Disusun oleh:
M. Fikri Ridha
1102015122
Pembimbing:
dr. Witri Antariksa, Sp. KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Oktober 1979
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan Terakhir : S2 Hukum Pidana
Status Pernikahan : Janda
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jati Bening, Bekasi
Tanggal Masuk RS : 11 April 2019
Tanggal Pemeriksaan : 22 Mei 2019
Ruang Perawatan : Ruang Dahlia
Perjalanan Penyakit
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Keterangan:
1 : Baseline. Sudah tidak terdapat gejala yang dikeluhkan pasien
3
2 : Terdapat gejala minimal
3 : Muncul gejala sedang yang cukup mengganggu kehidupan
pribadi
pasien
3 : Muncul gejala berat yang mengganggu kehidupan pasien
2. Gangguan Medik
Tidak terdapat riwayat penyakit yang berarti terhadap gangguan
psikiatri pasien. Pasien dulu ketika kecil pernah mengalami riwayat kejang
demam namun hanya sekali.
3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak pernah menggunakan zat psikoaktif selama ini. Tetapi,
pasien pernah mengkonsumsi Alkohol, yaitu beer
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa prenatal dan perinatal
Pasien lahir di Jakarta, 24 Oktober 1979. Pasien lahir dengan
persalinan normal. Keadaan pasien dan ibu pasien baik.
b. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh orang tuanya. Selama masa ini, pasien tumbuh
dan berkembang sesuai anak sebayanya.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tinggal bersama orang tuanya tetapi pasien diasuh oleh
pembantu rumah tangga karena orang tua pasien bekerja. Pasien tumbuh
dengan baik dan lebih gemuk dari anak pada usia ini. Pada umur ini pasien
mengatakan mulai sering dipukul oleh adiknya. Tetapi adik pasien sering
dimarahi oleh ibu pasien.
4
Pasien tumbuh dalam lingkungan yang sederhana. Pasien sering
bermain dengan teman-teman sebayanya, pasien berteman dengan laki-laki
dan perempuan. Pada saat SMP pasien pernah berpindah sekolah ke
sekolah yang lebih dekat dengan rumah.
e. Masa dewasa (>18 tahun)
Pada tahun 2006 ibu pasien meninggal dan pada tahun 2010 ayah
pasien meninggal dunia. Pasien pada umur 32 tahun pada tahun 2011
menikah dengan laki – laki pilihannya sendiri. Dengan pasangannya
pasien tidak memiliki anak. 3 bulan berselang setelah pernikahan pasien
bercerai karena merasa tidak cocok dengan suaminya itu. Pasien pernah
tinggal di Bandung pada tahun 2012 karena bekerja di Bidokkes Jawa
Barat.
2. Riwayat Pendidikan
a. SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD sampai tuntas
b. SMP : Pasien menyelesaikan pendidikan SMP sampai tuntas
c. SMA : Pasien menyelesaikan pendidikan SMA sampai tuntas
d. S1 : Pasien lulus S1 Hukum di Univ. Nasional Jakarta
e. S2 : Pasien lulus S2 Hukum pidana di Univ. Borobudur Jakarta
f. S3 : Pasien tidak tuntas S3 di Univ. Borobudur
3. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja selama 7 bulan di MM Juice. Setelah bekerja di
sana, pasien mengikuti ujian PNS dan menjadi CPNS Mabes POLRI di bidang
Hukum selama 1 tahun. Lalu pasien diangkat menjadi PNS di Mabes POLRI.
Dan pasien bekerja di Pusdokkes Polri.
4. Kehidupan Beragama
Pasien percaya dengan adanya Tuhan, pasien meyakini agama Islam,
pasien mengerti tentang ajaran agamanya. Pasien mengaku tidak terlalu peduli
terhadap agamanya dan tidak taat dalam beribadah.
5. Kehidupan Sosial dan Perkawinan
5
Pasien menikah tahun 2011 tetapi setelah berjalan selama 3 bulan
pasien dan suaminya ercerai karena merasa tidak ada kecocokan diantara
mereka berdua.
6. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam peradilan yang menyangkut hukum
dan tidak pernah melanggar serta berurusan dengan aparat hukum.
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ibu pasien meninggal
pada tahun 2006 dan ayah pasien meninggal pada tahun 2010. Pasien memiliki
seorang adik laki – laki. Adik pasien ini sudah menikah pada tahun 2010 dan
sudah memiliki 3 anak. Pada masa kanak – kanak pasien sering dipukul oleh adik
nya. Pasien mengatakan bahwa hal ini sudah dilakukan dari sewaktu adik nya
masih balita. Ibu pasien sering memarahi adiknya tersebut, tetapi tetap melakukan
hal tersebut hingga pasien dewasa. Pasien sebelumnya tinggal bersama adiknya di
rumah peninggalan orang tua mereka. Disana pasien mengatakan pernah
dimasukkan ke dalam kamar yang ada trails besi, dan pasien merasa dikurung di
dalam sel.
Pasien pernah menikah pada tahun 2011, tetapi hanya bertahan selama 3
bulan karena ketidak cocokan dengan pasangannya.
Genogram keluarga pasien
6
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien mengetahui bahwa dirinya didiagnosis skizofrenia tetapi pasien
tidak mengetahui penyebab sakitnya apa.
H. Impian, Fantasi, dan Cita-Cita Pasien
Pasien memiliki impian untuk menikah lagi dan ingin memperbaiki
kehidupan dirinya sendiri.
5. Pembicaraan
7
Pasien dapat berbicara dan menjawab pertanyaan secara spontan,
lancar dan jelas.
B. Mood dan Afek
1. Mood : Hipotim (saat pemeriksaan)
2. Afek : Tumpul (saat pemeriksaan)
3. Keserasian : Serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi Auditorik dan Taktil, pasien mendengar
ada yang berbisik dan merasa ada yang menaruh golok di lehernya.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Pikiran
1. Arus pikir
a. Kontinuitas : tidak terganggu
b. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Miskin isi pikir : Tidak ada
c. Waham : waham kejar (keyakinan ada orang ingin
melukainya) dan waham rujukan (keyakinan tindakan orang lain akan
membahayakannya)
d. Obsesi : Tidak ada
e. Kompulsi : Tidak ada
f. Fobia : Tidak ada
E. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf pendidikan : S2
2. Pengetahuan umum : Baik
3. Kecerdasan : Baik
4. Konsentrasi : Cukup baik
8
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat menyebutkan waktu
pemeriksaan dan dapat menyebutkan sudah berapa lama ia dirawat
b. Tempat : Baik, pasien tahu bahwa saat ini pasien berada
dimana.
c. Orang : Baik, pasien mengenali orang-orang di sekitarnya
6. Daya ingat
a. Jangka panjang : Baik, pasien tahun kelahirannya dan tahun lahir
adiknya
b. Jangka pendek : Baik, pasien dapat menyebutkan kegiatan yang
dilakukan di pagi hari
c. Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 benda
yang disebutkan oleh pemeriksa
7. Pikiran abstraktif : Baik, pasien dapat menyebutkan perbedaan jeruk
dengan apel
8. Visuospasial : Baik, pasien dapat menggambar bentuk yang
pemeriksa minta
9. Kemampuan menolong diri: Pasien tidak membutuhkan bantuan untuk
makan, mandi, dan berganti pakaian.
F. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien tampak tenang dan tidak gelisah.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik, pasien dapat membedakan perbuatan baik
dan buruk
2. Uji daya nilai : Baik, pasien menjawab ketika diberikan simulasi
jika berada di ruangan yang terbakar apa yang
harus dilakukan.
3. RTA : Terganggu
H. Tilikan
9
Derajat 5 (pasien mengetahui bahwa dirinya sakit dan mengetahui factor yang
berhubungan dengan penyakitnya serta pasien ingin sembuh dari penyakitnya).
I. Reliabilitas (Tarif Dapat Dipercaya)
Pemeriksa mendapat kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien dapat
dipercaya.
10
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Respiration Rate : 20x/menit
c. Heart Rate : 80x/menit
d. Suhu : 36 ˚C
4. Sistem Kardiovaskular: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
5. Sistem Respiratorius : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
6. Sistem Gastrointestinal: Bising usus (+) normal
7. Ekstermitas : Edema (-). Sianosis (-), akral hangat
8. Sistem Urogenital : Tidak diperiksa
B. Status Neurologik
Tidak dilakukan pemeriksaan neurologis
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakuan pemeriksaan penunjang
11
3. Pasien pernah mengkonsumsi rokok hingga sebelum masuk RS Polri dan
alkohol, tetapi tidak mengkonsumsi zat psikoaktif. Namun, tidak
menimbulkan masalah yang berarti pada gangguan mental pasien.
4. Pada temuan status mental adanya gangguan persepsi berupa halusinasi
auditorik dan taktil , pada isi pikir terdapat gangguan berupa waham
kejaran dan waham rujukan. Tilikan pasien derajat 6 (pasien udah
mengetahui sakit dan tau factor penyebabnya dan pasien ingin sembuh)
dan didapatkan sRTA terganggu.
13
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement
of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF 70-61,
beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
Evaluasi multiaksials
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV : Masalah ekonomi dan masalah keluarga
Aksis V : GAF 70-61 (beberapa gejala ringan & menetap)
VII. DIAGNOSIS
a. Diagnosis : F20.0 Skizofrenia Paranoid
b. Diagnosis Banding : F20.5 Skizofrenia Residual
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam: Dubia ad bonam. Pengaruh penyakit terhadap
kehidupan pasien tidak sampai pada tahap mengancam nyawa
pasien.
Ad Sanationam: Dubia ad malam. Kemungkinan untuk
kekambuhan gangguan pada pasien ini cukup buruk. Jika dilihat
dari awal perjalanan penyakit sudah dimulai dari tahun 2011 dan
sering terjadi kekambuhan dari awal gangguan sampai sekarang.
Dukungan keluarga yang kurang dari adik pasien juga
mempengaruhi kekambuhan dari gangguan pada pasien.
Ad Functionam: Dubia ad bonam. Untuk melakukan fungsi dan
peran sosial dan perawatan diri sendiri dari pasien ini sudah
membaik selama perawatan di rumah sakit ditambah dengan
kepatuhan meminum obat yang rutin dan teratur.
RENCANA TERAPI
14
1. Psikofarmaka
a. Quetiapin XR 1 x 400 mg
2. Psikoterapi
a. Psikoedukasi
a) Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dialami
pasien.
b) Mengingatkan pasien perlu minum obat sesuai aturan
c) Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga
akan membantu keadaan pasien.
b. Psikoterapi
a) Ventilasi: Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan
masalahnya.
b) Sugesti: Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
c) Reassurance: Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk menghilangkan gejala.
d)
15
TINJAUAN PUSTAKA
SKIZOFRENIA
I. DEFINISI
Menurut Rusdi (2013) skizofrenia adalah suatu dekripsi sindrom dengan
variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak bersifat
kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetic, fisik, dan sosial budaya. Skizofrenia pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran persepsi serta afek yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat dapat berkembang
kemudian.
Menurut Buku ajar psikiatri (2018) Klasifikasi Simtom dibagi dalam
empat ranah utama yaitu:
1. Simtom positif yaitu sangat berlebihannya fungsi normal, misalnya
halusinasi, waham, pembicaraan dan prilaku disorganisasi.
2. Simtom negatif yaitu berkurangnya ekspresi emosi dan fungsi mental,
misalnya afek tumpul, avolisi, alogia, anhedonia, dan defisit interaksi
sosial.
3. Simtom afektif, misalnya mood depresi dan ansietas,
4. Simtom Kognitif, nisalnya defisit memori kerja, episodic, atensi,
verbalisasi, dan fungsi eksekutif. Defisit memori kerja berhubungan
kuat dengan fungsi pekerjaan.
II. ETIOLOGI
A. Faktor Genetik
Skizofrenia mempunyai komponen yang diturunkan secara signifikan,
kom- pleks dan poligen. Sesuai dengan pnelitian hubungan darah (konsanguinitas)
skizofrenia adalah gangguan bersifat keluarga (misalnya; terdapat dalam
keluarga). Semakin dekat hubungan kekerabatan makin tinggi risiko. Pada
penelitian anak kembar, kembar monozigot mempunyai risiko 4-6 kali lebih
16
sering menjadi sakit bila dibandingkan dengan kembar dizigot. Pada penelitian
adopsi, anak yang mempunya orang tua skizofrenia diadopsi, waktu lahir, oleh
keluarga normal, peningkatan angka sakitnya sama dengan bila anak-anak
tersebut diasuh sendiri oleh orang tuanya yang skizofrenia.
B. Faktor Kehamilan
Tidak ada gangguan fungsional dan struktur otak yang patognomonik pada
penderita skizofrenia. Meskipun demikian beberapa gangguan organic dapat
terlihat. Gangguan yang paling banyak dijumpai yaitu pelebaran ventrikel 3 dan
lateral, yang kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit dan atropi
bilateral lobus temporal medial serta lebih spesifik yaitu gangguan girus para
hipokampus dan amigdala dan disorienttasi spasial sel piramida hipokampus.
D. Gangguan Neurotransmiter
A. Hipotesa dopamine
Adanya peningkatan aktivitas dopamine sentral. Hipotesis ini didasarkan
berbagai penemuan utama yaitu:
1. Efek obat obat neuroleptic semisal fenotiazine pada skizofrenia.
Fenotiazine bekerja memblok reseptor dopamine pasca sinaps (D2)
2. Terjadinya psikosi akibat penggunaan amfetamin. Amfetamine
melepaskan dopamin sentral.
17
3. Peningkatan jumlah reseptor D2 di nucleus kaudatus, nucleus
akumben, dan putamen pada skizofrenia. Dopamin terlibat dalam
mengontrol pergerakan, kognisi, afek, dan neuroendokrin.
B. Hipotesa serotonin dan norepinefrin
Peningkatan serotonin di SSP dan kelebihan norepinefrin di forebrain
limbik terjadi pada beberapa penderita skizofrenia.
E. KLASIFIKASI
Menurut PPDGJ-III dan DSM-5, Skizofrenia (F20-) dibedakan menjadi
beberapa bagian sebagai berikut:
F20 Skizofrenia
1. Harus ada setidaknya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila bila gejala-gejala ini kurang tajam atau kurang
jelas)
(a) - “thought echo” = isi pikiran dirirnya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- “thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari dirinya (withdrawal); dan
- “thought broadcasting” = is pikirannya tersiar keluar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya;
(b) “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh
sesuatu kekuatan tertentu dari luar; atau
20
3. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak belaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek prilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorded
attitude), dan penarikan diri secara social.
G. TATALAKSANA
1. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan terapi yang digunakan untuk menghilangkan
atau mengurangi keluhan-keluhan dan mencegah kambuhnya gangguan
psikologik atau pola perilaku maladaptif. Terapi dilakukan dengan jalan
pembentukan hubungan profesional antara terapis dengan penderita.
22
mg/hari
12-24
Perphenazine
mg/hari
10-15
Trifluoperazine
mg/hari
10-15
Fluphenazine
mg/hari
5-15
Butyrophenone Haloperidol
mg/hari
Diphenylbutylpiperidine Pimozide 2-4 mg/hari
300-600
Benzamide Sulpiride
mg/hari
300-450
Clozapine
mg/hari
10-20
Dibenzodiazepin Olanzapine
APG-II mg/hari
300-800
Quetiapine
mg/hari
Risperidone 2-8 mg/hari
Benzisoxazole 10-30
Aripiprazole
mg/hari
3. Terapi kejang listrik
dapat juga bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa psikosis akut.
Beberapa pasien skizofrenia yang tidak berespons dengan obat-obatan dapat
membaik dengan TKL
H. PROGNOSIS
Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronik. Pasien secara
berangsur- angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak mampu berfungsi
setelah bertahun- tahun. Pasien dapat mempunyai waham dengan taraf ringan dan
halusinasi yang tidak begitu jelas (samar-samar). Sebagian gejala akut dan gejala
yang lebih dramatik hilang dengan berjalannya waktu, tetapi pasien membutuhkan
perlindungan atau menghabiskan waktunya bertahun-tahun di dalam rumah sakit
23
Skizofrenia tipe paranoid (dan beberapa katatonik) mempunyai prognosis baik.
Prognosis menjadi lebih buruk bila pasien menyalahgunakan zat atau hidup dalam
keluarga yang tak harmonis.
24
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus ini menunjukkan pasien mengalami skizofrenia paranoid. Hal
ini dibuktikan dengan adanya gejala-gejala psikosis seperti rasa cemas, gelisah
dan bicara yang kacau dan terdapat halusinasi serta waham yang menonjol. Pada
pasien ini didapatkan halusinasi auditorik, halusinasi taktil, waham kejar dan
waham rujukan. Pasien mendengar bisikan untuk memperingati dirinya adanya
tanda bahaya, bagian tubuhnya seperti leher terdapat golok yang mengancam
dirinya, ada orang yang ingin membayakan dirinya, dan orang-orang selalu
mencari kesalahan-kesalahan yang dibuat olehnya. Keluhan pasien pertama kali
timbul pada tahun 2011. Gangguan afektif pada pasien ini kurang menonjol.
Pada pasien ini tidak dijumpai adanya gangguan fungsi intelektual pasien,
riwayat trauma, dan riwayat kejang sehingga pasien tidak memenuhi kriteria
diagnosis untuk gangguan mental organik. Pasien juga bukan pengguna zat
psikoaktif sehingga tidak bisa digolongkan dalam gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif.
Permasalahan yang diduga merupakan pencetus gejala-gejala psikosis ini
adalah masalah keluarga, yaitu tidak memiliki sistem pendukung yang baik untuk
memberinya motivasi kesembuhan karena orang tua pasien meninggal, bercerai
dengan suami, serta memiliki hubungan dengan adik yang kurang baik. Pasien
juga sering mengalami relaps. Dilihat dari pertimbangan tersebut, prognosis pada
pasien ini adalah kemungkinan buruk.
Penatalaksaanaan pada pasien ini dapat diberikan secara non-
farmakologis, yaitu berupa psikoterapi dan sosioterapi yang bertujuan untuk
mengurangi keluhan-keluhan pasien dan membangun sistem pendukung yang kuat
untuk menunjang perbaikan kondisi pasien. Tatalaksana secara farmakologis juga
dapat diberikan obat anti psikotik, seperti yang digunakan pada pasien ini adalah
Quetiapin yang memiliki efek samping minimal terhadap sindrom
ekstrapiramidal.
25
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: IKJ FK Unika Atma Jaya.
Puri BK, dkk. 2013. Buku Ajar Psikiatri edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
BJ Sadock, VA Sadock. Kaplan & Sadock Buku Ajar Pskiatri klinis edisi 2.
Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
26