Anda di halaman 1dari 23

Diabetic Foot

Oleh : dr. Arya Pratama


Pembimbing : dr. Ivan Joalsen M.T. Sp. BTKV
Pendahuluan
• Infeksi diabetic foot adalah infeksi tulang atau
jaringan lunak dibawah maleolus. Kebanyakan
lokasi infeksi yang terjadi yaitu pada trauma kulit
atau adanya ulkus.
• Faktor pemicu umumnya disebabkan yaitu adanya
neuropati perifer, PAD dan gangguan sistem imun.
• Patogen yang paling sering menginfeksi yaitu kokus
aerobik gram positif, kebanyakan adalah jenis
Staphylococcus.
• Staphylococcus aureus resisten metisillin muncul
pada 10-32% infeksi diabetes dan dihubungkan
dengan meningkatnya angka kejadian gagal
pengobatan pada pasien dengan infeksi diabetic
foot.
Deteksi dini kelainan kaki pada pasien diabetes dapat
dilakukan dengan penilaian karakteristik:
- Kulit kaku yang kering, bersisik, dan retak-retak
serta kaku
- Rambut kaki yang menipis
- Kelainan bentuk dan warna kuku (kuku yang
menebal, rapuh, ingrowing nail).
- Kalus (mata ikan) terutama di bagian telapak kaki.
- Perubahan bentuk jari-jari dan telapak kaki dan
tulang-tulang kaki yang menonjol.
- Bekas luka atau riwayat amputasi jari-jari
- Kaki baal, kesemutan, atau tidak terasa nyeri.
- Kaki yang terasa dingin
- Perubahan warna kulit kaki (kemerahan, kebiruan,
atau kehitaman).
Diagnosa pada diabetic foot osteomyelitis

• Metode definitif dalam mendiagnosa osteomyelitis


adalah biopsi tulang dengan hasil biopsi adanya
infeksi tulang atau hasil positif pada kultur tulang.
• Dokter harus mencurigai adanya diabetic foot
osteomyelitis pada ulkus kaki yang luasnya > 2cm
atau kedalaman > 3mm, adanya penonjolan tulang
pada ulkus kronik yang tidak sembuh dengan
penanganan yang baik dan saat tulang terlihat atau
teraba
Pemeriksaan darah
• Lebih dari satu setengah jumlah pasien yang
didiagnosa infeksi akut diabetic foot memiliki
hitung leukosit dan hitung neutrofil normal, namun
hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan
diagnosis.
• LED dan CRP adalah penanda biokimia yang
membantu memantau respon terapi.
• Kultur darah harus dilakukan pada pasien dengan
infeksi diabetic foot derajat berat.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kaki diabetik dengan ulkus harus dilakukan
sesegera mungkin. Komponen penting dalam manajemen
kaki diabetik dengan ulkus adalah:
Kendali metabolik (metabolic control):
- Pengendalian keadaan metabolik sebaik mungkin seperti
pengendalian kadar
glukosa darah, lipid, albumin, hemoglobin dan sebagainya.
- Kendali vaskular (vascular control):
Perbaikan asupan vaskular (dengan operasi atau angioplasti),
biasanya dibutuhkan pada keadaan ulkus iskemik.
- Kendali infeksi (infection control):
Pengobatan infeksi harus diberikan secara agresif jika
terlihat tanda-tanda klinis infeksi. Kolonisasi
pertumbuhan organisme pada hasil usap, namun tidak
disertai tanda-tanda klinis, bukan merupakan infeksi.
- Kendali luka (wound control):
Pembuangan jaringan terinfeksi dan nekrosis secara
teratur. Perawatan lokal pada luka, termasuk kontrol
infeksi, dengan konsep TIME:
Tissue debridement (membersihkan luka dari jaringan
mati)
• Inflammation and Infection Control (kontrol inflamasi
dan infeksi)
• Moisture Balance (menjaga keseimbangan kelembaban)
• Epithelial edge advancement (mendekatkan tepi epitel)
- Kendali tekanan (pressure control):
Mengurangi tekanan karena tekanan yang berulang
dapat menyebabkan ulkus, sehingga harus dihindari.
Hal itu sangat penting dilakukan pada ulkus
neuropatik. Pembuangan kalus dan memakai sepatu
dengan ukuran yang sesuai diperlukan untuk
mengurangi tekanan.
- Penyuluhan (education control):
Penyuluhan yang baik. Seluruh pasien dengan
diabetes perlu diberikan edukasi mengenai perawatan
kaki secara mandiri.
Daftar Pustaka
1. Perkeni, 2021, Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus
tipe 2 Dewasa Indonesia, Jakarta: PB PERKENI.
2. C. Keith Bowering, 2001, Diabetic foot ulcers
Pathophysiology, assessment, and therapy; Canada:
Canadian Family Physician.
3. Wound reference, Diabetic Foot Ulcer – Wagner
Classification System.
4. Lipsky et al, 2020, Guidelines on the diagnosis and treatment
of foot infection in persons with diabetes (IWGDF 2019
update), Washington: John Wiley & Sons Ltd.
5. Fassil et al, 2013, Diabetic Foot Infections, Ohio: American
Academy of Family Psychian
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai