Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DAN

SIKLUS MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA


PADA REMAJA PUTRI PERTENGAHAN (15 – 18 TAHUN)

OLEH

NAMA : EVIKARIANI
NIM : B.19.06.004
TUGAS : MK.PENELITIAN DALAM KEBIDANAN
DOSEN :Yuniar Dwi Yanti,S,ST.,M,Keb
Pokok Pembahasan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Mamfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Karangka Konsep
Metode Penelitian
Latar Belakang

Makanan cepat saji merupakan jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh remaja saat ini.
Makanan ini dianggap mudah diperoleh dan tidak waktu yang lama untuk diolah. Namun,
ada beberapa risiko yangterkait dengan konsumsi makanan cepat saji terutama dalam hal
kesehatan Salah satu risiko yang paling sering dikaitkan dengan konsumsi makanan cepat saji
adalah anemia.

Makanan cepat saji sering dikritik karena kandungan gizi yang rendah Makanan cepat saji
umumnya tinggi kalori, lemak, natrium, dan karbohidrat,tetapi rendah serat, vitamin, dan
mineral. Beberapa jenis makanan cepat saji juga rendah zat besi, sehingga dapat
meningkatkan risiko anemia pada remaja yang sering mengonsumsi makanan cepat saji
Latar Belakang
Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya rendahnya asupan zat besi
dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, C, folat, riboplafin dan B12. untuk mencukupi kebutuhan zat besi
(Briawan,2014). Selain faktor gizi siklus menstruasi remaja putri yang mengalami gangguan seperti menstruasi yang
lebih panjang dari biasanya atau darah menstruasi yang keluar lebih banyak dari
biasanya akan berdampak pada resiko anemia (Kemenkes RI, 2018).

Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang membawa oksigen. Anemia dapat disebabkan
oleh berbagai hal, salah satunya adalah kekurangan zat besi. Zat besi adalah salah satu mineral yang sangat penting
bagi tubuh, karena diperlukan untuk memproduksi sel darah merah. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan
anemia, yang dapat menyebabkan gejala seperti lelah, lemah, sakit kepala, dan berkurangnya daya tahan tubuh.
Latar Belakang
Menurut data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012. Prevalensi anemia di Indonesia sebanyak 75,9% pada remaja putri.Menurut data
hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita
anemia berumur 15-18 tahun (Kemenkes RI.2014). Anemia pada remaja yaitu 22,7% pada
tahun 2013 menjadi 25% padatahun 2018 (Dinkes Kabupaten Luwu, 2018)

Perilaku makan pada remaja yang lebih menyukai makanan ringan,serta sengaja tidak makan karena
menginginkan bentuk tubuh yang diidamkan, dan kesibukan beraktivitas seseorang menjadi lupa makan lalu
hanya konsumsi makanan cepat saji. Masalah lain yang terjadi pada remaja dengan makan banyak asal kenyang
dengan tinggi lemak dan karbohidrat tanpa memperhatikan unsur gizi di dalamnya. Perilaku makan remaja
tersebut dapat berdampak pada kesehatan remaja dengan timbulnya kasus gizi sepertikekurangan serta
kelebihan gizi
Rumusan Masalah
Faktor apa saja yang berhubungan dengan
konsumsi makanan cepat saji dan siklus menstruasi
dengan kejadian anemia pada remaja putri
pertengahan 15- 18 tahun
Tujuan Penelitian
untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan konsumsi makanan cepat saji dan
siklus menstruasi dengan kejadian anemia
pada remaja putri pertengahan 15-18 tahun.
Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Kesehatan


penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang
faktor-
faktor yang berhubungan dengan
konsumsi makanan cepat saji dengan Bagi Peneliti
kejadian 3. Penelitian ini merupakan pengalaman dan
anemia pada masa remaja putri pembelajaran bagi peneliti untuk menerapkan
ilmu yang telah didapatkan selama menempuh
pendidikan,mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan status anemia.
2. Bagi Remaja putri
Peneliti ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman serta masukan kepada para
remaja tentang pengaruh makanan cepat
saji dan siklus mesntruasi terhadap anemia
pada remaja putri dan pencegahanya.
Tinjauan Pustaka

Menurut Julaecha (2020) anemia Makanan Cepat saji (Fast Food) merupakan makanan berenergi tinggi,
adalah masalah mikro yang banyak tinggi lemak yang instan, gampang dikemas serta disajikan. Keberadaan
terjadi diseluruh dunia terutam restoran makanan fast food yang banyak bermunculan di kota- kota besar
dinegara berkembang yang Indonesia bisa berakibat pada kebiasaan makan anak muda. Restoran
diperkirakan terjadi pada 30% tersebut menyajikan bermacam fast food, yang bisa ditawarkan dalam
populasi penduduk dunia ,akibat wujud western fast food.
dari kekurangan kadar hemoglobin
menibulkan gejala lesu,lemah,letih
dan cepat lelah saat melakukan remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
aktifitas yang akan berdampak pada Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun
menurunya konsentrasi serta prestasi 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 18
belajar ,dan pada jangka panjangnya tahun danmenurut badan kependudukan dan keluarga
akan berdampak pada kualitas berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
sumber daya manusia ,dimana
remaja putri merupakan generasi
dan belum menikah.
masa depan bangsa yang nantinya
akan mendukung menentukan
generasi berikutnya
Kerangka Konsep
Hubungan Makanan Cepat Saji
Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri

Makanan Cepat Saji Siklus Menstruasi

Anemia Pada Remaja


Putri
Metode Penelitian
Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah


penelitian kualitatif.
Penelitian ini menggunakan Survei dengan pendekatan Lokasi Penelitian
cross-sectional.
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah-
Populasi dan Sampel
sekolah SMA yang ada di wilayah
Populasi penelitian ini adalah pada remaja putri di
Kota Palopo
sekolah-sekolah di Kota Palopo
Sample yang digunakan adalah remaja putri pertengahan
usia 15-18 tahun yang berasal dari sekolah-sekolah SMA di
kota Palopo
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai