OLEH :
KACANDRA
SUGENY 1514401008
OLEH :
KACANDRA
SUGENY 1514401008
KACANDRA SUGENY
1514401008
ABSTRAK
Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang
progresif, artinya penyakit ini berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk
secara lambat dari tahun ke tahun. Di sumatra barat (PPOK) sebagai penyakit ke
enam pada tahun 1990 dan akan meningkat menjadi penyebab ke 3 pada tahun
2020 di seluruh dunia (Maranata,2010). Metode penulisan yang digunakan adalah
metode deskriptrif yang berbentuk studi kasus. Tehnik pengumpulan data secara
observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan. Hasil Asuhan Keperawatan didapatkan diagnosa, bersihan jalan
napas tidak efektif, ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, intoleransi
aktivitas, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, defisit perawatan diri. Perencanaan
tindakan keperawatan dapat disusun berdasarkan masalah yang dihadapi klien
dengan berpedoman pada kriteria tujuan dan memperhatikan sarana dan
prasarana yang ada. Setelah dilakukan asuhan keperawatan sela 3 hari didapat
diagnosa ketidak efektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian, ketidak
seimbangan cairan elektrolit teratasi sebagian, intoleransi aktivitas teratasi, nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian, defesit perawatan diri teratasi.
Pelaksanaan tindakan yang penulis lakukan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah disusun tetapi aplikasi disesuaikan dengan kondisi
klien, dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan
dapat menilai pembahasan yang terjadi pada klien. Kesimpulan dalam asuhan
keperawatan penulis menemukan hambatan, namun berkat adanya kerjasama
penulis, keluarga, perawat ruangan, serta tim kesehatan lain, sehingga
penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai rencana untuk
mendapatkan asuhan keperawatan yang optimal. Saran dari penulis diharapkan
institusi kesehatan bisa melakukan pelayanan secara optimal dan menjadikan
NANDA NIC-NOC sebagai acuan dari perencanaan dan implementasi di institusi
masin-masing.
KACANDRA SUGENY
1514401008
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga Laporan Studi Kasus
dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Nn.S Dengan Penyakit Paru Obtruktif
Kronik Di Rawat Inap Paru RSAM Bukittinggi tahun 2018 " ini dapat disajikan
dalam bentuk tulisan. Dalam penyusunan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Yendrizal Jafri, S. Kp, M. Biomed selaku Ketua STIKes Perintis Padang
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M. Kep selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Perintis Padang
4. Ibu Ns. Andriyani selaku Kepala Ruangan di Rawat Inap Paru sekaligus
Pembimbing klinik di Ruang Rawat Inap Paru RSAM Bukittinggi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama praktek.
7. Ibu NS. Dia Resti DND, M.Kep selaku Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penulisan Laporan Studi Kasus ini
8. Ibu Ns. Yuli Permata Sari, M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan selama mengikuti pendidikan.
9. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi DIII Keperawatan STIKes
Perintis Padang yang telah banyak memberikan ilmu serta bimbingan yang
bermanfaat bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat
8
membangun agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat lebih baik dan menuju
kesempurnaan.
Akhir kata penulis mengharapkan agar Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi
kita semua, semoga allah SWT memberikan rahmad dan hidayah kepada kita
semua. Amin.
Penulis
9
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
2.2.3 Intervensi………………………………………………. 34
2.2.4 Implementasi..........................................................................39
2.2.5 Evaluasi..................................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halam
an
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
data tersebut dapat disadari angka kematian yang disebabkan PPOK terus
(PPOK) sebagai penyakit ke enam pada tahun 1990 dan akan meningkat
2010).
Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang
perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu faktor yang
yang didapat dari buku register ruang rawat paru RSUD Dr. Ahcmad
Dampak dari penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) jika dibiarkan bisa
dasar manusia (KDM), klien yang terkena penyakit tersebut bisa sering
kelelahan karna batuk dan sesak nafas, sehingga Activity Daily Living
(ADL) klien juga dapat terganggu, klien juga bisa mengalami gangguan
istirahat dan tidur juga nutrisi, dan jika terus dibiarkan bisa menyebabkan
kematian. Hasil dari pengkajian di ruang paru pada tanggal 6 Juni 2018
klien mengatakan sesak disertai batuk dan dahak tidak mau keluar, pola
nafas klien terlihat agak cepat dengan respirasi 24 x/menit, sesak dirasakan
16
pada daerah dada, dan tidak ada penyebaran, dan juga sesak bertambah
1.2 Tujuan
Mochtar Bukittinggi.
1.3 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
2013).
B. West, 2010).
a. Hidung
b. Faring
c. Laring
tiroid).
22
d. Trakea
a. Bronkus
b. Bronkiolus
c. Bronkiolus Terminalis
d. Bronkiolus Respiratori
alveoli.
f. Alveoli
dinding alveoli.
mekanisme pertahanan.
3. Paru
paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura
4. Pleura
dan kiri mediastinum, dan terpisah satu sama lain oleh jantung
atas, tengah, dan bawah. Paru kiri memiliki fisura oblik dan
5. Mekanisme bernapas
tidak bergerak.
rongga dada.
ini adalah + 1,5 mmHg (lebih tinggi dari tekanan udara). Udara
2.1.3 Etiologi
adalah :
1. Kebiasaan merokok
3. Faktor genetik
normal seorang perokok. Selain itu, sering terjadi nyeri kepala dan
pilek. Selama pilek dahak menjadi kuning atau hijau karena ada
Mengi/bengek pun bisa timbul sebagai salah satu gejala PPOK. Pada
usia sekitar 60 tahun sering timbul sesak nafas ketika bekerja dan
berat sehingga penderita sering tidak mau makan. Gejala lain yang
jantung. Pada stadium akhir bisa terjadi sesak nafas berat, yang
2.1.5 Patofisiologi
Asap rokok, polusi udara dan terpapar alergen masuk ke jalan nafas
paru.
31
kolaps.
Dalam kondisi seperti ini, perfusi menurun dan ventilasi tetap sama.
terminalis.
awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat
33
polusi udara, dan paparan di tempat kerja (terhadap batu bara, kapas,
penyakit ini. Prosesnya dapat teradi dalam rentang lebih dari 20-30
tahun.
WOC
PPOK Inflamasi
dan asma.
emfisema).
sekunder.
3. Pemeriksaan Laboratorium
polisetimia sekunder.
4. Pemeriksaan Sputum
6. Pemeriksaan Bronkhogram
kuat.
7. EKG
Kelainan EKG yang paling awal terjadi adalah rotasi clock wise
aksis ke kanan dan P-pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF.
Mutaqin, 2009).
38
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
b. Medis
asmitikus).
2.1.8 Komplikasi
1. Gagal napas
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60
b. Bronkodilator adekuat.
waktu tidur.
d. Antioksidan
c. Demam
d. Kesadaran menurun.
40
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal
2.2.1 Pengkajian
a) Pengumpulan Data
1) Identitas
a. Biodata klien :
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Walid, 2009:37).
3) Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum
b. Kesadaran
Alimul, 2009:116).
2010:35).
44
d. Sistem neurologi
e. Sistem pendengaran
f. Sistem pernafasan
g. Sistem kardiovaskular
h. Sistem gastrointestinal
i. Sistem perkemihan
j. Sistem integumen
k. Sistem musculoskeletal
4) Pemeriksaan Penunjang
2010:55).
5) Therapy
6) Analisa data
antara lain :
penumpukan secret.
2.2.3 Intervensi
4. Defisit perawatan Self care : Activity of Daily 1. Monitor kebutuhan klien untuk
Living (ADLs) alat-alat bantu untuk kebersihan
diri b.d kelemahan diri, berpakaian, berhias, toileting
dan makan.
2. Sediakan bantuan sampai klien
Kriteria Hasil : mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
Klien terbebas dari bau 3. Dorong klien untuk melakukan
badan.
5
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
BAB III
TINJAUAN
KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : Tn. Y
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
No. MR 335655
Nama : Ny.N
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
RS Medina karna sesak napas dan batuk lebih kurang 2 minggu yang
sesak datang saat klien beraktifitas dan hilang saat istirahat, sesak
dan sudah 3 kali masuk rumah sakit yaitu tahun 1996, 2015 dan
sekarang.
5
Asma.
Genogram
60
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Pasien
Tanda-tanda vital :
Nadi : 85 kali/menit
Pernafasan : 30 kali/menit
Suhu : 360C
Berat badan :
Sebelum masuk RS : 45 kg
BB sesudah masuk RS : 40 kg
1. Kepala
a. Rambut
b. Mata
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, telinga ada
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, hidung tampak bersih tidak ada secret,
tidak ada lesi, tidak tampak ada polip, terpasang oksigen 5 liter,
2. Leher
getah bening
3. Thorax.
a. Paru-paru
Pa :Tidak ada nyeri tekan, fremitus taktil sama kanan dan kiri.
b. Jantung
dilakukan palpasi.
(-).
4. Abdomen
P : Timpani
5. Genetalia
6. Ekstemitas
tetes/menit.
7. Integument
8. Kekuatan otot
5 5 55 5 5
5 5 55 5 5
6
V. Data Biologis
Makan
2 Eliminasi
BAB
masuk RS,
dengan urin
sebanyak 1000
cc.
Warna
Bau
Konsistensi Kuning
Kesulitan
Pesing
Kuning Cair
Pesing Tidak ada
Cair
Tidak ada
4 Personal hygiene
seminggu
5 Rekreasi
6 Ketergantungan
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat atau pun makan dan
minuman.
2. Perilaku verbal
3. Emosi
4. Persepsi penyakit
5. Konsep diri
6. Adaptasi
1. Pola komunikasi
masyarakat baik.
1. Keyakinan
2. Ketaatan beribadah
X. Pemeriksaan Penunjang
Data Laboratorium
2. PCO2 : 48.9 35 – 45 35 – 50 38 – 50
mmHg
3. PO2 : 38.1 mmHg 83 – 108 35 – 85 30 50
4. HCT : 31.0% - - -
5. HB : 10.4 g/dl - - -
6. HCO3 : 50.4 21 – 28 22 – 29 22 – 29
Mmol/L
7. SO2% : 80.1 % 95 – 99 65 – 85 60 – 85
6
1 Nitralkor 2x1 Jam 06.00 Nyeri dada Glaukoma,anemia berat, Sakit kepala berdenyut,
(oral) mg dan jam yang peningkatan TIK, dll. sensasi rasa terbakar dikulit,
18.00 berhubungan memburuknya nyeri dada,
dengan suplai mual, memperlambat denyut
darah jantung, dll.
2 Lanzoprazo 1x1 Jam 18.00 Pada pasien Diare, penyakit hati, dll. Pusing, denyut jantung
el mg asam lambung cepat, gerak otot
(oral) dan esofagus menyentak, gelisah, batuk
atau tersedak, dll.
3 ISDN 1x1 Jam 18.00 Pada pasien Hipotensi, anemia, Pusing, sakit kepala, mual,
(oral) mg angina dan dehidrasi, gangguan fungsi kulit memerah atau timbul
gagal jantung hati dll. ruam dll.
4 Damco 2 x1 Jam 06.00 Penyakit arteri Pasien perdarahan dan ibu Sakit kepala, diare, mual dll.
mg dan jam perifer, Hamil.
18.00 penyakit
buergar,
obliterans
arteriosclerosis
5 Arkine 1x1 Jam 18.00 Mengobati Pada pasien glaukoma Kekeringan pada mulut,
(oral) mg gejala sudut sempit, ileus cepat lelah, mual dan
6
10 Lasix 1 x1 Jam 06.00 Pasien yg Pada pasien yang alergi Hipokalamia dan
(injeksi) ampul mengalami furosemid, hipotensi dan peningkatan kadar asam
edema anuria. urat.
11 Combivent 3x1 Jam 05.00, Pasien ppok Pasien jantung, kejang, Sakit kepala, pusing, rasa
(injeksi) mcg 13.00 dan dan asma diabetes, glaukoma dll. mual, mulut kering, tremor
21.00 dll.
12 Nairet 3x jam 05.00, Asma bronkial, Pasien dengan MAOI Tremor, kram kronik,
(injeksi) 0,3 13.00 dan bronkitis, Palpitasi.
mg 21.00 emfisema.
13 Bisolvon 3x1 Jam 05.00, Pasien batuk Pasien tukak lambung yg Gangguan saluran
6
(injeksi) 13.00 dan Berdahak. berat dan aktif. pencernaan, mual, muntah,
21.00 diare, konstipasi dan nyeri
lambung.
6
a. Data Subjektif
saat istirahat.
dikeluarkan.
RS.
b. Data Objektif
kental.
ANALISA DATA
Klien terpasang
oksigen nasal kanul 5
L.
Klien tampak batuk
disertai dahak, dahak
berwarna kuning
kental.
3. DS : Intoleransi Ketidakseimban
Klien mengatakan aktifitas gan suplai
badannya letih.
DO : oksigen ke
Semua aktifitas tubuh
dibantu perawat.
penumpukan secret.
oksigen ke tubuh.
3.3 Intervensi
5. Defisit perawatan diri b/d Self care : Activity of Daily Living 1. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat
kelemahan (ADLs) bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makan.
Kriteria hasil : 2. Sediakan bantuan sampai klien mampu
secara utuh untuk melakukan self-care.
Klien terbebas dari bau 3. Dorong klien untuk melakukan aktivitas
badan. sehari-hari yang normal sesuai
Menyatakan kenyamanan kemampuan yang dimiliki.
terhadap kemampuan untuk 4. Dorong untuk melakukan secara
melakukan ADLs. mandiri, tapi beri bantuan ketika klien
Dapat melakukan ADLS tidak mampu melakukannya.
dengan bantuan 5. Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika pasien
tidak mampu untuk melakukannya.
6. Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
7. Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
7
sehari-hari.
3.4 Implementasi
No Hari/Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi
RR : 29x/m, S
:36,9 0C.
A : Masalah
ketidakefektifan bersihan
jalan nafas belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
diinginkan.
5. Membantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek.
6. Membantu untuk
mengidentifikasikan
aktivitas yang
sesuai.
7. Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas.
teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan :
Klien tampak
batuk.
Dahak klien
tampak sedikit.
TD : 110/70
mmHg, N :
85x/i,
RR : 30x/i, S :36,2
0
C.
A:
Masalah
ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas belum
teratasi.
P:
8
Intervensi
dilanjutkan
3. Kamis Intoleransi aktifitas 09.00 WIB 1. Melakukan kolaborasikan S :
b/d dengan tenaga rehabilitas
07 Juni 2018 ketidakseimbangan medic dalam Klien mengatakan
merencanakan program sudah bisa berdiri.
suplai oksigen ke
terapi yang tepat.
O:
tubuh 2. Membantu klien untuk
mengindentifikasi Klien tampak
aktivitas yang mampu sudah bisa berdiri.
dilakukan.
3. Membantu untuk memilih A :
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan Masalah teratasi
kemampuan fisik, sebagian
psikologi dan social.
P:
4. Membantu untuk
mengindentifikasi dan Intervensi
mendapatkan sumber dihentikan.
yang diperlukan untuk Anjurkan pasien
aktivitas yang diinginkan. melatih berjalan
5. Membantu untuk perlahan.
mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi
roda, krek.
6. Membantu untuk
mengidentifikasikan
8
A:
Masalah
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
8
mulai teratasi.
P:
Intervensi :
Anjurkan klien
meningkatkan
konsumsi sayuran
dan buah- buahan
5. Kamis Defisit perawatan 09.00 WIB 1. Memonitor kebutuhan S:
diri b/d kelemahan klien untuk alat-alat bantu
07 Juni 2018 untuk kebersihan diri, Klien mengatakan
berpakaian, berhias, mulut sudah segar
toileting dan makan.
2. Menyediakan bantuan O:
sampai klien mampu
secara utuh untuk Tampak kuning
melakukan self-care. digigi klien sudah
3. Memberi dorong untuk berkurang dan sisa
melakukan secara makanan tidak ada
mandiri, tapi beri bantuan lagi.
ketika klien tidak mampu
melakukannya. A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
8
perawat ruangan
A:
Masalah
ketidakefektifan
9
bersihan jalan
nafas teratasi
sebagian.
P:
Intervensi
dilanjutkan oleh
perawat ruangan.
A:
Masalah kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
teratasi sebagian.
9
P:
Anjurkan klien
meningkatkan
konsumsi sayuran
dan buah- buahan.
Intervensi
dilanjutkan oleh
perawat ruanagan.
92
BAB IV
PEMBAHASAN
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Di Ruang Paru RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi pada tanggal 06 – 08 Juni 2018. Beberapa hal yang perlu dibahas dan
Keperawatan pada klien dengan Penyakit Paru Obtruktif Kronik (PPOK) sesuai
dengan teori-teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas asuhan keperawatan yang
diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikan sesuai
4.1 Pengkajian
tidak mau diajak diskusi tentang penyakit nya dan juga klien tidak
riwayat merokok.
Jadi dari data di atas ada kesenjangan antara teori dan kasus, pada
dengan PPOK sejak 20 tahun yang lalu, klien mengatakan tidak ada
seperti klien.
ajak diskusi dan karena sesak datang dengan tiba-tiba, juga sedang
daerah dada. Dan pada teori juga di dapatkan data tidak ada nyeri
tekan pada daerah dada. Jadi ada kesamaan antara teori dengan
antara lain :
penumpukan secret.
penumpukan secret.
teori dapat ditegakka pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada
tawarkan snack (jus buah, buah segar), dan kolaborasi dokter jika
Yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, rencana tindakan yang akan
pada klien dan keluarga tentang suctioning, minta klien nafas dalam
peningkatan saturasi O2, buka jalan nafas, dan gunakan teknik chin lift
mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda dan krek, bantu
positif bagi yang aktif, monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual.
terlebih dahulu melakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien agar
tindakan yang akan diberikan dapat disetujui klien dan keluarga klien,
memburuk.
beraktivitas.
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
nutrisi.
melakukannya.
tindakan keperawatan.
tindakan keperawatan.
10
c) Adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan petugas ruangan
asuhan keperawatan.
4.5 Evaluasi
perawat dan tenaga medis lainnya untuk melanjutkan intervensi yang telah
sebelumnya.
e) Untuk diagnosa kelima yaitu defisit perawatan diri, hasil yang penulis
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Paru Obtruktif Kronik (PPOK) Di Ruang Rawat Inap Paru RSUD Dr.
a. Pengkajian.
b. Diagnosa.
Y yaitu:
penumpukan secret.
c. Intervensi.
d. Implementasi
rawat inap paru Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018 hampir
e. Evaluasi
Evaluasi dapat berupa respon verbal, respon non verbal, dan hasil
keperawatan.
10
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Global Iniative For Chrocic Obstruktive Lung Disease. Pocket Guide to COPD
Diagnosis, Management, and prevention. 2014.
Junaidi Iskandar. 2010. Penyakit Paru dan Saluran Nafas. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populer.
Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. 6 th ed. Jakarta : EGC.
Anak Ke : 1 ( Pertama )
Ibu : Peni
Riwayat pendidikan
1. SDN 03 Andaleh
2. SMPN 5 Payakumbuh
3. SMAN 3 Payakumbuh
4. Program Studi D III Keperawatan STIKes Perintis Padang
11
11
11
11
11