Anda di halaman 1dari 8

MANUSKRIP

PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA TN. S DENGAN POST OPERASI ABSES


COLLI DISERTAI DIABETES MELITUS DI RUANG CEMPAKA
RSUD UNGARAN

Oleh:
VINDA SYAFIRA
080117A063

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai Diabetes Melitus Di
Rsud Ungaran

Vinda Syafira*, Tri Susilo**, Mukhamad Musta’in***


Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
vindasyafira@gmail.com

ABSTRAK

Diabetes melitus adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan
tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia
(kadar glukosa darah tinggi). Abses colli adalah suatu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri
atau karena adanya benda asing dan mengandung nanah yang timbul didalam ruang leher. Nyeri
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam ragam yang menyangkut
kerusakan, atau sesuatu yang digambarkan dengan terjadinya kerusakan. Tujuan penulisan ini
untuk mengetahui pengelolaan pengurangan nyeri pada pasien dengan post operasi abses colli
akibat Diabetes Melitus Di RSUD Ungaran.
Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa teknik relaksasi nafas
dalam untuk memenuhi kebutuhan dalam pengurangan nyeri. Pengelolaan nyeri dilakukan selama
3 hari pada Tn. S. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang.
Hasil pengelolaan didapatkan nyeri berkurang dan tidak ada komplikasi saat nyeri pasien
timbul.
Saran bagi pelayanan kesehatan yaitu diharapkan instasi rumah sakit terus dapat
mengoptimalkan kualitas tenaga pelayanan kesehatan dalam memberikan tindakan komprehensif
melalui seminar dan pelatihan.

Kata kunci : Diabetes Melitus, Abses Colli, Nyeri

Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai 1
Diabetes Melitus Di Rsud Ungaran
ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic progressive disease characterized by the body's inability to


metabolize carbohydrates, fats and proteins, leading to hyperglycemia (high blood glucose levels).
Abscess Colli is a skin infection caused by bacteria or due to a foreign body and contains pus that
arises in the neck space. Pain is an unpleasant sensory and emotional experience that is related to
actual or potential tissue damage, or is described in a variety that involves damage, or something
that is described with the occurrence of damage. The purpose of this paper was to determine the
management of pain in patient with postoperative colli abscess due to Diabetes Mellitus in
Ungaran Regional Hospital.
The method was to provide management by deep breathing relaxation techniques to fulfill
the needs in pain reduction. Pain management was carried out for 3 days on Mr. S. Data collection
techniques carried out using interview, physical examination, observation and supporting
examinations.
The result of management was that less pain and no complications when the patient's
pain arose.
Suggestions for health services were expected that hospital institutions could continue to
optimize the quality of health service personnel in providing comprehensive action through
seminars and training.

Keywords : Diabetes Mellitus, Abscess Colli, Pain

PENDAHULUAN Melitus adalah jenis penyakit yang paling


banyak diderita oleh penduduk dunia (90-
Diabetes Mellitus merupakan kategori
95%) (Suiraoka, 2012 dalam Haskas, 2017).
penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi
Diabetes mellitus telah menjadi
masalah kesehatan masyarakat, baik secara
penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu
global, regional, nasional maupun lokal
pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes
(Hasdianah, 2012).
Mellitus telah mencapai 465 miliar.
Diabetes melitus atau disingkat DM
International Diabetes Federation (IDF)
adalah suatu sindroma klinis kelainan
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta
metabolik, ditandai oleh adanya
orang tidak menyadari bahwa mereka
hiperglikemik yang disebabkan oleh defek
mengidap DM. Pada tahun 2016, terdapat
sekresi insulin, defek kerja insulin atau
lebih dari 50 juta orang yang menderita DM
keduanya. Penderita DM tidak mampu
di Asia Tenggara (IDF, 2011 dalam
memproduksi hormon insulin dalam jumlah
Trisnawati, 2013).
cukup, atau tubuh tidak dapat
Pada tahun 2017 Indonesia
menggunakannya secara efektif sehingga
menduduki peringkat ke-enam dengan
terjadi kelebihan gula di dalam darah
jumlah pasien diabetes melitus terbanyak
(Synder dkk, 2010).
sebesar 10,3 juta. Pravelensi masyarakat
Berdasarkan data WHO tahun 2016, 70%
yang mengalami diabetes melitus
dari total kematian di dunia dan lebih dari
diperkirakan sebesar 11,9 juta, bahkan
setengah beban penyakit disebabkan oleh
memprediksi penyakit diabetes melitus akan
Diabetes. 90-95% dari kasus Diabetes adalah
menimpa lebih dari 21 juta penduduk
Diabetes tipe 2 yang sebagian besar dapat
Indonesia tahun 2030. Berdasar hasil
dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup
rekapitulasi data kasus baru Penyakit Tidak
yang tidak sehat. Saat ini setiap 8 detik ada
Menular (PTM), jumlah kasus baru PTM yang
orang yang meninggal akibat diabtes di
dilaporkan secara keseluruhan di Jawa
dunia. Jumlah diabetes didunia naik menjadi
Tengah pada tahun 2018 adalah 2.412.297
425 juta jiwa pada tahun 2017. Diabetes
kasus. Diabetes Melitus merupakan kasus

Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai 2
Diabetes Melitus Di Rsud Ungaran
terbesar pada peringkat kedua yaitu
mencapai 20,57%. Hal ini membuktikan
bahwa angka Diabetes Melitus di Jawa HASIL DAN PEMBAHASAN
Tengah masih tinggi (Dinkes Provinsi Jateng, Pengkajian
2018). Hasil pengkajian pada hari Selasa 21
Diabtes melitus yang tidak terkontrol Januari 2020 pukul 15.00 WIB. Data yang
dengan baik dapat menimbulkan berbagai didapat setelah operasi yaitu Pasien
jenis masalah salah staunya luka sukar mengatakan nyeri pada leher, P: nyeri terasa
sembuh yang diawali dengan adanya saat sedikit bergerak, Q: Nyeri seperti
nekrosis atau abses. Abses adalah ditusuk-tusuk, R: Nyeri di leher, S: Skala 5, T:
pengumpulan nanah yang terlokalisir Hilang timbul, Pasien mengatakan kesulitan
sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan tidur dan data objektif: Pasien terlihat
organisme piogenik, nanah merupakan suatu meringis, menahan sakit, tampak memegang
campuran dari jaringan nekrotik, bakteri dan bagian yang nyeri, gelisah, TD:130/90
sel darah putih yang sudah mati (Morison, mmHg, N: 81x/menit, RR: 20x/menit, S: 360C.
2003 dalam Amin dan Kusuma, 2013). Abses Data yang kedua yaitu, data subjektif: Pasien
colli adalah suatu infeksi kulit yang mengatakan nyeri, data objektif: Terdapat
disebabkan oleh bakteri atau karena adanya luka operasi pada bagian leher sebelah
benda asing dan mengandung nanah yang kanan, diamter 2 cm, kedalaman 1 cm,
timbul didalam ruang leher, akibat terdapat tampon pada luka post operasi,
perjalanan berbagai sumber infeksi. Abses Hasil laboratorium Leukosit : 16,34 103/ul.
colli yang disertai oleh diabetes melitus Data yang ketiga yaitu, data subjektif: Pasien
jumlahnya sangat kecil yaitu hanya 6,4%. mengatakan memiliki riwayat DM sejak
Kunjungan pasien Diabetes melitus 2002. Pasien mengatakan 6 bulan lalu di
di Kabupaten Semarang tahun 2019 rawat di RS dengan DM, Pasien mengatakan
khususnya RSUD Ungaran mencapai 1.113 tidak ada keturunan DM dari keluarga tetapi
kunjungan, dengan jumlah pasien meninggal pasien terkena DM karena faktor pola makan
sebanyak 16 orang. Sedangkan untuk Abses yang salah dapat menyebabkan kenaikan
Colli yang disebabkan oleh diabetes melitus kadar gula darah pada pasien diabetes
jumlahnya sangat kecil yaitu hanya 2 orang mellitus tipe 2.
(Rekam Medis RSUD Ungaran, 2019). Faktor-faktor yang berpengaruh
Diabetes melitus apabila tidak tertangani terhadap kontrol gula darah pasien diabetes
dengan baik akan beresiko tinggi terkena mellitus seperti hubungannya dengan usia
infeksi dengan munculnya luka sulit untuk sel, faktor stress, obesitas sentral, asupan
disembuhkan. Dan dapat dilakukan zak gizi mikro. Kepada pengidap diabetes
pembedahan yang memutuskan jaringan melitus agar memperhatikan pola makan
sehingga para penderita setalah dilakukan terutama berkaitan dengan asupan energi,
pembedahan akan mengalami nyeri hebat. karbohidrat dan lemak serta konsumsi gula
Nyeri adalah pengalaman sensori dan dan hasil olahnya, sayuran dan buah (Idris,
emosional yang tidak menyenangkan yang Jafar, Indriasari. 2014).
berhubungan dengan kerusakan jaringan Dari hasil pengkajian tersebut didapat
aktual atau potensial, atau digambarkan keluhan utama yaitu pasien mengatakan
dalam ragam yang menyangkut kerusakan, nyeri leher kanan belakang post operasi.
atau sesuatu yang digambarkan dengan Pasien dilakukan operasi pada tanggal 21
terjadinya kerusakan (Zakiyah, 2015). Januari 2020 pukul 09.45 sampai 10.30.
Berdasarkan latar belakang diatas Nyeri dapat terjadi dikarenakan adanya
penulis tertarik untuk menulis kasus yang pembedahan atau terputusnya jaringan.
dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah yang Pasien dilakukan pembedahan karena di
berjudul “Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S leher kanan belakang pasien terdapat abses.
Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai Sehingga pasien dilakukan pembedahan.
Diabetes Melitus Di Ruang Cempaka RSUD Jenis pembedahan yang dilakukan pada
Ungaran”. pasien yaitu Debridement.

Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai 3
Diabetes Melitus Di Rsud Ungaran
fisik (prosedur operasi), penulis membuat
rencana keperawatan dengan alasan setiap
Diagnosa keperawatan pernyataan, tujuan, dan hasil yang
diharapkan harus mempunyai batasan waktu
Nyeri akut adalah pengalaman
untuk dievaluasi. Dalam kasus Tn. S tujuan
sensori dan emosional yang tidak
dari dilakukannya intervensi keperawatan
menyenangkan, nyeri ini timbul secara
yaitu setelah dilakukan tindakan
mendadak dan cepat menghilang umumnya
keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut
nyeri ini berlangsung tidak lebih dari 6 bulan,
dapat berkurang dengan kriteria hasil
nyeri akut ditandai dengan peningkatan
manajemen nyeri yaitu mengidentifikasi
tegangan otot dan kecemasan (Lyndon,
lokasi, karakteristik, durasi, dan skala nyeri,
2013). manusia menurut Abraham Maslow
nyeri berkurang, tanda-tanda vital pasien
dalam Teori Hierarki kebutuhan dasar
dalam batas normal, pasien mampu
manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
mengenali kapan nyeri terjadi, pasien
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum),
mampu melakukan tindakan pengurangan
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi
nyeri tanpa analgesik, pasien mampu
diri. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa
melaporkan kondisi lingkungan yang
yang tidak menyenangkan adalah suatu
memperberat nyeri (kebisingan).
kebutuhan individu. Nyeri merupakan
Intervensi yang pertama yaitu
perasaan yang tidak menyenangkan yang
mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
terkadang dialami individu. Kebutuhan
dan skala nyeri yang dialami oleh pasien, hal
terbatas dari rasa nyeri itu merupakan salah
ini didukung oleh SIKI 2018. yaitu pasien
satu kebutuhan dasar yang merupakan
mampu menunjukan kapan penyebab nyeri
tujuan di berikannya asuhan keperawatan
itu timbul, pasien mampu menunjukan letak
pada seorang pasien dirumah sakit (Potter
nyeri, pasien mampu menunjukan tingkat
dan Patricia, 1997 dalam Lubis, 2017).
nyeri dan pasien mampu mengatakan
Penulis menegakkan diagnosis nyeri
seperti apa rasa nyeri yang dialami.
akut berhubungan dengan agen pencendera
Penggunaan nemonik PQRST juga akan
fisik (prosedur operasi) dengan
membantu untuk mengumpulkan informasi
menggunakan SDKI (Standar Diagnosis
vital yang berkaitan dengan proses nyeri
Keperawatan Indonesia). Dengan tanda dan
pasien (Yudiyanta, 2015).
gejala nyeri akut yaitu ekspresi wajah
Intervensi yang kedua yaitu pasien
meringis sambil menahan nyeri,
mampu melakukan pengurangan nyeri tanpa
mengekspresikan perilaku (misal gelisah,
analgesik yaitu dengan cara tekhnik relaksasi
merengek), posisi untuk mengurangi nyeri,
nafas dalam. Tujuan dari teknik relaksasi
dimana data pengakijian nyeri yang didapat
nafas dalam yaitu untuk untuk memberikan
yaitu data subjektif: Pasien mengatakan
rasa nyaman dan rileks pada pasien,
nyeri pada leher kanan belakang. Dengan
melawan keletihan dan ketegangan otot
pengkajian nyeri adalah P (Provokatif): nyeri
yang terjadi nyeri, dapat mengurangi
terasa saat sedikit bergerak, Q (Qualitas):
intensitas nyeri, serta dapat meningkatkan
nyeri seperti ditusuk-tusuk, R (Region): nyeri
ventilasi paru dan meningkatkan oksigen
dibagian leher, S (Scale): skala nyeri 5 (nyeri
darah (Smeltzer & Bare, 2010).
sedang), T (Time): nyeri hilang timbul. Data
Intervensi yang ketiga adalah
tersebut sesuai dengan kriteria mayor secara
monitor rentang normal keadaan tanda-
verbal. Sedangkan data objektif didapatkan:
tanda vital pasien dengan rasional untuk
Ekspresi wajah meringis kesakitan, sulit
mengetahui keadaan apa yang dialami
tidur, gelisah dan pasien sering memegang
pasien. Ada beberapa pemeriksaan fisik
bagian leher sambil menahan nyeri.
diantaranya adalah pemeriksaan tekanan
darah, nadi, pernafasan, dan suhu.
Intervensi
Intervensi yang keempat pasien
Untuk mengatasi masalah nyeri akut mampu melaporkan kondisi lingkungan yang
yang berhubungan dengan agens pencedera memperberat nyeri (kebisingan). Dimana

Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai 4
Diabetes Melitus Di Rsud Ungaran
lingkungan dan kehadiran dukungan Implementasi yang kelima yaitu
keluarga juga dapat mempengaruhi nyeri memberikan obat farmakologi untuk
seseorang. Banyak orang yang merasa mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh
lingkungan pelayanan kesehatan yang asing, pasien. Tn. S mendapatkan terapi obat
khususnya cahaya, kebisingan, aktivitas yang Ketorolac 30 mg/12 jam diberikan dengan
sama di ruang perawatan intensif, dapat rute intra vena melalui saluran selang infus.
menambah nyeri yang dirasakan (Zakiyah, Dimana obat analgesik ketorolac berfungsi
2015). untuk penatalaksanaan jangka pendek nyeri
Intervensi kelima adalah kolaborasi akut derajat sedang – berat (ISO, 2015).
dengan tim medis dalam pemberian obat
analgesik dengan rasional dapat mengurangi
EVALUASI
nyeri.
Evaluasi dengan hasil masalah
Implementasi keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agens pencedera fisik (prosedur
Implementasi dilakukan tanggal 21
opersai) pada Tn. S teratasi sebagian, hal
Januari sampai 23 Januari 2020.
tersebut dapat dilihat tercapainya tujuan
Implementasi yang dilakukan pertama kali
dan kriteria hasil yang sudah ditetapkan
yaitu mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
sebelumnya yaitu nyeri yang dialami pasien
durasi, dan skala nyeri yang dialami oleh
berkurang yang sebelumnya skala 5 menjadi
pasien, dalam pengidentifikasian tersebut
skala 2, pasien mampu mengurangi nyeri
bisa diketahui hal apa yang mengakibatkan
dengan tekhnik relaksasi nafas dalam, pasien
nyeri dan pada skala berapa pasien
mampu mengenali kapan nyeri terjadi, dan
merasakan nyeri.
pasien mampu melaporkan kondisi
Implementasi yang kedua yaitu
lingkungan (kebisingan).
mengajarkan pasien untuk melakukan
tekhnik relaksasi nafas dalam. Teknik
SIMPULAN
relaksasi nafas dalam adalah teknik untuk
mengurangi ketegangan nyeri dengan Masalah utama yang diperoleh
mekanisme merelaksasi (Andarmoyo, 2012). selama pengelolaan pada Tn. S selama 3x24
Tekhnik ini juga sangat berpengaruh pada jam dengan pengelolaan nyeri akut masalah
penyembuhan luka dimana fisiologi sudah teratasi. Saran bagi pasien diharapkan
penyembuhan luka granulisasi selalu menjaga pola makan, mengatur diit
membutuhkan oksigen yang banyak untuk makan yang dikonsumsi dan pasien harus
metabolisme sel pada jaringan luka. bisa untuk membiasakan pola hidup yang
Implementasi yang ketiga yaitu sehat. Sarankan pasien untuk memiliki alat
melakukan pengecekan tanda-tanda vital glukometer agar lebih mudah untuk
yang merupakan suatu cara untuk memantau kadar gula darah dan jika kadar
mendeteksi adanya perubahan pada sistem gula darah pasien tinggi dianjurkan untuk
tubuh. Pemeriksaan tanda-tanda vital cek kesehatan dirumah sakit atau pelayanan
didapatkan pada tekanan darah yaitu 130/80 kesehatan lainnya agar segera diberikan
mmHg. Dan apabila peningkatan tanda- obat supaya gula darah bisa menurun. Bagi
tanda vital akan menyebabkan nyeri yang keluarga pasien diharapkan dapat
mengganggu keadaan psikologis pasien memberikan motivasi dan mampu
(Nurarif, 2015). memberikan perawatan pada anggota
Implementasi yang keempat yaitu keluarga yang sakit.
memberikan edukasi tentang kondisi
lingkungan. Kondisi lingkungan (kebisingan) DAFTAR PUSTAKA
juga mempengaruhi kualitas nyeri maka
pasien mampu melaporkan hal yang dapat Andarmoyo, S. (2012). Konsep & Prosedur
mempengaruhi atau menambah nyeri. Keperawatan Nyeri. Jogjakarta.

Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai 5
Diabetes Melitus Di Rsud Ungaran
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2018). Profil NANDA (North American Nursing
Jawa Tengah. Diagnosis Association) NIC-NOC.
http://dinkesjatengprov.go.id/v201 Mediaction Publishing.
8/dokumen/profil_2018/files/basic
-html/page113.html. Dikutip Nurarif. (2015). Asuha
tanggal 5 Februari 2020. KeperawatanBerdasarkan
Diagnosa Medis &
Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes NANDA.Yogyakarta:
Mellitus Pada Orang Dewasa dan MediactionPublishing.
Anak – Anak Dengan Solusi Herbal.
Yogyakarta: Nuha Medika. PPNI. (2016). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Haskas, Yusran. (2017). Determinan Perilaku Jakarta: DPP PPNI
Pengendalian Diabetes Melitus Di
Wilayah Kota Makassar. Global PPNI. (2018). Standar Intervensi
Health Science. Volume 2 Issue 2. Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Hal 138-144. Jakarta: DPP PPNI
http://jurnal.csdforum.com/index.ph
p/GHS/article/view/85/38. Dikutip PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan
tanggal 5 Februari 2020. Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI
Idris, Andi Mardhiyah, Jafar, Nurhaedar,
Indriasari, Rahayu. (2014). Pola Synder RJ, dkk. (2010). Consensus
Makan Dengan Kadar Gula Darah Recommendations on Advancing
Pasien Dm. Jurnal Mkmi. Hal 211- the Standard of Care for Treating
218. Neuropathic Foot Ulcers ini
http://journal.unhas.ac.id/index.php Patients with Diabetes. The Journal
/mkmi/article/view/502/317. Dikutip of Foot & Ankle Surgery.
tanggal 7 Juli 2020.
Trisnawati, Shara Kurnia. (2013). Faktor
Risiko Kejadian Diabetes Melitus
Kasim. (2015). ISO Indonesia Informasi
Tipe II Di Puskesmas Kecamatan
Spesialte Obat Volume 48. Jakarta:
Cengkareng Jakarta Barat Tahun
ikatan sarjana farmasi Indonesia.
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Lubis, Faisal Akbar. (2017). Asuhan Volume 5. No. 1. Hal 6-10.
Keperawatan Pada Ny. W dengan www.academia.edu/download/575
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar 31475/Jurnal_kesehatan_DM_epid
Aman dan Nyaman: Nyeri di _non_PDF_1_.pdf. Dikutip tanggal
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan 5 Februari 2020.
Medan Polonia. Repositori Institusi
USU. Yudiyanta, dkk. (2015). Assessment Nyeri.
http://repositori.usu.ac.id/bitstrea Vol. 42 no. 3.
m/handle/123456789/2898/14250 www.academia.edu/download/548
0107.pdf?sequence=1&isAllowed= 72538/19_226Teknik-
y. Dikutip tanggal 7 Juli 2020. Assessment_Nyeri.pdf. Dikutip
tanggal 4 Februari 2020.
Lyndon. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia.
Tangerang: Binapura Aksara. Zakiyah, Ana. (2015). Nyeri: Konsep dan
Penatalaksanaan dalam Praktik
Nurarif H. Amin & Kusuma Hardi. (2013). Keperawatan berbasis Bukti.
Aplikasi Asuhan Keperawatan Jakarta: EGC.
Berdasarkan Diagnosa Medis &

Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai 6
Diabetes Melitus Di Rsud Ungaran
Pengelolaan Nyeri Akut Pada Tn. S Dengan Post Operasi Abses Colli Disertai 7
Diabetes Melitus Di Rsud Ungaran

Anda mungkin juga menyukai