Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


PUSKESMAS SEDATI

KABUPATEN SIDOARJO
KECAMATAN SEDATI
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah bagian internal dari pelayanan kesehatan
dalam upaya pencapaian pemerataan, jangkauan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
gigi dan mulut, oleh karena itu kami menyusun buku pedoman Internal Gigi dan Mulut klinis
yang ada di puskesmas.
Dengan Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas Sedati
diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
sehingga tercapainya pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut yang optimal
Akhir kata kami ucapkan terima kasih

Sidoarjo, 02 April 2022


Kepala Puskesmas Sedati

drg. Fauzi Basalamah


NIP. 197004192001041001

2
DAFTAR ISI

Sampul .......................................................................................................................1
Kata Pengantar ..........................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................4
A. Latar Belakang .......................................................................................................4
B..Tujuan Pedoman ....................................................................................................4
C..Sasaran Pedoman .................................................................................................4
D. Ruang Lingkup Pedoman ......................................................................................5
E..Batasan Operasional .............................................................................................5
BAB II STANDAR KETENAGAAN ...........................................................................6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .........................................................................6
B. Distribusi Ketenagaan ............................................................................................6
C. Jadwal Kegiatan .....................................................................................................7
BAB III STANDAR FASILITAS .................................................................................8
A. Denah Ruang .......................................................................................................8
B. Standar Fasilitas ..................................................................................................9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................................10
A. Lingkup Kegiatan .................................................................................................10
B. Metode .................................................................................................................10
C. Langkah Kegiatan ................................................................................................10
BAB V LOGISTIK ......................................................................................................18
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM ...............................21
BAB VII KESELAMATAN KERJA .............................................................................24
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ............................................................................26
BAB IX PENUTUP .....................................................................................................
REFERENSI ...............................................................................................................29

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang
harus dipenuhi oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 93 dan 94,dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan mulut
dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi,
pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan
secara terpadu, terintergrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perorangan,pelayanan kesehatan gigi
masyarakat,usaha kesehatan gigi sekolah,serta pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga,fasilitas pelayanan,alat dan obat
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan
mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Puskesmas juga merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah
kecamatan.Pelayanan kesehatan tidak hanya mencakup pelayanan
kesehatan umum,tetapi juga mencakup pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Dengan adanya pelayanan gigi dan mulut diharapkan masyarakat memiliki
perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
setinggi-tingginya,khususnya derajat kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi
pelaksanaan pelayanan poli gigi di Puskesmas Sedati

C. Sasaran Pedoman
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait yaitu Dokter
Gigi dan Perawat Gigi Puskesmas Sedati

4
D. Ruang Lingkup Pedoman
Lingkup pedoman pelayanan BP gigi diperuntukan khusus untuk kegiatan di
poli gigi Puskesmas Sedati

E. Batasan Operasional
a. Puskesmas adalah Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
b. Standart adalah Minimal requirement yang harus dipenuhi
(menjelaskan apa yang harus dicapai, persyaratan yang harus dipenuhi
agar dapat disebut bermutu).
c. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut adalah Segala upaya
pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pemulihan dan
peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan atas dasar
hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi lainnya
dengan individu/masyarakat yang membutuhkan.
d. Pelayanan Kesehatan gigi Perorangan adalah Pelayanan kesehatan
gigi yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan gigi perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan dan pencegahan penyakit
e. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat adalah Pelayanan kesehatan
gigi yang bersifat umum dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan gigi tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan gigi.
f. Penilaian diri (SELF ASSESMENT) adalah Penilaian sendiri oleh
penanggung jawab sarana kesehatan mengenai kinerja pelayanan
kesehatan gigi.
g. Rekam Medik adalahBerkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien,pemeriksaan,pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
kepada pasien di sarana kesehatan.
h. Informed Consent adalah Persetujuan tindakan.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Dokter Gigi
1) Mempunyai surat Tanda Register yang dikeluarkan oleh KKI dan masih
berlaku
2) Mempunyai Surat Ijin Praktek di Puskesmas Tanjungsari dan masih
berlaku

2. Perawat Gigi
1) Mempunyai Surat Ijin Perawat Gigi (SIPG) dan Surat Ijin Kerja yang
masih berlaku.
2) Melaksanakan asistensi dokter gigi sesuai kompetensi

B. Distribusi Ketenagaan

N Jabatan D3 D4/S1 S2/spesialis


o
1 Dokter Gigi 1 1
2 Perawat Gigi 4

C. Uraian Tugas
1. Dokter Gigi
1) Melayani pasien sesuai SOP yang telah ditetapkan dengan penuh
tanggung jawab yang sesuai kompetensi dan kewenangan
2) Membuat catatan medis sesuai SOP yang telah ditetapkan dan dapat
dipertanggung jawabkan
3) Meningkatkan mutu pelayanan melalui monitoring dan evaluasi

2. Perawat Gigi

a. Menyiapkan ruangan poli gigi dan mulut sebelum dan sesudah


pelayanan
b. Memanggil pasien
c. Memastikan data pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut sesuai
d. Memastikan kuitansi pembayaran pasien benar
e. Melakukan tindakan sesuai kompetensinya sesuai SPO yang ada
f. Meregister pasien yang masuk ke poli gigi dan mulut
g. Menginput data ke simpus/P-care/DMF-T

6
h. Memberikan data laporan bulanan secara
berkala(bulanan,triwulan,tahunan)

D. Jadwal Kegiatan
1. Pelayanan Gigi
Senin –Kamis : 08.00 – 15.00
Jumat : 08.00 - 11.30
Sabtu : 08.00 – 13.00
2. Kegiatan UKGS
 Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi dan Mulut dengan sasaran siswa
PAUD/TK dan SD/MI
Dilaksanakan sesuai jadwal
 Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi dan Mulut di Posyandu
Dilaksanakan sesuai jadwal

7
BAB III
STANDART FASILITAS

A. Denah Ruang
Ukuran ruang pelayanan gigi di Puskesmas 4 x 8 dengan 2 dental unit

8
B. Standar Fasilitas
Ruang Pelayanan GIgi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
 2 dental unit
 2 unit meja untuk dokter
 2 unit meja untuk perawat
 2 unit kursi duduk untuk pasien
 2 unit kursi beroda duduk drg
 3 unit kursi untuk perawat gigi
 1 buah tempat sampah medis
 1 buah tempat sampah non medis
 2 unit wastafel
 1 unit dry heat sterilization
 2 unit kompresor
 1 unit scaler ultrasonic
 1 light curing unit
 1 unit computer PC
 1 unit meja komputer

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan Dalam Gedung
2. Pelayanan di Luar Gedung

B. Metode
1. Pelayanan Dalam Gedung
Pelayanan dalam gedung adalah pelayanan atau tindakan dilakukan di
dalam ruang pelayanan gigi, yaitu ;
a. Pelayanan di Ruang Pelayanan Gigi
b. Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan
2. Pelayanan Luar Gedung
Merupakan jenis pelayanan kesehatan gigi ditujukan kepada keluarga
dan masyarakat yang dilakukan diluar gedung puskesmas berupa
tindakan promotif dan preventif

C. Langkah Kegiatan
1. Langkah Kegiatan Pelayanan Dalam Gedung
Pelayanan Gigi
A. Upaya menghilangkan rasa sakit
 Tata Laksana Pulpitis
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Memakai masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Bila pasien menolak, maka diberikan resep analgesik
f) Bila pasien setuju, maka dilakukan perawatan tumpatan
sementara + kapas eugenol
g) Diberikan resep analgesik diminum disaat sakit saja.
h) Pemberian motivasi pada saat pasca tindakan yaitu kontrol
satu minggu lagi
i) DHE pada pasien

10
 Tata Laksana Periodontitis Akut
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Memakai masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Bila pasien menolak maka diberikan obat antibioik dan
analgesik selama 5 hari
f) Bila pasien setuju, maka dilakukan tindakan menghilangkan
traumatik oklusi
g) Diberikan resep antibiotik dan analgesik selama 5 hari
h) Intruksi segera kontrol setelah obat habis
i) DHE pada pasien.

 Tata Laksana Periodontal Abses


a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Memakai masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Bila pasien menolak, maka diberikan resep antibiotik,
analgesik, anti inflamasi selama 5 hari
f) Bila pasien setuju, maka melakukan tindakan drainase
abses dengan open bor
g) Diberikan resep antibiotik, antiiflamsi dan analgesik selama
5 hari
h) Intruksi segera control setelah obat habis
i) DHE pada pasien
 Tata Laksana Ginggivitis Akut,

a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan


b) Memakai masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Bila pasien menolak, maka diberikan resep antibitik,
analgesik, anti inflamasi
f) Bila pasien setuju, maka melakukan tindakan pembersihan
karang gigi pada regio yang sakit.

11
g) Diberikan resep antibiotik, antiiflamsi dan analgesik selama
5 hari.
h) Pemberian motivasi setelah obat habis kontrol kembali ke
puskesmas.
i) DHE pada pasien
B. Penanganan trauma sebelum pasien dirujuk
 Tata Laksana Pericoronitis Akut O.K Gigi Impaksi
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Menggunakan masker dan sarung tangan
c) Mengakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Bila pasien menolak maka diberi resep analgesik, anti
inflamasi
f) Bila pasien setuju, melakukan tindakan irigasi H2O2 3 %
g) Diberikan resep analgesik, anti inflamasi selama 5 hari
h) DHE pada pasien
i) Memberikan surat rujukan ke FKTL untuk mendapat
tindakan lebih lanjut
 Tata Laksana Gigi impaksi
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Menggunakan masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Memberikan resep analgesik, anti inflamasi untuk 3 hari
f) DHE pada pasien
g) Memberikan surat rujukan ke FKTL untuk dilakukan
tindakan lebih lanjut
 Tata Laksana Abses Submukosa
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Menggunakan masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan dilakukan
e) Bila pasien menolak, maka diberi resep antibiotik,
analgesik dan anti inflamasi
f) Bila pasien setuju, maka melakukan tindakan drainage
abses dengan open bor bila atap pulpa masih utuh

12
g) Memberikan resep antibiotik, analgesik dan anti inflamasi
selama 5 hari
h) DHE pada pasien
i) Memberi surat rujukan ke FKTL untuk mendapat tindakan
C. Pelayanan Medis Gigi Dasar
 Tata Laksana pencabutan gigi permanen tanpa kompilkasi.
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Menggunakan masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Bila pasien menolak, maka diberikan resep analgesik
selama 3 hari kemudian kontrol setelah obat habis
f) Bila pasien setuju,dilakukan tindakan anestesi sesuai SOP
g) Melakukan tindakan pencabutan gigi permanen tanpa
komplikasi
h) Diberikan resep antibiotik, antiiflamsi dan analgesik
selama 5 hari.
i) Pemberian instruksi pasca tindakan pencabutan gigi.
j) DHE pada pasien.
 Tata Laksana pencabutan gigi sulung.
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan dan persetujuan tindakan.
c) Memakai masker dan sarung tangan.
d) Melakukan tindakan anestesi topikal sesuai SOP.
e) Intruksi pasca pencabutan gigi sulung
f) DHE pada pasien
 Tata Laksana restorasi tumpatan sementara pada hiperemi
pulpa
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Menggunakan masker dan sarung tangan
c) Menegakakkan diagnosa sesuai SOP
d) Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
e) Instruksi pada pasien untuk mengisi inform concern
d) Pada kunjungan I : eugenol + cotton pelet + tumpatan
f) Pada kunjungan yang ke II dilakukan tindakan tumpatan
tetap

13
g) DHE pada pasien

 Tata Laksana restorasi tumpatan sementara pada pulpitis


a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Memakai masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan dan persetujuan tindakan
e) Pada kunjungan I dilakukan tindakan aplikasi arsen dan
Tumpatan sementara
f) Pada kunjungan II (1 minggu dari kunjungan pertama )
dilakukan tindakan open boor.setelah itu cotton pellet ,
TKF Dan tumpatan sementara.
g) Pada kunjungan III (jarak 1 minggu dari kunjungan II )
dilakukan tindakan cotton pellet, CHKM dan tumpatan
sementara.
h) Pada kunjungan IV ( jarak 1 minggu dari kunjungan III)
dilakukan tindakan pengisian lodoform + basis.
i) Pada kunjungan V ( jarak 1 munggu dari kunjungan IV)
dilakukan tumpatan tetap
 Tata Laksana restorasi tumpatan sementara pada Gangren
Pulpa.
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Memakai masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
e) Pada kunjungan pertama dilakukan cotton pellet, TKF, dan
tumpatan sementara.
f) Pada kunjungan ke dua( jarak 1 minggu antara kunjungan
ke pertama dengan kunjungan ke dua ) dilakukan
tindakan cotton pellet, CHKM, Dan tumpatan sementara.
g) Pada kunjungan ke tiga( jarak 1 minggu antara kunjungan
ke dua dengan kunjungan ke tiga ) dilakukan tindakan
aplikasi lodoform dan tumpatan basis
h) Pada kunjungan ke empat, dilakukan tumpatan tetap
i) DHE pada pasien

 Tata Laksana restorasi tumpatan tetap glass ionomer.

14
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Memakai masker dan sarung tangan
c) Menegakkan diagnosa sesuai SOP
d) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan dan persetujuan tindakan.
e) Memblokir daerah kerja
f) Mengeringkan kavitas
g) Mengaplikasikan bahan tumpatan GIC yang diaduk sesuai
SOP ke dalam kavitas
h) Melakukan cek oklusi dengan articulaliating paper.
i) Pemberian motivasi pada saat pasca tindakan untuk
kontrol kembali ke puskesmas.
j) DHE pada pasien
 Tata Laksana Restorasi tumapatan tetap komposit light cure
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan dan persetujuan tindakan.
c) Memakai masker dan sarung tangan.
d) Memblokir daerah kerja.
e) Mengeringkan kavitas.
f) Melakukan aplikasi etsa.
g) Melakukan aplikasi bonding
h) Melakukan aplikasi composit light cure
i) Melakukan cek oklusi.
D. Pelayanan pencegahan yang ditujukan perorangan.
1. Tata Lakasana pemeriksaan gigi dan mulut untuk OHI.
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan antara
lain : Kaca mulut, Sonde, pinset, escavator.
b) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan dan persetujuan tindakan.
c) Memakai masker dan sarung tangan.
d) Memeriksa status gigi
e) Memeriksa status kebersihan rongga mulut.
f) Menghitung oral hygiene indeks.

2. Tata Laksana pembersihan karang gigi dengan ultrasonic


scaler.
a) Persiapan Alat dan bahan yang akan digunakan

15
b) Memberitahu pasien prosedur perawatan yang akan
dilakukan
c) Instruksi pada pasien untuk mengisi inform concern
d) Memasang penutup dada pada pasien
e) Melakukan scaling sesuai SOP.
f) Intruksi pasca perawatan.
g) DHE pada pasien.
3. Tata Laksana pemeriksaan BUMIL K1
a) Persiapan Alat diagnosa yang akan digunakan.
b) Memberitahu pasien tujuan pemeriksaan.
c) Memakai masker dan sarung tangan.
d) Melakukan pemeriksaan DMF dan oral hygiene.
e) Mengisi status gigi pada status ibu hamil.
f) DHE pada pasien

Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan


1) Pencatatan
a. Pencatatan rekam medik.
 Menuliskan Identitas pasien secara lengkap
 Memakai metode penulisan pada rekam medik
S : Pemeriksaan Subjektif.
O: Pemeriksaan Objektif.
A : Assesment (Penegakan Diagnosa).
P : Planning (perawatan tindakan )
b. Penulisan diagnosa berdasarkan pedoman ICD X
c. Pencatatan di buku register harian
d. Memasukan data pasien ke simpus dan pcare
2) Pengisian Informed Consent
a. Menyiapkan blanko lembar persetujuan tindakan medis gigi
b. Pasien mengerti informasi diagnosa, tujuan tindakan, resiko
dan alternatif serta prognosa yang dijelaskan petugas
c. Pasien mengisi data yang terdapat di lembar Informed
Consent dan mendatanganinya
d. Dokter gigi yang melakukan perawatan juga mendatangani
Informed Consent

Langkah-langkah kegiatan dalam Gedung


Persiapan Pelayanan

16
Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan, alat,
obat dan bahan habis pakai untuk menjamin kelancaran pelayanan di
Ruang Pelayanan Gigi.
Saat Pelayanan
 Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari
rujukan internal (apabila ada)
 Memanggil pasien sesuai nomer antrian
 Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat,
petugas dapat memanggil pasien berikutnya
 Melakukan pengecekan rekam medis dengan pasien yang dipanggil
 Apabila tidak sesuai, rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran,
apabila sudah sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis,
pemeriksaan odontogram, pemeriksaan sesuai keluhan pasien, inform
concern sebelum dilakukan tindakan.
 Apabila membutuhkan rujukan internal dapat dilakukan ke poli lain untuk
membantu menegakkan diagnosis.
 Melakukan tindakan, pengobatan sesuai hasil diagnosa
 Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat
spesialis atau tidak tersedia alat dan bahan di poli gigi dan mulut
 Apabila sudah dilakukan pemeriksaan, konsultasi maupun tindakan,
dibuatkan tanda pembayaran untuk pasien umum.
 Untuk pemeriksaan Bumil, jangan lupa ditulis di buku register.
Sesudah pelayanan
 Petugas gigi mencuci alat yang telah dipakai
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di poli
gigi dan mulut
 Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain
yang menjadi tugasnya

2. Pelayanan di Luar Gedung


a) Penyuluhan dan pemeriksaan gigi dan mulut di posyandu
b) Penyuluhan dan pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah PAUD/TK dan
SD/MI
c) Melaksanakan kegiatan sikat gigi masal

17
BAB V
LOGISTIK

A. Alur Permintaan
Keperluan logistik di poli gigi dan mulut meliputi bahan medis habis pakai yang
ada di instalasi farmasi Puskesmas Sedati
Alur permintaan bahan medis dan non medis

Bag. pengadaan
Penanggung jawab logistik farmasi
poli Gilut Pengadaan
mengajukan barang
permintaan BMHP

Poli gilut

B. Perencanaan
Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas maupun POAK ada dan
tidaknya stok bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya, untuk
memperkirakan kebutuhan dalam satu tahun, melalui kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan barang

C. Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang,
segera mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku
permintaan barang

D. Penyimpanan

18
Stok bahan medis, non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan ada di
gudang obat.
Untuk stok harian bahan medis, non medis disimpan di poli gigi .

E. Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan.
Logistik adalah bahan-bahan atau kebutuhan yang sifatnya pakai habis. Logistik di
Ruang Pelayanan Gigi Puskesmas Sedati meliputi;
1. Bahan habis pakai untuk Pengobatan Gigi dan Mulut
2. Bahan habis pakai untuk pencatatan dan pelaporan
3. Bahan habis pakai untuk kebersihan alat kesehatan dan kebersihan ruangan

A. Bahan habis pakai untuk Pengobatan Gigi dan Mulut


1) masker , sarung tangan ukuran s,m
2) spuit 2,5 cc atau 3 cc ukuran 23 gauge
3) obat anestesi untuk gilut ;
 lidokain injeksi infiltrasi 1% atau pehacain 2%
 chloretil spray
4) obat emergensi gilut ; adrenalin 1:1000 / noradrenalin / norephineprin
5) mata bor ; round, inverted, fissure
6) kapas, kasa, cotton rolln cotton pellet
7) gelas kumur pasien
8) bahan untuk tambal gigi ;
 glass ionomer
 composite resin
 temporary filling
 eugenol
 TKF
 ChKM
 Creshopen
 Zinc phosphat cement
 Mummyfication filling
 Spongostan
 Etsa
 Bonding
9) bahan penunjang ;
 alkohol 70%

19
 povidon iodin 10%
 H2O2 liquid 3%
 kertas artikulasi

B. Bahan habis pakai untuk pencatatan dan pelaporan


1) buku tulis untuk buku bantu
2) ATK
3) buku register
C. Bahan habis pakai untuk kebersihan alat kesehatan dan kebersihan ruangan
1) Sabun cuci tangan
2) Sunlight
3) Chlorin
4) Sikat untuk membersihkan hand instrument
5) Sabun pembersih lantai

20
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

A. Pelayanan di dalam Gedung


Keselamatan pasien (patient safety) di Unit Pelayanan gigi adalah suatu
sistem dimana membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan
atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di
Puskesmas Sedati, salah satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu dilakukan,untuk
dapat meningkatkan mutu pelayanan terutama didalam melaksanakan
keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga
angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

1. Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien


 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
 Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien dan
masyarakat
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah
di Unit Pelayanan Gigi.
 Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi didalam
mengambil keputusan terhadap keselamatan pasien.
 Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat
meningkatkan keselamatan pasien.

21
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah
di Unit Pelayanan Gigi.

2. Sasaran Keselamatan Pasien


Sasaran keselamatan pasien di unit pelayanan gigi
 Ketepatan identifikasi pasien
Indikator yang dinilai : Mencocokkan identitas pasien dengan rekam medik
 Meningkatkan komunikasi efektif
Indikator yang dinilai : Pemberian inform consent
 Tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat oprasi
Indikator yang dinilai : Pencatatan prosedur rekam medik
 Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Indikator yang dinilai :
 Penggunaan APD sesuai kebutuhan
 Tersedia tempat sampah infeksius dan non infeksius
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Indikator yang dinilai : Monitoring anastesi / sedasi

B. Pelayanan Di Luar Gedung


Keselamatan sasaran kegiatan/program diupayakan dengan cara monitoring dan
evaluasi.
1. Monitoring
Adalah proses pengamatan yang berkesinambungan untuk melihat kesenjangan
antara target dan pencapaian hasil upaya kesehatan gigi dan mulut dalam jangka
waktu tertentu (satu bulan, tiga bulan, satu tahun), sehingga dapat segera
mengambil tindakan perbaikan dengan cepat pada institui itu sendiri.
Monitoring di Puskesmas Sedati dilakukan dengan cara pelaporan, yaitu :
a. Laporan Bulanan
b. Laporan Tahunan
Semua laporan diatas mempresentasikan cakupan pelayanan pada saat itu.
Cakupan Pelayanan :
a. Rata-rata kunjungan pasien rawat jalan gigi per hari
b. Cakupan kunjungan bumil k1 ke poli gigi
c. Cakupan kunjungan anak prasekolah
d. Cakupan jumlah TK dengan pembinaan kesehatan gigi
e. Cakupan SD/MI dengan UKGS dengan sikat gigi massal (promotif – preventif)
f. Cakupan murid SD/MI mendapatkan perawatan gigi (kuratif-kelas selektif)
g. Cakupan SD/MI dengan UKGS

22
h. Cakupan posyandu dengan UKGM
i. Ratio penambalan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap

2. Evaluasi
Adalah proses untuk melihat efektivitass dan efisiensi serta dampak dari upaya
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan setelah jangka waktu tertentu, yaitu
merujuk pada hasil pelaporan yang didapat.
Tujuan Evaluasi : untuk mengetahui apakah target cakupan pelayanan yang
menjadi sasaran kegiatan sudah dapat di penuhi atau belum. Bila belum tercapai
agar segera diperbaiki atau menyusun langkah tindak lanjut agar target tercapai
sampai di akhir tahun.Upaya Evaluasi yang dilakukan adalah dengan membuat
matriks monitor dan evaluasi per tahun.

23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut merupakan bagian
dari pengelolaan poli gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi
salah satu kriteria standar pelayanan kedokteran gigi di Indonesia,yaitu
melaksanakan Kesehatan Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus
dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Dokter gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus dapat
memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai
pengetahuan tentang Kesehatan Keselamatan Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3) kebijakan
pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard pelayanan K3 di
unit pelayanan gigi,standard sarana,program K3 di unit pelayanan gigi, pengelolaan
Jasa dan Barang berbahaya bagi manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina
pengawasan, pencatatan, dan pengawasan.

Unit pelayanan gigi Puskesmas Sedati merupakan salah satu unit pelayanan
yang wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter gigi, perawat gigi,
pengunjung/pengantar, pasien maupun masyarakat sekitar.
1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan Gigi.
Setiap petugas unit poli gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan kesehatan
kerja seperti yang tercantum pada pasal 23 dalam undang – undang kesehatan
tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan kerja
dan memberikan bantuan kepada pekerja di unit pelayanan gigi dalam
menyesuaikan diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjaannya. Maka
diperlukan antara lain :
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau sarana yang
terkait dengan K3.

24
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SOP Kerja, SOP Peralatan, SOP Penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan kesehatan
kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan fisik
petugas.

B. Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi


Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, cara
menggunakan, dll) B3, setiap petugas di unit pelayanan gigi mengetahui betul jenis
dan bahan serta penanganan dengan melihat SOP dan MSDS yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pd ruangan sesuai petunjuk
e. Memperhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss

2. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda sesuai
dengan potensi bahaya yang ada dan lokasi tersebut tersedia SOP untuk
menangani B3 antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjadi kedaruratan
c. Cara penanganan B3

25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Sedati
dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa
tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1. Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2. Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi
3. Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4. Mutu terkait dengan input,proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3
variabel, yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan
input yang bermutu pula.

26
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi
pada konsumen(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tsb.

B. Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan
mutu pelayanan Puskesmas Sedati secara efektif dan efisien agar tercapai
derajat kesehatan yang optimal. Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan
pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan
pelayanan kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga
mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil
sesuai dengan target mutu poli gigi dan mulut, serta kepuasan pelanggan dapat
selalu ditingkatkan.
Pemantapan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Sedati melalui tahap pre
analitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan, menerima
pasien. Tahap analitik meliputi kegiatan pemeriksaan odontogram, anamnesis,
pemeriksaan keluhan utama, tindakan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan
pencatatan hasil pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan ke dalam
SIK/Pcare.

27
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Poli gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya menjadi
dasar setiap SDM di poli gigi dan mulut khususnya, dan SDM Puskesmas Sedati
dalam menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. Pedoman ini
bertujuan pada akhirnya untuk kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal.
Seiring perjalanan waktu,sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan
organisasi ini akan direvisi apabila diperlukan.

28
REFRENSI

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NomorHK.02.02/MENKES/


62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi

29

Anda mungkin juga menyukai