Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

CONCEPT MAP STASE GADAR


DIABETES MELITUS

DisusunOleh :

NAMA : wahyu hasan


NIM : 841719102

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
CONCEPT MAP
DIABETES MELITUS

Kasus
tn. a.a umur 60 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak dan gelisah, sesak
dirasakan sejak semalam, mual (+), muntah (+), dengan riwayat penyakit diabetes mellitus,
luka menhitam ibu jari pada kaki kana, BAK lancer.
GDS 423, TD: 130/ 70, N:80x/m, R:26x/m, SB: 36,5

DEFINISI
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang di tandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat,
lemak, dan protein yang di sebabkan oleh penurunan insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronik
mikrovaskular, makrovaskular, neuropati.

KLASIFIKASI
1. Diabetes Melitus tipe 1: Penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta pancreas
karena suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin tidak ada
sama sekali sehingga penderita sangat memerlukan tambahan insulin dari luar.
2. Diabetes Melitus tipe 2 : Penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin)
3. Diabetes Melitus tipe lain : Penyakit gangguan metabolik yang ditandai
oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel beta, defek
genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat
atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetic lain
yang berkaitan dengan DM
4. Diabetes Melitus tipe Gestasional : Penyakit gangguan metabolik yang
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah yang terjadi pada wanita hamil,
biasanya terjadi pada usia 24 minggu masa kehamilan, dan setelah melahirkan
gula darah kembali normal.
ETIOLOGI
Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan kedalam
dua besar :
a. Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan
fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak
berfungsi dengan baik).
b. Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum
alkohol, dan lain-lain.)

Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab
terjadinya diabetes mellitus. Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan
keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk
mencari bantuan medis. Keletihan, perlubangun pada malam hari untuk buang air
kecil, dan infeksi yang sering merupakan indikator diabetes yang mungkin tidak
diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya karena mereka percaya bahwa
hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.

MANIFESTASI KLINIS
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot (neuropatiperifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh
dengan pengobatan lazim.
Gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
a. Katarak i. Neuropatiperifer
b. Glaukoma j. Neuropativiseral
c. Retinopati k. Amiotropi
d. Gatalseluruh badan l. UlkusNeurotropik
e. Pruritus Vulvae m. Penyakitginjal
f. Infeksibakterikulit n. Penyakitpembuluhdarahperifer
g. Infeksijamur di kulit o. Penyakitkoroner
h. Dermatopati p. Penyakitpembuluhdarahotak
q. Hipertensi
PATOFISIOLOGI

Lingkungan dan gaya hidup Genetik, usia dan imunologi

Sel β pancreas terganggu

 
Defisiensi hormone insulin Gangguan transport
Hiperglikemia
glukosa di dalam sel

Dx. Ketidakstabilan Kadar


GlukosaDarah

Komplikasi vaskular Aliran darah yang mengandung Glukosa intra sel menurun
banyak glukosa mengalir ke
ginjal
Makroangiopati Sel kekurangan kalori

Hiperfiltrasi ginjal
Penyumbatan vaskular
Metabolisme sel menurun
Laju filtrasi glomerulus (LFG)
Penurunan sirkulasi darah meningkat Sel mengalami kelaparan
perifer

Penurunan reabsorbsi pada


Timbul kompensasi untuk
Suplai nutrisi, oksigen, dan tubulus proksimal terhadap
melakukan glukoneogenesis
leukosit ke jaringan menurun glukosa

Cadangan lemak dan protein


Hipoksia, iskemik, dan infeksi Glikosuria menurun
kuman/bakteri pada jaringan

Osmotic Diuretik Atrofi jaringan dan otot


Penyembuhan luka lama

Poliuria Berat badan menurun


Kerusakan dan kematian

Dx. Gangguan Eliminasi Urin Dx. DefisitNutrisi


Gangren pada ekstremitas

Dx. Kerusakan integritas


jaringan
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
2. Gangguan Eliminasi Urine
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
4. Defisit Nutrisi
INTERVENSI
NO. DIAGNOSA (SDKI) LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
1. GANGGUAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN Setelah dilakukan tindakan asuhan Perawatan Luka
(D.0012) keperawatan selama …….., diharapkan Observasi
Kategori :Lingkungan integritas kulit dan jaringan dapat 1. Monitor karakteristik luka
Subkategori :Keamanan dan Proteksi meningkat dengan criteria hasil: (DESIGN)
Defenisi :  Kerusakan jaringan (4) 2. Monitor tanda-tanda infeksi
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis)  Kerusakan lapisan kulit (4) Terapeutik
atau jaringan (membrane mukosa, kornea,  Nyeri (4) 3. Bersihkan dengan cairan NaCl
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul,  Perdarahan (4) atau pembersih nontoksik
sendi dan/atauligamen).  Kemerahan (4) 4. Bersihkan jaringan nekrotik
Penyebab (b/d):  Hematoma (4) 5. Berikan salep yang sesuai
1. Perubahan sirkulasi Keterangan : kekulit/lesi
2. Neuropati perifer (1) Meningkat 6. Pasang balutan sesuai jenis luka
(2) Cukup meningkat 7. Pertahankan teknik steril saat
(3) Sedang melakukan perawatan luka
(4) Cukup menurun 8. Ganti balutan sesuai jumlah
(5) Menurun eksudat
9. Jadwalkan perubahan posisi
setiap 2 jam atau sesuai kondisi
pasien
10.Berikan suplemen vitamin dan
mineral
Edukasi
11.Jelaskan tanda dan gejala infeksi
12.Anjrkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
13.Ajarkan prosedur perawatan
Luka secara mandiri
Kolaborasi
14. Kolaborasi prosedur
debridement
15. Kolaborasi pemberian
antibiotic

NO. DIAGNOSA (SDKI) LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


2. GANGGUAN ELIMINASI URINE (D.0040) Setelah dilakukan tindakan asuhan ManajemenEliminasi Urine
Kategori :Lingkungan keperawatan selama …….., diharapkan Observasi
Subkategori :Keamanan dan Proteksi eliminasi urine dapat membaik 1. Identifikasi tanda dan gejala
Defenisi : dengan criteria hasil: retensi urine
Disfungsi eliminasi urine.  Distensi kandung kemih (4) 2. Identifikasif aktor yang
Penyebab (b/d):  Volume residu urine (4) menyebabkan retensi
1. Gangguansaluran kemih (osmotik diuresis)  Urine menetes (4) 3. Monitor eliminasi urine
 Nokturia(4) (frekuensi, konsistensi, aroma,
 Enuresis (4) volume, dan warna)
Keterangan : Terapeutik
(1) Meningkat 4. Catat waktu-waktu haluaran
(2) Cukup meningkat berkemih
(3) Sedang 5. Batasi asupan cairan
(4) Cukup menurun 6. Ambil sampel urine untuk
(5) Menurun pemeriksaan lab
 Frekuensi BAK (4) Edukasi
Keterangan : 7. Ajarkan tanda dan gejala infeksi
(1) Memburuk saluran kemih
(2) Cukup memburuk 8. Ajarkan mengukur asupan cairan
(3) Sedang dan haluaran urine
(4) Cukup membaik 9. Ajarkan mengenali tanda
(5) Membaik berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
10. Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
panggul/berkemihan
11. Anjurkan minum yang cukup
12. Anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian obats
upositoria uretra, jika perlu

NO. DIAGNOSA (SDKI) LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


3. KETIDAKSATBILAN KADAR GLUKOSA Setelah dilakukan tindakan asuhan ManajemenHiperglikemia
DARAH (D.0027) keperawatan selama …….., diharapkan Observasi
Kategori :Fisiologis eliminasi urine dapat membaik 1. Identifikasi penyebab
Subkategori :Nutrisi dan Cairan dengan criteria hasil: hiperglikemia
Defenisi :  Mengantuk (4) 2. Identifikasi situasi yang
Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari  Pusing (4) menyebabkan kebutuhan insulin
rentang normal  Lelah/lesu (4) meningkat
Penyebab (b/d):  Rasa lapar(4) 3. Monitor kadar gluko asa darah
1. Disfungsi pankreas  Rasa haus (4) 4. Monitor tanda dan gejala
 Berkeringat (4) hiperglikemia
 Mulutkering(4) 5. Monitor intake output cairan
Keterangan : 6. Monitor TTV
(1) Meningkat Terapeutik
(2) Cukupmeningkat 7. Berikan asupan cairan oral
(3) Sedang 8. Konsultasi dengan medis jika
(4) Cukupmenurun tanda dan gejala hiperglikemia
(5) Menurun tetap ada atau memburuk
 Kadar glukosa dalam darah(4) Edukasi
 Kadar glukosa dalam urine(4) 9. Anjurkan menghindari olah raga
Keterangan : saat glukosa lebih dari 250
(1) Memburuk mg/Dl
(2) Cukup memburuk 10. Anjukan monitor kadar
(3) Sedang glukoasa darah mandiri
(4) Cukup membaik 11. Anjurkan kepatuhan
(5) Membaik terhadap diet dan olahraga
12. Ajarkan pengelolaan diabetes
(penggunaan insulin, obat oral,
asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
professional kesehatan)
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian
insulin, cairan IV, kalium, jika
perlu
NO.
DIAGNOSA (SDKI) LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
4. DEFISIT NUTRISI (D.0032) Setelah dilakukan tindakan asuhan Edukasi Diet
Kategori :Fisiologis keperawatan selama …….., diharapkan Observasi
Subkategori :Nutrisi dan Cairan berat badan dapat membaik dengan 1. Identifikasi kemampuan pasien
Defenisi : criteria hasil: dalam menerima informasi
Berisiko Mengalami asupan nutrisi tidak  Berat badan (4) 2. Identifikasi kebiasaan pola
cukup untuk memenuhi kebutuhan  Indeks massa tubuh (4) makan saat ini dan masa lalu
metabolism. Keterangan : 3. Identifikasi persepsi pasien
Penyebab (b/d): (1) Memburuk tentang diet yang diprogramkan
1. Ketidak mampuan mengabsirpsinutrien (2) Cukup memburuk Terapeutik
(3) Sedang 4. Sediakan rencan makan yang
(4) Cukup membaik tertulis
(5) Membaik Edukasi
5. Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
6. Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
7. Informasikan kemungkinan
interaksiobat dan makanan
8. Anjurkan melakukan olah
ragasesuia toleransi
9. Ajarkan cara memilih dan
merencanakan makanansesuai
program
10. Rekomendasikan resep
makanan sesuai denan diet
Kolaborasi
11. Kolaborasi dengan ahli gizi,
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai