Anda di halaman 1dari 22

DIABETES MELITUS

KELOMPOK II :
1. Syarifah : 131000
2. Ratna Siregar : 131000201
3. Ricka Putri Hardianti : 131000202
4. Theresia Siregar : 131000206
5. Mawaddah : 131000208
6. Very Bastian : 131000211
7. Tri Mayang : 131000216
8. Rafika Misni : 131000217
9. Dina Suci : 131000
10. Izhani Isma Zahara : 131000220
11. Alfi Isnaini Syahri : 131000225
PENDAHULUAN
• DM disebut kencing manis oleh
masyarakat awam.

• Secara epidemiologik diabetes


 DM menurut WHO (World Health
seringkali tidak terdeteksi dan
Organization) : suatu kumpulan
dikatakan onset atau mulai
problema anatomik dan kimiawi
terjadinya diabetes adalah 7
akibat dari sejumlah faktor di mana
tahun sebelum diagnosis
didapat defisiensi insulin absolut atau
ditegakkan, sehingga morbiditas
relatif dan gangguan fungsi insulin.
dan mortalitas dini terjadi pada
 DM ditandai dengan terjadinya
kasus yang tidak terdeteksi ini.
hiperglikemia didalam tubuh.
• Hari Diabetes Sedunia 14
NOVEMBER.
DEFINISI
 DM menurut Black 2009 : penyakit kronis yang bersifat progresif,
dikarakteristikkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
mematabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, yang mengarah
kepada hiperglikemia (kadar gula yang tinggi).

 Menurut Sherwood (2012), diabetes secara harfiah artinya


“mengalirkan” , yang menunjukkan pengeluaran urin dalam jumlah
besar. Mellitus artinya “manis” karena banyak mengandung glukosa
dalam urin.

 Dimana DM banyak pada kalangan masyarakat urban.


1. DM Tipe 1 : biasa menyerang
anak-anak. DM yang terjadi karena
berkurang insulin dalam sirkulasi
darah akibatnya hilangnya sel beta.
Gejala yang biasa dialami biasanya
sering buang air kecil.

KLASIFIKASI 1. DM Tipe 2 : karena kelainan


DM MENURUT metabolisme. Terjadi Hiperglisema
WHO yaitu meningkatnya glukosa darah.

1. DM Tipe Gestasional : kombinasi


dari kemampuan reaksi dan
pengeluaran hormon insulin untuk
memenuhi kebutuhan ekstra pada
kehamilan.
GEJALA DM
1. Poliuri (sering kencing dalam jumlah banyak)
2. Polidipsi (banyak minum)
3. Polifagi (banyak makan)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Lemas setiap waktu
6. BB menurun yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya
7. Kesemutan/ mati rasa pada ujung tangan dan kaki
8. Mata kabur secara tiba-tiba
9. Impotensi pada pria
10. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
11. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
FAKTOR RISIKO DM

1. Genetik : keturunan DM memiliki peluang menderita


DM 2 sebanyak 15% - 30%.

2. Obesitas (BB ≥ 20% dari berat ideal)


Berakibat kurangnya reseptor insulin yang dapat
bekerja pada sel.

3. Usia : biasanya dialami oleh orang yang telah berusia


> 30 tahun yang mengalami perubahan fisiologis,
anatomi, dan biokimia.

4. Hipertensi 5. Life Style

6. Merokok 7. Faktor Lingkungan


DIAGNOSIS DM
Dianjurkan pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik
dengan bahan glukosa darah plasma vena. Untuk memantau
kadar glukosa darah dapat dipakai bahan darah kapiler.

Biasanya Dokter akan menganjurkan pemeriksaan gula


darah puasa ,untuk menentukan kadar gula dalam darah

• Gula darah puasa ,normal < 110 mg/dl

• 2 jam sesudah makan normal < 200 mg/dl

Bila nilai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari


angka normal, maka ia dapat dinyatakan menderita DM.
KOMPLIKASI DM
1. AKUT
a. Diabetik Ketoasedosis (DKA) : Defisiensi
insulin berat & akut dari suatu perjalanan
DM.
b. Koma Hiperosmolar Nonketonik (KHHN) :
Keadaan didominasi Hiperosmolaritas dan
Hiperglikemia dan perubahan tingkat
kesadaran.
c. Hipoglikemia : Kadar gula darah turun di
bawah 50-60 mg/dl.
KOMPLIKASI DM

2. KRONIK
a. Mikro Vaskuler : Penyakit ginjal, penyakit
mata, dan neuropati.
b. Makro Vaskuler : PJK, pembuluh darah kaki,
dan pembuluh darah ke otak.
PENCEGAHAN DM

1. Pencegahan Primer
Sasaran : Orang sehat
Dilakukam sebelum timbul tanda-tanda klinis
dengan cara :
 Makan seimbang
 Meningkatkan kegiatan olah raga
 Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi
kesehatan, masyarakat, swasta dan pemerintah,
untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat
PENCEGAHAN DM
2. Pencegahan Sekunder
• Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta
penanganan segera dan efektif, sehingga
komplikasi dapat dicegah.
• Skrining, untuk menemukan penderita sedini
mungkin terutama individu/populasi.
• Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan
memberikan materi penyuluhan seperti : apakah
itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM, obat-
obatan untuk mengontrol glukosa darah,
perencanaan makan, dan olah raga.
PENCEGAHAN DM

3. Pencegahan Tersier
Upaya dilakukan untuk semua penderita DM
untuk mencegah komplikasi.
• Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak
terjadi kegagalan organ.
• Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang
ditimbulkan.
PENGOBATAN DM

• Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan


therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau
Apidra) yang berkesinambungan, berolahraga secukupnya,
pengontrolan menu makanan diet.

• Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, difokuskan pada gaya


hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam
darah, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan
berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang
diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan.
Pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak
mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
PREVALENSI DM
Meningkat dari tahun ke tahun – utama daerah urban
-Data epidemiologi
• 1980 – 1,2 – 2,3 % dari jumlah penduduk
• 1982 – Jakarta 1,7%
• 1993 – Jakarta 5,7%
-Diabetes (Atlas, 2000) – dengan prevalensi DM 4,6%
• 2000 – 5,6 juta penderita DM
• 2020 – 8,2 juta penderita DM
EPIDEMIOLOGI DM

Di DUNIA (Hendromartono, 2000)


Tahun 1994 : 110,4 juta menjadi 150 juta
Tahun 2010 : 279,3 juta
Tahun 2020 : 300 juta

DI INDONESIA (WHO, 2010)


Tahun 2000 : 8,4 juta orang
Tahun 2003 : 13,8 juta orang
Tahun 2030 : 21,3 juta orang yang akan menjadikan Indonesia
sebagai peringkat ke-4 terbesar di Dunia.
DISTRIBUSI PENDERITA DM
SUMBERDATA
SUMBER DATASURVEILENS
SURVEILANSDM

Pengumpulan data yang akurat dan


sistematis, dapat diperoleh melalui anamnese,
pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium
serta pemeriksaan penunjang lainnya (dapat
diperoleh dari Puskesmas, Poliklinik, dan
Rumah Sakit).
PRESENTASI
PRESENTASIDAN
DANANALISA
ANALISADATA
DATADM
1. PRESENTASI DATA
• Grafik : Kasus DM menurut umur dan menurut periode waktu
bulan/tahun.
• Tabel: Kasus menurut tempat geografi kasus dan hasil laboratorium,
insiden rate per area geografis kasus.
• MAP: Insidens Rate/100.000 populasi menurut area geografi dan
waktu.
• Daftar list tentang identitas kasus, gejala, konfirmasi laboratorium dan
keadaan kasus setelah pengobatan.

2. ANALISA DATA
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan
analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas
data subyektif dan data obyektif
Contoh Data Puskesmas

Laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, diperoleh
data jumlah kasus DM per puskesmas tahun 2010 sampai tahun 2012
DM tahun 2010 sampai 2012 terjadi peningkatan
dari 1.979 pasien pada tahun 2010 meningkat menjadi
2.583 pasien pada tahun 2011 dan pada tahun 2012
terdapat 4.191 pasien.
Jumlah kasus DM tipe 2 berdasarkan laporan
Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Rumah Sakit
diketahui jumlah kasus diabetes mellitus tipe 2 juga
mengalami peningkatan. Jumlah kasus pada tahun
2010 sebesar 343 pasien meningkat menjadi 554
pasien tahun 2011, dan sampai bulan Oktober 2012
jumlah kasus sebesar 436 pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai