DISUSUN OLEH :
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Tugas Mnadiri
Elektif : Wound Care” dengan tepat waktu.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Penulis
PERAWATAN LUKA DIABETES PADA DAERAH SUB SCAPULARIS
DI UNIT PERAWATAN HOME CARE
Sukmawati, S.Kep, CWCCA1., Baharia Laitung, S.Kep., CWCCA1., Saldy
Yusuf, PhD.,ETN
Penelitian pada jurnal ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di Griya
Afiat Makassar, Indonesia. Data dasar meliputi; data demografi, riwayat DM dan
riwayat luka menggunakan minimum data sheet (MDS) yang merupakan standar
format pengkajian luka di Griya Afiat Makassar. Luka diukur menggunakan mistar
kertas, foto menggunakan kamera digital (Sony DSCW130), proses penyembuhan
menggunakan Barbara Bates Jensen (BBJ) score.
Perawatan luka meliputi pencucian dengan NaCl 0.9%, debridement
jaringan nekrotik dan aplikasi balutan untuk mempertahankan kelembaban luka
berdasarkan masalah luka. Pasien, wanita 44 tahun, pendidikan terakhir SMU,
wiraswasta dan tinggal di daerah pinggiran. DM pertama kali diketahui tahun 2013
karena adanya luka kaki diabetes (LKD). Informasi dari pasien, status glycemic
pada kisaran 300-450mg/dL. Meskipun demikian pasien tidak menggunakan terapi,
baik oral maupun insulin. Kejadian luka saat ini, dimulai sejak satu minggu, diawali
dengan adanya rasa gatal, edema dan kemerahan disertai demam hingga 3 hari.
Hasil dari kunjungan pertama, penelitian ini mengidentifikasi luka pada
region sub scapularis sinistra. Ukuran luka 8 x 9 cm disertai dengan edema dan
erythema disekitar luka. Kedalaman luka melibatkan dermis, namun undermining
dan jaringan nekrotik belum tampak dalam satu minggu pertama. Tipe eksudat
purulen dengan jumlah sedikit disertai adanya non pitting edema < 2 cm. Jaringan
granulasi dan epitel belum nampak, sehingga total skor BBJ 27 (Gambar 1).
Tujuan perawatan penelitian ini ditujukan pada masalah luka setiap kali
kunjungan, dengan tetap menggunakan konsep TIME. Konsep TIME merupakan
kerangka kerja dalam perawatan luka meliput: tissue management, infection/
inflammation control, moisture balance dan ephtielial advancement . Selama fase
inflamasi, hydrocolloid digunakan sebagai balutan primer, dan absorbent pad
sebagai balutan sekunder. Seiring dengan peningkatan produksi eksudat yang
disertai adanya tanda-tanda infeksi lokal, pneliti menggunakan madu
dikombinasikan dengan absorbent pad. Metode ini dipertahankan hingga fase
granulasi berakhir. Adapun selama fase epitelisasi, digunakan transparant film
untuk melindungi epitel dari gesekan (friction) dan trauma eksternal. Adhesive
tape digunakan sebagai balutan tersier selama perawatan (Gambar 2).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?url=http://jurnalluka.etncentre.co.id/index.php/jli/art
icle/download/32/26&rct=j&sa=U&ved=2ahUKEwiT-
uzuut3aAhWIp48KHYc_AccQFjAAegQIABAB&q=perawatan+luka+diabetes+p
ada+daerah+scapular&usg=AOvVaw3jK-DeZTWBE3qZULdymV3i
ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/view/457