Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
NIM. P17320321061
TAHUN 2023
1. Mengidentifikasi Masalah Yang Pernah Ditemui Saat Praktik
Masalah yang sering ditemui saat melakukan praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah di
rumah sakit adalah masalah luka pada penderita diabetes. Rata-rata ibu dengan rata-rata usia
60-70 tahun. Pasien diabetes kerap mengalami munculnya berupa luka terbuka yang sering
tidak disadari penyebabnya dan luka kaki terus basah karena nanah dan sulit sembuh. Salah
satu alasan luka yang terjadi pada pengidap diabetes sulit untuk sembuh karena kadar glukosa
yang tinggi. Jika luka penderita diabetes tidak diobati maka infeksi dan aliran darah yang buruk
bisa menyebabkan kematian jaringan tubuh seperti otot, kulit dan jaringan lainnya. Jika
luka kaki diabetes tidak sembuh dengan berbagai pengobatan, maka ancamannya adalah kaki
harus diamputasi.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, saya tertarik untuk meneliti mengenai
“BERMACAM-MACAM METODE PERAWATAN LUKA YANG BENAR PADA
PASIEN YANG MENGALAMI PENDERITA DIABETES”.
3. Jurnal Terkait Dengan Tema Penelitian
JURNAL 1
Judul Jurnal : Proses Penyembuhan Luka Kaki Diabetik Dengan Perawatan Luka Metode
Moist Wound Healing
Kesimpulan :
Pada jurnal ini, penulis melakukan penelitian memakai metode desain deskriptif dengan
pendekatan studi kasus berdasarkan penerapan Evidence Based Nursing Practice yaitu
perawatan luka diabetik metode moist wound healing. Variable yang diukur adalah luka
diabetik yang telah diberikan 1 kali intervensi. Metode perawatan luka dengan dressing berupa
kassa dan larutan NaCl 0,9 % dinilai kurang efektif sebab sifat NaCl 0,9% yang akan menguap
sehingga kassa menjadi kering dan menempel pada luka. Metode perawatan luka yang tepat
adalah dengan memperhatikan kebersihan luka, tindakan pembuangan jaringan nekrotik, dan
cara pemilihan jenis dressing yang sesuai dengan kondisi luka pasien (Maryunani, 2015).
Modern dressing merupakan bahan non-adesif yang mampu menyerap eksudat baik sedikit,
sedang, hingga jumlah eksudat yang banyak. Modern dressing dapat mempertahankan moisture
balance pada luka sehingga membantu mengurangi rasa nyeri tiap pergantian balutan,
membantu sel-sel untuk beregenerasi, tidak merusak jaringan yang yang baru, dan
memungkinkan neutrofil dan makrofag untuk bermigrasi dengan lebih baik
sehingga luka dapat sembuh secara optimal (Wahyuni, 2017). Luka yang terlalu
lembab/ basah akan menimbulkan maserasi pada tepi luka dan jika luka tidak lembab/ kering
maka akan menyebabkan kassa lengket sehingga mudah terjadi tauma ulang yang menyebabkan
bertambahnya masa perawatan (Maryunani, 2015). Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu
metode perawatan luka yang tepat bagi pasien. Dengan hasil pengkajian awal subjek studi
berada pada rentang usia 40-60 tahun (usia pertengahan) yang berjenis kelamin perempuan 1
dan laki-laki 1. Subjek studi mengeluh luka lama sembuh, tidak nyaman pada luka dan
terkadang terasa perih. Luka ulkus subjek studi adalah derajat 1-2 dengan kondisi luka
mengalami tandatanda inflamasi, yaitu adanya nyeri pada luka, kemerahan, bengkak, terdapat
sedikit eksudat, sedikit berbau, kulit sekitar luka teraba hangat. Kondisi sedikit berbeda
ditunjukkan pada pasien 2 yaitu adanya slough pada luka. Hasil tanda tanda vital subjek studi
berada dalam rentang normal, pemeriksaan gula darah >250 mmHg, Hb dan Leukosit dalam
batas normal. Asupan nutrisi subjek studi kurang baik, subjek studi mengatakan masih sering
mengkonsumsi manakan/minuman manis. Penerapan perawatan luka dengan metode moist
wound healing sangat membantu pasien dalam mempercepat proses penyembuhan luka seperti
luka diabetik. Perawatan luka menggunakan metode moist wound healing bisa menjadi pilihan
sebagai tindakan perawatan luka untuk mempercepat reepitelisasi jaringan dan keberhasilan
kesembuhan luka diabetik.
JURNAL 2
Judul Jurnal : Efektivitas Perawatan Luka Dengan Metode Perawatan Luka Modern
Dan Perawatan Luka Konvensional Pada Pasien Diabetes Melitus
Kesimpulan:
Pada jurnal ini, peneliti melakukan penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain
penelitian pre eksperimental dengan rancangan penelitian two group pre and post test design
merupakan penelitian yang menggunakan dua kelompok subyek, dengan teknik Purposive
sampling yaitu perawatan luka yang menggunakan metode modern dan metode konvensional,
pengukuran dilakukan sebelum diberikan intervensi dan setelah itu baru melihat efek dari
setelah diberikan intervensi apakah mengalami perubahan atau tidak (Suyanto, 2011).
Sebelum melalukan tindakan perawatan luka peneliti mengurus keterangan kelaikan Etik
(Ethical Clearance) dengan No. 22/ KEPK-RSMY/VIII/2020. Pada tahap penelitian ini
didapatkan hasil bahwa proses penyembuhan luka telah mengalami perbaikan secara perlahan
setelah diberikan perawatan luka modern di kinik Raffelsia Bengkulu dan di RSUD Dr M
Yunus Bengkulu. Dalam hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada pasien ulkus diabetic
sebanyak 30 responden di klinik Raffelisia dan 30 responden di RSUD Dr M.Yunus
Bengkulu selama sebulan didapatkan hasil mengalami perubahan kondisi luka setelah
diberikan modern dressing dan konvensional dressing. Dalam hasil penelitian yang dilakukan
peneliti pada pasien ulkus diabetik sebanyak 30 responden di klinik Rafflesia dan 30 di
RSUD Dr M. Yunus Bengkulu selama sebulan didapatkan hasil terjadinya perubahan kondisi
luka setelah diberikan perawatan luka modern dan perawatan luka konvensioanl masih dalam
tahap regenerasi, dimana kondisi luka pasien ulkus diabetik belum mengalami perubahan
secara total dan penyembuhan lukanya belum maksimal yang masih membutuhkan perawatan
yang lebih lama lagi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Usiska (2015) bahwa ada
pengaruh perawatan luka modern dengan terapi hiperbarik terhadap penyembuhan luka ulkus
diabetik di Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Jember. Didapatkan perubahan luka
ulkus diabetik yang optimal dan sempurna selama tiga bulan. Hal tersebut dikarenakan proses
penyembuhan luka ulkus diabetik dengan menggunakan perawatan luka modern akan
maksimal jika dilakukan secara rutin.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa proses penyembuhan luka ulkus diabetik dengan
menggunakan metode modern dan konvensional sama berefek. Tetapi dengan menggunakan
perawatan luka modern lebih cepat memperlihatkan hasil penyembuhannya apalagi bila
dilakukan secara maksimal dan rutin oleh perawat atau pun pasien yang bias dibantu dgn
perawatan di klinik ataupun home care agar mendapatkan hasil yang optimal. Terutama
dengan menggunakan metode modern karena effektivitas yang terjadi peningkatan
penyembuhannya yaitu ukuran luka, kedalaman luka, tepi luka, terowongan/ gua, tipe jaringan
nekrotik, jumlah jaringan nekrotik, tipe eksudat, jumlah eksudat, warna kulit sekitar luka,
edema tepi jaringan, indurasi jaringan perifer, jaringan granulasi, epitalisasi. Diharapkan bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjut tentang perawatan luka modern dengan
kombinasi obat herbal lainnya
JURNAL 3
Kesimpulan :
Pada jurnal ini, peneliti melakukan penelitian menggunakan metode studi kepustakaan atau
literature review. Data yang digunakan untuk membuat literature review ini melalui
penelusuran hasil publikasi ilmiah dengan rentang tahun 2010 - 2020 dengan menggunakan
database Pubmed, Google Scholar, Science Direct, Surgery Science dan Sci-Hub dengan
menggunakan frase Modern dressing merupakan suatu balutan luka modern yang sedang
berkembang pesat dalam wound care, dimana keefektifan modern dressing lebih efektif dari
perawatan konvesional (Rukmana, 2008). Luka dapat memproduksi eksudat mulai dari jumlah
sedikit, sedang, hingga banyak. Luka dengan eksudat banyak dapat menyebabkan maserasi
pada kulit sekitar luka dan luka dengan eksudat sedikit atau tidak ada eksudat dapat menjadi
kering (Gitarja, 2008). Luka menyebabkan disentegrasi dan discontinuitas dari jaringan kulit
sehingga kulit kehilangan yang fungsinya untuk memproteksi jaringan di bawahnya menjadi
terganggu (Gitarja, 2008). Tujuan utama dari modern dressing adalah
moisture balance dimana mempertahankan luka dalam keadaan lembab karena dapat
mempercepat granulasi jaringan sehingga mempercepta penyembuhan luka (Rukmana, 2008).
Berdasarkan analisa jurnal terdapat implikasi keperawatan yang telah dibandingkan dari 10
jurnal didapatkan bahwa tindakan perawatan luka diabetes mellitus tipe dua dengan
menggunakan teknik modern dressing, dari 10 jurnal menunjukan hasil yang efektif dalam
penyembuhan luka, dengan mempercepat proses granulasi pada jaringan dari berbagai jenis
dressing yang digunakan, masing-masing dressing memiliki keunggulan dalam hal
penyembuhan luka diabetes mellitus tipe 2. Berdasarkan analisa dari 10 jurnal didapatkan
bahwa tindakan perawatan luka diabetes mellitus tipe dua dengan menggunakan teknik modern
dressing lebih efektif dalam penyembuhan luka, dibandingkan dengan penggunaan
conventional dressing. Proses penyembuhan luka dengan menggunakan modern dressing,
terjadi proses melembabkan jaringan yang mengkibatkan percepatan terjadinya granulasi pada
jaringan sehingga dapat memperkecil luas dan kedalaman luka, serta mempercepat masa rawat
pada pasien. Tingkat penyembuhan luka total lebih cepat dari pada teknik conventional
dressing. Penggunaan berbagai jenis dressing yang digunakan pada ke 10 jurnal yang penulis
dapatkan, masingmasing memiliki keunggulan dalam hal penyembuhan luka diabetes mellitus
tipe 2.
Penulis berharap penulisan Literature Review ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
untuk melakukan penelitian terkait perawatan luka dengan teknik modern dressing, dan
diharapkan agar dapat dipertimbangkan bagi sejawat yang ada di praktisi untuk dapat
menerapkan perawatan luka dengan teknik modern dressing. Penyembuhan luka yang cepat
dapat meringankan pasien, dari segi biaya perawatan yang relatif lebih murah, dan masa rawat
inap yang terhitung lebih cepat, dibandingkan dengan perawatan luka konvensional.
Disarankan untuk memperhatikan pemilihan dressing yang paling cocok dan sesuai dengan
kondisi kontrol eksudat, kenyamanan dan biaya.