Disusun Oleh :
1. Amelia Putri 020319599
2. Anisa Dhita 020319600
3. Feby Alicia 020319693
4. Fikri Ramadhan 020319615
5. Mindi Utari 020319625
6. Sarmila 020319641
7. Tiarah Asriningrum 020319644
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus atau sering disebut DM merupakan gangguan
metabolisme yang disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas
memproduksi insulin dalam tubuh,sehingga insulin tidak dapat diproduksi
secara efektif dan dapat menyebabkan gula darah tinggi atau biasa disebut
hiperglikemia. Hiperglikemia DM yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan gangguan serius pada sistem tubuh terutama saraf dan
pembuluh darah (WHO, 2017). Diabetes merupakan penyakit kronis
berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang
melebihi batas normal (Kemenkes,2020). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa diabetes merupakan suatu penyakit kronis yang disebabkan karna
pankreas tidak dapat dapat memproduksi insulin dalam tubuh sehingga,
insulin tidak dapat diproduksi secara efektif dan bisa mengakibatkan
terjadinya peningkatan glukosa darah.
Menurut data dari WHO, menyebutkan bahwa Indonesia menempati
urutan keempat kasus diabetes dengan jumlah penderita terbesar setelah
India,Cina dan Amerika Serikat (WHO,2015). Penderita penyakit diabetes
melitus usia 20-79 tahun telah mencapai 463 juta.Prevalensi penyakit
diabetes melitus di dunia berdasarkan tahun 2019 sebanyak 9,3% dari
populasi absolut pada usia yang sama, tahun 2030 jumlah tersebut akan
tetap meningkat sebanyak 578 juta, kemudian, pada saat itu, pada tahun
2045 menjadi 700 juta orang. Pada 2019, Indonesia berada di posisi
ketujuh dengan pervalensi DM tertinggi 10,7 juta jiwa, di bawah China
116,4 juta, India 77 juta, AS 31 juta. Ketiga negara ini menempati urutan 3
teratas pada tahun 2019. (Kemenkes, 2020). Sedangkan untuk wilayah
Asia Tenggara Indonesia menempati urutan ketiga dengan angka
prevelensi sebesar 11,3% (Kemenkes,2020). Di Jawa Barat sendiri
penderita diabetes melitus pada tahun 2019 berjumlah 963.656 jiwa
sedangkan pada tahun 2020 jumlahnya meningkat menjadi 1.078.857
sekitar 21,36% dari jumlah penduduknya. Sedangkan di sekitar Jawa
Barat seperti Kabupaten Purwakarta prevalensi penderita diabetes melitus
pada tahun 2019 berjumlah 11783 jiwa dan meningkat pada tahun 2020
dengan jumlah 12405 jiwa. (Dinkes,2020) Dari hasil data tersebut
menunjukan bahwa angka kasus diabetes melitus terus bertambah,
sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah pada penderita diabetes
melitus. Penderita diabetes melitus memasuki peringkat pertama dari 10
besar kasus terbanyak yang didapatkan di salah satu rumah sakit umum
daerah Purwakarta yaitu RSUD Bayu Asih Purwakarta.
Kadar gula darah yang meningkat pada penderita diabetes melitus
disebabkan karena tidak terkontrolnya asupan karbohidrat total, diet
makanan, kepatuhan minum obat, aktivitas dan tingkat stres yang menjadi
salah satu faktor meningkatkanya kadar gula darah dalam tubuh. (Dhanny,
2022). Jika hal ini terus meningkat maka dapat mengakibatkan terjadinya
komplikasi pada penderita diabetes melitus, salah satunya ialah gangren
diabetik.
Gangren diabetik merupakan komplikasi tersering pada pasien diabetes
melitus akibat infeksi, ulserasi yang berhubungan dengan abnormalitas
neurologis, penyakit vaskular perifer dengan derajat yang bervariasi, dan
atau komplikasi metabolik dari diabetes melitus pada ekstrimitas bawah.
Risiko amputasi pada gangren diabetik 15-40 kali lebih sering pada
penderita DM dibandingkan dengan non-DM pada kejadian non traumatik.
Gangren diabetik dapat terjadi pada setiap bagian tubuh yang terendah
terutama pada ekstremitas bawah (Erin, 2015).
penyebab terjadinya Gangren diabetik diawali dengan angiopati,
neuropati dan infeksi. Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri kaki, sehingga gangren dapat
terjadi tanpa disadari. Gangguan motorik menyebabkan atrofi otot tungkai
sehingga mengubah titik tumpu yang menyebabkan ulseresi kaki.
Angiopati akan menggangu aliran darah ke kaki, penderita dapat merasa
nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu. Infeksi seringkali
merupakan komplikasi dari gangguan peredaran darah atau neuropati.
Infeksi merupakan komplikasi yang disebabkan oleh berkurangnya aliran
darah atau neuropati.
Tindakan yang harus dilakukan pada pasien dengan gangguan
integritas kulit adalah dengan melakukan perawatan luka yaitu dengan
memonitor karakteristik luka (seperti drainase, warna, ukuran dan bau),
dan memonitor tanda-tanda infeksi pada gangren, untuk menilai luka
apakah ada perbaikan atau perburukan pada luka tersebut, melakukan
perawatan luka dengan tetap mempertahankan teknik steril agar tidak
terjadinya infeksi atau mencegah terjadinya infeksi, ajarkan prosedur
perawatan luka kepada pasien dan keluarga agar mampu melakukan
bagaimana cara perawatan luka secara mandiri, kolaborasi pemberian
antibiotik untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Melepaskan
balutan dan plester secara perlahan, Cukur rambut di sekitar daerah luka,
jika perlu bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai
kebutuhan bersihkan jaringan nekrotik berikan salep yang sesuai ke
kulit/lesi, jika perlu pasang balutan sesuai jenis luka pertahankan Teknik
steril saat melakukan perawatan luka ganti balutan sesuai jumlah eksudat
dan drainase jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi
pasien. (Sari & Mukhamad, 2021)
Ada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa dengan berbagai
tehnik perawatan luka serta materi dan bahan yang digunakan
memperlihatkan hasil yang efektif bahwa adanya peningkatan
penyembuhan luka gangren, mempercepat proses penyembuhan luka,
terjadi regenerasi sel, pengurangan jumlah eksudat pada luka diabetes
melitus. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Puguh Santoso, Dwi
Rahayu, dan Hengky Irawan dengan judul ―Penerapan Perawatan Luka
gangren pada penderita ulkus diabetes‖. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Abu Bakar pada tahun 2022 dengan judul ―perawatan
luka kronis pada ulkus diabetik dengan modern dressing‖ yang
menyebutkan bahwa perawatan menggunakan tehnik modern dressing
lebih efektif dan lebih untuk proses penyembuhan luka khususnya luka
ulkus diabetes. Maka dari itu penulis menarik judul tersebut untuk
mengetahui dan mengidentifikasikan terkait Asuhan Keperawatan Pada
Ny. A Dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetes Melitus Gangren
Pedis Sinistra Di Ruang Edelwiess Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih
Puwakarta.
B. Tujuan
1. TujuanUumum
Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien Ulkus Gangren di RSUD Bayu Asih.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien Ulkus Gangren di Ruang
Edelweiss RSUD Bayu asih, Purwakarta.
b. Menentukan masalah keperawatan atau diagnosis keperawatan
pada pasien Ulkus Gangren di Ruang Edelweiss RSUD Bayu Asih,
Purwakarta.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada pasien Ulkus Gangren
di Ruang Edelweiss RSUD Bayu Asih, Purwakarta.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Ulkus Gangren di
Ruang Edelweiss RSUD Bayu Asih, Purwakarta.
e. Melakukan evaluasi pada pasien dengan Ulkus Gangren di Ruang
Edelweiss RSUD Bayu Asih, Purwakarta.
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari laporan kasus ini untuk melakukan asuhan
keperawatan yang kompherensif pada Ny.A Dengan Gangguan Sistem
Endokrin : Diabetes Melitus Gangren Di Ruang Edelwiess Rumah Sakit
Umum Daerah Bayu Asih Puwakarta.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kelompok : 2 (dua)
Tempat Praktek/Ruangan : RSUD Bayu Asih Puwakarta (Ruang Edelweiss)
Tanggal Praktek : 23 Januari – 20 febuari 2023
Tanggal Pengkajian : Rabu, 25 Januari 2023
Sumber Data : Pasien dan Keluarga Pasien
A. Identitas
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. A
b. No. R M : 00496003
c. Usia : 08-07-1973
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Alamat : Kp. Cilueutik Desa Mekarsari.
Kec. Darangdan
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : IRT
h. Agama : Islam
i. Tanggal Masuk : 24 Januari 2023
j. Ruangan : Edelweiss
k. Diagnosa Medis : Gangren Pedis Sinistra
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. R
b. Usia : 18 Tahun
c. Alamat : Kp. Cileutik Desa Mekarsari
d. Hubungan : Anak Kandung
B. Keluhan Utama
Luka bernanah dikaki sebelah kiri dikarenakan tertusuk benda tajam.
C. Status Ekonomi Keluarga
1. Pendapatan Bulanan : ± Rp. 2.000.000
2. Pengeluaran untuk kesehatan : BPJS
D. Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Bayu Asih Puwakarta pada tanggal 24 Januari
2023 pukul 13.45 dengan keluhan, adanya luka yang bernanah
dibagian kaki sebelah kiri karna tertusuk benda tajam. Luka timbul
sejak 2 bulan yang lalu. Luka Dibagian kaki sebelah kiri Pasien
dengan ukuran diameter + 5 cm, dengan kedalaman 3cm, skala nyeri 4
yang dimana telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan
adanya destruksi/kerusakan sebagian dengan warna dasar luka nekrotik
(Kehitaman) terdapat jaringan mati pada luka , exudate sedang
purulent 20 cc. terdapat bau (+). Pasien mengatakan sebelumnya tidak
pernah ada riwayat penyakit DM dan dikeluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit DM, pasien tidak tahu tanda dan gejala DM dan
suka mengkonsumsi makanan yang manis-manis, pasien jarang
melakukan olahraga, aktivitas sehari-hari pasien hanya sebagai ibu
rumah tangga saja. Pasien mengatakan bahwa dirinya terdiagnosis DM
setelah kakinya terluka dan tidak kunjung sembuh. Saat ini pasien
dirawat diruang edelweiss RSUD Bayu Asih Puwakarta, dengan
diagnosa gangren pedis sisnistra.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah operasi usus buntu pada tahun
2022
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit DM
seperti pasien alami.
4. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sudah Meninggal
: Tinggal dalam satu rumah
: Garis Perkawinan
: Garis keturunan
: Pasien
E. Pengkajian Pola Kesehatan
No Pola Kesehatan Hasil Pengkajian
1 Pola Persepsi Sebelum Sakit:
Kesehatan Pasien jarang melakukan pemeriksaan kesehatan,
Pasien hanya membeli obat di warung saja. Saat kaki
pasien terluka pasien berobat ke puskesmas terdekat,
namun tidak kunjung sembuh. Pasien di rujuk untuk
dilakukan pemeriksaan.
Saat Sakit:
Setelah masuk rumah sakit pasien dilakukan
pemeriksaan dan didapatkan hasil gula darah pasien
mencapai 500 mg/dl sehingga pasien lebih sadar akan
pentingnya menjaga kesehatan.
Interprestasi:
Normal sinus rhytm, normal aksis, heart rate 98 bpm, PR/RR
int:168/612, QRS DUR 70 ms, QT/QT:342/436 ms, P-R-T axses:44
27 13.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium Ny. A dari Ruang Edelweiss RSUD
Bayu Asih Puwakarta , Kamis, 26 Januari 2023 (16.37)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
dalam satuan
HEMATOLOGI
Paket Darah Rutin
Hemoglobin 9,0 14.00-18.00 g/dL Low
Eritrosit 3,53 4.70-6.20 10^6/ul
Leokosit 10,2 4.5-10.3 10*3/uL
Trombosit 798 150-450 10*3/uL High
Hematokrit 28,0 40-52 %
MCV 79 80-94 fl
MCHC 32,1 33-37 g/dl Low
MCH 25,5 27-31 fl Low
Dift Count
Neutrofit% 0 50-70 %
Limfosit% 0 25-40 %
MXD 0 1.0-12.0 %
RDW 0 35.0-45.0 fl
Kimia klinik
Ureum 0 19.0 —44.0 mg/dl
Kreatinin 0 0.70—1.20 mg/dl
Bun 0 7.0 —18.0 mg/dl
Gula Darah Sewaktu 132 70,0 – 140 mg/dl
ASLT 0 7,0 – 45,0 U/L
ALT 0 7,0 – 41,0 U/L
Sero imunologi
HbsAg
0
3. Pemeriksaan Radiologi
3 DS Defisit KurangTerpapar
- Pasien mengatakan Pengetahuan Informasi
sebelumnya tidak pernah
ada riwayat penyakit DM
- Pasien mengatakan
dikeluarganya tidak ada
yang memiliki penyakit
DM
- Pasien mengatakan
sebelumnya tidak tahu
tanda dan gejala DM
- Pasien mengatakan suka
mengkonsumsi makanan
yang manis-manis
- Pasien mengatakan jarang
melakukan olahraga
aktivitas sehari-hari pasien
hanya sebagai ibu rumah
tangga saja.
- Pasien mengatakan bahwa
dirinya terdiagnosis DM
setelah kakinya terluka dan
tidak kunjung sembuh
DO:
- Pasien tampak bingung
- TD: 119/67 mmHg
- N: 100 x/menit
- R: 20 x/menit
- Saturasi 98%
- Suhu 35,6 °C
I. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan integritas jaringan b.d Neuropati Perifer d.d pasien
mengatakan luka yang berada di kaki sebelah kiri
2 Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan d.d pasien mengatakan lemah, dan
tidak nyaman saat melakukan aktivitas
3 Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d pasien tidak
mengerti tentang penyakitnya
J. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan/Luaran Intervensi
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
1 Gangguan Setelah dilakukan - Identifikasi penyebab
Integritas tindakan gangguan integritas
Kulit/Jaringan keperawatan selama kulit
b.d neuropati 3x24jam diharapkan - Monitor karateristik
perifer integritas kulit luka
kembali seperti - Monitor tanda-tanda
semula dengan infeksi
kriteria hasil: - Jelaskan tanda dan
- Elastisitas kulit gejala infeksi
meningkat - Anjurkan
- Perfusi jaringan mengkonosumsi
meningkat makanan tinggi kalori
- Kerusakan dan protein
jaringan
menurun
- Kerusakan
lapisan kulit
menurun
2 Intoleransi Setelah dilakukan - Monitor lokasi dan
aktivitas b.d tindakan ketidaknyamanan
kelemahan keperawatan selama selama melakukan
3x24 jam diharapkan aktivitas
Pasien dapat - Anjurkan tirah baring
mencapai tingkat - Anjurkan melakukan
aktivitas yang aktivitas secara
optimal dengan bertahap
kriteria hasil:
- Keluhan lelah
menurun
- Dispnea (nafas
cepat) saat
beraktivitas
menurun
- Frekuensi nadi
normal
3 Defisit Setelah dilakukan - Identifikasi kesiapan
Pengetahuan b.d tindakan dan kemampuan
Kurangnya keperawatan selama menerima informasi
Terpapar 3x24 jam diharapkan - Identifikasi faktor
Informasi tingkat pengetahuan yang dapat
pasien meningkat meningkatkan dan
dengan kriteria hasil: menurunkan motivasi
- Tingkat perilaku hidup bersih
pengetahuan dan sehat
pasien meningkat - Sediakan materi dan
- Kemampuan media penkes
menjelaskan - Jadwalkan penkes
pengetahuan sesuai kesepakatan
tentang suatu - Berikan kesempatan
topik meningkat untuk bertanya
- Perilaku sesuai - Melibatkan dukungan
dengan keluarga
pengetahuan - Mengedukasi tentang
penyakit Diabetes
melitus dari mulai
tanda gejala sampai
dengan
penatalaksaan.
K. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Hari/ Tanggal Jam Implementasi
Gangguan Kamis, 07.10 - Mengidentifikasi penyebab
Integritas 26/01/2023 gangguan integritas kulit
Jaringan b.d 08.05 - Memonitor karateristik luka
Adanya 08.10 - Memonitor tanda-tanda
Gangren Pada infeksi
Ekstrimitas. 09.45 - Mengobservasi perawatan
luka
10.00 - Menjelaskan tanda dan
gejala infeksi
10.10 - Menganjurkan konosumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
Intoleransi Kamis, 10.20 - Memonitor lokasi dan
Aktivitas b.d 26/01/2023 ketidaknyamanan selama
Kelemahan. 10.30 melakukan aktivitas
- Menganjurkan tirah baring
11.00 - Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Defisit Kamis, 13.00 - Mengidentifikasi kesiapan
Pengetahuan b.d 26/01/2023 dan kemampuan menerima
Kurangnya informasi
Terpapar 13.10 - Menyediakan materi dan
Informasi media penkes
13.20 - Menjadwalkan penkes sesuai
kesepakatan
13.25 - Memberikan kesempatan
untuk bertanya
13.30 - Melibatkan dukungan
keluarga
L. Evaluasi keperawatan
Diagnosa Hari/Tanggal Jam Evaluasi Nama/Paraf
Gangguan Kamis, 10.15 S:
Integritas 26/01/2023 Pasien mengatakan
Jaringan b.d luka sudah diganti
Adanya perban.
Gangren O
Pada Perawatan luka telah
Ekstrimitas. diberikan
A
Gangguan Integritas
Jaringan teratasi
sebagian
P
Intervensi
dilanjutkan
Intoleransi Kamis, 11.35 S
Aktivitas b.d 26/01/2023 - Pasien
Kelemahan mengatakan
mulai dapat
beraktivitas
perlahan-lahan
O
Pasien tampak
dibantu keluarga
pada saat kekamar
mandi
A
Gangguan Mobilitas
Fisik teratasi
P
Intervensi dihentikan
Defisit Kamis, 14.00 S
Pengetahuan 26/01/2023 - Pasien
b.d mengatakan
Kurangnya paham tentang
Terpapar penyakitnya
Informasi - Pasien
mengatakan
sudah
mengurangi
makanan yang
manis dan hanya
makan makanan
yang dapat dari
RS
O
Pasien tampak
mengerti tentang
penyakitnya
A
Defisit Pengetahuan
teratasi
P
Intervensi dihentikan
M. Rangkuman Hasil Asuhan Keperawatan
Catatan:
1. Tulislah sebuah rangkuman dengan singkat dan jelas dalam bentuk
narasi.
2. Rangkuman berisi tentang kondisi perkembangan pasien terakhir
meliputi; hari/tanggal, jam, diagnosa keperawatan, intervensi yang
telah dilakukan dan hasil evaluasinya.
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan, Dibagian kaki sebelah kiri
Pasien terdapat luka kronis. Luka timbul sejak 2 bulan yang lalu dengan
ukuran diameter + 5 cm, kedalaman 3cm full trickness dengan skala nyeri 4
yang dimana telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
terdapat jaringan mati pada luka, exudate sedang purulent 20 cc. Terdapat
bau (+). Pasien mengatakan sakit dibagian kaki sebelah kirinya sehingga
tidak dapat beraktivitas. Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah ada
riwayat penyakit DM dan dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
DM, pasien tidak tahu tanda dan gejala DM dan suka mengkonsumsi
makanan yang manis-manis, pasien jarang melakukan olahraga, aktivitas
sehari-hari pasien hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Pasien mengatakan
bahwa dirinya terdiagnosis DM setelah kakinya terluka dan tidak kunjung
sembuh. Pada tanggal 25 Januari 2023 pasien datang ke RSUD Bayu Asih
Puwakarta, dengan diagnosa gangren. Saat ini pasien sedang dalam proses
penyembuhan dan rutin untuk mengganti perawatan luka dengan intervensi
dan hasil evaluasi yang tertera diatas.
Mahasiswa,
(Tiarah Asriningrum)
Lampiran
Catatan: Lampiran kasus berupa sebuah foto kondisi pasien (khusus untuk
pasien dengan trauma seperti; fraktur, luka bakar, dan jenis luka lainnya. hal
ini dilakukan untuk dapat mempermudah mahasiswa dalam mengenali dan
mengingat kasus yang akan/sedang dikelolanya.
Foto 1: Foto 2:
Foto 3: Foto 4:
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Ny.A
Dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetes Melitus Gangren Pedis
Sinistra Di Ruang Edelwiess Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih
Puwakarta, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan sesuai dengan teori meliputi identitas
pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan pasien, pola aktivitas sehari-
hari, data psikososial, data status mental pasien, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan terapi.
Salah satu fokus utama pengkajian pada pasien gangren pedis sinistra
adalah gangguan integritas kulit/jaringan pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut teori yang dikemukakan peneliti pada bab sebelumnya
dignosa keperawatan yang biasanya muncul pada pasien penderita
gangren pedis sinistra, setelah dilakukan tindakan pembersihan luka
ditemukan 3 diagnosa.
3. Perencanaan
Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada pasien gangren pedis
sinistra dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang
ada, intervensi setiap diagnosa dapat sesuai dengan kebutuhan pasien
yang memperhatikan kondisi pasien serta kesanggupan keluarga
dalam kerja sama. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti yaitu
intervensi yang dilakukan mandiri maupun kolaborasi.
4. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada kasus ini dilaksanakan sesuai dengan
intervensi yang sudah dibuat, sesuai dengan kebutuhan pasien dengan
gangren pedis sinistra.
5. Evaluasi Keperawatan
Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Evaluasi yang dilakukan pada peneliti
pada pasien gangren pedis sinistra selama 3 hari perawatan oleh
peneliti dan dibuat dalam bentuk SOAP. Respon pasien dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan baik, pasien cukup kooperatif dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan lebih teliti dalam melalukan asuhan keperawatan,
salah satunya dalam mengangkat diagnose keperawatan peneliti
sebaiknya dalam melaksanakan asuhan keperawatan dapat
melaksanakan pengkajian dan pengisian data secara komperhensif dan
menyeluruh.
2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Hasil peneliti ini diharapkan agar selalu menambah dan memperdalam
imu pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Melitus
Gangren menggunakan litearur-literatur terbaru.
DAFTAR PUSTAKA