PENDAHULUAN
Sebanding dengan meningkatnya prevalensi penderita diabetes melitus, angka kejadian kaki diabetik, seperti: ulkus, infeksi dan gangren kaki serta artropati Charcot semakin meningkat. Diperkirakan sekitar 15% penderita diabetes melitus (DM) dalam perjalanan penyakitnya akan mengalami komplikasi ulkus diabetika terutama ulkus kaki diabetika. Sekitar 14-24% di antara penderita kaki diabetika tersebut memerlukan tindakan amputasi. Penatalaksanaan kaki diabetika terutama difokuskan untuk mencegah dan menghindari amputasi ekstremitas bawah.
DEFINISI
Menurut American Diabetes Association (2010), Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua -duanya.(3) Sedangkan menurut WHO (World Health Organization), diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hiperglikemia kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (Erman,1998).
DEFINISI
ULKUS DIABETIK luka terbuka pada ULKUS kerusakan permukaan kulit karena KAKI DIABETES lokal atau ekskavasi, adanya komplikasi kelainan tungkai kaki permukaan organ atau makroangiopati sehingga bawah akibat diabetes jaringan yang terjadi vaskuler mellitus yang tidak ditimbulkan oleh insusifiensi dan terkendali dengan baik neuropati, yang lebih terkelupasnya yang disebabkan oleh jaringan. Ulkus lebih lanjut terdapat luka pada gangguan pembuluh penderita yang sering dalam daripada darah, gangguan ekskoriasi (ekskoriasi tidak dirasakan dan dapat persyarafan dan berkembang menjadi mencapai stratum infeksi yang disebabkan infeksi. papilare). oleh bakteri aerob maupun anaerob.
ETIOLOGI
hiperglikemia pada penyandang DM
Ulkus diabetik
FAKTOR RISIKO
Luka kecelakaan Trauma sepatu Stress berulang
Trauma panas
Iatrogenik Oklusi vaskular Kondisi kulit atau kuku
FAKTOR RISIKO
PATOFISIOLOGI
angiopati
Neuropati Infeksi
ANGIOPATI DIABETIK
Gangguan
metabolisme
KH LEMAK PROTEIN
ANGIOPATI DIABETIK
retinopati
Nefropati diabetik
Neuropati diabetik
NEUROPATI DIABETIK
Charcot arthropathy.
Viskositas darah
Kekentalan (viskositas ) plasma darah pada pasien DM tinggi Aliran darah melambat nutrisi, aliran darah, Oksigen jarinagn menurun Luka sukar sembuh dan kuman anearob berkembang biak
Hiperglikemi
klasifikasi oleh Edmonds dari Kings College Hospital London klasifikasi Liverpool
modifikasi Brodsky
klasifikasi texas
Klasifikasi PEDIS International Consensus On The Diabetic Foot (2003) Impaired Perfusion 1 = None 2 = PAD + but not critical 3 = Critical limb ischemia Size / Extent in mm2 Tissue loss / Depth 1 = Superficial fullthickness, not deeper than dermis 2 = Deep ulcer, below dermis. Involving subcutaneous structures, fascia, muscle or tendon 3 = All subsequent layers of the foot involved including bone and or joint
Infection
Impaired sensation
1 = Absent 2. = Present
Stage 6
Unsalvable foot
Klasifikasi Liverpool
Klasifikasi primer - Vascular - Neuropati
- Neuroiskemik
Klasifikasi sekunder - Tukak sederhana, tanpa komplikasi - Tukak dengan komplikasi
pain
paleness
paresthesia
pulselessness
paralisis
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinik menurut pola dari Fontaine: Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan)
Stadium II
: terjadi klaudikasio intermiten (rasa nyeri bila sedang beraktifitas dan berkurang bila beristirahat )
: timbul nyeri saat istitrahat : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus)
DIAGNOSIS
ANAMNESA riwayat DM Faktor risiko ulkus diabetika adalah lama DM 10
tahun, kadar kolesterol 200 mg/dl, kadar HDL 45 mg/dl, ketidakpatuhan diet DM, kurangnya latihan fisik, perawatan kaki tidak teratur dan penggunaan alas kaki tidak tepat dengan memberikan sumbangan terhadap ulkus diabetika sebesar 99,9 % (Hastuti, Tri Rini, 2007).
Pulsasi : besar
Sensorik : menurun Warna : kemerahan Komplikasi :
Kalus
Koreng tidak sakit Gangrene jari Edema
Komplikasi :
Klaudikasio Koreng sakit Gangrene jari
Rest-pain
Ankle-brachial index=ABI Pemeriksaan noninvasive dengan mengukur oksigen transkutan pada daerah kaki dan lengan Alat Doppler. Alat pengukur tekanan dipasang pada lengan atas dan kaki kemudian diukur tekanan systole. Alat Doppler sendiri diletakkan pada a.dorsalis pedis atau a.tibialis posterior. ABI sendiri merupakan hasil dari tekanan systole pada ankle yang dibagi dengan tekanan systole pada brachial.
obstruction 0.41 0.70 = moderate obstruction Less than 0.40 = severe obstruction
2. Tes nylon monofilament adalah tes yang mudah dan digunakan untuk
mendiagnosis pasien dengan risiko adanya ulserasi akibat adanya sensorik-neuropati perifer. Hasil yang abnormal didapatkan jika pasien tidak dapat merasakan adanya sentuhan pada monofilament tersebut.
4. Pemeriksaan radiologi dilakukan karena di samping dapat mendeteksi adanya osteomielitis juga dapat memberikan informasi adanya osteolisis, fraktur dan dislokasi, gas gangren, deformitas kaki.
5. arteriografi : menggambarkan dengan jelas lokasi, kelainan serta kolateral dari sistem arteri yang diperlukan untuk menentukan jenis operasi dan prognosis yang biasanya berbeda untuk setiap penderita.
PENATALAKSANAAN
A. Pengendalian Diabetes.
pengelolaan non farmakologis:
pengelolaan farmakologis.
Pemberian Insulin. Pemberian Obat Hipoglikemik Oral (OHO). - Golongan Sulfonylurea. - Golongan Biguanid. - Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase. - Golongan Insulin Sensitizing.
B. Tindakan aktif menilai status vaskularnya, yaitu dengan riwayat klaudikasio, denyut nadi tungkai dan angka brachial index (ABI), untuk menetapkan rencana penatalaksanaan lebih lanjut.
mesin Baxtec, dinilai setelah 3 jam untuk menentukan kuman tumbuh atau tidak. Bila kuman tumbuh dilakukan tes identifikasi kuman. Bakteri gram positif di identifikasi spesies dengan test koagulasi dan test katalase, bakteri gram negatif dilakukan identifikasi dengan rangkaian tes biokimia tergantung spesies mikro-organisme yaitu, simon sitrat, indol, fermentasi glukosa, iron agar test, atau tes motilitas. Lalu dilakukan uji sensitivitas, dengan menanamkan koloni yang tumbuh pada media Mac Conkey, diletakkan diskus antibiotik tertentu dan dinilai setelah 24 jam
disertai dengan pembentukan kalus claw Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit Derajat II : ulkus dalam dan menembus tendon dan tulang Derajat III : abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selullitis Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah
Derajat 0
Edukasi
Perawatan Podiatrik paliatif Bedah profilaksis Prevensi Derajat I Infeksi : kultur permukaan ulkus dan antibiotic
Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan pembentukan kalus claw
Perawatan luka
Evaluasi Radiologi Koreksi Stress Pembedahan Derajat II Terapi antibiotic
pengelolaan kaki diabetik ini, sesuai indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti :
1. Insisi : abses atau selullitis yang luas
2. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II 3. Debridement/nekrotomi : pada kaki diabetik
derajat II, III, IV dan V 4. Mutilasi : pada kaki diabetik derajat IV dan V 5. Amputasi : pada kaki diabetik derajat V
KESIMPULAN
Salah satu komplikasi kronik dari DM adalah terbentuknya ulkus diabetik yang memerlukan perawatan lama dan biaya yang besar.Ulkus diabetik ini terjadi akibat keterlibatan dari sistem saraf, sistem vaskular, dan sistem imun. Edukasi sangat penting untuk setiap tahap pengelolaan kaki diabetes. Dengan penyuluhan yang baik penderita diabetes mellitus dengan kaki diabetes maupun keluarganya diharapkan akan dapat membantu dan mendukung berbagai tindakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka yang optimal. Rehabilitasi merupakan program yang sangat penting yang harus dilaksanakan untuk pengelolaan kaki diabetes, bahkan sejak pencegahan terjadinya ulkus kaki diabetes, keterlibatan ahli rehabilitasi medis sangat diperlukan untuk mengurangi kecacatan yang mungkin timbul pada pasien. Keterlibatan ahli rehabilitasi medis berlanjut sampai jauh sesudah amputasi, untuk memberikan bantuan bagi para penderita kaki diabetes yang mengalami amputasi untuk menghindari terjadinya ulkus baru. Pemakaian alas kaki khusus untuk mengurangi tekanan plantar akan sangat membantu mencegah terbentuknya ulkus baru yang akan memberikan prognosis yang lebih buruk dari ulkus sebelumnya.