Anda di halaman 1dari 14

ASKEPGILUT INDIVIDU

“IMPLEMENTASI UPAYA PROMOTIF DALAM ASKEPGILUT”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nama : Nova Tirana Sari
NIM : PO.71.25.1.20.043
Kelas :B
Semester :4

Dosen Pembimbing :
drg. Nur Adiba Hanum, M. Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKTIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KESEHATAN GIGI
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi upaya promotif dalam
askepgilut“ selesai tepat waktu.
Makalah “Implementasi upaya promotif dalam askepgilut“ disusun guna memenuhi
tugas dari Ibu drg. Nur Adiba Hanum, M. Kes pada bidang mata kuliah Askepgilut
Individu diInstansi Poltekkes Palembang. Selain itu, Saya juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Implementasi upaya promotif dalam
askepgilut“.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu drg. Nur Adiba
Hanum, M. Kes selaku dosen mata kuliah Askepgilut Individu. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang dalam kehidupan sehari-hari
serta yang ditekuni penulis. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan Saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 23 mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
LATAR BELAKANG.............................................................................................1
LANDASAN TEORI...............................................................................................2
A. Implementasi upaya promotif dalam askepgilut..........................................2
B. Tujuan upaya promotif.................................................................................2
C. Simulasi Implementasi upaya Promotif.......................................................3
PENUTUP..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
LATAR BELAKANG

Pengertian implementasi asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah sesuatu


pelaksanaan pelayanan asuhan yang profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Untuk keberhasilan pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan
agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat gigi harus mempunyai kemampuan
kognitif, kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melaksanakan tindakan.
Kegiatan promotif kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya
pencegahan yang dicapai oleh individu atau masyarakat yang dapat
menghasilkan pemeliharaan kesehatan gigi secara optimal. Dewasa ini, usaha promotif dan
preventif merupakan salah satu kegiatan yang sedang digalakan oleh dunia Kedokteran
Gigi di Indonesia. Salah satu upaya promotif kesehatan gigi dan mulut adalah dengan
penyuluhan.
Menurut penelitian Damanik (2002), penyuluhan kesehatan gigi anak dapat
menurunkan indeks plak. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa siswa yang
pernah mendapat penyuluhan dan pelatihan cara menyikat gigi yang baik dan
benar, memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut termasuk sedang. Proses
belajar dan pemberian informasi yang didapat melalui program penyuluhan
dapat berpengaruh pada status kebersihan mulut siswa sekolah dasar. Pepatah lama
islam mengatakan “Kebersihan sebagian dari Iman”,yang tercermin dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut melalui upaya promotif dan pencegahan.
Penyuluhan sebagai usaha kesehatan gigi sekolah dilakukan dengan harapan
memberikan kesadaran dan perilaku kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin melalui
pendidikan. Dalam proses pendidikan, media merupakan sarana untuk menyampaikan
pesan penyuluhan kepada sasaran sehingga mudah dimengerti. Pemilihan media dan
metode yang tepat serta didukung kemampuan dari tenaga penyuluh dapat mempermudah
proses pendidikan kesehatan gigi dan mulut.

1
LANDASAN TEORI

A. Implementasi upaya promotif dalam askepgilut


Upaya promotif merupakan suatu upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dengan
tujuan meningkatnya pengetahuan individu dan masyarakat di bidang kesehatan gigi
dan mulut sehingga akan diikuti meningkatnya kemampuan sasaran dalam hal pelihara
diri di bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
Pengertian tindakan promotif adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengubah
perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sedemikian rupa sehingga
mempunyai kemampuan dan kebiasaan berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan
gigi.
Salah satu tugas seorang perawat gigi, adalah membangun kesadaran individu dan
masyarakat agar mampu melakukan upaya promotif secara mandiri.
Upaya Promotif terdiri dari :
1. OHI-S ( Oral Hygiene Index-Surface )
 Melakukan penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar
 Melakukan penyuluhan tentang karang gigi
2. PTI : Perawat Gigi Melakukan Penyuluhan Tentang :
 gigi berlubang
 cara merawat gigi yang baik dan benar
3. def-t dan DMF-T : perawat gigi melakukan penyuluhan tentang :
 masa pertumbuhan gigi
 gigi berlubang
 cara merawat gigi yang baik dan benar
 cara menggosok gigi yang baik dan benar

B. Tujuan Program Promotif


Program promotif bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan gigi
2. Memotivasi dan membimbing individu, masyarakat untuk membiasakan
pelihara
3. Dapat menjalankan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi diri
sendiri, dan keluarganya

2
4. Dapat mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin kemudian
mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar.

C. Simulasi Implementasi Upaya Promotif


Membuat Satuan Pelajaran Untuk Promotif
Herijulianti (2002) mengatakan mengajar atau memberikan penyuluhan kepada
masyarakat, baik masyarakat sekolah maupun umum, adalah salah suatu usaha
membimbing mereka ke arah suatu perubahan perilaku yang kita harapakan.
Keberhasilan seorang penyuluh kesehatan setelah memberikan penyuluhan harus
terlihat dengan adanya perubahan perilaku yang diharapkan dapat menolong dirinya
sendiri maupun orang lain dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya. Perubahan perilaku ini tentunya tidak dapat terjadi secara langsung tetapi
melalui suatu proses belajar yang dapat dinilai dari hasilnya. Indikator pengajaran
penyuluhan yang berhasil memiliki 3 ciri, yaitu :
1. Tahan lama
2. Dapat ditransfer atau dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari
3. Sasaran dapat menggunakannya

Untuk mencapai keberhasilan ini sebelum memberikan penyuluhan hendaknya


dibuat satuan pelajaran (SATPEL) yang merupakan pedoman dalam proses belajar
mengajar/proses kegiatan selama penyuluhan.
1. Manfaat Membuat Satuan Pelajaran sebelum Penyuluhan
a. Hasil penyuluhan akan segera diketahui, mengingat sebelum penyuluhan kita
melakukan tes awal. Kemudian setelah selesai penyuluhan, kita
melakukan/memberikan tes akhir. Hasil kedua tes ini dapat kita bandingkan.
Soal yang diberikan pada tes awal dan tes kedua harus dibuat sama. Tes akhir
yang menunjukkan prestasi lebih baik dari tes awal menandakan penyuluhan
berhasil dalam mencapai tujuan penyuluhan.
b. Kegiatan penyuluhan akan lebih lancar, karena telah penyuluh telah
merencanakan kegiatan apa saja yang harus dilakukan oleh sasaran sejak
pendahuluan sampai penutupan. Kegiatan dilakukan secara sistematis sesuai
dengan materi dan tujuan penyuluhan.

3
c. Pengetahuan dalam memberikan penyuluhan akan bertambah karena penyuluh
dalam menyiapkan materi harus selalu membuka buku sumber untuk mecari
bahan yang sesuai.
d. Bahan/materi penyuluhan akan lebih dikuasi. Dalam menyampaikan materi
penyuluh tidak tersendat-sendat dan tidak canggung sehingga materi yang
dipersiapkan sesuai dengan waktu yang tersedia.
e. Alat bantu dalam penyuluhan dapat dipersiapakan terlebih dahulu.

2. Hal yang Perlu Dirumuskan secara Jelas dalam membuat SATPEL.


a. Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran/penyuluhan adalah hasil yang harus dicapai setelah
pengajaran/penyuluhan selesai diberikan yang berupa terjadinya perubahan
perilaku. Tujuan pengajaran ini disebut dengan tujuan instruksional. Tujuan
instruksional ini dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Tujuan Instruksional Umum
Rumusan tujuan instruksional umum menggambarkan perubahan tingkah
laku yang masih umum, yang masih banyak sekali jumlahnya sehingga
sukar bagi kita untuk mengadakan pengukuran. Dikatakan sukar diukur
karena tujuan ini menggambarkan perubahan perilaku yang tidak dapat
ditentukan dengan pasti dan bukan merupakan tingkah laku spesifik.
Rumusan TIU ini sebaiknya ditulis dalam membuat persiapan pengajaran
karena TIU mempunyai peranan yang sangat penting sekali dalam tujuan
instruksional khusus (TIK). Fungsi TIU, yaitu membantu mempercepat
penyusunan TIK sebagai perbandingan, dapat diukur apakah TIK yang
telah dibuat sudah benar-benar spesifik dalam menggambarkan pola
tingkah laku yang mudah diukur.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Adalah rumusan kata-kata dalam kalimat yang menggambarkan
perubahan tingkah laku sasaran yang diinginkan setelah sasaran
menyelesaikan satu kegiatan belajar. Perubahan tingkah laku ini dapat
diketahui dengan jelas baik melalui pengamatan maupun melalui tes.
Kedua tujuan instruksional tersebut pada prinsipnya harus dirumuskan
secara lengkap dan mengandung empat unsur/komponen, yaitu :

4
a) Audience, sasaran yang harus dapat mengerjakan perbuatan yang
dinyatakan dalam tujuan.
b) Behavior, perilaku yang harus dimiliki oleh sasaran setelah mereka
menerima pelajaran.
c) Condition, persyaratan yang harus ada atau diperhatikan pada saat
perilaku yang diharapkan dimilki oleh audiensi itu dievaluasi.
d) Degree, target tujuan yang harus dicapai atau tingkatan minimal
yang harus dimiliki audiensi.

Persyaratan dalam membuat TIK :


a) Harus menggunakan istilah kata kerja yang operasional, yaitu kata
kerja yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati.
b) Harus bertoleransi pada sasaran berbentuk tingkah laku sasaran.
c) Harus dalam bentuk hasil belajar.
d) Hanya meliputi satu jenis tingkah laku.

Contoh :
Setelah pelajaran selesai siswa SD kelas 5 dan 6 dapat
menjelaskan uraian tentang makanan yang menyehatkan gigi paling
sedikit sebanyak 5 macam.
 Audience : siswa SD kelas 5 dan 6
 Behavior : dapat menjelaskan uraian tentang makanan yang
menyehatkan gigi
 Condition : tanpa membuka buku
 Degree : sebanyak 5 macam

b. Bahan atau Materi yang Diberikan


Bahan/materi yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
latar belakang sasaran agar materi mudah dipahami oleh sasaran, penyusunan
materi harus sistematik. Istilah asing sebaiknya sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dan penggunaan istilah harus konsisten dari awal sampai
akhir penyuluhan.

5
c. Pemilihan Metode
Pemilihan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan proses
penyuluhan. Untuk memperoleh metode yang tepat, seorang penyuluh harus
dapat memahami kriteria pemilihan metode serta mengerti tentang prinsip-
prinsip penggunaan metode mengenai jenis-jenis metode beserta
karakteristiknya.
Pemilihan metode harus mengacu pada kriteria tertentu, yakni :
1) Menunjang penyampaian TIK yang telah ditetapkan. Hal ini
tergantung pada perubahan perilaku yang diharapkan, berdasarkan
taksonomi. Bloom, (1908) dalam Notoatmodjo, (2003) membagi
perilaku manusia dalam 3 ranah, yaitu : ranah kognitif, afektif,
psikomotor.
2) Sesuai dengan materi yang akan disajikan.
3) Sesuai dengan karakteristik siswa/sasaran/usia/tingkat pendidikan.
4) Bergantung pada waktu yang tersedia.
5) Bergantung pada sarana dan prasarana.
6) Bergantung pada banyak sasaran.
7) Bergantung pada kemampuan penyuluh.
8) Bergantung pada besar kecilnya ruangan.

Prinsip Penggunaan Metode:


1) Tidak ada satu pun metode yang dapat digunakan untuk mencapai
semua tujuan.
2) Sebaiknya digunakan lebih dari satu metode dalam satu penyuluhan.

d. Kegiatan Belajar Mengajar.


Kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah kegaiatan yang harus dilakukan
oleh penyuluh maupun sasaran dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
Langkah ini merupakan langkah yang harus ditempuh supaya proses
belajar/penyuluhan berjalan dengan lancar sehingga dapat timbul interaksi
antara penyuluh dengan audiensi sehingga audiensi akan mengalami perubahan
tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Di dalam SATPEL harus
ditulis apa saja kegiatan guru atau penyuluh dan apa saja kegiatan audiensi.

6
e. Kegiatan penyuluh
Kegiatan penyuluh merupakan pemikiran langkah yang harus ditempuh oleh
guru/penyuluh untuk membantu audiensi mencapai tujuan instruksional atau
terjadinya perubahan tingkah laku. Kegiatan penyuluh dalam mengatur strategi
pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Tahap ini membutuhkan waktu 10% dari waktu pertemuan yang
dialokasikan dan bertujuan membawa siswa kebagian pokok pembelajaran.
Peristiwa belajar yang perlu dilaksanakan pada tahap ini, antara lain :
a) Menyiapkan sasaran atau menenangkan sasaran
b) Memberi salam
c) Memperkenalkan diri
d) Menarik perhatian sasaran
e) Menimbulkan atau meningkatkan motivasi
f) Memberitahukan TIK yang akan dicapai
g) Menjelaskan KBM
h) Menyajikan bahan pengait dengan cara apersepsi atau tes awal.
Fungsi tahapan ini untuk merangsang terciptanya kondisi internal pada
diri siswa.

2) Pengembangan
Banyak orang beranggapan bahwa tahap ini merupakan pengajaran
sesungguhnya. Sebanyak 65% dari alokasi waktu yang tersedia digunakan
untuk menyampaikan materi yang bersifat pengetahuan dan 25% sisanya
untuk materi yang bersifat keterampilan. KBM yang dilaksanakan, meliputi:
a) Menyampaikan materi
b) Pemotivasian dan pembimbingan sasaran belajar
c) Memperoleh umpan balik

3) Konsolidasi
Mengkonsolidasi bagian materi yang telah diajarkan menjadi satu kesatuan
dilakukan dengan cara merangkum. Dalam proses konsolidasi kita harapkan
adanya persamaan pendangan antara penyuluh dan sasaran terhadap pesan
yang telah disampaikan.

7
4) Pemberian tugas Pemberian tugas meliputi :
a) Menguhubungkan apa yang didapat dengan apa yang akan diajarkan
atau diberikan
b) Menutup pelajaran atau penyuluhan
c) Menenangkan sasaran
d) Memberi salam

5) Kegiatan sasaran
Bila di dalam kelas :
a) Siswa duduk tenang
b) Menyiapkan alat peraga
c) Mendengarkan atau melaksanakan perintah penyuluh
d) Mencatat
e) Menjawab pertanyaan
Bila di masyarakat :
a) Sasaran duduk tenang
b) Mendengarkan
c) Menjawab dan bertanya
d) Dalam metode demonstrasi sasaran mungkin ikut serta
mempraktikannya
e) Menekankan apa saja yang sedang diberikan.

f. Alat Peraga
1) Klasifikasi : papan tulis, flip chart dan lain-lain
2) Individual : buku tulis, alat tulis

g. Sumber Pelajaran
Sumber pelajaran adalah buku, bahan bacaan yang digunakan sebagai acuan
pengembangan materi yang akan disampaikan pada saat penyuluhan

h. Evaluasi
Untuk mengatahui sampai sejauh mana materi dapat ditangkap oleh sasaran,
evaluasi dapat berupa tes lisan, tes tulisan , tes perbuatan.

8
Format Pembuatan SATPEL
SATPEL
Bidang Studi :
Sub Bidang Studi :
Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan :
Sasaran :
Tempat :
Waktu :

TIU :
TIK :
MATERI :
METODE :
ALAT PERAGA :
EVALUASI :

9
PENUTUP

Pengertian implementasi asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah sesuatu


pelaksanaan pelayanan asuhan yang profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Untuk keberhasilan pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan
agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat gigi harus mempunyai kemampuan
kognitif, kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melaksanakan tindakan.

Upaya promotif merupakan suatu upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dengan
tujuan meningkatnya pengetahuan individu dan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan
mulut sehingga akan diikuti meningkatnya kemampuan sasaran dalam hal pelihara diri di
bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

Pengertian tindakan promotif adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengubah


perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sedemikian rupa sehingga
mempunyai kemampuan dan kebiasaan berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Erni Gultom. RR, Ratnasari Dyah P. 2017. Konsep dasar Pelayanan kesehatan gigi dan
Mulut I. Pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan.

Marlindayanti, Nining ningrum, Nelly Katharina,M. 2018. Pelayanan Asuhan Kesehatan


Gigi Dan Mulut Masyarakat. Pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan.

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Pelayanan-Asuhan-Kesehatan-Gigi-dan-Mulu-
Masyarakat_SC.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai