KANKER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga tersusunnya Standar Pelayanan Keperawatan Kanker di rumah
sakit. Standar ini disusun bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
kanker di rumah sakit yang berpengaruh dalam pencapaian mutu pelayanan
kesehatan yang baik.
Kanker menjadi penyebab kematian utama sebesar 13% dari seluruh penyebab
kematian dan Indonesia menduduki peringkat ke 7 di dunia.
Sebagian besar
pasien kanker terdeteksi di fasilitas kesehatan pada stadium lanjut yaitu sebesar 70%.
Berbagai upaya di seluruh dunia telah dilakukan antara lain dengan Resolusi World
Health Assembly (WHA) No 58.22 tahun 2005 dan deklarasi kanker dunia (World
Cancer Declaration). Pelayanan keperawatan sebagai salah satu pemberi pelayanan
kesehatan yang mendukung upaya tersebut dengan melakukan peningkatan,
pencegahan, penyembuhan maupun pemulihan kesehatan dengan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap menurunkan angka kematian dan kesakitan
akibat penyakit kanker. Untuk memberikan pelayanan keperawatan yang optimal bagi
pasien perlu adanya suatu standar pelayanan keperawatan kanker.
Standar ini diharapkan dapat diterapkan di rumah sakit khusus kanker sedangkan
khusus mengenai pelayanan klinis keperawatan kanker yang berisikan antara lain
asuhan keperawatan, keterpaduan pelayanan keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan kepada pasien serta pendokumentasian keperawatan dapat diterapkan di
rumah sakit umum yang memiliki unit kanker.
ii
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah meluangkan waktu dan fikirannya untuk mendukung dan berperan serta dalam
penyusunan Standar Pelayanan Keperawatan kanker dari ini. Semoga menjadi amal
dan kebaikan bagi kita semua. Akhirnya dengan tersusunnya dan diterapkannya
standar ini diharapkan pelayanan keperawatan kanker dapat meningkat kualitasnya
secara optimal.
Jakarta,
Maret 2012
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan
dan Keteknisian Medik
Suhartati,S.Kp.,M.Kes
NIP.196007271985012001
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
iv
TIM PENYUSUN................................................................................................................
DAFTAR ISTILAH.............................................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Dasar Hukum........................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................
D. Sasaran.................................................................................................................
4
11
Kanker..................................................................................................................
C. Pendidikan dan Konseling Kesehatan kepada Pasien..........................................
17
D. Dokumentasi Keperawatan..................................................................................
18
20
24
28
D. Manajemen Komunikasi.......................................................................................
30
E. Manajemen Kualitas.............................................................................................
32
35
B. Sasaran.................................................................................................................
35
C. Mekanisme............................................................................................................
35
BAB V PENUTUP..............................................................................................................
37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
TIM PENYUSUN
KONTRIBUTOR
DAFTAR ISTILAH
Accupressure
Audiogram
Autonomy
Beneficience
Bioterapi
Bone scan
Care giver
Cost Effective
CT-SCAN
Echocardiografi
Ekstravasasi
vi
Farmakoterapi
Fidelity
Growth factor
Head to toe
Hipnoterapi
untuk
mengatasi
pikiran,
perasaan
dan
perilaku.
Hospice refferal
Impaired home
maintened
management
Infection Control
Informed Consent
Injury
Justice
maupun
dalam
memberikan
Segolongan
penyakit
yang
ditandai
dengan
Magnetic
Alat
diagnostik mutakhir
untuk
memeriksa
dan
Resonance Imaging
mendeteksi
(MRI)
tubuh
dengan
menggunakan
medan
dalam
dosis
atau
rute
administrasi,
penggunaan
obat
ketinggalan
zaman,
Quality of life
Kemampuan
pasien
untuk
menikmati
aktivitas
kehidupan normal.
Radiasi
Radiasi eksternal
Radiasi internal
ditempatkan
tepat
dijaringan
kanker
atau
ditempatnya.
Radiologi
Radioterapi
: Penggunaan partikel energi untuk menghancurkan selsel dalam pengobatan penyakit sel mati akibat dari
reaksi kimia dalam sel yang menyebabkan perubahan
DNA dan RNA, mengurangi kemampuan sel untuk
berfungsi.
Rehabilitasi
penyakit
kronis
baik
fisik
maupun
psikologisnya.
Renogram
Staging
untuk
merencanakan
pengobatan
dan
memprediksi prognosis.
Stake holder
Surveillans
yang
diambil
untuk
mencegah
dan
Veracity
Kewajiban
moral
untuk
mengatakan
hal
yang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun
di Indonesia. Kanker menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia,
sebesar 13% dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2007). Setiap tahun
12 juta orang di seluruh dunia terkena kanker dan 7,6 juta di antaranya
meninggal akibat kanker.
yang memadai, maka pada tahun 2030 diperkirakan 26 juta orang akan
menderita kanker dan 17 juta diantaranya meninggal. Hal ini akan terjadi
lebih cepat di negara berkembang (UICC, 2009).
Angka prevalensi di Asia sebanyak 3,6 juta laki-laki dan 4 juta perempuan
menderita kanker. Di China sendiri terdapat 1,6 juta laki-laki dan 1,5 juta
perempuan penderita kanker. Di sebagian besar negara-negara Asia,
kanker kolon dan rektum merupakan kanker tertinggi pada laki-laki,
sedangkan kanker payudara merupakan kanker tertinggi pada perempuan.
Prevalensi kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk dan menjadi
penyebab kematian nomor 7 sebesar 5,7% dari seluruh penyebab
kematian, setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, penyakit perinatal, dan
Diabetes Melitus (Riskesdas, 2007).
kanker bronkus dan paru 19,6 per 100.000 laki-laki, kanker prostat 13,5;
kanker kolorektal 12,5; kanker pharing 7,9; dan kanker ginjal dan kandung
kemih 5 per 100.000 laki-laki.
Hal ini terjadi karena belum adanya standar yang menjadi acuan bersama.
Untuk itu, diperlukan standar pelayanan keperawatan kanker yang akan
menjadi panduan bagi seluruh RS yang memberikan pelayanan kanker.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan,
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit,
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen,
Tujuan Khusus
kegiatan
administrasi
dan
manajemen
pelayanan keperawatan,
3. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan berjenjang dari
pusat sampai ke daerah.
D. Sasaran
BAB II
PELAYANAN KLINIS KEPERAWATAN KANKER
Indikator:
a. Menggunakan format yang baku. Format pengkajian yang ada minimal
berisikan tentang : Riwayat kesehatan, status kesehatan saat ini,
pengkajian fisik, pengkajian psiko-sosio-spiritual dan budaya, pengkajian
kesehatan seksual.
b. Pengkajian dilakukan saat pasien masuk sampai pulang,
c. Melibatkan pasien, keluarga dan petugas kesehatan lain sebagai sumber
informasi,
d. Terdapatnya hasil pemeriksaan penunjang yang terkait masalah pasien,
e. Mendokumentasikan data yang sudah terkumpul.
2. Diagnosis Keperawatan
Pernyataan
Perawat kanker membuat diagnosis keperawatan
pasien
secara
biologis,
psikologis,
sosial
berdasarkan respon
maupun
spiritual
yang
Indikator:
a. Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data pengkajian,
b. Diagnosis keperawatan menggambarkan masalah pasien,
c. Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan prioritas kebutuhan pasien,
d. Diagnosis keperawatan harus dievaluasi setiap hari,
e. Terdapat dokumentasi diagnosis keperawatan.
4
3. Perencanaan
Pernyataan
Perencanaan dibuat berdasarkan masalah pasien sesuai diagnosis
keperawatan.
dan sumber
Indikator :
a. Perencanaan harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistik dan
ada batasan waktu (SMART),
b. Perencanaan
disusun
berkolaborasi
dengan
melibatkan
pasien,
4. Implementasi
Pernyataan
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun.
Indikator:
a. Mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai prioritas masalah,
b. Mengimplementasi tindakan yang dilakukan sesuai dengan SOP,
c. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilakukan,
d. Memodifikasi implementasi yang telah dilaksanakan bila hasil yang
diharapkan belum/ tidak tercapai,
e. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
5. Evaluasi
Pernyataan
Perawat Kanker melakukan evaluasi secara sistematis berkesinambungan
sesuai dengan respon pasien dan keluarga.
Indikator:
a. Mengevaluasi
masalahan
keperawatan
setiap
pergantian
dinas.
Background/
latar
belakang,
Assesment/
perencanaan,
Recognition/ implementasi),
b. Diagnosis keperawatan dilakukan evaluasi sumatif,
c. Evaluasi dilakukan sesuai kriteria hasil dari masing-masing diagnosa,
d. Adanya rencana tindak lanjut (melakukan modifikasi perencanaan),
e. Evaluasi didokumentasikan.
Indikator:
a. Pengkajian nyeri terisi sesuai SOP,
b. Penetapan skala nyeri sesuai dengan ungkapan dan respon fisik
pasien,
c. Tata laksana tindakan keperawatan nyeri dilaksanakan sesuai dengan
hasil pengkajian nyeri,
d. Tatalaksana pemberian obat nyeri berdasarkan pada alogaritme yang
sudah ditetapkan ( step ladder WHO),
e. Evaluasi dilakukan terus menerus sesuai respons pasien,
Indikator :
a. Ditandatanganinya informed consent oleh pihak terkait (pasien, dokter,
keluarga),
b. Terdapat protokol (Instruksi pemberian kemoterapi) yang dibuat oleh
dokter penanggung jawab,
c. Persiapan dan pencampuran obat kemoterapi dilakukan oleh bagian
farmasi,
d. Tersedianya ruangan khusus untuk pemberian kemoterapi
e. Diberikan oleh perawat yang sudah bersertifikat,
f. Perawat yang memberikan kemoterapi memakai Alat Pelindung Diri
lengkap,
g. Pemberian kemoterapi sesuai dengan SOP,
h. Selama pemberian kemoterapi tidak terjadi ekstravasasi,
i.
j.
pasien yang menjalani radiasi mulai persiapan, saat dilakukan radiasi dan
setelah radiasi.
Indikator :
a. Persiapan
1) Informed concent
2) Tidak ada fokal infeksi (pemeriksaan gilut, THT),
3) Terdapat hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi),
4) Sudah dilakukan CT Planning (simulasi),
5) Format persiapan radiasi terisi sesuai SOP,
6) Tersedianya perawat yang bersertifikat dalam pemberian asuhan
keperawatan radiasi.
b. Pelaksanaan:
1) Tidak terjadi injury (jatuh, fraktur) selama radiasi,
2) Tindakan keperawatan dilakukan sesuai SOP.
c. Setelah Radiasi
1) Efek samping yang terjadi minimal dan dapat diintervensi dengan
cepat dan tepat sehingga organ atau jaringan sehat sekitarnya tidak
mengalami kerusakan atau mengalami gangguan minimal,
2) Pasien dan keluarga memahami : area (tanda) radiasi tidak boleh
hilang, hindari area radiasi dari sinar matahari, tekanan, gesekan,
3) Terdapatnya
discharge
planning
(perencanaan
pulang),Pasien
penyembuhan
luka,
dimulai
dari
pengkajian
yang
Indikator :
a. Formulir pengkajian perawatan luka terisi lengkap sesuai SOP,
b. Tersedianya alat dan bahan perawatan luka sesuai kondisi luka,
c. Terdapat kesinambungan dokumentasi kondisi luka dan tindakan yang
dilakukan,
d. Ada dokumentasi perawatan luka kanker
Indikator :
a. Adanya pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual,
b. Adanya bukti keterlibatan perawat sampai akhir kehidupan pasien,
c. Adanya bukti terbinanya hubungan saling percaya antara perawat,
pasien dan keluarga,
d. Adanya bukti bahwa pasien tidak mengalami nyeri di saat akhir
hidupnya,
e. Adanya
bukti
bahwa
perawat
telah
mengakomodasi
kegiatan
j.
j.
Sepsis,
Indikator :
a. Adanya pengkajian sesuai kondisi kegawatan kanker,
b. Tindakan dilakukan sesuai dengan kondisi kegawatan kanker,
c. Ada dokumentasi tindakan keperawatan,
d. Adanya evaluasi.
Indikator :
a. Ada kebijakan tertulis tentang proses dan pedoman yang mendukung
hak pasien dan keluarga yang disosialisasikan, meliputi:
10
kepada
pasien
dan
keluarga
tentang
kondisi
kesehatannya,
2) Menghargai tata nilai, budaya dan keyakinan pasien,
3) Memelihara kerahasiaan informasi kesehatan pasien,
4) Melindungi barang milik pasien dari pencurian atau kehilangan,
5) Melindungi pasien dari serangan fisik,
6) Melibatkan pasien dan keluarga dalam menentukan pelayanan yang
akan dilakukan.
b. Pasien/keluarga/penanggung jawab pasien menandatangani, mematuhi
dan melaksanakan peraturan/ tata tertib rumah sakit,
1) Ada bukti pelaksanaan kewajiban,
2) Menandatangani aturan dan tata tertib,
3) Mematuhi persyaratan administrasi.
Indikator :
a. Tersedianya jenis-jenis layanan klinis
Pasien diterima pada bagian Admision sebagai pasien rawat inap atau
di daftarkan untuk pelayanan rawat jalan sesuai kebutuhan dan kondisi
11
kesehatan mereka.
sakit, dan jenis layanan yang ada dapat diketahui di bagian informasi,
b. Terlaksananya triage atau skrining
Triage atau skrining dilakukan sejak kontak pertama pasien masuk di
bagian admision bila kondisi memungkinkan/ baik atau dibagian
Emergensi bila kondisi pasien tidak terlalu baik. Melalui skrining
kebutuhan pasien ditentukan, skrining dilaksanakan melalui kriteria
triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil
dari pemeriksaan fisik, psikologis, laboratorium klinik atau diagnostik
imaging sebelumnya,
c. Terdapat kriteria penerimaan pendaftaran dan perawatan pasien.
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk penerimaan pasien
rawat inap dan untuk pendaftaran rawat jalan,
d. Terdapat proses penerimaan pendaftaran dan perawatan pasien.
Seluruh proses penerimaan pendaftaran dan perawatan pasien
dilakukan di bagian admisi. Kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan:
1) Kebijakan dan prosedur untuk standarisasi cara pendaftaran pasien
rawat jalan,
2) Kebijakan dan prosedur untuk standarisasi cara penerimaan pasien
rawat inap,
3) Petugas mengenal kebijakan dan prosedur serta melaksanakannya,
4) Kebijakan dan prosedur mencakup penerimaan pasien emergensi ke
unit rawat inap,
5) Kebijakan dan prosedur mencakup penanganan pasien apabila tidak
tersedia rumah sakit tempat tidur pada pelayanan yang dituju.
e. Terdapat batasan area terhadap pasien yang memerlukan observasi
dengan kondisi yang kurang baik memerlukan penanganan khusus/
berbeda dengan pasien dengan kondisi yang baik,
f. Tersedianya SOP pada keadaan:
1) Tempat tidur penuh,
2) Fasilitas yang diperlukan tidak ada,
3) Alat dalam perbaikan.
12
2. Pelayanan Emergensi
Pernyataan
Pasien dalam kondisi emergensi atau memerlukan perawatan segera,
harus diberikan prioritas dalam pengkajian dan pemberian tindakan oleh
perawat.
Indikator :
a. Tersedianya ruang : penerimaan pasien, triage, observasi, tindakan dan
resusitasi, dan ruang isolasi,
b. Tersedianya peralatan untuk pertolongan pertama,
c. Adanya kriteria penerimaan pasien emergensi (SOP),
d. Terlaksananya pemberian asuhan dan tindakan keperawatan sesuai
dengan kondisi emergensi,
e. Terdapat petugas yang terlatih dan kompeten:
1) Mampu melakukan tindakan dan menilai hasil tindakan dengan
cepat dan tepat sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku,
2) Mempunyai sertifikat pelatihan sesuai dengan standar yang berlaku:
PPGD, BTCLS, ACLS. Sertifikat tersebut selalu diperbaharui sesuai
dengan jangka waktu yang ditetapkan,
3) Mampu melakukan kolaborasi.
f. Ada dokumentasi tindakan keperawatan,
g. Tersedianya akses pemeriksaan penunjang yang mudah dan cepat.
masalah
dan
memilih
pelayanan
yang
paling
tepat.
Kebutuhan pasien selama dirawat dan semua informasi terkait harus dikaji
dan diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien saat pertama pasien datang.
Indikator :
a. Adanya bukti telah dilakukan pengkajian keperawatan yang berfokus
pada
tindakan
preventif,
kuratif,
rehabilitatif
dan
paliatif
yang
Indikator :
a. Adanya kriteria pasien masuk atau pindah di pelayanan ruang intensif /
khusus (Ruang Isolasi Imunitas Menurun/ RIIM, Ruang Isolasi
Radioaktif /RIRA),
b. Terdapat bukti penerimaan pasien masuk ke ruang intensif /khusus
(Ruang Isolasi Imunitas Menurun /RIIM, Ruang Isolasi Radioaktif/RIRA),
pelayanan
keperawatan
berkoordinasi
dengan
petugas
Indikator :
a. Terdapat peraturan/prosedur tertulis dan proses pemberian layanan
perawatan yang berkesinambungan dibuktikan dan diimplementasikan
pada setiap fase pelayanan:
1) Pelayanan emergensi untuk masuk ke ruang rawat,
2) Ruang rawat ke bagian layanan diagnostik,
3) Ruang rawat ke bagian/ unit bedah/ non bedah,
4) Antara unit perawatan dan departemen klinis,
5) Ruang rawat dengan unit layanan intensif dan khusus,
14
sistem
dalam
pelaksanaan
proses
yang
mendukung
Indikator :
a. Terdapat aturan, prosedur dan petunjuk tertulis dalam pembuatan
resume pulang (discharge planning), pasien meninggal, rujukan dan
tindak lanjut yang dibuktikan dengan:
1) Rencana pemulangan pasien tertulis,
2) Terdapat kerjasama rumah sakit dengan penyedia pelayanan
kesehatan di lingkungannya.
b. Terdapat kriteria dalam menentukan kesiapan pasien untuk pulang
berdasarkan kondisi pasien, permintaan keluarga atau penilaian lain
yang telah dibicarakan bersama,
c. Terdapat aturan pembuatan surat keluar dengan jangka waktu tertentu
misalnya cuti/ ijin,
d. Terdapat aturan merujuk pasien ke pusat layanan kesehatan lain,
15
Indikator :
a. Terdapat peraturan, prosedur dan petunjuk tertulis dalam pelaksanaan
dalam melakukan transfer pasien baik ke dalam maupun keluar institusi
diantaranya:
1) Rumah sakit yang merujuk menentukan bahwa rumah sakit
penerima
dapat
menyediakan
kebutuhan
pasien
yang
akan
dipindahkan,
2) Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit
penerima terutama apabila pasien sering dipindahkan ke rumah sakit
penerima,
3) Terdapat Informasi kondisi klinis pasien atau rangkuman klinis
pasien dikirim ke rumah sakit bersama-sama dengan pasien,
4) Rangkuman klinis mencakup status pasien,
5) Rangkuman klinis mencakup prosedur dan hal-hal lain yang telah
dilakukan,
16
Indikator :
Terdapat
bukti
bahwa
perawat
melakukan
pengkajian
kebutuhan
17
Indikator :
a. Rencana dan program pendidikan harus berdasarkan kebutuhan pasien
dan keluarga,
b. Terdapat struktur, metode, dan mekanisme pemberian pendidikan
kesehatan yang tepat,
c. Sumber-sumber pendidikan kesehatan diatur dan diorganisasikan
secara efektif dan efisien,
d. Materi yang diberikan dapat membantu pasien menghindari dengan
hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan tindakan pengobatan,
e. Terdapatnya standar materi pendidikan kesehatan,
f. Terdapat bukti bahwa perawat edukator mempunyai kemampuan
pengetahuan
dan
komunikasi
dalam
memberikan
pendidikan
kesehatan.
D. Dokumentasi Keperawatan
1. Struktur Data
Pernyataan
Pendokumentasian asuhan keperawatan kanker dibuat secara akurat dan
komprehensif sesuai dengan aturan yang berlaku, standar profesi dan
persyaratan institusi.
Indikator:
Terdapat dokumentasi yang meliputi :
a. Data pasien, nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
b. Nomor pendaftaran dan atau nomor Rekam Medik,
c. Tanggal dan waktu masuk dan keluar,
d. Penggunaan alat bantu pada waktu masuk/ keluar rumah sakit (kursi
roda, brankard, dll),
e. Asal pasien : rumah, rujukan rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan
lain,
f. Dokter yang bertugas, dokter yang mengirim jika ada,
g. Bahasa yang digunakan,
h. Tindak lanjut pelayanan,
i.
Asuransi kesehatan.
18
2. Data klinik
Pernyataan
Perawat mendokumentasikan data klinik secara komprehensif dan akurat
berdasarkan rencana perawatan yang bersifat individual sejak pasien
masuk sampai keluar/ pindah ke ruangan, rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainnya.
Indikator :
Terdapat dokumentasi data klinik yang relevan, akurat , lengkap meliputi:
a. Pemeriksaan fisik dari kepala sampai ke ujung kaki (Head to toe),
b. Riwayat kesehatan dilengkapi dengan genogram ( 3 generasi),
c. Penilaian fisik dan psikososial,
d. Masalah kesehatan yang sudah terjadi dan yang belum terjadi,
e. Diagnostik dan pelaksanaan terapi,
f. Riwayat pengobatan,
g. Intervensi keperawatan,
h. Pendidikan kesehatan pasien dan keluarga,
i.
Indikator :
a. Tersedianya formulir yang telah disepakati,
b. Dokumentasi harus lengkap terisi, ditandatangani dan nama jelas.
19
BAB III
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN KANKER
Indikator:
a. Struktur organisasi pelayanan keperawatan kanker menggambarkan
fungsi dan tanggung jawab serta rentang kendali dilingkungan rumah
sakit,
b. Struktur organisasi pelayanan keperawatan kanker tertuang dalam
dokumen yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang,
c. Struktur organisasi pelayanan keperawatan kanker harus mampu
mendukung program Keselamatan Pasien dan Peningkatan Kualitas
Berkelanjutan,
d. Struktur organisasi pelayanan kanker harus mampu mendukung proses
komunikasi profesional, perencanaan klinis dan pelayanan serta
pengembangan kebijakan.
20
Indikator:
a. Tanggung jawab dan tanggung gugat pengorganisasian keperawatan
dijelaskan dalam peraturan tata laksana rumah sakit, uraian tugas dan
dokumen lain yang sejenis,
b. Petugas penanggung jawab dan penanggung gugat pengorganisasian
keperawatan harus teridentifikasi sesuai dengan nama dan tempat
jawabannya,
c. Pimpinan
pengorganisasian
keperawatan
menunjuk
pengelola
uraian
tugas
yang
menjelaskan
tentang
penampilan
Indikator :
a. Tanggung
jawab
organisasi
pelayanan
keperawatan
terutama
21
Indikator :
a. Adanya
pimpinan
pelayanan
keperawatan
kanker
dalam
pelayanan
pengembangan
keperawatan
pelayanan
menyusun
keperawatan
dan
anggaran
untuk
pendidikan
SDM
keperawatan.
Indikator:
a. Tersedianya
alokasi
anggaran
untuk
pengembangan
pelayanan
Indikator :
a. Adanya
tanggung
jawab
organisasi
mengembangkan
dan
b. Adanya
kebijakan
dan
prosedur
pelayanan
keperawatan
harus
etika
moral
dan
manajemen
hukum
untuk
mendukung
Indikator:
a. Adanya penanggung jawab organisasi untuk membuat kebijakan dan
prosedur sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan terkait
dilema etika moral dalam pelayanan keperawatan kanker,
b. Adanya penanggung jawab organisasi memastikan keputusan yang
diambil harus sesuai dengan hukum, peraturan dan perundangundangan,
c. Adanya pedoman kode etik perilaku yang mampu memberikan
keamanan pada pasien dan petugas pelayanan kesehatan.
Indikator:
a. Terdapat
petugas
keperawatan
kerjasama
penanggung
jawab
organisasi
pelayanan
interaksi
dengan
teman
sejawat
dan
kolega
dalam
23
pelayanan
keperawatan
bertanggung
jawab
terhadap
Indikator:
Terdapat bukti tertulis yang menyatakan bahwa perawat kanker memiliki
kualifikasi sesuai dengan aturan tatanan pelayanan keperawatan kanker.
jenis
dan
kualifikasi
(pendidikan,
ketrampilan,
sikap
dan
Indikator:
a. Tersusunnya perencanaan staf perawat dengan mempertimbangkan visi
Rumah Sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan, dan teknologi yang
digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien,
b. Ditetapkan jenjang karir perawat kanker sesuai dengan tingkat
pendidikan,
keterampilan
dan
pengetahuan
untuk
semua
staf
perawatan.
24
Indikator :
a. Terlaksananya koordinasi dengan bagian SDM dalam pengembangan
sistem dan proses seleksi,
b. Terlaksananya proses seleksi,
c. Terlaksananya pendokumentasian proses seleksi.
4. Pengangkatan
Pernyataan
Kegiatan pengesahan terhadap perawat yang telah lulus seleksi.
Indikator :
a. Terdapat SK pengangkatan,
b. Terdokumentasinya proses pengangkatan.
5. Penempatan
Pernyataan
Kegiatan penempatan perawat yang telah diangkat sesuai dengan
kebutuhan pelayanan.
Indikator :
a. Terdapat surat penempatan perawat di unit yang terkait,
b. Terpenuhinya kebutuhan tenaga perawat sesuai kompetensi,
c. Terlaksananya penilaian kinerja minimal satu kali setahun,
d. Terdokumentasinya proses penempatan.
25
6. Kredential
Pernyataan
Organisasi pelayanan keperawatan memiliki proses yang efektif untuk
mengumpulkan,
memverifikasi,
dan
mengevaluasi
kredensial
staf
Indikator :
a. Terdapat standar prosedur untuk melakukan proses kredensialing,
b. Terdokumentasi data perawat yang meliputi pendidikan, pelatihan,
pengalaman dan STR,
c. Terdapat
pendokumentasian
kredensial
yang
dipelihara
dan
surat
rekomendasi
penempatan
kerja
sesuai
dengan
kompetensi.
Indikator :
a. Terdapat surat penempatan perawat di unit yang terkait,
b. Penempatan perawat berdasarkan pada kebutuhan pasien, sumber
daya yang tersedia dan kompetensi staf (sesuai dengan jenjang karir
perawat kanker.
26
Indikator :
a. Terdapatnya dokumentasi uraian tugas dan tanggung jawab untuk
setiap staf perawat,
b. Terdapat bukti bahwa uraian tugas ditinjau ulang minimal 3 tahun sekali
dan direvisi bila diperlukan
9. Pengembangan Staf
Pernyataan
Organisasi pelayanan keperawatan menyusun program pengembangan
seluruh staf perawat untuk pengembangan dan peningkatan jenjang karir.
Indikator:
a. Terdapatnya program pengembangan staf perawat sesuai jenjang karir
minimal dibuat setiap 5 tahun dan direvisi sesuai arah pengembangan
rumah sakit, meliputi :
1) Program orientasi untuk mempekerjakan staf baru dan peningkatan
staf di unit yang mana mereka ditugaskan dan tanggung jawab
pekerjaan mereka yang spesifik,
2) Program keselamatan untuk melindungi pasien, staf dan hak milik/
kekayaan,
3) Peningkatan pelatihan keperawatan onkologi yang berkelanjutan,
4) Ada program konseling karir dan kemajuan jenjang karir,
b. Tersedianya
sumber-sumber
dalam
pelaksanaan
program
pengembangan seperti:
1) Sarana dan fasilitas,
2) SDM pendidik,
3) Anggaran,
27
Indikator:
a. Terdapat peraturan dan SPO yang diperlukan dan dapat diterapkan,
b. Berpartisipasi aktif dalam perencanaan pengadaan peralatan medik
(terlibat dalam Tim),
c. Terdapat dokumentasi perencanaan dan anggaran sesuai dengan
kebutuhan.
2. Keamanan Lingkungan
Pernyataan
Organisasi pelayanan keperawatan berpartisipasi aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program rumah sakit dalam mendukung
keselamatan dan lingkungan yang aman.
Indikator:
Adanya program untuk menanggulangi resiko dalam lingkungan yang
meliputi:
28
area
yang berisiko
terhadap
c. Peralatan medik
1) Terdapat SPO dalam monitoring dan perawatan peralatan medik,
2) Monitoring fungsi dan penggunaan alat.
d. Peralatan penunjang
1) Air minum, sumber listrik dan gas medik harus tersedia selama 24
jam,
2) Terdapat SPO bila terjadi gangguan terhadap peralatan penunjang,
3) Monitoring untuk perencanaan dan perbaikan fasilitas.
e. Emergensi
Terdapat perencanaan manajemen terhadap terjadinya keadaan
emergensi, epidemi, dan bencana.
f. Bahaya Kebakaran
Terdapat perencanaan keamanan dan program dalam pencegahan dan
penanganan bahaya kebakaran secara terus menerus.
g. Infection control
1) Terdapat peraturan dan SPO terhadap infection control,
2) Terdapat surveilance,
29
Indikator:
a. Terdapat bukti pendidikan dan pelatihan staf,
b. Terdapat pendokumentasian bahwa perawat mampu menciptakan
lingkungan yang aman,
c. Terdapat bukti bahwa staf mampu mengoperasikan peralatan medik
dengan aman.
D. Manajemen Komunikasi
1. Komunikasi dalam Pemberian Informasi
Pernyataan
Organisasi pelayanan keperawatan menyusun sistem yang efektif dalam
berkomunikasi dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan
profesional kesehatan lain.
Indikator :
Terdapatnya
efektif
dan
efisien, meliputi
komunikasi pada:
a. Masyarakat,
1) Pasien/ pelayanan keperawatan,
2) Program kesehatan,
3) Proses untuk masuk dirawat.
b. Pasien dan keluarga
1) Keadaan kesehatan pasien,
2) Pemberian perawatan pada pasien,
3) Respon pasien terhadap pelayanan keperawatan,
4) Jenis layanan keperawatan yang tersedia,
30
pelayanan
keperawatan
berkoordinasi
dalam
menyusun
Indikator :
a. Terdapat kebijakan, prosedur dan pedoman yang tertulis dalam
pencatatan data klinik keperawatan pasien meliputi:
1) Pencatatan data klinik keperawatan dan program,
2) Pengobatan di rawat jalan dan rawat inap,
3) Pencatatan bersama (catatan medis, keperawatan dan tenaga
keasehatan lain).
b. Keamanan
pencatatan
untuk
mencegah
terhadap
kehilangan,
31
3. Catatan Administrasi
Pernyataan
Organisasi pelayanan keperawatan berkoordinasi menyusun kebijakan,
pedoman atau standar tertulis dalam menjaga dan memelihara catatan
administrasi keperawatan.
Indikator :
Terdapat kebijakan, pedoman atau standar tertulis dalam menjaga dan
memelihara catatan administrasi di pelayanan keperawatan :
a. Perencanaan staf,
b. Sensus pasien dan penyakit,
c. Kapasitas tempat tidur dan jumlah pasien rawat inap,
d. Rencana biaya,
e. Program pengembangan staf,
f. Organisasi keperawatan, komite,
g. Laporan/ notulen pertemuan, bagian pelayanan keperawatan,
h. Program peningkatan mutu,
i.
Pedoman organisasi :
1) Sistem mutu,
2) Kontrol Infeksi,
3) Kesiapan emergensi,
4) Pedoman para karyawan.
E. Manajemen Kualitas
1. Kepemimpinan dan Pendidikan Staf
Pernyataan
Organisasi pelayanan keperawatan menyusun peningkatan mutu yang
berkelanjutan pada program keselamatan pasien dan staf keperawatan
32
Indikator :
a. Bertanggung
jawab
untuk
mengatur
dan
mengelola
pelayanan
2. Program Kualitas
Pernyataan
Organisasi pelayanan keperawatan memiliki prioritas program mutu untuk
menurunkan resiko dan proses-proses yang beresiko menimbulkan
masalah.
Indikator :
a. Adanya program tertulis, kebijakan, dokumen yang tersusun secara
terkini (Update) dari praktik terkini, pedoman, standar klinik, literatur
pengetahuan dan bukti-bukti yang masih relevan,
b. Adanya program untuk menurunkan resiko infeksi pada pasien dan
petugas,
c. Adanya program peningkatan dan keselamatan, diimplementasi dan
dimonitor keefektifitasnya secara konsisten.
33
Indikator :
a. Terdapat monitoring klinik terhadap:
1) Riset klinik,
2) Dokumentasi keperawatan,
3) Medication error,
4) Pemberian cairan intravena,
5) Pemberian tranfusi dan produk darah,
6) Pemberian Total Parenteral Nutrition (TPN),
7) Surgical safety,
8) Infection control,
9) Adanya pengukuran dan tindakan pencegahan sesuai dengan tujuan
keselamatan pasien internasional.
34
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
keperawatan
secara
komprehensif
dan
berkesinambungan.
A. Tujuan
Tujuan pembinaan dan pengawasan pelayanan keperawatan adalah untuk
meningkatkan kualitas dan kompetensi perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan di rumah sakit.
B. Sasaran
Sasaran pembinaan dan pengawasan meliputi :
1. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik,
2. Dinas Kesehatan Provinsi,
3. Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota,
4. Rumah sakit khusus.
C. Mekanisme
Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
pusat/ kementerian kesehatan (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan
Keteknisian
Medik),
dinas
kesehatan
provinsi,
dinas
kesehatan
Rumah Sakit,
35
36
BAB V
PENUTUP
dalam
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
asuhan
37
DAFTAR PUSTAKA
Foley, K.M., Gelband, H. (2001). Improving Palliative Care for Cancer. Institute of
medicine and National Research Council
Gale, D., Charette, J. (1995). Oncology Nursing Care Plans. Delmar Thomson Learning
Gibson, F. et al. (2000). A Framework for Developing Practice in pediatric in Oncology
Nursing .London. Royal College Nursing
Itano, J., Taoka, K. (2011). Core Curriculum in Cancer Nursing. Hawaii. Elsevier
La Porte, M. (2001). Palliative care Nursing : Quality Care to The End of Life. Boston.
Springer Publishing
Riset
Laporan
Nasional
Riset
Kesehatan
Dasar.
Schell, H.M., Puntillo, K.A. (2006). Critical Care Nursing Secrets, 2nd ed. Mosby
Sistem Informasi Rumah Sakit. (2009).
__________ . (2006). Standards for Intensive Care Units.
Tomlinson, D., Kline, N.E. (2005). Pediatric Oncology Nursing, Advance Clinical Book.
Boston. Springer
Union for International Cancer Control. (2009). World Cancer Declaration. www.uicc.org
Matzo, M.L., (2004). Palliative Care : Prognostication and Cronically Ill. AJN Vol,104 No.
9
Urden, L.D, Stacey, K.M. (2006). Critical Care Nursing : Diagnosis and Management.
Mosby
Yarbro, C.H., Wujcik, D., Gobel, B.H. (2011). Cancer Nursing : Principles and Practice 7th
ed. USA. John Bartlett Publishers LLC
________(2008).Oncology Nursing Documentation Competencies. Cancer Care Ontario
_________ (2005). Chemotherapy and Biotherapy Guidelines and recommendation for
Practice 2nd ed. Oncology Nursing Society
Lampiran 1
perawat
onkologi
melakukan
dokumentasi
keperawatan
onkologi
(Canadian
Association
of
pengkajian
berdasarkan
Nursing
dengan
pedoman
Oncologi) dan
Kompetensi
perawatan kesehatan
pasien
kanker dan
keluarga.
budaya,
dengan
pasien dan
b)
lingkungan
kerja,
sejarah
sosial,
dan
tingkat
pendidikan,
c)
d)
e)
onkologi
mampu
mengintegrasikan dan
dari
asuhan
keperawatan.
Lampiran 1
a)
mengenai
tindakan
operasi,
biotherapi,
baru
yang
maupun
timbul, efek
samping
kronis.
Evaluasi
efek
samping
dan jangka
c)
d)
Kaji
b)
c)
Lampiran 1
memperoleh gambaran komprehensif dari respon fisik pasien
kanker.
4) Pengkajian Psikososial, Spiritual dan Budaya
a)
dan
sistem
dukungan
mereka,
dengan
c)
d)
pengobatan
mekanisme
keluarga,
koping
dan
komunikasi,
e)
5) Kesehatan Seksual
a)
a)
Lampiran 1
asuhan mencakup aspek epidemiologi, etiologi, genetik molekuler, gejala
dan tanda klinik, diagnostik dan laboratorium, staging dan klasifikasi,
pengobatan,prognosis dan perawatan tindak lanjut.
Adapun 5 fokus asuhan tersebut meliputi:
1) Kanker anak berfokus pada kasus leukemia, lymphoma dan tumor
solid,
2) Hematologi anak : anemia, gangguan pembekuan, leukositosis,
neutropenia, trombositopenia,
3) Tindakan
pengobatan
pada
kanker
anak:
kemoterapi,
radiasi,
Lampiran 1
2. Pengelompokan Data
Terdapat pengelompokan data berdasarkan gangguan pemenuhan kebutuhan
pasien meliputi gangguan:
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Mobilisasi
d. Sirkulasi
e. Kenyamanan dan keamanan
f. Psiko-sosio-spritual
g. Seksualitas
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang sering pada pasien kanker:
a. Masalah kebutuhan nutrisi
b. Masalah eliminasi
c. Masalah mobilisasi
d. Masalah sirkulasi
e. Gangguan rasa aman dan nyaman
f.
Kurang pengetahuan
Kecemasan
j.
Lampiran 1
m. Ketakutan
4. Perencanaan
Rencana keperawatan mencakup perumusan diagnosa, tujuan umum dan
khusus serta rencana tindakan yang telah distandarisasi. Rencana tindakan
keperawatan dirancang untuk pasien dan keluarga, direncanakan untuk
tindakan keperawatan generalis (individu dan kelompok) dan tindakan
keperawatan spesialis (individu dan kelompok). Bagi rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang belum mempunyai perawat spesialis, maka
rencana tindakan keperawatan yang ditetapkan adalah rencana tindakan
keperawatan generalis untuk pasien dan keluarga, baik secara individu
maupun kelompok.
5. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan yang
dilakukan langsung terhadap pasien, keluarga dan masyarakat (komunitas)
berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat. Panduan implementasi
tindakan keperawatan per diagnosis keperawatan ditetapkan dalam bentuk
paket tindakan keperawatan pada tiap pertemuan dengan pasien maupun
keluarga. Tindakan keperawatan dirancang dalam bentuk strategi pelaksanaan
tindakan setiap kali bertemu pasien atau keluarga. Dengan adanya strategi
pelaksanaan yang jelas untuk tiap diagnosis keperawatan pasien, maka
perawat dapat memprediksi berapa kali pertemuan perlu dilakukan hingga
masalah selesai.
Hasil akhir dari tindakan keperawatan yang dilakukan adalah gejala pasien
teratasi dan pasien memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya, begitu
pula dengan keluarga diharapkan memiliki kemampuan mengatasi masalah
dalam merawat anggota keluarganya yang sakit.
Lampiran 1
6. Evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data,
teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan dan keptepatan
intervensi keperawatan.
Dengan menggunakan tahapan-tahapan seperti ini dalam melakukan asuhan
keperawatan, kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan.
Perawat dapat mendemonstrasikan tanggung jawab dan tanggung gugatnya
yang merupakan salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah
menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan yang diberika pada
klien
Lampiran 2
TATA LAKSANA MANAJEMEN NYERI
Nyeri adalah pengalaman sensoris, bersifat subjektif yang tidak menyenangkan,
sehubungan dengan terjadinya kerusakan jaringan atau jaringan berpotensi rusak.
1. Pengkajian nyeri
Pengkajian nyeri dilakukan berdasarkan metoda WILDA :
1) W
2) I
3) L
4) D
5) A
Macam-macam
tindakan
non
farmakologis:
Tehnik
relaksasi,
Lampiran 3
TATA LAKSANA MANAJEMEN KEMOTERAPI
Persiapan Pemberian Kemoterapi:
a. Penjelasan kepada pasien dan keluarga,
b. Pengukuran berat badan dan tinggi badan,
c. Pemeriksaan laboratorium:
1) Darah tepi : Hb, Leuko, Trombosit, Hitung jenis,
2) Kimia klinik: SGOT, SGPT, Bilirubin, Alkali Fosfat. gula darah,
3) Kultur,
4) Urin: Creatinin Clearance Test, Urin Lengkap, PH
5) Pemeriksaan THT : Audiogram (terutama pada pemberian cisplatin).
6) Fungsi jantung: EKG dan Echocardiografi (bila pemberian Adriamycin,
Epirubicin),
7) Pemeriksaan gigi,
8) Foto Thoraks
9) Fungsi ginjal: renogram, GFR (Glomerulo Filtration Rate), CCT (Creatinin
Clearance Test).
Lampiran 4
TATA LAKSANA PERAWATAN PALIATIF KANKER
Perawatan paliatif bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi
masalah
yang
berhubungan
dengan
penyakit
yang
dapat
mengancam jiwa, melalui penanganan nyeri dan masalah-masalah lain baik fisik,
psikososial dan spiritual (WHO, 2002). Asuhan keperawatan yang diberikan
menggunakan pendekatan proses keperawatan:
a.
Pengkajian
Data yang dikumpulkan melalui wawancara diperoleh dari pasien, keluarga
dan caregiver. Kesiapan keluarga dan caregiver dalam merawat anggota
keluarga yang sakit termasuk fasilitas yang diperlukan dirumah dan adanya
layanan rujukan yang terdekat. Pengkajian pasien paliatif kanker meliputi
pengkajian pemenuhan kebutuhan pasien dan kesiapan keluarga dalam
menerima proses kehilangan yang akan terjadi (kematian).
b.
c.
Rencana Tindakan
Mengacu kepada keluhan pasien dan masalah menjelang akhir kehidupan.
Kriteria disesuaikan dengan kondisi pasien secara objektif dan menyiapkan
pasien dan keluarga saat sebelum kematian, saat kematian dan pada saat
fase berduka.
d.
Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien terminal, bertujuan meningkatkan
quality of life sehingga pasien dapat menghadapi kematiannya dalam
keadaan bebas nyeri, bebas sesak dan dalam keadaan beriman serta
adanya penerimaan keluarga.
e.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap tindakan perawatan yang telah dilakukan:
1) Penerimaan keluarga,
Lampiran 4
2) Pelaksanaan pesan-pesan pasien sebelum meninggal,
3) Proses berduka keluarga.
Peri-Death
Nursing
Care.
Perawatan
Peri-Death
adalah
Lampiran 4
Lampiran 5
TATA LAKSANA MANAJEMEN KEGAWATAN KANKER
Penatalaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yang
mengalami kegawatan akibat penyakit kanker dan atau efek samping pengobatan
kanker dengan kemoterapi dan radiasi. Kegawatan Kanker merupakan keadaan
yang terjadi terkait dengan kondisi:
a. Penekanan Tulang Belakang (Spinal Cord Compression),
Penekanan tulang belakang disebabkan oleh tumor yang menekan secara
langsung maupun tidak langsung pada syaraf tulang belakang dan
mempengaruhi aliran darah. Berdasarkan lokasi tumor pada Intramedullary
(Dalam spinal cord), Intradural (dalam dura meter), Extramedullary (di luar
spinal cord) dan Extradural (diluar spinal cord)
b. Sindroma Vena Cava Superioir (Superior Vena Cava Syndrome)
Kompresi
ekstrinsik,
atau
tumor
yang
menyebabkan
obstruksi
yang
squamous sel kanker kepala dan leher, prostat, esofagus, pankreas, dan
kolon, thymoma, lymphoma hodgkin dan non hodgkins.
d. Cardiac Tamponade,
Malignan merupakan penyebab terbesar dari cardiac tamponade. Tumortumor yang berhubungan dengan cardiac tamponade meliputi paru dan
mamae, lymphoma, dan leukemia. System drainage venous dan lymphatik
tersumbat ketika tumor menginvasi ke perikardium dan myocardium. Kardiak
tampon terjadi ketika akumulasi cairan sehingga menyebabkan shock klinik.
Pasien-pasien yang menerima antineoplastik seperti doxorubicin atau
Lampiran 5
daunorubicin juga mempunyai resiko kardiotoksik sebagai efek samping dari
obat tersebut.
e. Anaphylaxis shock
Anaphylaxis shock pada pasien onkologi berhubungan dengan beberapa obat
antineoplastik. Pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk berkembangnya
anaphylaxis shock dengan pemberian intravena, obat-obat derivat dari bakteri
(L-asparaginase), dan pemberian obat berulang. Anaphilaxis shock dapat
mengancam kehidupan pada kegawatan onkologi yang merupakan komplikasi
dari pernapasan dan kardiovaskuler
f. Tumor Lisis Syndrome(TLS)
Keadaan yang mengancam kehidupan pada kegawatan onkologi sebagai
hasil dari pengobatan antineoplastik seperti kemoterapi dan radiasi. Dapat
menyebabkan gangguan metabolik dan elektrolit. Seringkali terjadi dalam 1-2
hari pertama pemberian antineoplastik tetapi mungkin terjadi dalam 7 hari
pengobatan.
g. Hypercalsemia
Peningkatan serum kalsium lebih dari 10,5 mg/dl. Seringkali terjadi pada
penyakit kanker dan hyperparatiroid. Hiperkalsemi dari keganasan sering
disebabkan karena metastase tulang dari squamos sel paru dan kanker
mammae, dan tumor ginjal. Kanker lain seperti multiple myeloma, lymphoma,
squamos sel kanker dari head dan neck, bladder, esofagus, prostat, GI,
ovarium, dan kanker tyroid. Metastase tulang menyebabkan destruksi tulang
dan
kehilangan
kalsium
kedalam
cairan
ekstrasellular.
Pengobatan
sering
menyebabkan
toksis
pada
kandung
kemih
yaitu
Lampiran 5
a. Peningkatan Tekanan Intrakranial (Increased intracranial pressure) :
Peningkatan tekanan dalam rongga kranialis
b.
i.
Sepsis
j.
Lampiran 5
a) Tanda dan gejala dini ; biasanya terjadi dalam 15 30 menit
(1) Kulit: Pruritus, urticaria, eritema, angiodema,
(2) Pernafasan: dyspnea dan wheezing,
(3) Kardiovaskuler: Hangat, bercak merah, hipotensi, pusing, bedebardebar,
(4) GI: mual, muntah, diare, nyeri abdomen,
(5) Neurologi: Cemas, pusing, agitasi, merasa gagal
b) Tanda dan gejala lanjut
(1) Pernafasan: Stridor, bronchospasme, edema laring,
(2) Kardiovaskuler: Hipotensi, tachicardi, aritmia, nyeri dada,
(3) Neurologi: Hilang kesadaran.
k. Tumor lisis sindrom(TLS)
Pemeriksaan
Fisik:
Bradikardia,
Hiperkalemi,
Perubahan
EKG
pada
Hypercalsemia
Pemeriksaan Fisik:
CNS dan
Lampiran 5
1) Kulit :
Foto thorak,
(2)
(3)
CT Scan,
(4)
MRI,
(5)
PET Scan
Lampiran 6
STANDAR
PROSEDUR
PENERIMAAN
PASIEN
RAWAT
INAP
DAN
PENDAFTARAN PASIEN
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk penerimaan pasien rawat inap
dan untuk pendaftaran rawat jalan dengan pelaksanaan:
a. Pendaftaran atau admisi untuk pelayanan pasien rawat jalan dan pelayanan
pasien rawat inap dilakukan pada bagian Admisi untuk pasien yang berada
dalam kondisi baik,
b. Admisi langsung dari pelayanan emergensi ke unit rawat inap dilakukan pada
pasien dengan kondisi kurang baik,
c. Terdapat daftar tunggu bagi pasien yang membutuhkan layanan rawat jalan
atau rawat inap sesuai dengan program pengobatan, ditunjukkan dengan surat
rujukan/surat kontrol/surat permintaan rawat,
d. Tindakan menahan pasien guna melakukan observasi pada pasien yang
berada dalam kondisi yang kurang baik di lakukan ruang emergensi untuk
kebutuhan selanjutnya.
e. Kondisi tersebut ditentukan oleh petugas yang berkompeten melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik dan vital sign dan hasil yang didapat dijelaskan
kepada pasien dan keluarga.
Lampiran 7
RIIM adalah ruang steril yang merupakan tempat perawatan yang mempunyai
sifat kekhususan, bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien yang
mengalami depresi pada sistem kekebalan terutama pada pasien kanker yang
menjalani kemoterapi agresif. Keberhasilan pengobatan dan perawatan sangat
tergantung pada kerjasama antara pasien dengan tim perawat. Oleh karena itu,
seorang perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan ketrampilan khusus
sehingga dapat melakukan asuhan keperawatan dengan tepat. Selain itu, perawat
harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
masuk ruang RIIMl, indikasi , biaya pengobatan, program pengobatan, dan
sebagainya.
a. Perawat yang berdinas di RIIM
1) Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam merawat pasien dengan
imunitas menurun,
2) Harus melaksanakan prinsip-prinsip kesterilan dan disiplin,
3) Petugas yang sedang sakit tidak boleh masuk keruangan pasien,
4) Sudah mengikuti pelatihan dasar kanker dan kemoterapi.
b. Fasilitas /sarana ruangan
1) Penyeterilan Ruangan
2) Penyeterilan ruangan dilakukan setelah pasien pindah keruangan rawat lain
atau sebelum pasien masuk dirawat. Untuk menjaga kesterilan ruangan
beserta isinya, setiap hari dinding, tempat tidur, lemari, tensimeter, meja
pasien (nakas dan meja makan) dibersihkan dan lantai dengan disinfektan.
Tempat sampah selalu dilapisi dengan plastik, yang diganti setiap
pergantian dinas.
3) Pengambilan Kultur Ruangan
Lampiran 7
dinding,
kamar mandi,
plafon,
tempat tidur,
air, makanan,
fasilitas
komunikasi
intercom
dua
arah
yang
Lampiran 7
g) Fasilitas
ruang
steril
harus
tersedia
pada
center
yang
akan
Lampiran 7
kedap udara, seperti regal, nisin, biskuit selamat dan Buah harus
berkulit tebal, segar dan terbungkus rapat oleh kulitnya.
(c) Pasien harus dijelaskan mengenai situasi ruangan, dan jika ingin
berbicara dengan keluarga cukup melalui earphone.
(d) Sebelum masuk ruang isolasi imunitas menurun, pasien atau
keluarga diharuskan untuk menandatangani Surat Ijin Tindakan
(e) Pemeriksaan rutin yang dilakukan pada pasien di ruangan kamar
steril antara lain
Jika
didapatkan
ada
tanda-tanda
infeksi
pada
daerah
Lampiran 8
MANAJEMEN KEPERAWATAN ISOLASI RADIOAKTIF
Ruang Isolasi Radioaktif (RIRA) adalah ruang Isolasi Radioaktif yang merupakan
tempat pelaksanaan tindakan radiasi interna di ruang isolasi radioaktif, bertujuan
untuk memberikan pengobatan Iodium 131 dan samarium-153.
1. Perawat yang berdinas di RIRA
a. Pre tindakan ablasi
1) Melakukan koordinasi dengan bagian BATEK (Batan Tehnologi) untuk
pemesanan Zat Radioaktif yang diperlukan,
2) Menyiapkan ruangan isolasi radioaktif.
b. Intra Ablasi :
1) Melakukan
pasien
2) Melakukan koordinasi dengan bagian farmasi bila diperlukan
3) Melakukan monitoring kondisi pasien selama masa perawatan
4) Monitoring intake dan output pasien selama masa perawatan
5) Melakukan penkes pada pasien maupun keluarga
6) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk perawatan pasien (dokter
onkologi radiasi, radiografer, fisikawan medik, Dosimetrist)
7) Bila
terjadi
tumpahan
menggunakan
APD,
obat
identifikasi
radiofarmaka
area
lakukan:
tumpahan,
petugas
pembersihan
Lampiran 8
mempunyai
fasilitas kamar mandi, Televisi, monitor CCTV, meja nakas, meja makan dan
telepon. Saluran pembuangan kamar mandi dibuat khusus dan terpisah
dengan saluran pembuangan lainnya.
Untuk ruang nurse station terletak di bagian koridor ruang rawat dengan
fasilitas
disposible)
3. Pasien
Indikasi pasien yang akan dirawat di ruang isolasi radioaktif
a. Pasien dengan kanker thyroid pasca total thyroidektomi,
b. Pasien kanker dengan multiple metastase pada tulang.
(alat tenun, alat makan dan sisa makanan dimasukkan pada tempat
yang telah disediakan,setelah BAB dan BAK langsung didalam kloset)
4) Menganjurkan untuk minum banyak
5) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b. Intra ablasi :
Lampiran 8
Lampiran 9
mengalami kegagalan fungsi organ akibat kanker atau akibat komplikasi, efek
samping pengobatan yang diberikan (kemoterapi dan transplantasi sumsum
tulang) yang menimbulkan kegawatan dan bukan termasuk kondisi paliatif.
Lampiran 9
dilengkapi
tempat
pendokumentasian
tidur
dilengkapi
dengan
tempat
bagi
tindakan
Lampiran 10
TATA LAKSANA TRANSFER PASIEN
Transfer
pasien
berdasarkan
atas
kebutuhan
pasien
untuk
pelayanan
berkelanjutan
a. Adanya serah terima antara perawat penanggung jawab yang mengirim dan
perawat yang menerima,
b. Adanya kriteria yang menentukan kapan transfer pasien dilakukan,
c. Adanya SPO yang menjelaskan situasi dimana transfer tidak mungkin
dilaksanakan. Pasien dipindahkan secara tepat ke rumah sakit penerima,
d. Selama proses transfer kondisi pasien secara terus menerus dimonitor oleh
perawat yang kompeten,
e. Resume tertulis tentang kondisi pasien, intervensi (medik dan perawatan)dan
pemberian perawatan yang harus diberikan secara terus menerus,
kondisi
Lampiran 11
EDUKASI KEPADA PASIEN DAN KELUARGA
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien kanker melalui penerapan
pemberian edukasi oleh perawat , kepada pasien dan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan rasa aman dan nyaman pasien kanker dan keluarga,
b. Meningkatkan motivasi, kerjasama, serta rasa percaya diri pasien dalam
mengikuti program pengobatan,
c. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam program
pengobatan.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup edukasi yang akan diberikan kepada pasien dan keluarga
meliputi antara lain :
1. Edukasi fase pre diagnostik,
a. Pemeriksaan prosedur diagnostik,
2. Edukasi pemeriksaan laboratorium klinik :
a. Edukasi pemeriksaan petanda tumor,
b. Edukasi pemeriksaan cairan sumsum tulang,
3. Edukasi pemeriksaan patologi anatomi :
a. Edukasi Pemeriksaan sitologi,
b. Edukasi Pemeriksaan histopatologi.
4. Edukasi pemeriksaan radiologi,
a. Edukasi pemeriksaan PET Scann,
b. Edukasi pemeriksaan CT Scan,
c. Edukasi pemeriksaan MRI,
d. Edukasi pemeriksaan USG,
e. Edukasi pemeriksaan Bone Scan,
f. Edukasi mamografi.
Lampiran 11
5. Edukasi fase terapi :
a. Edukasi Kemoterapi,
b. Edukasi Operasi,
c. Edukasi Radioterapi,
d. Edukasi bioterapi (target terapi),
e. Edukasi hormonal terapi.