Anda di halaman 1dari 37

KAKI DIABETES

IKE FITRIANDINI
1508153957
Pembimbing : dr. RAMZI ASRIAL, Sp.B-KV

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
• Kaki diabetik adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan atau destruksi ke
jaringan kulit yang paling dalam di kaki pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat
abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah arteri perifer.
• Pasien DM memiliki risiko 15%-25% dalam hidupnya untuk mengalami kaki
diabetes.
• Dari keseluruhan penderita diabetes, 15% menderita ulkus di kaki, dan 12-14% dari
yang menderita ulkus di kaki memerlukan amputasi.
• Mortalitas lima tahun paska amputasi sekitar 68%
• Di Indonesia angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing
sebesar 16% dan 25%
• Penyulit kaki diabetes menjadi masalah rumit karena belum banyak peminat yang
termotivasi perawatan kaki diabetes. Di samping itu masih terbatasnya pendidikan
yang khusus untuk mengelola kaki diabetes.
Tujuan Penulisan

• Memahami dan menambah wawasan mengenai kaki diabetes.


• Meningkatkan kemampuan menulis ilmiah di dalam bidang
kedokteran khususnya bagian ilmu bedah.
• Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior di
Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru.
Metode Penulisan

• Penulisan laporan kasus ini menggunakan metode tinjauan


pustaka denganmengacu kepada beberapa literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kaki Diabetes

Definisi
• Kaki diabetes adalah keadaan ditemukannya infeksi,
tukak dan atau destruksi ke jaringan kulit yang paling
dalam di kaki pada pasien Diabetes Mellitus (DM)
akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh
darah arteri perifer.
Epidemiologi
• Dari keseluruhan penderita diabetes, 15% menderita ulkus di kaki,
dan 12-14% dari yang menderita ulkus di kaki memerlukan
amputasi
• Lebih dari setengah amputasi non trauma merupakan akibat dari
komplikasi ulkus diabetes
• Neuropati diabetik cenderung terjadi sekitar 10 tahun setelah
menderita diabetes
• Pada 100 pasien penyakit DM dengan kaki diabetes, ditemukan 58%
adalah pasien penyakit DM yang telah menderita penyakit DM lebih
dari 10 tahun
Faktor Risiko
1. Jenis kelamin
• Laki-laki menjadi faktor predominan berhubungan dengan
terjadinya ulkus.
2. Lama Penyakit Diabetes Melitus (DM)
• Keadaan hiperglikemia yang terus menerus menginisiasi
terjadinya hiperglisolia yaitu keadaan sel yang kebanjiran
glukosa. Hiperglosia kronik akan mengubah homeostasis
biokimiawi sel tersebut yang kemudian berpotensi untuk
terjadinya perubahan dasar terbentuknya komplikasi kronik
3. Neuropati
• Gangguan motorik menyebabkan atrofi otot, deformitas kaki,
perubahan biomekanika kaki dan distribusi tekanan kaki terganggu
sehingga menyebabkan kejadian ulkus meningkat.
• Gangguan sensorik disadari saat pasien mengeluhkan kaki
kehilangan sensasi atau merasa kebas yang menyebabkan trauma
yang terjadi pada pasien DM sering kali tidak diketahui.
• Gangguan otonom menyebabkan bagian kaki mengalami
penurunan ekskresi keringat sehingga kulit kaki menjadi kering dan
mudah terbentuk fissura. Saat terjadi mikrotrauma keadaan kaki
yang mudah retak meningkatkan risiko terjadinya ulkus diabetikum.
4. Peripheral Artery Disease (PAD)
• Penyakit arteri perifer adalah penyakit penyumbatan
arteri di ektremitas bawah yang disebakan oleh
atherosklerosis
• Gejala klinis yang sering ditemui pada pasien PAD
adalah klaudikasio intermitten yang disebabkan oleh
iskemia otot dan iskemia yang menimbulkan nyeri
saat istirahat
Klasifikasi
Stage 1 : Normal foot (kaki Stage 2 : High risk foot
yang masih normal) (kaki dengan risiko tinggi)
Stage 3 : Ulcerated foot Stage 4 : Infected foot
(kaki dengan luka terbuka) (kaki dengan luka infeksi)
Stage 5 : Necrotic foot Stage 6 : Unsalvable foot
(kaki dengan luka disertai (kaki yang tidak
jaringan nekrosis) terselamatkan)
Patogenesis
Manifestasi Klinis
• Diagnosis klinis dapat • Tanda lain (sekunder)
ditegakkan dengan infeksi meliputi adanya
ditemukannya minimal jaringan nekrosis,
2 tanda lokal inflamasi, granulasi, sekret non-
yaitu eritema, kalor, purulen, bau busuk,
nyeri, edema, dan atau luka yang gagal
sekret purulen sembuh dengan
perawatan adekuat
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
• Peningkatan kadar LED yang tinggi (LED > 70 mm/jam)
• Peningkatan kadar C-Reactive Protein
• Jumlah leukosit dapat menentukan derajat infeksi sistemik.
2. Pencitraan
• Foto polos : untuk menentukan derajat atau luas infeksi kaki diabetik
• MRI, Bone Scan, dan lain-lain umumnya untuk menyingkirkan diagnosis lain pada
keadaan klinis atipikal.
3. Mikrobiologi
• Mengidentifikasi patogen penyebab serta menentukan antibiotik yang paling tepat
sebagai tatalaksana definitif
• Sampel baik berupa aspirasi sekret maupun spesimen jaringan luka
Tatalaksana

1. Antibiotik
2. Penanganan Iskemia
• Bedah vaskular rekonstruktif dapat meningkatkan
prognosis dan selayaknya diperlukan sebelum dilakukan
debridemen luas atau amputasi parsial
• Angioplasti transluminal perkutaneus (ATP),
tromboarterektomi dan bedah pintas terbuka (by pass).
3. Debridemen
• Untuk membersihkan semua jaringan nekrotik karena luka tidak
akan sembuh bila masih terdapat jaringan nonviable, debris dan
fistula
• Menghilangkan koloni bakteri pada luka
4. Perawatan Luka
• Balutan luka yang optimal sebaiknya diganti minimal 1 kali sehari
untuk membersihkan luka serta evaluasi keadaan infeksi luka
• Prinsip perawatan luka yaitu menciptakan lingkungan moist wound
healing atau menjaga agar luka senantiasa dalam keadaan lembab.
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. RP
• Usia : 54 tahun
• Alamat : Jl. Tapanuli, Tenayan
Raya, Pekanbaru
• Agama : Kristen
• Status : Sudah Menikah
• Pekerjaan : Pekerja Pabrik
• NO. RM : 00896769
• Masuk RS : 09-05-2019
Keluhan Utama
• Luka bengkak dan berbau pada kaki
kanan sejak 1 bulan yang lalu,
disertai nyeri.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sejak 1 bulan yang lalu pasien
mengeluhkan kakinya bengkak dan nyeri
serta berbau. Awalnya pasien
mengalami luka pada telapak kaki kanan
yang tidak mau sembuh dan makin lama
lukanya makin memburuk hingga
sampai ke punggung kaki. Pasien
sempat berobat ke Puskesmas namun
tidak kunjung sembuh akhirnya pasien
datang ke IGD RSUD Arifin Achmad
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien memiliki riwayat DM sejak
beberapa tahun yang lalu, sudah
menjaga pola makan namun tidak
rutin cek gula darah dan hanya
meminum obat jika ada keluhan.
• Hipertensi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada riwayat keluhan yang sama
dikeluarga
• Riwayat kencing manis (-)
• Riwayat hipertensi (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien sehari – hari bekerja di Pabrik,
menurut keterangan keluarga pasien
kurang memperdulikan kakinya yang
luka karena terlalu sibuk bekerja.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Tekanan darah : 100/70 mmHg
• Frekuensi Nadi : 107 x/menit
• Frekuensi Nafas : 22 x/menit
• Suhu : 36 ͦ C
Kepala dan leher
• Inspeksi : konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), kepala, mulut dan leher
dalam batas normal.
Thoraks
Paru dan Jantung dalam batas normal
• Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
• Palpasi : vocal fremitus sama kiri dan kanan
• Perkusi : sonor pada paru kiri dan kanan
• Auskultasi: vesikuler pada paru kiri dan kanan
Abdomen
• Pada Pemeriksaan Inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi dalam batas normal.
Eksremitas (status lokalis sekarang)
Pada tungkai kanan
• Inspeksi : tampak kaki kanan bengkak ,
Terdapat ulkus pada telapak dan punggung
kaki kanan yang sudah menghitam dan
mengering, Bau (+)
• Palpasi : nyeri tekan (+)
Status Lokalis
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 09 Mei 2019
• Darah Rutin
• Hb : 10,4 g/dL (↓)
• Leukosit : 32.400 µL (↑)
• Trombosit : 337.000 µL
• Ht : 32,0 % (↓)
• Kimia Darah
• Ureum : 92 mg/dL (↑)
• Kreatinin : 2,76 mg/dL (↑)
13 Mei 2019
• GDS 178 mg/dl
• GD 2 jam PP 225 mg/dl
Diagnosis
• Ulkus kaki diabetikum dextra +
Diabetes Melitus
Tatalaksana
• Non medikamentosa :
• Pasien dirawat inap
• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
• Debridement -> GV
BAB IV
PEMBAHASAN
• Berdasarkan hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis ulkus kaki diabetes
• Pasien mengeluhkan kakinya luka yang tidak mau sembuh dan
berbau, riwayat DM yang sudah bertahun – tahun, tidak rutin
meminum obat, luka sudah cukup lama tidak dijaga
kebersihannya dan tidak mau sembuh.

Keluhan pasien sesuai dengan fakor risiko dan gejala pada


literatur
• Penatalaksanaan dilakukan tindakan bedah yaitu
debridement untuk membuang jaringan yang
nekrotik pada luka. Kemudian dilakukan perawatan
luka dengan mengganti perban perhari.
Hal ini sesuai dengan literatur dilakukan debridement
untuk memperbaiki prognosis dan mengurangi risiko
dilakukan amputasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai