Anda di halaman 1dari 14

OPEN ACCESS

Indonesian Journal of Human Nutrition


P-ISSN 2442-6636
E-ISSN 2355-3987
www.ijhn.ub.ac.id
Artikel Hasil Penelitian

Asupan Zat Gizi Dan Kadar Hemoglobin Wanita Prakonsepsi Di


Kabupaten Semarang

Annisa Khaira Maadi 1, Fillah Fithra Dieny1*), Hartanti Sandi Wijayanti1 A.Fahmy
Arif Tsani1 Choirunissa1
1
Program Studi Ilmu Gizi Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
*Alamat korespondensi: Email: fillahdieny@gmail.com, Tlp : +6285640204747

Diterima: April 2019 Direview: Juni 2019 Dimuat: Desember 2019


Abstrak
Wanita prakonsepsi yang mengalami anemia berisiko mengalami berbagai masalah saat kehamilan.
Salah satu faktor risiko anemia yaitu asupan zat gizi yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor asupan zat gizi yang berpengaruh terhadap kadar Hb wanita prakonsepsi.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 70 subjek pengantin wanita di KUA
Kecamatan Sumowono dan Pringapus, berusia 16-35 tahun, dipilih dengan metode consecutive
sampling. Data yang diambil yaitu berat badan, tinggi badan, asupan makan, dan kadar
hemoglobin. Data asupan makan diperoleh menggunakan Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire (SQ-FFQ). Data kadar Hb diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin.
Analisis data menggunakan uji regresi linear sederhana dan regresi linear ganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi anemia dan status gizi kurang sebanyak 11,4% dan 15,7%. Asupan
energi, protein, vitamin B2, seng, besi dan asam folat tergolong kurang. Asupan energi (p=0,004),
protein (p=0,007), zat besi (p=0,009), dan status gizi (p=0,055) merupakan faktor yang
mempengaruhi kadar Hb. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kadar Hb adalah asupan energi
dan status gizi. Kesimpulannya adalah kadar Hb pada wanita prakonsepsi dipengaruhi oleh asupan
energi, protein, zat besi dan status gizi. Namun, faktor yang paling berpengaruh adalah asupan
energi dan status gizi.
Kata kunci: asupan zat gizi, hemoglobin, wanita prakonsepsi

Abstract
Preconception women who have anemia are at risk of suffering problems during pregnancy. One of
risk factors for anemia is inadequate nutrient intake. This study was aimed to analyze the factors of
nutrient intakes that affect the level of Hb in preconception women. This study was conducted by
using cross-sectional design study that consisted of 70 brides registered at Office of Religious
Affairs in Sumowono and Pringapus Subdistricts, aged 16-35 years selected by consecutive
sampling method. Weight, height, food intake, and hemoglobin level were measured. Food intake
was obtained by using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Hb level was
measured by Cyanmethemoglobin method. Simple linear regression and multiple linear regression
test were used to analyze the data. The result showed that the prevalence of anemia was 11,4% and
prevalence of undernutrition status was 15,7%. Energy intake (p=0,004), protein intake (p=0,007),
iron intake (p=0,009), nutritional status (p=0,055) were factors that affected Hb level. The most
significant factors of Hb level were energy intake and nutritional status. The conclussion is Hb

70
DOI:
71 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83

level in preconception women was affected by energy, protein, iron intake and nutritional status.
However, the most significant factors with Hb level were energy intake and nutritional status.
Keywords: nutrients intake, hemoglobin, preconception women

PENDAHULUAN 80% kasus keguguran terjadi pada awal


Masa prakonsepsi merupakan masa kehamilan diusia kehamilan 12 minggu.6
penting bagi seorang wanita, karena erat Oleh karena itu, efek keguguran ini dapat
kaitannya dengan kehamilan serta keadaan diatasi lebih dini jika diperhatikan
janin yang dikandungnya nanti. Kesehatan semenjak masa prakonsepsi. Suplai zat gizi
wanita pada masa prakonsepsi merupakan ke janin yang sedang tumbuh tergantung
langkah untuk melindungi kesehatan ibu pada jumlah darah ibu yang mengalir ke
dan anak yang mungkin terjadi di masa plasenta dan zat-zat makanan yang
depan. Hal ini sejalan dengan teori LCT ( diangkutnya. Ibu hamil yang anemia
Life Course Theory) yang berhipotesis mengalami kekurangan pasokan oksigen
bahwa output kelahiran dipengaruhi oleh dan masukan nutrisi, sehingga
interaksi jangka panjang dari biologis, mengakibatkan gangguan pertumbuhan
perilaku, dan lingkungan (healthty food) dan perkembangan janin.7Sebuah studi
dari wanita sebelum kehamilan.1 juga menyebutkan kekurangan besi pada
Masa prakonsepsi merupakan masa prakonsepsi telah terbukti
periode dalam siklus kehidupan yang tepat meningkatkan risiko anemia defisiensi besi
untuk mengetahui keadaan gizi ibu selama kehamilan dan bayi yang dilahirkan
(sebelum periode kehamilan) dalam memiliki cadangan besi yang rendah, serta
kaitannya dengan dampak kehamilan yang terkait dengan meningkatnya kelahiran
buruk dan mengurangi risiko terjadinya prematur. Setengah dari perempuan
masalah gizi ibu selama kehamilan, salah Amerika Serikat memiliki simpanan besi
satunya anemia.2,3 Prevalensi anemia pada yang tidak memadai ketika memasuki
ibu hamil di Indonesia masih tinggi, yaitu kehamilan.8
sekitar 37,1%.4 Tingginya angka ini Pengantin wanita merupakan
menjadi salah satu alasan penting kelompok wanita prakonsepsi yang rentan
dilakukannya pencegahan dini sejak masa mengalami anemia. Wanita prakonsepsi
prakonsepsi. Selain itu, WHO telah rentan mengalami anemia dikarenakan
melaporkan sebanyak 58% dari ibu hamil asupan zat gizi yang kurang, mengalami
yang menderita anemia juga mengalami menstruasi setiap bulannya, mayoritas
anemia sejak sebelum hamil.5 Oleh karena menjadi pekerja dengan aktivitas fisik yang
itu, akan memperparah kondisi anemia sedang hingga berat dan terbatasnya waktu
selama kehamilan, apalagi kondisi untuk mengonsumsi makanan.9
fisiologis ibu hamil yang rentan terjadinya Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi
anemia. anemia pada wanita usia subur (WUS)
Upaya pencegahan maupun cukup tinggi sebesar 26,9%. Angka ini
mengatasi anemia yang dilakukan pada lebih besar dari prevalensi anemia pada
masa prakonsepsi akan menimbulkan efek daur kehidupan remaja, yaitu 26,5%.4
yang lebih baik dibandingkan jika Defisiensi asupan zat gizi makro,
dilakukan saat periode kehamilan. Wanita vitamin dan mineral berhubungan dengan
yang anemia berisiko mengalami kejadian anemia karena saling
keguguran karena dinding pembuluh darah mempengaruhi dalam sintesis Hb. Zat gizi
mudah mengalami trombosis dari makro yang berperan dalam sintesis Hb
pembuluh darah uteroplasenta yang adalah energi dan protein. Tubuh
menyebabkan sirkulasi darah ke plasenta membutuhkan energi untuk
terganggu. Sebuah penelitan menyebutkan berlangsungnya proses fisiologis dan

DOI:
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 72

sintesis Hb. Kekurangan energi ruang lingkup keilmuan gizi masyarakat


menyebabkan kapasitas kerja tubuh dengan rancangan cross-sectional study.
terganggu dan terjadi pembongkaran
cadangan protein. Protein berperan dalam Sumber Data
transport besi, penyimpanan dan Penelitian dilaksanakan pada bulan
komponen hemoglobin, serta berperan Januari 2018 hingga Mei 2018 berlokasi di
dalam absorbsi besi.9,10,11 Vitamin seperti Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
vitamin A, vitamin C, vitamin B2, vitamin Sumowono dan KUA Kecamatan
B6, vitamin B12 juga memiliki peran pada Pringapus. Data penelitian antara lain
Hb. Vitamin C membantu penyerapan besi pengukuran antoropometri, yaitu berat
di usus halus dengan mereduksi besi ferri badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
menjadi ferro.12 Vitamin A berperan (LLA), serta pengambilan darah dan
penting dalam proses eritropoiesis. pemeriksaan laboratorium untuk mengukur
Vitamin B6 yang berperan untuk sintesis kadar hemoglobin.
heme adalah bentuk vitamin B6 aktif, yaitu
pyridoxal phosphate (PLP) yang diaktifkan Sasaran Penelitian
oleh vitamin B2. Vitamin B12 dapat Populasi terjangkau dalam
mengubah asam folat menjadi bentuk penelitian ini adalah pengantin wanita
aktifnya, dan asam folat diperlukan untuk berusia 16-35 tahun yang terdaftar di KUA
pematangan eritrosit.13,14 Kecamatan Sumowono dan Kecataman
Kecamatan Sumowono dan Pringapus pada bulan Januari 2018– Mei
Pringapus merupakan daerah dengan 2018. Subjek dalam penelitian adalah
prevalensi angka kematian bayi (AKB) dan pengantin wanita, tidak merokok, tidak
angka kematian ibu (AKI) yang cukup mengalami sakit kronis atau dalam
tinggi dari tahun 2011-2016. AKI yang perawatan dokter, tidak sedang menstruasi
tercatat di Puskesmas Sumowono dan saat pengambilan darah serta bersedia
Pringapus masing-masing 5 kasus dalam mengisi formulir informed consent.
waktu lima tahun. Sementara AKB di Besar sampel minimal dihitung
Kecamatan Pringapus dan Sumowono berdasarkan rumus perhitungan sampel
masing-masing 49 kasus dan 70 kasus.15 pada satu populasi, Nilai distribusi normal
AKI dan AKB dapat dipengaruhi oleh baku (tabelZ) pada α tertentu Z=1,96 pada
status anemia. Keadaan ini didukung oleh α = 0,05 (dengan derajat kemaknaan 95%),
penelitian tahun 2016 yang menunjukkan sedangkan deviat baku beta (Zβ 0,84) .
ibu hamil yang mengalami anemia Jumlah sampel yang didapatkan adalah 70
memiliki peluang 9 kali lebih tinggi pengantin wanita diambil dengan metode
mengalami perdarahan post partum yang consecutive sampling.
merupakan penyebab terbesar kematian ibu
di negara berkembang.16 Oleh karena itu, Pengembangan Instrumen dan Teknik
peneliti ingin mengetahui faktor asupan zat Pengumpulan Data
gizi yang berpengaruh terhadap kadar Data asupan zat gizi diperoleh dari
hemoglobin pengantin wanita di 1 kali wawancara kepada subjek
Kecamatan Sumowono dan Kecamatan menggunakan Semi Quantitative-Food
Pringapus, Kabupaten Semarang. Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) untuk
asupan 1 bulan terakhir. Form SQ-FFQ
METODE PENELITIAN terdiri dari 182 item bahan makanan yang
Rancangan/Desain Penelitian telah disesuaikan dengan kebiasaan makan
Penelitian ini termasuk dalam daerah setempat melalui survey

D
73 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83

pendahuluan awal dan ujicoba 1 bulan vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12,
sebelum pengambilan data. seng, besi, folat dan status gizi. Analisis
Data antropometri meliputi pengukuran bivariat menggunakan uji regresi linear
berat badan menggunakan timbangan sederhana. Analisis multivariat
digital Camry dengan ketelitian 0.1 kg dan menggunakan uji regresi linear ganda
pengukuran tinggi badan menggunakan dengan metode backward.20
mikrotoise GEA dengan ketelitian 0.1 cm. Penelitian ini telah
Pengukuran berat dan tinggi badan mendapat nomor ethical clearance
dilakukan untuk mengetahui status gizi 58/EC/FK-RSDK/1/2018 yang disetujui
subjek dengan indikator Indeks Masa oleh tim etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Tubuh (IMT) jika subjek berusia di atas Kedokteran Undip-RS. Dr. Kariadi.
18 tahun, dan indikator z-score IMT
menurut usia jika berusia <18 tahun.17 HASIL PENELITIAN
Pemeriksaan profil darah lengkap Karakteristik Subjek
diperoleh dari pengambilan darah melalui Data Karakteristik subjek penelitian
vena sebanyak 3 cc oleh tenaga analis terdiri dari usia, pendidikan dan status gizi
kesehatan dari laboratorium Prodia Kota ditampilkan pada tabel 1. Data nilai rerata,
Semarang. Kadar Hb dianalisis dengan standar deviasi, median, nilai minimal dan
metode cyanmethemoglobin menggunakan maksimal kadar Hb, asupan zat gizi, dan
alat Sysmex XT 2000i. Kadar Hb status gizi ditampilkan pada tabel 2.
dinyatakan rendah jika < 12 g/dl.18 Berdasarkan tabel 1 diketahui
sebanyak 28,5% subjek masih berusia
Teknik Analisis Data kurang dari 20 tahun. Sebanyak 88,6%
Data asupan yang diperoleh subjek sudah menjalani wajib belajar 9
dalam ukuran rumah tangga dikonversikan tahun. Subjek yang bekerja sebesar 64,3%,
kedalam satuan gram selanjutnya dianalisis antara lain sebagai karyawan pabrik,
dengan menggunakan software nutrisurvey wiraswasta, pedagang, petani, dan sisanya
2007. Setelah dianalisis, asupan energi dan tidak bekerja. Sementara itu, status gizi
protein dibandingkan dengan kebutuhan subjek mayoritas (70%) normal, namun
masing-masing individu menggunakan masih ditemukan subjek yang memiliki
rumus Harrist-Benedict menggunakan status gizi kurang sebanyak 15,7% dan gizi
berat badan aktual, sedangkan asupan lebih serta obesitas sebanyak 14,3%.
vitamin A, vitamin C, vitamin B2, vitamin Tabel 2 mendeskripsikan gambaran
B6, vitamin B12, seng, zat besi dan folat kategori variabel penelitian yaitu kadar Hb,
dibandingkan dengan Angka Kecukupan asupan energi, protein, vitamin A, vitamin
Gizi (AKG) sesuai usia dan jenis kelamin. C, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12,
Asupan energi dan protein dikategorikan seng, zat besi, asam folat dan status gizi.
kurang jika <80% AKG, cukup 80-100% Rerata kadar Hb subjek sebesar 13,2 g/dl
AKG, dan lebih >100% AKG. Asupan termasuk dalam kategori normal. Namun
vitamin dan mineral dikategorikan menjadi terdapat kadar Hb subjek dengan nilai
2 kategori, yaitu kurang (<80%) dan baik hanya 7,7 g/dl. Rerata asupan energi
(>80%) AKG.19 Analisis statistik sebesar 1937,5 kkal dimana sudah
menggunakan software statistik. Analisis memenuhi 80% kebutuhan. Median asupan
univariat dilakukan untuk mendeskripsikan protein sebesar 62,5 g sudah mencukupi
karakteristik subjek, kadar Hb, dan asupan kebutuhan harian subjek.
energi, protein, vitamin A, vitamin C,

D
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 74

Tabel 1. Karakteristik Subjek


Karakteristik n %
Usia
Remaja(16-20 tahun) 20 28,5
Dewasa (21-35 tahun) 50 71,5
Pendidikan
SD 8 11,4
SMP 23 32,9
SMA 29 41,4
D3/Sarjana 10 14,3
Pekerjaan
Bekerja 45 64,3
Tidak bekerja 25 35,7
Status Gizi
Gizi kurang 11 15,7
Normal 49 70,0
Gizi lebih 3 4,3
Obesitas 7 10,0
Asupan vitamin A memiliki rerata hanya mencukupi 65% kebutuhan subjek.
asupan yang melebihi AKG 2013 yaitu Asupan tertinggi asam folat mencapai
2099 mcg, sedangkan kebutuhan vitamin A 3999,9 mcg, namun jika dilihat rerata
hanya 500-600 mcg. Nilai median vitamin asupan asam folat masih dibawah AKG
C yaitu 112 mg. Angka ini melebihi 2013, yaitu 246,3 mcg. Selain itu, rerata
kebutuhan AKG 2013 sebesar 75 mg, status gizi subjek berdasarkan IMT yaitu
namun masih ada subjek dengan asupan 21,5 kg/m2, masih dalam kategori normal,
vitamin C hanya 5,8 mg. Nilai median akan tetapi masih terdapat subjek dengan
asupan zat besi yaitu 9,5 mg dimana masih nilai IMT terendah sebesar 15,6 kg/ m2
kurang dari kebutuhan zat besi, yaitu 26 yang tergolong gizi kurang.
mg. Rerata asupan seng sebesar 7,1 mg,
Tabel 2. Nilai Minimal, Maksimal, Rerata, Standar Deviasi, Median
Variabel Minimal Maksimal Rerata±SD Median
Kadar Hb (g/dl) 7,7 16,0 13,2±1,2 13,3
Asupan Energi (kkal) 802,8 3890,3 1937,5±733,3 1795,5
Asupan Protein (g) 19,9 191,0 68,0±34,7 62,5
Asupan Vitamin A 198,5 13922,0 2099,0±1662,7 1853,5
(mcg)
Asupan Vitamin C (mg) 5,8 1393,0 146,1±186,5 112,0
Asupan Vitamin B2 (mg) 0,2 3,8 0,9±0,5 0,8
Asupan Vitamin B6 0,3 3,7 1,3±0,7 1,2
(mg)
Asupan Vitamin B12 0,2 58,6 4,4±7,4 3,0
(mg)
Asupan Seng (mg) 2,2 17,3 7,1±3,4 6,5
Asupan Besi (mg) 1,7 32,8 11,2±6,3 9,5
Asupan Asam Folat 31,5 3999,9 246,3±473,7 170,4
(mcg)
Status Gizi (kg/m2) 15,6 29,0 21,5±3,3 21,4

D
75 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83

Gambaran dan Pengaruh Asupan Zat sebagian besar subjek (97,1%, 64,3%,
Gizi, Status Gizi Terhadap Kadar Hb 67,1%) juga dalam kategori baik.
Tabel 3 menunjukkan 11,4% subjek Tabel 4 menunjukkan bahwa
mengalami anemia. Subjek dengan asupan asupan energi (p=0,02), protein (p=0,028),
energi dan protein dalam kategori kurang, besi (p=0,027), dan status gizi (p=0,055)
yaitu 37,1% dan 50%. Asupan vitamin dan merupakan faktor berpengaruh dengan
mikronutrien subjek masih kurang, yaitu kadar hemoglobin pengantin wanita,
vitamin B2 (72,9%), seng (68,6%), zat besi namun, asupan vitamin A, vitamin C,
(92,9%), dan asam folat (90%). Sebagian vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, seng
besar subjek (68,6%), asupan vitamin C dan asam folat tidak berpengaruh terhadap
nya termasuk kategori baik. Asupan kadar hemoglobin pengantin wanita (p
vitamin A, vitamin B6 dan vitamin B12 >0,05).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Kadar Hb dan Asupan Zat Gizi
Variabel n %
Kadar Hb
Tidak anemia 62 88,6
Anemia 8 11,4
Asupan Energi
Kurang 26 37,1
Cukup 17 24,3
Lebih 27 38,6
Asupan Protein
Kurang 35 50,0
Cukup 8 11,4
Lebih 27 38,6
Asupan Vitamin A
Kurang 2 2,9
Baik 68 97,1
Asupan Vitamin C
Kurang 22 31,4
Baik 48 68,6
Asupan Vitamin B2
Kurang 51 72,9
Baik 19 27,1
Asupan Vitamin B6
Kurang 25 35,7
Baik 45 64,3
Asupan Vitamin B12
Kurang 23 32,9
Baik 47 67,1
Asupan Seng
Kurang 48 68,6
Baik 22 31,4
Asupan Besi
Kurang 65 92,9
Baik 5 7,1
Asupan Asam Folat
Kurang 63 90,0
Baik 7 10,0

D
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 76

Tabel 4. Pengaruh Asupan dan Status Gizi dengan Kadar Hb


Variabel B p
Asupan Energi (kkal) 0,011 0,004*
Asupan Protein (g) 0,009 0,007*
Asupan Vitamin A (mcg) 0,001 0,165
Asupan Vitamin C (g) 0,001 0,346
Asupan Vitamin B2 (mg) 0,003 0,465
Asupan Vitamin B6 (mg) -0,002 0,413
Asupan Vitamin B12 (mg) 0,001 0,139
Asupan Seng (mg) 0,001 0,819
Asupan Besi (mg) 0,016 0,009*
Asupan Folat (mcg) 0,002 0,083
Status Gizi (kg/m2) 0,089 0,055*
*
signifikan (p<0,05)

Faktor yang Paling Berpengaruh dengan nilai p masing-masing, yaitu 0,044


terhadap Kadar Hb dan 0,030. Kadar Hb dapat dijelaskan oleh
Tabel 5 menunjukkan hasil analisis asupan energi dan status gizi sebesar 17%,
multivariat menggunakan regresi linear sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
berganda. Variabel yang memenuhi syarat variabel lain yang tidak diteliti. Koefisien
untuk dilakukan uji regresi linear regresi menyatakan bahwa setiap
berganda adalah variabel yang pada peningkatan 1 kkal energi/hari akan
analisis bivariat mempunyai nilai p<0,25, meningkatkan kadar Hb sebesar 0,008 g/dl,
yaitu asupan energi, protein, vitamin A, dan setiap peningkatan 1kg/m2 status gizi
vitamin B12, zat besi, asam folat dan status akan meningkatkan kadar Hb sebesar
gizi. 0,095 g/dl. Sementara itu, dapat dibuat
Hasil analisis multivariat pada tabel persamaan regresi sebagai berikut : Kadar
5 mendeskripsikan bahwa asupan energi Hb = 9,902 + 0,008 (Asupan Energi) +
dan status gizi merupakan variabel yang 0,095 (Status Gizi).
paling berpengaruh terhadap kadar Hb
Tabel 5. Faktor yang Paling Berpengaruh
Variabel B p Adjusted R2
Energi 0,008 0,044a 0,170
Status Gizi 0,095 0,030a
Konstanta 9,902
a
Uji Regresi Linear Ganda

PEMBAHASAN faktor asupan makan yang kurang dari


Karakteristik Subjek kebutuhan dalam waktu lama dan asupan
Prevalensi anemia pada pengantin makan yang kurang beragam. Selain itu,
wanita ditemukan sebesar 11,4% dan mayoritas subjek yang mengalami gizi
prevalensi gizi kurang sebesar 15,7%. kurang adalah pekerja pabrik yang
Angka gizi kurang ini sedikit lebih tinggi menyebabkan frekuensi makan dalam
dibandingkan prevalensi nasional wanita sehari yang masih rendah karena shift kerja
kurus di Indonesia sebesar 10,9%.4 Status yang terlalu pagi dan jarak antara tempat
gizi kurang subjek dapat disebabkan oleh tinggal dengan lokasi kerja cukup jauh,

D
77 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83

sehingga memungkinkan subjek berangkat


lebih awal dan melewatkan sarapan. Selain dari makanan berasal dari sumber hewani
itu, penelitian tahun 2015 di Tegal yaitu daging merah dan hati, lalu diikuti
menyebutkan pekerja wanita yang oleh makanan laut. Kandungan zat besi dari
mengalami underweight cukup tinggi yaitu pangan hewani seperti daging dan hati sapi
37,5%. Underweight dipengaruhi oleh lebih tinggi dibandingkan bahan pangan
faktor beban kerja yang berlebih sehingga nabati.11 Kebiasaan subjek yang jarang
berisiko terjadinya penurunan berat mengonsumsi susu dan produk susu
badan. Faktor penyebab gizi kurang
21 menyebabkan asupan vitamin B2 kurang.
tersebut juga dapat menyebabkan anemia, Mereka lebih sering mengonsumsi teh atau
meskipun prevalensi anemia di penelitian kopi. Sumber asam folat yang sering
ini masih termasuk masalah kesehatan dikonsumsi subjek adalah sayuran hijau
masyarakat dengan kategori ringan dan kacang-kacangan. Meskipun sering
menurut WHO.19 Status gizi kurang pada mengonsumsi sayuran hijau dan kacang-
subjek merupakan keadaan yang sudah kacangan, namun porsi yang dikonsumsi
berlangsung lama (kronis). Hal ini perlu tidak cukup untuk memenuhi AKG yaitu
mendapat perhatian, karena status gizi yang 400 mcg.
baik pada wanita prakonsepsi dapat Asupan vitamin A, vitamin C,
meminimalkan risiko masalah kesehatan vitamin B6, dan vitamin B12 sebagian besar
bagi ibu dan bayi selama kehamilan.22 subjek sudah mencukupi kebutuhan.
Asupan energi, protein, vitamin B2, Kebiasaan subjek yang sering
seng, zat besi dan asam folat subjek mengonsumsi sayuran berwarna orange,
penelitian sebagian besar tergolong kurang. sayuran berdaun, dan minyak kelapa sawit
Salah satu penyebab asupan zat gizi kurang merupakan salah satu alasan terpenuhinya
karena sebagian besar subjek adalah asupan vitamin A subjek. Pemenuhan
pekerja. Mereka sering melewatkan makan asupan vitamin A terutama sumber nabati
atau makan lebih sedikit karena waktu mudah ditemukan dan harganya relatif
mengonsumsi makanan yang singkat. murah, serta banyaknya terdapat produk-
Selain kekurangan waktu, makanan yang produk sumber fortifikasi vitamin A.24
dikonsumsi subjek juga kurang beragam. Subjek sering mengonsumsi buah-buahan
Subjek lebih sering mengonsumsi sumber baik dalam bentuk buah utuh ataupun jus
bahan makanan nabati seperti sayuran, buah dikarenakan akses yang mudah untuk
kacang-kacangan dan buah-buahan. memperoleh makanan tersebut dari tempat
Dibandingkan sumber makanan hewani, tinggal mereka, sehingga asupan vitamin C
Sumber makanan hewani yang biasa subjek tergolong cukup. Asupan vitamin B6
mereka konsumsi adalah ikan, telur ayam subjek terpenuhi dari kebiasaan subjek
dan daging ayam, meskipun frekuensi yang mengonsumsi nasi putih, pisang, dan
konsumsi makanan tersebut tidak setiap telur ayam. Penelitian di Brazil tahun 2016
hari. Konsumsi makanan hewani yang menyebutkan nasi putih berkontribusi
kurang beragam dan jumlah yang sedikit sebesar 9,93% pada pemenuhan asupan
dapat menyebabkan kekurangan asupan vitamin B6.25 Pemenuhan sumber vitamin
protein, zat besi, seng dan asam folat. B12 subjek diperoleh dari tahu, tempe dan
Seperti yang diketahui, bahan pangan telur ayam, yang merupakan salah satu
sumber hewani mengandung tingkat sumber dari vitamin B12.
protein yang relatif tinggi (lebih dari 40%
dari bahan kering) dibandingkan dengan Asupan Zat Gizi Dan Status Gizi Dengan
pangan nabati yang memiliki kadar protein Kadar Hb
kurang dari 15 persen (basis bahan Hasil analisis menunjukkan asupan energi
kering).23 Sumber terbaik zat besi dan seng berpengaruh signifikan dengan kadar Hb.
Hasil ini sejalan dengan penelitian di

D
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 78

Purbalingga yang menyatakan semakin


rendah asupan energi semakin rendah pula dalam bentuk Fe2+ di duodenum melalui
kadar hemoglobin.9 Asupan energi Haem Carier Protein (HCP1) lalu masuk
inadekuat akan berdampak pada ke enterosit oleh transporter Divalent Metal
ketersediaan zat gizi makro lain di dalam Tranproter (DMT1). Kemudian, zat besi
tubuh. Tubuh membutuhkan energi untuk diangkut oleh ferroportin ke aliran darah
berlangsungnya proses fisiologis dan dan bergabung dengan protoporphyrin
membantu kerja tubuh dalam metabolisme membentuk heme yang berikatan dengan
zat gizi yang berperan dalam pembentukan globin untuk sintesisi Hb.30,31 Asupan zat
Hb. Dalam keadaan rendahnya besi yang rendah selama masa prakonsepsi
ketersediaan energi pada wanita mempengaruhi kadar Hb dan feritin
prakonsepsi, mengganggu aktivitas enzim sehingga dapat berisiko pada pertumbuhan
glikolitik seperti heksokinase, kinase janin yang buruk dan kejadian BBLR 6,5
piruvat dan glukosa 6-fosfat dehidrogenase kali lebih tinggi dibandingkan wanita
(G6PD) dapat mengubah permeabilitas dengan asupan zat besi yang cukup.32
membran, yang mengarah pada pemecahan Asupan vitamin C dan kadar Hb
sel darah merah. Temuan ini menjelaskan dalam penelitian ini tidak menunjukkan
bahwa wanita prakonsepsi yang pengaruh yang signifikan. Hal ini mungkin
kekurangan energi cenderung mengalami disebabkan karena asupan vitamin C yang
defisiensi zat besi, yang terlihat dari kadar sebagian besar bersumber dari buah-
Hb rendah.22 Hasil ini didukung oleh buahan dengan kandungan serat yang
penelitian ditahun 2016 pada wanita tinggi dapat mengganggu penyerapan zat
pranikah yang membuktikan hubungan besi non-heme.33 Pada penelitian ini,
yang signifikan antara asupan energi yang sumber vitamin C yang banyak dikonsumsi
kurang dengan deplesi besi dan Iron subjek berasal dari buah-buahan tinggi
Deficiency Erythropoesis (IDE).22 serat seperti pisang, alpukat, dan pepaya,
Asupan protein berpengaruh selain itu subjek mengonsumsi buah-
signifikan terhadap kadar Hb. Asupan buahan tidak bersamaan dengan sumber zat
protein pada masa prakonsepsi yang besi. Mereka lebih sering mengonsumsi
inadekuat dapat mengakibatkan gangguan buah sebagai makanan selingan baik dalam
metabolisme zat besi karena protein bentuk buah segar maupun jus buah. Selain
merupakan transporter zat besi ke sum sum itu, kebiasaan makan sumber vitamin C
tulang untuk pembentukan Hb, sehingga yang tidak bersamaan dengan makanan
berisiko terjadinya anemia sebelum sumber zat besi sehingga tidak memiliki
kehamilan maupun selama kehamilan.19,26 dampak signifikan terhadap fungsi vitamin
Selain berperan dalam transport besi, asam C dalam membantu penyerapan zat besi.33
amino glisin berperan sebagai bahan awal Hasil ini sejalan dengan penelitian pada
sintesis heme.27 Hal ini sejalan dengan wanita usia 19-25 tahun yang menyebutkan
penelitian kohort pada wanita yang tidak ada hubungan asupan vitamin C
dilakukan di Amerika Serikat dengan kadar Hb.34
membuktikan bahwa semakin rendah Vitamin A dan kadar Hb tidak
asupan protein, semakin rendah pula kadar memiliki pengaruh yang signifikan dalam
Hb.28 penelitian ini. Secara teori, vitamin A
Asupan zat besi memiliki pengaruh berperan memobilisasi cadangan besi di
signifikan terhadap kadar Hb. Keterkaitan hati untuk sintesis Hb, meningkatkan
zat besi dengan kadar Hb dapat dijelaskan eritropoesis, mengurangi anemia yang
bahwa zat besi merupakan komponen disertai infeksi, dan memiliki efek pada
utama yang berperan dalam proses sintesis beberapa hormon dan sitokin yang terlibat
Hb.29 Zat besi dari makanan akan diserap dalam regulasi Fe.35 Penelitian mengenai
asupan vitamin A dengan kadar Hb masih

D
79 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83

memiliki hasil yang berbeda-beda. Salah Amino levulinic heme (ALA)-dehidratase


satu penelitian menyebutkan tidak adanya yang berperan dalam sintesis heme saat
hubungan asupan vitamin A dan kadar Hb berada pada sitosol sel sumsum tulang.43
dipengaruhi oleh kecukupan asupan Selain itu, di lambung seng membantu
lemak.36 Vitamin A merupakan vitamin enzim karbonik anhidrase esensial untuk
larut lemak, sehingga meskipun asupan merangsang produksi HCL lambung
vitamin A cukup, absorbsinya tidak akan sehingga zat besi lebih mudah diserap
maksimal ketika asupan lemak kurang.37 mukosa usus.44 Efek negatif interaksi seng
Dalam penelitian ini, asupan lemak tidak dengan zat besi hanya ditemukan dalam
dianalisis sehingga tidak diketahui bentuk sumplementasi dengan media
kecukupan asupan lemak subjek. larutan, bukan dari makanan.45
Asupan asam folat tidak Status vitamin B merupakan hal
berpengaruh signifikan dengan kadar Hb. penting yang perlu diperhatikan pada
Tidak adanya pengaruh pada penelitian ini wanita prakonsepsi untuk mengurangi
kemungkinan karena asam folat mudah risiko komplikasi kehamilan dini, seperti
hancur saat proses pemasakan dan aborsi spontan dan masalah status gizi.46
kualitasnya menurun selama proses Pada penelitian ini, asupan vitamin B2,
penyimpanan.38 Asam folat dibutuhkan Vitamin B6, dan vitamin B12 tidak
dalam pembentukan sel darah merah. berpengaruh signifikan dengan kadar Hb.
Selain itu, asam folat juga berperan sebagai Tidak adanya pengaruh signifikan ini dapat
pembawa karbon tunggal dalam disebabkan ada faktor lain yang
pembentukan heme. Asupan asam folat
39
mempengaruhi bioavaibilitas vitamin B
yang kurang pada wanita akan kompleks pada saat pengolahan bahan
menyebabkan gangguan pematangan inti pangan yang tidak dikaji dalam penelitian
eritrosit, yang berakibat timbulnya sel ini.45 Vitamin B2 dan metabolitnya yang
darah dengan ukuran dan bentuk yang tidak disimpan dalam bentuk Flavin Adenin
normal. Bentuk hematopoesis yang tidak Difosfat (FAD) mewakili 70–90% vitamin
normal ini dapat menyebabkan anemia.23,40 tersebut. Oleh karena itu, meskipun
Asupan seng tidak berpengaruh sebagian asupan vitamin B2 subjek kurang
signifikan dengan kadar Hb. Hal ini dari kebutuhan, tubuh tetap dapat
dikarenakan sebagian besar asupan protein memenuhi dari simpanan tersebut sehingga
kurang dari kebutuhan, dimana protein dapat masih dapat mendukung sintesis Hb,
berperan sebagai transporter yang dan tidak mempengaruhi kadar Hb.47
mengangkut seng dan sebagai ligan untuk Kekurangan vitamin B2 dan zat besi sering
meningkatkan penyerapan. Beberap hasil terjadi bersamaan ketika sumber asupan
penelitian menunjukkan bahwa penyerapan hewani rendah. Defisiensi vitamin B2 dapat
seng akan meningkat secara linear dengan
mengganggu penyerapan dan mobilisasi zat
meningkatnya jumlah protein. Selain itu,
besi intraselular sehingga sangat
kebiasaan subjek yang sering mengonsumsi
memungkinkan mengganggu sintesis
makanan nabati banyak mengandung fitat
globin, sehingga zat besi di ferritin tertahan
yang menurunkan bioavaibilitas seng.41
dan tidak tersedia untuk eritropoesis.33
Hasil ini sejalan dengan penelitian tahun Analisis statistik menunjukkan
2015 yang dilakukan di Semarang pada terdapat pengaruh yang signifikan antara
wanita usia 23-25 tahun bahwa tidak ada status gizi dengan kadar Hb pengantin
korelasi asupan seng dengan kadar Hb.42 wanita. Pada penelitian ini korelasi yang
Peran seng dalam tubuh sebagai bahan dihasilkan bernilai positif artinya semakin
sintesis Hb. Seng dari makanan rendah status gizi maka kadar Hb juga
berinteraksi dengan zat besi secara semakin rendah. Korelasi positif yang
langsung yaitu sebagai kofaktor enzim dihasilkan karena status gizi subjek

D
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 80

sebagian besar tergolong normal. Wanita


dengan status gizi kurang dapat 4 kali lebih tinggi mengalami IDE
meningkatkan risiko anemia karena dibandingkan dengan wanita normal.22
berisiko kekurangan mikronutrien, Calon pengantin wanita dekat
termasuk kekurangan zat besi sehingga hubungannya dengan kehamilan dan
dapat terjadi deplesi besi dan IDE.48 menyusui, oleh karena itu perbaikan status
Underweight karena kekurangan energi gizi dan anemia gizi besi serta defisiensi
protein dapat menghambat maturasi folat harus dilakukan pada periode ini
eritrosit, menurunkan jumlah sel untuk memperoleh kualitas generasi
erytropoetin-sensitive precursor dan penerus yang baik.54
memungkinkan kekurangan eritropoetin
sehingga berisiko terjadinya anemia. 48 Di SIMPULAN
sisi lain, status status gizi lebih juga dapat Kadar Hb wanita prakonsepsi
menyebabkan anemia.49 Status gizi yang dipengaruhi oleh asupan energi, protein,
lebih pada wanita akan menyebabkan zat besi, dan status gizi. Faktor yang paling
peningkatan sitokin pro-inflamasi, berpengaruh terhadap kadar Hb adalah
khususnya IL-6 yang tinggi dalam darah asupan energi dan status gizi.
yang akan merangsang produksi hepsidin.
Produksi hepsidin yang tinggi dapat UCAPAN TERIMAKASIH
menghambat penyerapan zat besi.31,50,51 Terima kasih kepada subjek
Berdasarkan uji regresi linear penelitian, KUA Kecamatan Pringapus dan
ganda, faktor yang paling mempengaruhi Kecamatan Sumowono, serta Departemen
kadar Hb adalah asupan energi (p=0,044) Ilmu Gizi FK Undip. Penelitian ini dibiayai
dan status gizi (p=0,030). Asupan energi oleh hibah RPP Fakultas Kedokteran
dari makanan merupakan faktor yang Universitas Diponengoro.
berpengaruh langsung secara linear dalam
menentukan status gizi. Status gizi DAFTAR RUJUKAN
merupakan keadaan keseimbangan antara 1. Denny A, Stanner S. Preconception
pemasukan dan pengeluaran energi tubuh.42 Health:The Role of Nutrition. Clincal
Ketika asupan energi tubuh kurang, maka Focus Nutr. 2008:52–4.
dapat menurunkan nilai IMT.52 2. Greaves L, Poole N. Preconception care
Kekurangan asupan energi dapat Call for national guidelines. Canadian
mengganggu aktivitas enzim glikolitik Family Physician. 2013;59(1):1037-39.
seperti hexokinase, kinase piruvat dan 3. Van Driel LMJW, Zwolle LJH, de Vries
glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD) JHM, Boxmeer JC, Lindemans J,
yang mengubah permeabilitas membran, Steegers EAP, et al. The preconception
yang mengarah pada pemecahan sel darah nutritional status of women undergoing
merah. Hal ini menjelaskan perempuan fertility treatment: Use of a one-year
yang memiliki status gizi kurang cenderung post-delivery assessment. e-SPEN.
kekurangan zat besi yang terlihat dari nilai 2010;5(6):284–91.
Hb yang rendah.22 Kekurangan asupan 4. Badan Penelitian dan Pengembangan
energi berisiko 3,2 kali lebih besar Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar
mengalami kekurangan gizi (IMT<18,5 (RISKESDAS) 2013. 2013;1–384.
kg/m2) dibandingkan dengan WUS yang 5. Ma Q, Zhang S, Liu J, Wang Q, Shen H,
memiliki asupan energi cukup.53 Penelitian Zhang Y, et al. Study on the prevalence
lain menyebutkan bahwa wanita of severe anemia among non-pregnant
underweight berisiko 6 kali lebih tinggi women of reproductive age in rural
mengalami kekurangan simpanan besi dan China: A large population-based cross-
sectional study. Nutrients. 2017;9(12):1-
15.

D
81 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83

6. Handayani TR. Determinan Kejadian Buku Kedokteran EGC; 2016. 131.


Anemia Defisiensi Zat Besi Pada ibu 18. McLean E, Cogswell M, Egli I, Wojdyla
Hamil Di Puskesmas Nagaswidak D, de Benoist B. Worldwide prevalence
Palembang Tahun 2017. 2017;5(2):345– of anaemia, WHO Vitamin and Mineral
356. Nutrition Information System, 1993-
7. Suhartati S, Rahmawaty L, Mulia SS, 2005. Public Health Nutrition.
Mulia AS. Hubungan Anemia pada Ibu 2009;12(4):444–54.
Hamil dengan Kejadian BBLR Di 19. Kusharto CM, Supariasa IDN. Survey
Wilayah Kerja Puskesmas Tanta Konsumsi Gizi. Yogyakarta: Graha
Kabupaten Tabalong Tahun 2016. Ilmu; 2014. 59.
Dinamika Kesehatan. 2017;8(1):45–54. 20. Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. 7th
8. Brown JE. Nutrition through the Life edition. Nuryanto A, editor. Bandung:
Cycle. Fourth Edition. Fluoride. USA: ALFABETA; 2005. 243-254 p.
Wadsworth; 2011. 51-70. 21. Widiastuti S, Dieny FF. Faktor
9. Mantika, A.I., Mulyati T. Hubungan determinan produktivitas kerja pada
Asupan Energi, Protein, Zat Besi Dan pekerja wanita. Jurnal Gizi Indonesia.
Aktivitas Fisik Dengan Kadar 2016;4(1):28–37.
Hemoglobin Tenaga Kerja Wanita Di 22. Sumarmi S, Puspitasari N, Handajani R,
Pabrik Pengolahan Rambut Pt. Won Jin Wirjatmadi B. Underweight as a risk
Indonesia. Journal of Nutrition Collage. factor for iron depletion and iron-
2014;3(4):848-854. deficient erythropoiesis among young
10. Wieringa F, Marjoleine D. Nutritional women in rural areas of East Java,
Anemia in Developing Countries. Indonesia. Mal J Nutr .
Nutripass. 2010. 151-170. 2016;22(2):219–232.
11. Kathleen L, Escott-Stum S. Krause’s, 23. Wu G, Fanzo J, Miller DD, Pingali P,
Food and Nutrition Therapy. Saunders Post M, Steiner JL, et al. Production and
Elsevier. Canada: Elsevier Ltd; 2008. supply of high-quality food protein for
114-120 p. human consumption: Sustainability,
12. Safwan A, Asar F. Association between challenges, and innovations. Ann. N. Y.
Hemoglobin status with Vitamin C Acad. Sci. 2014;1321(1):1–19.
Intake. Adv Obes Weight Manag 24. Wallace LJ, Summerlee AJS, Dewey
Control. 2017;6(1):1–4. CE, Hak C, Ann Hall NP, Charles C V.
13. Paul L, Selhub J. Interaction between Women’s nutrient intakes and food-
excess folate and low vitamin B12 related knowledge in rural Kandal
status. Molecular Aspects of Medicine. province, Cambodia. Asia Pac J Clin
2017;53:43–7. Nutr. 2014;23(2):263–271.
14. Balarajan Y, Ozaltin E, Shankar A, 25. Steluti J, Martini LA, Peters BSE,
Subramanian S. Anaemia in low-income Marchioni DML. Folate, vitamin B6 and
and middle-income countries. Lancet . vitamin B12 in adolescence: serum
2011;37:2123–35. concentrations, prevalence of inadequate
15. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. intakes and sources in food. J Pediatr
Profil Kesehatan Kabupaten Semarang. (Rio J). 2011;87(1):43–9.
2016. 12-17 26. Murray R, Graner D, Rodwell V.
16. Jayanti KD, N HB, Wibowo A. Faktor Biokimia Harper. 27th Edition. Jakarta:
Yang Mempengaruhi Kematian Ibu EGC; 2009. 44-51.
(Studi Kasus Di Kota Surabaya). Jurnal 27. Ayu D. Pengaruh suplementasi glisin
Wiyata. 2016;3(1):46–53. terhadap kadar serum transferrin
17. Hardinsyah, Supariasa IDN. Ilmu Gizi receptor (STFR) dan kadar hemoglobin
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit (Hb). Jurnal Gizi Indonesia.

D
Annisa Khaira, dkk. Asupan Zat Gizi dan ... 82

2015;4(1):22–27. 111.
28. Thomson CA, Stanaway JD, Neuhouser 39. Cendani C, Murbawani EA. Asupan
ML, Snetselaar LG, Stefanick ML, Mikronutrien, Kadar Hemoglobin dan
Arendell L, et al. Nutrient Intake and Kesegaran Jasmani Remaja Putri. Media
Anemia Risk in the Women’s Health Medika Indonesia. 2011;45(1):25–33.
Initiative Observational Study. J Am 40. Metz Jack. A High Prevalence of
Diet Assoc. 2011;111(4):532–541. Biochemical Evidence of Vitamin B12
29. Hardinsyah, Supariasa ID nyoman. Ilmu or Folate Deficiency Does Not Translate
Gizi, Teori & Aplikasi. Jakarta: EGC, Into a Comparable Prevalence of
Penerbit Buku Kedokteran; 2016. 87-88. Anemia. Food and Nutrition Bulletin.
30. Percy L, Mansour D, Fraser I. Iron 2008;29(2):75-85.
deficiency and iron deficiency anaemia 41. Bel-Serrat S, Stammers AL, Warthon-
in women. Best Practice & Research Medina M, Moran VH, Iglesia-Altaba I,
Clinical Obstetrics and Gynaecology. Hermoso M, et al. Factors that affect
2017;40:55–67. zinc bioavailability and losses in adult
31. Perdana WY, Jacobus DJ. Hepcidin dan and elderly populations. Nutrition
Anemia Defisiensi Besi. Cdk-235. Reviews. 2014;72(5):334–352.
2015;42(12):919–926. 42. Triyonate EM, Kartini A. Faktor
32. Gardiner PM, Nelson L, Shellhaas CS, Determinan Anemia Pada Wanita
Dunlop AL, Long R, Andrist S, et al. Dewasa Usia 23-35 Tahun. J Nutr Coll.
The clinical content of preconception 2015;4(3):259–63.
care: nutrition and dietary supplements. 43. Murray R, W.Rodwell V. Biokimia
American Journal of Obstetrics & Harper. 27th Ed. Jakarta: Penerbit Buku
Gynecology. 2008;199(6):345–356. Kedokteran; 2009.
33. Asthalina H, Laraeni Y, Putri Y, Jurusan 44. Dewi RC. Pengaruh Suplementasi
D, Poltekkes G, Mataram K, et al. Pola Tablet Tambah Darah (TTD), Seng, dan
Konsumsi (Faktor Inhibitor Dan Vitamin A Terhadap Kadar Hemoglobin
Enhancer Fe) Terhadap Status Anemia Ibu Hamil. MKM. 2008;03(01):12–19.
Remaja Putri. Kemas. 2015;11(1):80– 45. S.Gropper S, L.Groff J. Advanced
86. Nutrition and Human Metabolism. 5 ed.
34. Safwan A, Ahsan F. Association USA: Wadsworth Cengage Learning;
between Hemoglobin status with 2009. 429-469.
Vitamin C Intake. Ads Obes Weight 46. A.G. Ronnerberg, M.B. Goldman, D.
Manag Control. 2017;6(1). 1-4. Chen, I.W. Aitken, W.C. Willett, J.
35. Michelazzo FB, Oliveira JM, Stefanello Shellhub. Preconception folate and
J, Luzia LA, Rondó PHC. The influence vitamin B6 status and clinical
of vitamin A supplementation on iron spontaneous abortion in Chinese
status. Nutrients. 2013;5(11):4399– women. The American College of
4413. Obstetricians and Gynecologist.
36. Sahana ON, Sumarmi S. Hubungan 2002;100(1):107–113.
Asupan Mikronutrien Dengan Kadar 47. S.Gibson R. Principles of Nutritional
Hemoglobin Pada Wanita Usia Subur Assessment. 2nd Edition. New York:
(WUS). Media Gizi Indonesia. Oxford University Press.Inc; 2005. 479.
2014;10(2):184–191. 48. Warner RP, Dole MG, Warder J,
37. S.Gibson R. Principle of Nutritional Suskind RM. The Anemia of
Assessment. 2th Editio. New York: Malnutrition. The Malnourished Child.
Oxford University Press.Inc; 2005.446 p 1990;19(5):61–72.
38. Scoot J. Nutritional anemia: B-vitamins. 49. Qin Y, Melse-Boonstra A, Pan X, Yuan
Germany: Sight And Life Press; 2007. B, Dai Y, Zhao J, et al. Anemia in

D
83 Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember 2019, Vol. 6 No. 2, hlm. 70 - 83

relation to body mass index and waist 52. Cheng HL, Bryant CE, Rooney KB,
circumference among chinese women. Steinbeck KS, Griffin HJ, Petocz P, et
Nutrition Journal. 2013;12(10):1-3. al. Iron, Hepcidin and Inflammatory
50. Cepeda-Lopez AC, Osendarp SJM, Status of Young Healthy Overweight
Melse-Boonstra A, Aeberli I, Gonzalez- and Obese Women in Australia. Plos
Salazar F, Feskens E, et al. Sharply One. 2013;8(7):1–6.
higher rates of iron deficiency in obese 53. Paratmanitya Y, Hadi H. Citra tubuh ,
Mexican women and children are asupan makan , dan status gizi wanita
predicted by obesity-related usia subur pranikah. Jurnal Gizi Klinik
inflammation rather than by differences Indonesia. 2012;8(3):126–134.
in dietary iron intake. Am J Clin Nutr. 54. Dieny FF, Rahadiyanti A, Kurniawati
2011;93(5):975-983. DM. Gizi Prakonsepsi. Jakarta. Bumi
51. Stankowiak-Kulpa H, Kargulewicz A, Medika. 2019. Hal 52-53.
Styszynski A, Swora-Cwynar E,
Grzymislawski M. Iron status in obese
women. Annals of Agricultural and
Environmental Medicine.
2017;24(4):587–591.

Anda mungkin juga menyukai