EKI
143110164
EKI
143110164
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigen pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di
IRNA Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017”.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi peneliti untuk bisa menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Hj. Efitra, S.Kp, M. Kes, selaku pembimbing 1 dan Bapak Drs. Maswardi,
M.Kes, selaku pembimbing 2 yang telah mengarahkan, membimbing dan
memberikan masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terwujud.
2. Ibu Hj. Herwati, SKM, M. Biomed selaku penguji 1 dan Ibu Ns. Zolla Amely Ilda,
S.Kep, M.Kep, selaku penguji 2 yang telah memberikan kritikan dan saran
sehingga peneliti dapat memperbaiki karya tulis ilmiah
ini.
3. Bapak H. Sunardi, SKM. M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Padang.
4. Bapak DR. dr. Yusirwan Yusuf, Sp.B, Sp.BA (K) MARS, selaku direktur
RSUP. Dr. M. Djamil Padang
5. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
6. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Padang sekaligus pembimbing akademik di Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI Padang.
7. Bapak/ Ibu Staf dan Dosen Program Studi Keperawatan Padang Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang yang telah memberikan
bekal ilmu untuk bekal peneliti.
8. Bapak/ Ibu Staf Rumah Sakit RSUP Dr. Djamil padang yang telah banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang peneliti perlukan.
Poltekkes Kemenkes Padang
9. Kepada “Kedua Orang Tua” tersayang yang telah memberikan dorongan,
semangat, doa restu dan kasih sayang yang tiada terhingga. Tiada kata yang dapat
Ananda utarakan selain terima kasih dan doa semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua.
10. Teman-temanku yang senasib dan seperjuangan Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Padang Program Studi D-III Keperawatan Padang Tahun 2014.
Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Akhir kata peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya
bagi peneliti sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan
semoga segala bantuan dan masukan yang telah diberikan mendapatkan balasan
kebaikan dari Allah SWT. Amin.
Peneliti
ABSTRAK
Oksigen sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia berperan penting dalam
kelangsungan hidup sel dan jaringan didalam tubuh. Terganggunya kebutuhan
oksigen akan menyebabkan kemunduran secara fungsional pada tubuh serta
menimbulkan kematian. CHF sebagai salah satu penyakit dengan masalah
oksigenasi memiliki prevalensi yang tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui
gambaran asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen pada
pasien dengan kasus CHF. Jenis penelitian deskriftif dengan desain penelitian
studi kasus, dilakukan di IRNA Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Studi kasus dilakukan dari tanggal 18 Mei sampai dengan 29 Mei 2017. Sampel
adalah dua partisipan dengan diagnosa CHF. Hasil pengkajian didapatkan keluhan
kedua partisipan sama yaitu, sesak napas, batuk, serta sesak napas bertambah saat
beraktivitas. Diagnosa yang diangkat pada kedua partisipan yaitu gangguan
pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan napas dan intoleransi aktivitas.
Implementasi keperawatan yaitu memberikan oksigen sessuai terapi, memonitor
pemberian oksigen, memonitor perubahan pernapasan, memonitor perubahan
AGD, memberikan bronkodilator dengan menggunakan nebulizer,
mendemonstrasikan cara batuk efektif, membantu pasien mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan, dan membantu aktivitas sehari-hari pasien.
Evaluasi keperawatan didapatkan semua diagnosa keperawatan pasien sudah tidak
ditemukan, pasien boleh pulang. Melalui direktur RS diharapkan perawat ruangan
di IRNA Penyakit Dalam RSUP Dr.M.Djamil Padang dapat memantau hasil
dokumentasi keperawatan secara kontinyu dengan memerhatikan dan membuat
rentang waktu dalam intervensi serta implementasi keperawatan.
DAFTAR ISI
Riwayat Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis atau
psikologis yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan (Ernawati, 2012). Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas yang
tertinggi diantara semua kebutuhan dasar yang lain.Umumnya, seseorang
yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu
memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain
(Ambarwati, 2014).
Oksigen (O2) berperan penting demi kelangsungan hidup sel dan jaringan
didalam tubuh, karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh
yang dilakukan secara terus menerus. Oksigen memegang peranan yang
sangat penting dalam semua proses tubuh secara fungsional, karena itu
diperlukan berbagai upaya agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan gangguan pada proses oksigenasi
serta dapat menyebabkan terjadinya kemunduran secara fungsional pada
tubuh atau bahkan dapat menimbulkan kematian. (Asmadi, 2008).
Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan oksigen pada pasien CHF dapat
dilakukan dengan cara memberikan asuhan keperawatan melalui proses
keperawatan yang meliputi pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosa
Poltekkes Kemenkes Padang
keperawatan, menyusun perencanaan, melakukan implementasi, dan
melakukan evaluasi keperawatan. Pengkajian meliputi pengumpulan data
yang terdiri dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik maupun diagnostic
yang relevan yang dapat dilakukan melalui observasi atau wawancara serta
pemeriksaan langsung kepada pasien (Atoilah & Engkus, 2013).
Data dari WHO menyebutkan bahwa ada sekitar 3000 warga Amerika yang
menderita penyakit CHF, ditemukan 55,3% pasien yang meninggal dunia
akibat CHF. Menurut American Heart Association (AHA) 5,3 juta warga
Amerika mengalami CHF dan terdiri dari 660.000 kasus baru didiagnosis
setiap tahun, dengan kejadian mendekati 10 per 1000 penduduk dengan usia
lebih dari 65 tahun (Padila, 2012). Pada penelitian di Amerika, risiko
berkembangnya CHF adalah 20% untuk usia ≥ 40 tahun, dengan kejadian >
650.000 kasus baru yang didiagnosis CHF selama beberapa dekade terakhir.
Kejadian CHF meningkat dengan bertambahnya usia. Tingkat kematian untuk
CHF sekitar 50% dalam waktu 5 tahun (Yancy, 2013). Hampir 6 juta orang
warga Amerika hidup dengan CHF dan jumlah ini diperkirakan naik 38%
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen
pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di IRNA penyakit
dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017 ?
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian tentang gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigen pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di IRNA penyakit
dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
b. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan tentang gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigen pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di IRNA penyakit
dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
c. Mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan tentang gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigen pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di IRNA
penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
d. Mendeskripsikan implementasi keperawatan tentang gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigen pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di IRNA
penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
Poltekkes Kemenkes Padang
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan tentang gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigen pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di IRNA penyakit
dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
D. Manfaat Penulisan
1. Hasil penelitian untuk menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan peneliti
dalam penerapan asuhan keperawatan tentang gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigen pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) dengan menggunakan
metode ilmiah proses keperawatan.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi perawat
dalam meningkatkan “Asuhan Keperawatan tentang gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigen pada pasien Congestive Heart Failure (CHF).
3. Hasil penelitian dapat digunakan bagi mahasiswa keperawatan, dosen, serta
peneliti selanjutnya sebagai sumber informasi dan bahan perbandingan untuk
penulisan asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen
pada pasien dengan Congestive Heart Failure.
b. Sistem Kardiovaskuler
Menurut Tarwoto & Wartonah (2011), Sistem kardiovaskuler ikut
berperan dalam proses oksigenasi ke jaringan tubuh yang berperan
dalam proses transfortasi oksigen. Oksigen ditransfortasikan ke
seluruh tubuh melalui aliran darah. Adekuat atau tidaknya aliran
darah ditentukan oleh normal atau tidaknya fungsi jantung.
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat ditentukan oleh
adekuatnya fungsi jantung. Fungsi jantung yang baik dapat dilihat
dari kemampuan jantung memompa darah dan terjadinya perubahan
tekanan darah. Sistem kardiovaskuler ini akan saling terkait dengan
sistem pernapasan dalam proses oksigenasi.
c. Sistem Hematologi
Sistem hematologi terdiri dari beberapa sel darah, salah satu sel
darah yang sangat berperan dalam proses oksigenasi adalah sel
a. Status kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi,
pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi dapat terhambat
sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti
gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit
kronis.
b. Faktor perkembangan
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang
memengaruhi sistem pernapasan individu.
1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan
c. Faktor perilaku
Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi
pernapasan. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi
emosional dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung
akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
d. Lingkungan
Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhinya adalah :
1) Suhu lingkungan
2) Ketinggian
3) Tempat kerja (polusi)
4. Proses Oksigenasi
Proses pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pernapasan
eksternal dan pernapasan internal. Pernapasan eksternal adalah proses
pertukaran gas secara keseluruhan antara lingkungan eksternal dan
pembuluh kapiler paru (kapiler pulmonalis), sedangkan pernapasan
internal merupakan proses pertukaran gas antara pembuluh darah kapiler
dan jaringan tubuh (Saputra, 2013).
2) Difusi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), difusi adalah proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dari alveolus ke kapiler
pulmonal melalui membrane, dari area dengan konsentrasi
tinggi ke area dengan konsentrasi yang rendah. Proses difusi
dari alveolus ke kapiler paru-paru antara oksigen dan karbon
dioksida melewati enam rintangan atau barier, yaitu ; melewati
surfaktan, membran alveolus, cairan intraintestinal, membran
kapiler, plasma, dan membran sel darah merah. Oksigen
berdifusi masuk dari alveolus ke darah dan karbon dioksida
berdifusi keluar dari darah ke alveolus. Karbon dioksida di
difusi 20 kali lipat lebih cepat dari difusi oksigen, karena CO2
daya larutnya lebih tinggi. Beberapa faktor yang memengaruhi
kecepatan difusi adalah sebagai berikut ;
a) Perbedaan tekanan pada membran. Semakin besar
perbedaan tekanan maka semakin cepat pula proses difusi.
b) Besarnya area membrane. Semakin luas area membrane
difusi maka akan semakin cepat difusi melewati membran.
c) Keadaan tebal tipisnya membran. Semakin tipis maka akan semakin cepat proses
difusi.
d) Koefisien difusi, yaitu kemampuan terlarut suatu gas dalam cairan membran paru.
Semakin tinggi koefisien maka
semakin cepat difusi terjadi.
3) Transfor oksigen
d) Hematokrit
Perbandingan antara zat terlarut atau darah dengan zat
pelarut atau plasma darah akan memengaruhi kekentalan
darah, semakin kental keadaan darah maka akan semakin
sulit untuk ditransportasi.
e) Suhu lingkungan
Panas lingkungan sangat membantu memperlancar
peredaran darah.
b. Pernapasan internal
Pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antara
pembuluh darah kapiler dan jaringan tubuh. Setelah oksigen
Poltekkes Kemenkes Padang
berdifusi ke dalam pembuluh darah, darah yang banyak mengandung
oksigen akan diangkut ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler
sistemik. Di bagian ini terjadi pertukaran oksigen dan karbon
dioksida antara kapiler sistemik ke sel jaringan, sedangkan karbon
dioksida berdifusi dari sel jaringan ke kapiler sistemik
(Saputra,2013). Pertukaran gas dan penggunaannya di jaringan
merupakan proses perfusi. Proses ini erat kaitannya dengan
metabolisme atau proses penggunaan oksigen di dalam paru (Atoilah
& Kusnadi, 2013).
b) Bradipnea
Bradipnea merupakan pernapasan yang frekuensinya
menurun dengan jumlah frekuensi pernapasan dibawah
frekuensi pernapasan normal.
a. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga
kelompok utama yaitu ;
1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti :
a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomyelitis,
transeksi servikal.
b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma,
emfisema, TBC, dan lain-lain.
2) Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru
a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi
berkurang misalnya kerusakanjaringan paru, TBC, kanker
Poltekkes Kemenkes Padang
dan lain-lain.
b) Kondisi yang menyebabkan penebalan
membrane
pernapasan, misalnya pada edema paru, pneumonia, dan
lainnya.
c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang
tidak normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada
thrombosis paru.
3) Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan
oksigen dari paru-paru ke jaringan
a) Anemia merupakan keadaan berkurangnya jumla total
hemoglobin yang tersedia untuk transfor oksigen.
b) Keracunan karbon dioksida yang menyebabkan sebagian
besar hemoglobin menjadi tidak dapat mengangkut oksigen.
c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh
curah jantung yang rendah.
a. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi terjadinya kekurangan oksigen di dalam
jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu
hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia, dan
hipoksia histotoksik.
1) Hipoksemia
Hipoksemia merupakan kondisi kekurangan oksigen didalam
darah arteri. Hipoksemia terbagi menjadi dua jenis yaitu
hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia
isotonic (anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi jika
tekanan oksigen darah arteri rendah karena karbondioksida
dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik
terjadi jika oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat
diikat hemoglobin sedikit. Hal ini dapat terjadi pada kondisi
anemia dan keracunan karbondioksida.
a) Hipoksia hipokinetik
Hipoksia hipokinetik merupakan hipoksia yang terjadi akibat
adanya bendungan atau sumbatan.
Poltekkes Kemenkes Padang
Hipoksia hipokinetik dibagi menjadi dua jenis yaitu
hipoksia hipokinetik iskemik dan hipoksia hipokinetik kongestif.
b) Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena
aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan penyediaan
oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
c) Hipoksia histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan disaat darah di kapiler
jaringan mencukupi, tetapi jaringan tidak dapt
menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida. Hal
tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena
dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal (oksigen
darah vena meningkat).
b. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
dengan cara postural drainase, clapping, dan vibrating, pada pasien
dengan gangguan sistem pernapasan. Tindakan ini dilakukan dengan
tujuan meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan
jalan napas (Hidayat, 2009).
1) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan menepuk-nepuk kulit tangan pada
punggung pasien yang menyerupai mangkok dengan kekuatan
penuh yang dilakukan secara bergantian dengan tujuan
melepaskan sekret pada dinding bronkus sehingga pernapasan
menjadi lancar.
2) Vibrasi
3) Postural drainase
Postural drainase merupakan tindakan keperawatan pengeluaran
sekret dari berbagai segmen paru dengan memanfaatkan gaya
gravitasi bumi dan dalam pengeluaran sekret tersebut
dibutuhkan posisi berbeda pada stiap segmen paru.
4) Napas dalam dan batuk efektif
Latihan napas dalam merupakan cara bernapas untuk
memperbaiki ventilasi alveolus atau memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk, dan
mengurangi stress. Latihan batuk efektif merupakan cara yang
dilakukan untuk melatih pasien untuk memiliki kemampuan
batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring,
trakea, dan bronkiolus, dari sekret atau benda asing di jalan
napas (Hidayat, 2009).
5) Penghisapan lendir
Penghisapan lender (suction) merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan
sekret atau lender sendiri. Tindakan ini memiliki tujuan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigen
(Hidayat, 2009).
1) Dispnea
Dispnea terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas. Dispnea bahkan dapat terjadi saat
istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.
3) Anoreksia
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat
pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen.
4) Nokturia
Nokturia atau rasa ingin BAK pada malam hari, terjadi karena
perfusi renal didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring.
Diuresis terjadi paling sering pada malam hari karen acurah
jantung akan membaik dengan istirahat.
5) Lemah
b. Identitas Penanggungjawab
Identitas penanggungjawab yang perlu dikaji meliputi nama, umur,
pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Gejala yang menjadi keluhan utama pada pasien CHF adalah
sesak napas saat pasien beristirahat atau berbaring diatas tempat
tidur (Sibuea dkk, 2009). Keluhan utama lain yang biasa muncul
pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen dan
6) Pemeriksaan Fisik
Menurut Saputra (2013), pemeriksaan fisik pada masalah kebutuhan
oksigenasi meliputi empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui antara lain adanya
pembengkakan, pola napas yang tidak normal, atau suara napas yang
tidak normal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memeriksa
seluruh anggota tubuh (head to toe).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), hasil pemeriksaan fisik
yang biasa ditemukan terkait pasien dengan gangguan oksigenasi
adalah :
1) Keadaan umum : Biasanya pasien gelisah karena sesak
napas
2) Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis sampai terjadi
penurunan kesadaran
3) TTV
a) BP : Biasanya terjadi hipotensi atau hipertensi
b) RR : Takipnea
7) Pengkajian Psikososial
Menurut Somantri (2009), pengkajian psikososial yang perlu
dilakukan meliputi :
1) Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara signifikan
berpengaruh terhadap fungsi respirasi. Beberapa penyakit
respiratori timbul akibat adanya stress.
8) Pemeriksaan Diagnostik
a) Elektrokardiografi (EKG)
Kelainan EKG yang ditemukan pada pasien CHF adalah:
(1) Sinus takikardia
(2) Sinus bradikardia
(3) Atrial takikardia / futer / fibrilasi
(4) Aritmia ventrikel
(5) Iskemia / infark
(6) Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan segmen ST
menunjukkan penyakit jantung iskemik
b) Ekokardiografi
Gambaran yang aling sering ditemukan pada CHF akibat
penyakit jantung iskemik, kardiomiopati dilatasi, dan beberapa
kelainan katup jantung adalah dilatasi ventrikel kiri yang disertai
hipokinesis seluruh dinding ventrikel.
c) Rontgen Toraks
Foto rontgen toraks posterior-anterior dapat menunjukkan
adanya hipertensi vena, edema paru, atau kardiomegali. Bukti
Poltekkes Kemenkes Padang
yang menunjukkan adanya peningkatan tekanan vena paru
adalah adanya diversi aliran darah ke daerah atas dan adanya
peningkatan ukuran pembuluh darah.
d) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan meliputi
pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri, dan pemeriksaan darah
lengkap (Saputra, 2013).
Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang ditemukan pada
pasien CHF:
(1) Abnormalitas analisa gas darah
(a) PH (7,35-7,45)
(b) PO2 (80-100 mmHg)
(c) PCO2 (35-45 mmHg)
(d) HCO3 (22-26 mEq/L)
(2) Peningkatan kreatinin serum ( > 150 μ mol/L)
(3) Anemia ( Hb < 13 gr/dl pada laki-laki, < 12 gr/dl pada perempuan)
(4) Hiponatremia ( < 135 mmol/L)
(5) Hipernatremia ( > 150 mmol/L)
(6) Hipokalemia ( < 3,5 mmol/L)
(7) Hiperkalemia ( > 5,5 mmol/L)
(8) Hiperglikemia( >200 mg/dl)
(9) Hiperurisemia ( > 500 μ mmol/L)
(10) BNP ( < 100 pg/ml, NT proBNP < 400 pg/ml)
Poltekkes Kemenkes Padang
(11) Kadar albumin tinggi ( > 45 g/L)
(12) Kadar albumin rendah ( <30 g/L)
(13) Peningkatan transaminase
(14) Peningkatan troponin
(15) Tes tiroid abnormal
(16) Urinalisis
(17) INR > 2,5
(18) CRP > 10 mg/L
(19) Leukositosis nuetrofilik
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia,
2015).
b) Afektif
1) Gelisah
2) Distress
3) Ketakutan
4) Perasaan tidak adekuat
5) Marah
6) Menyesal 7) Perasaan takut
8) Ketidakpastian’
9) Khawatir
c) Fisiologis
1) Wajah tegang
2) Peningkatan keringat
3) Gemetar/tremor
4) Suara bergetar
Sumber: NANDA International, 2015, Moorhead, Sue, dkk, 2013, Bulechek, Gloria M, 2013 (Telah diolah kembali
A. Desain penelitian
Desain penelitian adalah deskriftif dengan pendekatan studi kasus. Menurut
Nursalam (2011), studi kasus merupakan jenis rancangan penelitian dari
metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat. Penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan tentang
asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen pada
pasien Congestive Heart Failure (CHF) di Ruangan IRNA penyakit dalam
RSUP Dr. M. Djamil Padang.
b. Kriteria Eksklusi
1) Pasien dalam hari rawatan kurang dari 5 hari oleh peneliti atau masalah oksigenasi
teratasi sebelum 5 hari dirawat oleh peneliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang peneliti temukan selama penelitian meliputi data
dari keluarga pasien tentang kebiasaan dan kronologis pasien saat
dibawa ke Rumah Sakit, No. Rekam Medis, hasil labor, serta
program pengobatan yang didapatkan dari status pasien di IRNA
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.
b. Pengukuran langsung
Pengukuran yang dilakukan peneliti yaitu melakukan pemantauan
kondisi pasien dengan metoda mengukur menggunakan alat ukur
pemeriksaan, seperti pengukuran suhu, menghitung frekuensi nafas,
dan menghitung frekuensi nadi.
c. Pemeriksaan fisik
Dalam metode pemeriksaan fisik ini, peneliti melakukan
pemeriksaan terkait keadaan umum partisipan dan pemeriksaan fisik
secara head to toe dan pemeriksaan dilakukan dengan teknik IPPA
(Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi).
d. Studi dokumentasi
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan dokumen dari RS
untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil
dokumentasi, peneliti menemukan adanya riwayat kesehatan pasien,
program pengobatan, hasil laboratorium, pemeriksaan EKG, serta
tindakan yang akan dilakukan terkait penanganan kondisi pasien.
A. Deskripsi Kasus
Pada bab ini peneliti membahas tentang proses asuhan keperawatan yang
dilakukan pada dua orang partisipan yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pembahasan proses keperawatan pada kedua
partisipan akan dilakukan dengan membandingkan hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan pada kedua partisipan. Prinsip dari pembahasan ini dibuat
dengan memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri dari tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
implementasi keperawatan serta evaluasi keperawatan terhadap masalah yang
muncul.
Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan selama pasien dirawat oleh Diagnosa keperawatan selama pasien dirawat oleh
peneliti mulai tanggal 18 Mei-22 Mei 2017 adalah peneliti mulai tanggal 18 Mei-22 Mei 2017 adalah
sebagai berikut. sebagai berikut.
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran kapiler alveolar yang perubahan membran kapiler alveolar yang
ditandai oleh : ditandai dengan :
Data subjektif: Pasien mengatakan napas terasa Data Subjektif : Pasien mengatakan napas yang
sesak, pasien mengatakan sesak bertambah jika terasa sesak, pasien mengatakan sesak
sedang beraktivitas. bertambah jika sedang beraktivitas, pasien
Data objektif : Pasien tampak sesak napas, mengatakan bernapas lebih nyaman jika dibawa
frekuensi napas yaitu 32 x/i dengan irama napas posisi miring/semifowler.
cepat, pasien terpasang oksigen dengan binasal 5 Data Objektif : Napas pasien tampak sesak
l/i. Hasil AGD yaitu, PH : 7,11, PCO2 : 37 dengan frekuensi napas yaitu 34 x/i, irama
mmHg, PO2 : 167 mmHg, HCO3- : 11,8 napas cepat. Nilai hasil AGD yaitu, PH : 7,30,
mmol/L. PCO2 : 31 mmHg, PO2 : 53 mmHg, HCO3- :
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 15,3 mmol/L.
berhubungan dengan sekresi yang tertahan yang 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
ditandai dengan : berhubungan dengan sekresi yang tertahan yang
Data Subjektif : Pasien mengatakan batuk, ditandai dengan :
pasien mengatakan batuk berdahak dan sulit Data Subjektif : Pasien mengatakan batuk,
keluar. pasien mengatakan batuk berdahak dan sulit
Data Objektif : Pasien tampak batuk-batuk, keluar.
sekret sulit keluar, sekret berwarna putih kental. Data Objektif : Pasien tampak batuk, sekret sulit
dikeluarkan, warna sekret putih kental.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
oksigen yang ditandai dengan : ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
Data Subjektif : Pasien mengatakan napas terasa oksigen yang ditandai dengan :
sesak dan sesak bertambah jika beraktivitas. Data subjektif : Pasien mengatakan badan terasa
Data Objektif : Pasien tampak lemah, gelisah, lemah, napas terasa sesak, dan sesak dipengaruhi
Pasien tampak sesak, frekuensi napas 32 x/i. oleh aktivitas.
Data Objektif : Pasien tampak lemah dan
gelisah, pasien tampak sesak napas dengan
frekuensi napas 34 x/i.
Intervensi Keperawatan Rencana keperawatan yang berkaitan dengan Rencana keperawatan yang berkaitan dengan
diagnosa pasien adalah sebagai berikut. diagnosa pasien adalah sebagai berikut.
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran kapiler alveolar. a. NOC perubahan membran kapiler alveolar. a. NOC
1) Tidak ada sianosis dan dipsnea 2) 1) Tidak ada sianosis dan dipsnea 2)
TTV dalam batas normal. TTV dalam batas normal.
b. NIC b. NIC
1) Monitor pola napas, irama, kedalaman dan usaha 1) Monitor pola napas, irama, kedalaman dan usaha
napas napas
2) Perhatikan gerakan dan kesimetrisan, menggunakan 2) Perhatikan gerakan dan kesimetrisan, menggunakan
otot bantu, dan adanya retraksi otot intercostals dan otot bantu, dan adanya retraksi otot intercostals dan
supraclavicular supraclavicular
3) Monitor saturasi oksigen 3) Monitor saturasi oksigen
4) Atur peralatan oksigenasi 4) Atur peralatan oksigenasi
5) Monitor aliran oksigen 5) Monitor aliran oksigen
6) Observasi tanda-tanda hipoventilasi 6) Observasi tanda-tanda hipoventilasi
7) Monitor adanya kecemasan pasien terhadap 7) Monitor adanya kecemasan pasien
oksigenasi terhadap oksigenasi
8) Monitor pola pernapasan abnormal 9) Monitor 8) Monitor pola pernapasan abnormal 9) Monitor
frekuensi dan irama pernapasan 10) Monitor frekuensi dan irama pernapasan 10) Monitor
sianosis perifer. sianosis perifer.
Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan yang sudah dilakukan Implementasi keperawatan yang sudah dilakukan
yang terkait diagnosa pasien adalah sebagai berikut. yang terkait diagnosa pasien adalah sebagai berikut.
1. Diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
dengan perubahan membran kapiler alveolar . perubahan membran kapiler alveolar. Tindakan
Tindakan yang telah dilakukan yaitu : yang telah dilakukan adalah :
a. Memberikan oksigen melalui binasal 5 liter/i a. Memberikan oksigen melalui masker non
b. Mengatur posisi semifowler rebreathing 10 liter/i
c. Monitor tekanan darah sebelum pemberian b. Mengatur posisi semifowler
lasix c. Monitor tekanan darah sebelum pemberian
d. Memberikan lasix 1 amp dalam 50 cc NaCl lasix
0,9 % d. Memberikan drip furosemida 15 mg/jam dalam 50
e. Menilai dan memantau hasil labor cc NaCl 0,9 %
f. Memonitor pernapasan pasien e. Menilai dan memantau hasil labor
g. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah f. Memonitor pernapasan pasien.
aktivitas g. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah
h. Mengajarkan teknik relaksasi. aktivitas
i. Mengukur frekuensi nadi dan pernapasan h. Mengajarkan teknik relaksasi.
pasien. i. Mengukur frekuensi nadi dan pernapasan.
Tindakan yang dilakukan untuk diagnosa gangguan j. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress.
pertukaran gas berhubungan dengan perubahan Tindakan yang dilakukan hamper sama setiap
membran kapiler alveolar hampir sama setiap harinya, namun pemberian oksigen mulai
harinya, hal yang membedakannya adalah dalam diturunkan menjadi 8 liter/i pada hari rawatan kedua
pemberian lasix hanya dilakukan sampai hari tanggal 22 Mei 2017, dan pada hari rawatan ke-3
rawatan yang ke-2 dan pemberian oksigen juga dan ke-4, pemberian oksigen sudah diberikan
mengalami perubahan pada hari ke-3 menjadi 3 melalui binasal sebanyak 5 liter/i, dan hari rawatan
liter/i, dan sampai hari rawatan ke-5 oksigen pasien ke-5, oksigen diberikan secara binasal 3 liter/i. Pada
sudah bisa dilepas dan hanya diberikan ketika pemberian drip furosemida 15 mg/jam dalam 50 cc
pasien mengalami sesak napas. NaCl 0,9 % hanya diberikan sampai hari rawatan
ke-3 yaitu sampai tanggal 23 Mei 2017.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan sekresi yang tertahan. 2. Diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tindakan yang telah dilakukan yaitu : berhubungan dengan sekresi yang tertahan.
a. Memberikan ventolin 2 x 1 amp dengan Tindakan yang sudah dilakukan adalah :
menggunakan nebulizer. a. Memberikan flumucil 2 x 1 amp dengan
b. Mengajarkan batuk efektif menggunakan nebulizer.
c. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigenb. Mengajarkan batuk efektif
d. Mendengarkan suara napas pasien c. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigen
e. Mengukur tanda-tanda vital pasien. d. Mendengarkan suara napas pasien
Tindakan yang dilakukan untuk diagnosa ketiga e. Mengukur tanda-tanda vital pasien.
sama setiap harinya karena masih adanya batuk Tindakan keperawatan yang dilakukan sama setiap
yang dirasakan oleh pasien, namun pada hari ke-6
harinya sampai masalah bersihan jalan napas pasien
masalah teratasi dan tindakan dihentikan.
teratasi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen. Tindakan yang dilakukan yaitu : oksigen. Tindakan yang dilakukan :
a. Memberikan oksigen melalui binasal 3-5 l/i a. Memberikan oksigen melaui Non
b. Membantu memenuhi kebutuhan pasien seperti Rebreathing Masker 10 l/i.
mandi, mengantarkan pasien ke kamar mandi b. Membantu memenuhi kebutuhan pasien seperti
c. Mengajak keluarga untuk ikut membantu dalam mandi, mengantarkan pasien ke kamar mandi
tindakan perawatan pasien. c. Mengajarkan tarik napas dalam setelah
d. Mengajarkan tarik napas dalam setelah aktivitas
aktivitas d. Mengajarkan keluarga bahwa pasien memerlukan
e. Mengajarkan keluarga bahwa pasien memerlukan bantuan dalam aktivitas
bantuan dalam aktivitas e. Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan
f. Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang bisa dilakukan sendiri
aktivitas fisik yang bisa dilakukan sendiri f. Menanyakan respon pasien setelah
g. Menanyakan respon pasien setelah beraktivitas
beraktivitas g. Mengukur tanda-vital pasien setelah
h. Mengukur tanda-vital pasien setelah beraktivitas.
beraktivitas. Tindakan keperawatan yang diberikan sama setiap
Tindakan keperawatan yang diberikan sama setiap harinya.
harinya.
Evaluasi Keperawatan Hasil tindakan keperawatan setelah pasien dirawat Hasil tindakan keperawatan setelah pasien dirawat
selama selama 5 hari adalah sebagai berikut : selama selama 9 hari adalah sebagai berikut :
1. Diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan 1. Diagnosa gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan perubahan membran kapiler alveolar dengan perubahan membran kapiler alveolar
diadapatkan hasil bahwa kebutuhan oksigen didapatkan hasil bahwa kebutuhan oksigen
pasien terpenuhi yang ditandai dengan partisipan pasien terpenuhi yang ditandai dengan partisipan
sudah mampu mengeluarkan batuk, suara napas sudah mampu mengeluarkan batuk, suara napas
bersih, tidak ada sianosis dan dispnea dan bersih, tidak ada sianosis dan dispnea dan
tandatanda vital dalam rentang normal dan tandatanda vital dalam rentang normal dan
intervensi dihentikan. intervensi dihentikan.
2. Diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas2. Diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan sekresi yang tertahan berhubungan dengan sekresi yang tertahan
didapatkan, jalan napas pasien kembali paten didapatkan, jalan napas pasien kembali paten yang
dengan yang ditandai suara napas yang bersih, tidak ditandai suara napas yang bersih, tidak ada sianosis
ada sianosis dan dipsnea, mampu mengeluarkan dan dipsnea, mampu mengeluarkan sputum, mampu
sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips dan
pursed lips dan intervensi dihentikan. intervensi dihentikan.
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara
bertahap bertambah ke atas tungkai dan paha pada akhirnya ke genetalia
eksterna dan tubuh bagian bawah. Edema yang akan tetap cekung bahkan
setelah penekanan ringan dengan ujung jari, baru jelas terlihat setelah
terjadi retensi cairan paling tidak sebanyak 4,5 kg (10 lb). Edema ini akan
menyebabkan terjadinya masalah oksigenasi jika edema terjadi pada
alveoli (Brunner & Suddarth , 2016).
Keluhan berupa sesak napas yang dirasakan oleh kedua partisipan juga
mempengaruhi pola aktivitas sehari-hari pasien, diantaranya adalah
masalah pada pola nutrisi, pola istirahat/tidur, dan pola aktivitas/bekerja.
Masalah nutrisi yang ditemukan pada kedua partisipan yaitu adanya
ketidakmampuan makan dan penurunan nafsu makan, hal ini disebabkan
oleh adanya rasa sesak napas yang dirasakan oleh pasien, sehingga pasien
tidak mampu menghabiskan porsi makan yang diberikan. Menurut
Brunner & Suddarth (2016), anoreksia (hilangnya selera makan) dan
mual terjadi akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga
abdomen dan juga dapat terjadi sesak napas sehingga akan menghambat
kemampuan untuk makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Congestif Heart Failure (CHF) merupakan kondisi dimana fungsi
jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke
tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan tubuh (Charles Reeves dkk
dalam Wijaya Dan Putri, 2013). Kondisi ini disebabkan oleh adanya
kegagalan otot jantung untuk menjalankan fungsi tersebut. Kelainan pada
kontraktilitas miokardium yang khas pada CHF akibat penyakit jantung
iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif,
sehingga akan menimbulkan berbagai macam gejala.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada kasus. Intervensi keperawatan tersebut terdiri dari
Nursing Interventions Classification (NIC) dan Nursing Outcomes
Classification (NOC). Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus
pasien didasarkan pada tujuan intervensi masalah keperawatan yaitu,
gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler alveolar, ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan sekresi yang tertahan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan implementasi keperawatan berdasarkan tindakan
yang telah direncanakan. Peneliti melakukan penelitian pada shift pagi
atau shift sore. Adanya keterbatasan peneliti dalam melakukan
implementasi sehingga peneliti melakukan implementasi dengan waktu
1x24 jam selama 5x pertemuan. Implementasi yang dilakukan pada
pasien memiliki hubungan dengan pemecahan masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pasien.
Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan
oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia. Nasal kanula merupakan alat
yang sederhana dan dapat memberikan oksigen dengan aliran 1 -6
liter/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 20% - 40%, sedangkan
sungkup muka nonrebreathing mempunyai dua katup, satu katup terbuka
pada saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi dan satu katup yang
fungsinya mencegah udara masuk pada saat inspirasi dan akan membuka
pada saat ekspirasi. Pemberian oksigen dengan aliran 10 – 12 liter/menit
dengan konsentrasi oksigen 80 – 100%. Hal ini menunjukkan bahwa cara
pemberian harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada (Hidayat,
2009).
Tindakan dalam penilaian hasil labor tentang analisa gas darah sangat
penting dilakukan, karena dengan melihat hasil analisa gas darah dapat
kita tentukan bagaimana kondisi oksigenasi ditubuh pasien seperti PO2
dan PCO2, sehingga dapat menentukan cara pemberian oksigen yang
mana yang dibutuhkan oleh pasien. Namun dalam penilaian hasil AGD
tidak dapat dilakukan setiap hari karena tidak adanya permintaan labor
untuk pasien setiap harinya.
Pemberian lasix dan furosemida pada pasien bertujuan untuk membantu
dalam mengeluarkan cairan yang ada didalam tubuh pasien. Menurut
asumsi peneliti rasa sesak yang dirasakan oleh pasien disebabkan karena
adanya penunpukan cairan di dalam tubuh pasien seperti di paru dan juga
abdomen, hal ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada proses
difusi yang akan menyebabkan sesak napas. Dengan pemberian cairan
lasix maka akan membantu menurunkan edema/penumpukan cairan di
tubuh pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang didapatkan pada diagnosa tentang gangguan pertukaran
gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolar
menunjukkan bahwa, pada partisipan 1 gangguan pertukaran gas yang
dialami sudah mulai teratasi dari waktu ke waktu walaupun masih belum
teratasi secara total, hal ini bisa dilihat dari pola napas pasien yang sudah
mulai mendekati nilai normal dan pasien juga sudah tidak mengeluhkan
napas yang sesak, hasilnya ditemukan bahwa pada partisipan 1 dalam
hari rawatan ke-1 sampai ke-3, masih ditemukan keluhan pasien yang
masih sesak. Keluhan tersebut bisa dilihat dari adanya pernapasan pasien
yang masih sesak dan terpasangnya oksigen binasal sebanyak 5 liter/i,
namun dalam hari rawatan ke-1 sampai ke-3 juga menunjukkan adanya
perubahan pola napas pasien, yang bisa dilihat dari semakin
berkurangnya frekuensi sesak napas pasien. Pada hari rawatan ke-5
masalah oksigenasi pasien sudah teratasi yang ditandai dengan partisipan
sudah mampu mengeluarkan batuk, suara napas bersih, tidak ada sianosis
dan dispnea dan tanda-tanda vital dalam rentang normal dan intervensi
dihentikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigen pada Ny.S dan Tn. D dengan kasus CHF di
IRNA Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang, peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian yang didapatkan dari kedua partisipan menunjukkan adanya
tanda gejala yang sama yang dirasakan oleh kedua partisipan. Keluhan yang
dirasakan oleh partisipan 1 juga dirasakan oleh
partisipan 2. Tanda dan gejala yang muncul yang dirasakan oleh kedua
partisipan yaitu adanya dispnue, batuk berdahak, batuk dengan dahak
yang sulit dikeluarkan, sesak napas saat aktivitas, mudah lelah,
kecemasan serta adanya edema pada tubuh kedua partisipan. Hal ini
menjukkan bahwa, jika seseorang terdiagnosa CHF memiliki
kemungkinan akan muncul masalah dan keluhan yang sama yang
dirasakan oleh penderita.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua partisipan umumnya sama yaitu,
gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler
alveolar, ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang
tertahan, dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen. Diagnosa ini muncul pada kedua partisipan
disebabkan karena adanya tanda dan gejala serta keluhan yang sama yang
dirasakan oleh kedua partisipan.
3. Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh peneliti, baik intervensi
yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi seperti pengaturan posisi
pasien semifowler, mengajarkan teknik napas dalam, pemberian oksigen dan
terapi obat-obatan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sel akan oksigen,
sehingga sel tubuh bisa bermetabolisme dengan baik. Hal ini bertujuan untuk
mengatasi terjadinya masalah oksigenasi dengan cara mengurangi beban kerja
jantung dengan cara
American Heart Association (AHA). 2016 Heart Failure (Understand Your Risk
for Heart Failure). . Diambil dari :
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/heartFailure/CusesAndRiskF
orheartFailure/Understand-Your-Risk-for-Heart-Failure . (21 Januari 2017).
Atoilah, Elang Mohamad dan Engkus Kusnadi. 2013. Askep pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut : In Media.
Brunner and Suddarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah ed. 12. Jakarta : EGC.
Ernawati. 2012. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : TIM.
Ihdaniyati, Inayah A & Arifah, Siti. 2009. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Mekanisme Koping Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSU Pandan
Arang Boyolali. Diambil dari :
http://fmipa.umri.ac.id/wpcontent/uploads/2016/06/geni-lismawati-T-
Kecemasan-dan-Mekanismekoping-pada-gagal-jantung.pdf. (7 Juni 2017).
Profil RSUP Dr. M. Djamil Padang. 2014. 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap
Tahun 2014. Diambil dari : http://www.rsdjamil.co.id/pages/10-
penyakitterbanyak-rawat-inap-tahun-2014. (16 Maret 2017).
Sibuea, W. Herdin, dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Suwartika, Ira & Cahyati, Peni. 2015. Analisis Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Kualitas Tidur Pasien Gagal Jantung di RSUD Kota
Tasikmalaya. Diambil dari :
http://jurnal.unai.edu/index.php/jsk/oai?metadataPrefix=oai_dc&verb=ListR
ecords. (7 Juni 2017).
Wijaya, Andra Saferi dan Putri, Yessie Mariza. 2013. Keperawatan Medikal
Bedah : Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha
Medika.
4. Kebutuhan Dasar
1. Makan/minum
a. Makan
1) Sehat
Makan 3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk.
2) Sakit
Makan 3 kali sehari dan hanya menghabiskan seperempat
porsi makan yang diberikan. Napas terasa sesak jika dibawa
makan.
b. Minum
1) Sehat
Minum ± 1500 cc dalam sehari
2) Sakit
Minum ± 1500 c dalam sehari
2. Istirahat/tidur
a. Sehat
Siang : 1-2 jam dalam sehari
Malam : 7-8 jam dalam sehari
b. Sakit
Siang : 2-3 jam dalam sehari
Malam : 4-5 jam dalam sehari, pasien sering terbangun karena
sesak dan terkadang malam tidak bisa tidur.
3. Eliminasi
a. BAB
1) Sehat
Pasien biasanya BAB minimal 1 kali sehari
2) Sakit
Pasien belum ada BAB sejak masuk rumah sakit
b. BAK
1) Sehat
Pasien BAK minimal 5 kali sehari
2) Sakit
Pasien BAK ± 2500 cc/hari dengan warna kuning pucat dan
konsentrasi lebih bening.
4. Aktivitas dan Latihan
a. Sehat
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan bisa melakukan
aktivitas seperti biasanya.
b. Sakit
Pasien lebih banyak diatas tempat tidur dan aktivitas dibantu
oleh keluarga. Napas klien bertambah sesak jika beraktivitas.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Pasien dalam kondisi lemah dan pucat, gelisah,
kesadaran pasien Compos Mentis, GCS : 15.
b. TTV
1) TD : 110/70 mmHg
2) HR : 66 x/i
3) RR : 32 x/i
4) Suhu :36,3 0C
c. Kepala/Rambut
Kepala normachepal, tidak ada luka/lesi, bersih, rambut lebat,
tidak rontok.
d. Telinga
Simetris kiri dan kanan, sejajar kantus mata, bersih, tidak ada
luka/bengkak, pendengaran baik.
e. Mata
Simetris kiri dan kanan, bersih, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, reflek pupil isokor, reflek kedip ada.
f. Hidung
Simetris, bersih, cuping hidung (-), sianosis (-), terpasang binasal 5
l/i.
g. Mulut
Mukosa mulut lembab, sianosis (-), tidak ada pembesaran tonsil,
mulut bersih, reflek mengunyah (+).
h. Leher
Tidak ada luka, pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
tiroid (-), distensi vena jugularis sinistra (-), reflek menelan (+),
reflek batuk (+).
i. Thoraks
1) Paru
a) Inspeksi
Simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada simetris
kiri dan kanan, irama napas cepat, tidak ada retraksi dinding
dada.
b) Palpasi
Premitus kiri dan kanan sama, tidak ada teraba bengkak.
c) Perkusi
Bunyi perkusi sonor.
d) Auskultasi
Bunyi napas vesikuler dan terdengar bunyi ronkhi.
2) Jantung
a) Inspeksi
Dada simetris, iktus kordis tidak terlihat
b) Palpasi
Iktus kordis teraba di RIC 5, teraba kuat, regular dan lambat.
c) Perkusi
Terdengar bunyi pekak di batas-batas jantung kiri atas SIC
II Line Para Sternalis Sinstra (LPSS), kiri bawah SIC IV
Linea Medio Clavicularis Sinistra (LMCS), kanan atas SIC
II Line Para Sternalis Dextra (LPSD), kanan bawah SIC IV
Linea Para Sternalis Dextra (LPSD)
d) Auskultasi
Irama jantung irreguler
j. Abdomen
1) Inspeksi
Tidak luka/lesi, perut datar, tidak ada distensi.
2) Auskultasi
Bising usus positif yaitu 7 x/i
3) Palpasi
Tidak ada distensi, nyeri tekan (-), tidak teraba massa.
4) Perkusi
Bunyi timpani
k. Genitalia : Terpasang kateter, bersih.
l. Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas : Terpasang infuse NaCl 0,9 % drip KCl 45 gr dan lasix,
kulit kering, tidak ada edema, akral teraba dingin, CRT > 2 detik.
2) Ekstremitas Bawah : Terdapat edema pada kedua tungkai, akral teraba dingin,
CRT > 2 detik.
6. Data Psikologis
Pasien tampak gelisah dan cemas, selain itu pasien selalu mengatakan
ingin cepat pulang karena ia memiliki anak yang masih kecil yang
harus dirawat dirumah. Hubungan pasien dengan keluarga baik.
7. Data Penunjang
Berdasarkan hasil laboratorium kimia darah pasien didapatkan :
a. 17 Mei 2017
Kadar Hb 15,5 g/dl, leukosit 38.000 /mm 3, trombosit 410.000
/mm3, hematokrit 41 %, glukosa sewaktu 186 mg/dl, ureum darah
55 mg/dl, kreatinin darah 1,7 mg/dl, kalsium 10 mg/dl, dan hasil
AGD yaitu, PH 7,11, PCO2 37 mmHg, PO2 167 mmHg, natrium
144 mmol/L, kalium 1 mmol/L, kalsium 0,56 mmol/L dan HCO3-
11,8 mmol/L.
b. 18 Mei 2017
Hasil AGD yaitu, PH 7,31, PCO2 15 mmHg, PO2 192 mmHg,
natrium 146 mmol/L, kalium 1,6 mmol/L, glukosa 56 mg/dL, dan
HCO3- 7,6 mmol/L.
c. 20 Mei 2017
Nilai kalsium 8,2 mg/dl
8. Program Pengobatan
a. 1 st diet jantung II
b. Oksigen binasal 3-5 liter/i
c. CPG 1x75 g
d. Aspilet 1x80 mg
e. Meylon 150 meq dalam 150 cc NaCl 0,9 %.
f. Inj. Ceftriaxone 1x2 g
g. Drip KCl 50 meq dalam 200 cc NaCl 0,9 %
h. Nebu Combivent 2x1
i. IVFD WIDA 2 KN 12 jam/kolf
j. IVFD lasix 1x1 dalam 50 cc NaCl 0,9 %
ANALISA DATA
DO :
1. Klien tampak sesak napas.
2. Frekuensi napas 32 x/i.
3. Hasil AGD yaitu, PH 7,11,
PCO2 37 mmHg, PO2 167
mmHg, HCO3- 11,8 mmol/L.
DO :
1. Pasien tampak
batukbatuk.
2. Sekret sulit keluar
3. Sekret tampak berwarna putih
kental
3 DS : Ketidakseimbangan Intoleransi
1. Pasien mengatakan napas antara suplai dan aktivitas
terasa sesak napas kebutuhan oksigen
2. Pasien mengatakan sesak
bertambah jika setelah
beraktivitas.
DO :
1. Pasien tampak lemah dan
gelisah
2. Pasien tampak sesak dengan
frekuensi napas 32 x/i.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kamis, 18 Mei Gangguan pertukaran gas 07.30 1. Memberikan oksigen melalui binasal 5 liter/i
berhubungan dengan Respon : Pasien mengatakan merasa nyaman terpasang oksigen
2017
perubahan membran dan sesak berkurang jika dipasang oksigen.
kapiler alveolar. 07.30 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien tampak sesak jika setelah banyak bergerak.
07.32 3. Mengatur posisi semifowler
Respon : Pasien mengatakan nnyaman dengan posisi yang
diberikan untuk bernapas.
07.32 4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
Respon : Pasien menarik napas panjang untuk tidak cemas.
07.45 5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi Respon : pasien
tampak menarik napas panjang.
08.00 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon : Frekuensi napas 32
x/i.
09.00 7. Menilai dan memantau hasil labor
Respon : PH 7,11, PCO2 37 mmHg, PO2 167 mmHg, HCO3- 11,8
mmol/L.
09.30 8. Kolaborasi dalam memberikan drip lasix 1x1 dalam 50 cc NaCl
0,9 %
Respon : Pasien terpasang lasix 1x1 dalam 50 cc NaCl 0,9 %.
Kamis, 18 Mei Intoleransi aktivitas 08.10 1 Memandikan pasien, mengganti pakaian dan memberikan makan
berhubungan dengan pasien.
2017
ketidakseimbangan antara Respon : Pasien tampak sesak setelah beraktivitas
suplai dan kebutuhan 08.10 2 Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat pasien. Respon :
oksigen. Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi pasien lebih baik saat
diberikan bantuan.
08.15 3 Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien melakukan
aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas yang bisa
dilakukan sendiri
08.30 4 Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan pasien.
Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas dan sesak
berkurang
08.35 5 Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
08.36 6 Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.00 7 Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon : Frekuensi
napas 26 x/i.
12.00 8 Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam beraktivitas
Jum’at, 19 Mei Gangguan pertukaran gas 07.30 1. Memberikan oksigen melalui binasal 5 liter/i
berhubungan dengan Respon : Pasien mengatakan merasa nyaman terpasang oksigen
2017
Hiperventilasi. dan sesak berkurang jika dipasang oksigen.
07.30 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien tampak sesak jika setelah banyak bergerak.
07.32 3. Mengatur posisi semifowler
Respon : Pasien mengatakan nnyaman dengan posisi yang
diberikan untuk bernapas.
07.32 4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
Respon : Pasien menarik napas panjang untuk tidak cemas.
07.45 5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
Respon : pasien tampak menarik napas panjang.
08.00 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas 26 x/i.
09.00 7. Menilai dan memantau hasil labor
Respon : PH 7,31, PCO2 15 mmHg, PO2 192 mmHg, HCO3- 7,6
mmol/L.
09.30 8. Kolaborasi dalam memberikan drip lasix 1x1
dalam 50 cc NaCl
0,9 %
11.00 Respon : Pasien terpasang lasix 1x1 dalam 50 cc NaCl 0,9 %
9. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
13.00 Frekuensi napas 26 x/i.
10. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas 26 x/i.
Jum’at, 19 Mei Ketidakefektifan bersihan 08.001. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas 26 x/i.
jalan nafas berhubungan 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
2017
dengan produksi 08.05 Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
mukus/sekret
3. Memberikan nebu combivent
10.00 Respon : Pasien mengatakan jalan napas terasa lapang setelah
nebu.
4. Mengajarkan batuk efektif
10.05 Respon : Pasien tampak mengerti cara batuk efektif.
5. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigen Respon : Pasien
10.35 mengatakan aliran oksigen terasa.
6. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas 26 x/i.
11.00
13.00 7. Mengukur frekuensi napas pasien Respon
: Frekuensi napas 26 x/i.
Jum’at, 19 Mei Intoleransi aktivitas 08.10 1 Memandikan pasien, mengganti pakaian dan memberikan makan
berhubungan dengan pasien.
2017
ketidakseimbangan antara Respon : Pasien tampak sesak setelah beraktivitas
suplai dan kebutuhan 08.10 2 Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat pasien.
oksigen. Respon : Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi pasien
lebih baik saat diberikan bantuan.
08.15 3 Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien melakukan
aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas yang bisa
dilakukan sendiri
08.30 4 Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan pasien.
Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas dan sesak
berkurang
08.35 5 Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
08.36 6 Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.00 7 Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon : Frekuensi
napas 26 x/i.
12.00 8 Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam beraktivitas
Sabtu, 20 Mei Gangguan pertukaran gas 07.30 1. Memberikan oksigen melalui binasal 3 liter/i
berhubungan dengan Respon : Pasien mengatakan merasa nyaman terpasang oksigen
2017
Hiperventilasi. dan sesak berkurang jika dipasang oksigen.
07.32 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien tampak sesak jika setelah banyak bergerak namun
sudah berkurang.
07.35 3. Mengatur posisi semifowler
Respon : Pasien mengatakan nnyaman dengan posisi yang
diberikan untuk bernapas.
07.40 4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
Respon : Pasien menarik napas panjang untuk tidak cemas.
07.45 5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi Respon :
pasien tampak menarik napas panjang.
08.00 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon : Frekuensi
napas 24 x/i.
11.00 7. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon : Frekuensi
napas 24 x/i.
13.00 8. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon : Frekuensi
napas 25 x/i.
Sabtu, 20 Mei Ketidakefektifan bersihan 08.00 1. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas 24 x/i.
jalan nafas berhubungan 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
2017
dengan produksi 08.05 Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
mukus/sekret
3. Memberikan nebu combivent
10.00 Respon : Pasien mengatakan jalan napas terasa lapang setelah
nebu.
4. Mengajarkan batuk efektif
10.05
Respon : Pasien tampak mengerti cara batuk efektif.
10.35 5. Memberikan dan memantau kondisi cairan
oksigen Respon : Pasien mengatakan aliran
11.00 oksigen terasa.
6. Mengukur frekuensi napas pasien Respon :
13.00 Frekuensi napas 24 x/i.
7. Mengukur frekuensi napas pasien Respon :
Frekuensi napas 25 x/i.
Sabtu, 20 Mei Intoleransi aktivitas 08.10 1 Memandikan pasien, mengganti pakaian dan memberikan makan
berhubungan dengan pasien.
2017
ketidakseimbangan antara Respon : Pasien tampak sesak setelah beraktivitas
suplai dan kebutuhan 08.10 2 Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat pasien.
oksigen. Respon : Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi pasien
lebih baik saat diberikan bantuan.
08.15 3 Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien melakukan
aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas yang bisa
dilakukan sendiri
08.30 4 Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan pasien.
Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas dan sesak
berkurang
08.35 5 Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
08.36 6 Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.00 7 Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas
Respon : Frekuensi napas 26 x/i.
12.00 8 Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam beraktivitas
Minggu, 21 Gangguan pertukaran gas 07.28 1. Memberikan oksigen melalui binasal 3 liter/i
berhubungan dengan Respon : Pasien mengatakan merasa nyaman terpasang oksigen
Mei 2017
Hiperventilasi. dan sesak berkurang jika dipasang oksigen namun sesak sudah
berkurang.
07.28 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien tampak sesak jika setelah banyak bergerak namun
sudah berkurang.
07.33 3. Mengatur posisi semifowler
Respon : Pasien mengatakan nnyaman dengan posisi yang
diberikan untuk bernapas.
07.38 4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
Respon : Pasien menarik napas panjang untuk tidak cemas.
07.45 5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi Respon : pasien
tampak menarik napas panjang.
08.18 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon : Frekuensi napas 22
x/i.
Minggu, 21 Ketidakefektifan bersihan 08.18 1. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas 22 x/i.
jalan nafas berhubungan 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
Mei 2017
dengan produksi 08.20 Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
mukus/sekret
3. Memberikan nebu combivent
10.20 Respon : Pasien mengatakan jalan napas terasa lapang setelah
nebu.
10.25 4. Mengajarkan batuk efektif
Respon : Pasien tampak mengerti cara batuk efektif.
13.00 5. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigen Respon :
Pasien mengatakan aliran oksigen terasa.
Minggu, 21 Intoleransi aktivitas 08.10 1 Memandikan pasien, mengganti pakaian dan memberikan makan
berhubungan dengan pasien.
Mei 2017
ketidakseimbangan antara Respon : Pasien tampak sesak setelah beraktivitas
suplai dan kebutuhan 08.10 2 Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat pasien.
oksigen. Respon : Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi pasien
lebih baik saat diberikan bantuan.
08.15 3 Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien melakukan
aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas yang bisa
dilakukan sendiri
08.30 4 Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan pasien.
Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas dan sesak
berkurang
08.35 5 Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
08.36 6 Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.00 7 Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon : Frekuensi
napas 26 x/i.
12.00 8 Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
EVALUASI KEPERAWATAN
Kamis, 18 Mei Ketidakefektifan 13.35 S : pasien mengatakan bahwa masih sering batuk dengan
bersihan jalan nafas sekret yang sulit keluar
2017
berhubungan dengan
produksi mukus/sekret O : Pasien masih tampak batuk, dan sesak bertambah jika
batuk.
Jum’at, 19 Mei Gangguan pertukaran gas 13.30 S : Pasien mengatakan napas masih terasa sesak dan sesak
berhubungan dengan akan bertambah jika dibawa beraktivitas
2017
Hiperventilasi.
O : Pasien masih tampak sesak dan terpasang oksigen
binasal 5 liter/i.
Jum’at, 19 Mei Intoleransi aktivitas 13.40 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah Jum’at, 19
berhubungan dengan dan masih sulit beraktivitas akibat sesak napas.
2017 Mei 2017
ketidakseimbangan
antara suplai dan O : Pasien masih tampah lemah dan pucat, pasien masih
kebutuhan oksigen. tampak sesak setelah beraktivitas, tanda-tanda vital
pasien yaitu : TD : 107/66 mmHg, HR : 70 x/i, RR : 26
x/i, S : 36,3 0C.
Sabtu, 20 Mei 2017 Ketidakefektifan 13.35 S : Pasien mengatakan bahwa masih sering batuk dengan
bersihan jalan nafas sekret yang sulit keluar
berhubungan dengan
produksi mukus/sekret O : Pasien masih tampak batuk, dan sesak bertambah jika
batuk.
Minggu, 21 Mei Ketidakefektifan 13.25 S : Pasien mengatakan bahwa kadang-kadang masih batuk
bersihan jalan
nafas dengan sekret yang sulit keluar namun sudah berkurang
2017
berhubungan produksi
dengan
mukus/sekret O : Pasien masih tampak batuk sesekali dan sekret sulit
keluar
A : Masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan produksi mukus/sekret
teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan dengan monitoring status
pernapasan dan jalan napas
Minggu, 21 Mei Intoleransi aktivitas 13.30 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah Minggu,
berhubungan dengan dan masih sulit beraktivitas akibat sesak napas namun
2017 21 Mei
ketidakseimbangan sudah berkurang.
antara suplai dan 2017
kebutuhan oksigen. O : Pasien masih tampah lemah, sesak pasien setelah
aktivitas sudah berkurang, tanda-tanda vital pasien
yaitu : TD : 110/67 mmHg, HR : 86 x/i, RR : 23 x/i,
S : 36,5 0C.
Senin, 22 Mei 2017 Gangguan pertukaran gas 13.10 S : Pasien mengatakan terasa sesak sudah tidak ada dan
berhubungan dengan sesak saat beraktivitas sudah berkurang.
Hiperventilasi.
O : Pasien sudah tidak memakai oksigen dan pasien
tampak tidak sesak.
P : Intervensi dihentikan.
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA TN. D DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE
(CHF) DI IRNA PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
4. Kebutuhan Dasar
1. Makan/minum
a. Makan
1) Sehat
Makan 3 kali sehari dengan nasi dan lauk pauk dan
menghabiskan 1 porsi makan serta suka mengonsumsi jeroan
dan makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi.
2) Sakit
Makan 3 kali sehari dan hanya menghabiskan seperempat
porsi makan yang diberikan. Napas terasa sesak jika dibawa
makan.
b. Minum
1) Sehat
Minum ± 1500 cc dalam sehari
2) Sakit
Minum ± 200 cc dalam sehari karena pasien disuruh
membatasi minum.
1. Istirahat/tidur
a. Sehat
Siang : 1-2 jam dalam sehari dan malam : 5-6 jam dalam sehari
b. Sakit
Siang : ± 1 jam dalam sehari karena tidak bisa tidur akibat sesak
napas dan malam : ± 2-3 jam dalam sehari karena pasien tidak
bisa tidur akibat sesak napas.
2. Eliminasi
a. BAB
1) Sehat
Pasien biasanya BAB minimal 1 kali sehari
2) Sakit
Pasien belum ada BAB sejak masuk rumah sakit
b. BAK
1) Sehat
Pasien BAK minimal 4-5 kali sehari
2) Sakit
Pasien kesulitan dalam BAK, klien BAK ± 800 cc/hari dengan
warna kehijauan, kosentrasi pekat.
1. Aktivitas dan Latihan
a. Sehat
Pasien bekerja sebagai wiraswasta dan bekerja setiap harinya.
b. Sakit
Pasien tidak bisa banyak beraktivitas dan bekerja, karena sesak
napas bertambah jika dibawa beraktivitas. Aktivitas pasien
dibantu oleh keluarga.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Pasien tampak gelisah, lemah, kesadaran
Compos Mentis, dan GCS : 15
b. TTV
1) TD : 170/93 mmHg
2) HR : 97 x/i
3) RR : 34 x/i
4) Suhu : 36,2 0C
c. Kepala/Rambut
Kepala normachepal, tidak ada luka/lesi , rambut pasien tampak
kotor, beruban, tidak rontok, lebat.
d. Telinga
Simetris kiri dan kanan, sejajar kantus mata, bersih, tidak ada
luka/bengkak, pendengaran baik.
e. Mata
Simetris kiri dan kanan, bersih, konjungtiva anemis, sklera tidak
ikterik, reflek pupil isokor, reflek kedip ada.
f. Hidung
Simetris, bersih, cuping hidung (-), sianosis (-), terpasang masker
non rebrheating 10 l/i.
g. Mulut
Bibir kering, pucat, mulut bersih, tidak ada pembesaran tonsil,
tampak pernapasan lewat mulut.
h. Leher
Tidak ada luka, pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
tiroid (-), distensi vena jugularis sinistra ± 3 cm, reflek menelan
(+), reflek batuk (+).
i. Thoraks
1) Paru
a) Inspeksi
Simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada simetris
kiri dan kanan, irama napas cepat, tidak ada retraksi dinding
dada.
b) Palpasi
Premitus kiri dan kanan sama, tidak ada teraba bengkak.
c) Perkusi
Bunyi perkusi sonor.
d) Auskultasi
Bunyi napas vesikuler dan terdengar bunyi ronkhi.
2) Jantung
a) Inspeksi
Dada simetris, iktus kordis tidak terlihat.
b) Palpasi
Iktus kordis teraba di RIC 5, teraba kuat, regular dan cepat.
c) Perkusi
Terdengar bunyi pekak di batas-batas jantung kiri atas SIC II
Line Para Sternalis Sinstra (LPSS), kiri bawah SIC IV Linea
Medio Clavicularis Sinistra (LMCS), kanan atas SIC II Line
Para Sternalis Dextra (LPSD), kanan bawah SIC IV Linea
Para Sternalis Dextra (LPSD)
d) Auskultasi :Irama jantung irreguler
j. Abdomen
1. Inspeksi : Tidak ada lesi/luka, perut tampak buncit, tampak ada distensi.
2. Auskultasi : Bising usus positif yaitu 9 x/i
3. Palpasi : Terdapat distensi, nyeri tekan (+), tidak teraba massa.
4. Perkusi : Bunyi pekak
c. Genitalia : Terpasang kateter, bersih.
d. Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas : Terpasang infuse EAS primer 24 jam/kolf dan lasix, akral
teraba dingin, CRT > 2 detik, edema pada
kedua tangan.
2) Ekstremitas Bawah : Akral teraba dingin, CRT > 2 detik, edema pada kedua
tungkai kaki.
6. Data Psikologis
Pasien tampak gelisah karena sesak napas yang dialami, klien sering
merubah posisi tubuhnya diatas tempat tidur dan pasien sering mengeluh
bahwa napasnya terasa sesak. Hubungan pasien dengan
keluarga baik.
7. Data Penunjang
Berdasarkan hasil laboratorium kimia darah pasien didapatkan :
a. 20 Mei 2017
Nilai hasil AGD yaitu, PH 7,30, PCO2 31 mmHg, PO2 53 mmHg,
natrium 137 mmol/L, kalium 3,2 mmol/L, kalsium 0,43 mmol/L,
glukosa 133 mg/dl, HCO3- 15,3 mmol/L dan hasil pemeriksaan
laboratorium kimia darah yaitu, glukosa sewaktu 155 mg/dl, Hb 8,6
g/dl, leukosit 14.300 /mm3, trombosit 274.000 /mm3, hematokrit 25
%
b. 21 Mei 2017
Hasil AGD yaitu, PH 7,29, PCO2 34 mmHg, PO2 186 mmHg,
natrium 140 mmol/L, kalium 3,5 mmol/L, glukosa 79 mg/dL, dan
HCO3- 16,3 mmol/L.
c. 22 Mei 2017
Hasil AGD yaitu, PH 7,36, PCO2 36 mmHg, PO2 66 mmHg,
natrium 135 mmol/L, kalium 3,3 mmol/L, glukosa 125 mg/dL, dan
HCO3- 20,3 mmol/L.
ANALISA DATA
DO :
1. Klien terpasang oksigen dengan
masker non rebreathing 10 l/i.
2. Klien tampak sesak napas.
3. Nilai hasil AGD yaitu, PH :
7,30, PCO2 : 31 mmHg, PO2 :
53 mmHg, HCO3- : 15,3
mmol/L
2 DS : Sekresi yang Ketidakefektifan
1. Pasien mengatakan batuk tertahan bersihan jalan
2. Pasien mengatakan batuk nafas
berdahak dan sulit keluar.
DO :
1. Pasien tampak batuk-batuk.
2. Sekret tampak sulit keluar
3. Sekret tampak berwarna putih
kental
3. DS : Ketidakseimbangan Intoleransi
1. Pasien mengatakan badan terasa antara suplai dan aktivitas
lemah kebutuhan oksigen
2. Pasien mengatakan napas terasa
sesak, dan sesak dipengaruhi
oleh aktivitas.
DO :
1. Pasien tampak lemah dan
gelisah
2. Pasien tampak sesak napas
dengan frekuensi napas 34 x/i.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Minggu, 21 Gangguan pertukaran gas 07.30 1. Memberikan oksigen melalui masker non rebreathing
Mei 2017 berhubungan dengan perubahan 10 liter/i
membran kapiler alveolar. Respon : Pasien mengatakan merasa nyaman terpasang
oksigen dan sesak berkurang jika dipasang oksigen.
07.30 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas Respon
: pasien tampak sesak jika setelah banyak bergerak.
3. Mengatur posisi semifowler
07.32 Respon : pasien mengatakan nnyaman dengan posisi
yang diberikan untuk bernapas.
4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
07.32 Respon : Pasien menarik napas panjang untuk tidak cemas.
5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi Respon :
pasien tampak menarik napas panjang.
07.45 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon : Frekuensi
napas 34 x/i.
08.05 7. Menilai dan memantau hasil labor
Respon : PH 7,30, PCO2 31 mmHg, PO2 53 mmHg,
09.00 HCO3- 15,3 mmol/L
Minggu, 21 Intoleransi aktivitas 08.15 1. Memandikan pasien, mengganti pakaian dan memberikan
Mei 2017 berhubungan dengan makan pasien.
ketidakseimbangan antara suplai Respon : Pasien tampak sesak setelah beraktivitas
dan kebutuhan oksigen. 08.15 2. Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat
pasien.
Respon : Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi
pasien lebih baik saat diberikan bantuan.
08.17 3. Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien
melakukan aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas
yang bisa dilakukan sendiri
08.32 4. Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan
pasien.
Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas
dan sesak berkurang
08.37 5. Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah
beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
08.40 6. Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.00 7. Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon :
Frekuensi napas 26 x/i.
12.00 8. Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam
beraktivitas
Senin, 22 Mei Gangguan pertukaran gas 07.25 1. Memberikan oksigen melalui masker non rebreathing 8
2017 berhubungan dengan perubahan liter/i
membran kapiler alveolar. Respon : Pasien mengatakan sesak berkurang jika
terpasang oksigen
07.25 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien tampak sesak napas jika sedang
beraktivitas
07.27 3. Mengatur posisi semifowler
Respon : Pasien mengatakan nyaman dengan posisi yang
diberikan
07.32 4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
Respon : Pasien tampak menarik napas panjang
07.45 5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
Respon : Pasien tampak menarik napas panjang dan
lebih tenang
08.00 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas yaitu 30 x/i.
09.00 7. Menilai dan memantau hasil labor
Respon : PH 7,29, PCO2 34 mmHg, PO2 186 mmHg,
HCO3- 16,3 mmol/L.
09.30 8. Kolaborasi dalam memberikan drip furosemida 15
mg/jam dalam 50 cc NaCl 0,9 %.
Respon : Pasien mengatakan sudah mulai bisa BAK dan
BAK sudah lebih banyak.
11.00 9. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas yaitu 28 x/i.
13.00 10. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas yaitu 28 x/i.
Senin, 22 Mei Ketidakefektifan bersihan jalan 08.00 1. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas
2017 nafas berhubungan dengan yaitu 30 x/i.
produksi mukus/sekret 08.05 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
10.00 3. Memberikan nebu flumucyl
Respon : Pasien mengatakan jalan napas terasa lapang
10.05 4. Mengajarkan batuk efektif
Respon : Pasien tampak melakukan batuk efektif dan
pasien tampak batuk
10.35 5. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigen
Respon : Pasien mengatakan oksigen yang diberikan
mengurangi sesak dan lebih mudah bernapas.
11.00 6. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas
yaitu 28 x/i.
13.00 7. Mengukur frekuensi napas pasien
Respon : Frekuensi napas yaitu 28 x/i.
Senin, 22 Mei Intoleransi aktivitas 08.15 1. Memandikan pasien, mengganti pakaian dan memberikan
2017 berhubungan dengan makan pasien.
ketidakseimbangan antara suplai Respon : Pasien tampak sesak setelah beraktivitas
dan kebutuhan oksigen. 08.15 2. Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat
pasien.
Respon : Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi
pasien lebih baik saat diberikan bantuan.
08.17 3. Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien
melakukan aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas
yang bisa dilakukan sendiri
08.32 4. Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan
pasien.
Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas
dan sesak berkurang
08.37 5. Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah
beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
08.40 6. Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.00 7. Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon :
Frekuensi napas 26 x/i.
12.00 8. Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam
beraktivitas
Selasa, 23 Mei Gangguan pertukaran gas 07.25 1. Memberikan oksigen melalui binasal 5 liter/i
2017 berhubungan dengan perubahan Respon : Pasien mengatakan sesak berkurang setelah
membran kapiler alveolar diberi oksigen
07.26 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien tampak bertambah sesak setelah aktivitas
3. Mengatur posisi semifowler
07.27 Respon : Pasien mengatakan nyaman dengan posisi yang
diberikan untuk bernapas
4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
07.32
Respon : Pasien tampak menarik napas panjang dan
mengatakan untuk berusaha untuk tidak stress.
07.45 5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
Respon : Pasien menarik napas panjang
08.00 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien
Respon : Frekuensi napapas yaitu 26 x/i.
09.30 7. Kolaborasi dalam memberikan drip
furosemida 15 mg/jam dalam 50 cc NaCl 0,9
%.
11.00 Respon : Pasien mengatakan sudah bisa BAK.
8. Mengukur frekuensi pernapasan pasien
13.00 Respon : Frekuensi napapas yaitu 28 x/i.
9. Mengukur frekuensi pernapasan pasien
Respon : Frekuensi napas yaitu 26 x/i.
Selasa, 23 Mei Ketidakefektifan bersihan jalan 08.00 1. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi
2017 nafas berhubungan dengan napapas yaitu 26 x/i.
produksi mukus/sekret 08.05 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
10.00 3. Memberikan nebu flumucyl
Respon : pasien mengatakan jalan napas lebih terasa
lapang dan batuk bisa keluar.
10.05 4. Mengajarkan batuk efektif
Respon : Pasien melakukan batuk efektif
10.35 5. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigen
Respon : Cairan untuk uap oksigen tampak dirasakn oleh
pasien.
11.00 6. Mengukur frekuensi napas pasien
Respon : Frekuensi napapas yaitu 28 x/i.
Rabu, 24 Mei Ketidakefektifan bersihan jalan 08.00 1. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas
2017 nafas berhubungan dengan yaitu 25 x/i.
produksi mukus/sekret 08.05 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
10.00 3. Memberikan nebu flumucyl
beraktivitas.
08.36 6. Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.00 7. Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon :
Frekuensi napas 26 x/i.
12.00 8. Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam
beraktivitas
Kamis, 25 Mei Gangguan pertukaran gas 07.40 1. Memberikan oksigen melalui binasal 3 liter/i
2017 berhubungan dengan perubahan Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
membran kapiler alveolar. 07.42 2. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien mengatakan napas terasa sesak
07.45 3. Mengatur posisi semifowler
Respon : Pasien tampak nyaman dengan posisi yang
diberikan
07.45 4. Menganjurkan pasien untuk tidak cemas dan stress
Respon : Pasien tampak tidak cemas lagi
07.50 5. Mengajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
Respon : Pasien tampak menarik napas dalam
08.00 6. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas yaitu 24 x/i.
11.15 7. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas yaitu 24 x/i.
13.10 8. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
Frekuensi napas yaitu 25 x/i.
Kamis, 25 Mei Ketidakefektifan bersihandengan
jalan 08.00 1. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas
2017 nafas berhubungan yaitu 24 x/i.
sekresi yang tertahan. 08.05 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
10.00 3. Memberikan nebu flumucyl
Respon : Pasien mengatakan jalan napas lapang dan
batuk berkurang
10.05 4. Mengajarkan batuk efektif
Respon : Pasien melakukan batuk
efektif dan mengatakan batuk berkurang
10.35 5. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigen
Respon : Aliran oksigen tampak baik dan lancar
11.15 6. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas
yaitu 24 x/i.
13.10 7. Mengukur frekuensi napas pasien
Respon : Frekuensi napas yaitu 25 x/i.
Kamis, 25 Intoleransi aktivitas 08.10 1. Memandikan pasien, mengganti pakaian dan memberikan
Mei 2017 berhubungan dengan makan pasien.
ketidakseimbangan antara suplai Respon : Pasien tampak sesak setelah beraktivitas
dan kebutuhan oksigen. 08.10 2. Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat
pasien.
Respon : Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi
08.15 pasien lebih baik saat diberikan bantuan.
3. Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien
melakukan aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas
08.30 yang bisa dilakukan sendiri
4. Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan
pasien.
08.35 Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas
dan sesak berkurang
5. Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah
08.36 beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
11.00 6. Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
12.00 Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
7. Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon :
Frekuensi napas 26 x/i.
8. Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam
beraktivitas
26 Mei-29 mei Gangguan pertukaran gas 09.00 1. Mengukur frekuensi pernapasan pasien Respon :
2017 berhubungan dengan perubahan Frekuensi napas yaitu 20 x/i.
membran kapiler alveolar. 09.10 2. Memberikan oksigen melalui binasal 3 liter/i
Respon : Pernapasan pasien sudah ridak sesak
09.15 3. Menilai kondisi pernapasan pasien setelah aktivitas
Respon : Pasien tampak tidak sesak setelah aktivitas
09.20 4. Mengatur posisi semifowler
26 Mei-29 mei Ketidakefektifan bersihan jalan 09.00 1. Mengukur frekuensi napas pasien Respon : Frekuensi napas
2017 nafas berhubungan dengan yaitu 24 x/i.
sekresi yang tertahan. 09.05 2. Mendengarkan bunyi napas pasien
Respon : Bunyi napas terdengar ronkhi
10.00 3. Memberikan nebu flumucyl
Respon : Pasien mengatakan jalan napas lapang dan
batuk berkurang
10.15 4. Mengajarkan batuk efektif
Respon : Pasien melakukan batuk
efektif dan mengatakan batuk berkurang
10.35 5. Memberikan dan memantau kondisi cairan oksigen
Respon : Aliran oksigen tampak baik dan lancar
26 Mei-29 mei Intoleransi aktivitas 09.10 1. Meminta bantuan keluarga untuk membantu merawat
2017 berhubungan dengan pasien.
ketidakseimbangan antara suplai Respon : Keluarga mau membantu tindakan dan kondisi
dan kebutuhan oksigen. pasien lebih baik saat diberikan bantuan.
09.15 2. Memberikan semangat dan motivasi untuk pasien
melakukan aktivitas yang bisa dilakukan
Respon : Pasien mengatakan akan melakukan aktivitas
yang bisa dilakukan sendiri
11.00 3. Membantu pasien dalam aktivitas yang ingin dilakukan
pasien.
Respon: Pasien lebih mudah dalam melakukan aktivitas
dan sesak berkurang
11.10 4. Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setelah
beraktivitas
Respon : Pasien mengatakan masih sesak napas setelah
beraktivitas.
11.15 5. Mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam setelah
beraktivitas.
Respon : Sesak napas pasien tampak berkurang
11.20 6. Menilai pernapasan pasien setelah beraktivitas Respon :
Frekuensi napas 26 x/i.
12.00 7. Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
Respon : Pasien tampak lebih bersemangat dalam
beraktivitas
EVALUASI KEPERAWATAN
Minggu, 21 Mei Gangguan pertukaran 13.35 S : Pasien mengatakan napas sangat sesak, pasien mengatakan
2017 gas berhubungan lebih suka duduk untuk kenyamanan bernapas
dengan perubahan
membran kapiler O : Pasien tampak sesak napas dengan RR : 32 x/i dan
alveolar. menggunakan NRM 10 liter/i. Hasil AGD yaitu : PH 7,30,
PCO2 31 mmHg, PO2 53 mmHg, HCO3- 15,3 mmol/L.
Minggu, 21 Mei Ketidakefektifan 13.40 S : Pasien mengatakan bahwa sering batuk, sekret sulit keluar
2017 bersihan jalan nafas ketika batuk, sesak napas bertambah ketika batuk.
berhubungan dengan
sekresi yang tertahan. O : Pasien tampak sering batuk dan sesak napas.
Senin, 22 Mei 2017 Gangguan pertukaran 13.35 S : Pasien mengatakan napas sangat sesak, pasien mengatakan
gas berhubungan lebih suka duduk untuk kenyamanan bernapas
dengan perubahan
membran kapiler O : Pasien tampak sesak napas dengan RR : 28 x/i dan
alveolar. menggunakan NRM 8 liter/i. Hasil AGD yaitu : PH 7,29,
PCO2 34 mmHg, PO2 186 mmHg, HCO3- 16,3 mmol/L.
Senin, 22 Mei 2017 Ketidakefektifan 13.40 S : Pasien mengatakan bahwa masih sering batuk, sekret sulit
bersihan jalan nafas keluar ketika batuk, sesak napas bertambah ketika batuk.
berhubungan dengan
sekresi yang tertahan. O : Pasien tampak sering batuk dan sesak napas.
Senin, 22 Mei 2017 Intoleransi aktivitas 13.30 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah dan
berhubungan dengan masih sulit beraktivitas akibat sesak napas.
ketidakseimbangan
antara suplai dan O : Pasien masih tampah lemah dan pucat, pasien tampak
kebutuhan oksigen. masih sesak napas, tanda-tanda vital pasien yaitu : TD :
151/90 mmHg, HR : 101 x/i,RR : 28 x/i, 36,5 C
Selasa, 23 Mei Gangguan pertukaran 13.35 S : Pasien mengatakan napas masih terasa sesak, pasien
2017 gas berhubungan mengatakan lebih suka duduk untuk kenyamanan bernapas
Selasa, 23 Mei Ketidakefektifan 13.40 S : Pasien mengatakan bahwa masih sering batuk, sekret sulit
2017 bersihan jalan nafas keluar ketika batuk, sesak napas bertambah ketika batuk.
berhubungan dengan
sekresi yang tertahan. O : Pasien tampak sering batuk dan sesak napas.
Rabu, 24 Mei 2017 Gangguan pertukaran 13.35 S : Pasien mengatakan napas masih terasa sesak, pasien
gas berhubungan mengatakan lebih suka duduk untuk kenyamanan bernapas
dengan perubahan
membran kapiler O : Pasien tampak sesak napas dan menggunakan binasal 5
alveolar. liter/I, frekuensi napas 26x/i.
Rabu, 24 Mei 2017 Intoleransi aktivitas 13.30 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah dan
berhubungan dengan masih sulit beraktivitas akibat sesak napas
ketidakseimbangan
antara suplai dan O : Pasien masih tampah lemah dan pucat, pasien masih tampak
kebutuhan oksigen. sesak napas, tanda-tanda vital pasien yaitu : TD : 178/80
mmHg, HR : 100 x/i, RR : 26 x/i, suhu : 36,6 C
Kamis, 25 Mei Gangguan pertukaran 13.25 S : Pasien mengatakan masih sesak napas, sesak sudah
2017 gas berhubungan berkurang
dengan perubahan
membran kapiler O : Sesak napas pasien tampak berkurang dan menggunakan
alveolar. binasal 3 liter/I, frekuensi napas 25 x/i.
Kamis, 25 Mei Intoleransi aktivitas 13.20 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah
2017 berhubungan dengan dan napas masih terasa sesak tetapi sudah bisa sedikit
ketidakseimbangan beraktivitas
antara suplai dan
kebutuhan oksigen. O : Pasien masih tampah lemah dan pucat, pasien masih
tampak sesak napas, tanda-tanda vital pasien yaitu : TD :
155/90 mmHg, HR : 97 x/i, RR : 25 x/i, suhu : 36,8 C
Jum’at, 26 Mei Gangguan pertukaran 12.00 S : Pasien mengatakan napas sesak namun sudah berkurang
2017 gas berhubungan
dengan perubahan O : Sesak napas pasien tampak berkurang dan menggunakan
membran kapiler binasal 3 liter/I, frekuensi napas 26 x/i.
alveolar.
A : Pasien masih mengalami gangguan pertukaran gas.
Jum’at, 26 Mei Intoleransi aktivitas 12.10 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah
2017 berhubungan dengan dan napas masih terasa sesak tetapi sudah bisa sedikit
ketidakseimbangan beraktivitas.
antara suplai dan
kebutuhan oksigen. O : Pasien masih tampah lemah dan pucat, pasien masih
tampak sesak napas, tanda-tanda vital pasien yaitu : TD :
150/90 mmHg, HR : 90 x/i, RR : 26 x/i, suhu : 36,9 C
Sabtu, 27 Mei Gangguan pertukaran 12.10 S : Pasien mengatakan napas sesak sudah berkurang
2017 gas berhubungan
dengan perubahan O : Sesak napas pasien tampak berkurang dengan RR : 24 x/i
membran kapiler dan menggunakan binasal 3 liter/i.
alveolar.
A : Pasien masih mengalami gangguan pertukaran gas.
Sabtu, 27 Intoleransi aktivitas 12.20 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah
Mei 2017 berhubungan dengan dan napas masih terasa sesak tetapi sudah bisa sedikit
ketidakseimbangan beraktivitas
antara suplai dan
kebutuhan oksigen. O : Pasien masih tampah lemah dan pucat, pasien masih
tampak sesak napas, tanda-tanda vital pasien yaitu : TD :
140/90 mmHg, HR : 87 x/i, RR : 24 x/i, suhu : 36,6 C
Minggu, 28 Mei Gangguan pertukaran 12.15 S : Pasien mengatakan napas sesak sudah berkurang
2017 gas berhubungan
dengan perubahan O : Sesak napas pasien tampak berkurang dan menggunakan
membran kapiler binasal 3 liter/i.
alveolar.
A : Pasien masih mengalami gangguan pertukaran gas.
Minggu, 28 Mei Ketidakefektifan 12.20 S : Pasien mengatakan bahwa masih batuk tetapi sudah
2017 bersihan jalan nafas berkurang, sesak napas sudah berkurang.
berhubungan dengan
sekresi yang tertahan. O : Pasien tampak sudah tidak batuk dan pernapasan tampak
normal.
Minggu, 28 Mei Intoleransi aktivitas 12.20 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah
2017 berhubungan dengan dan napas masih terasa sesak tetapi sudah bisa sedikit
ketidakseimbangan beraktivitas
Senin, 29 Ketidakefektifan 12.05 S : Pasien mengatakan bahwa batuk tetapi sudah berkurang,
Mei 2017 bersihan jalan nafas sesak napas sudah tidak ada.
berhubungan dengan
sekresi yang tertahan. O : Pasien tampak sudah tidak batuk dan pernapasan tampak
normal.
Senin, 29 Intoleransi aktivitas 12.10 S : Pasien mengatakan bahwa badannya masih terasa lemah dan
Mei 2017 berhubungan dengan napas masih terasa sesak tetapi sudah bisa sedikit
ketidakseimbangan beraktivitas
antara suplai dan
kebutuhan oksigen. O : Pasien tampak sudah bisa melakukan aktivitas sendiri tanpa
disertai sesak napas.