Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN KOMPRES HANGAT REBUSAN JAHE TERHADAP


NYERI AKUT PADA PASIEN DISMENORHEA

Proposal karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program pendidikan

Diploma III Keperawatan

Oleh:

Nur Fajrina Fitriani

18022

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB


SAMPANG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu tanda wanita normal telah memasuki masa reproduksi

adalah mengalami menstruasi. Menstruasi pada wanita terjadi setiap bulan dan

secara periodik. Peristiwa ini merupakan peristiwa alamiah dan lazim dialami

oleh wanita sebagai tanda bahwa dirinya mampu untuk menjadi seorang ibu.

Kenyataanya banyak wanita yang mengalami gangguan pada menstruasi,

diantaranya adalah nyeri haid atau sering disebut dengan dismenorhea

(Wiknjosastro, 2010).

Dismenorhea adalah nyeri menjelang atau selama haid yang dapat

bersifat primer atau sekunder akibat adanya peningkatan hormon

prostaglandin yang membuat otot uterus berkontraksi (Hendrik, 2006). Nyeri

haid (dismenorhea) dapat disertai dengan rasa mual, muntah, diare, dan kram,

sakit seperti kolik di perut. Beberapa wanita bahkan pingsan dan mabuk,

keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami

“kelumpuhan” aktivitas untuk sementara, karena nyeri haid (disminorhea)

merupakan ketidakseimbangan hormonp rogesteron dalam darah sehingga

mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan

terjadinya nyeri haid (diminorhea) pada beberapa wanita. (Anugoro &

Wulandari 2011).

Menurut WHO menentukan usia remaja mulai 12-24 tahun. Beberapa

data di beberapa negara, angka kejadian dismenorhea sangat tinggi. Data dari

WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang


mengalami dismenorea, 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat.

Hal ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan diberbagai negara

dengan hasil yang mencengangkan, dimana kejadian dismenore primer

disetiap negara dilaporkan lebih dari 50%3Diperkirakan 50% dari seluruh

wanita di dunia menderita akibat dismenorhea dalam siklus menstruasi. Pada

tahun 2012 prevalensi dismenorhea primer di Amerika Serikat pada umur 12-

17 tahun sekitar 59,7%, dengan derajat kesakitan 49% dismenorhea ringan,

37% dismenorea sedang, dan 12% dismenorhea berat yang mengakibatkan

23,6%. Dalam studi longitudinal yang dilakukan di Swedia melaporkan

dismenorhea terjadi pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan

64% wanita yang berusia 24 tahun. Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas) 2013 jumlah penduduk Indonesia pada

2018 mencapai 265 juta jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 133,17 juta jiwa

laki-laki dan 131,88 juta jiwa perempuan. Menurut kelompok umur, untuk

populasi yang masuk kategori usia produktif(14-64 tahun) 179,13 juta jiwa

(67,6%) (Bappenas, 2018).

Menurut Kemenkes RI tahun 2016 prevalensi remaja putri di Indonesia

yang mengalami kejadian nyeri sekitar 55%. Di Indonesia, dikatakan 90%

perempuan Indonesia pernah mengalami dismenorhea. Berdasarkan data

Departemen Kesehatan RI (DepKes RI), angka kejadian dismenorhea di

Indonesia sebesar 64,52% yang terdiri dari 54,89% dismenorhea primer dan

9,36% dismenorhea sekunder. Selain dipengaruhi oleh faktor fisiologi,

dismenorhea juga dipengaruhi oleh faktor psikologi, dimana remaja sedang

pada puncak emosionalitas serta perkembangan psikologi dan emosi yang


belum stabil. Berdasarkan data (Riskesdas 2018) prevalensi gangguan mental

emosional pada penduduk umur > 15 tahun di provinsi DIY naik menjadi 10%

dari 8,1%.19. Di Surabaya, didapatkan 1,07% hingga 1,31% dari jumlah

penderita dismenorhea. Berdasarkan Data Kependudukan 2020, jumlah total

penduduk Indonesia per 30 Juni sebanyak 268.583.016 jiwa (Sensus

Penduduk, 2020).

Kompres panas atau lebih tepatnya disebut kompres hangat ada dua

jenis, yaitu panas kering dan panas lembap. Kompres hangat kering bisa

dilakukan dengan bantal pemanas, sinar inframerah, atau sauna. Sementara itu,

kompres hangat lembap dapat menggunakan handuk yang direndam air hangat

atau mandi air hangat. Fungsi kompres hangat adalah melebarkan pembuluh

darah, sehingga aliran darah ke sel dan jaringan tubuh menjadi lancar.

Kompres hangat juga bisa membantu memulihkan jaringan tubuh yang cedera

(dr. Kevin Adrian, 2020).

Jahe mengandung beberapa komponen kimia seperti gingerol, shogaol

dan zingerone yang memberikan efek farmakologi dan fisiologi seperti

antioksidan, anti inflamasi, analgesik, antikarsinogenik (Hernani & Winarti,

2010). Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe berfungsi sebagai

enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin yang menembus

kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer

(Swarbrick & Boylan, 2002). Jahe banyak mengandung senyawa gingerol

yang telah terbukti mempunyai aktivitas sebagai antipiretik, antitusif,

hipotensif anti inflamasi dan analgesik, jahe juga mengandung 3-7% golongan

senyawa fenol seperti flovanoid dan alkaloid. Alkaloid dalam jahe mampu
menghambat sintesis dan pelepasan leukotrin sehingga mengurangi rasa nyeri

(Hernani & Winarti, 2010).

Penurunan intensitas nyeri haid dikarenakan adanya implus rasa hangat

yang merupakan efek dari jahe yang mengenai bagian yang terasa nyeri yaitu

perut bagian bawah, rasa hangat dari jahe direspon oleh unjung syaraf yang

berada didalam kulit dan sensitif terhadap suhu. Stimulus ini mengirimkan

implus dari perifer ke hipotalamus sehingga timbul kesadaran terhadap suhu

lokal dan memicu respon adaptif untuk mempertahankan suhu normal tubuh

(Potter & Perry, 2005). Nyeri haid jika tidak segera diatasi akan

mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga harus segera untuk

dilakukan penanganan (Lestari, 2013).

Mengkonsumsi obat anti nyeri yang dijual secara bebas akan sangat

berisko jika dilakukan secara terus-menurus atau dalam jangka waktu yang

lama, karena efek samping dari obat-obatan tersebut bermacam-macam jika

digunakan secara bebas dan berulang-ulang tanpa pengawasan dokter

sehingga dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Mengingat efek

samping yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan obat-obatan tanpa resep

dokter tersebut, maka diperlukan alternatif lain untuk mengatasi dan

mengurangi nyeri haid tersebut. Untuk intervensi keperawatan secara mandiri

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah nyeri haid yaitu dengan

kompres hangat maupun dingin, latihan nafas dalam, musik, aroma terapi,

imajinasi terbimbing, hipnosis dan relaksasi. Tindakan yang dapat dilakukan

tanpa menggunakan obat ini biasanya disebut dengan intervensi non

farmakologis. Tindakan secara non farmakologis lain yaitu dengan cara


pemanfaatan bahan herbal seperti jahe dan air kelapa (Sumino, Nursanti, &

Trisnawati, 2012).

Peran perawat yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tindakan

langsung pada remaja yang mengalami dismenorhea yaitu, kompres hangat

rebusan jahe. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini

untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian komopres hangat rebusan jahe

untuk mengatasi nyeri disminorhea.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan penerapan terapi kompres

hangat rebusan jahe dapat menurunkan nyeri akut?

1.3 Tujuan Untuk Prosedur Keperawatan

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan penerapan terapi

kompres hangat rebusan jahe dalam menurunkan nyeri akut

1.4 Manfaat Prosedur Keperawatan

1) Bagi Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai intervensi baru bagi

perawat untuk menangani dismenorhea.

2) Bagi Rumah Sakit

Dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan pada remaja

yang mengalami dismenorhea sehingga dapat mengurangi nyeri, dan

dapat memberikan pengalaman yang positif bagi remaja dalam

mengatasi nyeri serta meningkatkan kemampuan koping remaja.

3) Bagi Institusi
Dapat menjadi sebuah inovasi dalam upaya mengurangi dismenorhea

pada pasien wanita dengan masalah dismenorhea

4) Bagi Pasien

Dapat digunakan sebagai penanganan pertama dismenorhea sehingga

masyarakat khususnya remaja putri dapat mengurangi nyeri haid

sendiri tanpa harus mengkonsumsi obat.

Anda mungkin juga menyukai