Anda di halaman 1dari 18

LITERATURE REVIEW MODERN DRESSING LUKA PADA ULKUS DIABETIKUM

Maudy vania permatasari


Mahasiswa progam studi keperawatan, Stikes Graha Edukasi Makassar, Indonesia

ABSTRAK

Pendahuluan: Ulkus diabetikum merupakan masalah yang sering kali dialami oleh pasien
diabetes melitus yang mengakibatkan rusaknya integritas kulit diarea luka. Oleh karna itu
diperlukan penanganan perawatan luka yang tepat dan bermutu untuk mendukung proses
perbaikan jaringan integritas kulit yang rusak. Metode balutan perawatan luka saat ini telah
mengalami perkembangan dari yang sebelumnya menggunakan balutan konvensional saat ini
berkembang dengan mengunakan balutan modern. Tujuan: Tujuan dari literature review ini
yaitu untuk mengidentifikasi keefektifan penggunaan perawatan luka dengan modern
dressing terhadap penyembuhan ulkus diabetikum. Metode: Literature review dilakukan
berdasarkan jurnal penelitian yang telah melewati pencarian dengan memasukan kata kunci
sesuai MESH (Medical Subject Heading). Dari 4 penelitian yang di gunakan masing-masing
mengunakn metode penelitian berbeda yaitu quasy exsperiment, pra-exsperimental, true-
ekperimental, deskriptif analitik. Hasil: berdasarkan 4 penilitian di dapatkan bahwa metode
perawatan luka dengan modern dressing terbukti secara signifikan dapat membentu proses
penyembuhan luka diabetik dan meningkatkan kualitas hidup pasien luka diabetik.
Pembahasan: Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah menggunakan prinsip
moisture balance, yang disebutkan lebih efektif dibandingkan metode konvensional.
Perawatan luka menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern
dressing. Simpulan: Hasil literature review ini menunjukkan bahwa perawatan luka dengan
moderen dressing terbukti dapat membantu penyembuhan luka diabetik hal ini di buktikan
dari mampu membantu proses penyembuhan luka melalui mekanisme terjadinya purunan
rata-rata proses penyembuhan luka dan meningkatnya kualitas hidup pasien luka ulkus
diabetikum setelah di lakukan perawatan dengan metode modern dressing.

Kata Kunci: modern dressing, perawatan luka, ulkus diabetikum


LITERATURE REVIEW OF WOUND MODERN DRESSING ON DIABETIC ULKUS
HEALING

Maudy Vania Permatasari

ABSTRACT

Introduction: Diabetic ulcers are a problem that is often experienced by patients with
diabetes mellitus which results in damage to the integrity of the skin in the area of the wound.
Therefore, proper and quality wound care is needed to support the process of repairing the
integrity of damaged skin tissue. The current wound dressing method has evolved from
previously using conventional wraps now using modern dressing. Purpose: The purpose of
this review literature is to identify the effectiveness of the use of wound care with modern
dressings for healing diabetic ulcers. Method: Literature review is based on research journals
that have passed a search by entering keywords according to MESH (Medical Subject
Heading). Of the 4 studies used each used different research methods, namely quasy
experiment, pre-experimental, true-experimental, descriptive analytic. Results: Based on 4
researches, it was found that the method of wound care with modern dressing was proven to
significantly help the process of healing diabetic wounds and improve the quality of life of
diabetic wound patients. Discussion: The method of wound care developed at this time is to
use the principle of moisture balance, which is said to be more effective than conventional
methods. Wound care using the principle of moisture balance is known as the modern
dressing method. Conclusion: The results of this review literature show that wound dressing
with modern dressing has been proven to help heal diabetic wounds. This is proven by being
able to help the wound healing process through the mechanism of purifying the average
wound healing process and improving the quality of life of patients with diabetic ulcer
wounds after doing it. treatment with modern methods of dressing.

Keywords: modern dressing, wound care, diabetic ulcer


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
American Diabetes Association menjelaskan Diabetes melitus adalah suatu kelompok
penyakit metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena gangguan
sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Data menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 jumlah penderita
Diabetes mengalami peningkatan dari 108 juta di tahun 1980 menjadi 422 juta pada tahun
2014. Prevalensi global diabetes dikalangan orang dewasa di atas 18 tahun mengalami
peningkatan dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014. Diperkirakan pada
tahun 2015 sebanyak 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh Diabetes. WHO
memproyeksikan Diabetes akan menjadi penyebab kematian ketujuh tertinggi di tahun 2030.
(Indrasari, 2018) World Health Organization (WHO) juga melaporkan pada tahun 2030
Indonesia diperkirakan akan berjumlah 21.3 juta orang dan menempati urutan keempat
setelah Amerika, Cina dan India dalam jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.
(Rantung et al., 2015) Dari data riskesdas sendiri menurut konsensus Perkeni melaporkan
terjadi peningkatan prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah
pada penduduk umur ≥ 15 tahun dari 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013 menjadi
8,5% atau sekitar 11,2 juta pada tahun 2018.(Riskesdas, 2018).
Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes)
menjelaskan bahwa pada tahun 2011 komplikasi yang paling banyak terjadi pada kasus
Diabetes Melitus adalah neuropati yaitu 54%, di mana neuropati yaitu berkurangnya sensasi
di daerah distal kaki sehingga beresiko tinggi terjadinya ulkus kaki bahkan bisa sampai
mengakibatkan infeksi sampai amputasi.(Gripp et al., 2013). Orang yang menderita Diabetes
Melitus ≥ 5 tahun berkemungkinan hampir dua kali untuk menderita ulkus dibandingkan
dengan orang yang menderita Diabetes Melitus kurang dari 5 tahun. Luka yang timbul secara
spontan maupun karena trauma dapat menyebabkan luka terbuka yang mampu menghasilkan
gas gangren berakibat terjadinya osteomielitis. (Fitria et al., 2017).
Provinsi Sulawesi Tenggara melalui data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun
2013 melaporkan jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara usia ≥ 15 Tahun adalah
1.539.436. Dari jumlah penduduk tersebut sekitar 1,1% atau 16.134 orang pernah di diagnosa
menderita kencing manis oleh Dokter.(Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan
Pengembangan, 2018). Sedangka Dinas Kesehatan Provinsi sulawesi Tenggara menjelaskan
bahwa dalam beberapa tahun terakhir privalensi Diabetes Melitus termaksud dalam 10
penyakit tidak menular terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan kejadian Diabetes
Melitus tipe 2 lebih banyak dibandingan Diabetes Melitus tipe 1. Peningkatan penyakit
Diabetes Melitus dari urutan ke-9 dengan jumlah kasus 2.768 pada tahun 2014, menjadi
urutan ke-5 dengan jumlah kasus 3.206 pada tahun 2015, kemudian 3 pada tahun 2016
menjadi urutan ke-3 dengan jumlah kasus 3.983.(Profil Dinkes Sultra, 2018). Laporan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukan privalensi diabetes paling tinggi di
Sulawesi Tenggara terdapat di kota kendari sebesar 0,9% dan terendah di Buton Utara 0,1%
baik berdasarkan diagnosis maupun gejala.
Penanganan pasien luka dibetik adalah dengan cara perbaikan perfusi jaringan agar
kebutuhan oksigen dan nutrisi diarea luka terpenuhi sehingga dapat membantu proses
penyembuhan luka. perbaikan perfusi harus di lakukan karena hal tersebut akan sangat
membantu dalam pengangkutan oksigen dan darah ke jaringan yang rusak sehingga
membantu menumbuhkan jaringan yang baru. karna jika perfusi perifer pada luka tersebut
baik maka akan baik pula proses penyembuhan luka tersebut. Salah satu yang menandahkan
baiknya perfusi yaitu di tandai dengan adanya waktu pengisian kapiler (capillary refill
time/CRT) dan juga saturasi oksigen yang normal.(Hidayat, 2017)
Manajemen perawatan luka sebelumnya tidak mengenal adanya lingkungan luka yang
lembab dimana Metode perawatan luka yang lama atau disebut juga dengan metode
konvensional hanya membersihkan luka dengan larutan NaCl 0,9% dan ditambahkan dengan
iodine providine, kemudian ditutup dengan kassa kering. Hal ini yang biasa membuat kassa
akan menempel pada luka dan membuat sel-sel yang baru tumbuh akan rusak ketika
perawatan luka berikutnya sehingga menyebapkan rasa sakit 4 pada klien. Untuk itu
diperlukan pemilihan metode perawatan luka yang tepat untuk mengoptimal kan proses
penyembuhan luka. Saat ini perawatan luka telah banyak mangalami perkembangan salah
satunya dengan metode perawatan luka dengan modern dressing yaitu dengan cara
mempertahankan lingkungan luka tetap lembap untuk mempertahankan kehilangan cairan
jaringan dan kematian sel. (Handayani, 2016) Teknik perawatan luka modern lebih efektif
daripada konvesional yang dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Werna Nontji,
Suni Hariati, Rosydah Arafat Tahun 2015. Tentang “Teknik Perawatan Luka Modern Dan
Konvensional Terhadap Kadar Interleukin 1 Dan Interleukin 6 Pada Pasien Luka Diabetik”
dari hasil penelitian tersebut yang menggunan 16 sampel perawatan luka konvensional dan 16
sampel perawatan luka modern dressing, di dapatkan hasil bahwa modern lebih efektif dari
ekskresi sitokin interleukin 1 dan interleukin 6, pada perawatan luka konvensional interleukin
1 mengalami peningkatan yang menunjukan bahwa proses fase implamasi memanjang dan
proses penyembuhan luka lambat. Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas di atas
penulis tertarik melakukan pengkajian yang mendalam untuk mengetahui pengaruh
perawatan luka dengan modern dressing terhadap penyembuhan luka diabetik. Penelitian
tersebut diambil untuk dilakukan analisis melalui literature review.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Mengidentifikasi keefektifan penggunaan perawatan luka dengan modern
dressing terhadap penyembuhan ulkus diabetikum.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi hasil apa saja yang di temukan setelah di lakukan perwatan luka dengan
modern dressing.
b. Mengidentifikasi perubahan yang terjadi setelah perawatan luka dengan modern dressing.
METODE PENELITIAN

Design penelitian yang masuk dalam literatur review ini menggunakan desain
literature review. Jenis metode penelitian ini merupakan metode terbaik dalam menjawab
pertanyaan klinis di lapangan yaitu dengan cara mereview hasil dari jurnal yang telah
terpublikasi dari literature yang baik. Tipe study yang direview adalah semua jenis penelitian
yang menggunakan metode perawatan luka dengan modern dresing untuk membantu proses
penyembuhan luka. Pencarian jurnal melalui metode MESH (Medical Subject Heading),
batasan mengambil jurnal dan hal lainnya. Intervensi yang masuk dalam kriteria inklusi
adalah intervensi perawatan luka dengan modern dresing dengan Tipe outcome berbatas pada
pengaruh perawatan luka dengan modern dresing terhadap proses penyembuhan luka.
Literature review ini disusun melalui penelusuran artikel penelitian yang sudah
terpublikasi. Populasi sampelnya adalah seluruh sampel dengan berbagai jenis luka diabetik
yang mendapatkan perlakuan terapi perawatan luka 6 dengan modern dresing untuk
membantu proses penyembuhan luka. Penelusuran dilakukan menggunakan Google scholar.
Penulis membuka website www.googlescholar.com. Pencarian dilakukan dengan memasukan
kata kuci tiap variabel yang telah di pilih sesuai MESH yaitu “moderen dressing”, “ulkus
diabetikum”, dan “perawatan luka” didapatkan 207 temuan kemudian di spesifikan lagi
dalam 5 tahun terakhir didapatkan 167 hasil dan dispesifikan lagi menjadi 3 Tahun terakhir
102 hasil. Setelah di spesifikan ke 3 tahun terakhir kemudian hasil yang di dapatkan di
analisa mana saja artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan dapat dijadikan sebagai artikel
yang akan digunakan dengan mengacu pada artikel yang terkait dengan intervensi perawatan
luka dengan menggunakan modern dressing terhadap penyembuhan luka diabetikum.
Artikel yang ditemukan dibaca dengan cermat untuk melihat apakah artikel memenuhi
kriteria inklusi penulis untuk dijadikan sebagai literatur dalam penulisan literature review.
Artikel yang masuk dalam kriteria inlklusi dianalisis, diekstraksi dan disintesis kemudian
ditentukan evidancenya. Dari hasil ekstraksi dan analisis diharapkan akan ditemukan sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan intervensi keperawatan di rumah
sakit ataupun tatanan komunitas.
Berikut merupakan intisari yang diambil dari penelitian: judul penelitian, nama
peneliti, tahun publikasi, metode, jumlah sampel, hasil dan kesimpulan penelitian lengkap
dengan nilai signifikansinya. Intisari yang diambil kemudian dimasukkan ke dalam sebuah
tabel agar hasil ekstraksi 7 mudah dibaca. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi didapatkan 4 artikel, 4 artikel tersebut kemudian dianalisis. Di bawah ini
merupakan 4 daftar artikel yang di ekstraksi dalam bentuk tabel:
HASIL

Berdasarkan metode yang di gunakan dalam mencari jurnal dan menetapkan kriteria
inklusi, maka penulis menentukan artikel yang akan di review yang telah melewati
penyaringan melelui metode MESH, kemudian di spesifikan dalam 5 tahun terakhir,
kemudian di spesifikan dalam 3 tahun terakhir setelah itu di analisa artikel mana saja yang
memenuhi kriteria inkulisi. Dari 17 artikrl yang memenuhi kriteria inklusi, penulis
menentukan 4 artikel yang akan di review dari berbagai macam metode yang berbeda yang di
anggap bisa menjawab tujuan dari penulisan literature review. Dari keempat artikel yang
didapatkan dan akan dianalisis, masing memiliki metode penelitian yang beragam yaitu quasy
exsperiment, pra-exsperimental, true-ekperimental dan deskriptif analitik. Begitu pula tempat
dilakukan penelitian juga berbeda. Untuk artikel pertama dilakukan penelitian di Kab.
Cerebon, artikel ke-dua dan ketiga dilakukan penelitian di Klinik Asri Wound Care Center
Medan, artikel yang ke-empat di lakukan penelitian di Klinik Griya Pusat Perawatan Luka
(Puspa) Caturharjo Yogyakarta.
Artikel pertama menunjukan bahwa berdasarkan hasil analisis data proses
penyembuhan luka yang dialami oleh responden yang menjalani perawatan modern dressing
pada kelompok intervensi dan konvesional pada kelompok kontrol dengan 15 responden,
dapat diketahui bahwa proses penyembuhan luka pada responden sesudah dilakukan modern
dressing pada kelompok intervensi dengan jaringan sehat sebanyak 8 responden (53,3%), 14
regenerasi luka sebanyak 7 responden (46,7%) dan pada kelompok kontrol konvensional
dengan kategori regenerasi luka sebanyak 15 responden (100%).
Artikel ke-dua menunjukan bahwa bahwa domain fisik pada kelompok intervensi
sebelum dan setelah diberikan perawatan dressing modern diperoleh selisih rata-rata -0,72
artinya antara sebelum dan sesudah ada peningkatan ratarata sebesar 0,72. Domain psikologis
pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan perawatan dressing modern
diperoleh selisih rata-rata -0,83 artinya antara sebelum dan sesudah ada peningkatan rata-rata
sebesar 0,83. Domain sosial pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan
perawatan dressing modern diperoleh selisih rata-rata -0,61 artinya antara sebelum dan
sesudah ada peningkatan rata-rata sebesar 0,61. Domain lingkungan pada kelompok
intervensi sebelum dan sesudah diberikan perawatan dressing moderndiperoleh selisih rata-
rata -0,44 artinya antara sebelum dan sesudah ada peningkatan rata-rata sebesar 0,44.
Sehingga peneliti menyimpulakan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat
Pengaruh perawatan luka dengan metode dressing modern terhadap kualitas hidup pasien
ulkus diabetikum pada kelompok intervensi.
Artikel ke-tiga menunjukan bahwa rata-rata proses penyembuhan luka sebelum dan
sesudah penggunaan balutan modern menurun. Dimana rata-rata sebelum adalah 34.5 dan
sesudah 26.9. selisih rata-rata diperoleh 7.6 dengan selisih perbedaan 5.9 sampai 9.9 (95%
confidence Intervalof The Difference). Sehingga peneliti menyumpulkan bahwa ada
penurunan rata-rata proses penyembuhan luka sebelum penggunaan balutan modern.
Artikel ke-empat menunjukan bahwa karakteristik kondisi luka sebelum dilakukan
perawatan modern dressing adalah derajat 2 ( 58,8%), dengan dasar kuning (41,2%), jumlah
eksudat banyak (70,8%) dan positif tanda infeksi (64,7%). sedangkan karakteristik kondisi
luka setelah dilakukan perawatan modern dressing adalah derajat 2 (58,8%), dengan dasar
merah (88,2%), eksudat sedang (58,8%) dan tidak ditemukan tanda infeksi (0%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada perbaikan luka setelah dilakukan perawatan moderen dresing.
Begitu juga dengan skor kwalitas hidup didapatkan skor sebelum dilakukan perawatan
modern dressing rata rata adalah 65,88 dan setelah dilakukan perawatan modern dressing rata
rata menjadi 78,76. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh perawatan
luka dengan modern dressing dalam meningkatkan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum.

PEMBAHASAN

Penetapan kriteria yang ketat pada metode sangat mempengaruhi jumlah artikel yang didapat.
Penentuan artikel yang diambil awalnya dengan cara memasukan kata kuci tiap variabel yang
telah di pilih sesuai MESH (Medical Subject Heading) kemudian dilakukan pencarian
menggunakan google scholar. Setelah dilihat bahwa jumlah artikel yang didapatkan terbatas
kriteria pengambilan artikel selanjutnya spesifikan dalam 5 tahun terakhir hasil yang di
dapatkan masih terlalu luas untuk menentukan artikel yang bisa di gunakan. Karna dirasa
hasil yang didapatkan masih telalu banyak untuk bisa di tentukan, kemudian dispesifikan lagi
dalam 3 tahun terakhir. Hasil artikel yang 16 di dapatkan dari pencarian dengan memasukkan
kata kunci dan dan dispesifikan dalam 3 tahun terakhir diambil dan dianalisa mana saja yang
memenuhi kriteria inklusi dan dapat dijadikan sebagai artikel yang akan digunakan, dengan
mengacu pada artikel yang terkait dengan intervensi perawatan luka dengan menggunakan
modern dressing terhadap penyembuhan luka diabetikum. Setelah menurunkan kriteria
berupa metode penelitian, akhirnya artikel yang didapatkan 4 artikel. Hasil yang sejalan
ditunjukkan pada hasil penelitian diartikel, hasil penelitian secara umum menyebutkan bahwa
metode perawatan luka dengan modern dresing memang terbukti signifikan mampu
membantu proses penyembuhan luka melalui mekanisme terjadinya purunan rata-rata proses
penyembuhan luka dan meningkatnya kualitas hidup pasien luka ulkus diabetikum setelah
dilakukan perawatan dengan metode modern dresing. Penyembuhan luka dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah status
imunologi atau kekebalan tubuh, kadar gula darah, rehidrasi dan pencucian luka, nutrisi,
kadar albumin darah, suplai oksigen dan vaskulerisasi. (Kartika et al., 2015)
Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah menggunakan prinsip
moisture balance, yang disebutkan lebih efektif dibandingkan metode konvensional.
Perawatan luka menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern
dressing. (Kartika et al., 2015)
Selama ini, ada anggapan bahwa suatu luka akan cepat sembuh jika luka tersebut telah
mengering. Namun faktanya, lingkungan luka yang kelembapannya seimbang memfasilitasi
pertumbuhan sel dan proliferasi 17 kolagen dalam matriks nonseluler yang sehat. Pada luka
akut, moisture balance memfasilitasi aksi faktor pertumbuhan, cytokines, dan chemokines
yang mempromosi pertumbuhan sel dan menstabilkan matriks jaringan luka. Jadi, luka harus
dijaga kelembapannya. Lingkungan yang terlalu lembap dapat menyebabkan maserasi tepi
luka, sedangkan kondisi kurang lembap menyebabkan kematian sel, tidak terjadi perpindahan
epitel dan jaringan matriks. (Kartika et al., 2015)
Dalam pelaksanaanya perawatan luka kepada pasien di praktik perawatan luka ini
menggunakan konsep perawatan luka modern dengan prinsip moisture balance dan
mengaplikasikan advance dressing. Namun demikian pasien yang akan menentukan bahan/
dressing yang akan diaplikasikan karena hal ini terkait dengan pembiayaan.
Perawatan luka yang diberikan pada pasien harus dapat meningkatkan proses
perkembangan luka.(Handayani, 2016) Perawatan yang diberikan bersifat memberikan
kehangatan dan lingkungan yang moist (lembab) pada luka. Kondisi yang lembab pada
permukaan luka dapat meningkatkan proses perkembangan luka, mencegah dehidrasi
jaringan dan kematian sel kondisi ini juga dapat meningkatkan interaksi antara sel dan faktor
pertumbuhan.(Handayani, 2016). Penelitian lain juga menyatakan bahwa lingkungan yang
lembab dapat mempercepat respon inflamasi, sehingga proliferasi sel menjadi lebih cepat.
(Nabila, 2018)
Perawatan luka modern harus tetap memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci luka,
membuang jaringan mati, dan memilih balutan. Mencuci luka bertujuan menurunkan jumlah
bakteri dan membersihkan sisa balutan lama, 18 debridement jaringan nekrotik atau
membuang jaringan dan sel mati dari permukaan luka. (Kartika et al., 2015) Dalam suasana
lembab metabolisme sel akan menjadi lebih baik karena tersedia air, nutrisi, dan vitamin
lebih banyak. Efek suasana lembab dapat mencegah dehidrasi jaringan, kematian sel,
mempercepat angiogenesis, meningkatkan pemecahan jaringan mati dan fibrin, serta
mengurangi nyeri saat medikasi.(Nabila, 2018)
Jenis modern dressing lain, yakni Ca Alginat, kandungan Ca-nya dapat membantu
menghentikan perdarahan. Kemudian ada hidroselulosa yang mampu menyerap cairan dua
kali lebih banyak dibandingkan Ca Alginat. Selanjutnya adalah hidrokoloid yang mampu
melindungi dari kontaminasi air dan bakteri, dapat digunakan untuk balutan primer dan
sekunder. Penggunaan jenis modern dressing disesuaikan dengan jenis luka. untuk luka yang
banyak eksudatnya dipilih bahan balutan yang menyerap cairan seperti foam, sedangkan pada
luka yang sudah mulai tumbuh granulasi, diberi gel untuk membuat suasana lembap yang
akan membantu mempercepat penyembuhan luka.(Kartika et al., 2015)
Hasil penelitian dari (Subandi & Adam, 2019) Menyatakan bahwa masih ada angka
luka diabetes di masyarakat sebanyak 15%. Menandakan masyarakat masih belum mengerti
adanya perawatan luka yang tepat dan sebagian masyarakat memilih perawatan luka
konvensional dikarenakan mudah didapatkan alat dan bahan, bisa dilakukan secara mandiri,
sedangkan teknik ini memiliki dampak negatif yang cukup banyak seperti resiko infeksi 19
tinggi, balutan cepat kering resiko menimbulkan luka baru dan balutan berbau. Berbeda
dengan modern dressing yang mengandalkan kelembaban untuk proses penyembuhan luka
dengan kelebihan menyerap eskudat dengan baik, tidak bau, mengefektifitas perawatan di
rumah sakit.
Oleh karena itu metode perawatan harus bersifat menjaga kelembaban dan
mempertahankan kehangatan pada luka. Metode perawatan modern memiliki prinsip kerja
dengan menjaga kelembaban dan kehangatan area luka.(Handayani, 2016)
Berdasarkan artikel mengenai modern dressing yang telah dijelaskan di atas maka
penulis mengangap bahwa pengunaan modern dressing mamang sangat baik digunakan
dalam proses penyembuhan ulkus diabetikum, apalagi seperti pengalaman yang dialami
penulis sendiri dalam melakukan perawatan pada pasien ulkus, dimana perawatan yang
dilakukan dalam mencegah terjadinya infeksi perlu dilakukan berulang kali dengan cara
mengganti balutan dan membersihkan area luka agar luka tetap dalam keadaan bersih
sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Hal ini tentunya berbanding lurus
dengan prinsip perawatan moderen dressing yaitu moisture balance. Dimana hasil yang bisa
ditemukan ketika prinsip moisture balance ini diterapkan dalam perawatan luka ulkus yang
berulang kali, akan memudahkan perawat dalam membuka balutan dan mencegah terjadinya
kerusakan jaringan yang baru tumbuh akibat melekatnya jaringan di dalam balutan yang
kering seperti yang biasa dialami dalam perawatan luka konvensional.
Artikel mengenai pelaksanaan perawatan luka dengan modern dressing terhadap
penyembuhan luka diabetik yang terpublikasi masih belum banyak, namun evidence yang
ditemukan dari artikel sudah cukup kuat karena artikel yang ditampilkan merupakan artikel
yang terpublikasi dari literature yang baik, resmi serta sudah dilakukan peer review sebelum
dipublikasikan. Kualitas dan bukti yang ditampilkan pada artikel sudah cukup kuat, hanya
saja masih dibutuhkan penelitian lanjutan dengan sampel manusia lebih banyak serta untuk
membuktikan efektifitas pelaksanaan metode perawatan luka dengan moderen dressing
terhadap penyembuhan luka diabetik pada sampel manusia.
Meski jumlah artikel yang melihat pengaruh intervensi perawatan luka dengan
modern dresing terhadap penyembuhan luka diabetes masih sedikit, intervensi perawatan
luka dengan modern dresing ini memiliki peluang yang besar untuk dipraktekkan di tatanan
klinis dan komunitas khususnya di Indonesia. Kondisi ini di dukung oleh banyaknya
kelebihan dari perawatan luka dengan moderen dressing lebih ekonomis, mudah digunakan,
tidak menimbulkan adiksi, dapat digunakan kapan saja dan tidak memiliki efek samping bila
diberikan pada pasien yang melakukan perawatan luka diabetiku. Perlu dilakukan penelitian
lanjutan pada sampel manusia lebih banyak pada Negara yang berbeda dengan karakter
budaya yang berbeda. Pemilihan lokasi perawatan luka dengan moderen dressing memiliki
peran penting karena terdapat jalur-jalur syaraf sehingga perlu menjadi perhatian agar
perawatan luka dengan moderen dressing dapat bekerja lebih maksimal.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

Hasil literature review ini menunjukkan bahwa perawatan luka dengan moderen
dressing terbukti dapat membantu penyembuhan luka diabetik hal ini di buktikan dari mampu
membantu proses penyembuhan luka melalui mekanisme terjadinya purunan rata-rata proses
penyembuhan luka dan meningkatnya kualitas hidup pasien luka ulkus diabetikum setelah di
lakukan perawatan dengan metode modern dresing. Bahan yang di gunakan dalam perawatan
luka dengan modern dresing mudah didapat, mudah digunakan, ekonomis, tidak
menimbulkan adiksi, dapat diberikan kapan saja serta minim efek samping pada pasien.
Dengan sedikitnya hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang
terbaik yang dilakukan pada manusia, penelitian selanjutnya dengan kualitas lebih baik akan
sangat membantu proses perkembangan metode perawatan luka dengan modern dresing
untuk dipraktekkan di Indonesia. Jika sudah ditemukan evidence yang terbaru dengan
kualitas penelitian yang lebih baik maka literature review ini dapat diupgrade sebagai
pedoman dalam memberikan metode perawatan luka dengan modern dresing untuk
penyembuhan luka luka diabetikum.

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., Nur Ramadhan Loka Litbang Biomedis Aceh Jl Sultan
Iskandar Muda Blang Bintang Lr Tgk Dilangga No, D., & Besar Indonesia, A. (2017).
Karakteristik Ulkus Diabetikum pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUD dr. Zainal Abidin
dan RSUD Meuraxa Banda Aceh.
Karakteristik Ulkus Diabetikum Pada Penderita Diabetes Mellitus ... (Eka Fitria, 153–160.
https://doi.org/10.22435/bpk.v45i3.6818.153-160 Gripp, K. W., Ennis, S., & Napoli, J.
(2013). Exome Analysis in Clinical Practice: Expanding the Phenotype of Bartsocas-Papas
Syndrome. In American Journal of Medical Genetics, Part A (Vol. 161, Issue 5, pp. 1058–
1063). https://doi.org/10.1002/ajmg.a.35913 Handayani, L. T. (2016).
Perawatan luka kaki diabetes dengan modern dressing. Jember, Universitas Muhammadiyah,
6(2), 149–159. Hidayat, A. (2017).
Pengaruh Perawatan Luka Dengan Modern Dressing terhadap Kualitashidup Pasien Ulkus
Diabetikum Di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo. 1–14. Indrasari, H. N. (2018).
Penerapan Manajemen Nutrisi Untuk Mengontrol Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Rsu Bahtreramas Provinsi Sulawesi Tengara. Kartika, R. W., Bedah, B.,
Paru, J., & Luka, A. P. (2015).
Perawatan Luka Kronis dengan Modern Dressing. Perawatan Luka Kronis Dengan Modern
Dressing, 42(7), 546–550.
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. (2018). Hasil Utama Riset
Kesehatan Dasar.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 23 1–100. https://doi.org/1 Desember 2013
Nabila, N. P. (2018).
Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum Dengan Metode Modern Dressing Diklinik
Maitis Efrans Wound Care. Jurnal Media Kesehatan, 10(2), 146–151.
https://doi.org/10.33088/jmk.v10i2.336 Profil Dinkes Sultra. (2018). 28_Sultra_2016.pdf (p.
274). Rantung, J., Yetti, K., & Herawati, T. (2015).
Hubungan Self-Care Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus (Dm) Di Persatuan
Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Cimahi.
Jurnal Skolastik Keperawatan, 1(01), 38–51. Remando, sitohang; solihuddin, H. (2019).
PENGARUH PENGGUNAAN BALUTAN MODERN TERHADAP PROSES
PENYEMBUHAN LUKA DIABETIC. 9, 1–13. https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78
Riskesdas, K. (2018).
Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A: Mathematical and
Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201 Rukmi, D. K., &
Hidayat, A. (2018).
Pengaruh Implementasi Modern Dressing Terhadap Kualitas Hidup There are no sources in
the current document. There are no sources in the current document. Pasien Ulkus
Diabetikum. 5(Suppl 1), 19–23. Sastrawan, B. L. (2019).
PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN METODE DRESSING MODERN
TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIKUM. 1–12. Subandi, E., &
Adam, K. (2019). MODERN DRESSING TERHADAP 24 PENYEMBUHAN LUKA
DIABETES MELITUS TIPE 2 PROSES. 005, 1273–1283. Lilin, R., Indriono, H., Reni, D.,
& Nurvantri., (2020).
Panduan Literature Review Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

Anda mungkin juga menyukai