PEMBIMBING INSTITUSI:
Ns. Hani Fauziah, M. kep.
PEMBIMBING LAHAN:
Ns. Abdul Anan, S. Kep, CDWC.
DISUSUN OLEH:
Alda Khumaeroh 0432950121003
Aulya Abdillah Mardiana 0432950121026
Fitri Diah Ambarwati 0432950121005
Lusia Susanti
0432950121027
Muhammad Arya Nata B 0432950121010
Prameswati Ayuningtiyas 0432950121011
Riski Amelia
0432950121014
Syaden Arsyiah
0432950121016
Yumas Setiyaningsih
0432950121019
2. ETIOLOGI
DM mempunyai etiologi yang heterogen, penyebab berbagai lesi sehingga dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik memegang peranan penting
pada mayoritas penderita DM (Agatha et al., 2015). Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan risiko DM diantaranya:
1) Kelainan genetika, DM dapat diturunkan dari keluarganya, hal tersebut terjadi
karena penderita DM mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik
kearah terjadinya penyakit DM, wilayah genom yang mengandung gen human
leukocyte antigen (HLA), dan risiko genetik terbesar untuk DM terkait dengan alel,
genotipe, dan haplotipe dari gen HLA. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya dan
merupakan wilayah gen yang terletak di kromosom 6.
2) Usia, Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis
menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Penurunan ini akan berisiko pada
penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
3) Gaya hidup stress, stres akan meningkatkan kerja metabolisme dan kebutuhan
akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas oleh sebab itu
beban yang tinggi menyebabkan pankreas mudah rusak sehingga berdampak
pada penurunan insulin.
4) Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi yang akan
berpengaruh terhadap produksi insulin. Hipertrofi pankreas disebabkan karena
peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk
mencukupi energi sel yang terlalu banyak.
5) Pola makan yang salah, pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat
juga akan berperan pada ketidakstabilan kerja sel beta pankreas. Malnutrisi dapat
merusak pankreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau
resistensi insulin.
6) Infeksi bakteri atau virus yang telah masuk ke pankreas akan mengakibatkan
selsel pankreas rusak. Kerusakan ini akan berakibat pada penurunan fungsi
pankreas (Arnold et al., 2019).
Menurut (Yulia, 2015). beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ulkus
diabetikum adalah: Trauma hal ini berhubungan dengan luka akibat jatuh/hal lainnya,
Iskemia merupakan kekurangan darah dalam jaringan sehingga jaringan mengalami
kekurangan oksigen, Infeksi dan edema, Kontrol gula darah yang tidak bagus,
Hiperglikemia yang terjadi selama berkepanjangan dan keterbatasan perawatan kaki.
5. PENATALAKSANAAN
Penataksanaan ulkus diabetic menurut (Chawla, Chawla, & Jaggi, 2016).
1) Manajemen perawatan kaki
2) Perawatan kuku kaki
Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari, tidak terlalu pendek, dekat
dengan kulit kemudian mengikir kuku agar tidak tajam untuk menghindari
hangnails. Hindari terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku. Apabila kuku keras
sulit untuk dipotong rendam kaki dengan air hangat ± 5 menit. Memotong kuku kaki
sebaiknya dilakukan minimal seminggu 1 kali. Kuku kaki yang menusuk daging dan
terdapat kalus sebaiknya di obati oleh dokter
3) Pemilihan alas kaki yang tepat
Memakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kemungkinan resiko
terjadinya luka tidak terkecuali di dalam rumah. Pilih sepatu dengan ukuran yang
sesuai, pastikan bagian terlebar dari kaki terpasang pada sepatu dengan aman,
nyaman (sepatu yang agak lebar) jangan menggunakan model sepatu yang tinggi
atau lancip khususnya wanita karena untuk menghindari adanya resiko cedera.
4) Konsultasi dengan dokter,
Konsultasikan dengan dokter apabila terjadi luka yang membengkak dan bernanah.
Tidak adanya pemulihan setelah melakukan perawatan sendiri selama 3 hari terjadinya
perubahan warna misalnya menjadi hitam dan kaki bengkak 5) Senam kaki diabetik
- Jari kaki mencengkram
- Memutar telapak kaki
- Angkat tumit kaki, lalu lakukan gerakan memutar
- Gerakan mengayunkan telapak kaki kedepan dan kebelakang
- Angkat kedua kaki sejajar dengan paha
- Angkat kedua kaki, lalu gerakan jari kaki ke arah depan dan belakang
- Membuat angka 0-9
- Membuat bola koran dengan gerakan kaki
- Lalu buka kembali bola koran dengan gerakan kaki
- Belah koran menjadi dua, lalu sisihkan satu koran
- Robek koran menjadi bagian kecil menggunakan kaki
7. GAMBARAN KASUS
Pasien Ny. S datang ke Klinik Balutan Luka Terkini dengan kondisi lemas, luka di fibula
tibia dekstra sinistra. Pasien mengatakan bahwa ia memiliki riwayat penyakit diabetes
sejak lama yang diturunkan dari ayahnya. Pasien pertama kali datang dengan luka
kemerahan, terdapat bulae, bengkak disertai nyeri dengan P: Klien mengatakan nyeri
saat kaki ditekuk, Q: Klien mengatakan nyeri dirasakan tertusuk – tusuk, R: Nyeri di
bagian kaki sebelah kiri, S: Skala nyeri 7, T: Waktu nyeri sekitar ±15 menit hilang timbul.
Hasil pemeriksaan GDS pertama kali tanggal 7 November 2023 yaitu 205 mg/dl.
Keluarga menyatakan pasien tidak mau makan, mual, dan nutrisi yang masuk ke dalam
tubuh hanya susu.
8. PENGKAJIAN LUKA
LOKASI LUKA ( beri tanda X )
×
Depan Belakang
ITEMS PENGKAJIAN TANGGAL TANGGAL TANGGAL TANG TANGGA
7/11 /2023 9 /11/2023 10/11/2023 GAL L
/ / /
/
1. UKURAN 1= P X L < 4 cm 4 4 3
LUKA 2= P X L 4 < 16
cm
3= P X L 16 < 36
cm
4= P X L 36 < 80
cm
5= P X L > 80 cm
2. 1= stage 1 2 2 2
KEDALAMA 2= stage 2
N 3= stage 3
4= stage 4
5= necrosis
wound
6. JUMLAH 1= kering 4 4 3
EKSUDATE 2= moist
3= sedikit
4= sedang
5= banyak
8. JARINGAN 1= no swelling 1 1 1
YANG atau edema
EDEMA 2= non pitting
edema kurang
dari < 4 cm
disekitar luka
3= non pitting
edema > 4 cm
disekitar luka 4=
pitting edema
kurang dari < 4
m disekitar luka
5= krepitasi atau
pitting edema > 4
cm
9. JARINGAN 1= kulit utuh atau 4 4 4
GRANULASI stage 1
2= terang 100 %
jaringan
granulasi
3= terang 50 %
jaringan
granulasi
4= granulasi 25
%
5= tidak ada
jaringan
granulasi
10. 1= 100 % - - -
EPITELISASI epitelisasi
2= 75 % - 100 %
epitelisasi
3= 50 % - 75%
epitelisasi
4= 25 % - 50 %
epitelisasi
5= < 25 %
epitelisasi
SKOR TOTAL 29 28 26
PARAF DAN NAMA PETUGAS Dilah Yumas Arya
1 15 30 55
Jaringan Regenerasi Degenerasi Sehat luka
luka
( beri tanda X dan tanggal pada status kondisi luka )
9. ANALISA DATA
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. DS: Faktor Mekanisme (D.0129)
- (gesekan) Gangguan integritas
Pasien mengatakan luka kulit atau jaringan
sudah kurang lebih 2 minggu
sebelum ke klinik
-
Pasien mengatakan kakinya
bengkak dan melenting
DO:
-
Terdapat kemerahan pada
kulit sekitar luka
- Terdapat hematoma pada
kulit sekitar luka
DO:
- Kadar glukosa dalam darah
tidak stabil
- 7/11/23 GDS: 205 mg/dl
- 9/11/23 GDS: 117 mg/dl
- 10/11/23 GDS: 90 mg/dl
DO:
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak pucat
Edukasi :
- Anjurkan menggunakan
pelembab
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
Terapeutik :
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis
jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap dan ada
atau memburuk
Edukasi :
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari
250 mg/dL
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian keton
urin, Jika perlu
- Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis.
penggunaan insulin, obat
oral, monitor asupan
cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
profesional kesehatan)
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
insulin, Jika perlu
- Kolaborasi pemberian
cairan IV, Jika perlu
- Kolaborasi pemberian
kalium, Jika perlu
Terapeutik :
- Kendalikan faktor
lingkungan penyebab mual
(mis. bau tak sedap,
suara, dan rangsangan
visual yang tidak
menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
(mis. kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
- Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
- Berikan makanan dingin,
cairan bening, tidak
berbau dan tidak
berwarna, Jika perlu.
Edukasi :
- Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
- Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah
lemak
- Anjurkan penggunaan
teknik nonfarmakologi
untuk mengatasi mual
(mis. biofeedback,
hipnosis, relaksasi, terapi
musik, akupresur)
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
mengurangi makanan
Nutrisi yang baik
yang tinggi gula
09 November - Pencucian luka dengan S : Pasien mengatakan nyeri dan
2023 sabun antiseptik dan air. Sudah minum obat nyeri
- Pengangkatan jaringan O : Panjang luka nya pxL 36 < 80
(D.0129) mati, slough. Cm, Luka di kedua kaki
Gangguan - Pengompresan luka Stage awal masih sama
integritas kulit atau dengan kilbac - Tepi luka 3
jaringan b.d Faktor - Pengaplikasian modern - Goa 1
mekanisme dressing. - Tipe eksudat 5
terdapat - Warna 4
ag, hidrokoloid.
kemerahan pada - - Jaringan yg edem 4
Secondary dressing
kulit sekitar luka - Jaringan granulasi 5
: melolin.
- Menutup luka dengan A : Gangguan integritas kulit teratasi
kasa steril Sebagian
- Memberikan edukasi P: anjurkan perawatan luka 2 x 24
mengenai nutrisi, pasien jam
dianjurkan _____________________________
mengkonsumsi
tinggi protein T : Semua tindakan pencucian luka
seperti putih telur yang Menggunakan antiseptik dan
direbus atau ikan gabus, Air, observasi pengakatan
sehingga dapat Slough
mempercepat
penyembuhan luka, dan I : Primary dressing starag sama
mengurangi makanan
yang tinggi gula
Selasa/07-11-2023
Kamis/09-11-2023
Jumat/10-11-2023