Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut Pada Pasien Rawat Inap”

Disusun Oleh:

Kelompok VI

HASMIATI MAHU (01903034) NUR ANCIS (01903028)

NADIA EMI PUSPITA (01903009) NURFATIMAH (01903030)

DEWI ANNISA M (01903021) NURMAGFIRAH (019030

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN GIGI

STIKES AMANAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang “Asuhan
Kesehatan Gigi dan mulut Pada Pasien Rawat Inap”.Terima kasih kami ucapkan
kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Asuhan


Kesehatan Gigi dan mulut Pada Pasien Rawat Inap bisa bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaannya. Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi yang sedang menempuh pendidikan dan dapat
dijadikan pelajaran bagi teman-teman. Sekian dan terima kasih.

Makassar, 31 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 PENGKAJIAN........................................................................................................3

2.2 DIAGNOSA............................................................................................................4

2.3 PERENCANAAN....................................................................................................4

2.4 IMPLEMENTASI....................................................................................................6

EVALUASI...................................................................................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................................15

3.1 Kesimpulan............................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

3.3 LATAR BELAKANG


Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan (Haryanto, 2008. Dalam
Lucia 2009).
Meskipun setiap orang mempunyai sifat yang berbeda- beda, tetapi setiap
orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan yang dilakukan secara
terencana yang mempunyai hasil tertentu pada suatu kelompok tertentu. Pelayanan
asuhan diberikan secara langsung kepada klien/pasien untuk memenuhi kebutuhan
k lien/pasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
Dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap, asuhan
dilaksanakan untuk membantu mengatasi masalah kebersihan gigi dan mulut yang
dialami klien/pasien yang sedang menjalani rawat inap. Sebagai perawat gigi
diharapkan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai perawat gigi dalam
memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada klien/pasien rawat
inap.
Rawat inap merupakan bentuk perawatan dimana pasien dirawat dan tinggal
di Puskesmas rawat inap/rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Pelayanan rawat
inap adalah pelayanan terhadap pasien yang masuk Puskesmas rawat inap/rumah
sakit, menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Penyusunan Pengkajian Dalam Asuhan Kesehatan Gigi Dan


Mulut?
2. Bagaimana Penyusunan Diagnosa Dalam Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut?
3. Bagaimana Penyusunan Perencanaan Dalam Asuhan Kesehatan Gigi Dan
Mulut?
4. Bagaimana Penyusunan Implementasi Dalam Asuhan Kesehatan Gigi Dan
Mulut?
5. Bagaimana Penyusunan Evaluasi Dalam Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut?

3.4 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui dan memahami Pengkajian Dalam Asuhan Kesehatan Gigi
Dan Mulut
2. Untuk mengetahui dan memahami Diagnosa Dalam Asuhan Kesehatan Gigi
Dan Mulut
3. Untuk mengetahui dan memahami Perencanaan Dalam Asuhan Kesehatan
Gigi Dan Mulut
4. Untuk mengetahui dan memahami Implementasi Dalam Asuhan Kesehatan
Gigi Dan Mulut
5. Untuk mengetahui dan memahami Evaluasi Dalam Asuhan Kesehatan Gigi
Dan Mulut

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGKAJIAN

Dokumentasi pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil


pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien,
membuat data dasar tentang pasien, dan membuat catatan tentang respons
kesehatan pasien. Pengkajian yang komprehensif atau menyeluruh, sistematis
yang logis akan mengarah dan mendukung pada identifikasi masalah-masalah
pasien. Masalah-masalah ini dengan Menggunakan data penkajian sebagai dasar
formulasi yang dinyatakan sebagai diagnosa keperawatan.

1. Tujuan pengkajian

Metode dokumentasi dalam pengkajian keperawatan bertujuan untuk:

a. Mengumpulkan, mengorganisir, dan mencatat data yang menjelaskan


respon manusia Yang mempengaruhi pola-pola kesehatan pasien.
b. Hasil dokumentsi pengkajian akan menjadi dasar penulisan rencana
asuhan Keperawatan.
c. Memberikan keyakinan tentang informasi dasar tentang kesehatan
pasien untuk Dijadikan referensi status kesehatannya saat ini atau yang
lalu.
d. Memberikan data yang cukup untuk menentukan strategi perawatan
yang sesuai Dengan kebutuhan pasien.
2. Jenis Dokumentasi Pengkajian
a. Dokumentasi pada saat pengkajian awal (InitialAssessment)
b. Dokumentasi pengkajian lanjutan (Ongoing Assessment)
c. Dokumentasi pengkajian ulang (Reassessment)
3. Metode Memperoleh Data
a. Komunikasi Efektif

3
b. Observasi
c. Pemeriksaan Fisik

2.2 DIAGNOSA

Diagnosis asuhan kesehatan gigi dan mulut merupakan tahap kedua dari
proses asuhan kesehatan gigi dan mulut setelah tahap Assesment (pengkajian)

• Dalam menegakkan diagnosa keperawatan gigi, Anda juga perlu


mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut Masalah aktual dan masalah
potensial yang berhubungan dengan kesehatan atau Penyakit mulut
klien/pasien
• Faktor-faktor yang menyebabkan masalah dan faktor-faktor risiko yang
mungkin Mempengaruhi kondisi pasien
• Bukti-bukti yang mendukung diagnosa keperawatan gigi.

2.3 PERENCANAAN

Perencanaan asuhan adalah suatu kegiatan dalam proses keperawatan gigi


dimana tentukan prioritas implementasi, menetapkan tujuan pasien dan
mengidentifikasi intervensi dan ukuran keberhasilan. Dalam hal ini seorang
perawat gigi harus mendiskusikan dengan pasien rencana asuhan perawatan apa
yang akan dilakukan.

Sebagai seorang perawat gigi, Anda perlu membuat perencanaan tentang


asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya. Membuat rencana
keperawatan dan menentukan pendekatan yang digunakan bertujuan untuk
memecahkan masalah pasien. Rencana asuhan keperawatan yang dibuat
seharusnya dapat mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah gigi yang
dialami pasien.

4
Pedoman Penyusunan Perencanaan Selama Proses Keperawatan Gigi

a. Fokus utama perencanaan adalah pada masalah actual atau potensial


yang dapat menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari
klien yang berhubungan dengan kesehatan mulut.
b. Sumberdaya yang tersedia pada Terapis Gigi dan Mulut dan klien
mempengaruhi prioritas perawatan
c. Prioritas klien berpengaruh kuat terhadap perencanaan
d. Penentuan prioritas dipengaruhi oleh dasar teori dan pengetahuan
e. Perencanaan dipengaruhi oleh peraturan/regulasi dari pemerintah
mengenai praktek dan standar praktek Terapis Gigi dan Mulut.
f. Tingkat pemenuhan kebutuhan manusia dari klien merupakan
pedoman dari perencanaan pelayanan asuhan keperawatan gigi
 Menetapkan Prioritas
Penyusunan prioritas ini bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi
keperawatan yang sesuai dengan berbagai masalah pasien (Carpenito, 1997).
 Menetapkan Intervensi
Setelah Anda menetapkan prioritas asuhan keperawatan, langkah selanjutnya
adalah Anda menetapkan intervensi keperawatan yang akan di berikan kepada
pasien. Dalam rencana intervensi asuhan keperawatan gigi dan mulut, terdapat
2 hal yang perlu Anda tentukan yaitu, 1) tindakan apa yang akan dilakukan
dan 2) kompetensi perawat untuk melakukan intervensi tersebut.
Tujuan dibedakan menjadi dua, yaitu Tujuan jangka panjang yang
mengidentifikasi arah keseluruhan atau hasil akhir asuhan kesehatan gigi dan
mulut dan Tujuan jangka pendek yang harus dicapai sebelum pemulangan.
Secara umum, tujuan yang Anda rumuskan dalam asuhan keperawatan dapat
berpedoman pada SMART: Specific, Measurable, Achievable, Reality and
Time (singkat, jelas, mudah dimengerti, spesifik, dapat diukur, dapat dinilai,
realistis, ditetapkan berdasarkan diagnosis keperawatan dan akan dilakukan
dalam rentang waktu tertentu).

5
 Menetapkan Kriteria Hasil (Indikator)
Tujuan klien dan tujuan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah standar atau
ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau ketrampilan
perawat gigi.
 Menetapkan Kriteria Hasil (Indikator)
Tujuan klien dan tujuan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah standar atau
ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau ketrampilan
perawat gigi.
 Menuliskan Dan Mendokumentasikan Perencanaan Asuhan Keperawatan
Mendokumentasikan perencanaan asuhan keperawatan perlu dilakukan
sebagai bukti dan acuan terhadap proses selanjutnya.

2.4 IMPLEMENTASI

A. Pengertian Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat Inap


Implementasi asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu
pelaksanaan pelayanan asuhan yang profesional dan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Sebagai perawat gigi siap untuk
melaksanakan semua intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat
dalam rencana perawatan pasien.
Dalam tahap pelaksanaan atau implementasi, secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang berhubungan dengan kesehatan mulut.
Implementasi termasuk tindakan–tindakan yang dilaksanakan oleh perawat
gigi, pasien atau pihak lain dalam rangka mencapai tujuan pasien.
Kemampuan dalam hubungan interpersonal merupakan kemampuan
khusus yang harus dimiliki karena kemampuan ini akan selalu digunakan
dalam menghadapi klien dan masyarakat. Kemampuan hubungan
interpersonal itu meliputi kemampuan melakukan koordinasi berbagai
kegiatan peningkatan pelayanan asuhan keperawatan, menciptakan
komunikasi terapeutik dengan klien dan masyarakat, menetapkan jadwal
personal, mendorong klien/pasien untuk mengungkapkan perasaan,

6
memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi untuk klien,
menjadi panutan (role model) dalam kesehatan gigi dan mulut. Kemampuan
lain yang juga sangat penting -bahkan menjadi kemampuan inti sebagai
perawat gigi- adalah keterampilan dalam melaksanakan tindakan.
Keterampilan melaksanakan tindakan meliputi kemampuan dalam
memberikan perawatan kebersihan gigi dan mulut, melakukan aktivitas rutin
keperawatan, mengakomodasi perubahan dari data dasar klien, melakukan
tindakan keperawatan mandiri, melakukan kolaborasi dalam tim, dan
membuat rujukan.
Secara khusus diperlukan pengetahuan dan keahlian dalam setiap
tindakan intervensi yaitu sebagai berikut:
 Tindakan promotif, perlu memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang
Pendidikan Kesehatan Gigi dan Media Komunikasi.
 Tindakan preventif, diperlukan pengetahuan dan keahlian di bidang
Preventive Dentistry dan Komunikasi Terapeutik.
 Tindakan kuratif, diperlukan pengetahuan dan keahlian di bidang Penyakit
Gigi Mulut, Konservasi, Pencabutan Gigi, Child Management dan
Komunikasi Terapeutik.
B. Tahap-tahap dalam Implementasi
1. Tahap Persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap terminasi
C. Upaya-upaya dalam Implentasi
Dalam implementasi asuhan keperawatan gigi dan mulut, perawat gigi
menjalankan fungsi tindakan yang bersifat promotif, preventif dan kuratif
yaitu sebagai berikut.
1. Tindakan Promotif
Upaya promotif merupakan suatu upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dengan tujuan meningkatnya pengetahuan individu
dan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut sehingga akan

7
diikuti meningkatnya kemampuan sasaran dalam hal pelihara diri di
bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
2. Tindakan preventive
Upaya preventif merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh
perawat gigi dengan tujuan mencegah timbulnya penyakit gigi dan
mulut.
3. Tindakan kuratif
Upaya kuratif merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh
perawat gigi, dengan tujuan menyembuhkan penyakit gigi dan
mulut untuk mencegah sakit yang lebih lanjut dan kembalinya
fungsi kunyah gigi.

2.5 EVALUASI

Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan


melibatkan pasien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi
adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau
tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang. Dalam proses keperawatan,
evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan, terus menerus, aktifitas yang
disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional
lainnya menentukan:

1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai


2. Keefektifan dari rencana asuhan keperawatan

A. Prinsip Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat


Prinsip- prinsip evaluasi program kesehatan masyarakat:
a. Sebagai kunci pengambilan keputusan yang lebih baik, evaluasi harus
melihat kedepan dan berorientasi pada tindakan.

8
b. Evaluasi bersifat menyeluruh dan dinamis, menaruh perhatian pada
kebijakan pengujian dan alternatif-alternatif rencana, mengawasi kemajuan
dalam proses penerapan dan memberi penilaian sumatif kepada hasil akhir.
c. Evaluasi dilandasi prinsip manajemen berdasar tujuan dan dimulai dengan
pernyataan yang jelas mengenai pengaruh-pengaruh yang harus dicapai
pada populasi mana dan dalam jangka waktu kapan.
d. Strategi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan harus
diperiksa ketepatan dan kesesuaiannya.
e. Ketepatan waktu dan tempat laporan-laporan eevaluatif harus disesuaikan
dengan kebutuhan akan keputusan yang tepat waktu.
f. Karena evaluasi bersifat membandingkan, evaluasi bergantung pada
indikator-indikator yang menggambarkan tingkat dan rasio yang tepat,
daripada tingkat-tingkat penyelesaian yang tepat
g. Penilaian-penilaian harus membedakan antara hasil yang merupakan pusat
perhatian pengendalian keputusan dan keluaran yang timmbul sebagai
akibat ketidakpastian dan kesempatan.
h. Efisiensi, efektivitas, dan keadilan harus didefinisikan dengan jelas.

B. Tujuan evaluasi program kesehatan masyarakat


Tujuan Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat:
a. Memberikan masukan bagi perencanaan program kesehatan masyarakat.
b. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan
tindak lanjut, perluasan atau penghentian program kesehatan masyarakat.
c. Memberikan masukan bagi yang mengambil keputusan tentang modifikasi
atau perbaikan program kesehatan masyarakat.
d. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan
penghambat program kesehatan masyarakat.
e. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan,
supervisi dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana
program kesehatan masyarakat.

9
C. Fungsi Evaluasi
1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

D. Kriteria Evaluasi
1. Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang
diinginkan telah optimal.
2. Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar
berguna atau bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat
memadai secara efektif.
3. Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok
tertentu terhadap pemanfaatan suatu sumber daya.
E. Tehnik Evaluasi
1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut
dengan anamnesa. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk
menjalin hubungan antara perawat dengan klien.
Tahapan wawancara / komunikasi :
a. Persiapan
b. Pembukaan atau perkenalan
c. Isi / tahap kerja
d. Terminasi

10
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan
klien adalah :
a. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
b. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas
c. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman
dan nyaman bagi klien
d. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
e. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
f. Tidak bersifat menggurui
g. Memperhatikan pesan yang disampaikan
h. Mengurangi hambatan-hambatan
i. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara
duduk)
j. Menghindari adanya interupsi
k. Mendengarkan penuh dengan perasaan
l. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara
terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus
dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan
kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh
menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung
nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan besar data yang

11
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan
berusaha untuk mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca
dan dimengerti oleh perawat yang lain.
3. Studi Dokumentasi
a. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan
Meneses, 1986, hlm. 229-230) :
1) Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan
evaluative
 Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi
untuk pengumpuln data dan sebagai penentuan
kesahihan data yang terkumpul. Semua kriteria
yang digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai
kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hsil akhir
asuhan keperawatan. Sedangkan standar
keperawatan digunakan sebagai dasar untuk
evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteria
hasil didefinisikan sebagai sandar untuk
menjelaskan respons atau hasil dari rencana asuhan
keperawatan.
 Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk
mengevaluasi praktik keperawatan secara luas.
Standar tersebut menyatakan hal yang harus
dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu
model untuk kualitas pelayanan.
 Pertanyaan Evaluatif

12
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu
digunakan pertanyaan evaluative (evaluative
questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas
asuhan keperawatan dan respons klien terhadap
intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi :
Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian
pada klien?
Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama
dengan klien?
Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi
dalam perencanaan?
Implementasi : apakah klien mengetahui tentang
intervensi yang akan diberikan?
Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan
diperlukan?
2) Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang
baru terjadi.
3) Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria
dan standar.
4) Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
5) Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan
kesimpulan.

F. Komponen Dan Indikator Evaluasi Program Kesmas


Indikator didefinisikan sebagai variabel yang membantu untuk
mengukur perubahan. Indikator adalah variabel yang dapat membantu
mengukur perubahan-perubahan. Variabel adalah alat bantu evaluasi yang
dapat mengukur perubahan secara langsung atau tak langsung. Misalnya,
kalau tujuan dari program adalah untuk melatih sejumlah tertentu tenaga

13
kesehatan tiap tahun,maka suatu indikator langsung untuk mengevaluasi boleh
jadi berupa jumlah tenaga kesehatan yang betul-betul dilatih setiap tahunnya.
Macam Indikator kesehatan :
1. Indikator yang berkaitan dengan status kesehatan yang
berhubungan dengan kualitas hidup dan itu berarti mengukur
pelayanan kesehatan. Sebagai indikator survival yang utama
untuk mengukur sistem kesehatan. Indikator yang berkaitan
dengan status kesehatan yang berhubungan dengan kualitas
hidup dan itu berarti mengukur pelayanan kesehatan.
2. Indikator non kesehatan yang berhubungan dengan kualitas
hidup seperti: indikator sosial ekonomi, pendidikan, budaya,
lingkungan hidup dan perumahan, status kesehatan wanita.
Kulaitas hidup bersifat multi sektoral dan menjadi masalah serta
diselesaikan secara multi sektoral. Dengan demikian evaluasi,
juga multisektoral.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap,
asuhan dilaksanakan untuk membantu mengatasi masalah kebersihan gigi dan
mulut yang dialami klien/pasien yang sedang menjalani rawat inap. Sebagai
perawat gigi diharapkan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
perawat gigi dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
kepada klien/pasien rawat inap.
Rawat inap merupakan bentuk perawatan dimana pasien dirawat dan tinggal
di Puskesmas rawat inap/rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Pelayanan
rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang masuk Puskesmas rawat
inap/rumah sakit, menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi,
diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.

3.2 Saran
Penulis tentu menyarankan bahwa dalam membuat suatu asuhan kesehatan
terutama dalam kesehatan gigi dan mulut harus dibuat berdasarkan data dari
pasien agar mempermudah terapis gigi dalam menentukan tindakan keperawatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Gultom, Erni. dan RR. Ratnasari Dyah P. (2017). KONSEP DASAR PELAYANAN
ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT I. Jakarta Selatan:

Gultom, Erni. dan Deru Marah Laut. (2018). KONSEP DASAR PELAYANAN
ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT II DAN III. Jakarta Selatan:

Mardelita, Sisca. Sulur Joyo Sukendro., dan Ita Astit Karmawati. (2018). KONSEP
DASAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT INDIVIDU.
Jakarta Selatan:

16

Anda mungkin juga menyukai