NAMA MAHASISWA :
WAKHIDATUN NUR RIANI
NIM. A3R21055
A. Definisi
Demam berdarah dengue/ DBD (Dengue Haemorrorhagic Fever/ DHF) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan ditesis
hemorargik. (Sudoyono Aru, dkk 2009)
B. Etiologi
Virus dengue termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae secara serologi terdapat 4
tipe DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan
DEN-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap
serotipe yang bersangkutan, sedangkan serotipe yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat
kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain
tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya. Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia (Sudoyo Aru dalam Nurarif, 2015).
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di
Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu:
a. Aedes Aegypti, yaitu :
- Paling sering ditemukan
- Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di
dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air
di sekitar rumah.
- Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih.Biasanya menggigit
pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
- Jarak terbang 100 meter
b. Aedes Albopictus, yaitu :
- Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon,
seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas
- Menggigit pada waktu siang hari
- Jarak terbang 50 meter.
C. Klasifikasi
Menurut Suriadi (2010) derajat penyakit DHF diklasifikasikan menjadi 4 golongan,
yaitu :
a. Derajat I : demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji tourniquet
positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II : sama dengan derajat I, ditambah gejala perdarahan spontan.
c. Derajat III : ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
(> 120 x/mnt) tekanan nadi sempit (< 120 mmHg), kulit dingin dan lembab serta gelisah.
d. Derajat IV : syok berat disertai nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak teratur.
D. Manifestasi Klinis
a. Panas, biasanya langsung tinggi dan terus menerus. Sebab tidak jelas dan hampir tidak
bereaksi dengan pemberian antipiretik. Panas berlangsung 2-7 hari.
b. Malaise, mual, muntah, diare, konstipasi, sakit kepala, anoreksia, kadang batuk
c. Tanda tanda perdarahan seperti petekia, perdarahan gusi, epiktasis, hematemesis melena
d. Muka kemerahan , leukopenia.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
f. Pembengkakan sekitar mata
g. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
h. Tanda tanda rejatan adalah sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari2 detik, nadi cepat dan lemah.
E. Pathway
Menggigit manusia
Peristaltik
Merangsang anti bodi Lambung usus ↓ Hati Mengaktifkan Trombositopenia
dalam tubuh sistem komplemen
MK : Defisit MK : Hipovolemia
Nutrisi (D.0019) (D.0023)
Kegagalan sirkulasi Perdarahan (Derajat II)
(Derajat III) Spontan
Suplai O2 ke
jaringan kurang
Hipoksia jaringan
Asidosis metabolik
Resiko kematian
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Darah Lengkap :
a. Hb dan PCV meningkat (> 20%)
b. Trombositopenia (< 100.000 /mm3)
c. Leukopenia (mungkin normal/ lekositosis)
d. Protein darah rendah
e. Ureum dan pH bisa meningkat
f. Na dan Cl rendah
2. Serologi: HI (hemaglutination inhibition test).
3. Rontgen Thorax : merupakan data penunjang untuk mengetahui kemungkinan
dijumpainya efusi pleura.
4. Uji test torniquet (+)
5. USG : untuk mengetahui adanya hepatomegali dan splenomegali.
G. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan secara umum :
a. Tirah baring.
b. Makanan lunak dan minum 2 liter/24 jam.
c. Pemberian cairan melalui infus.
d. Pemberian obat obatan (antipiretik dan konvulsif).
e. Minum banyak 1,5-2 liter perhari dengan air teh, gula atau susu.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta :
Mediaction.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.