SKRIPSI
Oleh :
Sofi Hafidzah
P3.73.34.2.16.036
SKRIPSI
Oleh :
Sofi Hafidzah
P3.73.34.2.16.036
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
dengan judul “Hubungan Kadar Timbal dalam Darah Dengan Kejadian Gangguan
Skripsi ini berhasil peneliti selesaikan karena dukungan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini peneliti sampaikan terima kasih kepada:
Laboratorium Medis.
4. Ibu Dra. Diah Lestari, MKM selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen
skripsi ini.
v
7. Kedua Orang tua serta adik tercinta yang telah memberikan dukungan moral
Dinda Akhirani, Salsabila Septia, Rifa Vicaya Asih, Novia Anggraeni, dan
menyelesaikan skripsi ini, serta semua pihak yang tidak dapat peneliti
ini.
dalam penulisan skripsi ini oleh karena itu, peneliti mengaharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun bagi kesempurnaan skripsi ini dan dapat
Peneliti
vi
ABSTRAK
Hafidzah, Sofi. 2020. Hubungan Kadar Timbal dalam Darah Dengan Kejadian
Gangguan Fungsi Hati Pada Pekerja Daur Ulang Aki Bekas.
Skripsi, Program Studi Diploma IV Teknologi Laboratorium Medis Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta III.
Dra. Diah Lestari, MKM, Tri Prasetyorini, S.Si, MM
vii
ABSTRACT
Hafidzah, Sofi. 2020. The Relationship of Lead Levels in Blood with the Occurrence
of Liver Function Disorders in Used Battery Recycling Workers.
Thesis, Diploma IV Medical Laboratory Technology Polytechnic Ministry of
Health Jakarta III
Dra. Diah Lestari, MKM, Tri Prasetyorini, S.Si, MM
Lead is a toxic heavy metal which is widely used in the life of one of them
in the battery industry as an accumulator basic material. The presence of lead in the
blood of a used battery recycling worker is an indicator of new exposure. Continual
exposure to lead can accumulate and cause disruption in soft tissue, one of which
is interference with liver function that can be identified by examining levels of
SGOT, SGPT and Gamma GT in the blood. The purpose of this research was to
determine the relationship of blood lead levels with SGOT, SGPT and Gamma GT
levels in battery recycling workers.
The research method used is the Library Study (Library Research). The data
used in this study are secondary data derived from several research results that have
been published in scientific journals. The results of this research obtained the
average level of lead in the blood of workers is above the permissible threshold
value with the reference value used by the CDC, which is ≤ 10 (µg / dL). An
increase in levels of SGOT, SGPT, and Gamma GT in workers as an indication of
impaired liver function with a Prevalence Ratio (PR) of 1.8 which means that the
chance / possibility of occurrence of liver function disorders is 1.8 times higher.
There is a relationship between blood lead levels and the occurrence of impaired
liver function with p value = 0.002 due to lead at certain levels can induce the
formation of free radicals and reduce the ability of the body's antioxidant system so
naturally oxidative stress will occur. This research can be suggested that battery
recycling workers should be given precise information about the toxic effects and
complications that might result from continuous exposure, and appropriate
preventive measures such as the use of APD and education about clean and healthy
living behaviors.
viii
DAFTAR ISI
ix
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 34
A. Hasil .......................................................................................................... 34
B. Pembahasan ............................................................................................... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 53
A. Simpulan.................................................................................................... 53
B. Saran .......................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 8 Hubungan Kadar Timbal dengan Kejadian Gangguan Fungsi Hati .... 41
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Timbal atau timah hitam dengan nama kimia plumbum (Pb) merupakan
abu-abu keperakan dengan titik leleh 327.5ºC dan titik didih 1740ºC pada
udara atmosfer. Secara kimiawi, timbal mempunyai titik uap yang rendah dan
dapat menstabilkan senyawa lain yang berguna pada ratusan produk industri
(Sari et al., 2014). Timbal adalah bahan alami yang terdapat dalam kerak
bumi yang merupakan salah satu unsur logam berat yang toksik yang tersebar
lebih luas daripada kebanyakan logam toksik yang lain (Pahlawan et al.,
2014). Timbal adalah salah satu unsur berbahaya yang terdapat pada emisi
bermotor yang terbuat dari logam timbal. Sehingga, aki merupakan salah satu
sebagai media penyimpan dan pensuplai arus listrik pada waktu kendaraan
1
2
melihat begitu besar penggunaan aki maka tidak dapat dipungkiri limbah aki
yang telah dilakukan adalah dengan melakukan proses daur ulang aki bekas
yang banyak dilakukan oleh industri kecil maupun rumah tangga untuk
diproses lebih lanjut menjadi produk murni yang dapat dipergunakan kembali
sebagai bahan baku. Dari kegiatan daur ulang aki bekas tersebut,
(Purnawan, 2012).
timbal lebih dari 80 µg/dl maka akan membahayakan bagi kesehatan. Tingkat
timbal dalam darah naik dalam beberapa jam setelah paparan dan akan tetap
kadar timbal dalam darah adalah indikator yang digunakan untuk melihat
menyebabkan gangguan pada tubuh, salah satunya gangguan pada hati. Hati
glukosa dan lipid, membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin
yang larut dalam lemak, serta detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik (Rosida,
2016). Seseorang yang mempunyai kadar timbal dalam darah tinggi (>40
3
µg/dL) mempunyai risiko 1,8 kali untuk mengalami gangguan fungsi hati
rendah (<40 µg/dL). Mekanisme kerusakan hati yang diakibatkan oleh timbal
meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal yang diproduksi oleh hati. Pemeriksaan
tes fungsi hati yang diperlukan meliputi pemeriksaan yang spesifik terhadap
mengetahui inflamasi yang terjadi dalam tubuh dan biasanya menjadi indikasi
hubungan kadar timbal dalam darah dengan kejadian gangguan fungsi hati
4
pekerja daur ulang aki dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kadar timbal dalam darah
dengan kejadian gangguan fungsi hati pekerja pekerja Daur Ulang Aki
sama?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dengan kejadian gangguan fungsi hati pada pekerja Daur Ulang Aki Bekas.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kadar timbal dalam darah pekerja Daur Ulang Aki
Bekas.
kejadian gangguan fungsi hati pada pekerja Daur Ulang Aki Bekas.
5
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Institusi Pendidikan
3. Bagi Masyarakat
tentang bahaya timbal pada tubuh sehingga para pekerja Daur Ulang Aki
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Timbal Darah
a. Definisi
kerak bumi yang merupakan salah satu unsur logam berat yang
2016).
2012 telah menetapkan standar kadar timbal pada whole blood untuk
al., 2014). Bila kandungan timbal lebih dari 80 µg/dl maka akan
b. Penggunaan Timbal
saluran air, alat-alat rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida
6
7
2012).
kendaraan yang berasal dari senyawa Tetra Ethyl dan Tetra Methyl
1) Kulit
2) Inhalasi
dan daya larut. Makin kecil ukuran partikel debu, serta makin
3) Saluran Pencernaan
d. Efek Toksisitas
3) Gangguan Hematopoietik
4) Gangguan Saraf
e. Sumber Pajanan
(Purnawan, 2012).
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Kebiasaan Merokok
(Sulistyowati, 2019).
4) Lama pajanan
cahaya oleh atom bebas dari suatu unsur pada tingkat energi
2012).
15
a) Beaker glass
b) Kaca arloji
c) Timbangan teknis
d) Pipet ukur 10 mL
e) Bulb
f) Hot plate
g) Labu Ukur
h) Batang pengaduk
i) Pipet pasteur
m) Aquadest
2) Prosedur Kerja
a) Pembuatan kurva kalibrasi 0.05 ; 0,1 ; 0.2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5 mg/L
2019).
17
3. Fungsi Hati
berturut-turut pada ginjal disusul hati, otak, paru, jantung, otot dan
serta sebagian besar obat dan toksikan. Salah satu fungsi hati untuk
kerusakan sel.
hati lebih besar 1,8 kali lebih tinggi pada responden yang kadar
nilai normal SGPT yaitu < 38 U/L, dimana pada setiap laboratorium
GPT
L – alanine + α- Ketoglutarate L -glutamate + pyruvate
LDH
+
Pyruvate + NADH + H L- Lactate + NAD+ + H2O
GOT
L – Aspartate + α- Ketoglutarate L -glutamate + oxaloacetate
LDH
+
oxaloacetate + NADH + H L- Malate + NAD+ + H2O
pria 9-54 U/L, sedangkan untuk wanita yaitu 8-35 U/L, dengan
dugunakan.
a. Definisi
limbah aki bekas, yakni dengan mengambil sel aki bekas yang akan
2015).
Dari pencemaran yang ada maka kegiatan daur ulang aki bekas
sebagai berikut :
timbal.
25
Pada proses daur ulang aki bekas, tahap pembakaran atau peleburan
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
C. Hipotesis Penelitian
kejadian gangguan fungsi hati pada pekerja Daur Ulang Aki Bekas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tertulis baik melalui media cetak maupun media studi kepustakaan pencarian
B. Variabel Penelitian
hati
28
29
C. Definisi Operasional
D. Prosedur Penelitian
1. Pemilihan Topik
penelusuran pustaka.
30
2. Penelusuran Data
Data yang akan digunakan ditentukan oleh kriteria inklusi dan eksklusi
yang bersumber google schoolar dan NCBI dengan rentang waktu 10 tahun
kebelakang.
3. Pengolahan Data
literatur tesebut.
d. Analisa literatur.
e. Menarik kesimpulan.
E. Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
lietratur dari beberapa jurnal penelitian terdahulu dan sumber ilmiah dari
makalah atau artikel, jurnal dan sumber data lainnya. Data yang diperoleh
31
dilakukan ekstraksi data dan dianalisa. Kata kunci yang digunakan dalam
pencarian literatur antara lain “timbal darah dengan gangguan fungsi hati”,
“timbal darah dengan kadar sgot, sgpt, dan gamma gt”, dan “timbal darah
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian studi literatur ini berupa :
dianalisis :
c. Flashdisk
inferensi yang valid dan dapat diteliti ulang berdasarkan konteksnya. Dalam
33
indikator kejadian gangguan fungsi hati, dan analisis bivariat yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (kadar timbal darah) dan
A. Hasil
dalam darah dengan kejadian gangguan fungsi hati pada pekerja daur ulang
1. Analisis Univariat
34
35
(IU/L)
1. Fidiyatun, Onny Setiani, Suhartono. 2013
dalam 30,7 + 19,163
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia
Vol. 12 No. 2 / Oktober 2013
2. Fitra Ayu Minarti, Onny Setiani, Tri Joko.
2015 dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan 25,1 + 6,54
Indonesia Vol. 14 No. 1 / April 2015
dengan hasil rata-rata kadar SGOT masih dalam batas nilai rujukan
nilai rujukan.
(IU/L)
1. Fidiyatun, Onny Setiani, Suhartono. 2013
dalam
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 31,7 + 15,24
Vol. 12 No. 2 / Oktober 2013
(IU/L)
1. Fidiyatun, Onny Setiani, Suhartono. 2013
dalam
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 30,3 + 41,84
Vol. 12 No. 2 / Oktober 2013
2. Fitra Ayu Minarti, Onny Setiani, Tri Joko.
2015 dalam Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia Vol. 14 No. 1 / April 2015 37,6 + 22,59
al (2013).
39
1. Fidiyatun, Onny
Setiani, Suhartono.
2013 dalam 4,13 2,271 0,2 10
Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia
Vol. 12 No. 2 / Oktober
2013
2. Fitra Ayu Minarti,
Onny Setiani, Tri Joko. 10,42 8,13 2 35
2015 dalam Jurnal
Kesehatan Lingkungan
Indonesia Vol. 14 No.
1 / April 2015
dengan hasil rata-rata masa kerja 10,42 tahun. Sedangkan pada penelitian
1. Fidiyatun, Onny
Setiani, 10,3 1,94 8 12
Suhartono. 2013
dalam
Jurnal
Kesehatan
Lingkungan
Indonesia Vol.
12 No. 2 /
Oktober 2013
2. Fitra Ayu
Minarti, Onny 8,36 1,05 7 12
Setiani, Tri
Joko. 2015
dalam Jurnal
Kesehatan
Lingkungan
Indonesia Vol.
14 No. 1 / April
2015
3. Chang Won-
Joong, et al dalam 14,5 9,3 Tidak Tidak
Annals of disebutkan disebutkan
Occupational
and
Environmental
Medicine 2013
diatas standar waktu yang telah ditentukan yaitu 8 jam perhari, ini
kimia di udara tempat kerja, dimana terdapat tenaga kerja yang dapat
41
terpapar zat kimia sehari-hari selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau
40 jam per minggu. Didapatkan hasil yang berbeda yaitu pada penelitian
2. Analisis Bivariat
kejadian gangguan fungsi hati pada pekerja daur ulang aki bekas.
Literatur
Pb SGOT SGPT GGT
Literatur
Pb SGOT SGPT GGT
maka Ho di tolak yang artinya bahwa ada hubungan antara Kadar timbal
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar timbal dalam darah
pekerja dengan paparan timbal yang masih dibawah ambang batas yang
diperbolehkan.
1. Fidyatun et al (2013)
hati
1,8 kali lebih tinggi pada responden yang kadar timbal dalam
2. Fitra et al (2015)
yang signifikan antara masa kerja dengan kadar Gamma GT, dengan
d. Hubungan Lama Kerja Per Hari dengan Kadar SGOT Tidak ada
e. Hubungan Lama Kerja Per Hari dengan Kadar SGPT Tidak ada
3. Chang et al (2013)
lainnya.
46
B. Pembahasan
hati. Pelarut organik dapat merusak sel hati dan enzim transaminase pada
hati dapat digunakan untuk memantau kerusakan hati (Chang et al, 2013).
masing-masing jurnal berada diatas ambang batas nilai rujukan Centers for
dibawah ambang batas yang diperbolehkan. Hal ini dapat terjadi karena
udara saat berkendara. Perbedaan kadar timbal pada pekerja juga dapat
Ion logam Pb yang ada di dalam darah diikat oleh eritrosit yang
dikirim ke jaringan lunak seperti sumsum tulang, sistem saraf, ginjal, dan
hati serta ke jaringan keras seperti tulang, kuku, rambut, dan gigi (Wiratama
47
et al., 2018). Kadar timbal yang berada diatas nilai ambang batas dapat
yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar SGOT, SGPT dan Gamma
GT dalam darah.
pada pekerja dimana dari hasil dua penelitian yaitu penelitian Fitra, et al
(2015) dan Chang, et al (2013) diperoleh rata-rata kadar SGOT yang masih
Fidyatun, et al (2013) diperoleh kadar SGOT yang lebih tinggi namun masih
dalam nilai ambang batas rujukan, hal ini dapat terjadi karena tingginya
pekerja, hasil serupa dengan hasil pada tabel 4.2 yaitu dari hasil dua
penelitian rata-rata kadar SGPT berada dalam nilai ambang batas rujukan
lebih tinggi namun masih dalam nilai ambang batas rujukan. Berdasarkan
penelitian ini peningkatan nilai SGOT dan SGPT diduga terjadi karena
kadar timbal dalam darah yang melebihi batas normal yaitu ≥ 10µg/dL,
sehingga diduga pada pekerja yang terpapar timbal telah terjadi perubahan
fungsi hati yang ditandai dengan meningkatnya kadar gamma gt. Timbal
tidak hanya berdampak pada parameter SGOT saja, tetapi banyak parameter
tahun yaitu usia dewasa. Tabel tersebut menunjukkan usia termuda yaitu
usia 19 tahun dalam penelitian Fitra, et al (2015) dan usia tertua yaitu usia
tidak ada korelasi antara usia terhadap kadar timbal dalam darah penarik
becak. Hal ini bisa disebabkan karena adanya faktor internal daya tahan
tubuh seseorang yang tidak diimbangi dengan intake gizi yang memadai dan
pola hidup yang sehat seperti kebiasaan merokok dan hal ini dapat terjadi
kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu tempat, dimana
masa kerja juga dapat mempengaruhi kadar toksisitas pada pekerja, semakin
lama bekerja maka paparan toksik yang didapat akan semakin besar, begitu
tubuh.
berada di atas diatas standar waktu yang telah ditentukan yaitu 8 jam perhari
sesuai standar waktu kerja yang telah ditetapkan mengacu pada SNI 19-
kerja, dimana terdapat tenaga kerja yang dapat terpapar zat kimia sehari-
hari selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam per minggu. Semakin
lama bekerja maka semakin banyak pula paparan timbal yang terabsorbsi ke
nilai p = 0,002 yang artinya bahwa ada hubungan antara Kadar Pb dalam
Darah dengan Kejadian Gangguan Fungsi Hati (karena p value 0,002 <
1,8 kali lebih tinggi pada responden yang kadar Pb dalam darahnya tidak
kadar timbal dalam darah tidak normal mempunyai risiko 1,8 kali untuk
kadar timbal dalam darahnya rendah atau. Hal ini sejalan dengan penelitian
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Conterato pada pekerja industri
cat dan pekerja baterai, memperkirakan kadar timbal dan kadmium dalam
cat dan pekerja baterai, yang membandingkan kadar timbal individu yang
bahwa individu yang terpapar memiliki kadar timbal darah yang lebih tinggi
gangguan fungsi hati dengan uji chi-square juga didapatkan p-value 0, 660
yang berarti bahwa p-value > α (0,05) sehingga hipotesis penelitian ditolak.
antara kadar timbal (Pb) dalam darah dengan kejadian gangguan fungsi hati
pada pekerja. Dalam hal ini diduga karena kemungkinan bukan paparan
timbal (Pb) yang menyebabkan adanya kejadian gangguan fungsi hati pada
Ceper Kabupaten Klaten, akan tetapi adanya faktor lain yang telah
kadar timbal dalam darah pada sampel, sehingga dalam penelitian ini
hubungan sebab akibat tidak dapat tergambarkan. Alasan lain yang dapat
diajukan adalah bahwa telah terjadi keabnormalan pada fungsi hati, akan
tetapi tidak terdeteksi melalui pengukuran enzim hati (SGOT dan SGPT)
pada pekerja yang memiliki tingkat paparan kronis timbal baik pada dosis
fungsi hati tidak dapat digambarkan. Karena dalam penelitian ini lebih dari
80% responden mengalami kejadian gangguan fungsi hati, akan tetapi nilai
timbal dalam darahnya memiliki rentang yang tipis dan semua responden
memiliki nilai kadar timbal darah diatas nilai normal, sehingga nilai sebab
dalam penelitian ini, interaksi tidak terjadi atau secara toksikologis tidak
adalah aditif. Hasil penelitian ini tidak bisa dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya. Namun, dalam penelitian ini, jika cara kerjanya sama stres
oksidatif dan di organ target yang sama, yaitu hati, maka itu masuk akal
dengan rancangan post test randomized control group design ini dilakukan
selama 14 hari dengan populasi penelitian ini adalah tikus putih jantan galur
galur wistar dibagi dalam 5 kelompok uji secara random berumur 2 bulan
dan berat badan 150-250 gram, dapat disimpulkan pemberian timbal (Pb)
hepar tikus jantan galur wistar. Semakin tinggi dosis timbal yang diberikan,
A. Simpulan
beberapa jurnal referensi dengan topik serupa yaitu hubungan kadar timbal
bahwa :
1. Rata-rata kadar timbal dalam darah pekerja berada diatas nilai ambang
yaitu ≤ 10 (µg/dL).
gangguan fungsi hati dengan nilai p value 0,002 < 0,05), hal ini
oksidatif.
53
54
B. Saran
2. Bagi Pekerja
pekerjaannya.
55
56
57
58