Anda di halaman 1dari 4

FORMAT

LAPORAN
ANALISA
JURNAL

No : 2 , Hari : Selasa, Tanggal 13/10 2020

Nama Mahasiswa : Aisyah Octafia


NIM : 120316424
Nama Pembimbing : Ns. Mila Sartika, S.Kep, M.Kep
Pencapaian Kompetensi dan : Mengetahui cara perawatan luka ganggren pada sistem
Pilihan Tema * endokrin.

Tujuan Khusus isi Jurnal** : Intervensi perawatan luka ganggren

Judul Jurnal : 1. Terapi Madu Pada Penderita Ulkus Diabetikum


2. PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA
MODERN “MOIST WOUND HEALING” DAN TERAPI
KOMPLEMENTER “NaCl 0,9% + MADU ASLI” TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK DERAJAT II DI
RSUD BANGKINANG
3. PENGEMBANGAN INTERVENSI PERAWATAN LUKA
PADA FOURNIER GANGRENE DENGAN
MENGGUNAKAN NEGATIVE PRESSURE WOUND CARE
BERDASARKAN COMFORT THEORY
Penulis Jurnal : 1. Ayu Ningsih
2. Ns. Riani, S.Kep., M.Kes¹, Fitri Handayani, SST., M.Kes²
3. CHINDY MARIA ORIZANI

Sumber Publikasi : 1. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung


2. Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
3. ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 1, NO. 2,
DESEMBER 2015

Waktu Publikasi Jurnal : I. Jurnal Nasional (1) : Juli, 2019


II. Jurnal Nasional (2) : Oktober, 2017
III. Jurnal Internasional : Desember, 2015
Jenis Jurnal : 1. Jurnal penelitian
2. E-journal
Kesimpulan isi Jurnal : Penggunaan madu dalam perawatan luka terbukti efektif, pada
sebuah penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada
33 klien yang dirawat menggunakan madu, 29 klien menunjukkan
kesuksesan yang ditandai dengan proses penyembuhan yang baik dan
ratarata dirawat selama 5-6 minggu. Tiga orang tidak menunjukkan
hasil yang baik karena klien dalam keadaan immunodefisiensi.
Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan bahwa madu memiliki
efektivitas yanmg baik dibuktikan dengan proses penyembuhan luka
yang cepat, bersih, mengurangi bau, slough dan nekrotik berkurang,
granulasi dan epitelisasi meningkat serta penyembuhan luka minim
jaringan parut. Madu mengandung vitamin c lebih tinggi 3x lipat
dibandingkan serum vitamin yang baik untuk sintesis kolagen.13
Sifat osmosis pada madu memperlancar peredaran darah, sehingga
area luka mendapat nutrisi yang adekuat. Tidak hanya nutrisi yang
sampai ke area luka, tetapi leukosit juga akan merangsang pelepasan
sitokin dan growth factor. Sifat antibakteri dari madu membantu
mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi anti inflamasinya dapat
mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh
pada proses penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya
jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga
mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit. Penerapan
terapi menggunakan madu ini sesuai dengan teori bahwa madu
mempunyai kadar osmolaritas tinggi sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Madu menciptakan kelembapan yang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan, hal ini yang menyebabkan bahwa madu sangat baik
diserap oleh kulit.

Jurnal (2) : Tehnik perawatan saat ini mengalami perkembangan yang


sangat pesat, dimana perawatan luka sudah menggunakan perawatan
modern “Moist Wound Healing (MWH)” seperti alginate,
metcovazin, foam, hydrocolloid, hydrogel, dan terapi komplementer
menggunakan madu asli sedangkan perawatan konvensional masih
menggunakan Nacl, betadhine dan kasa. MWH yaitu suatu metode
cara penyembuhan luka dengan mempertahankan isolasi lingkungan
luka yang tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan
kelembaban. Metode MWH ini secara klinis memiliki keuntungan
akan meningkatkan proliferasi dan migrasi dari sel-sel epitel disekitar
lapisan air yang tipis, mengurangi resiko timbulnya jaringan parut,
dan lain-lain, keunggulan metode ini dapat meningkatkan epitelisasi
30– 50%, meningkatkan sintesa kolagen sebanyak 50%, rata-rata
reepitelisasi dengan kelembaban 2–5 kali lebih cepat serta dapat
mengurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka. kualitas
penyembuhan baik, luka cepat sembuh sehinggta dapat mengurangi
biaya perawatan. Beberapa penelitian sebelumnya telah diketahui
konsep perawatan luka modern lebih efektif dalam pengangkatan
jaringan mati (nekrotik), peningkatan perbaikan luka, dan penurunan
nyeri saat penggantian balutan

Jurnal ( 3) : Prinsip terapi pada gangrene Fournier adalah terapi


suportif memperbaiki keadaan umum pasien, pemberian antibiotika,
dan debridement dengan membuang jaringan nekrosis. Antibiotika
yang dipilih adalah yang sesuai dengan hasil sensitifitas kultur kuman
atau jika belum ada hasil kultur, dipilih antibiotika yang berspektrum
luas, yaitu golongan penisilin, klindamisin, atau aminoglikosida.
Tujuan debridement adalah mengangkat seluruh jaringan nekrosis
(devitalized tissue)
Negative Pressure Wound Therapy dapat mempercepat penyembuhan
luka dengan cara: 1. Mempertahankan lingkungan yang lembab 2.
Menghapus eksudat luka 3. Meningkatkan local aliran darah 4.
Meningkatkan pembentukan jaringan granulasi 5. Menerapkan
tekanan mekanis untuk mempromosikan luka penutupan 6.
Mengurangi beban bakteri pada luka. 7. Dressing oklusif
mempertahankan lingkungan yang lembab, yang bermanfaat untuk
penyembuhan luka.

Kelebihan isi Jurnal :  Penggunaan kata yang tepat dan baku


 Isi jurnal singkat,padat dan jelas
 Tata cara penulisan isi abstrak sudah baik
Kekurangan isi Jurnal :  Space penulisan tidak teratur

Saran peningkatan kualitas Penulisan kalimat tidak bertele-tele


isi Jurnal
:
Link Jurnal : 1. Jurnal Nasional (1) :
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/med
ula/article/viewFile/2371/pdf
2. Jurnal Nasional (2) :
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1295801&val=17429&title=PERBANDING
AN%20EFEKTIVITAS%20PERAWATAN
%20LUKA%20MODERN%20MOIST
%20WOUND%20HEALING%20DAN%20TERAPI
%20KOMPLEMENTER%20NaCl
%2009%20%20MADU%20ASLI%20TERHADAP
%20PENYEMBUHAN%20LUKA%20KAKI
%20DIABETIK%20DERAJAT%20II%20DI
%20RSUD%20BANGKINANG
3. Jurnal Internasional :
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/13-1-151-1-
10-20180516.pdf

Anda mungkin juga menyukai