9,65% pada lakia laki. Prevakensi diabetes meninggi secara terus menerus, sehingga
mellitus diperkirakan terus meningkat berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf
seiring dengan bertambahnya umur dan struktur internal lainnya. Zat kompleks
penduduk menjadi 19, 9% atau 112,2 juta yang terdiri dari gula didalam dinding
orang. Angka prevalensi itu terus pembuluh darah menyebabkan pembuluh
meningkat hingga mencapai 578 juta pada darah menebal. Akibat penebalan ini, maka
tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045 aliran darah akan berkurang, terutama yang
(IDF, 2019). menuju kulit dan saraf (Badawi, 2010).
Lebih dari setengah amputasi ekstremitas
Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia bawah non traumatik berhubungan dengan
berdasarkan diagnosis dokter pada umur diabetes seperti neuropati sensori dan
15 tahun sebesar 2%. Angka ini otonom, penyakit vaskuler perifer,
menunjukkan terjadi peningkatan peningkatan resiko dan laju infeksi dan
prevalensi diabetes mellitus pada kelompok penyembuhan tidak baik (Black, 2014).
umur 15 tahun pada hasil Riskesdas tahun Neuropati perifer akan memberikan
2013 sebesar 1,5%. Namun prevalensi kontribusi yang besar terhadap kejadian
diabetes mellitus menurut hasil ulkus diabetes. Jika pasien DM mengalami
pemeriksaan gula darah meningkat dari ulkus diabetes akibat gangguan perfusi
6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada perifer maka akan menurunkan kualitas
tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa hidupnya. Neuropati perifer perlu dicegah
baru sekitar 25% penderita diabetes yag dengan melakukan manajemen yang tepat.
mengetahui bahwa dirinya menderita Salah satu program yang sudah berjalan
diabetes (Riskesdas, 2018). dipuskesmas adalah Prolanis. Program ini
dinilai masih belum efektif dalam upaya
Penderita DM di Jawa Tengah terbanyak pencegahan komplikasi DM. maka, perlu
kedua dengan jumalh penderita sebanyak dilakukan Tindakan keperawatan yang
13,4%. Peningkatan kasus DM terjadi di lainnya sebagai tindakan mandiri perawat.
Kota Semarang. Prevalensi DM di
puskesmas menduduki peringkat keempat Beberapa intervensi keperawatan
dengan jumlah 50,542 penderita, dilakukan untuk mencegah dan mengontrol
sedangkan di rumah sakit kasus DM non terjadinya neuropati diabetes dan
insulin berada di urutan kesepuluh dengan perbaikan sirkulasi perifer melalui 4 pilar
jumlah 20.461 penderita (Dinkes Kota penatalaksanaan DM yaitu edukasi, nutrisi,
Semarang, 2019). Salah satu wilayah di kota latihan jasmani dan intervensi
Semarang dengan kasus DM yang cukup farmakologis. Penatalaksanaan DM bisa
tinggi adalah wilayah Puskesmas Kedung juga dengan alternatif atau komplementari
Mundu. Data dari Puskesmas Kedung terapi. Salah satu jenis komplementari
Mundu penderita Diabetes mellitus tipe 2 terapi yang dapat digunakan adalah senam
berada diurutan ketujuh dari sepuluh besar kaki diabetes (Black, 2014). Gerakan senam
penyakit di Puskesmas tersebut dengan kaki ini dapat memperlancar aliran darah di
jumlah penderita tahun 2019 berjumlah kaki, memperbaiki sirkulasi darah,
5.583 (Dinkes Prov Jateng, 2017). memperkuat otot kaki dan mempermudah
gerakan sendi kaki, dengan demikian
Tingginya prevalensi diabetes mellitus di diharapkan kaki penderita DM dapat
Indoensia ini menjadi perhatian bersama terawat baik dan meningkatkan kualitas
karena memiliki komplikasi. Komplikasi hidup penderita DM (Prihatin & Dwi M,
yang lebih sering terjadi pada penderita DM 2019).
adalah neuropati dan vasculopathy. Hal ini
berkaitan dengan kadar gula darah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 77
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
Perfusi perifer berupa sirkulasi darah pada Penelitian yang sudah ada menunjukkan
kaki dapat diukur melalui pemeriksaan non bahwa senam kaki sangat efektif
invasive salah satunya adalah pemeriksaan meningkatkan nilai ABI. Senam kaki
Ankle Brachial Index (ABI) (Kristiani et al., diabetes dapat diterapkan pada pasien DM
2015). ABI adalah rasio tekanan darah sebagai salah satu intervensi mandiri
sistolik pada pergelangan kaki dengan keperawatan. Perawat sebagai pemberi
lengan. Pemeriksaan ini diukur pada pasien asuhan keperawatan juga sebagai educator
dengan posisi terlentang menggunakan bisa mengajarkan kepeada pasien untuk
sphygmomanometer. Tekanan sistolik bisa menerapkan senam kaki diabetes
diukur pada kedua lengan dari arteri sebagai ntervensi kaki mandiri pasien
brachialis dan arteri tibialis posterior dan dirumah yang akan memperbaiki sirkulasi
dorsalis pedis pada bagian kaki masing- darah didaerah kaki sehingga bisa
masing (Aboyans et al., 2012). Metode mencegah komplikasi akibat vasculopathy.
pengukuran ABI dilakukan untuk Studi kasus ini menggunakan senam kaki
mendeteksi adanya insufisiensi arteri yang diabetes untuk meningkatkan perfusi
menunjukkan kemungkinan adanya perifer melalui peningkatan ankle brachial
penyakit arteri perifer/peripherial arterial indeks (ABI) pada pasien Diabetes Mellitus.
disease (PAD) pada kaki. Pemeriksaan Ankle Tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah
Brachial Index juga digunakan untuk untuk menerapkan senam kaki diabetes
melihat hasil dari suatu intervensi terhadap nilai Ankle Brachial Indeks (ABI)
(pengobatan, program, senam, angioplasty pada asuhan keperawatan pasien dengan
atau pembedahan). Sirkulasi darah normal Diabetes Mellitus.
pada kaki jika nilai ABI > 0,9, sedangkan
keadaan yang tidak normal dapat diperoleh METODE
bila nilai ABI < 0,9 diindikasikan ada resiko
tinggi luka dikaki, ABI > 0,5 pasien perlu Desain studi kasus ini adalah deskritif studi
perawatan tindak lanjut, dan ABI <0,5 dengan pendekatan proses keperawatan.
diindikasi kaki sudah mengalami kaki Penulis menggambarkan pengelolaan
nekrotik, gangrene, ulkus, borok yang perlu pasien Diabetes Mellitus dengan
penanganan multi disiplin (Perkeni, 2011). menerapkan senam kaki diabetes sebagai
salah satu intervensi keperawatan yang
Sebuah studi pada pasien diabetes mellitus diberikan pada asuhan keperawatan pasien
sebelumnya menyatakan bahwa senam kaki DM. Jumlah pasien dalam studi kasus ini
diabeteset dapat meningkatkan Ankle sebanyak 2 pasien yang didapatkan secara
Brachial Indeks (ABI). Terdapat perbedaan random sesuai kriteria inklusi yaitu pasien
rata rata nilai ABI sebelum dan setelah DM tipe 2 berjenis kelamin perempuan
senam kaki diabetes (Pre tes 0,62 dan post dengan rentang usia 40-60 tahun yang
test 0,93) pada 10 pasien diabetes mellitus mendapatkan terapi Diabetesic oral
pada kelompok intervensi. Penelitian lain Metformin 500 mg. Pelaksanaan studi kasus
oleh Trisna dan Musiana 2018 menyatakan penerapan senam kaki diabet dilakukan
hal yang sama, terjadi peningkatan ABI selama 3 hari yaitu dari tanggal 19-21
dengan rerata 0.35 pada pasien DM tipe 2. Januari 2021.
Penerapan senam kaki diabetes efetkif bisa
meningkatkan nilai ABI pada pasien Instrumen yang digunakan dalam studi
diabetes mellitus. Terdapat perbedaan yang kasus ini adalah sphygmomanometer digital
signifikan nilai ABI sebelum dan setelah yang sudah terkalibrasi dan terstandar
perlakuan senam kaki diabetes pada 40 untuk pengukuran ABI, pedoman senam
pasien pada kelompok intervensi (Wahyuni, kaki diabetes, kertas koran yang digunakan
2016). untuk melakukan senam kaki diabetes, dan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 78
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
lembar catatan observasi nilai ABI. Subjek mengetahui peningkatan skor ABI dan
studi kasus pasien DM juga dilakukan penurunan GDS setelah diberikan senam
pengukuran kadar gula darah sewaktu kaki diabetes. Data hasil studi kasus berupa
(GDS) menggunakan glucometer yang skor ABI dan GDS disajikan dalam bentuk
tersertifikasi Standar Nasional Indonesia grafik.
(SNI) sebagai data penunjang tambahan
terkait penunjang perfusi perifer. HASIL
Studi kasus dilaksanakan selama tiga hari Hasil pengkajian menunjukan bahwa kedua
berturut turut. Sebelum perlakuan pasien pasien dalam kategori lanjut usia antara 52-
diminta persetujuan sebagai pasien 56 tahun, berjenis kelamin perempuan
kelolaan dengan cara menandatangani dengan pendidikan satu pasien sekolah
informed concent. Prosedur pada hari menengah pertama dan satu pasien
pertama peneliti mengajarkan pasien menempuh pendidikan sekolah dasar,
prosedur senam kaki, memperagakan semua pasien beragama Islam dengan suku
senam kaki DM dan meminta kepada pasien Jawa dan semua pasien tidak bekerja. Kedua
melakukan redemonstrasi setelah itu subjek studi kasus memiliki GDS yang tinggi
pasien diminta secara bersama-sama dibuktikan dengan pengukuran kadar
melakukan senam kaki. Hari kedua dan glukosa darah pada subjek studi pasien 1
ketiga subjek studi kasus melakukan senam yaitu 488 mg/dl dan subjek studi pasien 2
kaki diabetes secara bersamaan selama 30 yaitu 290 mg/dl. Kedua pasien pada studi
menit. Sebelum dan setelah melakukan kasus ini memiliki riwayat DM sebelumnya,
senam kaki peneliti mengukur nilai ABI pasien pada studi kasus 1 memiliki riwayat
pada daerah kaki dan tangan kemudian DM tipe 2 sejak 3 tahun yang lalu dan pasien
membandingkan hasil tekanan darah pada studi kasus 2 memiliki riwayat DM tipe
sistolik kedua daerah tersebut. Pengukuran 2 sejak 8 tahun yang lalu. Kedua pasien
ABI dilakukan sebelum dan setelah subjek tidak melakukan pengelolaan DM dengan
studi kasus melakukan senam kaki diabetes baik dibuktikan dengan keduanya tidak
selama 3 hari. Pengukuran ABI hari melakukan diet DM dan melakukan aktifitas
pertema dilakukan sebelum dan setelah fisik secara rutin. Hasil pemeriksaan fisik
subjek menjalani senam, pengukutan ABI pada kedua pasien pada studi kasus ini
hari kedua dan ketiga dilakukan setelah diperoleh data subjek studi kasus pertama
subjek menjalani senam Subjek studi kasus mengeluh kaki sering kesemutan, jari-jari
juga dilakukan pengukuran kadar GDS kaki dan kedua paha terasa kaku, nadi 74
sebelum dilakukan senam (hari pertama) x/menit lemah dan teratur, GDS: 290 mg/dl,
dan setelah dilakukan senam diabetes nilai Capilary Refill Time (CRT) >2 detik,
(pada hari ke tiga). ekstrimitas bawah pucat, akral dingin, skor
ABI 0,75. Data pasien pada studi kasus
Prinsip etika penelitian diterapkan pada kedua diperoleh data pasien mengeluh kaki
kedua subjek. Subjek studi kasus diberikan sering kesemutan, telapak kaki terasa tebal,
kebebasan untuk menjadi subjek studi Nadi 69 kali/menit lemah dan teratur, GDS:
kasus setelah diberikan penjelasan dalam 488 mg/dl, akral pucat dan dingin, skor ABI
inform consent. Subjek studi kasus diminta 0,69, nilai Capilary Refill Time (CRT) <2
menandatangani lembar persetujuan. detik. Kedua subjek studi kasus
Kerahasiaan identitas subjek studi dijaga mendapatkan terapi obat antihiperglikemi
dalam studi ini dengan tidak menampilkan yang sama yaitu Metformin 500 mg/24 jam.
nama subjek studi kasus dalam laporan
maupun naskah publikasi. Hasil olah data Diagnosa keperawatan utama pada kedua
studi kasus disajikan dan dianalisis untuk subjek studi kasus yaitu perfusi perifer
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 79
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
tidak efektif (D.0009) berhubungan dengan kembali mengukur tekanan darah pada
hiperglikemia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, ankle dan brachial menggunakan
2017). Data mayor pada kedua subjek studi sphygmomanometer digital yang sudah
kasus ini menunjukan terjadinya terstandar SNI. Implementasi keperawatan
ketidakefektifan perfusi perifer dengan dilakukan 60 menit sebelum pasien
ditandai adanya keluhan kesemutan dan mengkonsumsi obat diabetes oral.
paratesia pada ekstrimitas bawah, pucat Penerapan senam kaki pada kedua pasien
pada ekstrimitas bawah, skor GDS diatas dilakukan pada tanggal 19 - 21 Januari 2021
normal dan skor ABI dibawah normal. pada jam 09.00-11.00. Sebelum penerapan
Perfusi perifer tidak efektif diambil menjadi senam kaki diabetes dilakukan pengukuran
diagnosis keperawatan utama dengan GDS, tekanan darah ankle dan brachial,
mempertimbakngakn kondisi klinis kedua kemudian pasien melakukan senam kaki
subjek studi kasus. diabetes lalu mengkur kembali tekanan
darah ankle dan brachial setelah selesai
Intervensi keperawatan kedua subjek studi senam. Pengukuran GDS pada kedua subjek
kasus yaitu perawatan sirkulasi (1.02079) studi dilakukan sebelum melakukan senam
(Tim Pokja DPP PPNI, 2018). Perawatan kaki pada hari pertama, sedangkan hari
sirkulasi yang direncanakan yaitu kedua dan ketiga pengukuran GDS
observasi periksa sirkulasi perifer (nadi dilakukan setelah melakukan senam kaki
perifer, edema, pengisian kapiler, warna, diabetes.
suhu, ankle- brachialindex), identifikasi
factor resiko gangguan sirkulasi (Diabetes Rata-rata nilai ankle brachial index pada
Melitus Tipe II, hipertensi dan kadar kedua pasien mengalami peningkatan
kolesterol tinggi), terapeutik lakukan setelah dilakukan senam kaki diabetes.
perawatan kaki (senam kaki diabetes), Pasien pertama mengalami peningkatan
edukasi anjurkan berolahraga rutin, rata-rata sebesar 0,12 sedangkan pada
anjurkan program rehabilitasi vaskuler, pasien kedua mengalami peningkatan
jelaskan manfaat kesehatan dan efek sebesar 0,11. Peningkatan ankle brachial
fisiologis senam kaki diabetes, jelaskan index pada kedua pasien sebelum dan
berapa kali dilakukan senam kaki, berapa sesudah dilakukan senam kaki diabetes
lama waktunya dan berapa kali latihan yang dapat dilihat pada table 2 dibawah ini:
dilakukan dalam program pelatihan senam
kaki yang diinginkan, ajarkan pasien untuk Tabel 1
melakukan senam kaki diabetes secara Nilai Ankle Brachial Index Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Senam Kaki Diabetes pada pasien DM di
mandiri. Intervensi keperawatan pada Puskesmas Kedung Mundu tahun 2021
kedua studi kasus terdapat penambahan Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Delta
spesifikasi pada program rehabilitasi Subjek Mean
studi
vaskuler yaitu diberikan kombinasi terapi Pre Post Pre Post Pre Post
senam kaki diabetes untuk meningkatkan 1 0.69 0.82 0.73 0.86 0.79 0.90 0.21
sirkulasi dan menurunkan kadar glukosa 2 0.75 0.86 0.80 0.90 0.82 0.96
darah subjek studi kasus.
Berdasarkan tabel 1 diatas menujukan
Prosedur tindakan senam kaki diabetes, bahwa terjadi peningkatan ABI pada kedua
diawali dengan mengukur GDS, tekanan pasien setelah diberikan intervensi senam
darah pada ankle dan brachial, kemudian kaki diabetes selama tiga hari dengan rerata
mendemonstrasikan gerakan senam kaki, kenaikan ABI sebanyak 0.21.
dilanjutkan dengan mekakukan senam kaki
bersama-sama selama 30 menit dengan
menggunakan koran, setelah selesai peneliti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 80
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 81
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 82
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 83
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 84
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus
memengaruhi senam kaki terhadap sirkulasi Meningkatkan Ankle Brachial Index Pasien
darah kaki pada pasien diabetes mellitus di Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ipteks Terapan.
ruang penyakit dalam RSUD DR Pirngadi https://doi.org/10.22216/jit.2015.v9i2.231
Medan 2018. Dinamika kesehatan: jurnal
Wibisana, E., Sofiani, Y., & Et, A. (2014). Pengaruh
kebidanan dan keperawatan.
senam kaki terhadap kadar gula darah pasien
https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1.570
diabetes melitus di rsu serang provinsi banten
Soegondo, S. (2014). Farmakoterapi pada tahun 2014. Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus Tipe Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Di
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid RSU Serang Provinsi Banten Tahun 2014.
2.
Yunir, E., Esa, D. F., Prahasary, A. N., & Tahapary, D. L.
Subekti, A. S. (2017). Pengaruh Senam Kaki (2019). Penyakit Arteri Perifer dan Mortalitas
Terhadap Sirkulasi Darah Perifer Dilihat Dari Kardiovaskular pada Pasien Diabetes Melitus
Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Pada PAsien Tipe-2. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
Diabetes Mellitus Di Ruang Melati Satu RSUD https://doi.org/10.7454/jpdi.v6i2.299
Dr. Moewardi. Program Pasca Sarjana Stikes
Zaqiyah. (2017). Pengaruh pengaruh senam kaki
Kusuma Husada Surakarta: Skripsi Tidak
diabetik terhadap nilai angkle brachial index
Dipublikasi.
pada pasien dm di persadia cabang kota
Taylor, R. (2013). Reversing the twin cycles of Type surakara. Pengaruh pengaruh senam kaki
2 diabetes. Diabet. Med. diabetik terhadap nilai angkle brachial index
pada pasien dm di persadia cabang kota
Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi
surakarta.
Keperawatan Indonesia. In Dewan Pengurus
Pusat PPNI. Zukhri, S. (2015). Pengaruh senam kaki terhadap
ankle brachial index (ABI) pada pasien
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis
diabetes melitus tipe 2. Pengaruh Senam Kaki
Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Terhadap Ankle Brachial Index (ABI) Pada
Diagnostik. Dewan Pengurus PPNI.
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Wahyuni, A. (2016). Senam Kaki Diabetik Efektif
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.