2. Perbedaan praktik dokter gigi biasa dengan dokter gigi layanan primer dan dokter gigi
keluarga
a) Dokter gigi biasa
Dokter gigi yang memiliki sistem pembayaran FFS sehingga masih
menggunakan paradigma sakit, semakin banyak pasien yg datang semakin banyak
pendapatan dokter. Dokter gigi biasa juga berperan sebagai gate keeper karena
nantinya jika trdpt pelayanan yang tidak dapat dilakukan maka akan dilakukan
rujukan.
b) Dokter gigi layanan primer
Dokter gigi layanan primer merupakan dokter gigi yang bekerja di fasilitas
kesehatan pertama baik pada puskesmas, klinik pratama, rumah sakit tipe D, maupun
praktik drg mandiri. Dokter gigi layanan primer berfungsi sebagai gate keeper pada
pemberi pelyanan kesehatan gigi dan mulut yang diharapkan dapat menerbitkan
sistem rujukan dalam sistem kesehatan nasional.
c) Dokter gigi keluarga
Dokter gigi keluarga meruapakan drg yang bekerjasama dengan BPJS sebagai
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sistem pembayaran pada drg keluarga
merupakan pembayaran prospektif berupa kapitasi sehingga paradigma drg keluarga
adlah paradigma sehat yang mana semakin sedikit pasien yang berobat maka
pendapatan dokter gigi akan semakin banyak oleh karena itu, nantinya drg akan
mengutamakan pelayanan promotive preventif.
3. pengertian dari dokter gigi keluarga dan pelayanan dokter gigi keluarga
Dokter gigi keluarga menurut keputusan Menkes RI
No.039/Menkes/SKI/2007/Pedoman kedokteran gigi keluarga merupakan dokter
gigi yang mempunyai pengetahuan,sikap dan perilaku professional dalam menjaga
dan memelihara kesehatan gigi dari keluarga binaannya dengan menyelenggarakan
upaya pemeliharaan kesehatan gigi dasar yang paripurna dengan pendekatan holistik
dan kesisteman serta pro-aktif dalam antisipasi dan pemecahan masalah kesehatan
yang dihadapi keluarga yang memilihnya sebagai mitra utama sebagai kesehatan
gigi.
Pelayanan kedokteran gigi keluarga adalah suatu upaya pelayayanan bidang
kesehatan gigi dan mulut yang secara paripurna memusatkan layanannya kepada
setiap individu dalam suatu keluarga binaan. Pendekatan pelayanan harus dilakukan
secara menyeluruh mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
memperhatikan faktor-faktor resiko pelayanan tidak dibatasi oleh golongan umur,
jenis kelamin, maupun sistem organ serta sistem rujukan.
b. PPO (Preferred Provider Organization) dan POS (Point of Service) : memiliki ciri
yang sama memberi pilihan PPK yang lebih luas kpd konsumen yaitu provider
yang termasuk dalam jaringan dan provider yang tidak termasuk dalam jaringan
pelayanan sehingga harus dibayar penuh. PPO memiliki kesamaan dengan IPA,
tetapi lebih memilih salah satu provider yang ada dan membuat persetujuan kontrak
yang terfokus pd harga. Ciri-ciri :
Perbedaan : PPO dokternya dibayar dengan fee for service melalui negosiasi
mengenai setiap pelayanan yang ditawarkan. POS sistem kapitasi untuk setiap
pendaftar
c. POS sering disebut HMO dengan tanpa pembatas. Kompensasi POS : pasien per
tahun
Kelebihan:
Pembayaran lebih adil sesuai dengan kompleksitas pelayanan
Kekurangan
Tidak ada insentif untuk yang memberikan preventive care
Jumlah pasien banyak atau over crowded clinics
Kualitas pelayanan kurang
Meningkatkan risiko keuangan
Kelebihan:
Risko keuangan sangat kecil
Pendapatan rumah sakit tidak terbatas
Kekurangan
Kurangnya kualitas coding yang akan
2) Unit Cost dari tiap pelayanan kesehatan unit cost didapat dari jumlah
pendapatan untuk setiap jumlah pelayanan dibagi jumlah kunjungan untuk
pelayanan tsb. Jumlah unit cost yang tinggi menunjukkan pelayanan yang tidak
efisien atau biaya yang tinggi (banyak penyakit degenerative)
3) Utilisasi dari tiap pelayanan kesehatan
Rumus premi
Kapitasi + margin + administrasi + profit
8. Dampak kapitasi
Pada sistem pembayaran kapitasi dengan cara yang terpisah-pisah antara rawat jalan
dan rujukan tanpa diimbangi dengan insentif yang memadai akan terjadi angka
rujukan yang tinggi.
Dokter bisa mengorbankan kualitas pelayanan dengan mempersingkat waktu
konsultasi dan/atau memberi obat yang kurang efektif.
Mendorong pasien agar tidak sering konsultasi dengan berbagai cara. Meskipun
akan merugikan dokter dalam jangka panjang, tetapi pada tahap awal hal ini dapat
terjadi pada pembayaran besaran kapitasi yang kurang layak.
Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi dengan
menegakkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Fasilitas kesehatan memberi pelayanan promotif preventif untuk mencegah insiden
kesakitan.
Fasilitas kesehatan memberi pelayanan yang pas tidak lebih, tidak kurang untuk
mempertahankan efisiensi operasi dan tetap memegang jumlah pasien jaminan
kesehatan sebagai income security.
Kendali mutu dan biaya pelayanan kesehatan dilakukan untuk menjamin agar
pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai dengan mutu yang ditetapkan dan
diselenggaran secara efisien. system kendali mutu dan biaya pelayanan kesehatan
pada faskes dilakukan oleh faskes dan BPJS kesehatan berkoordinasi dengan
organisasi profesi, asosiasi faskes, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas provinsi,
dan kemenkes. penyelenggaran kendali mutu dan biaya pelayanan kesehatan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 oleh BPJS kesehatan dilakukan melalui
pemenuhan standar mutu yang meliputi:
Kendali biaya:
c. Standarisasi pelayanan
Manage care
Meningkatkan status kesehatan
Menggunakan community rating : risiko dihitung berdasarkan data komunitas
Terdapat cost containment
Terdapat management utilisasi
Risk sharing
Komprehensif
Merupakan kombinasi dari perusahan asuransi kesehatan dan sistem pemebri
pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan manage care memberi pelayanan
promotif preventif
Bertanggung jawab memberi pelayan kpd pserta dengan konsekuensi harus
menjamin akses pelayan kesehatan, managemen kualitas, dan kesesuaian
pelayanan peserta
b. Tujuan INA-CBG’s:
- Untuk meningkatkan efisiensi pembiayaan:
o Menurunkan pelayanan yang tidak perlu
o Menurunkan lama hari rawat inap
o Menurunkan excess hospital capacity
- Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan:
o Mendorong standarisasi pelkes
o Memeperbaiki manajemen RS (RM dan sistem informasi yg lbh lengkap)
- Casemix main group: dilabelkan menggunakan huruf alphabet dari A-Z yang
berhubungan dengan sistem organ tubuh dan disesuaikan dgn yg ada pada ICD 10
dan merupakan klasifikasi tahap pertama.
- Dijit kedua case group subgroup kedua yg menunjukkan spesifikasi atau tipe
kelompok kasus yg dilabelkan dengan angka 1 hingga 9. Berfokus pada jenis
tindakan atau prosedur yang dijalani pasien, ex : kode 2 untuk prosedur besar rawat
jalan, kode 4 untuk rawat jalan bukan prosedur.
- Kode CBG merupakan sub-group ke 3 yg dilambangkan dengan numerik 1 hingga
99. Spesifik ke penyakitnya atau cbgs. Ex : untuk no 14 diagnosis system
pencernaan lain-lain (ringan), no 1 penyakit infeksi bakteri dan parasite.
- Berdasarkan severity level: merupakan pengkodean yg terakhir yang menunjukkan
tingkat keparahan kasus yg dipengaruhi adanya komorbit atau komplikasi dalam
masa perawatan. Severity level dibagi mjd 4:
o 0 untuk rawat jalan
o I ringan, rawat inap dgn tingkat keparahan 1 tanpa komplikasi atau komorbit
o II sedang, rawat inap dgn tingkat keparahan 2 dan komorbit sedang
o III berat, rawat inap keparahan tingakt 3 dengan major komplikasi dan komorbit.
- Coding: contohnya ada
o rawat inap dibagi menjadi 3 kode: 1) I – 4, 10-I artinya infark miocard akut
ringan, 2) I – 4, 10-II artinya infark miocard akut sedang, 3) I – 4, 10-III artinya
infark miocard akut berat.
o rawat jalan 1) Q-5-18-0 konsultasi atau pemerikasaan lain lain, 2) Q-5-35-0
infeksi akut
o U-1-14-I untuk operasi bibir sumbing dan langit langit mulut (ringan)
o U-1-14-II untuk operasi bibir sumbing dan langit langit mulut (sedang)
9. komponen utama dari clinical pathway dan faktor yang berhubungan dengan clinical
pathway
a. Komponen utama ada 4:
o Kerangka waktu menggambarkan tahapan berdasarkan hari perawatan atau
tahapan pelayanan seperti fase preoperasi, intaoperasi dan pasca operasi.
o kategori asuhan menggambarkan asuhan seluruh tim kesehatan yg diberikan
kpd pasien. Aktivitas diklasifikasikan berdasar jenis Tindakan pd jangka waktu
tertentu.
o Kriteria hasil memuat hasil yg diharapkan dari standar asuhan yg diberikan
meliputi kriteria jangka panjang yaitu menggambarkan kriteria hasil dr
keseluruhan asuhan dan jangka pendek menggambarkan kriteria hasil pada setiap
pelayanan dalam jangka waktu tertentu.
o Pencatatan varian lembaran varian mencatat dan menganalisis dari deviasi
standay yg ditetapkan dalam clinical pathway kondisi pasien yg tdk sesuai dgn
standar tdk dpt dilakukan atau dicatat dlm lembar varian.
b. Faktor yg berhubungan dgn clinical pathway:
o Kebijakan
o Sumber daya tenaga
o Sarana dan prasarana
o Pembentukan komitmen
o Kepemimpinan klinis
o Edukasi
o Motivasi
o Evaluasi pelaksanaan ada tiga hal, 1) evaluasi upaya kesiapan RS dlm
penyusunan dan penerpaan CP yaitu menyangkut dukungan organisasi
kesiapan sumber daya tenaga, fasilitas, proses manajemen, 2) evaluasi
penggunan ditujukan untuk melihat apakah CP sudah efektif dan efisien dlm
penggunaannya, 3) evaluasi outcome dilihat dari dampak dari CP bagi
individu maupun keluarga dan juga bagi penyandang asuransi dan bagi tenaga
medis.
CBL
Konsep "dokter bintang lima" diusulkan sebagai profil ideal dari seorang dokter yang
memiliki bakat untuk melaksanakan berbagai layanan yang harus diberikan oleh
lingkungan kesehatan untuk memenuhi persyaratan relevansi, kualitas, efektivitas biaya
dan keadilan dalam kesehatan.
Kadar Mg yang tinggi akan mengikat Vit c vit C tdk tersuplai dengan baik
tidak terbentuknya kolagen gangguan jaringan periodontal, gigi tanggal.
Tingginya Mg pengerasan plak dan kalkulus OHI buruk
Tingginya Mg mempengaruhi asam askorbat pada gigi gigi mudah
goyah.
3. Cara mengidentifikasi atau menemukan kemungkinan faktor risiko
a. Anamnesis ke pasien untuk menemukan riwayat gejala
b. Analisis fishbone
c. Analisis pohon
4. Tindakan promotif dan preventif yang dilakukan dokter dengan mengunjungi
lingkungan tempat tinggal pasien
Dokter datang ke lingkungan pasien untuk mengidentifikasi faktor resikonya
dengan melakukan pengujian terhadap kadar air minum yang dikonsumsi dan
menyuruh pasien untuk mengganti sumber air minumnya dengan air mineral kemasan
terlebih dulu. Selain itu dokter juga meminta ke pimpinan tempat tinggal pasien untuk
mengganti sumber air minum ke masyarakatnya karena berbahaya bagi kesehatan
mulut.
5. Apa yang dimaksud dengan perawatan holistik?