ABSTRAK
Pendahuluan Makanan cepat saji atau fast food adalah makanan yang disiapkan dalam
waktu singkat (kurang dari 1 menit seteah pemanasan). Menu yang ditawarkan pada restoran
fast food pada umumnya terbatas dan sebagian besar system pelayanannya berupa selft
service by the customer. Namun selain kepraktisan penyajian dan rasa yang lezat dampak
dari konsumsi makanan cepat saji sangatlah buruk bagi kesehatan tubuh salah satunya adalah
anemia defisiensi zat besi apa lagi bagi para remaja yang dalam masa pertumbuhan.Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan
anemia defisiensi besi pada remaja usia 10-19 tahun. Metode penelitian Literature Review
dari kumpulan jurnal terkait tahun 2015-2020. Hasil dari penelitian Literature Review ini di
dapatkan 92 responden dengan keterangan positif anemia sebanyak 64 (54,5%) responden
dan paling banyak pada remaja perempuan disbanding dengan remaja laki-laki dan 28
(45,5%) responden tidak mengalami anemia. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
Literature Review ini adanya hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan anemia
defisiensi besi pada remaja usia 10-19 tahun. Saran Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan anemia defisiensi zat besi pada
remaja-remaja dilaur sana, supaya masyarakat lebih memperhatikan kandungan gizi dalam
makanan yang dikonsumsi khususnya bagi para remaja di usia 10-19 tahun dan tentunya
mencegah sedini mungkin penyakit ini mengingat dampak dari anemia zat besi ini sangat
buruk.
ABSTRACT
Introduction Fast food is kind of food that served in a short time (less than a minute after
heating). Generally, the menu offered in the restaurant is limited and the serving system
mostly is self service by customer. Besides the practice serving and the delicious taste of
consuming fast food, it has bad effects for health, and one of them in Iron-Deficiency Anemia
especially for teenager who is in the growth period. The purpose of this research was to
identify the relationship of consuming fast food and Iron-Deficiency Anemia on teenager 10-
19 aged. The method used in this research was literature review and the data was from
related journals starting from 2015-2020. The result of this literature review found sixty
four (54,5%) of ninety two respondents were positively having anemia and mostly the
respondents were female teenager rather than male teenager. Twenty eight (45,5%)
respondents were not having anemia. To conclude, this literature proved that there was a
relationship between the consuming of fast food and Iron-Deficiency Anemia on teenager
10-19 aged. Suggestions This research is expected to link fast food consumption with iron
deficiency anemia in teenagers there, so that people pay more attention to the nutritional
content in the food consumed, especially for adolescents aged 10-19 years and of course
prevent this disease as early as possible considering the effects of iron anemia are
devastating.
Asupan Makanan Pada remaja Usia 10-19 Presentase Hasil Uji Hubunngan Konsumsi
Tahun Berikut adalah data dari asupan Makanan Cepat Saji Dengan Anemia Pada
makanan pada remaja yang berusia 10-19 Remaja Berdasarkan Jenis Kelamin.
tahun dengan kejadian anemia, dari 92 Berdasarkan jenis kelamin didapatkan 20
responden 41 diantaranya mengaku sampel (20,5%) positif pada laki-laki dan
kebutuhan asupan makanan yang 44 sampel (34%) positif pada perempuan,
dikonsumsi cukup yaitu (45,2%) jika dihubungkan dengan teori remaja putri
sedangkan 51 diantaranya mengaku bahwa biasanya lebih rentan atau beresiko lebih
asupan makanan yang dikonsumsi kurang tinggi terkena anemia. Hal ini dikarenakan
memenuhi kebutuhan gizi tubuh yaitu remaja putri mulai mengalami mentruasi
(54,8%). sehingga asupan makanan yang rendah zat
besi dapat memicu anemia penelitian
Remaja pada umumnya memiliki Briawan (2012) didapat prevalensi sampel
karateristik kebiasaan makan tidak sehat. anemia positif paling banyak pada remaja
Antara lain kebiasan tidak makan pagi, putri responden berjenis kelamin
malas minum air putih, diet tidak sehat perempuan memiliki perilaku makan tidak
karena ingin langsing (mengabaikan sehat. Mardalena (2017) menjelaskan
sumber protein, karbohidrat, vitamin dan bahwa pada remaja perempuan perilaku
mineral). Kebiasaan ngemil rendah gizi makan tidak sehat dapat terjadi karena
dan makan makanan siap saji sehingga remaja perempuan sering menganggap
remaja tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya kelebihan berat badan atau mudah
keanekaragaman zat makanan yang gemuk sehingga sering diet dengan cara
dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses yang tidak benar. Perilaku makan tidak
sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). sehat ini dapat terjadi karena remaja putri
Bila hal ini terjadi dalam jangka waktu memiliki tuntutan untuk mempunyai betuk
yang lama akan menyebabkan kadar Hb tubuh yang ideal dengan presepsi yang
terus berkutang dan menimbulkan anemia salah.
(Sitanggang, 2019)
Didukung dari penelitian Kurniawan,
Tingkat asupan zat besi terhadap kejadian Briawan dan Caraka (2015) menunjukkan
anemia secara tidak langsung disebabkan bahwa adanya perbedaan perilaku makan
oleh keadaan sosial ekonomi meliputi pada remaja laki-laki dan putrid. Dimana
tingkat pendidikan orang tua dan remaja putri cenderung memiliki perilaku
pendapatan kluarga yang rendah. makan tidak sehat dibanding dengan
Berdasarkan penelitian di India remaja laki-laki karena remaja putri
menunjukkan bahwa prevalensi anemia merasa tidak puas dengan keadaan
tingkat berat pada remaja sebesar 17,3% tubuhnya karena pertambahan lemak
berasal dari ekonomi rendah. Hal ini tubuh.
didukung pula oleh hasil penelitian di
Bangladesh yang menyatakan bahwa Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji
tingkat pendapatan yang rendah memiliki Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja
hubungan engan tingat asupan zat besi Hasil penelitian menunjukan bahwa dari
yang berasal dari makanan hewani seperti seluruh responden semuanya
daging, ikan, unggas dan lainya. Tingkat mengkonsumsi makanan cepat saji
pendidikan ibu berhubungan dengan sementara 92 responden (100%) yang
prevalensi anemia remaja putri tinggat mengkonsumsi makanan cepat saji dan 64
besar 7,5% tingakat pendidikan ibu dapat responden (54,5%) mengalami anemia,
sehingga dapat disimpulkan terdapat defisiensi zat besi pada remaja-remaja
hubungan antara konsumsi makanan cepat dilaur sana, supaya masyarakat lebih
saji dengan anemia defisiensi besi pada memperhatikan kandungan gizi dalam
remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan makanan yang dikonsumsi khususnya
penelitian yang dilkukan oleh Antono dkk bagi para remaja di usia 10-19 tahun
(2020) yang dilakukan kepada 66 dan tentunya mencegah sedini
responden yang memiliki pola makan mungkin penyakit ini mengingat
dengan kategori baik sejumlah 8 dampak dari anemia zat besi ini sangat
orang(12,1%) dan seluruhnya tidak buruk.
mengalami anemia sedangkan 58 2. Bagi penelitian selanjutnya perlu
responden (87,9%) dengan pola makan dilakukan penelitian lebih lanjut
kurang baik terdapat 25 responden (37,9%) tentang hubungan konsumsi makanan
yang mengalami anemia, sehingga dapat cepat saji dengan anemia dengan
disimpulkan bahwa Ha Diterima atau jumlah sampel yang lebih besar.
terdapat hubungan antara pola makan 3. Bagi akademik diharapkan dapat
dengan kejadian anemia pada remaja. melakukan penelitian lain serupa
terhadap anemia dibidang hematologi.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hamidiyah
(2020) yang dilakukan kepada 86 KEPUSTAKAAN
responden yang mengalami anemia
sebanyak 57 (72,1%) artinya lebih banyak Antono, S. D. Arika, I. S & Mashlachatul,
santri yang masih anemia disebaban karena M. 2020. “Pola Makan Pada Remaja
kurangnya asupan nutrisi. Berdasarkan Berhubungsn dengan Kejadian
hasil analisis data menggunakan chi-square Anemia Pada Siswi Kelaws VII”,.
diperoleh p-value sebesar 0,029 dengan Jurnal Ilmiah Permas : Jurnal ilmiah
taraf signifikan 0,05. Karena p-value < a STIKES Kendal Volume 10. No. 2,
maka H0di tolak artinya ada hubungan hh 223-232
yang signifikan antara asupan nutrisi
dengan kejadiannya anemia pada remaja Anthony. L. dkk. “Iron Deficiency
putrid di asrama Ma’had Aly Pondok Anemia”. Artikel seminar. Vol 387,
pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Issue 10021. Page 907-916
Situbondo.
https://www.sciencedirect.com/science/arti
cle/abs/pii/S0140673615608650
SIMPULAN DAN SARAN
Hamidiyah, A. 2020. “Hubungan Asupan
Simpulan Nutrisi dendan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri”,. JOMIS. Vol. 4. No. 1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian
literature review yang telah dilakukan http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jomis/
peneliti, dapat disimpulkan bahwa terdapat article/view/1091/726
hubungan konsumsi makanan cepat saji
dengan anemia defisiensi zat besi pada Kaimudin, N. I ., Hariati, L & Jusniar, R.
remaja usia 10-19 tahun. A. 2017. “ Skrining dan Determinan
Kejadian Anemia Pada Pemaja Putri
Saran SMA Negri Kendari”. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Saran yang didapat dalam penelitian ini Vol. 2. No. 6 ; ISSN 250-731X
adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat https://media.neliti.com/media/publications
memberikan hubungan konsumsi /185793-ID-skrining-dan-determinan-
makanan cepat saji dengan anemia kejadian-anemia.pdf
Ketaren, Yolanda Risky Oktaviena BR. program of Costa Rica: impact on
2018. “ Hubungan Pola Makan anemia prevalence and hemoglobin
Dengan Angka Kejadian Anemia concentrations in wwoman and
Pada Remaja Putri di SMA children”. The American Jurnal of
Pencawarna Medan”, Kebidanan. CLINICAL NUTRITION
Poltekes Kemenkes. Medan https://academic.oup.com/ajcn/article/
101/1/210/4564282
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/han
dle/123456789/648 Purnama, N. L. A. 2020. “Perilaku Makan
dan Status Gizi Remaja”, Jurnal
Klikdoktor. (2016, 10 Juni). Wajah Pucat Penelitian Kesehatan, Jilid 7, No. 2,
Benarkah Selalu Karena Anemia?. hh. 57-62
Diakses pada 15 Juli 2020, dari
https://www.klikdokter.com/rubrik/re Romandani, Q. F& Teti, R. 2019.
ad/2700843/wajah-pucat-benarkah- “Hubungan Pengetahuan Anemia
selalu-karena-anemia dengan Kebiasaan Makan Pada
Remaja Putri”,. JPPNI Vol. 04, No.
Kurniawati, D & Drs, Hery Tri Susanto 03
M.,Si. 2019. “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Anemia Remaja Putri Rusman, A D. P. 2018. “Eating Pattern
dengan Menggunakan and Anemia Events in Students
Staying in Boarding House”, Jurnal
Bayesian Regresi Logistik dan Alogritma Ilmiah Manusia dan Kesehatan, Vol.
Metropolis-Hasting”. Jurnal Ilmiah 1, No. 2
Mtematika Vol. 7. No. 1
sehatQ. (2019, 12 Desember). Bukan
Maharani, S. 2020. “ Penyuluhan Tentang Sekerdar Keadinginan, Ini 7
Anemia Pada Remaja”. Jurnal Penyebab Kaki Dingin dan Cara
Abdimas Kesehatan (JAK) Vol. 2. Mengatasinya. Diakses pada 15 juli
No. 1 2020, dari
https://www.sehatq.com/artikel/penye
Media Indonesia. (2020, 25 Januari). bab-kaki-dingin-dan-cara-
Penyebab Seseorang Mudah Marah. mengatasinya
Diakses pada 15 juli 2020, dari
https://mediaindonesia.com/read/detai Sitanggang, Maya Rumondang. 2019. “
l/285554-penyebab-seseorang-mudah- Faktor yang Mempengaruhi Anemia
marah Pada Remaja Putri di SMA Prima
Tembung”, Skripsi. Fakultas Farmasi
Muslich, Anshori & Iswati, Sri. 2009. dan Kesehatan. Intitusi Kesehatan
“Metodologi Penelitian Kuantitatif” : Helvetia. Medan
Edisi 1. Surabayar : Pusat Penerbitan http://repository.helvetia.ac.id/2387/6/
dan Percetakan UNAIR (AUP) MAYA%20RUMONDANG%20SIT
ANGGANG%201801032237.pdf
Monitor.(2018, 05 juli). 6 Gejala Kurang
Darah Akibat Anemia yang Wajib Sulistyoningtyas, S. 2018.“Hubungan
Anda Ketahui. Diakses pada 15 juli Kebiasaan Makan Cepat Saji dengan
2020, dari Kejadian Anemia pada Mahasiswa
https://monitor.co.id/2018/07/05/6- Prodi D IV Bidan”, Universitas
gejala-kurang-darah-akibat-anemia- Aisyyah Yogyakarta, Vol. 6, No.2
yang-wajib-anda-ketahui/
Widtastuti, Arum. 2017. “ Pengetahuan,
Oxford Academic. 2015. “effectiveness Sikap dan Tindakan Mahasiswa Boga
evaluation of the food fortification Universitas Negri Yogyakarta
Tentang Konsumsi Makanan Cepat
Saji (Fast Food)”, Skripsi. Fakultas
Teknik. Boga. UNY. Yogyakarta
http://eprints.uny.ac.id/52547/1/Arum
%20Widyastuti_1351241024_Tugas
%20Akhir%20Skripsi.pdf)