Anda di halaman 1dari 10

Studi Kasus

Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam


Kaki Diabetes: Studi Kasus

Dhea Praditiya Nengsari1, Yunie Armiyati1


1 Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme kronis yang
• Submit 3 Mei 2021 ditandai dengan hiperglikemia. Penatalaksanaan yang tidak efektif dalam
• Diterima 19 Maret 2022 menangani penyakit diabetes mellitus akan mengakibatkan komplikasi
• Diterbitkan 29 April 2022 seperti penyakit arteri perifer (vasculopathy). Ankle brachial index (ABI)
dapat digunakan sebagai indilator vasculopathy pada pasien dengan
Kata kunci: diabetes mellitus. Senam kaki diabetes adalah tindakan yang dapat
diabetes mellitus; ankle meningkatkan perfusi perifer dan ABI pasien DM. Studi kasus bertujuan
brachial index; senam kaki untuk mengetahui peningkatan perfusi perifer yang dilihat dari ABI pada
diabetes pasien DM setelah dilakukan senam kaki diabetes selama 3 hari. Desain
studi kasus adalah desain deskriptif dengan pendekatan proses
keperawatan pada pasien DM. Subjek studi kasus adalah dua orang pasien
DM yang tidak menjalani rawat inap, dipilih sesuai kriteria inklusi.
Instrumen untuk mengukur ABI menggunakan sphygmomanometer digital
yang sudah terkalibrasi dan terstandar. Hasil studi kasus menunjukan ada
peningkatan perfusi perifer dan peningkatan nilai ankle brachial index
sesudah dilakukan terapi senam kaki diabetes. Setelah diberikan intervensi
senam kaki diabetes selama tiga hari terjadi peningkatan rerata ankle
brachial index pada dua responden dari 0,72 menjadi 0,93. Senam kaki
diabetes sangat efektif dapat meningkatkan ankle brachial indeks pada
pasien DM. Intervensi senam kaki diabetes bisa dijadikan sebagai salah satu
tindakan mandiri perawat yang aman dan efektif sebagai upaya pencegahan
komplikasi ulkus diabetes.

PENDAHULUAN makan lebih dari 200 mg/dl, dimana gejala


khas yang timbul dari DM adalah poliuria,
Diabetes melitus (DM) adalah suatu polidipsi dan polifagia (Soegondo, 2014)
penyakit kronis yang menjadi salah satu
masalah kesehatan dunia yang serius. Organisasi International Diabetes
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis Federation (IDF) memperkirakan
atau yang berlangsung jangka panjang yang sedikitnya terdapat 643 juta orang pada
ditandai dengan meningkatnya kadar gula usia 20-79 tahun di dunia menderita
darah (glukosa) hingga di atas nilai normal. diabetes mellitus pada tahun 2020 atau
Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes setara dengan dengan 9,3 % dari total
tipe 1 dan tipe 2. DM ditandai dengan penduduk pada usia yang sama.
tingginya kadar glukosa dalam darah yaitu Berdasarkan jenis kelamin, IDF
kadar gula darah puasa lebih dari 126 memperkirakan prevalensi diabetes di
mg/dl atau glukosa darah dua jam setelah tahun 2020 yaitu 9 % pada perempuan dan
Corresponding author:
Dhea Praditiya Nengsari
praditiyadhea@gmail.com
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v3i1.7487
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 76
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

9,65% pada lakia laki. Prevakensi diabetes meninggi secara terus menerus, sehingga
mellitus diperkirakan terus meningkat berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf
seiring dengan bertambahnya umur dan struktur internal lainnya. Zat kompleks
penduduk menjadi 19, 9% atau 112,2 juta yang terdiri dari gula didalam dinding
orang. Angka prevalensi itu terus pembuluh darah menyebabkan pembuluh
meningkat hingga mencapai 578 juta pada darah menebal. Akibat penebalan ini, maka
tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045 aliran darah akan berkurang, terutama yang
(IDF, 2019). menuju kulit dan saraf (Badawi, 2010).
Lebih dari setengah amputasi ekstremitas
Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia bawah non traumatik berhubungan dengan
berdasarkan diagnosis dokter pada umur diabetes seperti neuropati sensori dan
15 tahun sebesar 2%. Angka ini otonom, penyakit vaskuler perifer,
menunjukkan terjadi peningkatan peningkatan resiko dan laju infeksi dan
prevalensi diabetes mellitus pada kelompok penyembuhan tidak baik (Black, 2014).
umur 15 tahun pada hasil Riskesdas tahun Neuropati perifer akan memberikan
2013 sebesar 1,5%. Namun prevalensi kontribusi yang besar terhadap kejadian
diabetes mellitus menurut hasil ulkus diabetes. Jika pasien DM mengalami
pemeriksaan gula darah meningkat dari ulkus diabetes akibat gangguan perfusi
6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada perifer maka akan menurunkan kualitas
tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa hidupnya. Neuropati perifer perlu dicegah
baru sekitar 25% penderita diabetes yag dengan melakukan manajemen yang tepat.
mengetahui bahwa dirinya menderita Salah satu program yang sudah berjalan
diabetes (Riskesdas, 2018). dipuskesmas adalah Prolanis. Program ini
dinilai masih belum efektif dalam upaya
Penderita DM di Jawa Tengah terbanyak pencegahan komplikasi DM. maka, perlu
kedua dengan jumalh penderita sebanyak dilakukan Tindakan keperawatan yang
13,4%. Peningkatan kasus DM terjadi di lainnya sebagai tindakan mandiri perawat.
Kota Semarang. Prevalensi DM di
puskesmas menduduki peringkat keempat Beberapa intervensi keperawatan
dengan jumlah 50,542 penderita, dilakukan untuk mencegah dan mengontrol
sedangkan di rumah sakit kasus DM non terjadinya neuropati diabetes dan
insulin berada di urutan kesepuluh dengan perbaikan sirkulasi perifer melalui 4 pilar
jumlah 20.461 penderita (Dinkes Kota penatalaksanaan DM yaitu edukasi, nutrisi,
Semarang, 2019). Salah satu wilayah di kota latihan jasmani dan intervensi
Semarang dengan kasus DM yang cukup farmakologis. Penatalaksanaan DM bisa
tinggi adalah wilayah Puskesmas Kedung juga dengan alternatif atau komplementari
Mundu. Data dari Puskesmas Kedung terapi. Salah satu jenis komplementari
Mundu penderita Diabetes mellitus tipe 2 terapi yang dapat digunakan adalah senam
berada diurutan ketujuh dari sepuluh besar kaki diabetes (Black, 2014). Gerakan senam
penyakit di Puskesmas tersebut dengan kaki ini dapat memperlancar aliran darah di
jumlah penderita tahun 2019 berjumlah kaki, memperbaiki sirkulasi darah,
5.583 (Dinkes Prov Jateng, 2017). memperkuat otot kaki dan mempermudah
gerakan sendi kaki, dengan demikian
Tingginya prevalensi diabetes mellitus di diharapkan kaki penderita DM dapat
Indoensia ini menjadi perhatian bersama terawat baik dan meningkatkan kualitas
karena memiliki komplikasi. Komplikasi hidup penderita DM (Prihatin & Dwi M,
yang lebih sering terjadi pada penderita DM 2019).
adalah neuropati dan vasculopathy. Hal ini
berkaitan dengan kadar gula darah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 77
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

Perfusi perifer berupa sirkulasi darah pada Penelitian yang sudah ada menunjukkan
kaki dapat diukur melalui pemeriksaan non bahwa senam kaki sangat efektif
invasive salah satunya adalah pemeriksaan meningkatkan nilai ABI. Senam kaki
Ankle Brachial Index (ABI) (Kristiani et al., diabetes dapat diterapkan pada pasien DM
2015). ABI adalah rasio tekanan darah sebagai salah satu intervensi mandiri
sistolik pada pergelangan kaki dengan keperawatan. Perawat sebagai pemberi
lengan. Pemeriksaan ini diukur pada pasien asuhan keperawatan juga sebagai educator
dengan posisi terlentang menggunakan bisa mengajarkan kepeada pasien untuk
sphygmomanometer. Tekanan sistolik bisa menerapkan senam kaki diabetes
diukur pada kedua lengan dari arteri sebagai ntervensi kaki mandiri pasien
brachialis dan arteri tibialis posterior dan dirumah yang akan memperbaiki sirkulasi
dorsalis pedis pada bagian kaki masing- darah didaerah kaki sehingga bisa
masing (Aboyans et al., 2012). Metode mencegah komplikasi akibat vasculopathy.
pengukuran ABI dilakukan untuk Studi kasus ini menggunakan senam kaki
mendeteksi adanya insufisiensi arteri yang diabetes untuk meningkatkan perfusi
menunjukkan kemungkinan adanya perifer melalui peningkatan ankle brachial
penyakit arteri perifer/peripherial arterial indeks (ABI) pada pasien Diabetes Mellitus.
disease (PAD) pada kaki. Pemeriksaan Ankle Tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah
Brachial Index juga digunakan untuk untuk menerapkan senam kaki diabetes
melihat hasil dari suatu intervensi terhadap nilai Ankle Brachial Indeks (ABI)
(pengobatan, program, senam, angioplasty pada asuhan keperawatan pasien dengan
atau pembedahan). Sirkulasi darah normal Diabetes Mellitus.
pada kaki jika nilai ABI > 0,9, sedangkan
keadaan yang tidak normal dapat diperoleh METODE
bila nilai ABI < 0,9 diindikasikan ada resiko
tinggi luka dikaki, ABI > 0,5 pasien perlu Desain studi kasus ini adalah deskritif studi
perawatan tindak lanjut, dan ABI <0,5 dengan pendekatan proses keperawatan.
diindikasi kaki sudah mengalami kaki Penulis menggambarkan pengelolaan
nekrotik, gangrene, ulkus, borok yang perlu pasien Diabetes Mellitus dengan
penanganan multi disiplin (Perkeni, 2011). menerapkan senam kaki diabetes sebagai
salah satu intervensi keperawatan yang
Sebuah studi pada pasien diabetes mellitus diberikan pada asuhan keperawatan pasien
sebelumnya menyatakan bahwa senam kaki DM. Jumlah pasien dalam studi kasus ini
diabeteset dapat meningkatkan Ankle sebanyak 2 pasien yang didapatkan secara
Brachial Indeks (ABI). Terdapat perbedaan random sesuai kriteria inklusi yaitu pasien
rata rata nilai ABI sebelum dan setelah DM tipe 2 berjenis kelamin perempuan
senam kaki diabetes (Pre tes 0,62 dan post dengan rentang usia 40-60 tahun yang
test 0,93) pada 10 pasien diabetes mellitus mendapatkan terapi Diabetesic oral
pada kelompok intervensi. Penelitian lain Metformin 500 mg. Pelaksanaan studi kasus
oleh Trisna dan Musiana 2018 menyatakan penerapan senam kaki diabet dilakukan
hal yang sama, terjadi peningkatan ABI selama 3 hari yaitu dari tanggal 19-21
dengan rerata 0.35 pada pasien DM tipe 2. Januari 2021.
Penerapan senam kaki diabetes efetkif bisa
meningkatkan nilai ABI pada pasien Instrumen yang digunakan dalam studi
diabetes mellitus. Terdapat perbedaan yang kasus ini adalah sphygmomanometer digital
signifikan nilai ABI sebelum dan setelah yang sudah terkalibrasi dan terstandar
perlakuan senam kaki diabetes pada 40 untuk pengukuran ABI, pedoman senam
pasien pada kelompok intervensi (Wahyuni, kaki diabetes, kertas koran yang digunakan
2016). untuk melakukan senam kaki diabetes, dan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 78
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

lembar catatan observasi nilai ABI. Subjek mengetahui peningkatan skor ABI dan
studi kasus pasien DM juga dilakukan penurunan GDS setelah diberikan senam
pengukuran kadar gula darah sewaktu kaki diabetes. Data hasil studi kasus berupa
(GDS) menggunakan glucometer yang skor ABI dan GDS disajikan dalam bentuk
tersertifikasi Standar Nasional Indonesia grafik.
(SNI) sebagai data penunjang tambahan
terkait penunjang perfusi perifer. HASIL

Studi kasus dilaksanakan selama tiga hari Hasil pengkajian menunjukan bahwa kedua
berturut turut. Sebelum perlakuan pasien pasien dalam kategori lanjut usia antara 52-
diminta persetujuan sebagai pasien 56 tahun, berjenis kelamin perempuan
kelolaan dengan cara menandatangani dengan pendidikan satu pasien sekolah
informed concent. Prosedur pada hari menengah pertama dan satu pasien
pertama peneliti mengajarkan pasien menempuh pendidikan sekolah dasar,
prosedur senam kaki, memperagakan semua pasien beragama Islam dengan suku
senam kaki DM dan meminta kepada pasien Jawa dan semua pasien tidak bekerja. Kedua
melakukan redemonstrasi setelah itu subjek studi kasus memiliki GDS yang tinggi
pasien diminta secara bersama-sama dibuktikan dengan pengukuran kadar
melakukan senam kaki. Hari kedua dan glukosa darah pada subjek studi pasien 1
ketiga subjek studi kasus melakukan senam yaitu 488 mg/dl dan subjek studi pasien 2
kaki diabetes secara bersamaan selama 30 yaitu 290 mg/dl. Kedua pasien pada studi
menit. Sebelum dan setelah melakukan kasus ini memiliki riwayat DM sebelumnya,
senam kaki peneliti mengukur nilai ABI pasien pada studi kasus 1 memiliki riwayat
pada daerah kaki dan tangan kemudian DM tipe 2 sejak 3 tahun yang lalu dan pasien
membandingkan hasil tekanan darah pada studi kasus 2 memiliki riwayat DM tipe
sistolik kedua daerah tersebut. Pengukuran 2 sejak 8 tahun yang lalu. Kedua pasien
ABI dilakukan sebelum dan setelah subjek tidak melakukan pengelolaan DM dengan
studi kasus melakukan senam kaki diabetes baik dibuktikan dengan keduanya tidak
selama 3 hari. Pengukuran ABI hari melakukan diet DM dan melakukan aktifitas
pertema dilakukan sebelum dan setelah fisik secara rutin. Hasil pemeriksaan fisik
subjek menjalani senam, pengukutan ABI pada kedua pasien pada studi kasus ini
hari kedua dan ketiga dilakukan setelah diperoleh data subjek studi kasus pertama
subjek menjalani senam Subjek studi kasus mengeluh kaki sering kesemutan, jari-jari
juga dilakukan pengukuran kadar GDS kaki dan kedua paha terasa kaku, nadi 74
sebelum dilakukan senam (hari pertama) x/menit lemah dan teratur, GDS: 290 mg/dl,
dan setelah dilakukan senam diabetes nilai Capilary Refill Time (CRT) >2 detik,
(pada hari ke tiga). ekstrimitas bawah pucat, akral dingin, skor
ABI 0,75. Data pasien pada studi kasus
Prinsip etika penelitian diterapkan pada kedua diperoleh data pasien mengeluh kaki
kedua subjek. Subjek studi kasus diberikan sering kesemutan, telapak kaki terasa tebal,
kebebasan untuk menjadi subjek studi Nadi 69 kali/menit lemah dan teratur, GDS:
kasus setelah diberikan penjelasan dalam 488 mg/dl, akral pucat dan dingin, skor ABI
inform consent. Subjek studi kasus diminta 0,69, nilai Capilary Refill Time (CRT) <2
menandatangani lembar persetujuan. detik. Kedua subjek studi kasus
Kerahasiaan identitas subjek studi dijaga mendapatkan terapi obat antihiperglikemi
dalam studi ini dengan tidak menampilkan yang sama yaitu Metformin 500 mg/24 jam.
nama subjek studi kasus dalam laporan
maupun naskah publikasi. Hasil olah data Diagnosa keperawatan utama pada kedua
studi kasus disajikan dan dianalisis untuk subjek studi kasus yaitu perfusi perifer

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 79
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

tidak efektif (D.0009) berhubungan dengan kembali mengukur tekanan darah pada
hiperglikemia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, ankle dan brachial menggunakan
2017). Data mayor pada kedua subjek studi sphygmomanometer digital yang sudah
kasus ini menunjukan terjadinya terstandar SNI. Implementasi keperawatan
ketidakefektifan perfusi perifer dengan dilakukan 60 menit sebelum pasien
ditandai adanya keluhan kesemutan dan mengkonsumsi obat diabetes oral.
paratesia pada ekstrimitas bawah, pucat Penerapan senam kaki pada kedua pasien
pada ekstrimitas bawah, skor GDS diatas dilakukan pada tanggal 19 - 21 Januari 2021
normal dan skor ABI dibawah normal. pada jam 09.00-11.00. Sebelum penerapan
Perfusi perifer tidak efektif diambil menjadi senam kaki diabetes dilakukan pengukuran
diagnosis keperawatan utama dengan GDS, tekanan darah ankle dan brachial,
mempertimbakngakn kondisi klinis kedua kemudian pasien melakukan senam kaki
subjek studi kasus. diabetes lalu mengkur kembali tekanan
darah ankle dan brachial setelah selesai
Intervensi keperawatan kedua subjek studi senam. Pengukuran GDS pada kedua subjek
kasus yaitu perawatan sirkulasi (1.02079) studi dilakukan sebelum melakukan senam
(Tim Pokja DPP PPNI, 2018). Perawatan kaki pada hari pertama, sedangkan hari
sirkulasi yang direncanakan yaitu kedua dan ketiga pengukuran GDS
observasi periksa sirkulasi perifer (nadi dilakukan setelah melakukan senam kaki
perifer, edema, pengisian kapiler, warna, diabetes.
suhu, ankle- brachialindex), identifikasi
factor resiko gangguan sirkulasi (Diabetes Rata-rata nilai ankle brachial index pada
Melitus Tipe II, hipertensi dan kadar kedua pasien mengalami peningkatan
kolesterol tinggi), terapeutik lakukan setelah dilakukan senam kaki diabetes.
perawatan kaki (senam kaki diabetes), Pasien pertama mengalami peningkatan
edukasi anjurkan berolahraga rutin, rata-rata sebesar 0,12 sedangkan pada
anjurkan program rehabilitasi vaskuler, pasien kedua mengalami peningkatan
jelaskan manfaat kesehatan dan efek sebesar 0,11. Peningkatan ankle brachial
fisiologis senam kaki diabetes, jelaskan index pada kedua pasien sebelum dan
berapa kali dilakukan senam kaki, berapa sesudah dilakukan senam kaki diabetes
lama waktunya dan berapa kali latihan yang dapat dilihat pada table 2 dibawah ini:
dilakukan dalam program pelatihan senam
kaki yang diinginkan, ajarkan pasien untuk Tabel 1
melakukan senam kaki diabetes secara Nilai Ankle Brachial Index Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Senam Kaki Diabetes pada pasien DM di
mandiri. Intervensi keperawatan pada Puskesmas Kedung Mundu tahun 2021
kedua studi kasus terdapat penambahan Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Delta
spesifikasi pada program rehabilitasi Subjek Mean
studi
vaskuler yaitu diberikan kombinasi terapi Pre Post Pre Post Pre Post
senam kaki diabetes untuk meningkatkan 1 0.69 0.82 0.73 0.86 0.79 0.90 0.21
sirkulasi dan menurunkan kadar glukosa 2 0.75 0.86 0.80 0.90 0.82 0.96
darah subjek studi kasus.
Berdasarkan tabel 1 diatas menujukan
Prosedur tindakan senam kaki diabetes, bahwa terjadi peningkatan ABI pada kedua
diawali dengan mengukur GDS, tekanan pasien setelah diberikan intervensi senam
darah pada ankle dan brachial, kemudian kaki diabetes selama tiga hari dengan rerata
mendemonstrasikan gerakan senam kaki, kenaikan ABI sebanyak 0.21.
dilanjutkan dengan mekakukan senam kaki
bersama-sama selama 30 menit dengan
menggunakan koran, setelah selesai peneliti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 80
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

tidak bergantung insulin, penyakit ini sering


Rerata ABI sebelum dan sesudah
terdiagnosa pada orang dewasa berumur
Intervensi
lebih dari 40 tahun (Black, 2015). Hal ini
1 juga dibuktikan penelitian sebelumnya
0,5 yang menjelaskan bahwa umur pasien DM
0 tipe 2 adalah orang dewasa lebih banyak
Hari ke 1 Pre Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 ditemukan karena semakin besar umur
Test Post Test Post Test Post Test seseorang maka sirkulasi darah kearah
Rata-rata perifer semakin menurun (Natalia, 2012).
Bertambahnya usia juga merupakan proses
yang fisiologis yang disertai terjadinya
Grafik 1 perubahan pada sistem kardiovaskuler
Rerata Nilai ABI Sebelum dan Sesudah Intervensi
Senam Kaki Diabetes pada Pasien DM di Puskesmas antara lain berupa katup jantung melebar
Kedungmundu Semarang Tahun 2021. dan kaku, kemampuan memompa darah
menurun, elastisitas pembuluh darah
menurun, serta meningkatnya resistensi
Berdasaran grafik 1 terjadi peningkatan pembuluh darah perifer sehingga
rerata ABI sebelum intervensi senam kaki mengakibatkan terjadinya gangguan arteri
diabetes pada hari pertama dan sesudah ringan (Wahyuni, 2016).
dilakukan intervensi senam kaki pada hari
ketiga sebanyak 0.21. Kedua pasien pada studi kasus berjenis
kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan
Tabel 2 hasil penelitian sebelumnya yang
Kadar Glukosa Darah Sewaktu Sebelum dan menyebutkan bahwa kelompok yang
Sesudah Senam Kaki Diabetes banyak terdiagnosis diabetes mellitus
Subjek Hari ke Hari ke Hari ke Delta
studi 1 (pre) 2 (post) 3 (post) Mean
adalah perempuan, dengan jumlah
1 488 423 400 responden 12 orang (54.5%) (Wibisana et
69.5 al., 2014). Hal ini disebabkan oleh karena
2 290 251 239 adanya penurunan kadar hormon estrogen
akibat monopause. Estrogen pada dasarnya
berfungsi untuk menjaga keseimbangan
Berdasarkan tabel diatas menunjukan kadar gula darah dan meningkatkan
bahwa terjadi penurunan GDS sebelum penyimpanan lemak, serta progesteron
dilakukan senam kaki diabetes pada kedua yang berfungsi untuk menormalkan kadar
subjek studi kasus. GDS pada kedua pasien gula darah dan membantu menggunakan
mengalami penurunan pada hari pertama, lemak sebagai energi. Hormon estrogen dan
hari kedua dan hari ketiga dengan rerata progesteron mempengaruhi sel-sel
pada kedua pasien sebanyak 69.5 mg/dl. merespon insulin. Setelah menopause,
perubahan kadar hormon akan memicu
PEMBAHASAN fluktuasi kadar glukosa darah, hal ini yang
menyebabkan kejadian DM lebih tinggi
Pasien pada studi kasus ini adalah pasien pada wanita dibanding pria (Taylor, 2013)
dengan kategori usia dewasa akhir dengan
usia masing masing 53 tahun dan 56 tahun, Pasien kedua memiliki riwayat DM tipe 2
hal ini sesuai dengan kriteria inklusi yaitu yang lama dengan kadar GDS yang tinggi.
pasien yang mendapat perlakuan dengan Akibat dari lama penyakit DM dan kondisi
rentang 40-60 tahun. Hal ini sesuai dengan hiperglikemia dapat menimbulkan efek
teori yang menyatakan bahwa DM tipe 2 samping neurologis yang dapat
merupakan tipe dari penyakit DM yang mempengaruhi sistem saraf perifer. Pasien

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 81
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

DM tipe II cenderung mengalami perubahan dibandingkan pasien 1. Perubahan positif


elastisitas kapiler pembuluh darah, ini terjadi karena meningkatnya sirkulasi
penebalan dinding pembuluh darah, dan darah akibat penurunan kadar gula darah.
pembentukan plak atau thrombus yang Temuan studi kasus menunjukkan nilai
disebabkan oleh keadaan hiperglikemia kadar gula darah pada kedua subjek
sehingga menyebabkan vaskularisasi ke mengalami penurunan, ini menggambarkan
perifer terhambat (Simbolon, 2020). Kadar terjadinya perbaikan nilai kadar gula darah
gula darah yang meninggi secara terus setelah melakukan senam kaki. Saat
menerus, berakibat rusaknya pembuluh melakukan senam kaki diabetes, kebutuhan
darah, saraf dan struktur internal lainnya. energi meningkat sehingga otot menjadi
Zat kompleks yang terdiri dari gula didalam lebih aktif dan terjadi peningkatan
dinding pembuluh darah menyebabkan pemakaian glukosa oleh sel. Kondisi ini
pembuluh darah menebal. Akibat menyebabkan terjadinya penurunan kadar
penebalan ini, maka aliran darah akan gula darah (Rehmaita et al., 2018). Faktor
berkurang, terutama yang menuju kulit dan kontinuitas atau keteraturan pasien dalam
saraf (Badawi, 2010). Akibatnya terjadi mengikuti senam, ketepatan gerakan senam
neuropati diantaranya terjadi neuropati juga menjadi aspek positif peningkatan
perifer yang menyebabkan gangguan ambilan glukosa oleh sel sehingga terjadi
perfusi jaringan perifer. Perfusi perifer penurunan kadar gula darah.
berupa sirkulasi darah pada kaki dapat
dinilai dengan mengukur nilai Ankle Setelah dilakukan terapi senam kaki selama
Brachial Index (ABI) yang memiliki rentang tiga hari berturut-turut terjadi peningkatan
normal 0,91-1,31 nilai ankle brachial index pada kedua subjek
studi kasus dengan persentase
Pasien Diabetes Mellitus cenderung pengingkatan pada subjek studi kasus 1
memiliki ABI yang lebih rendah dari 0,12 (12%) dan pada studi kasus 2 naik
rentang normal (Laksmi, et. al, 2016). menjadi 0,11(11%). Respon subjektif kedua
Banyak pasien dengan Perifer Arterial subjek studi kasus menunjukkan setelah
Disease (PAD) yang tidak memiliki gejala melakukan senam diabetes, kaki terasa
sehingga memerlukan uji ABI untuk ringan dan kesemutan berkurang, yang
mendiagnosis PAD (Yunir et al., 2019). berarti bahwa terjadi peningkatan sirkulasi
Penelitian yang dilakukan sebelumnya perifer setelah dilakukan senam kaki.
didapatkan nilai ABI pada pasien DM Tipe II Sirkulasi darah kaki adalah aliran darah
lebih kecil dibandingkan pasien non-DM. yang dipompakan jantung keseluruh tubuh
Hasil penelitian didapatkan rerata nilai ABI salah satunya kaki yang dipengaruhi oleh
pasien DM tipe II 1,08 sedangkan ABI non- tiga faktor yaitu viskositas (kekentalan
DM 1,15 (Prihatin & Dwi M, 2019). darah), panjang pembuluh darah, dan
diameter pembuluh darah. DM merupakan
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa nilai salah satu faktor yang mempengaruhi
ABI meningkat setelah melakukan senam tekanan aliran darah karena faktor
kaki diabetes selama 3 hari. ABI meningkat viskositas akibat penumpukan gula darah.
rata rata pada kedua pasien sebanayk 0.21. Kekentalan darah mengakibatkan aliran
hal ini berbeda dengan GDS pada kedua darah terganggu ke seluruh tubuh dan
pasien. Terjadi penurunan GDS pada pasien menyebabkan penurunan perfusi ke
1 dan pasien 2. Masing masing 88 mg/dl jaringan tubuh (Subekti, 2017). Hal ini
pada pasien 1 dan 49 mg/dl pada pasien sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
kedua. Rerata penurunan GDS pada kedua menunjukan bahwa ada perbedaan
pasien sebanyak 69,5 mg/dl. Pada pasien 1 peningkatan sirkulasi darah pada kaki
terjadi penurunan GDS lebih banyak antara kelompok intervensi dan kelompok

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 82
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

lkontrol (Ruben et al., 2016). Studi meningkatkan sekresi endorphin yang


sebelumnya tentang efek senam diabetes berfungsi untuk menurunkan sakit.
pada pasien DM juga didapatkan nilai rata- Relaksasi akibat stimulasi hormon
rata ABI sebelum senam kaki diabetes endhorphin diikuti dengan vasodilatasi
adalah 0,62 dan setelah diberikan pembuluh darah sehingga terjadi
intervensi rata-rata ABI meningkat menjadi penurunan tekanan darah terutama sistolik
0,93 (Wahyuni, 2016). Riset lain juga brachialis yang berhubungan langsung
didapatkan nilai rata-rata ABI pre test dengan nilai ABI (Laksmi et al, 2016).
kelompok intervensi adalah 0,80 dan rata- Gerakan senam kaki juga terdapat
rata ABI post test meningkat menjadi 1,00 peregangan kaki (stretching). Stretching
(Zukhri, 2015). kaki dianggap efektif melancarkan sirkulasi
darah ke daerah kaki, meningkatkan kerja
Pasien diabetes melitus yang melakukan insulin dan melebarkan pembuluh darah
senam kaki akan terjadi pergerakan tungkai dimana insulin bekerja menghambat proses
yang akan mengakibatkan menegangnya lipolysis, yaitu penguraian trigliserida
otot-otot tungkai dan menekan vena di menjadi asam lemak dan gliserol, sehingga
sekitar otot tersebut. Hal ini akan terjadi penurunan pengeluaran asam lemak
mendorong darah ke arah jantung dan yang berlebihan dari jaringan adipose ke
tekanan vena akan menurun, mekanisme ini dalam darah, mengurangi resiko
dikenal dengan pompa vena. Mekanisme ini arterosklerosis, serta dapat meningkatakan
akan membantu memperlancarkan aliran darah ke estremitas bawah dan
peredaran darah bagian kaki dan berperan serta meningkatkan tekanan
memperbaiki sirkulasi darah. Namun, sistolik pada kaki (Arif, 2020)
apabila tidak dilakukan senam kaki
diabetesik pompa vena akan menjadi Senam kaki merupakan pengelolaan non
kurang efektif yang mengakibatkan tekanan farmakologis untuk pencegahan luka pada
darah tidak mengalami kenaikan yang kaki. Peneliti lain mengatakan bahwa
signifikan (Wahyuni, 2016). Studi senam kaki adalah serangkaian gerak nada
sebelumnya tentang pengaruh senam kaki yang teratur, terarah, serta terencana yang
DM pada nilai ABI menunjukkan nilai post dilakukan secara mandiri dan berkelompok
test rata-rata ABI pada kelompok kontrol dengan maksud meningkatkan kemampuan
adalah 0,91 yang memiliki nilai sama fungsional raga (Flora, 2013). Senam kaki
dengan nilai pre test, sedangkan kelompok pada prinsipnya dilakukan dengan
intervensi yang dilakukan senam kaki DM menggerakan seluruh sendi kaki dan
mengalami peningkatan rerata ABI setelah disesuaikan dengan kemampuan pasien.
melakukan senam kaki (Zaqiyah, 2017). Senam kaki yang dilakukan dengan tepat
Hasil ini mendukung teori lain bahwa diharapkan dapat melancarkan peredaran
senam kaki diabetesik yang tidak rutin dan darah pada daerah kaki (Damayanti, 2015).
teratur dilakukan hanya sedikit Senam kaki diabetes dapat mempengaruhi
meningkatkan nilai rata-rata ABI bahkan nilai ankle brachial index (ABI) pada
cenderung tetap bila dibandingkan dengan penderita DM Tipe 2 bahwa nilai ABI akan
peningkatan nilai ABI pada kelompok meningkat setelah diberikannya senam kaki
perlakuan (Zukhri, 2015). diabetes (Mangiwa et al., 2017).
Peningkatan nilai ABI setelah melakukan
Gerakan-gerakan kaki yang dilakukan senam kaki diikuti dengan perubahan
selama senam kaki diabetes sama halnya positif pada sirkulasi kaki melalui
dengan pijat kaki yaitu memberikan peningkatan perfusi perifer.
tekanan dan gerakan pada kaki
mempengaruhi hormon yaitu

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 83
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

SIMPULAN Dinkes Kota Semarang. (2019). Profil Kesehatan


Kota Semarang 2019. Dinkes.Semarang.Go.Id.
Intervensi senam kaki diabetes selama tiga Flora, R. (2013). Pelatihan senam kaki pada
hari mampu meningkatkan perfusi perifer penderita diabetes mellitus dalam upaya
pencegahan komplikasi diabetes pada kaki
dan meningkatkan skor ankle brachial index
(diabetes foot). Jurnal Pengabdian Sriwijaya.
pada pasien DM. Intervensi senam kaki https://doi.org/10.37061/jps.v1i1.1543
diabetes bisa dijadikan sebagai pilihan
IDF Diabetes Atlas 9th edition. (2019). IDF Diabetes
tindakan mandiri perawat yang aman dan Atlas 9th edition 2019. In International
efektif untuk mencegah komplikasi ulkus Diabetes Federation Diabetes Atlas, Ninth
diabetes. Edition.
JATENG, D. (2017). Profil Kesehatan Jawa Tengah
UCAPAN TERIMAKASIH Tahun 2020. BMC Public Health.
Kristiani, A. L., Sumangkut, R. M., & Limpeleh, H. P.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada (2015). Hubungan ankle brachial index dengan
kedua subjek studi kasus yang telah keparahan ulkus pada penderita kaki diabetik.
bersedia berpartisipasi dalam studi kasus Jurnal biomedik (JBM).
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih https://doi.org/10.35790/jbm.7.3.2015.9488
kepada pembimbing dan penguji yang telah Laksmi, Ida Ayu Agung, I Made Mertha, S.KP, M.Kep,
banyak memberi bimbingan saran dan NS Lilis Widianah, S. K. (2016). Pengaruh Foot
masukan dalam menyelesaikan tugas akhir Massage Terhadap Ankle Brachial Index ( ABI)
Pada P Asien Dm Tipe 2 Di Puskesmas II
ini. Semoga studi kasus ini bermanfaat Denpasar Barat. Portalgaruda.
untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Mangiwa, I., Katuuk, M., & Sumarauw, L. (2017).
Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Nilai
REFERENSI Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II Di Rumah Sakit Pacaran Kasih
Aboyans, V., Criqui, M. H., Abraham, P., Allison, M. A., GMIM Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT.
Creager, M. A., Diehm, C., Fowkes, F. G. R., Hiatt,
W. R., Jönsson, B., Lacroix, P., Marin, B., Perkeni. (2011). Konsensus Pengolahan Dan
McDermott, M. M., Norgren, L., Pande, R. L., Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Preux, P.-M., Stoffers, H. E. (Jelle), & Treat- Indonesia. In Perkumpulan Endokrin Indonesia.
Jacobson, D. (2012). Measurement and Prihatin, T. W., & Dwi M, R. (2019). Pengaruh Senam
Interpretation of the Ankle-Brachial Index. Kaki Diabetes Terhadap Nilai Ankle Brachial
Circulation. Index Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di
https://doi.org/10.1161/cir.0b013e318276fb Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang.
cb Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia.
Arif, T. (2020). Peningkatan Yaskularisasi Perifer https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i02.227
dan Pengontrolan Glukosa Klien Diabetes Rehmaita, Mudatsir, & Tahlil, T. (2018). Pengaruh
Mellitus Melalui Senam Kaki. Jurnal Ners Dan Senam Diabetes Dan Jalan Kaki Terhadap
Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery). Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Dm
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i1.art.p082- Tipe II Di Puskesmas Krueng Barona Jaya Aceh
088 Besar. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Badawi. (2010). Type 2 diabetes mellitus and RISKESDAS. (2018). Hasil Utama Riskesdas Tentang
inflammation: Prospects for biomarkers of risk Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia 2018.
and nutritional intervention. Diabetes, Hasil Utama Riskesdas Tentang Prevalensi
Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Diabetes Melitus Di Indonesia 2018.
Therapy.
https://doi.org/10.2147/dmsott.s9089 Ruben, G., Rottie, J., & Karundeng, M. (2016).
Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap
Black, J. M. & H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Perubahan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Black Vol 3.pdf. In 3. Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Damayanti, S. (2015). Diabetes Melitus dan Puskesmas Enemawira. Jurnal Keperawatan
PenatalaksanaanKeperawatan. In Nuha UNSRAT.
Medika. Simbolon, S. M. (2020). Faktor-faktor yang

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022/ page 75-84 84
Dhea Praditiya Nengsari - Peningkatan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Mellitus Dengan Senam Kaki Diabetes:
Studi Kasus

memengaruhi senam kaki terhadap sirkulasi Meningkatkan Ankle Brachial Index Pasien
darah kaki pada pasien diabetes mellitus di Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ipteks Terapan.
ruang penyakit dalam RSUD DR Pirngadi https://doi.org/10.22216/jit.2015.v9i2.231
Medan 2018. Dinamika kesehatan: jurnal
Wibisana, E., Sofiani, Y., & Et, A. (2014). Pengaruh
kebidanan dan keperawatan.
senam kaki terhadap kadar gula darah pasien
https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1.570
diabetes melitus di rsu serang provinsi banten
Soegondo, S. (2014). Farmakoterapi pada tahun 2014. Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus Tipe Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Di
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid RSU Serang Provinsi Banten Tahun 2014.
2.
Yunir, E., Esa, D. F., Prahasary, A. N., & Tahapary, D. L.
Subekti, A. S. (2017). Pengaruh Senam Kaki (2019). Penyakit Arteri Perifer dan Mortalitas
Terhadap Sirkulasi Darah Perifer Dilihat Dari Kardiovaskular pada Pasien Diabetes Melitus
Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Pada PAsien Tipe-2. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
Diabetes Mellitus Di Ruang Melati Satu RSUD https://doi.org/10.7454/jpdi.v6i2.299
Dr. Moewardi. Program Pasca Sarjana Stikes
Zaqiyah. (2017). Pengaruh pengaruh senam kaki
Kusuma Husada Surakarta: Skripsi Tidak
diabetik terhadap nilai angkle brachial index
Dipublikasi.
pada pasien dm di persadia cabang kota
Taylor, R. (2013). Reversing the twin cycles of Type surakara. Pengaruh pengaruh senam kaki
2 diabetes. Diabet. Med. diabetik terhadap nilai angkle brachial index
pada pasien dm di persadia cabang kota
Tim Pokja DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi
surakarta.
Keperawatan Indonesia. In Dewan Pengurus
Pusat PPNI. Zukhri, S. (2015). Pengaruh senam kaki terhadap
ankle brachial index (ABI) pada pasien
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis
diabetes melitus tipe 2. Pengaruh Senam Kaki
Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Terhadap Ankle Brachial Index (ABI) Pada
Diagnostik. Dewan Pengurus PPNI.
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Wahyuni, A. (2016). Senam Kaki Diabetik Efektif

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Anda mungkin juga menyukai