Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu
dengan memberikan kepuasan bagi para pengguna jasa pelayanan kesehatan
menjadi sangat penting. Profesionalisme yang ditunjukkan dengan perilaku
kesehatan yang senantiasa menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan diri
dengan mengutamakan nilai-nilai moral dan etika profesi sangat diperlukan. Salah
satu penyedia pelayanan kesehatan di Indonesia adalah seorang dokter gigi. Saat
ini pelayanan yang banyak berkembang di bidang kesehatan gigi dan mulut
adalah tindakan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun mulai beberapa
tahun lalu mulai gencar dilakukan upaya dalam meningkatkan kualitas kesehatan
gigi dan mulut berupa tindakan promotif dan preventif, di antaranya edukasi
tentng kesehatan gigi dan mulut.
Oleh karena itu agar seorang dokter gigi dapat bekerja secara optimal
tentunya membutuhkan kolaborasi dengan profesi yang bisa membantu dalam
pelayanan kesehatan gigi terutama tindakan preventif dan promotif. Oleh karena
itu saat ini mulai berkembang akan adanya kebutuhan seorang Dental Auxilaries
yang terdiri dari dental hygienist, dental terapis, dental asistent di Indonesia.
Kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh.
Sehingga diperlukan adanya Dental Auxilaries dalam hal ini seorang dental
hygienist, dental asisten, dental terapis. Karena dalam menjalankan suatu praktik
keperawatan gigi diperlukan kerja sama untuk memberikan pelayanan yang
optimal kepada pasien.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Falsafah dan Sejarah Keperawatan Gigi ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana sejarah keperawatan gigi dan untuk
mengetahui falsafah keperawatan gigi.

1
D. Manfaat
Agar mahasisiwa mengetahui dan memahami falsafah dan sejarah
keperawatan gigi dan Sebagai kajian baru untuk menambah khasanah pustaka
bagi perawat gigi dalam memperdalam hukum kesehatan di bidang
profesionalitasnya sebagai tenaga kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Falsafah Perawat Gigi


Falsafah adalah dasar pemikiran, keyakinan perawat terhadap nilai – nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
Dari pengertian diatas Falsafah keperawatan gigi adalah dasar pemikiran yang
harus Anda miliki sebagai perawat gigi. Falsafah ini merupakan kerangka dasar
bagi Anda sebagai perawat gigi dalam berpikir, mengambil keputusan, dan
bertindak yang diberikan pada klien dalam rentang sehat-sakit. Keyakinan yang
menjadi pedoman perawat gigi dalam memberikan pelayanan asuhan adalalah,
bahwa :
1. Manusia adalah individu yang unik holistik
2. Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pasien/keluarga
4. Proses keperawatan
5. Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus
Dari keyakinan tersebut falsafah keperawatan gigi memandang manusia
sebagai makhluk yang utuh (holistik). Holistik berarti layanan yang harus
dipenuhi hendaknya mempertimbangkan kebutuhan biologi, psikologi, sosial,
kultural, dan spiritual klien/pasien, dalam hal ini adalah mempertimbangkan lima
dasar kebutuhan manusia. Dengan demikian, asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien melalui pendekatan dengan melihat bagaimana kondisi fisik pasien,
bagaimana kondisi kejiwaannya, kondisi sosial ekonominya, kondisi sosial
budaya lingkungan tempat tinggal mereka, dan juga kondisi spiritualnya.
Tindakan yang Anda berikan hendaknya juga dilakukan melalui upaya
asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, logis dan tidak bisa dilakukan
secara sepihak dengan menghargai bahwa setiap klien berhak mendapatkan
perawatan tanpa membedakan suku, agama, status sosial, dan ekonomi dengan
memberikan layanan kesehatan, memberikan bantuan yang paripurna dan efektif
kepada klien, membantu klien (dari level individu hingga masyarakat), serta

3
melaksanakan intervensi keperawatan dalam hal ini terutama promotif dan
preventif.
Sebagai contoh, ketika klien sakit fisik maka tidak menutup kemungkinan
untuk sakit psikisnya juga, keluarga klien ikut merasakan sakit karena harus
menunggui anggota keluarganya yang sakit, sehingga secara ekonomi, peran atau
fungsi keluarga, ikut terganggu. Selain itu komunitas tempat keluarga tinggal juga
dapat terpengaruhi jika keluarga tersebut memiliki peran yang besar di
komunitasnya, karena itulah seorang perawat gigi dalam memberikan layanan
asuhan hendaknya mempertimbangkan manusia sebagai makhluk yang utuh
(holistik), dengan memperhatikan kebutuhan biologi, psikologi, sosial, kultural,
dan spiritual klien/pasien.
Dalam melaksanakan tugas, Anda sebagai seorang perawat gigi juga
dituntut menerapkan tatanan dalam tugas yaitu menerapkan Etika Keperawatan.
Sebagai perawat gigi harus memiliki dasar, sifat, dan pribadi yang baik, karena
tugas yang Anda emban mengharuskan Anda setiap saat berhadapan dengan
manusia. Lalu, apa saja dasar, sifat dan pribadi seorang perawat gigi. Perhatikan
uraian berikut.
1. Mempunyai rasa kasih sayang terhadap semua manusia tanpa pandang bulu
2. Mempunyai rasa pengorbanan atau rasa sosial yang tinggi.
3. Mempunyai keinginan dan minat dalam perawatan.
4. Disiplin, jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakannya.
5. Mempunyai pemikiran yang sehat dan bijaksana sebagai dasar
bertindak yang cepat , tepat.
6. Sabar, ramah- tamah dan periang
7. Halus, tenang, tetapi tegas.

B. Sejarah Perawat Gigi Internasional


Sejarah keperawatan gigi telah dimulai sejak awal abad 19an di Amerika.
Salah satu peristiwa yang tercatat adalah pada tahun 1885, ketika seorang dokter
gigi Dr. C. Edmund Kells dari New Orleans memutuskan untuk melaksanakan
beberapa pengobatan perintis menggunakan x-ray untuk mengobati abses gigi. Dr.

4
C. Edmund Kells tidak bisa melakukannya sendirian. Ia membutuhkan bantuan
ekstra, semacam asisten.Dr. C. Edmund Kells meminta bantuan Malvina Cuera.
Disinilah berawalnya munculnya peran seorang perawat gigi. Dikemudian hari
antara tahun 1953 dan 1957 Malvina bekerja di American Association of Dental
Assistants, sebelum meninggal pada tahun 1991. Disini berawalnya seorang
dokter gigi membutuhkan bantuan seseorang dalam pekerjaannya sebagai dokter
gigi.
Sejarah perawat gigi telah muncul pada awal tahun 1900-an dengan
berdirinya sebuah organisasi asisten dokter gigi dengan cabang di seluruh
Amerika. Organisasi ini dibentuk oleh kelompok Ladies. Salah satu dari wanita-
wanita ini adalah Juliette Southard, yang membentuk sebuah masyarakat di New
York. Bersama dengan pemimpin Chicago dan Cook County Dental Association
Assistant, Jessie Elsworth, mereka mengajukan permohonan untuk menghadiri
konferensi American Dental Association (ADA) tahun 1926.Tahun berikutnya,
American Dental Assistant Association (ADAA) lahir, menyatukan semua
kelompok lokal, dengan Juliette Southard sebagai ketua.
Pada tahun 1943, asosiasi mengadakan pelatihan perawat gigi untuk pertama
kalinya, yang bertujuan melatih para perawat gigi agar lebih terampil dan
berkualitas dalam melakukan pekerjaannya. Pada pelatihan tersebut perawat gigi
bernama Winter Bunty menjadi perawat gigi yang terbaik .
Delapan belas tahun kemudian, setelah terjadi beberapa perubahan dan
berkembangan, asosiasi memiliki hampir 1.000 anggota, dengan kepengurusan
Sue Adam sebagai sekretaris, dan dua staf paruh waktu. Mereka mulai bekerja
untuk asosiasi pada tahun 1992, dimulai dengan membuat kartu keanggotaan yang
diketik secara individual pada mesin tik manual. Selanjutnya asosiasi perawat gigi
di Amerika semakin berkembang hingga saat ini.
Organisasi perawat gigi di Inggris dimulai hanya dengan 4 orang staf
sebagai pengurus. Asosiasi Perawat Gigi mulai perkembangan dengan pesat di
tahun 2004. Perkembangan tersebut berkat teknologi seperti sistem telepon
internal, jaringan komputer, database keanggotaan yang membantu asosiasi
menghimpun para perawat gigi di Inggris dalam wadah asosiasi perawat gigi.

5
C. Sejarah Perawat Gigi Di Indonesia
Di masa perang kemerdekaan dan setelahnya, jasa perawat selalu menjadi
pendukung untuk menangani para korban perang, baik masyarakat umum maupun
para pejuang. Demikian pula halnya dengan perawat gigi. Sejarah perawat gigi
sendiri, di Indonesia dimulai dari terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri tertanggal 30 Desember
1950 Nomor 27998/Kab. yang memutuskan mendirikan Pendidikan Perawat Gigi
(Dental Nurse).Keputusan tersebut berlaku mulai 1 Agustus 1951, dengan
berdirinya Sekolah Perawat Gigi di Jakarta.
Pada tahun 1953 Sekolah Perawat Gigi Jakarta meluluskan perawat gigi
yang pertama. Namun pada tahun 1957 Sekolah Perawat Gigi berubah nama
menjadi Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG). Dari sinilah lahir perawat gigi –
perawat gigi yang kemudian tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Seiring dengan berdirinya sekolah pengatur rawat gigi, juga berdiri Sekolah
Pengatur Teknik Gigi (SPTG) yang pada tahun 1960 meluluskan siswa angkatan I
di Jakarta. Kedua lulusan sekolah ini bergabung membentuk suatu organisasi
IPTGI yaitu Ikatan Perawat Gigi dan Tekniker Gigi Indonesia yang berdiri pada
tahun 1967.
IPTGI berlangsung sampai dengan tahun 1986 tanpa kegiatan atau vakum.
Meskipun vakum, di tahun itu pula dilaksanakan kongres I IPTGI di Ciloto
berlanjut tahun 1991 kongres II di Jakarta.
Pada tahun 1989 disusun konsep Jabatan Fungsional Dokter Gigi, Perawat
Gigi dan Teknisi Gigi. Dalam Konsep Jabatan Fungsional Paramedis Gigi tersebut
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara menolak konsep tersebut karena latar
belakang pendidikan Perawat Gigi dan Teknisi Gigi berbeda, sehingga jabatan
fungsional antara kedua tenaga tersebut perlu dipisah.
Perubahan profesi perawat gigi juga terjadi dengan adanya Undang-Undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan bahwa tenaga kesehatan harus
mempunyai keahlian profesional yang ditunjang pendidikannya. Hal ini diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
yang menyatakan bahwa Jabatan Fungsional mempersyaratkan adanya profesi

6
yang jelas, etika profesi dan tugas mandiri dari tenaga kesehatan tersebut. Jabatan
Fungsional juga harus diorganisasikan dalam suatu organisasi profesi.
Perawat gigi harus menyikapi Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1994
tersebut dan harus berjuang menyesuaikan diri. Pada tanggal 13 September 1996
terbentuklah wadah profesi Perawat Gigi yang dinamakan PERSATUAN
PERAWAT GIGI INDONESIA/ organisasi profesi PPGI, dalam kongres di
BLKM Ciloto Jawa Barat. Organisasi ini didukung oleh Direktorat Kesehatan
Gigi, Biro Organisasi Departemen Kesehatan RI, dan PUSDIKNAKES
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pembentukan organisasi ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No.32
tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam peraturan tersebut disebutkan
dengan jelas definisi tenaga kesehatan sebagai berikut “tenaga kesehatan adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.
PPGI yang baru terbentuk tersebut berinisiatif untuk mengadakan MUNAS
I. Direktorat Kesehatan Gigi selaku Pembina Teknis hadir dalam Munas I tersebut.
Pertemuan para wakil Perawat Gigi dari seluruh Indonesia pada tanggal 10 s.d. 11
Desember 1996 sekaligus mengesahkan organisasi profesi Perawat Gigi. Munas
tersebut menghasilkan ;
1. Anggaran dasar
2. Anggaran rumah tangga
3. Kode etik perawat gigi
4. Usulan draf jabatan fungsional
5. Program kerja
Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tersebut menyebutkan perawat gigi
bukan merupakan kategori perawat. Belum ada body of knowledge yang diakui
sebagai ilmu perawat gigi di Indonesia karena masih didominasi oleh ilmu
kedokteran gigi (dentistry). DPP PPGI terus memperjuangkan agar Perawat Gigi
masuk dalam kategori tenaga keperawatan dan tercantum pada jenis tenaga
kesehatan bagian dari tenaga Keperawatan di dalam PP No. 32 tahun 1996.

7
Dengan upaya dari PPGI, maka keluarlah Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1035/Menkes/SK/IX/1998 tentang Perawat Gigi di mana diputuskan
bahwa perawat gigi merupakan salah satu jenis Tenaga Kesehatan kelompok
Keperawatan. Selanjutnya, untuk kenyamanan Perawat Gigi bekerja disusunlah
peraturan-peraturan Jabtan Fungsional Perawat Gigi. Beberapa peraturan
pendukung tersebut adalah :
1. KEPMENPAN No. 22/KEP/M.PAN/4/2001tentang Jabatan Fungsional
Perawat Gigi dan angka kreditnya, KEPMENPAN No.
22/KEP/M.PAN/4/2001tentang Jabatan Fungsional Perawat Gigi dan angka
kreditnya.
2. Keputusan Bersama Menkes dan Kesos dan KA. BKN No. 728/MENKES/
KESOS/ SKB/ VII/ 2001 dan No. 32A Tahun 2001
3. Keputusan Menkes No. 1208/Menkes /SK/ XI/2001
4. Sebagai pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tersebut maka perlu ditetapkan tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi
tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No:
1392Menkes /SK/XII/2001
Perawat Gigi dalam melaksanakan tugasnya yaitu memberikan Pelayanan
Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut mengacu pada aturan yang dikeluarkan dalam
bentuk Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 284/
Menkes/SK/ IV/ 2006.
Perawat Gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan dalam kelompok
Keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus berdasarkan
Standar Profesi sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
378/Menkes/SK/III/2007.
Dari peraturan dan standar profesi, dapat disimpulkan bahwa dalam profesi
Kesehatan Gigi terdiri dari jenis tenaga sebagai berikut;
1. Dokter gigi
2. Perawat gigi
3. Tekniker gigi

8
PPGI lebih cenderung mengartikan Keperawatan dalam konteks kesehatan
gigi dan mulut adalah dalam bentuk upaya pemeliharaan (care) kesehatan gigi dan
mulut. Antara Perawat Gigi dan Perawat umum terdapat perbedaan pendekatan
walaupun kedua jenis tenaga tersebut memandang manusia sebagai satu kesatuan
yang mengandung unsur – unsur biologi, psikologis, sosial dan kultural (bio
psikososial kultural).
Perawat gigi melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut dalam upaya
pendekatan, pemeliharaan melalui tindakan-tindakan promotif – preventif.
Pendekatan promotif melalui upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut,
pendekatan preventif melalui upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut.
Sementara, perawat (nurse) melakukan pendekatan berdasarkan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia agar mampu mengatasi masalah kesehatannya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
378/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi perawat gigi di jelaskan perawat
gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui pendekatan promotif dan
preventif yaitu :
1. Pendekatan promotif
a. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat
b. Pelatihan kader
c. Penggunaan alat peraga
d. Pola makanan yang sehat
2. Pendekatan preventif
a. Pemeriksaan plak
b. Pembersihan karang gigi
c. Sikat gigi bersama/massal
d. Pencegahan karies gigi
1) Menggunakan fluor dengan teknik kumur-kumur
2) Pengolesan larutan fluor pada gigi
3) Pengisian pit dan fissure dengan bahan fissure sealent
Perawat gigi menitikberatkan melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut
melalui pendekatan promotif, preventif, namun Keputusan Menteri Kesehatan RI

9
Nomor 378/Menkes/SK/III/2007 dalam pasal 19 menyebutkan perawat gigi dapat
memberikan tindakan medik dasar pada kasus penyakit gigi dan mulut terbatas,
yaitu :
1. Tindakan kegawatdaruratan pada kasus gigi dan mulut sesuai dengan standar
pelayanan
2. Perawatan pasca tindakan, hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan dari
dokter gigi

BAB III
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Falsafah keperawatan gigi adalah dasar pemikiran ataupun kerangka
berpikir Anda seorang perawat gigi dalam bertindak, mengambil suatu keputusan
dalam memberikan pelayanan pada klien baik yang sehat dan sakit, memandang
manusia sebagai makhluk yang utuh (holistik), yang harus dipenuhi, dihargai
dalam hal kebutuhan biologi, psikologi, sosial, kultural, dan spiritual melalui
upaya asuhan keperawatan gigi dan mulut yang komprehensif, sistematis, logis
dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya tanpa
membedakan suku, agama, status sosial, dan ekonomi.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi oleh
Dokter Gigi, pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh Perawat Gigi dan
pelayanan asuhan supporting oleh Teknisi Gigi. Pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut dilakukan secara komprehensif kepada individu, keluarga dan
masyarakat yang mempunyai ruang lingkup berfokuskan kepada aspek promotif,
preventif, dan kuratif dasar. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Perawat Gigi
dapat memberikan konseling terhadap hak-hak klien dan memberikan jaminan
terhadap kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan secara
profesional.
Perawat Gigi adalah mitra kerja Dokter Gigi yang menunjang program
Pemerintah dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Perawat Gigi
melaksanakan program Pemerintah dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut individu, kelompok dan masyarakat. Perawat Gigi mempunyai organisasi
profesi sebagai wadah berhimpun dan memperjuangkan aspirasinya adalah
PERSATUAN PERAWAT GIGI INDONESIA. Dalam melaksanakan tugasnya
seorang Perawat Gigi berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya (Dokter
Gigi, Dokter Umum, Perawat Umum, Bidan dan sebagainya) dan bekerja sesuai
Standar Profesi yang berlaku.

B. Saran

11
Diharapkan dari uraian di atas mahasiswa mampu mengetahui sejarah dan
falsafah keperawatan gigi dan dapat mengimplementasikan ilmunya sesuai
dengan kewenangan dan tanggungjawabnya.

12

Anda mungkin juga menyukai