Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL ILMIAH

Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Kaki Terhadap Kadar Gula


Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Cianjur Kota
Tahun 2021

DISUSUN OLEH :
EGI PERMANA
09.17.0000.087

DEPARTEMEN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2020
Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Kaki Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota Kota

Egi Permana1, Siti Kamillah2, Khrisna Wisnu Sakti3


Departemen Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
1,2,3

Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung, Jakarta Selatan 12610, Indonesia
Telp : (021) 78894045, Email : permanaegi07@gmail.com1,
sitikamillah0402@gmail.com2, khrisnaws@gmail.com3

Abstrak
Pendahuluan : Diabetes Melitus (DM) Abstract
merupakan penyakit kronis yang terjadi Introduction : Diabetes mellitus (DM) is a
karena pankreas tidak dapat menghasilkan chronic disease that occurs because the
cukup insulin atau tubuh tidak dapat secara pancreas cannot produce enough insulin or
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan the body cannot effectively use the insulin
oleh pankreas. Terdapat 4 cara dalam that produced by the pancreas. There are 4
mengontrol kadar glukosa darah yaitu: terapi ways to maintain blood glucose levels,
farmakologi, terapi nutrisi, edukasi cara namely; pharmacological therapy, nutritional
manajemen diabetes mandiri, dan aktivitas therapy, diabetes self-management
fisik. Jalan kaki adalah cara yang paling education, and physical activity. Walking
sering ditunjukan sebagai modalitas aktivitas exercise is the most often described as the
fisik untuk meningkatkan kesehatan. modalities of physical activity to improve
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk health.
mengetahui pengaruh aktivitas fisik jalan Objective : The research objective was to
kaki terhadap kadar gula darah pada pasien determine the effect of walking physical
diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas activity on blood sugar levels in diabetes
cianjur kota tahun 2021. mellitus patients in the work area of the
Metode : Penelitian ini menggunakan desain Cianjur City Health Center in 2021.
quasi eksperimental dengan pendekatan one Method : This study used adesign quasy
grup pretest-posttest design. Populasi experimental with aapproach one-group
penelitian ini seluruh penderita diabetes pretest-posttest design. The population of
melitus berjumlah 620 yang diambil this study was all 620 people with diabetes
menggunakan teknik simple random mellitus who were taken using simple
sampling yang didapatkan berjumlah 17 random sampling technique, which was 17
responden. respondents
Hasil : Analisa data menggunakan uji paired Results : Analysis of data usingtest paired
sample t test. Hasil Uji statistik didapatkan sample t test. Statistical test results obtained
hasil p value 0,000 <0,05 sehingga Ha p value 0.000 <0.05 so that Ha is accepted,
diterima yang berarti ada pengaruh aktivitas which means there is an effect of physical
fisik jalan kaki terhadap kadar gula darah activity on foot on blood sugar levels in
pada pasien diabetes melitus di wilayah diabetes mellitus patients in the work area of
kerja puskesmas cianjur kota tahun 2021. the Cianjur City Health Center in 2021.
Kesimpulan : Penelitian ini didapatkan Conclution : This study found that
bahwa olahraga jalan kaki sejauh 2,5 km walking exercise as far as 2,5 km for 30
selama 30 menit dapat menurunkan kadar minutes can lower blood sugar levels
gula darah secara bermakna pada pasien significantly in patients with diabetes
diabetes melitus.
mellitus.
Kata Kunci : aktivitas fisik jalan kaki,
Keywords : physical activity on foot,
diabetes melitus, kadar gula darah
diabetes mellitus , blood sugar levels
Pendahuluan
Diabetes mellitus (DM) atau yang orang berada pada posisi 4 setelah Jawa
sering disebut kencing manis merupakan Barat dengan 131.846 orang.2
suatu penyakit yang sering dijumpai di
Di Jawa Barat itu sendiri penyebaran
masyarakat. Diabetes dikatakan sebagai
penyakit Diabetes Melitus masih tersebar di
mother of diaseas karena merupakan “ibu”
berbagai wilayah salah satunya di
dari berbagai macam penyakit seperti
Kabupaten Cianjur hal tersebut terlihat dari
hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh
data Dinas Kesehatan Cianjur yang memiliki
darah, gagal ginjal, stroke, hingga kebutaan.
prevalensi 3.495 orang dan sedangkan kasus
International Diabetes Federation
Diabetes Melitus yang meninggal memiliki
mengatakan bahwa diabetes adalah sesuatu
prevalensi 282 orang. Berdasarkan data dari
kondisi kronik karena peningkatan kadar
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun
glukosa darah dalam tubuh (hiperglikemia)
2019 yang menderita penyakit Diabetes
akibat tubuh tidak secara efektif dapat
Melitus terbanyak adalah di Puskesmas
memproduksi atau menggunakan insulin.
Cianjur Kota.3
Diabetes dapat dibagi menjadi tiga yaitu
diabetes tipe satu, diabetes tipe dua, dan Diabetes Melitus adalah suatu
diabetes gestational.1 penyakit dengan kelainan metabolisme yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
Tercatat dalam International
darah pasien (hiperglikemia) yang terjadi
Diabetes Federation secara global di dunia
akibat defisiensi hormone insulin. Pasien
terdapat sekitar 425 juta jiwa atau sekitar
DM akan mengalami peningkatan kadar
8.8% jiwa yang diperkirakan telah menjadi
glukosa, dimana glukosa ini adalah bahan
penderita diabetes mellitus. Jika hal ini terus
utama sebagai sumber energy untuk
berlanjut, maka diperkirakan pada tahun
sebagian besar sel terutama otak karena otak
2045 penderita diabetes mellitus akan
hanya dapat menggunakan glukosa sebagai
meningkat menjadi 629 juta jiwa diseluruh
sumber energy.
dunia. Jumlah penderita diabetes mellitus di
kawasan Asia Tenggara pada tahun 2017 Peningkatan kadar glukosa darah
sebanyak 159 juta jiwa dan diproyeksi akan (hiperglikemia) pada pasien diabetes
mengalami peningkatan sebesar 15% atau diakibatkan oleh ketidakefektifan tubuh
sekitar 183 juta jiwa di tahun 2045.1 memproduksi atau menggunakan insulin.
Insulin adalah adalah suatu hormone yang
Tercatat di Indonesia 10,3 juta
dihasilkan di kelenjar pancreas yang
penduduknya menjadi penderita diabetes
bertugas untuk menghantarkan glukosa dari
mellitus pada tahun 2017. Pada Atlas IDF
peredaraan darah ke seluruh sel tubuh
2017, Indonesia berada peringkat ke-6 dari
dimana nantinya glukosa akan diubah
10 negara dengan jumlah penderita diabetes
menjadi energy.
mellitus tertinggi. Pada tahun 2045 penderita
diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan Glukosa darah yang lebih tinggi dari
masih akan berada di 10 negara dengan standar dan tidak terkontrol dengan baik
diabetes mellitus tertinggi dan Indonesia yang terjadi pada penderita diabetes mellitus
berada di peringkat ke tujuh dengan 16,7 dapat menyebabkan 2,2 juta kematian, dan
juta jiwa penderita Diabetes Melitus pada juga dapat menyebabkan timbulnya
rentang umur 20 hingga 79 tahun.1 komplikasi. Dimana komplikasi dapat terjadi
pada pembuluh darah kecil yaitu berupa
Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia
kelainan pada retina mata, glomelurus ginjal,
hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi
syaraf dan pada otot jantung. Kemudain
2.0% untuk umur ≥ 15 tahun dari 1,5% pada
komplikasi kronik dapat pula terjadi pada
Riskesdas 2018 Jawa Barat masih tinggi
pembuluh darah serebral yaitu dapat
pada posisi 3 di Indonesia dibawah Jawa
terjadinya penyakit jantung coroner, dan
Timur 113.045 orang diikuti Jawa Timur
komplikasi kronik pada pembuluh darah
96.794 orang dan Sumatera Barat 36.410
perifer atau peripheral arteriarial diseas
(PAD).4
Penyakit Diabetes Melitus Karang Taliwung Mataram Nusa Tenggara
memerlukan perawatan dan penyuluhan Barat tahun 2019. Berdasarkan hasil
yang berkesinambungan untuk mencegah perhitungan yang menggunakan uji non-
komplikasi. Komplikasi dari diabetes parametrik (uji Wilcoxon), diperoleh hasil
melitus dapat terjadi akibat sikap atau nilai menunjukkan pada penelitian ini
pengelolaan DM yang tidak baik. terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pengelolaan DM dapat dilakukan melalui jalan santai terhadap kadar glukosa darah
diet, latihan (olahraga), Obat-obatan, dan sewaktu penderita diabetes mellitus di
penyuluhan yang berkelanjutan serta Puskesmas Karang Taliwang Mataram Nusa
membimbing penderita DM sehingga pasien Tenggara Barat tahun 2019.
DM menjadi mandiri. Keseimbangan antara
Penderita Diabetes Melitus penting
diet, latihan, obat-obatan dan penyuluhan
untuk melakukan aktivitas fisik salah
sangatlah penting. sebab diet yang sesuai
satunya dengan melakukan jalan kaki secara
dengan kebutuhan, kepatuhan
teratur (3-4 kali seminggu selama kurang
mengkonsumsi obat-obatan, dan disertai
lebih 30 menit terdiri dari pemanasan ± 5
dengan latihan yang teratur akan membantu
menit dan pendinginan selama ± 5 menit),
pengambilan glukosa dalam darah oleh otot-
karena dapat meningkatkan kontrol glukosa
otot yang aktif pada saat berolahraga.
yang bisa membantu otot menyerap gula
Aktivitas fisik merupakan kunci darah dan mencegah penyumbatan aliran
dalam pengelolaan diabetes mellitus darah, efek ini bisa bertahan selama berjam-
terutama sebagai pengontrol gula darah dan jam ataupun beberapa hari, tetapi tidak
memperbaiki faktor resiko kardiovaskuler permanen, kondisi tersebut diperlukan jalan
seperti menurunkan hiperinsulinemia, kaki yang teratur untuk mengontrol gula
meningkatkan sensitifitas insulin. darah.5
Keberhasilan pengelolaan DM dapat dicapai
Berdasarkan uraian diatas peneliti
melalui kepatuhan penderita DM dalam
tertarik untuk melakukan penelitian
menjalani terapi baik farmakologi maupun
mengenai Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan
non farmakologi.
Kaki terhadap Kadar Gula Darah pada
Pengelolaan dan penatalaksanaan Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
DM ini memiliki tujuan untuk Puskesmas Cianjur Kota.
menghilangkan keluhan DM, mengurangi
Metode
risiko komplikasi dan tujuan akhirnya untuk
menurunkan kadar gula darah.5 Desain penelitian ini adalah quasi
eksperimental dalam bentuk one group pre-
Penatalaksaan DM ini dapat
post test design.
dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik
Penelitian ini dilaksanakan di
seperti jalan kaki. Jalan kaki merupakan
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota
cara mudah dan murah untuk sehat, namun
pada bulan Januari tahun 2021.
untuk memperoleh hasil maksimal bagi
Populasi target penelitian ini adalah
kesehatan perlu diperhatikan posisi kaki saat
seluruh pasien yang menderita penyakit
berjalan. Munurut American College Of
diabetes melitus yang berada di Wilayah
Sports Medicine (ACSM) aktivitas berjalan
Puskesmas Cianjur Kota, dan populasi
kaki merupakan bentuk aktivitas fisik yang
dalam penelitian ini sebanyak 620
direkomendasikan untuk dilakukan sehari-
responden.
hari. Jalan kaki yang dilakukan dalam
Pengambilan sampel penelitian ini
frekuensi tertentu bahkan dapat menurunkan
menggunakan teknik purposive sampling.
resiko terkena penyakit metabolic seperti
Peneliti menggunakan kriteria inklusi dan
kolesterol tinggi (dyslipidemia), hipertensi,
eksklusi untuk menentukan sampel yang
penyakit jantung coroner, dan diabetes
akan digunakan.
mellitus (kencing manis).
Pengumpulan data pada responden
Penelitian terkait yang dilakukan oleh menggunakan alat ukur Glukosa Test dan
Fahrunnisa tentang Pengaruh jalan santai lembar observasi yang berisi pengukuran
terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada kadar gula darah sebelum dan sesudah
penderita diabetes mellitus di Puskesmas aktivitas fisik dilakukan, lembar observasi
yang berisi aktivitas fisik, serta karakteristik Tabel 2 diatas menunjukkan karakteristik
responden yang berisi usia, jenis kelamin, responden berdasarkan jenis kelamin
dan lama menderita DM. menunjukkan bahwa sebagian besar
Data yang dikumpulkan dari responden berjenis kelamin perempuan yaitu
penelitian ini akan disimpan dan diproses sebanyak 10 orang (58,8%), sedangkan
untuk uji statistic secara komputerisasi. paling sedikit adalah responden berjenis
Analisis univariat menyajikan data dalam kelamin laki-laki yaitu sebanyak 7 orang
bentuk tabel mengenai gambaran deskriptif (41,2%).
variabel penelitian yaitu, gambaran
pengukuran kadar gula darah sebelum Tabel 3. Distribusi lama menderita DM
aktivitas fisik dilakukan, dan gambaran responden di Wilayah Kerja Puskesmas
pengukuran kadar gula darah sesudah Cianjur Kota 2021 (n=17)
dilakukan aktivitas fisik. Analisis bivariat No Lama Frekuensi Persentase %
menggunakan uji paired sample t test untuk Menderita
melihat pengaruh aktivitas fisik jalan kaki DM
terhadap kadar gula darah pada pasien 1 1 tahun 2 11,8
diabetes melitus. 2 2 tahun 4 23,5
Hasil 3 3 tahun 1 5,9
Karakteristik responden berdasarkan 4 4 tahun 3 17,6
usia, jenis kelamin, dan lama menderita 5 5 tahun 2 11,8
DM. 6 6 tahun 2 11,8
Karakteristik responden berdasarkan usia, 7 7 tahun 1 5,9
jenis kelamin, dan lama menderita diabetes 8 8 tahun 2 11,8
Total 17 100,0
melitus, dalam penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif yang dapat dilihat Sumber : Data Primer (2021)
dibawah ini. Tabel 3 diatas menunjukkan karakteristik
Tabel 1. Distribusi data usia responden di responden berdasarkan lama menderita DM
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota diketahui sebagian besar responden menderita
2021 (n=17) DM 2 tahun sebanyak 4 orang (23,5%),
Usia Frekuensi Persentase % sedangkan paling sedikit 3 dan 7 tahun
sebanyak 1 orang (5,9%).
42-51 tahun 5 29,4
58-64 tahun 12 70,6 Analisa Univariat
Total 17 100,0 Tabel 4. Gambaran pengukuran kadar
Sumber : Data Primer (2021) gula darah sebelum dilakukan aktivitas
fisik di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 1 diatas menunjukkan karakteristik Cianjur Kota 2021 (=17)
responden berdasarkan usia menunjukkan
Pengukuran Mean Min-Max Std. Deviation
bahwa sebagian besar responden berusia 58-
Pre Test 252,41 212-307 31,470
64 tahun yaitu sebanyak 12 orang (70,6%),
Sumber : Data Primer (2021)
sedangkan paling sedikit adalah responden
berusia 42-51 tahun yaitu sebanyak 5 orang Pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa kadar
(29,4%). gula darah sebelum diberikan aktivitas fisik
dengan jumlah 17 pasien yaitu kadar gula darah
Tabel 2. Distribusi jenis kelamin responden
pasien diabetes melitus di Wilayah Kerja
di Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota
Puskesmas Cianjur Kota pada saat sebelum
2021 (n=17)
aktivitas fisik dengan nilai mean pre test 252
Jenis Frekuensi Persentase % mg/dl, nilai standard deviation (SD) pre test
Kelamin 31,470, dan nilai min-max pre test 212-307
Laki-laki 10 58,8 mg/dl.
Perempuan 7 41,2 Tabel 5. Gambaram pengukuran kadar
Total 17 100,0 gula darah sesudah dilakukan aktivitas
Sumber : Data Primer (2021) fisik dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Cianjur Kota 2021 (n=17)
Pengukuran Mean Min-Max Std. Deviation
Post Test 246,06 205-301 30,464 pasien diabetes melitus di Wilayah Kerja
Sumber : Data Primer 2021 Puskesmas Cianjur Kota pada saat sesudah
aktivitas fisik dengan nilai mean post test 246
Pada tabel 5 diatas menunjukkan bahwa kadar mg/dl, nilai standard deviation (SD) post test
gula darah sesudah diberikan aktivitas fisik 30,464, dan nilai min-max post test 205-301
dengan jumlah 17 pasien yaitu kadar gula darah mg/dl.
Analisa Bivariat
Tabel 6. Uji Paired Sample T Test Pre-Post Test dengan kadar gula darah di Wilayah
Kerja Puskesmas Cianjur Kota
Pengukuran Mean Pre Mean Ranke Sig. (2-tailed)
Test Post Test Mean
Pre Test – Post Test 252,41 246,06 6,35 0,000
Sumber : Data Primer (2021)
Pada tabel 6 diatas menunjukkan bahwa nilai kemaknaan α = 0.05. Setelah dilakukan uji
mean sebelum dilakukan aktivitas fisik jalan stastitik dengan bantuan SPSS diperoleh
kaki yaitu 252,41 dan nilai mean sesudah nilai p value = 0.000. Yang berarti p value <
dilakukan aktivitas fisik jalan kaki yaitu α (0.000 < 0.05), artinya H0 di tolak dan H1
246,06, maka dilihat dari hasil nilai tersebut diterima. Maka dapat diartikan ada pengaruh
dapat disimpulkan bahwa pasien yang sudah yang signifikan antara aktivitas fisik jalan
dilakukan aktivitas fisik jalan kaki ada kaki terhadap kadar gula darah pada pasien
penurunan nilai kadar gula darah yaitu 6,35. diabetes melitus di Wilayah Kerja
Penelitian ini dianalisis menggunakan uji Puskesmas Cianjur Kota.
paired t test dengan menggunakan derajat
Pembahasan dan sensitifitas sel-sel jaringan menurun
Karakteristik responden berdasarkan sehingga tidak menerima insulin, sedangkan
usia, jenis kelamin, dan lama menderita fungsi utama hormon insulin dalam
DM menurunkan kadar glukosa secara alami.
Ditinjau dari segi usia pada tabel 1 Hal ini juga sejalan dengan penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar Damayanti (2015) usia di atas 30 tahun atau
responden berusia 58-64 tahun yaitu lebih terjadi perubahan anatomis, fisiologis
sebanyak 12 orang (70,6%), sedangkan dan biokimia. Setelah seseorang mencapai
paling sedikit adalah responden berusia 42- umur 30 tahun, maka kadar glukosa darah
51 tahun yaitu sebanyak 5 orang (29,4%). naik 1-2 mg% tiap tahun saat puasa dan akan
Responden pada penelitian ini di naik 6-13 mg% pada 2 jam setelah makan.
dominasi oleh usia lanjut yang berusia lebih Hasil penelitian dari Sari (2018), “
dari 45 tahun. Dimana hal ini dikarenakan pengaruh jalan kaki terhadap kadar gula
semakin tua usia seseorang maka akan darah pada penderita diabetes mellitus”
terjadi penurunan fungsi vital tubuh, salah menunjukkan bahwa sebagian respoden
satunya adalah fungsi kelenjar prankeas sebanyak 8 orang (70%) mempunyai usia
yang berperan langsung dalam produksi 45-59 tahun menunjukkan bahwa
insulin dan berdampak pada kadar gula meningkatnya resiko DM seiring dengan
dalam darah. bertambahnya usia dikaitkan dengan
Hal ini sesuai dengan teori yang terjadinya penurunan fungsi fisiologis tubuh.
dikemukakan oleh Tandra (2008), bahwa Jadi pada penelitian ini sesuai dengan
faktor degeneratif yaitu fungsi tubuh yang teori yang ada karena responden memang di
menurun yang terjadi pada seseorang ≥ 45 dominasi oleh responden yang usianya
tahun dapat mengalami peningkatan risiko diatas 45 tahun.
pada kejadian diabetes melitus dan Ditinjau dari segi jenis kelamin tabel
intoleransi glukosa khususnya kemampuan 2 menunjukkan bahwa sebagian besar
dari sel β pada metabolisme glukosa untuk responden berjenis kelamin perempuan yaitu
produksi insulin hal ini dikarenakan sebanyak 10 orang (58,8%), sedangkan
penderita kurang melakukan olahraga yang paling sedikit adalah responden berjenis
menyebabkan aktivitas sel beta pankreas kelamin laki-laki yaitu sebanyak 7 orang
untuk menghasilkan insulin menjadi berkurang (41,2%).\
Hal ini sesuai dengan teori yang Hasil penelitian dari Tsalissavrina I
dikemukakan oleh Taylor (2010) bahwa (2018), “Hubungan lama terdiagnosa
penyebab utama banyaknya perempuan diabetes dan kadar glukosa darah dengan
terkena diabetes melitus karena terjadinya fungsi kognitif penderita diabetes di Jawa
penurunan hormon estrogen terutama saat Timur” sebanyak 72 orang (4,0%) menderita
masa menopause. Hormon estrogen dan penyakit diabetes mellitus > 5 tahun,
progesteron memiliki kemampuan untuk penyakit DM dapat menimbulkan
meningkatkan respons insulin di dalam komplikasi, baik yang bersifat akut ataupun
darah. Pada saat masa menopause terjadi, kronis.
maka respon akan insulin menurun akibat Menurut peneliti penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron yang glukosa darah pada penderita diabetes
rendah. Faktor-faktor lain yang berpengaruh melitus sebelum dilakukan aktivitas fisik
adalah body massa index perempuan yang jalan kaki dikarenakan penderita masih
sering tidak ideal sehingga hal ini dapat tergolong penderita diabetes mellitus baru,
menurunkan sensitivitas respons insulin. Hal penderita merasa takut dan sangat berhati-
inilah yang membuat wanita sering terkena hati dalam melakukan pengontrolan kadar
diabetes melitus daripada laki-laki. gula darah agar tidak menyebabkan
Hal ini juga sejalan dengan dengan komplikasi.
penelitian Yulia Patma Desita (2019), Analisa Univariat
perempuan memiliki resiko yang tinggi Gambaran pengukuran kadar gula darah
mengalami penyakit diabetes melitus, hal ini sebelum dilakukan aktivitas fisik di
dikarenakan kurangnya olahraga atau Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota.
aktivitas fisik dan stress yang dapat Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa
menyebabkan kurangnya pemakaian energi kadar gula darah sebelum diberikan aktivitas
sehingga dapat menyebabkan kelebihan fisik dengan jumlah 17 pasien yaitu kadar
energi dalam bentuk lemak, yang dalam gula darah pasien diabetes melitus di
jangka panjang dibiarkan maka Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota
menimbulkan obesitas yang kaitannya pada saat sebelum aktivitas fisik dengan
sangat erat dengan penyakit diabetes nilai mean pre test 252 mg/dl, nilai standard
melitus, Selain itu perempuan juga memiliki deviation (SD) pre test 31,470, dan nilai
hormon esterogen dan progesteron yang min-max pre test 212-307 mg/dl.
dapat mempengaruhi respon insulin Apabila dilihat dari hasil diatas
sehingga kadar glukosa dalam darah pada tingginya kadar gula darah dikarenakan
perempuan penderita diabetes melitus kurang banyaknya melakukan aktivitas fisik
menjadi tidak terkontrol. (jalan kaki) yaitu sebanyak 10 responden
Hasil penelitian dari Uswatun (2017), (58,8%) hanya melakukan aktivitas fisik 2
“Hubungan Self Awareness Dengan Kadar kali dalam satu minggu karena responden
Glukosa Darah Pada Pasien DM Dipoli kebanyakan melakukan kegiatan sehari-hari
Penyakit Dalam RSUD Jombang” seperti menyapu dan mengepel lantai,
menunjukan bahwa sebagian besar dari setelah pekerjaan rumah selesai responden
responden berjenis kelamin perempuan yaitu hanya tiduran dan duduk tidak melakukan
93 responden (69,4%). tindakan aktivitas lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti setuju Hal ini sesuai dengan teori yang
dengan teori yang ada karena jumlah dikemukakan oleh Damayanti (2015) pada
responden yang ada di Wilayah Kerja saat melakukan latihan jasmani kerja isulin
Puskesmas Cianjur Kota jumlah responden menjadi lebih baik dan yang kurang optimal
perempuan lebih banyak dibandingkan menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi efek
jumlah responden laki-laki. yang dihasilkan dari latihan jasmani setelah
Ditinjau dari segi lama menderita 2 x 24 jam hilang, oleh karena itu untuk
DM tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian memperoleh efek tersebut latihan jasmani
besar responden lama menderita DM 2 tahun perlu dilakukan 2 hari sekali atau seminggu
sebanyak 4 orang (23,5%), sedangkan paling 3 kali dengan rentang waktu minimal 15-30
sedikit 3 dan 7 tahun sebanyak 1 orang menit per hari.
(5,9%).\ Hal ini juga sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Muhammad (2016)
berjalan kaki dapat bermanfaat mengurangi dilakukan oleh responden. Hal ini juga
risiko orang yang terkena DM atau yang kemungkinan besar penderita pada saat
sudah terkena penyakit DM untuk melakukan intervensi jalan kaki kurang
menurunkan kadar gula darah bisa memperhatikan prosedur saat melakukannya
diimbangi dengan jalan kaki selama 30- 50 dan responden kurang memperhatikan
menit perhari, jalan kaki tidak hanya anjuran dari peneliti terkait apa yang tidak
bermanfaat untuk penyembuhan penyakit boleh dilakukan oleh responden selain itu
DM dan membantu penderita penyakit bisa juga karena usia dari penderita yang
gangguan pernafasan dan jantung, upaya sudah usia lanjut, sehingga hasil yang
dalam pengontrolan kadar gula darah pasien didapatkan kurang optimal, yaitu kadar gula
DM ini adalah rutinnya melakukan aktivitas darah tetap naik.
fisik dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang telah
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dilakukan oleh Yurida dan Zaqyyah
dikemukakan oleh Widiya (2015) Huzaifah (2019) dengan judul “pengaruh
mengatakan bahwa jalan kaki dapat jalan kaki terhadap kadar gula darah pada
dikatakan olahraga apabila dilakukan secara pasien diabetes mellitus tipe II”. Hasil
berkelanjutan dan minimal dilakukan selama penelitian didapatkan rata-rata kadar gula
30 menit. darah responden sebelum melakukan jalan
Peneliti juga berpendapat bahwa kaki sebesar 238,2 mg/dl sedangkan rata-rata
dengan berjalan kaki tidak hanya kadar gula darah responden sesudah
menggerakan otot ekstermitas bahwa tetapi melakukan jalan kaki sebesar 203,4 mg/dl.
menggerakan otot ekstermitas atas. Hasil uji statistik menunjukkan ada
Gambaran pengukuran kadar gula darah pengaruh jalan kaki terhadap kadar gula
sesudah dilakukan ativitas fisik di darah pasien diabetes mellitus tipe II. Hasil
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota analisis uji statistik diperoleh nilai p = 0,000
Pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa maka dibawah nilai α = 0,05 (p < 0,05)
kadar gula darah sesudah diberikan aktivitas dengan demikian secara statistik pada
fisik dengan jumlah 17 pasien yaitu kadar tingkat kepercayaan 95% ada pengaruh jalan
gula darah pasien diabetes melitus di kaki terhadap kadar gula darah pasien
Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota diabetes mellitus tipe II.
pada saat sesudah aktivitas fisik dengan nilai Hasil penelitian ini sejalan dengan
mean post test 246 mg/dl, nilai standard hasil penelitian yang dilakukan oleh Liwu
deviation (SD) post test 30,464, dan nilai (2016) yang menunjukkan ada pengaruh
min-max post test 205-301 mg/dl. antara terapi jalan kaki terhadap penurunan
Menurut peneliti bahwa seluruh 17 kadar gula darah pada panderita diabetes
responden kadar glukosa darah turun setelah mellitus tipe 2 di Desa Bajarbillah
dilakukan intervensi jalan kaki pada Tambelangan Kabupaten Sampang (p value
penderita diabetes melitus. Hal ini = 0,00). Hasil penelitian lainnya yaitu
menunjukkan intervensi jalan kaki memiliki penelitian Isrofah (2015) menunjukkan ada
peran penting dalam mengkontrol kadar pengaruh jalan kaki 30 menit terhadap nilai
glukosa darah pada penderita diabetes gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe
melitus. Dampak yang ditimbulkan dari II di Desa Karangsari Kecamatan
melakukan intervensi jalan kaki yaitu dapat Karanganyar Kabupaten Pekalongan (p
menambah sensibilitas insulin sehingga value = 0,018).
kadar glukosa darah pada penderita dapat penurunan kadar gula darah dapat
ditekan. dikarenakan frekuensi melakukan aktivitas
Secara teori intervensi jalan kaki fisik dalam satu minggu. Berdasarkan hasil
merupakan penatalaksanaan penderita penelitian responden yang memiliki kadar
diabetes melitus secara non-famakologi, gula darah tertinggi 182 mg/dL melakukan
apabila dilaksanakan secara keseluruhn aktivitas fisik 2 x dalam satu minggu.
kadar glukosa darah dapat terkontrol. Akan Sehingga efek kerja insulin yang dihasilkan
tetapi pada kenyataannya jumlah kadar dari latihan jasmani hilang atau terjadi
glukosa naik pada saat jeda perlakuan resistensi insulin. Sedangkan responden
intervensi karena peneliti tidak mengetahui yang setelah melakukan senam diabetes
apa yang dikonsumsi maupun yang memiliki kadar gula darah rendah 96 mg/dL
melakukan aktivitas fisik setiap hari 30 menit dapat menurunkan kadar glukosa darah
sehingga insulin bekerja optimal dengan secara signifikan.
mengaktifasi ikatan insulin dan reseptor
insulin di membran plasma sehingga dapat Hal ini juga di buktikan dari penelitian
menurunkan kadar glukosa darah. sebelumnya yang dilakukan oleh Yusra, A.
Penelitian yang dilakukan dapat (2016) “Pengaruh Walking Exercise
dilihat faktor yang mempengaruhi penuruan Terprogram Terhadap Perubahan Kadar
kadar gula darah yaitu frekuensi melakukan Glukosa Darah pada Penderita Diabetes
aktivitas fisik (olahraga) dalam satu minggu. Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Selain itu penurunan kadar gula darah juga Samudera Kabupaten Aceh Utara” terdapat
di pengaruhi beberapa faktor yang tidak pengaruh yang bermakna antara walking
diteliti, seperti tercapainya intensitas senam exercise terprogram terhadap perubahan kadar
diabetes yang baik. glukosa darah pada penderita diabetes mellitus
Analisa Bivariat tipe 2.

pengaruh kadar gula darah pasien diabetes Hal ini juga dibuktikan dari penelitian
melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur sebelmnya yang dilkukan oleh Ari Widiarto
Kota sebelum dan sesudah dilakukan (2018), “pengaruh brisk walking excercise
aktivitas fisik. terhadap tekanan darah penderita hipertensi di
desa sengon, wilayah kerja puskesmas jabon”
Pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai menyatakan melakukan brisk walking exercise
mean sebelum dilakukan aktivitas fisik jalan dapat menurunkan tekanan daraah pada
kaki yaitu 252,41 dan nilai mean sesudah penderita darah tinggi, latihan ini juga dapat
dilakukan aktivitas fisik jalan kaki yaitu 246,06, mengurangi pembentukan plak yang disebabkan
maka dilihat dari hasil nilai tersebut dapat oleh lemak dan glukosa dalam tubuh.
disimpulkan bahwa pasien yang sudah
dilakukan aktivitas fisik jalan kaki ada Hal ini bebeda dengan penelitian yang
penurunan nilai kadar gula darah yaitu 6,35. dilakukan oleh Isrofah, Hurhayati, dan P. A.
Penelitian ini dianalisis menggunakan uji paired (2015) “Efektifitas Jalan Kaki 30 Menit
t test dengan menggunakan derajat kemaknaan α Terhadap Nilai Gula Darah Pada Pasien
= 0.05. Setelah dilakukan uji stastitik dengan Diabetes Mellitus Tipe II Di Desa Karangsari
bantuan SPSS diperoleh nilai p value = 0.000. Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Yang berarti p value < α (0.000 < 0.05), artinya Pekalongan” yang menyatakan hasil uji
H0 di tolak dan H1 diterima. Maka dapat Wilcoxon Test diperoleh ρ value sebesar 0,180
diartikan ada pengaruh yang signifikan antara > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh jalan
aktivitas fisik jalan kaki terhadap kadar gula kaki 30 menit terhadap nilai gula darah pada
darah pada pasien diabetes melitus di Wilayah pasien diabetes mellitus Tipe II di Desa
Kerja Puskesmas Cianjur Kota. Karangsari Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Pekalongan. Responden yang mengalami
Peneliti berpendapat bahwa adanya penurunan kadar gula darah sesudah melakukan
pengaruh jalan kaki terhadap perubahan kadar jalan kaki 30 menit sebanyak 7 orang (35 %).
glukosa darah yang mampu mengkontrol kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus, Keteraturan dalam melakukan aktivitas
berkaitan erat dengan sistem pembakaran fisik olahraga memiliki pengaruh yang paling
glukosa darah dalam sel melalui kinerja insulin. besar dalam keberhasilan dalam pengolahan
Sensitivitas insulin sangat erat kaitannya dengan diabetes mellitus. Latihan fisik yang dilakukan
aktivitas olahraga orang yang melakukan secara rutin merupakan bagian penting dalam
olahraga mempunyai kadar glukosa darah yang pengolahan diabetes melitus dalam kehidupan
seimbang dikarenakan efektifan insulin dalam sehari-hari yang terbukti dapat mempertahankan
merubah glukosa menjadi energi. berat badan, menjaga tekanan darah tetap
normal, membantu peningkatan fungsi insulindi
Hal ini dibuktikan dari penelitian dalam tubuh serta meningkatkan kesehatan
sebelumnya yang dilakukan oleh Arkan Adi psikologi (ADA, 2015).
Widiya, 2015 “Pengaruh olahraga jalan santai
terhadap kadar glukosa darah pada pasien Jalan kaki memiliki peranan penting dalam
diabetes melitus” terdapat pengaruh jalan santai pengaturan kadar glukosa darah, sedangkan
manfaat beraktivitas fisik seperti jalan kaki pada
penderita diabetes melitus mampu mengkontrol 2 Program Studi S-1 Keperawatan
kadar glukosa dalam darah, mencegah kegemukan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan’.
lipid darah dan peningkatan tekanan darah (Sari,
2015). 8. Taylor, S.E. (2012). Health Psychology
(ed.8). New York: The McGraw Hill
Companies
Kesimpulan 9. Uswatun (2017) ‘Hubungan Self
Awareness Dengan Kadar Glukosa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Darah Pada Pasien DM Tipe 2 Dipoli
dilakukan oleh peneliti mendapatkan Penyakit Dalam RSUD Jombang’.
kesimpulan sebagai berikut :
10. Tsalissavrina I, Tritisari KP,
1. Rata-rata kadar gula darah responden Handayani D, Kusumastuty I,
sebelum dilakukan intervensi Ariestiningsih AD. 2018. Hubungan
2. Rata-rata kadar gula darah pada pasien DM lama terdiagnosa diabetes dan kadar
setelah dilakukan intervensi didapatkan glukosa darah dengan fungsi kognitif
penurunan penderita diabetes tipe 2 di Jawa
3. Terdapat Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Timur. AcTion: Aceh Nutrition
Kaki Terhadap Kadar Gula Darah pada Journal, 28-33.
Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Cianjur Kota. 11. Damayanti, Santi. 2015. Diabetes
Mellitus dan Penatalaksanaan
Daftar Pustaka Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
1. IDF (2015) ‘Internasional Diabetes Medika.
Federation’. 12. Yurida dan Zaqyyah Huzaifah (2019)
2. RISKESDAS (2018). Hasil Utama “pengaruh jalan kaki terhadap kadar
RISKESDAS 2018. Kementrian gula darah pada pasien diabetes
Kesehatan Badan Penelitian dan mellitus tipe II”.
Perkembangan Kesehatan WHO. (2017).
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur 13. Arkan Adi Widiya. 2015. Pengaruh
2019, Prevalensi DM di Cianjur. olahraga jalan santai terhadap kadar
4. Waspadji, Sarwono. 2009. Komplikasi glukosa darah pada pasien diabetes
Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, melitus. Fakultas Kedokteran
Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan. In: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sudoyo, Aru W., Bambang Setiyohadi,
Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., 14. Yusra, A. (2016) ‘Pengaruh Walking
Siti Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Exercise Terprogram Terhadap
Dalam Jilid III Ed 5. Jakarta. Pusat Perubahan Kadar Glukosa Darah pada
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Wilayah Kerja Puskesmas Samudera
Indonesia. Kabupaten Aceh Utara’, Child
5. PB. PERKENI. (2015). Indonesia, P. E. development, 72(X), pp. 9–18. doi:
(2015). Pengelolaan dan Pencegahan 10.1007/s13398-014-0173-7.2.
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 15. Ari Widiarto (2018), “pengaruh brisk
PB. PERKENI. walking excercise terhadap tekanan
6. Betteng, R, Pangemanan, D dan darah penderita hipertensi di desa
Mayulu, N. (2014). Analisis Faktor sengon, wilayah kerja puskesmas
Resiko Penyebab Terjadinya DM Tipe jabon”. Skripsi STIKES ICME
2 Pada Wanita Usia Produktif di JOMBANG.
Puskesmas Wawonasa. Jurnal e- 16. Isrofah, Hurhayati, dan P. A. (2015)
Biomedik (eBM). Volume 2 Nomor 2. ‘Efektifitas Jalan Kaki 30 Menit
7. Sari (2018) ‘Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Nilai Gula Darah Pada
Mellitus Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di
Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe Desa Karangsari Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Pekalongan
Program Studi Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Pekalongan Email :
isrofahunikal@gmail.com Abstract
Background : Diabetes mellitus is a
disease with increase in blood sugar
levels’.
17. Sari (2018) ‘Pengaruh Senam Diabetes
Mellitus Terhadap Kadar Gula Darah
Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe
2 Program Studi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan’.

Anda mungkin juga menyukai