NIM : 120316424 Nama Pembimbing : Ns. Mila Sartika, S.Kep, M.Kep Pencapaian Kompetensi dan : Mengetahui cara perawatan luka ganggren pada sistem Pilihan Tema * endokrin.
Tujuan Khusus isi Jurnal** : Intervensi perawatan luka ganggren
Judul Jurnal : 1. Terapi Madu Pada Penderita Ulkus Diabetikum
2. PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA MODERN “MOIST WOUND HEALING” DAN TERAPI KOMPLEMENTER “NaCl 0,9% + MADU ASLI” TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK DERAJAT II DI RSUD BANGKINANG 3. PENGEMBANGAN INTERVENSI PERAWATAN LUKA PADA FOURNIER GANGRENE DENGAN MENGGUNAKAN NEGATIVE PRESSURE WOUND CARE BERDASARKAN COMFORT THEORY Penulis Jurnal : 1. Ayu Ningsih 2. Ns. Riani, S.Kep., M.Kes¹, Fitri Handayani, SST., M.Kes² 3. CHINDY MARIA ORIZANI
Sumber Publikasi : 1. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2. Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai 3. ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 1, NO. 2, DESEMBER 2015
Waktu Publikasi Jurnal : I. Jurnal Nasional (1) : Juli, 2019
II. Jurnal Nasional (2) : Oktober, 2017 III. Jurnal Internasional : Desember, 2015 Jenis Jurnal : 1. Jurnal penelitian 2. E-journal Kesimpulan isi Jurnal : Penggunaan madu dalam perawatan luka terbukti efektif, pada sebuah penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 33 klien yang dirawat menggunakan madu, 29 klien menunjukkan kesuksesan yang ditandai dengan proses penyembuhan yang baik dan ratarata dirawat selama 5-6 minggu. Tiga orang tidak menunjukkan hasil yang baik karena klien dalam keadaan immunodefisiensi. Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan bahwa madu memiliki efektivitas yanmg baik dibuktikan dengan proses penyembuhan luka yang cepat, bersih, mengurangi bau, slough dan nekrotik berkurang, granulasi dan epitelisasi meningkat serta penyembuhan luka minim jaringan parut. Madu mengandung vitamin c lebih tinggi 3x lipat dibandingkan serum vitamin yang baik untuk sintesis kolagen.13 Sifat osmosis pada madu memperlancar peredaran darah, sehingga area luka mendapat nutrisi yang adekuat. Tidak hanya nutrisi yang sampai ke area luka, tetapi leukosit juga akan merangsang pelepasan sitokin dan growth factor. Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit. Penerapan terapi menggunakan madu ini sesuai dengan teori bahwa madu mempunyai kadar osmolaritas tinggi sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan mempercepat proses penyembuhan luka. Madu menciptakan kelembapan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, hal ini yang menyebabkan bahwa madu sangat baik diserap oleh kulit.
Jurnal (2) : Tehnik perawatan saat ini mengalami perkembangan yang
sangat pesat, dimana perawatan luka sudah menggunakan perawatan modern “Moist Wound Healing (MWH)” seperti alginate, metcovazin, foam, hydrocolloid, hydrogel, dan terapi komplementer menggunakan madu asli sedangkan perawatan konvensional masih menggunakan Nacl, betadhine dan kasa. MWH yaitu suatu metode cara penyembuhan luka dengan mempertahankan isolasi lingkungan luka yang tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan kelembaban. Metode MWH ini secara klinis memiliki keuntungan akan meningkatkan proliferasi dan migrasi dari sel-sel epitel disekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko timbulnya jaringan parut, dan lain-lain, keunggulan metode ini dapat meningkatkan epitelisasi 30– 50%, meningkatkan sintesa kolagen sebanyak 50%, rata-rata reepitelisasi dengan kelembaban 2–5 kali lebih cepat serta dapat mengurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka. kualitas penyembuhan baik, luka cepat sembuh sehinggta dapat mengurangi biaya perawatan. Beberapa penelitian sebelumnya telah diketahui konsep perawatan luka modern lebih efektif dalam pengangkatan jaringan mati (nekrotik), peningkatan perbaikan luka, dan penurunan nyeri saat penggantian balutan
Jurnal ( 3) : Prinsip terapi pada gangrene Fournier adalah terapi
suportif memperbaiki keadaan umum pasien, pemberian antibiotika, dan debridement dengan membuang jaringan nekrosis. Antibiotika yang dipilih adalah yang sesuai dengan hasil sensitifitas kultur kuman atau jika belum ada hasil kultur, dipilih antibiotika yang berspektrum luas, yaitu golongan penisilin, klindamisin, atau aminoglikosida. Tujuan debridement adalah mengangkat seluruh jaringan nekrosis (devitalized tissue) Negative Pressure Wound Therapy dapat mempercepat penyembuhan luka dengan cara: 1. Mempertahankan lingkungan yang lembab 2. Menghapus eksudat luka 3. Meningkatkan local aliran darah 4. Meningkatkan pembentukan jaringan granulasi 5. Menerapkan tekanan mekanis untuk mempromosikan luka penutupan 6. Mengurangi beban bakteri pada luka. 7. Dressing oklusif mempertahankan lingkungan yang lembab, yang bermanfaat untuk penyembuhan luka.
Kelebihan isi Jurnal : Penggunaan kata yang tepat dan baku
Isi jurnal singkat,padat dan jelas Tata cara penulisan isi abstrak sudah baik Kekurangan isi Jurnal : Space penulisan tidak teratur
Saran peningkatan kualitas Penulisan kalimat tidak bertele-tele
isi Jurnal : Link Jurnal : 1. Jurnal Nasional (1) : http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/med ula/article/viewFile/2371/pdf 2. Jurnal Nasional (2) : http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php? article=1295801&val=17429&title=PERBANDING AN%20EFEKTIVITAS%20PERAWATAN %20LUKA%20MODERN%20MOIST %20WOUND%20HEALING%20DAN%20TERAPI %20KOMPLEMENTER%20NaCl %2009%20%20MADU%20ASLI%20TERHADAP %20PENYEMBUHAN%20LUKA%20KAKI %20DIABETIK%20DERAJAT%20II%20DI %20RSUD%20BANGKINANG 3. Jurnal Internasional : file:///C:/Users/ASUS/Downloads/13-1-151-1- 10-20180516.pdf