Anda di halaman 1dari 17

BUERGER ALLEN EXERCISE DAN ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PASIEN

ULKUS KAKI DIABETIK DI RSU DR. SLAMET GARUT

Sandra Pebrianti
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Email: ners_sandra@yahoo.co.id

ABSTRAK
Salah satu komplikasi kronik diabetes mellitus tipe 2 adalah ulkus kaki diabetik akibat neuropati,
buruknya sirkulasi dan menurunnya resistensi terhadap infeksi. Buerger allen exercise merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan perfusi perifer dimana latihan tersebut adalah system latihan untuk
insufisiensi arteri tungkai bawah dengan menerapkan perubahan posisi gravitasi dan muscle pump melalui
penerapan gerakan pergelangan kaki untuk kelancaran otot pembuluh darah dengan tujuan memfasilitasi
adekuatnya difusi oksigen dan suplai nutrisi ke daerah ulkus yang adekuat diukur dengan Ankle Brachial
Index (ABI). Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh buerger allen exercise terhadap ABI pada
pasien dengan ulkus kaki diabetik. Desain penelitian ini menggunakan true eksperimental dengan metode
studi pre dan post, Randomized Control trial (RCT). Pengukuran dilakukan dengan penyamaran double
blind, dengan melibatkan 27 sampel kelompok intervensi dan 27 sampel kelompok kontrol. Buerger allen
exercise dilakukan 2 kali sehari selama 5 hari dengan durasi 15 menit untuk kelompk intervensi dan 3
menit untuk kelompok kontrol. Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan selisih nilai ABI antara
kelompok intervensi dan kontrol setelah diberikan buerger allen exercise dengan nilai (p=0,00). Dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh buerger allen exercise terhadap nilai ABI pada pasien ulkus kaki
diabetik. Sedangkan GLM –RM pada penelitian ini belum dapat menentukan titik optimum waktu
pelaksanaan buerger allen exercise. Peneliti memberikan saran agar buerger allen exercise dapat
diterapkan sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam meningkatkan vaskularisasi perifer.

Kata kunci: Ankle brachial index, buerger allen exercise, ulkus kaki diabetik

ABSTRACT
One of the chronic complications of type 2 diabetes mellitus is diabetic foot ulcers from neuropathy, poor
circulation and decreased resistance to infection. Buerger allen exercise is an effort to improve peripheral
perfusion where the exercise is a training system for insufficiency of the lower leg artery by applying
gravity and muscle pump position changes through the application of ankle movement to smooth blood
vessel muscle in order to facilitate adequate diffusion of oxygen and supply of nutrients to an adequate
ulcer area is measured with an Ankle Brachial Index (ABI). The purpose of this study was to examine
effect of buerger allen exercise on Ankle Brachial Index (ABI) in patients with diabetic foot ulcers. The
design of this study used true experimental with pre and post study method, Randomized Control trial
(RCT). Measurements were performed with double blind disguises, involving 27 samples of intervention
groups and 27 control group samples. Buerger allen exercise was performed 2 times daily for 5 days with
a duration of 15 minutes for the intervention group and 3 minutes for the control group. The result of the
research shows that there is difference of ABI value difference between intervention and control group
after buerger allen exercise with value (p = 0,00). It can be concluded that there is can evectiveness of
buerger allen exercise on th value of ABI in diabetic foot ulcer patient. While the GLM-RM in this study
has not been able to determine the optimum point of time of the implementation of buerger allen exercise.
The researcher advises that buerger allen exercise can be applied as one of the nurse's independent
interventions in enhancing peripheral vascularization.

Keywords: Ankle brachial index, burger allen exercise, diabetic foot ulcers

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 94


PENDAHULUAN (34%) mengalami ulkus diabetik. Lama hari
Diabetes Melitus (DM) merupakan rawat antara 8 sampai 45 hari, dengan rata-
kelompok penyakit metabolik yang ditandai rata lama rawat 12 hari. Kecenderungan
dengan tingginya kadar glukosa di dalam lamanya hari rawat klien yang mengalami
darah (hiperglikemia) yang disebabkan ulkus kaki diabetik tersebut disebabkan
karena gangguan sekresi insulin, penurunan proses perbaikan ulkus yang lama yang
kerja insulin atau akibat dari keduanya, ditandai dengan adanya infeksi pada ulkus
Keadaan hiperglikemia kronis dari diabetes dan daerah sekitar ulkus.
berhubungan dengan kerusakan jangka Peningkatan populasi penderita
panjang, gangguan fungsi dan kegagalan diabetes mellitus (DM), berdampak pada
berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, sosial, ekonomi dan kesehatan pasien.
jantung, dan pembuluh darah (American peningkatan komplikasi yang paling serius
Diabetes Association, 2015). World Health pada penyandang DM yaitu dampak pada
Organization (WHO) tahun 2012 kesehatan terjadinya komplikasi ulkus kaki
menyatakan prevalensi DM setiap tahunnya diabetik. Ulkus kaki diabetik disebabkan
mengalami peningkatan, berdasarkan kondisi hiperglikemia yang berlangsung
estimasi International Diabetes Federation lama sehingga gula darah banyak
(IDF) Pasien DM dunia di tahun 2013 menumpuk di pembuluh darah, keadaaan
berjumlah 382 juta dan diperkirakan tersebut menyebabkan sirkulasi darah di
meningkat menjadi dua kali lipat yaitu jaringan kurang termasuk kaki (Alfiyah &
sekitar 592 juta penderita di tahun 2035. Virgianti, 2011; Ariyanti, 2012). Penurunan
Indonesia mengalami peningkatan jumlah perfusi ke perifer menyebabkan nekrosis
penderita dari peringkat ke 7 menjadi jaringan dan iskemik perifer sehingga
peringkat ke 4 diantara Negara-negara berisiko terjadi ulkus diabetik. Gangguan
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak perfusi tersebut akan menyebabkan
di dunia setelah India, China dan Amerika abnormalitas aliran darah dimana kebutuhan
Serikat. nutrisi dan oksigen maupun pemberian
Diabetes Melitus juga merupakan antibiotik tidak mencukupi atau tidak dapat
penyebab kematian nomor 6 di Indonesia mencapai jaringan perifer dan atau untuk
(Depkes RI, 2010). Garut merupakan salah kebutuhan metabolisme pada lokasi tersebut
satu kota di Jawa Barat dimana terdapat 10 sehingga menghambat proses perbaikan
persen penduduknya mengidap penyakit ulkus (Devi, 2015). Dampak sirkulasi yang
Diabetes Melitus (Tandra, 2008). buruk akan menyebabkan terjadinya kaki
Berdasarkan studi pendahuluan yang diabetik diawali oleh angiopati, neuropati,
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. dan infeksi.
Slamet Garut, jumlah pasien diabetes Masalah yang lain adalah
melitus yang di rawat di Ruang Rawat Inap penyembuhan luka yang lama yang
Bedah Dewasa periode Januari-Maret 2016 kemungkinan akan berakhir dengan
sebanyak 372 pasien dimana 126 pasien amputasi, hal ini akan berpengaruh pada

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 95


kualitas hidup serta meningkatnya angka buerger allen exercise dilakukan pada
kematian (Naburs-franssen & Kruseman, pasien DM tanpa ulkus dengan melihat
2005). Faktor yang penting dari masalah sirkulasi darah menggunakan alat Ankle
tersebut adalah lamanya penyembuhan luka brachial Index, mengingat salah satu
(Yotsu, 2014). Penyembuhan luka yang komplikasi yang sangat serius dari DM yaitu
lama mengakibatkan semakin lamanya masa ulkus kaki diabetik maka perlu dilakukan
rawat inap. Masalah kaki diabetik misalnya penelitian yang lebih spesifik yaitu untuk
ulserasi, infeksi, dan ganggren, merupakan mengetahui sirkulasi darah nilai Ankle
penyebab umum perawaatn di rumah sakit Brachial Indeks (ABI) pada pasien ulkus
bagi para penyandang DM, perawatan rutin kaki diabetik.
ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan Berdasarkan beberapa referensi dan
perawatan di rumah sakit membutuhkan kajian analisis, maka penting kiranya untuk
baiya perawatan yang sangat besar tiap dilakukan penelitian tentang pengaruh
tahun dan menjadi beban yang sangat besar burger allen exercise terhadap Ankle
dalam system pemeliharaan kesehatan. Brachial Index (ABI) pada pasien ulkus kaki
Salah satu intervensi keperawatan diabetik di RSUD Dr. Slamet Garut. Tujuan
dalam bentuk exercise yang dapat dari penelitian ini diketahuinya pengaruh
meningkatkan vaskularisasi ke arah perifer buerger allen exercise terhadap Ankle
adalah dengan buerger allen exercise Brachial Index (ABI) pada pasien dengan
(Buerger, 1926; Allen, 1930; Dalam Freire ulkus kaki diabetik di RSUD Dr. Slamet
G &Karina S, 2015). Dimana latihan Garut. Serta teridentifikasi waktu efektif
tersebut adalah system latihan untuk intervensi buerger allen exercise terhadap
insufisiensi arteri tungkai bawah dengan Ankle Brachial Indeks (ABI) pada pasien
menerapkan perubahan posisi gravitasi dan ulkus kaki diabetik.
muscle pump melalui penerapan gerakan
pergelangan kaki untuk kelancaran otot BAHAN DAN METODE
pembuluh darah. Proses perbaikan ulkus Penelitian ini menggunakan True
dipengaruhi oleh sirkulasi ke daerah ulkus. Eksperimental dengan metode studi pre dan
Keadekuatan sirkulasi perifer dapat dilihat post, Randomized Control Trial (RCT)
dari nilai Ankle Brachial Index (ABI), Pengukuran dilakukan penyamaran
Hasil studi sebelumnya melaporkan (blinding) dengan penyamaran double blind.
menurut bahwa buerger allen exercise subyek dialokasikan Populasi pada
terbukti meningkatkan sirkulasi local pada penelitian ini adalah semua pasien ulkus
PAOD, Post Operasi ortopedik dan pada kaki diabetik yang dirawat inap di Rumah
klien dengan permasalahan ginekologi. Sakit Umum dr Slamet Garut. Penelitian ini
Penelitian lain melaporkan bahwa buerger dilaksanakan dari tanggal 3 Mei sampai 11
allen exercise efektif meningkatkan nilai Juli 2017. Pengambilan sampel
Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien menggunakan rumus power analysis dengan
DM tipe 2. Namun pada penelitian ini teknik consecutive sampling. Jumlah sampel

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 96


sebanyak 54 responden yang dibagi menjadi asisten peneliti maka dilakukan uji kappa.
dua yaitu 27 untuk responden kelompok Keempat pelaksanaan penelitian dimulai
intervensi dan 27 untuk responden kelompok dengan melakukan pengecekan dan catatan
kontrol. Hasil penelitian ini diolah dengan medis untuk mencari subyek penelitian.
menggunakan program SPSS 19. Kelima memberikan informasi penelitian
Prosedur penelitian ini pertama kepada responden dengan jelas dan meminta
setelah lolos uji etik, membuat surat izin persetujuan pasien ulkus kaki diabetik untuk
yang di tujukan kepada KESBANGPOL menjadi responden. Keenam dengan
Garut dengan tembusan ke RSUD dr Slamet menggunakan random sampling asisten
Garut. Agar dapat mengambil data dan peneliti menentukan kelompok responden
mengobservasi pasien ulkus kaki diabetik (kelompok intervensi dan kelompok kontrol)
sebagai subyek penelitian. Kedua adalah sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Ketujuh
mempersiapkan instrumen yang digunakan melakukan kontrak dengan responden baik
untuk pengumpulan data berupa lembar kelompok intervensi maupun kelompok
standar operasional prosedur pelaksanaan kontrol untuk 5 hari kedepan.
buerger allen exercise dan pengukuran ABI, Latihan buerger allen exercise pada
kuesioner karakteristik responden, lembar kelompok intervensi selama 15 menit
observasi ABI, lembar observasi sensitivitas sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul
kaki, lembar observasi MUNGS, lembar 09.00 dan pukul 15.00. Sebelum dan
observasi pelaksanaan buerger allen sesudah dilakukan intervensi responden di
exercise, dan peralatan simple hand held ukur nilai Ankle Brachial Indeks (ABI)
vascular Doppler ultrasound probe, setiap hari pada hari ke- 1 sampai hari ke-5,
Spignomanometer, dan monofilament. pengukuran sensitifitas kaki dan perbaikan
Ketiga menentukan asisten peneliti dan luka dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-5.
peneliti menjelaskan, mengajarkan prosedur Pada proses penelitian kelompok kontrol
penelitian dan memeberikan protocol mendapatkan buerger allen exercise hanya
penelitian pada asisten peneliti kemudian saja dibedakan beradasrakan lama waktu
untuk menyamakan persepsi pada kedua pelakuan yaitu 3 menit.

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 97


HASIL
Table 1.
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Lama DM dan Lama Luka, Riwayat
Hipertensi, Merokok, Lokasi Luka.Pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik Di RSUD dr. Slamet
Garut

Intervensi Kontrol n (%) P-Value


Variabel Mean ± SD f(%) Mean ± SD f(%)
(Min-Max) (Min-Max)
Umur (Tahun) 52± 6.84 (33-65) 50 ± 4.75 (41-65) 0.192
Lama DM (Tahun) 6 ± 1.64 (4-10) 4± 1.09 (3-7) 0.001
Lama Luka (Hari) 10 ± 2.57 (7-14) 7 ± 1.09 (5-10) 0,005
a. Riwayat Hipertensi
Ya 17 (63) 20(37) 37(74)
Tidak 10 (37) 7(26) 17(26)
b. Merokok
Ya 15(56) 14(52) 29(52)
Tidak 12(44) 13(48) 2548)
c. Lokasi Luka
Jari Kaki 15(57) 13 28(48)
Punggung Kaki 8(15) 9 17(18)
Telapak Kaki 4(30) 5 9(33)

Responden pada kelompok berdasarkan lama menderita luka 7 hari


intervensi berdasarkan usia rata-rata 52 sedangkan pada kelompok kontrol 5 hari.
tahun, sedangkan pada kelompok kontrol 50 Responden dengan riwayat hipertensi
tahun. Responden pada kelompok intervensi terbanyak adalah 37 (74%). Menurut
berdasarkan rata-rata lama DM 6 tahun kebiasaan merokok, sebanyak 29 (52%).
sedangkan pada kelompok kontrol 4 tahun Sedangkan menurut lkasi luka terbanyak
dan responden pada kelompok intervensi pada jari kaki 28 (48%).

Tabel 2.
Perbedaan Nilai ABI, Nilai Sensitivitas dan Skor MUNGS Sebelum Dan Setelah Perlakuan
Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Di RSUD dr. Slamet Garut

Variabel Intervensi Kontrol


Mean ± SD P Value Mean ± SD P-Value
ABI 0.00 0.381
Pre 0.8 ± 0.10 0,8 ± 0.07
post 1.1 ± 0.09 0.8 ± 0.07
Sensitifitas Kaki 0.00 0.06
Pre 7.4 ± 1.62 7.6 ± 1.00
Post 7.9 ± 1.73 7.8 ± 0.97
Skor MUNGS 0.00 0.57
Pre 12.6 ± 1.98 11.7 ± 2.28
Post 10.4 ± 2.86 11.5 ± 3.0

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 98


Berdasarkan analisis tabel 2 sensitifitas kaki sebelum dan sebelum
didapatkan hasil terdapat perbedaan rerata diberikan buerger allen exercise dengan
nilai ABI yang bermakna sebelum dan nilai P Value 0.06
setelah 5 hari diberikan buerger allen Ada perbedaan skor MUNGS
exercsise pada kelompok intervensi dengan sebelum dan setelah di berikan buerger allen
nilai P Value 0.00, sedangkan pada exercise selama 5 hari pada kelompok
kelompok kontrol tidak ada perbedaan nilai intervensi dengan P Value 0.00, sedangkan
ABI sebelum dan setelah diberikan buerger pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan
allen exercise dengan P Value 0.38. skor MUNGS sebelum dan setelah
Ada perbedaan Sensitifitas kaki diberikannya buerger allen exercise dengan
sebelum dan setelah di berikan buerger allen nilai P Value 0.57.
exercise selama 5 hari pada kelompok
intervensi dengan P Value 0.00, sedangkan
pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan

Tabel 3.
Perbedaan Selisih Nilai ABI, Sensitivitas Kaki Dan Skor MUNGS Antara Kelompok
Intervensi Dan Kontrol Setelah Diberikan Buerger Allen Exercise Di RSUD Dr. Slamet Garut

Variabel Intervensi P Value


Mean Difference
ABI 0.1148 0.00
Sensitifita Kaki 0.185 0.16
Skor MUNGS -1.963 0.00

Berdasarkan hasil analisis tabel 3 Dapat disimpulkan bahwa setelah perlakuan


didapatkan selisih rata-rata nilai ABI pada kelompok intervensi dan kontrol
kelompok intervensi dan kontrol setelah meskipun terdapat perbedaan selisih rata-
perlakuan 0.1148 dengan taraf signifikansi rata nilai sensitifitas kaki antara kedua
0.00 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Dapat kelompok, namun perbedaan tersebut bukan
disimpulkan bahwa setelah perlakuan merupakan perbedaan yang signifikan.
terlihat bahwa selisih rata-rata nilai ABI Selisih rata-rata skore MUNGS
pada kelompok intervensi lebih tinggi dari kelompok intervensi dan kontrol setelah
pada selisih rata-rata ABI kelompok kontrol. perlakuan -1.963 dengan taraf signifikansi
Jadi, selisih rata-rata nilai ABI kelompok 0.00 yang berarti lebih kecil dari 0.05 dapat
intervensi berbeda secara signifikan dengan disimpulkan bahwa setelah perlakuan
selisih rata-rata nilai ABI kelompok kontrol. terlihat bahwa selisih rata-rata skore
Selisih rata-rata nilai sensitifitas kaki perbaikan luka pada kelompok intervensi
kelompok intervensi dan kontrol setelah lebih tinggi dari pada selisih rata-rata
perlakuan 0.185 dengan taraf signifikansi perbaikan luka kelompok kontrol. Jadi,
0.16 yang berarti lebih besar dari 0.05. selisih rata-rata nilai perbaikan luka

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 99


kelompok intervensi berbeda secara perbaikan luka kelompok kontrol.
signifikan dengan selisih rata-rata skore

Grafik 1. Tren Perubahan Nilai ABI Antara Kelompok Intervensi Dan


Kelompok Kontrol Pada Pengukuran 1-5

pengukuran hari ke 1 sampai hari ke 5. Pada


kelompok intervensi terdapat tren perubahan
yang meningkat dari pengukuran 1 sampai
4, akan tetapi perubahan tersebut belum
mencapai titik optimum, perubahan
peningkatan ABI yang normal ini dilihta
dari grafik yang mengalami penurunan pada
pengukuran ke 5 belum tampak garis yang
datar. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan
Berdasarkan hasil grafik 1 tersebut 5 hari waktu penilitan belum ditemukan titik
dapat dilihat tren perubahan nilai ABI antara optimum pelaksanaan buerger allen exercise
kelompok intervensi dan kontrol mulai dari terhadap nilai ankle brachial indeks (ABI).

PEMBAHASAN kronik jangka panjang, baik makrovaskuler


Karakteristik Responden. Hasil maupun mikrovaskuler salah satunya ulkus
penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata diabetik.
responden pada usia 52 tahun. Sejalan Hasil penelitian menunjukan bahwa
dengan hasil penelitiann Prastica, Sugiarto rata-rata responden dengan lama DM 6
(2013) bahwa ulkus diabetikum dapat terjadi tahun. Penderita dengan lama DM ≥ 5 tahun
pada usia ≥ 50 tahun dan lebih rentan mempunyai risiko besar terjadinya
terkena ulkus diabetik. Diperkuat oleh hasil komplikasi, salah satunya adalah neuropati.
penelitian Trisnawati & Setyorogo (2013), Neuropati sensorik menyebabkan kerusakan
yang menunjukkan adanya hubungan yang pada saraf yang menyebabkan saraf tidak
signifikan antara umur dengan kejadian DM dapat merespon rangsangan dari luar.
pada kelompok umur ≥45 tahun hal tersebut Hilangnya sensasi perasa pada penderita
disebabkan karena peoses aging dimana DM menyebabkan penderita tidak dapat
fungsi fisiologis tubuh seperti penurunan menyadari bawah ekstremitasnya terluka
sekresi atau resistensi insulin, sehingga dan menimbulkan terjadinya ulkus. Hasil
kemampuan fungsi tubuh terhadap penelitian yang dilakukan Ira (2014).
pengendalian glukosa darah yang tinggi Diperkuat dengan penelitian Clayton (2009)
kurang optimal. Kadar gula darah yang tidak bahwa lamanya waktu seseorang menderita
terkontrol akan mengakibatkan komplikasi DM dapat memperberat resiko komplikasi

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 100


diabetes melitus salah satunya adalah darah, gangguan koogulasi dan fibrinolysis
komplikasi berupa ulkus kaki diabetik. serta inflamasi persisten, sehingga akan
Hasil penelitian menunjukan bahwa merusak pembuluh darah dan menyebabkan
pada kelompok intervensi rata-rata lesi pada endotel yang selanjutnya akan
mengalami luka selama 4 -14 hari. Sebagian terjadi makroangiopati dan hipoksia jaringan
besar responden mengalami luka diatas 10 yang akan membentuk ulkus diabetik
hari oleh sebab itu lama nya luka akan (Frykberg,2002).
berpengaruh terhadap kondisi luka dan Berdasarkan hasil penelitian dari 54
proses percepatan penyembuhan luka. responden didapatkan yang merokok 29
Penyembuhan luka dipengaruhi oleh (52%). Galvani et al., (2016) melaporkan
sirkulasi perifer yang ditandai dengan bahwa semakin lama merokok maka
menurunnya nilai ankle brachial indeks semakin rendah nilai ABI pada penderita
(ABI). Sejalan dengan penelitian kistiani, DM tipe 2. Merokok dapat meningkatkan
(2015) bahwa terdapat hubungan bermakna resiko aterosklerosis karena dengan
antara ABI dengan keparahan ulkus. Makin merokok akan merusak dinding pembuluh
rendah nilai ABI maka nilai keparahan ulkus darah. Nikotin yang terkandung dalam asap
semakin besar. rokok akan merangsang hormon adrenalin
Hasil penelitian ini menunjukan yang akibatnya akan mengubah metabolism
bahwa dari 54 responden penelitian yang lemak dimana kadar HDL akan menurun.
memiliki riwayat hipertensi sebanyak 37 Adrenalin juga akan menyebabkan
(68.5%), sedangkan yang tidak memiliki perangsangan kerja jantung dan
riwayat hipertensi sebanyak 17 (31.5%). penyempitan pembuluh darah (spasme).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Disamping itu adrenalin akan menyebabkan
Thendria, (2014) Terdapat hubungan yang terjadinya pengelompokan trombosit
bermakna antara hipertensi dan PAP sehingga semua proses penyempitan akan
berdasarkan nilai ABI. Hipertensi terjadi (Kusmana, 2007 dalam Aviani,
berhubungan dengan penyakit arteri perifer 2016). Menurut analisis peneliti, bahwa
berdasarkan nilai ankle-brachial index. seseorang dengan kebiasaan merokok maka
Hipertensi dapat mempengaruhi dampak dari nikotin yang terkandung dalam
vaskularisasi perifer melalui perannya dalam rokok akan menyebabkan kerusakan atau
perkembangan aterosklerosis. Hipertensi penyempitan pembuluh darah yang
merupakan faktor resiko terjadinya mempermudah terjadinya aterosklerosis
aterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi darah ke perifer terganggu. Sehingga akan
menyebabkan arteri berdilatasi dan teregang menurunkan nilai ABI dan beresiko
berlebihan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya ulkus kaki diabetik.
cedera pada endotel. Berdasarkan hasil penelitian
Disfungsi endotel menyebabkan responden yang mengalami luka pada jari
abnormalitas tonus otot polos pembuluh kaki sebanyak 28 (51,8%). Gangguan
darah, proliferasi sel otot polos pembuluh neuropati dan vaskular merupakan faktor

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 101


utama yang berkonstribusi terhadap kejadian exercise. Sedangkan pada kelompok kontrol
luka, luka yang terjadi pada pasien diabetes tidak adanya perbedaan nilai ABI sebelum
berkaitan dengan adanya pengaruh saraf dan sesudah dilakukan buerger allen
yang terdapat pada kaki yang dikenal exercise. Hal tersebut sejalan dengan
dengan nuropati perifer, selain itu pada penelitian Chang-Cheng, Chang MD, At all,
pasien diabetes juga mengalami gangguan (2012) bahwa buerger allen exercise efektif
sirkulasi, gangguan sirkulasi ini meningkatkan skinn perfusion pressure, dan
berhubungan dengan peripheral vascular dukung oleh hasil penelitian Mellisha,
diseases yang ditandai dengan menurunnya (2016) Hasil dari penelitian ini
nilai ABI. menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
Efek dari sirkulasi inilah yang signifikan buerger allen exercise terhadap
mengakibatkan kerusakan pada saraf-saraf perfusi ektrimitas bawah.
kaki. Diabetik neuropati berdampak pada Buerger allen exercise terbukti dapat
sistem saraf autonomi yang mengontrol otot- meningkatkan sirkulasi perifer melalui
otot halus, kelenjar dan organ viseral. gabungan antara muscle pump dan
Dengan adanya gangguan pada saraf perubahan gravitasi. Muscle pump adalah
autonomi berpengaruh pada perubahan tonus suatu tekhnik atau cara pompa muscular
otot yang menyebabkan gangguan sirkulasi yang dapat meningkatkan sirkulasi
darah sehingga kebutuhan nutrisi dan pembuluh darah perifer. Dengan cara
metabolisme di area tersebut tidak tercukupi menggerakan daerah dan pembuluh darah
dan tidak dapat mencapai daerah tepi atau yang mengalir pada (tuba) sehingga aliran
perifer. Efek ini mengakibatkan gangguan darah ke jantung dank ke seluruh tubuh
pada kulit yang menjadi kering dan mudah menjadi lancer, ini dikarenakan adanya
rusak sehingga mudah untuk terjadi luka dan kekuatan memompa dari otot kaki terhadap
infeksi khusunya pada jari-jari kaki. (Chuan, tekanan aliran darah dari pangkal ke ujung
et al., 2015; Frykberg, et al., 2006; Rowe, (Sloane, E.2003).
2015; Syabariyah, 2015). Kerusakan pada Adanya perbedaan nilai sensitifitas
saraf perifer lebih sering terjadi pada. kaki sebelum dan setelah dilakukan buerger
Kerusakan dimulai dari jempol kaki, jari-jari allen exercise pada kelompok intervensi.
kaki serta berlanjut hingga telapak kaki. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
Perbedaan Nilai Ankle Brachial adanya perbedaan nilai sensitifitas kaki
Indeks (ABI), sensitivitas kaki, skor sebelum dan setelah diberikaan perlakuan.
MUNGS Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Buerger allen exercise berpengaruh terhadap
Buerger Allen Exercise Pada Kelompok sirkulasi darah perifer. Sejalan dengan
Intervensi Dan Kelompok Kontrol. penelitian Jemcy John and A. Rathiga
Hasil penelitian ini menunjukan (2015).
bahwa adanya perbedaan yang signifikan Hasil penelitian ini menunujukan
nilai ABI pada kelompok intervensi sebelum bahwa ada pengaruh yang signifikan
dan setelah dilakukan buerger allen buerger allen exercise terhadap perfusi

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 102


ekstremitas bawah. Neuropati diabetik sebelum dan setelah dilakukan buerger
adalah komplikasi kronis yang paling sering allen exercise.
ditemukan pada pasien diabetes melitus. Buerger allen exercise efektif
Kondisi pada neuropati sensorik yang terjadi meningkatkan nilai ABI, Bryant dan Nix
adalah kerusakan saraf sensoris. Kerusakan (2007) menyatakan bahwa adanya ganguan
serabut saraf tipe C berperan dalam analisis pada pembuluh arteri perifer pada
sensasi nyeri dan suhu. Kerusakan pada penyandang DM dapat mengalami ulkus
saraf ini akan menyebabkan kehilangan kaki diabetik yang disebabkan oleh
sensasi protektif. Ambang nyeri akan bendungan akibat aliran statis pada vena,
meningkat dan menyebabkan trauma dengan dilakukannya buerger allen exercise
berulang pada kaki. Neuropati perifer dapat maka terjadi kontraksi dan relaksasi otot-
dideteksi dengan hilangnya sensasi terhadap otot ekstremitas bawah. Gerakan dorsofleksi
10 gr nylon monofilament pada 2-3 tempat adalah dengan menggerakkan telapak kaki
pada kaki. ke arah tubuh bagian atas sedangkan
Dengan dilakukannya buerger allen gerakan plantar fleksi adalah dengan
exercise maka akan melancarakan peredaran menggerakkan telapak kaki ke arah bawah
darah kebagian perifer yang akhirnya akan akan meningkatkan sirkulasi darah ke
meningkatkan nilai sensitifitas kaki (Selmar perifer dan akan mempercepat proses
Mellisha, 2016). Menurut penulis, aktivitas penyembuhan luka karena proses
fisik khususnya buerger allen exercise akan penyembuhan luka salah satunya
membantu meningkatkan aliran darah di dipengaruhi oleh sirkulasi yang membawa
daerah kaki sehingga akan membantu oksigen dan nutrsi. lancarnya aliran darah ke
menstimuli syaraf-syarat kaki dalam perifer sangatlah penting khususnya pada
menerima rangsang. Hal ini akan pasien ulkus kaki diabetik, karena
meningkatkan sensitivitas kaki terutama berhubungan dengan peningkatan proses
pada penderita ulkus kaki diabetik. penyembuhan luka. Dengan meningkatnya
Adanya perbedaan skore perbaikan vaskularisasi Nilai ABI maka akan
luka sebelum dan setelah dilakukan tindakan mempercepat proses penyembuhan luka.
buerger allen exercise pada kelompok Perbedaan Selisih Rata-Rata Nilai
intervensi, sedangkan pada kelompok ABI, Sensitivitas kaki dan skore MUNGS
kontrol tidak adanya perbedaan skore Setelah Dilakukan Buerger Allen Exercise
perbaikan luka sebelum dan setelah Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok
dilakukan buerger allen exercise. intervensi
Hasil penelitian ini menunjukan Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa adanya perbedaan skor MUNGS bahwa adanya perbedaan selisih rata-rata
sebelum dan setelah dilakukan tindakan nilai ABI setelah di berikan buerger allen
buerger allen exercise pada kelompok exercise antara kelompok kontrol dan
intervensi sedangkan pada kelompok kontrol itervensi dengan ditunjukan dengan nilai p
tidak adanya perbedaan skor MUNGS value 0.00, Sejalan dengan penelitian

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 103


Mellisha. S (2016) efek dari burger allen Penelitian oleh Giacomozzi, D'Ambrogi,
exercise yaitu meningkatkan sirkulasi darah Cesinaro, Macellari dan Uccioli (2008)
perifer. Efek positif adalah meningkatkan menyatakan selain memperbaiki sirkulasi
aliran darah kemampuan berjalan, periulkus, latihan fisik yang melibatkan
mengurangi nekrosis, mengurangi emboli kontraksi otot ini juga dapat menurunkan
vena, rasa sakit, pembengkakan dan tekanan kaki bagian plantar pada pasien
sianosis. Keadekuatan sirkulasi perifer dapat ulkus diabetik.
dilihat dari nilai Ankle Brachial Index Buerger allen exercise ini
(ABI), buerger allen exercise efektif mengkombinasikan antara teknik muscle
meningkatkan sirkulasi perifer dimana pump dan gaya gravitasi dimana Perubahan
latihan tersebut adalah system latihan untuk gravitasi mempengaruhi pendistribusian
insufisiensi arteri tungkai bawah dengan cairan dalam tubuh dengan cara membantu
menerapkan perubahan posisi gravitasi dan secara bergantian pembuluh darah untuk
muscle pump melalui penerapan gerakan mengosongkan dan mengisi kolom darah,
pergelangan kaki untuk kelancaran otot yang akhirnya dapat meningkatkan
pembuluh darah. transportasi darah melalui pembuluh darah
Bryant and Nix (2007) menyatakan (Jackson, 1972; dalam Freire G & Karina S,
bahwa adanya ganguan pada pembuluh 2015). Pada posisi berdiri akan
arteri perifer pada penyandang DM yang mengarahkan volume darah bergeser ke arah
mengalami ulkus kaki diabetik yang splanchnic, panggul dan pembuluh darah
disebabkan oleh bendungan akibat aliran kaki. Hal ini dikarenakan adanya gravitasi
stasis pada vena yang timbul akibat fungsi terhadap perubahan postural mengakibatkan
fisiologi pengembalian darah dari pergeseran cairan (Gisolf, 2005). hasil
ekstremitas bawah menuju jantung penelitian ini sejalan dengan Penelitian
terganggu. Kontraksi yang efektif pada otot- selanjutnya yang dilakukan oleh
otot ekstremitas diperlukan dengan Hemavathy.V (2014) menyatakan bahwa
melakukan gerakan dorsofleksi rutin sebesar buerger allen exercise efektif pada
90° pada bagian ankle. Muscle pump pada penyembuhan ulkus kaki diabetik. Menurut
bagian ankle meliputi dua gerakan yaitu analisis peneliti, buerger allen exercise
gerakan dorsofleksi dan plantarfleksi yang dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh
diharapkan terjadi kontraksi dan relaksasi darah perifer dengan tehnik perubahan
otot-otot ekstremitas bawah. Pada pasien gravitasi pada ekstremitas bawah disersertai
ulkus kaki diabetik yang mengalami melakukan kontarski otot melalui gerakan
penurunan nilai ABI harus dilakukan latihan aktif dari pergelangan kaki untuk
fisik ini, sehingga muscle pump dapat melancarkan otot pembuluh darah.
memfasilitasi difusi oksigen dan nutrisi pada Hasil penelitian ini membuktikan
area ekstremitas bawah. Sehingga dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
lancarnya sirkulasi pada luka diharapakan ada pengaruh buerger allen exercise
akan mempercepat proses perbaikan luka. terhadap ABI pada pasien ulkus kaki

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 104


diabetik yang dibuktikan dengan adanya pasien sudah mengalami neuropati,
perbedaan yang bermakna selisih rata-rat Diperkuat dengan penelitian Clayton (2009)
nilai ABI antara kelompok intervensi dan bahwa lamanya waktu seseorang menderita
kelompok kontrol. Pada akhirnya dapat DM dapat memperberat resiko komplikasi
disimpulkan bahwa buerger allen exercise diabetes melitus salah satunya adalah
dapat meningkatkan ABI pasien ulkus kaki komplikasi berupa ulkus kaki diabetik.
diabetic Pada hasil penelitian ada perbedaan
Hasil penelitian ini menunjukan selisih rata-rata skor perbaikan luka setelah
bahwa tidak adanya perbedaan selisih rata- dilakukan buerger allen exercise antara
rata nilai sensitifitas kaki antara kelompok kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
intervensi dan kelompok kontrol. Hal Hal tersebut sejalan dengan penelitian
tersebut disebabkan pada baseline data Vijaybarathi (2014) melaporkan bahwa
karakteristik responden di lama luka dan buerger allen exercise efektif terhadap
lama menyandang DM adanya perbedaan proses penyembuhan luka dimana pada
antara kelompok kontrol dan intervensi, kelompok intervensi 24,6% menunjukan
dimana lama menyandang DM pada proses perbaikan luka, sedangkan pada
kelompok intervensi yaitu rata-rata > 5 kelompok kontrol hanya 5,3% menunjukan
tahun sedangkan pada kelompok kontrol < penyembuhan luka di dukung oleh
dari 5 tahun, Didukung dengan hasil penelitian Kristiani, (2017) semakin rendah
penelitian (Jue Li, et al 2007 didalam nilai ABI, akan mengakibatkan semakin
Galvani et al., 2016) bahwa ada pengaruh meningkat pula keparahan ulkus kaki
lama DM terhadap nilai ABI (Kins, 2011). diabetik. Makin rendah nilai ABI maka nilai
Price & Wilson (2005) mengatakan bahwa keparahan ulkus semakin besar. Gangguan
terdapat hubungan yang kuat antara lama sirkulasi akan menghambat aktivitas
menderita DM dan gangguan sirkulasi neutrophil dan makrofag untuk melawan
perifer, kadar gula di dalam darah yang bakteri. Penatalaksanaan ulkus diabetik
tinggi secara terus menerus dapat merubah diperlukan agar fase penyembuhan ulkus
dan merusak jaringan pembuluh darah. dapat difasilitasi dengan baik. Terdapat tiga
Semakin lama DM maka semakin besar prinsip utama manajemen ulkus diabetik
resiko komplikasi terjadi, baik itu yaitu debridement, off-loading, dan kontrol
komplikasi mikro vaskuler maupun makro infeksi (Jeffcoate, 2003; Delmas, 2006;
vaskuler, apabila glukosa darah tidak Kruse, 2006; Clayton, 2009) dan istirahat
terkontrol dengan baik dan berlagsung diatas (Frykberg, 2002; Cavanagh, 2005). Lebih
5 tahun maka akan melemahkan dan lanjut Frykberg (2002) dan Simon, et al
merusak dinding darah kapiler yang (2004) menambahkan buerger allen exercise
memberi makan ke syaraf sehingga terjadi pada pasien ulkus sebagai salah satu
neuropati perifer yang ditandai dengan manajemen ulkus kaki diabetik. Buerger
penurunan sensitifitas kaki Ira (2014). allen ini merupakan exercise yang
Responden dalam penelitian ini seluruh menggabungkan antara mucle pump dan

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 105


gravitasi sehingga mengurangi off loading diabetik. Manfaat terapi tetap diperoleh
pada daerah ulkus sehingga akan responden dengan ABI yang normal untuk
memperlancar sirkulasi perifer, lancarnya mempertahankan ABI dalam kondisi yang
aliran darah ke perifer sangatlah penting normal. Menurut analisis peneliti Hasil
khususnya pada ulkus kaki diabetik, karena penelitian terhadap waktu efektif pemberian
berhubungan dengan peningkatan proses buerger allen exercise dalam penelitian ini
penyembuhan luka. Dengan meningkatnya dapat dijelaskan berdasarkan tahap
vaskularisasi Nilai ABI maka akan pengukuran 1-5 pada masing-masing grafik
mempercepat proses penyembuhan luka. plot. Pada tahapan pengukuran 1-4 masih
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tetap tampak terjadinya peningkatan nilai
dengan efektinya buerger allen exercise ABI.
dalam meningkatkan ABI maka akan Namun pada pengukuran ke-5
meningkatkan sirkulasi status vaskular yang terjadinya penurunan pada grafik plot
buruk sehingga meningkatkan suplai nutrisi tersebut bisa disebabkan karena pasien yang
dan oksigen pada area luka serta dapat dirawat di rumah sakit tidak semuanya
mempercepat proses perbaikan luka. istirahat total (bedrest). Kondisi ini
Waktu Efektif pelaksanaan buerger memungkinkan sekali pasien untuk turun
allen exercise terhadap ankle brachial index dari tempat tidur (misalnya ke kamar mandi,
(ABI) pada pasien ulkus kaki diabetic. dan atau berjalan-jalan didepan ruang rawat)
Pada pembahasan sebelumnya telah menggunakan kaki yang merupakan salah
terbukti bahwa buerger allen exercise satu bentuk gerakan kaki yang sederhana,
efektif terhadap peningkatan ankle ABI. sehingga memungkinkan memepengaruhi
Selanjutnya pada analisis multivariat ABI. kemudian dilapanagna ditemui
MANOVA dengan metode GLM-RM beberapa pasien mengemukakan kelelah dan
diperoleh hasil pada pengukuran pre-test merasa mulai jenuh dengan intervensi yang
sampai pengukuran post test IV diperoleh diberikan. Dapat disimpulkan dalam
hasil yang signifikan atau p value < 0.05, penelitian pelaksanaan buerger allen
Bahwa buerger allen exercise yang exercise ini belum mencapai titik optimum
diberikan bertujuan memperbaiki sirkulasi dalam meningkatkan ABI. Beberapa
atau dalam hal ini ABI. Harapannya dengan penelitian berikut yang memberikan
ABI yang baik (0.9-1.3) secara tidak intervensi dalam bentuk latihan kaki dapat
langsung membantu proses penyembuhan mendukung penelitian buerger allen
luka pada pasien ulkus kaki diabetik. exercise ini dari segi efektifnya pemberian
Penelitian tentang hubungan ABI dengan suatu latihan kaki, akan tetapi pada
keparahan ulkus kaki diabetik telah penelitian-penelitian terebut belum ada yang
dilakukan oleh Kristiani, (2017) yang meneliti tentang waktu efektif pemberian
melaporkan bahwa semakin rendah nilai suatu latihan kaki dalam meningkatkan nilai
ABI, akan mengakibatkan semakin ABI. Penelitian yang dilakukan oleh
meningkat pula keparahan ulkus kaki Wahyuni dan Arisfa (2016) yang yaitu

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 106


dengan melakukan senam kaki selama tiga dapat dicapai pasien apabila dia mengetahui
hari berurut-turut efektif meningkatkan nilai dan dapat melakukan perawatan yang tepat
ABI sebelum dan setelah perlakuan. Di sesuai dengan kondisi dirinya sendiri.
dukung oleh hasil penelitian Dewi, Sumarni Perawat menurut teori self-care berperan
dan Sundari (2013) pengaruh senam DM sebagi pendukung atau pendidik bagi pasien
terhadap ABI pada 2 kelompok yaitu (Tomey & Alligood, 2014). Oleh karena itu
kelompok yang melakukan senam aerobik 3 dalam penelitian ini selain memberikan
kali berturut-turut dalam 1 bulan dan terapi kolaboratif, perawat dapat
kelompok yang melakukan senam aerobik 1- memberikan intervensi keperawatan pada
2 kali dalam sebulan secara tidak berturut- pasien ulkus kaki diabetik selama di rawat di
turut dengan hasil penelitian ada pengaruh RS dengan memberikan edukasi dan
antara senam DM terhadap ABI dengan rata- mengajarkan teknik buerger allen exercise,
rata nilai ABI pada kelompok ke 1 lebih dimana latihan tersebut bertujuan
tinggi dibanding pada kelompok ke 2. melancarkan vaskularisai perifer sehingga
Penelitian tersebut mendukung meningkatkan nilai ABI dan mempercepat
penelitian Buerger Allen Exercise pada proses penyembuhan luka. Diharapkan
pasien ulku kaki diabetik salah satunya dari setelah pulang dari RS pasien dapat
segi waktu pelaksaan intervensi yaitu selama melakukan secara mandiri latihan tersebut
4 hari berturut-turut nilai ABI mengalami
peningkatan. Dalam penelitian ini, buerger KESIMPULAN
allen exercise dilakukan 2 kali dalam sehari 1. Karakteristik responden rerata usia adalah
selama 5 hari berturut-turut dan terdapat 52 tahun, Lama DM 6 tahun dan lama
peningkatan nilai ABI akan tetapi belum luka 7 hari, responden pada peneltian ini
diketahuinya waktu optimum dari intervensi mayoritas memiliki riwayat hipertensi
buerger allen exercise terhadap nilai Ankle sebanyak 37 (74%) orang, merokok 29
Brachial Indeks (ABI). (52%) orang dan memiliki luka paling
Buerger allen exercise merupakan banyak pada daerah jari-jari kaki 28
latihan yang mudah untuk diajarkan kepada (48%).
pasien dalam rangka meningkatkan 2. Diketahui bahwa adanya perbedaan rerata
kemandirian pasien dalam mengatasi nilai ABI, sensitifitas kaki dan kondisi
masalah kesehatannya. Perawat berperan luka sebelum dan setelah di berikan
dalam memfasilitasi kemandirian pasien, hal buerger allen exercise pada kelompok
ini sesuai dengan konsep self-care Orem. intervensi sedangkan pada kelompok
Menurut teori self-care Orem, pasien kontrol tidak adanya perbedaan nilai ABI,
dipandang sebagai individu yang memiliki sensitifitas kaki dan nilai perbaikan luka
potensi untuk merawat dirinya sendiri dalam sebelum dan setelah di berikan buerger
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara allen exercise.
kesehatan, dan mencapai kesejahteraan. 3. Adanya perbedaan selisih rata-rata nilai
Kesejahteran atau kesehatan yang optimal ABI dan skor MUNGS setelah di berikan

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 107


buerger allen exercise antara kelompok dan lama luka dan menambah waktu
kontrol dan intervensi ditunjukan dengan penelitian untuk bisa melihat
nilai p value 0.00, sedangkan untuk perbaikan luka dan sensitifitas kaki.
variable sensitifitas kaki tidak adanya c. Diharapkan pada saat observasi pre-
perbedaan selisih rata-rata setelah post pengukuran sebaiknya tidak
diberiakan buerger allen exercise antara diberikan rentang waktu dari pagi
kelompok kontrol dan kelompok hingga sore untuk meminimalisir
intervensi. terjadinya bias. Diharapkan dalam
4. Diperoleh hasil pengukuran multivariat melakukan observasi pre intervensi
dengan menggunakan uji Pillail’s untuk dan post intervensi tidak diberikan
pengukuran satu sampai pengukuran jarak dari pagi hingga sore hari untuk
kelima, didapatkan nilai p value <0.05, meminimalkan terjadinya bias pada
artinya terdapat perbedaan yang penelitian yang dikarenakan jarak dari
signifikan antara pengukuran nilai ABI pagi hingga sore memungkinkan
sebelum dan setelah perlakuan buerger responden untuk melakukan exercise
allen exercise. Namun belum lebih dari 2 kali dan memungkinkan
didapatkannya waktu optium buerger responden melakukan exercise selain
allen exercise terhadap niali ankle buerger allen. Dengan mengurangi
brachial indeks (ABI). frekuensi latihan menjadi 1 hari sekali
dengan menambah lama hai
SARAN intervensi untuk meminimalisir bias
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hasil penelitian.
buerger allen exercise dengan efektif
meningkatkan ABI. Sehingga dapat DAFTAR PUSTAKA
dijadikan salah satu terapi tambahan pada Ariyanti, M. (2012). Peningkatan self
penatalaksanaan keperawatan mandiri empowerment penderita diabetes
pada pasien ulkus kaki diabetik. mellitus tipe 2 dengan pendekatan
2. Bagi peneliti selanjutnya: diabetes self management
a. Diharapkan menindak lanjuti education (DSME) di Puskesmas
penelitian ini dengan menambah Kebonsari Surabaya. Di akses
menambahkan waktu pelaksanaan Tanggal 12 Maret 2017 dari
intervensi terapi buerger allen http://www.unair.jornals.com.
exercise lebih dari satu minggu American Diabetes Association. (2015).
dengan harapan menemukan waktu Diagnosis &classifi cation of
optimal pemberian intervensi dan Diabetes mellitus. Care Diabetes
terlihat adanya perbaikan luka dan Journal. 35(1):64-71
sensitifitas kaki. Bryant, R.A., & Nix. (2007). Acute &
b. Diharapkan menambah kriteria chronic wounds current
inklusi dalam lama menderita DM management concept. 3rd Burns N.,

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 108


& Grove S.K., (2005). The practice A 70 Anos Que Presentan Venas
of nursing research, conduct, Varicosas Ggrado 1 Y 2 Que
critique and utilization. St. Louis Acuden Al Centro Eco-Laser De
Missouri USA: Elsevier Saunders. Varices Y Ulceras E Instituto De
edition. USA: Mosby Elsevier Trombosis Benalcazar En La
Chang. C, F., Chang, C-C and Chen, M, Y; Ciudad de Latacunga. Carrera de
(2015). Effect of buergers’s Terapia Fisica. Universidad
exercices on improving peripheral technica Ambato Facultadde
circulation: A Systematic Review. Ciencias De La Salud. Di
Open Jurnal of Nursing, 5, 120- akses4Februari2016.http://repo.uta.
128. Diakses 23 Januari 2017: edu.ec/bitstream/123456789/10000/
httpp://www.scrip.org/journal/paper 1/Guanopatin%20Freire%20Silvan
download.aspx?paperID-53876&. a%20Karina.pdf
Clayton W, Elasy TA., 2009. A Review of Fryberg, R.G. Zgons, T. Amstrong, D.G.,
The Pathophysiology, Driver, V.R., Giurini, J.M, Kravittz,
Classification, And Treatment of Landsman., Et Al (2006), Clinical
Foot Ulcers in Diabetic Patients. Practice Guidelines (2006
Clin Diabetes. 27(2):52-58. Revition). The Journal Of Foot And
Devi. R, (2015). Pengaruh Latihan Range Of Ankle, 45(5) S1=S66 Di akses
Motion (Rom) Ektrimitas Bawah tanggal 25 Februari 2017.
Terhadap Perbaikan Ulkus Kaki Giacomozzi, C., D'Ambrogi, E., Cesinaro,
Diabetik Pada Psien Diabetes S., Macellari, V., & Uccioli., L.
Melitus Tipe 2 Di Ruang Rawat (2008). Muscle performance and
Inap Bedah Dewasa Rumah Sakit ankle joint mobility in long term
Umum Daerah Kabupaten Ciamis. patients with diabetes. BMC
Diakses pada tanggal 22 Jnuari musculoskeletal disorders, 99 (9).
2017. IDF. (2013). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition,
http://lppmstikeskarsahusada.ac.id/ International Diabetes Federation
wp-content/uploads/2016/06/5.- 2013.http://www.idf.org/sites/defau
Devi-jpg.pdf lt/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf
Ferawati, Ira., 2014, Faktor-Faktor yang diakses tanggal 4 Februari 2017.
Mempengaruhi Terjadinya Ulkus Jemcy John and A. Rathiga, 2015.
Diabetikum pada Pasien DM Tipe 2 Effectiveness of Buerger Allen
di RSUD Prof. Dr. Margono Exercise to Improve the Lower
Soekarjo, skripsi, Ilmu Extremity Perfusion among
Keperawatan Universitas Jenderal Patients with Type 2 Diabetes
Soedirman, Purwokerto. Mellitus. International Journal of
Freire G & Karina S, (2015). Ejercicios De
Buerguer Allen En Pacientes de 40

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice |


109
Current Research and Academic Wahyuni & Arisfa (2015). Senam Kaki
Review. Diakses 2 februari 2017. Diabetik Efektif Meningkatkan
Kristiani, A. L., Sumangkut, R. M., Ankle Brachial Index Pasien
Limpeleh, H. P., Bedah, B., Bagian, Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
S., Vaskuler, B., & Prof, R. (2015). IPTEK Terapan 9 (2) (2015).
Hubungan Ankle Brachial Index Diakses 26 Februari 2016.
Dengan Keparahan Ulkus Pada http://ejournal.kopertis10.or.id/inde
Penderita Kaki Diabetik. Jurnal x.php/jit/article/download/231-
Biomedik, 7(November), 2015. 4481/78
Nabuurs-Franssen H, Huijberts Yotsu, R. R., Pham, N. M., Oe, M., Nagase,
MS, Nieuwenhuijzen Kruseman T., Sanada, H., Hara, H., ... &
AC, Willems J, Schaper NC, Noda, M. (2014). Comparison of
Health-related quality of life of characteristics and healing course
diabetic foot ulcer patients and their of diabetic foot ulcers by
caregivers. Jurnal Pubmed.gov. etiological classification:
diakses tanggal 13 februari 2017 neuropathic, ischemic, and neuro-
WHO, (2010). Diabetes Program: Country ischemic type. Journal of Diabetes
and Regional Data on Diabetes. and its Complications, 28(4), 528-
Http://Www.Who.Int/Diabetes/Fact 535. Diakses tanggal 26 februari
s/World_Figures/En/Index5.Html 2017.
Melissha, S.E. (2013). Effectiveness of
Buerger Allen Exercise on Lower
Extremity Perfusion And Pain
Among Patient With Type 2
Diabetes Mellitus In Selected
Hospital In Chennai. IJSR. Diakses
6Maret 2017
Price, A. Sylvia dan Wilson M. Lorraine.
(2006). Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Trisnawati, S. K., & Setyorogo, S. (2013).
Faktor Risiko Kejadian
DiabetesMelitus Tipe II di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng
Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 6-11. Diakses 25 Juli
2017

Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice | 110

Anda mungkin juga menyukai