Anda di halaman 1dari 32

P2I

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

PENGEMBANGAN IPTEKS

IDENTIFIKASI STIGMA DIRI PENDERITA TUBERKULOSIS

Oleh
Peneliti Utama

Titik Agustiyaningsih, S.Kep., Ns.,M.Kep


NIDN : 0718087604
Faqih Ruhyanuddin, M.Kep.Sp.Kep.MB
NIDN : 0723097503

Dibiayai dari Anggraran Dana Pembinaan Pendidikan (DPP) Universitas


Muhammadiyah Malang Berdasarkan SK Wakil Rektor I Nomor:
E.2.a/238/BAA-UMM/III/2020

FAKULTAS ILMU KESEHATAN/D-III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Desember 2020

i
ii
RINGKASAN

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat yang


disebabkan oleh kuman (mycobacterium tuberculosis), penyakit infeksi yang dapat
ditularkan melalui droplet, dahak/batuk yang terinfeksi kuman. Berdasarkan World
Health Organization Insiden penyakit TBC menjadi penyebab kematian ketiga setelah
penyakit pernafasan dan kardiovaskular yang dapat menyerang, kelompok usia
produktif. Di Indonesia penyakit TBC masih menjadi masalah yang belum
terselesaikan. Di Kota Malang TBC masih mengalami peningkatan dengan total
keseluruhan 211,86% penduduk yang mengalami TBC pada tahun (2018). Penyebab
tingginya insiden penyakit TBC disebabkan oleh padatnya pemukiman penduduk,
sanitasi yang buruk, rendahnya pendidikan dan pengetahuan penduduk tentang TBC.
Semakin meningkatnya kasus TBC di di Indonesia perlu mendapatkan perhatian
(Cremers et al., 2015). Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
meningkatnya angka kasus TBC antara lain terlambat dalam mengakses pelayanan
kesehatan dan menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Salah satu alasan yang
mengakibatkan terlambat atau tertundanya pengobatan dan penghentian pengobatan
sebelum waktunya ialah karena adanya stigma dari public social dan pengalaman
diskriminasi yang melekat pada pasien TBC, Sehingga hal tersebut menimbulkan rasa
malu, minder dan harga diri rendah bagi pasien TBC (de Vries et al., 2017) . Stigma
pada pasien TBC dapat muncul pada pasien itu sendiri, yang di sebut dengan stigma
diri atau (self stigma/internalized stigma), stigma pasien TBC dapat di timbulkan
melalui adanya pencetus di lingkungan luarnya yaitu social stigma yang dapat dijumpai
pada pasien TBC antara lain, bahwa TBC merupakan penyakit yang tidak bermoral
seperti HIV, penyakit yang dapat menularkan dengan cepat melalui berhadapan pada
penderita, penggunaan alat makan bersama, faktor ekonomi, lingkungan buruk dan
merokok
Berdasarkan data hasil Dinas Kesehatan Kota Malang (2018) menunjukkan
jumlah seluruh kasus baru TB BTA positif dari per 100.000 penduduk di kota malang
sebesar 87,52 total keseluruhan menjadi 211,86 penduduk dengan penderita TB. Data
tertinggi yang ditunjukkan dari Dinas Kesehatan Kota Malang tahun (2018) bahwa di
beberapa wilayah puskesmas Kota Malang masih banyak ditemukan adanya kasus
tuberkulosis, terutama di Puskesmas Janti di Wilayah Sukun yang mencapai jumlah
tertinggi dengan kasus baru tuberkulosis BTA positif sebanyak 37 penderita, total
keseluruhan jumlah kasus tb di puskesmas janti mencapai 64 penderita TB BTA positif.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif karena peneliti ingin mendapatkan gambaran yang jelas dalam
mengidentifikasi stigma diri pasien TBC terhadap masyarakat di wilayah kerja
puskesmas Janti kota Malang. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang
menderita TBC sedang dalam pengobatan di Puskesmas Janti kota Malang. Rata-rata
pasien perbulan adalah 30 pasien.Teknik sampling yang digunakan adalah total
sampling, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah SSCI (Stigma Scale
Coronic Ilness) dengan analisis univariat.

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...............................................................................i


Lembar Pengesahan ..........................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................iii
Ringkasan ........................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………. 3
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN…………………………………… 6
BAB 4 METODE PENELITIAN .............................................................. 7
BAB 5 HASIL ………………………….………………....................................... 9
BAB 6 PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..15
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 19


LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 21

iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis salah satu masalah kesehatan di masyarakat, penyakit yang di


sebabkan oleh kuman (Mycrobacterium Tuberculosis), (Jasmiati, Karim, & Huda,
2018). Berdasarkan World Health Organization Insiden penyakit TBC menjadi
penyebab kematian ketiga setelah penyakit pernafasan dan kardiovaskular yang dapat
menyerang, kelompok usia produktif, Kemenkes RI (2018). TBC merupakan penyakit
infeksi yang dapat ditularkan melalui droplet (udara), dahak/batuk seseorang yang
telah terinfeksi, pada lingkungan padat dan buruk, serta lingkungan masyarakat sering
kali beranggapan bahwa TBC dikaitkan dengan adanya penyakit menular yang dapat
membahayakan dan berdampak buruk bagi lingkungan masyarakat.
Kementerian Kesehatan RI, (2018), menyatakan bahwa pada tahun 2016
terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC, dari 5 negara dengan kasus TBC tertinggi yaitu
pada Negara India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan, sebagian besar tbc
terjadi di Asia Tenggara sebanyak 45%, dimana Negara Indonesia merupakan salah
satu terjadinya insiden penyakit TBC. Pada tahun 2017 situasi di Indonesia meningkat
kembali menjadi 420,994 kasus baru TBC, dimana Provinsi Jawa Timur menunjukkan
peningkatan sebesar 43% berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus pada laki – laki 3
kali lebih tinggi dibandingkan perempuan. Meningkatnya kasus TBC di dunia perlu
mendapat suatu bantuan yang harus ditegakkan diberbagai negara untuk mengurangi
angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit TBC, sehingga World Health
Organization memberikan peringatan secara global pada MDGS (Millennium
Development Goals), bertujuan untuk membebaskan dunia dari penyakit tbc dengan
menerapkan strategi yaitu, DOTS (Directly Observed Treatment Shourt Couse) upaya
untuk menghentikan penyakit TBC di dunia, terutama pada Negara berkembang,
(Herawaty & Kompeten, 2018).
Semakin meningkatnya kasus TBC di di Indonesia perlu mendapatkan
perhatian (Cremers et al., 2015) . Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
meningkatnya angka kasus TBC antara lain terlambat dalam mengakses pelayanan
kesehatan dan menghentikan pengobatan sebelum waktunya. Salah satu alasan yang
mengakibatkan terlambat atau tertundanya pengobatan dan penghentian pengobatan
sebelum waktunya ialah karena adanya stigma dari public social dan pengalaman
diskriminasi yang melekat pada pasien TBC, Sehingga hal tersebut menimbulkan rasa
malu, minder dan harga diri rendah bagi pasien TBC (de Vries et al., 2017). Stigma
pada pasien TBC dapat muncul pada pasien itu sendiri, yang di sebut dengan stigma
diri atau (self stigma/internalized stigma), stigma pasien TBC dapat di timbulkan
melalui adanya pencetus di lingkungan luarnya yaitu social stigma yang dapat dijumpai
pada pasien TBC antara lain, bahwa TBC merupakan penyakit yang tidak bermoral
seperti HIV, penyakit yang dapat menularkan dengan cepat melalui berhadapan pada
penderita, penggunaan alat makan bersama, faktor ekonomi, lingkungan buruk dan
merokok.
Stigma diri (self stigma), merupakan pemikiran atau persespi negatif pada diri
seseorang yang di sebabkan karena 2 hal yaitu penyebab eksternal dan internal,
penyebab eksternal disebabkan oleh lingkungan luar yang menganggap dirinya
negatif, berkurangnya dukungan keluarga, sedangkan dengan penyebab internal

1
disebabkan oleh perasaan atau persepsi pada diri pasien. Dengan adanya perilaku
yang terbentuk seperti itu akan berdampak negatif, pada psikologis penderita dan
keterlambatan pengobatannnya sehingga dapat meningkatkan penularan serta timbul
stigma. Menurut penelitian (Van Rie, 2008) self stigma dibagi menjadi beberapa
bentuk yaitu (keyakinan negatif) stereotipik, (reaksi emosional negatif) prejudice,
(respon perilaku terhadap prasangka) discrimination.
Berdasarkan data hasil Dinas Kesehatan Kota Malang (2018) menunjukkan
jumlah seluruh kasus baru TB BTA positif dari per 100.000 penduduk di kota malang
sebesar 87,52 total keseluruhan menjadi 211,86 penduduk dengan penderita TB. Data
tertinggi yang ditunjukkan dari Dinas Kesehatan Kota Malang tahun (2018) bahwa di
beberapa wilayah puskesmas Kota Malang masih banyak ditemukan adanya kasus
tuberkulosis, terutama di Puskesmas Janti di Wilayah Sukun yang mencapai jumlah
tertinggi dengan kasus baru tuberkulosis BTA positif sebanyak 37 penderita, total
keseluruhan jumlah kasus tb di puskesmas janti mencapai 64 penderita TB BTA positif.
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada peneliti tingginya kasus
TBC di puskesmas janti telah di dapatkan data pada tanggal 22 bulan April 2019,
penyebab tinginya insiden penyakit TBC disebabkan oleh beberapa hal yaitu,
pemukiman penduduk yang sangat padat, sanitasi lingkungan yang buruk, pendidikan
masyarakat, tingkat pengetahuan yang sangat rendah, rendahnya ekonomi dan
fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Sedangkan fenomena yang telah didapatkan,
bahwa penderita memiliki stigma diri yang buruk pada masyarakat dimana penderita
mengatakan selalu menarik diri karena malu untuk melakukan sosialisasi
dilingkungannya, timbul ketakutan dan cemas karena di duga mereka dapat
menularkan penyakitnya, merasa dikucilkan, lalu diasingkan, hingga mereka ingin
berpindah tempat tinggal dan berpindah pengobatan di puskesmas lainnya.
Kebanyakan pasien tidak teratur dalam menjalani pengobatan hingga pengobatannya
harus mengulang kembali karena masih terdapat stigma yang melekat pada penderita.
Sehingga sangat diperlukan upaya dalam mengidentifikasi stigma yang dialami
penderita TBC untuk mengetahui seberapa besar stigma diri yang dirasakan oleh
pasien TBC, serta penelitian ini belum pernah di lakukan di Puskesmas Janti.
Berdasarkan uraian di atas, banyaknya fenomena dan kajian data yang terjadi.
Membuat peneliti ingin memahami, dan mengkaji, serta tertarik untuk melakukan
penelitian stigma diri pasien TBC terhadap masyarakat, sehingga dapat mengangkat
judul penelitian yaitu “Identifikasi Stigma Diri Penderita Tuberculosis Pada Masyarakat
Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Kota Malang”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka rumusan masalahnya dalam
penelitian ini “Bagaimana Stigma Diri Penderita Tuberculosis Pada Masyarakat”.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep TBC


Penyakit TBC ialah penyakit menular pernafasan yang disebabkan oleh suatu
kuman yaitu (mycrobacterium tuberculosis), yang dapat hidup pada suatu tempat
dengan adanya kelembapan dan suhu dingin, serta pada lingkungan padat dan
berdekatan, sehingga kuman pada penyakit tbc dapat di tularkan melalui berbagai
hal ialah, droplet atau udara yang telah terinfeksi suatu kuman sehingga kuman
dapat di tularkan melalui hembusan udara melalui batuk dan dahak yang telah kering
(Agyeman & Ofori-Asenso, 2016) Sehingga dengan adanya penularan tersebut akan
berdampak buruk dan negatif, sering kali pasien TB di bedakan atau di beri label
negatif atau disebut dengan Stigma TB, Stigma tersebut di dapatkan melalui
masyarakat dan tenaga kesehatan di suatu fasilitas kesehatan (Land & Der, 2018)

2.2 Penyebab Adanya Stigma TB


Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Husnaniyah & Raini, 2017),
menjelaskan bahwa stigma muncul di sebabkan karena 3 hal, yaitu :
1) Lingkungan sosial
a) Fungsi mereka di lingkup masyarakat, dalam hal ini masyarakat sering kali
beranggapan bahwa penderita tb paru kurang produktif.
b) Keberadaan mereka di lingkungan sosial merupakan ancaman bagi
masyarakat karena penderita tb paru dianggap membahayakan
masyarakat karena penyakit yang di deritanya dapat menularkan kepada
orang lain.
c) Penderita tb paru sering kali dianggap bertanggung jawab secara pribadi
terhadap apa yang di deritanya.
2) Dukungan Sosial
Dukungan sosial di dapatkan dari anggota keluarga, menurut penelitian yang
di lakukan oleh (Novitasari, 2014) fenomena yang di dapatkan pada anggota
keluarga yang beranggapan bahwa penyakit tb menular dengan berhadapan
sehingga keluarga takut untuk berdekatan, dan sering terjadi perselisihan
antara penderita tuberkulosis dengan anggota keluarga lain diakibatkan
batuk terus menerus sehingga anggota keluarga lain merasa terganggu dan
menimbulkan emosional yang tidak terkontrol menyebabkan penderita
merasa tidak berguna, putus asa dan isolasi sosial.

2.3 Dampak Stigma


Seseorang yang mengalami stigma akan berdampak negatif pada lingkungan
atau sosial, yaitu :
1) Mengalami reaksi sosial negatif.
2) Persepsi reaksi sosial negatif.
3) Antisipasi reaksi sosial negatif.
Pada diri seseorang yang mengalami dampak negatif sosial akan
menimbulkan dampak internalized/perveiced stigma, yaitu :
1) Perasaan negatif mengenai diri sendiri
2) Tranformasi identitas

3
3) Perilaku maladatif
Sehingga pada seseorang yang mengalami dampak tersebut akan
menimbulkan beberapa perilaku yang menyimpang, yaitu :
1) Perasaan bersalah
2) Malu
3) Ekslusi (perilaku negative yang menghambat kehidupannya sendiri)
4) Menutup diri, menarik diri, menyembunyikan diri dan merasa berbeda dari
orang lain (Cahyadi, 2013).

2.4 Klasifikasi Stigma TBC


Klasifikasi Stigma TBC di bagi menjadi 6 macam stigma menurut (Land & Der,
2018) yaitu, Dimensions, Perveiced, Secondary, MDRR-TB, Structural, Public, Enacted,
klasifikasi stigma tersebut memiliki suatu proses tahapan membentuk stigma yaitu,
(1) persepsi negatif, (2) reaksi negatif, (3) sosial negatif,, dengan adanya proses yang
terdapat di lingkungan warga masyarakat dan tenaga kesehatan, sehingga dapat
menimbulkan stigma diri atau di namakan dengan self stigma.

2.5 Faktor – Faktor Terjadinya Self Stigma


Faktor – faktor terjadinya self stigma di bagi menjadi 2 faktor yaitu faktor
eksternal meliputi pengetahuan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan serta
mendengarkan informasi yang tidak benar sedangkan pada faktor internal meliputi
persepsi (perasaan), kepribadian, kebutuhan, dukungan, keinginan atau keadaan
fisik, Sehingga dengan faktor – faktor tersebut dapat mengakibatkan perilaku negatif
pada pasien TBC itu sendiri. Perilaku negatif pada pasien TBC ditimbulkan dengan 3
suatu proses tahapan, yaitu tahapan (1) keyakinan negatif meliputi (merasa
bersalah, berbeda, serta mengakibatkan harga diri rendah), tahapan (2) emosional
negatif, meliputi (malu, kecewa, lebih berwaspada dan marah), tahapan (3) respon
negatif, meliputi (menarik diri, penyangkalan, maladaptif dan ekslusi). Proses
tahapan perilaku tersebut dapat menghasilkan suatu persepsi yang berbeda–beda
pada setiap orang, yaitu persepsi negatif dan persepsi positif (Anne, 2015).

2.6 Penelitian Yang Telah Dilakukan


Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait pengkajian status nutrisi pada
pasien stroke adalah sebagai berikut :
1). Penelitian yang dilakukan oleh (Anne, 2015), dengan judul “Assessing The
Consequences Of Stigma For Tuberculosis Patients In Urban Zambia”, penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi perilaku penderita TBC pada lingkungan dan
menggambarkan pengalaman tentang stigma penderita TB, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa masih ada penderita yang mempunyai sikap dan persepsi buruk
pada masyarakat salah satunya dengan anak – anak dan orang dewasa sebanyak
82%, pasien sering mengatakan tuberkulosis merupakan penyakit HIV, yang tidak
bermoral, tidak bisa disembuhkan, sampai penderita merasa sangat dikucilkan oleh
masyarakat, dan adanya penghinaan, sehingga dapat memperburuk kualitas hidup
penderita TBC dan ketidak patuhan dalam melakukan pengobatan. Gambaran yang

4
didapatkan pada jurnal ini bahwa pasien TBC berjenis perempuan dan anak – anak di
wilayah Urban Zambia memiliki pengalaman masalah stigma.

2.7 Roadmap Penelitian


Penelitian Yang Telah Dilakukan :
Penelitian Anne (2018) tentang “Assesing The Consequences Of Stigma For
Tuberculosis Patients In Urban Zambia” merupakan studi literatur
menunjukkan bahwa proses stigmatisasi dapat menyebabkan pasien
menyangkal diagnosis Tb positif yang dapat menyebabkan meningkatnya
angka kasus TBC karena terlambat dalam mengkses pelayanan kesehatan dan
menghentikan pengobatan sebelumnya

INPUT PROSES OUT PUT

Mengkaji karakteristik
Pengkajian
yang dilakukan
pasien TB dan Upaya
pada pasien mengidentifikasi pencegahan
TBC persepsi negatif dan kekambuhan
positif stigma diri pasien
TB

Penelitian yang akan dilakukan :


Identifikasi stigma diri sebagai self monitoring

5
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Umum


Untuk mendapatkan gambaran tentang adanya stigma diri/self stigma pada
penderita Tuberkulosis terhadap masyarakat.

3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi karakteristik dari usia, jenis kelamin, lama pengobatan,
pendidikan, dan pekerjaan pasien TBC di puskesmas Janti Kota Malang.
2. Mengidentifikasi persepsi negative dan positif stigma diri pada pasien TBC
terhadap masyarakat di Puskesmas Janti Kota Malang.

3.3 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat mengungkap tentang gambaran stigma diri/self
stigma pada penderita tuberculosis terhadap masyarakat, sekaligus
menetapkan dasar teori baru sebagai dasar dalam mengurangi tingkat
kekambuhan penyakit hipertensi.
2. Manfaat Praktis
Dengan mengetahui gambaran tentang adanya stigma diri/self stigma pada
penderita tuberculosis dapat membantu dalam pemberian edukasi secara tepat
dalam menghadapi stigma pada penderita TBC.

6
BAB 4. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsi serta
mengklasifikasikan tentang suatu keadaan secara obyektif, sehingga analisis data
deskriptif merupakan langkah awal untuk melakukan analaisis dan uji statistik lebih
lanjut (Notoatmojo, 2012). Alasan peneliti mengambil metode deskriptif adalah karena
peneliti ingin mendapatkan gambaran yang jelas dalam mengidentifikasi stigma diri
pasien TBC terhadap masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Kota Malang.

3.2 Populasi & Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang menderita TBC sedang
dalam pengobatan di Puskesmas Janti kota Malang. Rata-rata pasien perbulan adalah
30 pasien. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu pengambilan
seluruh populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Kriteria inklusi 1) Penderita Tb BTA
positif baru dengan jangka waktu pengobatan 1-8 minggu, 2) Responden yang masih
dalam pengobatan tuberkulosis, 3) Responden Tb tanpa penyakit penyerta. 4)
Responden mempunyai kemampuan dalam membaca dan mengerti apa yang
dimaksud, 5) Responden mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi. Kriteria
eksklusi 1) responden yang telah sembuh dan 2) responden dengan pengobatan
berulang. Penelitian dilakukan pada bulan November s/d Desember 2019.

3.3 Instrumen Penelitian & Analisis Data


Penelitian ini menggunakan kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan
penelitian ini yaitu kuesioner tertutup sehingga responden hanya dapat memilih
jawaban yang sudah disediakan. Skala yang digunakan untuk mengukur instrumen ini
adalah SSCI (Stigma Scale Coronic Ilness) dengan menggunakan skala likert, untuk
mengukur perilaku atau sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena social (Marangu et al., 2017) Masing – masing item dalam
skala berbentuk pernyataan negatif (Unfavorable) dan pernyataan positif (Favorable).
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
3.3.1 Kuesioner Karakteristik
Kuesioner karakteristik merupakan data umum partisipan yang terdiri dari (1)
data pasien TBC yang meliputi nama (inisial), usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
status pernikahan, pekerjaan, waktu pengobatan dan alamat tempat tinggal.
3.3.2 Kuesioner Stigma Diri
Kuesioner stigma diri merupakan sebuah instrumen yang diadopsi oleh peneliti
dari penelitian suatu jurnal berbahasa inggris yang sudah dilakukan uji validitas dan
reabilitas dengan mengembangkan dari beberapa indikator sehingga didapatkan 5
pernyataan negatif (Unfavorable) dan pernyataan positif (Favorable), item favorable
adalah pernyataan seiring dengan obyek yang akan diukur sedangkan dengan item
unfavorable adalah pernyataan yang tidak seiring dengan obyek yang akan di ukur,
berikut item yang dimaksud, yaitu :

7
Penjelasan Skor Skala Likert Pernyaatan Negatif (Unfavorable)
Jawaban Skor
Sangat Setuju 1
Setuju 2

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 5

Penjelasan Skor Skala Likert Pernyaatan Positif (Favorable)


Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Kuesioner stigma diri ini berisi beberapa pertanyaan tertutup tentang persepsi stigma
diri yang diberikan kepada pasien TBC.

8
BAB 5. HASIL PENELITIAN

Bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian tentang Identifikasi Stigma Diri
Penderita Tuberkulosis Terhadap Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Kota
Malang pada bulan November 2019. Sample yang diambil dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan teknik Total Sampling, dengan total jumlah besar
sample sebanyak 30 responden. Penelitian telah dilaksanakan sesuai dengan surat ijin
penelitian, dengan melibatkan mahasiswa, pengambilan data tersebut dilaksanakan
selama 2 bulan. Dan telah Melalui proses uji etik.

5.1 Data Umum


Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 30 pasien yang menderita
tuberkulosis dalam masa waktu pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Kota
Malang. Berikut merupakan karakteristik responden setelah dilakukan pengelompokkan
data.

5.1.1 Distribusi Berdasarkan usia dan Lama Waktu Dalam Menjalani Pengobatan
Penelitian berdasarkan karakteristik sampel berdasarkan usia dan lama waktu
pengobatan disajikan pada table 5.1

Tabel 5. 1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan lama pengobatan


Pada Pasien Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Tahun 2019
Jumlah Ma
Karakteristik Mean Min
responden x Sd
Usia (tahun) 30 48,20 18 73 15,52
Pengobatan (minggu) 30 2,67 1 8 1,398

Distribusi responden berdasarkan table 5.1 menunjukkan hasil perhitungan tabulasi


sampel berdasarkan usia dari jumlah sampel sebanyak 30 responden diperoleh nilai
rata rata responden sebesar 48 tahun, usia minimal 18 tahun dan usia maksimal 73
tahun, dengan nilai standart deviasi sebesar 15.52. Sedangkan Distribusi sampel
berdasarkan lama waktu dalam menjalani pengobatan diperoleh nilai rata - rata
sebesar 2 minggu, nilai minimal lama pengobatan selama 1 minggu, nilai maksimal
lama pengobatan selama 8 minggu, dengan nilai standart deviasi sebesar 1,398

5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan


dan Status Pernikahan
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden yaitu jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan dan disajikan pada gambar 5.1.2 sebagai
berikut :

9
56,70%
43,30%
Perempuan
laki - laki

Gambar 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien TBC Di


Puskesmas Janti 2019.

Pada gambar 5.1 karakteristik distribusi responden berdasarkan jenis kelamin


dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu laki – laki dan perempuan. Dari total 30
sampel mayoritas berjenis kelamin laki – laki sebanyak 17 orang (57%).

20% 20%
SD
6,70% SMP
53,30%
SMA
S1

Gambar 5.2 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pada gambar 5.2 karakteristik Distribusi responden berdsarkan tingkat pendidikan


menunjukkan bahwa responden mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 16 orang
(53%).

10
6,70%
Tidak Bekerja
20%
30,00% Buruh
13,30%
Wiraswasta
3,30%
26,70% Guru

Irt

Gambar 5.3 Distribusi Responden pasien Tbc Berdasarkan Tingkat


Pekerjaan 2019

Pada gambar 5.3 distribusi gambar diatas berdasarkan status pekerjaan, menunjukkan
bahwa sebagian besar (30,00%) responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)
sebanyak 9 responden dan (26%) responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 8.

3,30%

BELUM MENIKAH
MENIKAH
96,70%

Gambar 5.4 Distribusi responden Pasien Tbc Berdasarkan Status


Pernikahan

Selanjutnya, pada gambar 5.4 distribusi gambar diatas berdasarkan status


pernikahan, menunjukkan bahwa sebagian besar (96,7%) responden berstatus telah
menikah sebanyak 26 responden dan sisanya (3,3%) responden belum menikah
hanya 1 responden saja.

11
5.2 Data Khusus
5.2.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Stigma Diri pada Pasien TB Paru
Data stigma diri didapatkan dari hasil kuesioner dimana peneliti telah
mengklasifikasikan dalam 3 proses pernyataan yaitu (1) pernyataan keyakinan negatif,
(2) pernyataan reaksi negatif, (3) pernyataan respon perilaku terhadap prasangka, 3
bentuk pernyataan tersebut disimpulkan menjadi 2 bagian stigma negatif dan stigma
positif, serta data stigma diri berdarkan karakteristik, yang akan disajikan pada tabel
sebagai berikut :

Tabel 5.2 gambaran Stigma Diri (Self Stogma) Berdasarkan Karakteristik Pada Pasien
Tbc di wilayah Kerja Puskesmas Janti 2019.

Stigma Negatif Stigma Positif


Karaktestik Total %
Jumlah % Jumlah %
Usia
18-35 Tahun 7 31,8 2 25 9 30
40-60 Tahun 11 50 4 50 15 50
65-72 Tahun 4 18,2 2 25 6 20
Total 22 100 8 100 30 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 11 50 2 25 13 43,3
Perempuan 11 50 6 75 75 56,7
Total 22 100 8 100 30 100
Jenis Pendidikan
Sd 6 27,3 0 0 6 20
Smp 5 22,7 1 12,5 6 20
Sma 10 45,5 6 75 16 53,3
S1 1 45 1 12,5 2 6,7
Total 22 100 8 100 30 100
Jenis Pekerjaan
Tidak Bekerja 5 22,7 1 12,5 6 20
Buruh 1 4,5 3 37,5 4 13,3
Ibu Rumah Tangga 8 8 1 1 9 30
Wiraswasta 6 27,3 2 25 8 26,7
Guru 0 0 1 1 1 3,3
Tukang Bangunan 2 9,1 0 0 2 6,7
Total 22 100 8 100 30 100
Status Pernikahan
Menikah 21 95,5 8 100 29 96,7
Belum Menikah 1 45,5 0 0 1 3,3
Total 22 100 8 100 30 100
Lama Pengobatan
1 Minggu 4 18,2 1 12,5 5 16,7
2 Minggu 7 31,8 3 37,5 10 33,3
3 Minggu 5 22,7 4 50 9 30
4 Minggu 5 22,7 0 0 5 16,7
8 Minggu 1 4,5 0 0 1 3,3
Total 22 100 8 100 30 100

12
Berdasarkan tabel stigma diri karakteristik responden didapatkan bahwa hasil
kategori usia 40-60 tahun, mayoritas berstigma negatif sebanyak 50% (11
responden), dan untuk menurut kategori jenis kelamin, laki-laki dan perempuan
mempunyai stigma negatif, masing-masing 50% (11 orang) sedangkan stigma positif
masing-masing dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 7,5% (6 responden) dan sisanya
25% (2 responden) pada perempuan.
Berdasarkan tingkat pendidikan yang mengalami stigma negatif bermayoritas
berpendidikan SMA sebanyak 45,5% (10 responden), dan jenis pekerjaan rata-rata
sebagai IRT 8 (8%) dan berwiraswasta 27,3% (6 responden), sedangkan status
pernikahan bermayoritas menikah 95,5% (21 responden) yang mengalami stigma
negatif, berdasarkan lama waktu pengobatan di dapatkan hasil bahwa 2 minggu
pengobatan bermayoritas mengalami stigma negatif sebanyak 31,8% (7 responden)
sedangkan pada stigma positif dialami pada waktu pengobatan selama 3 minggu
sebanyak 50% (4 responden).

21,83

17,63

9,5

keyakinan reaksi respon


negatif negatif negatif

Gambar 5.5 Gambaran Stigma diri (self stigma) Berdasarkan Indikator Dari
Stigma Diri Pada Pasien TBC di wilayah kerja Puskesmas Janti 2019

Pada gambar 5.5 menunjukkan hasil perhitungan sampel berdasarkan 3 indikator dari
jumlah sampel sebanyak 30 responden diperoleh nilai rata rata responden pada
masing-masing indikator dengan jumlah tertinggi terhadap stigma diri yaitu pada
reaksi negatif sebanyak 21,83%, sedangkan jumlah keyakinan negative sebanyak
17,63% sisanya pada respon negatif sebanyak 9,5%.

13
Tabel 5.3 Gambaran Stigma Diri (Self Stigma) Pada Pasien TBC di Wilayah
Kerja Puskesmas 2019

Stigma Diri Jumlah Presentase


Stigma Negatif 22 73,3%
Stigma Positif 8 26,7%
Total 30 100

Pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa gambaran stigma diri responden dalam
penelitian ini memiliki nilai frekuensi yaitu, berstigma negatif sebanyak 22 orang
(73,3%), dan sisanya responden berstigma positif sebanyak 8 orang (26,7%)

14
BAB.6 PEMBAHASAN

Stigma merupakan suatu proses dimana reaksi orang lain mempengaruhi


perasaan atau pemikiran secara negatif pada identitas seseorang misalnya, pada
sekelompok warna kulit seseorang, hingga pada kondisi kesehatan seseorang.
Menurut Jones, stigma merupakan suatu sifat yang menghubungkan seseorang pada
karakteristik yang tidak di inginkan. Stigma diri muncul pada penyakit Tuberkulosis
menurut (Husnaniyah & Raini, 2017) disebabkan karena kondisi lingkungan
masyarakat dalam hal seringkali beranggapan bahwa pasien Tuberkulosis sering kali
dianggap bertanggung jawab secara pribadi terhadap apa yang dideritanya, dukungan
sosial keluarga yang beranggapan bahwa penyakit Tuberkulosis menular sehingga
keluarga takut untuk mendekatinya dan penderita Tuberkulosis akan merasa minder
dan tidak percaya diri dan mengalami penarikan diri social (Novitasari, 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah Puskesmas Janti
kota Malang yang menderita TB dan memiliki stigma diri negatif banyak dialami oleh
laki – laki. Penyakit TB disebabkan oleh banyak faktor dari pola konsumsi, pola hidup
yang kurang sehat, serta banyaknya terpapar udara yang tidak sehat. Berdasarkan
frekuensi usia 40-60 tahun lebih banyak yang terdiagnosa TB dan berstigma negatif,
hal ini banyak faktor yang mempengaruhi seperti contohnya dalam kematangan
pasien berpikir, kurangnya penghasilan ekonomi yang dicapai oleh pasien karena
penderita tidak bisa bekerja selayaknya orang yang sehat. Sedangkan frekuensi
berdasarkan pendidikan banyak masyarakat pendidikan SMA yang terdiagnosa TB dan
memiliki stigma diri negatif tinggi. Frekuensi stigma diri penderita TB yang ada di
Wilayah Puskesmas Janti memiliki kategori stigma negatif dalam penyakit TBC.
Pasien TB pada masyarakt di Wilayah Puskesmas Janti Kota Malang masih
memiliki stigma diri negatif terhadap penyakit TB yang dialami oleh laki – laki dengan
usia 40-60 tahun dan memiliki pendidikan SMA telah menikah, dan bekerja sebagai
wiraswasta/ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penderita TB akan merasa
tidak percaya diri dan merasa dijauhi oleh lingkungannya sekitar maupun keluarga,
sehingga dapat timbul yang dinamakan stigma diri(self stgma). Self stigma merupakan
persepsi negative yang dibentuk oleh seorang individu mengenai stigma terhadap
suatu kelompok, sehingga self stigma tersebut diterapkan pada diri seorang (self
esteem) dan efikasi diri (self efficacy) (Ociskova et al., 2018). Pasien dengan TB
memiliki respon perilaku yang tidak percaya diri, mulai menjauhi lingkungannya, tidak
bisa berinteraksi secara sosial maupun di lingkungannya (mulai penarikan diri).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Werner (2008),
penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden yang berpartisipasi memiliki
skor stigma yang tinggi, hal ini sejalan juga pada penelitian Jitimanee (2009) yang
sebagian besar responden dalam penelitiannya memiliki self stigma yang tinggi yaitu
sebanyak 65%. Komponen stigma diri menurut (Sari, 2018), meliputi pengasingan
diri, stereotype, pengalaman diskriminasi, penarikan diri dari lingkungan dan
pertahanan diri terhadap stigma, terutama pada seseorang atau kelompok tertentu
yang biasanya berkaitan dengan masalah kesehatan terutama pada penyakit menular
seperti contohnya TBC. Setelah di dapatkan stigma timbul adanya stigma diri yang di
tunjukkan secara langsung oleh pasien itu sendiru dengan adanya perasaan malu dan
takut terhadap penyakit yang dimiliki, putus asa, adanya dijauhi, cenderung menarik
diri saat berinteraksi di lingkungan sosial dan merasa minder/rendah diri.

15
Menurut (Van Rie, 2008) di dalam instrumennya menggunakan stigma domain
atau indikator kunci untuk mengukur stigma pada penyakit TBC. Domain ini
merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur stigma, ketiga domain tersebut
yaitu kekhawatiran akan penularan penyakit, nilai dan sikap yang berhubungan
dengan perasaan malu dan penyingkapan status penyakit. Proses domain stigma
terdiri dari keyakinan negatif, respon negatif dan reaksi negatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa stigma bermayoritas tinggi dan sebagian besar responden
mengalami reaksi negatif yang tinggi. Sedangkan proses dalam pengambilan data di
dapatkan bahwa responden yang telah terdiagnosa TB mengalami diskriminasi dari
masyarakat terdekatnya terutama pada keluarga yang mayoritas menghindar dan
melarang anggota keluarganya untuk tidak mendekati pasien yang terkena penyakit
TBC dan pasien tersebut merasakan rasa takut untuk menularkan penyakit tersebut,
sehingga pasien mengalami keyakinan negatif pada diri sendiri yang berupa harga diri
rendah, merasa berbeda dalam keadaan fisiknya dan akhirnya responden merasa
bersalah atas apa yang di deritanya pada saat sakit.
Di dalam penelitian ini reaksi negatif responden mayoritas tinggi dengan
adanya perasaan malu karena responden telah mengetahui bahwa penyakit TB ialah
penyakit menular, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Kipp et al., 2011)
menyatakan bahwa salah satu penyebab munculnya stigma pada TB ialah factor
karena adanya penularan, selain itu penayakit TB sangat identic dengan adanya
penurunan pada berat badan serta lemah sehingga pasien TB memiliki perasaan takut
jika penyakitnya tersebut diketahui oleh lingkungan sekitar (masyarakat), hal ini
sesuai dengan penelitian (Nizam & Hasneli, 2014) bahwa 83% responden memiliki
citra tubuh yang negatif yang disebabkan karena adanya perubahan penampilan
bentuk tubuh dan fungsi tubuh akibat penyakit yang diderita, sehingga pasien
mengalami dampak psikologi yang seperti, mider dan rendah diri.
Perasaan minder atau rendah diri juga dialami pasien TB itu sendiri salah
satunya terbentuknya perasaan stigma yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan
penelitian saraswati dan ummah bahwa sebanyak 61,6% pasien mengalami perasaan
minder yang ditunjukkan dengan adanya rasa tidak percaya diri saat berinteraksi oleh
orang lain dengan menghindari kontak mata saat berbicara dan menunduk karena
merasa malu dengan adanya perubahan fisik yang dialami memiliki rasa tidak dihargai
dan tidak berguna bagi orang lain (Nizam & Hasneli, 2014). Serupa dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Cremers et al., 2015), 80% pasien TB mengalami stigma diri
berupa perasaan tidak berguna, malu dan kehilangan harga diri, (Cremers et al.,
2015). Hasil penelitian yang dilakukan (Moya & Lusk, 2013) menyatakan bahwa
mayoritas pasien TB merasakan dijauhi oleh keluarganya, mengalami diskrisminasi,
tertekan, marah dan kehilangan pekerjaan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hanik (2017), beberapa pasien
bermayoritas mengalami stigma negatif karena pada awalnya pasien telah
mendapatkan perilaku yang buruk pada lingkungannya sehingga pasien melakukan
kesalahan prosedur dan peraturan yang telah di ajarkan oleh petugas kesehatan,
mereka mengakui bahwa merasa sudah sembuh, malas dan bosan, bahkan pasien
sudah tidak mengonsumsi obat yang telah diberikan, karena pengobatan yang terlalu
lama, dengan adanya perilaku seperti itu dikarenakan kurangnya kesadaran pasien
TBC dan kurangnya dukungan sosial disekitarnya, serta pasien merasa terganggu
dengan aktifitas sehari – hari mereka dan sering kali pasien beranggapan buruk jika
mengonsumsi obat akan berdampak pada tubuh mereka, Selain itu, beberapa pasien

16
TBC mengalami respon negatif setelah mengalami dampak dari luar sehingga pasien
TBC merasa takut untuk berobat karena mereka menganggap bahwa hasil dari
pengobatan ini akan berdampak buruk bagi pasien di lingkungannya sehingga pasien
mengalami perubahan perilaku seperti penyangkalan, sehingga di beberapa pasien
berperilaku maladaftif seperti menarik diri dan lebih tertutup.

17
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Penelitian mengenai stigma diri penderita Tuberkulosis pada masyarakat di
Puskesmas Janti kota Malang ini dapat disimpulkan bahwa diantaranya pasien
tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Janti, yang memiliki stigma diri negatif yang
tertinggi adalah penderita masing-masing berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Penderita TB memiliki stigma diri atau persepsi diri yang negatif terhadap penyakit
yang dialaminya, salah satunya ia merasa dijauhi dari lingkungannya sekitar terutama
dengan keluarganya. Penderita dengan denga rentang usia 40-60 tahun dan memiliki
tingkat pendidikan SMA, yang bersatus telah menikah dan memiliki jenis pekerjaan
wiraswasta/ibu rumah tangga yang ditemukan lebih banyak yang menderita TBC dan
mengalami stigma negatif tinggi dibandingkan dengan stigma positif lebih rendah.
Frekuensi stigma diri penderita TBC yang ada di wilayah puskesmas janti masih
tergolong memiliki stigma negatif dengan relatif tinggi.

7.2 Saran
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian lebih lanjut
dengan karakteristik responden yang lebih beragam dan tambahan variable lain yang
mungkin berpengaruh dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasil
penelitian dapat digeneralisasikan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agyeman, A. A., & Ofori-Asenso, R. (2016). Tuberculosis—an overview. Public Health


and Emergency, 1(3), 37–37. https://doi.org/10.21037/phe.2016.10.04
Anne, et all. (2015). Assessing the consequences of stigma for tuberculosis patients
in urban Zambia. PLoS ONE, 10(3), 1–16.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0119861
Cahyadi. (2013). Uji validitas dan reabilitas berger stigma scale versi bahasa
indonesia dalam menilai perceived stigma. jakarta indonesia.
Cremers, A. L., De Laat, M. M., Kapata, N., Gerrets, R., Klipstein-Grobusch, K., &
Grobusch, M. P. (2015). Assessing the consequences of stigma for tuberculosis
patients in urban Zambia. PLoS ONE, 10(3), 1–16.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0119861
de Vries, S. G., Cremers, A. L., Heuvelings, C. C., Greve, P. F., Visser, B. J., Bélard,
S., … Grobusch, M. P. (2017). Barriers and facilitators to the uptake of
tuberculosis diagnostic and treatment services by hard-to-reach populations in
countries of low and medium tuberculosis incidence: a systematic review of
qualitative literature. The Lancet Infectious Diseases, 17(5), e128–e143.
https://doi.org/10.1016/S1473-3099(16)30531-X
Didik, B., & Rudi, K. (2018). Pusat Data dan Informasi Tuberkulosis. InfoDATIN.
https://doi.org/2442-7659
Herawaty, Z., & Kompeten, J. (2018). HUBUNGAN STATUS NUTRISI TERHADAP
KEBERHASILAN. 1(1), 20–25.
Husnaniyah, & Raini. (2017). faktor - faktor yang berpengaruh terhadap harga diri
(self esteem) penderita tuberkulosis paru di wilayah eks kawedanan indramayu.
9(1), 1–12.
Jasmiati, D., Karim, D., & Huda, & nurul. (2018). hubungan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pada pasien tb paru. 018.
Kipp, A. M., Pungrassami, P., Nilmanat, K., Sengupta, S., Poole, C., Strauss, R. P., …
Van Rie, A. (2011). Socio-demographic and AIDS-related factors associated with
tuberculosis stigma in southern Thailand: A quantitative, cross-sectional study of
stigma among patients with TB and healthy community members. BMC Public
Health, 11, 1–9. https://doi.org/10.1186/1471-2458-11-675
Land, & Der, J. van. (2018). Measuring secondary stigmas among TB-affected
workers and families. Jefry Acaba (APCASO).
Marangu, D., Mwaniki, H., Nduku, S., Maleche-Obimbo, E., Jaoko, W., Babigumira,
J., … Rao, D. (2017). Adapting a stigma scale for assessment of tuberculosis-
related stigma among English/Swahili-speaking patients in an African setting.
Stigma and Health, 2(4), 307–326. https://doi.org/10.1037/sah0000056
Moya, E., & Lusk, M. (2013). Estigma y percepciones de la tuberculosis en la
frontera mexicano-estadounidense. Salud Pública de México, 55(1), s498–s507.
Nizam, W. K., & Hasneli, Y. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh
pasien diabetes melitus yang mengalami ulkus diabetikum. Jom Psik, 1(2), 1–7.
Notoatmojo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Novitasari. (2014). KONSEP DIRI PADA PENDERITA TBC DALAM PROSES
Pengobatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari. Naskah Publikasi
Keperawatan UMS, 3–11.

19
Ociskova, M., Prasko, J., Vrbova, K., Kasalova, P., Holubova, M., Grambal, A., &
Machu, K. (2018). Self-stigma and treatment effectiveness in patients with
anxiety disorders- a mediation analysis. Neuropsychiatric Disease and
Treatment, 14, 383–392. https://doi.org/10.2147/NDT.S152208
Sari, Y. (2018). Gambaran Stigma Diri Klien Tuberkulosis Paru (Tb Paru) Yang
Menjalani Pengobatan Di Puskesmas Malingping. Media Ilmu Kesehatan, 7(1),
43–50. https://doi.org/10.30989/mik.v7i1.266
Van Rie. (2008). Measuring stigma associated with tuberculosis and HIV/AIDS in
southern Thailand: Exploratory and confirmatory factor analyses of two new
scales. Tropical Medicine and International Health, 13(1), 21–30.
https://doi.org/10.1111/j.1365-3156.2007.01971.x

20
Lampiran 2 Biodata Peneliti
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan : Titik Agustiyaningsih, S.Kep, Ns., M.Kep
gelar)
2 Jenis Kelamin : Perempuan
3 Jabatan Fungsional :-
4 NIP/NIK/Identitas lainnya : 11205010415
5 NIDN : 0718087604
6 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 18 Agustus 2076
7 E-mail : agustyaningsih@umm.ac.id

8 Nomor Telepon/HP : 08179643332


9 Alamat Kantor : Jl. Bendungan Sutami No. 188-A Malang
10 Nomor Telepon/Faks : 0341-551149, 552443/ 0341-582060
11 Lulusan yang Telah : S-1 = … orang; S-2 = … orang;
Dihasilkan S-3 = … orang
12 Nomor Telepon/Faks : 0341-551149, 552443/ 0341-582060
13 Mata Kuliah yang Diampu : 1. Keperawatan Medikal Bedah I
2. Keperawatan Medikal Bedah II
3. Blok KMB I
4. Blok KMB II

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Airlangga Universitas -
Tinggi Surabaya Airlangga Surabaya
Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan -
Tahun Masuk-Lulus 2009-2011 2016-2018 -
Judul Pengaruh Edukasi Pengaruh -
Skripsi/Tesis/Disertasi Prenatal dengan Autogenic Training
Focus Group Discuss dengan Pursed Lips
(FGD) terhadap Breathing terhadap
kecemasan pada ibu Kecemasan dan
primigravida di Forced Expiratory
Puskesmas Kedung Volume in One
Kandang Malang. Second (FEV1)
pasien PPOK.
Nama 1. Mira Triharini, 1. Prof. Dr. -
Pembimbing/Promotor S.Kp.M.Kes. Muhammad
2. Tiyas Prasetya Amin, dr., Sp.P
Kusumaningrum, (K)
S.Kep.Ns 2. Dr. Makhfudli,
S.Kep.Ns.,
M.Ked.Trop.

21
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2019 Identifikasi Aktivitas Fisik UMM 15 juta
Pasca Menderita Stroke

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
No Tahun
Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp)
1. 2013 IbM Klinik Sampah Warung DP2M 10 juta
UMM
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir


No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1. - - -
2. - - -

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Judul Artikel
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Waktu dan Tempat
Ilmiah
1. The 9th International Nursing Relaxation 7-8 April 2018
Conference techniques for Universitas
patients with Airlangga
chronic Surabaya
obstructive
pulmonal
disease
(COPD): A
Systematic
Review
2. - - -

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1. - - - -
2. - - - -

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir


No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1. - - - -
2. - - - -

22
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun
Terakhir
Judul/Tema/Jenis
Tempat
No Rekayasa Sosial Lainnya Tahun Respon Masyarakat
Penerapan
yang Telah Diterapkan
1. - - - -
2. - - - -

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi
No Jenis Penghargaan Pemberi Tahun
Penghargaan
1. - - -
2. - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian internal UMM.

Malang, 10 Februari 2020

23
Biodata Anggota
B.Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan : Faqih Ruhyanudin, M.Kep.Sp.Kep.MB
gelar)
2 Jenis Kelamin : Laki - Laki
3 Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya : 11203090391
5 NIDN : 0723097503
6 Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 23 September 1975
7 E-mail : faqih@umm.ac.id; faqih.ruhyan@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP : 08123321925
9 Alamat Kantor : Jl. Bendungan Sutami No. 188-A Malang
10 Nomor Telepon/Faks : 0341-551149, 552443/ 0341-582060
11 Lulusan yang Telah : S-1 = … orang; S-2 = … orang;
Dihasilkan S-3 = … orang
12 Nomor Telepon/Faks : 0341-551149, 552443/ 0341-582060
13 Mata Kuliah yang Diampu : 1. Blok Keperawatan Medikal Bedah I
2. Blok Keperawatan Medikal Bedah II
3. Blok Keperawatan Medikal Bedah III
4. KMB I dan KMB II

C. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Brawijaya Universitas Indonesia
Tinggi
Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan
Tahun Masuk-Lulus 2004 – 2006 (alih 2011 – 2013
jenjang dari D3
Keperawatan)
Judul Hubungan Obesitas Pengalaman Pasien
terhadap Kejadian kanker dalam Menjalani
Skripsi/Tesis/Disertasi
Diabetes Melllitus

24
Kemoterapi: Studi
Fenomenologi
Nama 1. dr. 1. Agung Waluyo,
EndangAsmaningsih S.Kp., M.Sc., Ph.D
Pembimbing/Promotor
, MS 2. Yulia, S. Kp. M.N
2. Dian Handayani,
SKM, M.Kes, Ph.D

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
1.
2.
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
No Tahun
Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp)
1. 2016 Khitanan Masal kerjasama
dengan Pusat Khitan Tanpa
Jarum Suntik Madiun di
Masyarakat Kec. Taman
Kota Madiun
2. 2017 Khitanan Masal di Ds.
Bumiaji Kec. Bumiaji Kota
Batu kerjasama dengan
Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Bumiaji
3. 2018 Program Pengabdian
Kelompok (PPK) judul:
Deteksi dini Neuropati
Perifer Pada Pasien Diabetes
Mellitus dengan

25
menggunakan instrument
Michigan Neuropati
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1. Experience of Patient with HSIC ISBN: 978-94-6252-
Vertigo: a Case Study. 413-2, ISSN: 2468-
Proceedings of the Health 5739, DOI:
Science International doi:10.2991/hsic-
Conference 17.2017.32. web:
https://www.atlantis-
press.com/proceedings
/hsic-17/25885848

2. Aplikasi Teori Peaceful End Prosiding ISBN: 978-979-796-


of Life pada Pasien dengan 284-5. UMM Press.
Kanker Tyroid di RS Kanker
Dharmais Jakarta -
3. Perilaku Mencuci Tangan Jurnal volume 8 nomor 1,
Berdampak pada Insiden keperawatan januari 2017. P-ISS
diare pada anak usia sekolah 2086-3017. E-ISSN:
di kabupaten malang. 2443-0900

4. Pengalaman Pasien Kanker Prosiding UMM Press, 2014.


dalam menjalani kemoterapi: ISBN: 978-979-796-
studi fenomenologi di 284-5
RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta
5 Obesity associated with to IRSE ISSN: 978-979-
diabetes mellitus incidence in 796-100-8
desa mulyoagung kec. Dau
kab. Malang. IRSE ISSN:
978-979-796-100-8

26
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
Judul Artikel
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Waktu dan Tempat
Ilmiah
1. - - -
2. - - -

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1. Buku Ajar dengan judul 2017 UMM Press ISSN :
Asuhan Keperawatan 979-3602-72-4
Gangguan Kardiovaskuler, -
2. - - - -

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir


No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1. Asuhan Keperawatan 2016 Buku 076721
pada Klien dengan
Gangguan Sistem Kardio
vaskuler
2. - - - -

J. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun


Terakhir
Judul/Tema/Jenis
Tempat
No Rekayasa Sosial Lainnya Tahun Respon Masyarakat
Penerapan
yang Telah Diterapkan
1. - - - -
2. - - - -

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

27
Institusi
No Jenis Penghargaan Pemberi Tahun
Penghargaan
1. Dosen berprestasi tingkat fakultas UMM 2017
2. - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian internal UMM.

Malang, 7 Februari 2020


Anggota,

Faqih Ruhyanudin, M.Kep,Sp.Kep.MB

28

Anda mungkin juga menyukai

  • Sidang Skripsi
    Sidang Skripsi
    Dokumen15 halaman
    Sidang Skripsi
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Susanti
    Susanti
    Dokumen10 halaman
    Susanti
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Rokok
    Leaflet Rokok
    Dokumen4 halaman
    Leaflet Rokok
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Buku CSW (CIKA)
    Buku CSW (CIKA)
    Dokumen33 halaman
    Buku CSW (CIKA)
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Ujian Belgin
    Ujian Belgin
    Dokumen33 halaman
    Ujian Belgin
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Manuskrip Hazrel
    Manuskrip Hazrel
    Dokumen9 halaman
    Manuskrip Hazrel
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • BAB 6 Fix
    BAB 6 Fix
    Dokumen12 halaman
    BAB 6 Fix
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Dita
    Dita
    Dokumen16 halaman
    Dita
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Divoo
    Divoo
    Dokumen17 halaman
    Divoo
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Rokok FIX
    Leaflet Rokok FIX
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Rokok FIX
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Pretest & Posttest PSQI
    Pretest & Posttest PSQI
    Dokumen20 halaman
    Pretest & Posttest PSQI
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • 238 18019 Elfiramaulita Kti
    238 18019 Elfiramaulita Kti
    Dokumen110 halaman
    238 18019 Elfiramaulita Kti
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Agustin, 2021
    Agustin, 2021
    Dokumen10 halaman
    Agustin, 2021
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Gita
    Gita
    Dokumen12 halaman
    Gita
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Batuk Efektif
    Leaflet Batuk Efektif
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Batuk Efektif
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Intan
    Pengkajian Intan
    Dokumen11 halaman
    Pengkajian Intan
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Master Tabel
    Master Tabel
    Dokumen1 halaman
    Master Tabel
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • K11116034 - Skripsi - Bab 1-2
    K11116034 - Skripsi - Bab 1-2
    Dokumen61 halaman
    K11116034 - Skripsi - Bab 1-2
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Triyoso, 2021
    Triyoso, 2021
    Dokumen7 halaman
    Triyoso, 2021
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • LALA
    LALA
    Dokumen54 halaman
    LALA
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen4 halaman
    Bab Vi
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Master Table Aulia
    Master Table Aulia
    Dokumen15 halaman
    Master Table Aulia
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Kian Elin
    Kian Elin
    Dokumen11 halaman
    Kian Elin
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Bahan Haikal
    Bahan Haikal
    Dokumen1 halaman
    Bahan Haikal
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Proposal Intan
    Proposal Intan
    Dokumen56 halaman
    Proposal Intan
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Proposal Intan K2
    Proposal Intan K2
    Dokumen58 halaman
    Proposal Intan K2
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Rico
    Rico
    Dokumen18 halaman
    Rico
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Darise, 2023
    Darise, 2023
    Dokumen8 halaman
    Darise, 2023
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat
  • Sajodin 2022
    Sajodin 2022
    Dokumen8 halaman
    Sajodin 2022
    Ivo Trisna
    Belum ada peringkat