Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK

“PENDEKATAN PROMOTIF PADA ASUHAN KESEHATAN GIGI ANAK”

Disusun Oleh:

1. Sefti Khoirunniza PO.71.25.1.20.041


2. Meyra Livia PO.71.25.1.20.042
3. Nova Tirana Sari PO.71.25.1.20.043
4. Ade Maulidiah PO.71.25.1.20.044
5. Yelin Dike PO.71.25.1.20.046
Kelas: B

Dosen Pembimbing
Yufen Widodo, S.K.M, MDSc
Abu Hamid, S.SIT, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN D-III KESEHATAN GIGI
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “PENDEKATAN
PROMOTIF PADA ASUHAN KESEHATAN GIGI ANAK”. Dari makalah ini semoga dapat
memberikan informasi kepada kita semua bahwa pembaca dapat mengetahui apa pengetian dari
pendekatan promotif, Manfaat pendekatan Promotif, tujuan pendekatan promotif dan sebagainya
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua oihak yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan karya saya
selanjutnya. Dalam pembuatan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
pihak-pihak lain maka dari itu saya menggucapkan terima kasih atas bantuannya baik secara
lagsung maupun tidak langsung semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita,
Aamiin.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

Pendahuluan.....................................................................................................................iii

Landasan Teori

A. Pendekatan Promotif..............................................................................................1
1. Pengertian Pendekatan Promotif................................................................2
2. Tujuan Pendekatan Promotif.....................................................................3
3. Kewenangan Terapis Gigi dan Mulut dalam Pendekatan Promotif..........3
4. Tindakan pendekatan Promotif..................................................................4
5. Program Pendekatan Promotif...................................................................4
6. Standar Pendekatan Promotif....................................................................6

Kesimpulan........................................................................................................................8

Daftar Pustaka....................................................................................................................9

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup, penyakit gigi mempunyai dampak luas, yaitu pada kualitas hidup
antara lain keterbatasan fungsi, disabilitas fisik, ketidaknyamanan psikis. Menurut Undang
undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 46-47 menyatakan bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat diselengggarakan dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan Nasional, untuk itu
upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan secara
menyeluruh. Pelayanan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.
Kesehatan gigi sering kali diabaikan oleh masyarakat Indonesia. Mereka mengganggap bahwa
masalah pada gigi tidak menyebabkan kematian sehingga tak menjadi peroritas untuk dijaga
kesehatannya. Faktanya, sederet masalah pada gigi bisa mempengaruhi fungsi organ tubuh yang
lain dan mengganggu produktivitas sehari hari. Dari angka kejadian karies gigi pada tahun 2013
lalu, jumlahnya mencapai 53%, naik dari 2007 yang berjumlah 41%.

Untuk menekan jumlah masalah kesehatan gigi, Kementerian Kesehatan mencanangkan


Indonesia Bebas Karies pada tahun 2030 mendatang. Salah satu program yang dijalankan adalah
menggalakkan upaya promotif untuk menyikat gigi dengan baik dan benar dan memberdayakan
2 dokter gigi dan terapis kesehatan gigi di Unit Kesehatan Sekolah dan puskesmas yang tersebar
hingga ke pelosok Indonesia.(Kemenkes RI, 2015). Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terencana, ditujukan kepada kelompok tertentu
yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan dalam
bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana yang diberikan kepada individu, kelompok, dan
masyarakat untuk mencapai taraf kesehatan gigi dan mulut yang optimal (Depkes RI 2000).

iii
LANDASAN TEORI

A. Pendekatan Promotif

Promotif Kesehatan dapat kita lihat dalam konteks Pendekatan Individual maupun
Pendekatan Komunitas. Promotif Kesehatan dalam konteks Pendekatan Individual dapat
dilihat dari aspek Pasien itu sendiri sebagai individu maupun dari segi Dental Profesional
dimana Dokter Gigi maupun Perawat Gigi sebagai pelaksana. Promosi Kesehatan bagi
Pasien berupa Rencana Diet, Kebutuhan Pasien akan Pelayanan Preventif dan Kunjungan
Pemeriksaan Kesehatan Gigi berkala. Sedangkan Upaya Promotif dari Dental Profesional
berupa Edukasi Pasien, Program Kontrol Plak, Konseling Diet, Recall Reinfocement,
Test Aktivitas Karies.

Sedangkan Upaya Promotif dalam konteks Pendekatan Komunitas berupa


Program DHE, Penelitian Promotif, Kebijakan dan Undang-undang. Upaya Promotif
dalam Konteks Pendekatan Komunitas membutuhkan interaksi aktif antara beberapa level
dan beberapa organisasi dan organisasi professional kesehatan sebagai komponen
penting. Kampanye kesehatan yang dilakukan sering melibatkan promosi kesehatan dan
hubungan masyarakat contohnya kampanye lewat mass media (televisi). Dilaporkan juga,
meningkatnya penerimaan publik dari nilai kesehatan mulut yang baik dapat
meningkatnya pemanfaatan layanan kesehatan gigi. Agar dapat mudah diterima
seyogyanya promosi kesehatan gigi dan mulut harus mengambil pendekatan yang lebih
luas untuk menutup kesenjangan kesehatan gigi antara strata sosial.

Promosi kesehatan gigi dan mulut harus mencakup pendekatan faktor risiko
umum, yang membawa kesehatan gigi dan mulut ke mainstream kesehatan umum
(misalnya, tentang penggunaan tembakau, diet, dan kebersihan) juga terkait untuk
kesehatan gigi dan mulut. Dental Health Education atau Pendidikan Kesehatan Gigi dan
Mulut menerapkan prinsip-prinsip bahwa masyarakat penerima pesan pendidikan
kesehatan harus dapat menafsirkan pesan-pesan tersebut melalui nilai, keyakinan dan
sikap dari mereka sendiri. Agar Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut sukses perlu
memaksimalkan keterlibatan dari peserta.

1
Program pendidikan kesehatan gigi dapat meningkatkan pengetahuan dan untuk
sementara meningkatkan kebersihan mulut tetapi belum menunjukkan efek langsung
pada karies. Perubahan sikap ditunjukkan ketika terjadi keterlibatan peserta dalam
pendidikan kesehatan, dan apa yang diajarkan harus kompatibel dengan adat dan budaya
lokal serta dengan pengetahuan ilmiah.

1. Pengertian Pendekatan Promotif


Istilah promotif diartikan sebagai "peningkatan", hal tersebut tidak terlepas dari asal mula
digunakannya istilah promotif itu sendiri. Promotif atau promosi kesehatan merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris promotion of health. Istilah ini muncul dari terjemahan lima
tingkatan pencegahan (five levels of prevention) yang dijelaskan dalam buku yang berjudul
"Preventive Medicine For The Doctor In His Community" karangan dari H.R. Leavell dan E.G.
ClarkPromotif yang.
Pendekatan Promotif dimaksud dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi adalah
tugas Anda sebagai perawat gigi untuk berupaya meningkatkan kemampuan kesehatan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat
sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan.
Sasarannya adalah kelompok orang sehat agar tetap memiliki gigi dan mulut yang sehat..

Promotion of health yang terjemahan aslinya adalah promosi kesehatan,


merupakan tingkatan pencegahan pertama, yang oleh para ahli Kesehatan Masyarakat di
Indonesia diartikan sebagai peningkatan kesehatan. Hal ini dikarenakan makna yang
terkandung di dalam istilah promotion of health tersebut adalah meningkatkan kesehatan
seseorang, yaitu dengan melaui asupan gizi seimbang, olah raga teratur, dan lain
sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.

Hubungan antara istilah peningkatan kesehatan dan istilah promosi kesehatan


dijelaskan oleh H.R. Leavell dan E.G. Clark dalam bukunya disebutkan, selain melalui
peningkatan gizi, peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada individu dan masyarakat Pendidikan kesehatan adalah suatu
kegiatan untuk membantu indivudu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan atau perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara optimal.

2
Sedangkan WHO (World Health Organization) yang merupakan organisasi
kesehatan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan promosi
kesehatan sebagai perluasan makna dari pendidikan kesehatan, sebagai
Jadi Promosi kesehatan adalah proses untuk kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya.

2. Tujuan Pendekatan Promotif


Adapun Tujuan dari Pendekatan Promotif yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan gigi.
b. Memotivasi dan membimbing individu, masyarakat untuk membiasakan pelihara
diri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri dan keluarganya
Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Dapat menjalankan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi diri sendiri,
dan keluarganya d. Dapat mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin
kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar.

3. Kewenangan Terapis Gigi dan Mulut dalam Pendekatan Promotif


a. Promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
b. pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta dokter kecil.
c. pembuatan dan penggunaan media/alat peraga untuk edukasi kesehatan gigi dan
mulut; dan
d. konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut ( Permenkes
No 20, 2016).

3
4. Tindakan Pendekatan Promotif
Adapun Tindakan Promotif meliputi:
a. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
b. Pelatihan kader kesehatan gigi
c. Membuat dan menggunakan alat peraga
d. Mendemonstrasikan dan menginstruksikan oral propilaksis
e. Konseling tindakan promotif dan preventif

kesehatan gigi dan mulut Pelayanan asuhan secara berkesinambungan dan


ditujukan untuk individu, kelompok dan masyarakat. Arti berkesinambungan adalah
asuhan Anda berikan secara berkelanjutan dan secara terus menerus kepada individu,
keluarga atau sekelompok masyarakat tertentu, dan dilaksanakan secara paripurna
(promotif, preventif, dan kuratif).

5. Program Pendektan Promotif


Berikut adalah contoh program yang dilakukan oleh seorang perawat gigi, yaitu
merencanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok anak sekolah :
Pelaksanaan Asuhan Tahap 1 :
1. Perawat gigi melakukan perencanaan kegiatan
2. Perawat gigi melakukan penjaringan status kesehatan gigi dan mulut,
kegiatan ini untuk mendapatkan status OHIS, DMF-T/def-t, dan CPITN
3. Didapat prioritas masalah promotif, preventif maupun kuratif dari data
penjaringan tersebut.

Pelaksanaan Asuhan Tahap II:

Setelah selesai kegiatan di tahap 1, perawat gigi melanjutkan kegiatan


sebagai berikut :

1. Dari data yang didapat pada tahap 1, perawat gigi menentukan prioritas
masalahnya, merencanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan prioritas
masalah yang ada.

4
2. Membuat jadwal kegiatan
3. Prioritas pertama adalah program promotif, misalnya dengan mengadakan
penyuluhan. Dalam melakukan kegiatan promotif, perawat gigi harus
mampu mengenal karakteristik sasaran untuk menentukan materi
penyuluhan yang tepat, menentukan media yang digunakan, menentukan
tempat penyelenggaraan dan lain-lain.

Pelaksanaan Asuhan Tahap III:

Selanjutnya pelaksanaan prioritas ke II, ke III dan selanjutnya.

Pelaksanaan Asuhan Tahap IV:

Setelah semua prioritas masalah diselesaikan, perawat gigi melakukan


evaluasi kegiatan tahun 1 tersebut.

Gambar :Kegiatan Promotif Pada Kelompok Anak Usia Sekolah


Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/

Ilustrasi di atas menunjukkan kegiatan yang terencana yang dapat


dilakukan oleh perawat gigi baik di sekolah (dilapangan, maupun didalam kelas),
pada semua kelompok Anak Usia Sekolah.

5
6. Standar Pendekatan Promotif
Standar Promotif, antara lain :
1. Standar Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Tersusunnya rencana kerja penyuluhan mengidentifikasi masalah,
b. Menentukan prioritas masalah
c. Menyusun materi penyuluhan sesuai masalah
d. Membuat alat bantu pendidikan yang sesuai dengan materi dan sasaran
e. Menentukan jadwal pelaksanaan penyuluhan
f. Membuat rencana evaluasi penyuluhan

2. Standar Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyuluhan Anda laksanakan untuk meningkatkan pengetahuan sasaran,


mengubah perilaku sasaran baik individu, kelompok, atau masyarakat yang belum
mengetahui/mempunyai pengetahuan, dan kebiasaan berperilaku hidup sehat di
bidang kesehatan gigi. Tujuannya adalah agar sasaran mampu memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya serta mampu melakukan upaya pencegahan
terjadinya penyakit gigi dan mulut. Standar penyuluhan adalah sebagai berikut.

a. Memilih materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan sasaran


b. Memilih metode penyuluhan sesuai dengan materi penyuluhan dan
kelompok sasaran
c. Memilih alat bantu penyuluhan
d. Melakukan evaluasi setelah pelaksanaan penyuluhan

3. Standar Pelatihan Kader


Untuk mempercepat upaya penyebaran asuhan keperawatan gigi dan
mulut, Anda dapat menciptakan kader-kader lain untuk alih pengetahuan dan
keterampilan tentang kesehatan gigi dan mulut. Pengkaderan dapat dilakukan
kepada masyarakat sebagai kader kesehatan (guru, dokter kecil, kader posyandu
dll),agar mereka dapat berperan serta aktif dalam upaya peningkatan kesehatan
gigi dan mulut. Kader diharapkan mampu memberikan penyuluhan dan

6
memotivasi masyarakat untuk

7
dapat berperilaku sehat serta mampu mendeteksi dini, pengobatan darurat
sederhana dan melakukan rujukan. Berikut adalah keterampilan yang perlu Anda
miliki untuk menciptakan kader kesehatan gigi:
a. Menentukan daerah binaan, dengan melakukan pendekatan lintas program
dan lintas sectoral.
b. Memilih materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan daerah binaan
c. Memilih metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan
d. Memilih media pembelajaran sesuai dengan materi yang telah ditentukan
e. Melakukan evaluasi dengan cara mempraktikkan materi yang telah
diberikan

8
KESIMPULAN

Pendekatan Promotif dimaksud dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi adalah


tugas Anda sebagai perawat gigi untuk berupaya meningkatkan kemampuan kesehatan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat
sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan.
Sasarannya adalah kelompok orang sehat agar tetap memiliki gigi dan mulut yang sehat..
Salah satu upaya promotif kesehatan gigi dan mulut adalah dengan penyuluhan.
Program promotif bertujuan untuk Meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang
kesehatan gigi, Memotivasi dan membimbing individu, masyarakat untuk membiasakan
pelihara diri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri dan keluarganya,
Dapat menjalankan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi diri sendiri, dan
keluarganya, serta Dapat mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin
kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar.

Selain itu Adapun Tindakan Promotif meliputi Penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut, Pelatihan kader kesehatan gigi, Membuat dan menggunakan alat peraga ,
Mendemonstrasikan dan menginstruksikan oral propilaksis, Konseling tindakan promotif
dan preventif

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, Permenkes RI, No.20 Tahun 2016 tentang izin dan penyelenggaraan praktik terapis gigi
dan mulut. Jakarta:Depkes RI.2016

Badan PPSDM. 2005. Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi Pendidikan Tenaga


Kesehatan. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta.

Boy, H. 2009. Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan Evaluasi Penerapan Kompetensi Perawat Gigi
Lulusan D III Kesehatan Gigi di Kota Jambi. Jambi: Politeknik Kesehatan Jambi.

Depertemen Kesehatan. 1995. Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas. Jakarta: Direktorat Pelayanan Medik Jakarta.

Mayasari. Deasy.2020. Arti Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif dalam Dunia
Kesehatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai