PENDAHULUAN
Dalam menentukan asuhan keperawatan gigi dan mulut sendiri, perawat harus dapat
mengenali kebutuha pasiennya. Pada dasarnya kebutuhan manusai merupakan unsur-unsur
yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun
psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan kesehatan.
Apa yang di maksud dengan asuhan keperawatan pada masalah perawatan mulut dan
gigi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan kami membuat makalah ini yaitu untuk sama-sama kita mengetahui,
Asuhan keperawatan pada masalah perawatan mulut dan gigi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, mengetahui metode dan strategi asuhan akan
membantu anda sebagai perawat gigi dalam melakukan praktik keperawatan secara sistematis
dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode dan strategi ini,
perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien, sehingga
kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
2
Kita harus ingat, dimana pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan yang
dilakukan secara terencana yang mempunyai hasil tertentu pada suatu kelompok tertentu.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang terencana ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun
waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan dengan penekanan dalam bidang
promotif, preventif, yang diberikan kepada individu, kelompok, dan masyarakat.
3
3. Sebagai pengamat kesehatan (health monitor) Melakukan monitoring terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok masyarakat
yang menyangkut masalah -masalah kesehatan gigi dan mulut yang berdampak
terhadap status kesehatan.
4. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan (coordinator of services)
Mengkoordinasikan kegiatan promotif bersama dengan tim kesehatan lainnya
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem asuhan kesehatan. Dengan demikian
pelayanan asuhan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kesehatan yang
menyeluruh dan secara paripurna.
5. Sebagai pembaharu (innovator) Dapat berperan sebagai pembawa pembaharuan
berfokus bidang promotif terhadap individu, keluarga, masyarakat terutama dalam
merubah perilaku kesehatan gigi dan mulut.
6. Sebagai pengorganisasi pelayanan asuhan kesehatan (organisator) Berperan serta
dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan partisipasi individu, keluarga dan
masyarakat dalam setiap upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, misalnya
aktif di posyandu, UKGM/UKGMD.
7. Sebagai panutan (role model) Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
8. Sebagai tempat bertanya ( fasilitator) Perawat gigi dapat dijadikan sebagai tempat
bertanya dan memberikan konseling dalam memecahkan masalah kesehatan gigi dan
mulut yang dihadapi sehari hari, yang memberikan jalan ke luar dalam mengatasi
masalah kesehatan gigi dan mulut yang dihadapi.
9. Sebagai pengelola Perawat gigi dapat diharapkan dapat dapat mengelola kegiatan –
kegiatan promotif di puskesmas maupun di masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang diembankan kepadanya.
Setelah kita membahas strategi dan pendekatan yang dapat kita lakukan dalam
memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut baik kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat umum. Kita juga harus mengerti tentang metode-metode yang
dapat kita terapkan baik di dalam dan di luar gedun. Kita dapat menyesuaikan strategi dan
metode yang kita pilih sesuai dengan kondisi lingkuan, kondisi masyarakat di tempat kerja.
Terdapat beberapa motode pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode khusus, metode
fungsional, metode tim, metode keperawatan primer, metode modular, dam metode kasus.
a) Metode Kasus
4
Dalam metode ini, satu perawat gigi akan memberikan asuhan keperawatan kepada
seorang klien secara paripurna dalam satu periode melalui pelayanan asuhan individu. Jumlah
klien yang diasuh oleh satu perawat gigi bergantung pada kemampuan perawat gigi tersebut
dan kompleksnya kebutuhan klien.
b) Metode Fungsional
Metode fungsional ini efisien, namun asuhan seperti ini tidak dapat memberikan
kepuasan kepada pasien maupun perawat gigi. Keberhasilan asuhan keperawatan secara
menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini, karena asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien/pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada masing-
masing perawat gigi tersebut. Di samping itu, asuhan keperawatan yang diberikan tidak
profesional berdasarkan masalah pasien. Perawat gigi senior cenderung akan sibuk dengan
tugas-tugas administrasi dan manajerial, sementara asuhan keperawatan kepada pasien
dipercayakan kepada perawat gigi junior.
c) Metode Tim
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan menurut Arwani &
Supriyatno adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif
pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerja sama
dan koordinasi antar sesama perawat gigi dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya
transfer pengetahuan dan pengalaman di antara perawat gigi dalam memberikan asuhan
keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat gigi
dalam memberikan asuhan keperawatan secara paripurna.
Metode asuhan ini di mana satu orang perawat gigi bertanggung jawab terhadap
asuhan keperawatan klien/pasien secara paripurna kesehatan gigi dan mulutnya. Metode
keperawatan primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara
klien/pasien dan perawat gigi yang ditugaskan untuk merencanakan, melaksanakan asuhan
5
dan koordinasi asuhan keperawatan. Tahapan dalam asuhan keperawatan dimulai dari tahap
Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi, dan Dokumentasi
1) Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi
asuhan keperawatan.
2) Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien .
3) Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel
e) Metode Modular:
Metode modular merupakan bentuk variasi dari metode asuhan keperawatan primer,
dimana perawat gigi – perawat gigi saling bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan, di samping itu karena dua atau tiga orang perawat gigi bertanggung jawab atas
sekelompok kecil klien/pasien, keluarga, kelompok, masyarakat.
Metode ini dapat dimungkinkan dalam satu wilayah kerja dimana dalam satu wilayah
tertentu terdapat beberapa puskemas dengan beberapa perawat gigi. Kegiatan asuhan dapat
dilakukan secara terintegrasi dan memberikan hasil yang lebih luas. Setelah Anda
mempelajari konsep dasar pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut, Anda diharapkan
dapat memaksimalkan peran sebagai perawat gigi kepada masyarakat, sesuai dengan tugas
dan kewajiban saudara sebagai perawat gigi dengan kompetensi yang Anda miliki.
Dalam asuhan keperawatan gigi, tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses
keperawatan gigi. Dalam banyak literatur dikatakan bahwa pengkajian adalah seni
mengumpulkan dan menganalisis data-data subjektif maupun objektif dari pasien dan
mengarahkan penilaian kepada kebutuhan manusia dari pasien dan hal-hal yang dapat
6
menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang berhubungan dengan pelayanan asuhan
keperawatan gigi. Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam tiga tahap
kegiatan, yang meliputi pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah.
1. Pengumpulan Data
Langka pertama yang lakukan ketika melakukan asuhan keperawatan dalam tahap
pengkajian adalah mengumpulkan data. Kita harus mengumpulkan data dan informasi
tentang pasien secara sistematis agar kita dapat menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan data dimulai sejak
pasien masuk klinik, selama pasien dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang
untuk menambah/melengkapi data. Tujuan pengumpulan data adalah agar kita sebagai
perawat dapat:
Data yang kita kumpulkan terdiri dari data objektif dan data subjektif. Data Objektif
merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
menggunakan standar yang diakui (berlaku), seperti keadaan rongga mulut, kebersihan gigi,
tanda-tanda vital, dll. Sedangkan data subjektif merupakan data yang diperoleh dari keluhan-
keluhan yang disampaikan oleh pasien, misalnya rasa sakit/nyeri, sakit kepala, yang
dirasakan pasien, yang membuat pasien harus datang ke klinik untuk berobat.
2. Pengolahan Data
Setelah semua data subjektif dan objektif kita peroleh, apa yang harus dilakukan
dengan data tersebut? Data yang terkumpul perlu kita olah agar bermakna dan berguna untuk
menentukan tindakan kepada pasien. Secara umum, pengolahan data dapat diartikan
mengubah data ke dalam bentuk yang lebih berarti berupa informasi. Informasi adalah hasil
dari pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kegiatan atau
peristiwa.
7
Pengolahan data dilakukan setelah kita melakukan pengumpulan data melalui
pemeriksaan subjektif dan objektif. Dari data yang sudah terkumpul seperti contoh di atas,
data ini kemudian harus kita olah. Setelah diolah, data tersebut harus disimpulkan dalam
bentuk yang bermakna, dari pasien yang sedang kita tangani.
3. Analisis Data
(1) Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan gigi, sehingga data yang
diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan pasien
(2) Sebagai proses pengambilan keputusan menentukan alternatif pemecahan masalah
yang dituangkan dalam rencana dalam asuhan keperawatan gigi, sebelum melakukan
tindakan keperawatan gigi.
8
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Proses keperawatan gigi merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
gigi kepada pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan gigi dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan
berfokus pasa pasien, berorientasi pada tujuan, pada setiap tahap terjadi saling
ketergantungan dan saling berhubungan.