :
Deskripsi :
Kriteria diagnosis :
77
6.2 Nyeri kepala tidak spesifik
Istilah sebelumnya :
Kriteria diagnosis :
Istilah sebelumnya :
Kriteria diagnosis :
BAB 3
KESIMPULAN
78
Nyeri kepala adalah semua perasaan yang tidak menyenangkan di daerah
kepala dan merupakan gejala atau gangguan umum yang dikeluhkan sehari-hari.
International Headache Society 2018 membagi nyeri kepala menjadi nyeri kepala
primer, nyeri kepala sekunder dan Painful Cranial Neuropathies, Other Facial Pain
and Other Headaches. Nyeri kepala primer dibagi menjadi Migren, nyeri kepala
tipe tegang, nyeri kepala trigeminal otonomik, dan nyeri kepala primer lainnya.
Terapi pada nyeri kepala dibagi menjadi farmakologis dengan obat-obatan maupun
DAFTAR PUSTAKA
79
Bahrudin, M. 2013. Neurologi Klinis. Nyeri. Hal 215-235. Malang: UMM Press
Grosberg BM, Friedman BW, Solomon 5, 2013. Approach to the Patient with
80