Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

MENGAMBIL DARAH VENA

Praktik Klinik Keperawatan Dasar Profesi (KDP) Angkatan 29


Ruang Lavender RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
Pembimbing :

Di susun oleh:
Nita Yulinda I4B021050

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
PURWOKERTO
2022
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tindakan operasi atau pembedahan adalah salah satu bentuk terapi
atau tindakan pengobatan invasif yang diberikan untuk menyembuhkan
pasien. Tindakan pembedahan dilakukan melalui sayatan untuk membuka
atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka (Sulistyo et al. 2022).
Pra-operasi adalah tahap awal yang harus dilaksanakan dari fase
perioperatif. Fase ini dimulai saat klien diputuskan oleh pihak medis harus
menjalani operasi atau pembedahan yang dianjurkan melakukan persiapan
hingga tiba di meja pembedahan. Pada tahap pa-operasi, perawat memiliki
peran dalam melakukan pengkajian keadaan atau status kesehatan
fisiologis dan psikologis. Pengkajian tersebut bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien yang yang berhubungan dengan persiapan dalam
menghadapi pembedahan (Sitompul 2017).
Dalam kenyataannya, tindakan pembedahan merupakan suatu terapi
yang memungkinkan dapat menimbulkan perasaan takut, cemas, hingga
stress pada klien karena dapat mengancam integritas tubuh, jiwa, dan
dapat menimbulkan rasa nyeri. Perawat memiliki peran yang sangat
penting dalam keberhasilan tindakan operasi, salah satunya yaitu
memahami pasien melakukan tindakan yang akan dilakukan dengan
memberikan informasi yang benar serta membantu mengurangi kecemasan
yang dirasakan oleh pasien (Yanti et al. 2021).
Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah, ketidaktentuan, rasa takut,
dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui
sumber masalahnya. Kecemasan merupakan suatu respon spikologis
maupun fisiologis individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan
teradap reaksi atau situasi yang dianggap mengancam (Hulu & Pardede
2016).
Berdasarkan data dari World Healt Organization (WHO),
menyatakan jumlah jumlah klien yang menjalani tindakan operasi
mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Tahun 2012,
tindakan operasi/pembedahan di Indonesia mencapai hingga 1,2 juta jiwa.
Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 2017, tindakan operasi/pembedahan menempati urutan posisi ke-11
dari 50 pertama dalam penanganan penyakit yang ada di rumah sakit
seluruh Indonesia diperkirakan sekitar 32% diantaranya yaitu merupakan
tindakan pembedahan laparatomi (Hartoyo, 2015) dalam penelitian
(Rismawan, 2019). Menurut prevalensi kecemasan pada pasien pre operasi
pada pasien dewasa berkisar antara 11% sampai 80%.
Kecemasan dapat ditangani dengan penatalaksanaan terapi
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi dapat dilakukan
dengan memberikan benzodiazepine dan non benzodiazepine, sedangkan
untuk penatalaksanaan non farmakologi dapat diberikan dengan cara
distraksi dan terapi relaksasi. Terapi relaksasi merupakan suatu upaya
meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stress yang
dirasakan. Salah satu teknik relaksasi yang digunakan adalah teknik relaksasi
genggam jari. Relaksasi genggam jari dapat mengendalikan dan mengembalikan
emosi yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Dalam keadaan rileks secara
alamiah akan memicu pengeluaran hormone endorphin, hormone ini berfungsi
untuk menimbulkan perasaan senang dan menghilangkan stress (Sofiyah 2014).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Revi Diana Kurnia Sari, 2016),
teknik relaksasi genggam jari terbukti mampu menurunkan kecemasan pada
pasien pra-operasi. Menggenggam jari dapat mengurangi ketegangan fisik dan
emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik masuk dan
keluarnya energi pada meridian (saluran energi) yang berhubungan dengan
organ-organ di dalam tubuh yang terletak pada jari tangan (Amaliya et al. 2021).
2. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mengambil darah vena
2. Mengetahui tujuan dari mengambil darah vena
3. Mengetahui indikasi mengambil darah vena
4. Mengetahui kontraindikasi mengambil darah vena
5. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil darah
vena
6. Mengetahui prosedur tindakan dalam mengambil darah vena
B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Menurut Boyd (2015), mengambil darah vena merupakan suatu cara
atau tindakan memasukkan jarum ke dalam vena yang dilakukan
untuk mengambil darah vena dalam fossa antecubiti, vena saphena
magna atau vena supervisial lain yang cukup besar untuk
mendapatkan hasil sampel darah yang baik dan reprensentative
dengan menggunakan spuit. Fossa antecubiti merupakan lokasi yang
disetujui untuk dilakukan pungsi vena karena lokasi ini mampu
menoleransi pengambilan sampel berulang, merupakan salah satu
vena terbesar, dekat dengan permukaan tubuh, dan dianggap sebagai
area yang paling tidak sensitif terhadap nyeri.
2. Tujuan
a. Mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat
untuk melakukan pemeriksaan
b. Untuk mendapatkan specimen darah vena tanpa antikoagulan yang
memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan
imunoserologi.
c. Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seprti sel darah
merah, sel darah putih, leukosit dan trombosit.
3. Indikasi
Indikasi yang paling umum terjadi saat dilakukan tindakan mengambil
darah vena adalah pengambilan sampel darah yang akan diproses
untuk analisis hematologi, biokimia, atau kultur darah. Hasil analisis
sempel darah akan membantu dalam kajian diagnosis dan tata laksana
pasien secara klinis. Pengambilan darah dalam pungsi vena juga
digunakan untuk analisis gas darah yang diambil dari arteri (Zahroh
2021).
4. Kontraindikasi
Terdapat beberapa kontraindikasi yang harus diperhatikan dalam
tindakan mengambil darah vena yaitu selulitis atau abses, fibrosis
vena pada palpasi, vascular shunt atau graft, terpasang akses vaskuler
lainnya, pengambilan darah pada lengan yang sisinya sama dengan
bagian masektomi dan terdapat phlebitis atau trombosis vena (Zahroh
2021)
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil darah vena
menurut (Astuti 2022) yaitu,
a. Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dan tidak takut/gelisah
dengan posisi berbaring (biladalam keadaan takut/gelisah akan
menyebabkan hiperventilasi).
b. Memakai sarung tangan sekali pakai saat melakukan tindakan.
c. Klien diusahakan dalam keadaan tenang dan tidak takut/gelisah
dengan posisi berbaring.Apabila klien dalam keadaan takut/gelisah
akan menyebabkan hiperventilasi.
d. Perhatikan lokasi dengan tepat pada saat pengambilan darah vena.
e. Prosedur tindakan
Prosedur tindakan mengambil darah vena menurut (Pratiwi 2016),
yaitu:
1. Diasiapkan alat dan bahan.
2. Cuci tangan
3. Identifikasi klien dan jelaskan pada klien tujuan dan prosedur
yang akan dilaksanakan
4. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan
pasien senyaman mungkin.
5. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng banyak
melakukan aktivitas.
6. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
7. Dipasangkan turniket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Dilakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Apabila vena
teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki dinding
tebal.
9. Jika vena tidak teraba, dilakukan pengurutan dari arah pergelangan
ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan.
10. Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi.
11. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke
atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah
masuk kedalam semprit (flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu
turniket dilepas.
12. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka
kepalan tangannya. Volume darah yang diambil ± 2 kali jumlah
serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
13. Diletakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan / tarik
jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama ± 15 menit.

Daftar Pustaka

Astuti, Sopi Puji (2022). Prosedur Keterampilan Pengambilan Darah Vena.


Praktik Keperawatan Dewasa II. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Indonesia.

Pratiwi, Ranti Adhi. (2016). Plebotomi Pengambilan Darah Vena. Makalah.

Zahroh, Ati Lulu (2021) TA Perbedaan Penggunaan Emla dan Kompres Dingin
Terhadap Tingkat Nyeri Anak Usia Sekolah Saat Tindakan Pungsi Vena. Diploma
thesis, Politeknik Yakpermas Banyumas.

Anda mungkin juga menyukai