Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kesehatan Gigi

DOSEN PENGAMPU:

Drg. Ida Chairanna Mahirawatie, M.Kes

DISUSUN OLEH:

Dewi Ayu Sri Handayani

(P27825121013)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

PROGRAM TERAPIS GIGI DAN MULUT SARJANA TERAPAN

JURUSAN TERAPIS GIGI DAN MULUT 2024/2025

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kesehatan Gigi
Tugas ini, penulis buat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kesehatan
Gigi, penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Drg. Ida Chairanna
Mahirawatie, M.Kes
Saya menyadari, bahwa tugas yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga tugas ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Surabaya, 13 Februari
2024

ii
DAFTAR ISI

BAB 1 ....................................................................................................................................................... 1
1.1 Pengertian Metode Penyuluhan Kesehatan Gigi .................................................................... 1
1.2 Tujuan Penyuluhan ....................................................................................................................... 1
1.3 Prinsip Penyuluhan ....................................................................................................................... 1
1.4 Macam-Macam Metode Penyuluhan ........................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
2.1 Metode Penyuluhan Pada Anak Pra Sekolah ................................................................................ 6
2.2 Metode Penyuluhan Pada Anak Usia 5-7 Tahun........................................................................... 8
2.3 Metode Penyuluhan Anak Usia 6-8 ............................................................................................ 10
2.4 Metode Penyuluhan Anak Usia 8-10 Tahun ............................................................................... 12
2.5 Metode Penyuluhan Anak Usia 10-12 Tahun ............................................................................. 14
BAB III .................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................................... 16
1.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 16

iii
iv
BAB 1
PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI

1.1 Pengertian Metode Penyuluhan Kesehatan Gigi


Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan pendidikan kesehatan yang mana
dilakukan dengan penyebaran pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan mampu melakukan anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Maulana, 2009). Penyuluhan kesehatan merupakan suatu
proses belajar untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif dari
individu atau kelompok terhadap kesehatan (Syafrudin dan Fratidhina, 2009).

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu upaya atau kegiatan untuk
menyampaikan pesan mengenai kesehatan gigi kepada masyarakat, kelompok, atau individu,
dengan harapan mereka dapat memperoleh pengetahuan kesehatan gigi yang lebih baik.
Harapannya dengan pengetahuan tersebut dapat mempengaruhi perubahan perilaku mereka
(Hadnyanawati, 2007). Proses penyuluhan bergantung pada kerjasama responden, dan dapat
diharapkan terjadi komunikasi yang bersifat dua arah, yaitu dapat memberikan suatu
informasi baru yang dapat meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan perannya sebagai
pribadi, anggota keluarga, dan makhluk Tuhan.

1.2 Tujuan Penyuluhan


Adapun tujuan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah
sebagai berikut :
1) Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi
2) Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut
3) Menjelaskan akibat yang timbul dari kelalaian menjaga kesehatan gigi dan mulut 4)
Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.

Pada penyuluhan terjadi proses komunikasi antara sumber informasi (penyuluh) dengan
penerima informasi (audien). Proses komunikasi memerlukan empat komponen yang harus
ada, yaitu sumber informasi, informasi, penerima informasi, dan media. Jika salah satu
komponen tidak terpenuhi maka tidak dapat terjadi komunikasi.

1.3 Prinsip Penyuluhan


Terdapat beberapa prinsip metode penyuluhan yang meliputi: pe- ngembangan untuk berpikir
kreatif; tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran; setiap individu terikat

1
dengan lingkungan sosialnya; ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran; memberi- kan
sesuatu untuk terjadinya perubahan.

1.4 Macam-Macam Metode Penyuluhan


Metode merupakan cara atau pendekatan tertentu dalam pendidikan kesehatan agar
tercapainya perubahan perilaku. Metode penyuluhan secara garis besar dibagi dua yaitu metode
didaktik dan metode sokratik, yang meliputi :
1) Metode didaktik (One Way Method)
Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way method. Tingkat
keberhasilan metode didaktik sulit di evaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan
hanya penyuluh yang aktif. Misalnya, ceramah, film, booklet, poster, siaran radio
(kecuali siaran radio yang bersifat interaktif), dan tulisan di media cetak.
2) Metode sokratik (Two Way Method)
Metode ini dilakukan secara dua arah atau two way method. Dengan metode ini antara
penyuluh dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi kelompok,
buzz group, debat, forum, seminar, demonstrasi, studi kasus, dan penugasan
perorangan.
Menurut Notoatmodjo (2012), metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi
tiga bagian jika dilihat dari segi sasaran penyuluh, yaitu metode pendidikan individu,
kelompok, dan massa. Berikut ini diuraikan beberapa metode penyuluhan, yaitu :
a) Metode pendidikan individual (perorangan)
Menurut Notoatmodjo (2012), penyuluhan kesehatan metode ini digunakan
untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada
suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari
pendekatan ini, antara lain :
(1) Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenaan masalah
pendidikan,pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk
pelajaran (Maulana, 2014). Konseling adalah proses belajar yang bertujuan
memungkinkan konseli (peserta didik) mengenal dan menerima diri sendiri
serta realistis dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya (Maulana,
2014).

2
(2) Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan konseling.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak
terhadap perubahan. Juga untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi (Maulana,
2014).
b) Metode pendidikan kelompok Menurut Notoatmodjo (2012), memilih
metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok harus
mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada
sasaran. Untuk kelompok yang besar peserta penyuluhan lebih dari 15 orang
dan untuk kelompok yang kecil peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.
Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :
(1) Ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan
sekelompok pengunjung atau pendengar. Metode ini digunakan dalam kondisi
waktu yang terbatas dengan peserta didik dalam kelompok besar. Kelebihan
metode ini tidak terlalu melibatkan banyak alat bantu serta dapat menghemat
waktu jika digunakan pada kelompok besar.
(3) Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan di antara tiga orang
atau lebih tentang topik tertentu dan salah seorang diantaranya memimpin
diskusi tersebut. Syarat agar metode diskusi kelompok dapat efektif adalah
dengan adanya masalah yang menarik sehingga perlu di diskusikan. Peserta
diskusi sebaiknya diberi kesempatan saling mengemukakan pendapat. Metode
ini memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan. Keuntungan metode ini
adalah memungkinkannya peserta didik saling mengemukakan pendapat,
memperluas pandangan, memperoleh pandangan dari orang yang tidak suka
bicara, dan membantu mengembangkan kepemimpinan. Kelemahan metode ini
adalah peserta tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan tepat,
kemungkinan terjadinya diskusi yang berlarutlarut, dan cenderung didominasi
orang-orang yang suka belajar (Sumarni, et al., 2015).
(4) Curah Pendapat

3
Merupakan metode pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan
dengan cepat semua kemungkinan pemecahan yang dipikirkan. Keuntungan
metode ini mampu membangkitkan pendapat baru, tidak menyita waktu
banyak, dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil, dan hanya sedikit
peralatan yang diperlukan. Akan tetapi kekurangan metode ini mudah lepas
kontrol, harus dilanjutkan dengan evaluasi jika diharapkan efektif.
(5) Buzz Group
Metode ini dilakukan dengan membagi kelompok sasaran yang lebih besar
menjadi kelompok kecil untuk membahas suatu tugas tertentu tiap kelompok
kecil. Metode ini dilakukan pada kondisi kelompok besar, dan waktu terbatas
yang tidak dimungkinkan setiap orang berpartisipasi ataupun terdapat anggota
kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan. Keuntungan metode ini
mendorong peserta didik yang malu-malu untuk mengutarakan pendapatnya,
memungkinkan pembagian tugas kepemimpinan, dan dapat dipakai bersama
metode lain. Kekurangan metode ini adalah mungkin terbentuk kelompok yang
terdiri atas orang-orang yang tidak tahu apa-apa, laporan mungkin tidak
tersusun dengan baik, dan biasanya banyak memakan waktu persiapan.
b) Metode pendidikan massa
Menurut Notoatmodjo (2012), metode ini dilakukan untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditunjukkan untuk
masyarakat. Bentuk pendekatan massa diberikan secara tidak langsung, salah
satu contohnya ceramah umum. Metode ini dilakukan dengan memberikan
pidato di hadapan masa dengan sasaran yang sangat besar.

f. Metode Numbered Heads Together


Penyuluhan kooperatif tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu
tipe penyuluhan kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Spencer
Kagen (Ibrahim, 2000), dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Metode ini lebih mengedepankan aktivitas
siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai

4
sumber yang akhirnya akan dipresentasikan. Pada dasarnya metode Numbered
Heads Together merupakan varian dari diskusi kelompok dan buzz group.

g. Metode Talking Stick


Metode penyuluhan Talking Stick menurut Huda dalam Arifin (2018), adalah
metode penyuluhan kelompok dengan bantuan tongkat sebagai alat penunjuk
giliran dan iringan musik. Siswa yang memegang tongkat harus menjawab
pertanyaan dari penyuluh setelah mereka mempelajari materi pokoknya.
Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya
secara bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat
dan pertanyaan. Pada mulanya, Talking Stick merupakan metode yang
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak orang menyampaikan
pendapat dalam suatu forum. Saat ini Talking Stick digunakan sebagai metode
penyuluhan di ruang kelas. Huda dalam Arifin (2018), menyatakan bahwa
metode penyuluhan Talking Stick dapat mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan
menggunakan model ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan kemampuan dan partisipasi mereka dalam pembelajaran

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Metode Penyuluhan Pada Anak Pra Sekolah
Metode yang cocok digunakan pada anak pra sekolah yaitu metode penyuluhan pola asah, asih,
dan asuh. Tumbuh kembang anak yang sempurna dipengaruhi oleh kebutuhan dasar anak
diantaranya kebutuhan asah, asih dan asuh. Kebutuhan asah adalah kebutuhan yang menunjang
stimulasi kecerdasan anak, seperti pemberian alat permainan edukasi sehingga anak lebih
cerdas dengan bermain. Kebutuhan asih merupakan kebutuhan anak untuk mengembangkan
kasih sayang, kebutuhan rasa aman dan nyaman. Anak yang tidak mendapatkan rasa aman dan
nyaman akan membentuk anak tidak memiliki rasa kepercayaan dasar (yaitu kepercayaan
kepada orang lain). Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan fisik dan biologis yang meliputi
kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal, pengobatan,
bergerak dan bermain. Jadi, Metode yang tepat adalah mengajak anak Pra Sekolah Bermain
sambil belajar, Agar, Mereka mampu menyerap ilmu, dan informasi yang diberikan oleh
penyuluh, yaitu ilmu mengenai Kesehatan gigi, dan mulut.
Metode Permainan yang dapat digunakan yaitu: Permainan Ular Tangga, dan Surprise Box
A. Waktu, dan Tempat Penyuluhan dilakukan
Waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan pada Anak Pra Sekolah Yaitu pada
Pagi hari saat mereka sedang beraktivitas, dan bermain dengan teman-temannya, dan
tempat Penyuluhan Yaitu pada Area Sekolah Paud, Atau Balai desa setempat, Karena
Mereka Lebih mudah untuk diawasi, dan dijaga, sehingga penyuluhan akan
berlangsung dengan kondusif, dan tentram.
B. Sasaran Penyuluhan
Sasaran Langsung pada Penyuluhan ini Adalah Anak Pra Sekolah yaitu anak yang
rentan terkena karies, dan permasalahan Kesehatan gigi, dan mulut lainnya, sehingga
dapat menghambat tumbuh kembangnya, Sedangkan Sasaran tidak Langsung Yaitu
Guru Paud, dan Orangtua/Wali yang Menemani anak Pra Sekolah, Yaitu sebagai
seorang mentor yang mampu merubah perilaku buruk mengenai Kesehatan gigi, dan
Mulut dari Anak Pra Sekolah, sehingga mereka Mampu Menjalankan Perilaku baik,
demi Menjaga Kesehatan gigi, dan Mulut Mereka.

6
C. Tahapan Penyuluhan
1. Penyuluh Mengucapkan Salam, dan Memperkenalkan diri pada Audience.
2. Melakukan Apersepsi, yaitu memancing para anak pra sekolah untuk menceritakan
keluh kesah mereka tentang Kesehatan gigi, dan mulutnya, seperti anak pra sekolah
sering merasakan sakit, dan nyilu Ketika minum dingin, atau giginya terasa sakit
Ketika dibuat untuk makan.
3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan, agar mereka mengerti dan paham maksud dari
penyuluh untuk memberikan informasi yang baik untuk mereka
4. Menggunakan Nada Suara Yang Sesuai, Yaitu dengan nada yang sopan, lembut,
dan jelas, sehingga para audience dapat mengerti, dan paham mengenai materi yang
dijelaskan oleh penyuluh.
5. Gerak dan Sikap yang menunjang penjelasan yang diberikan, yaitu harus luwes, dan
gembira, agar materi yang dijelaskan tidak membosankan.
6. Penggunaan Teknik Penyuluhan, dan Penggunaan Alat bantu Media Penyuluhan
Secara Tepat, Yaitu Menggunakan Pola Asah, Asih, dan Asuh, serta menggunakan
Permainan Ular tangga, Agar Anak Pra Sekolah bisa Menangkap informasi dengan
Baik, dan Benar, serta tidak membuat mereka bosan dengan Materi yang
disampaikan pada Permainan Ular Tangga
7. Melakukan Evaluasi, Yaitu Menanyakan Materi yang disampaikan tadi pada
Audience dengan pertanyaan sederhana mengenai Materi yang didapat tadi, Seperti
Apa saja Makanan yang baik, dan tidak baik pada Kesehatan gigi dan mulut
manusia.
8. Melakukan Penyimpulan Terhadap Materi, Yaitu mencoba menjelaskan ulang
secara ringkas, padat, dan jelas mengenai keseluruhan materi yang disampaikan,
agar mereka dapat mengingat penjelasan materi yang disampaikan oleh penyuluh.
9. Mengucapkan Salam Perpisahan.

7
2.2 Metode Penyuluhan Pada Anak Usia 5-7 Tahun
Hampir sama dengan anak Pra Sekolah, Anak Usia 5-7 Tahun cocok untuk menggunakan
Metode penyuluhan pola asah, asih, dan asuh. Karena mereka masih belum bisa berpikir kritis,
dan butuh bimbingan khusus baik dari orangtua, guru, maupun wali mereka.
Metode Permainan yang dapat digunakan yaitu: Bernyanyi, dan sambil Mendemonstrasikan
Gerakan Menyikat gigi dengan Baik, dan Benar.
A. Waktu, dan Tempat Penyuluhan dilakukan
Waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan pada Anak Usia 5-7 Tahun Yaitu pada
Pagi hari saat mereka sedang bersekolah, bermain, dan belajar dengan teman-temannya,
dan tempat Penyuluhan Yaitu pada Area Sekolah Dasar, Atau Balai desa setempat,
Karena Mereka Lebih mudah untuk diawasi, dan dijaga, sehingga penyuluhan akan
berlangsung dengan kondusif, dan tentram.

B. Sasaran Penyuluhan
Sasaran Langsung pada Penyuluhan ini Adalah Anak Usia 5-7 Tahun yaitu anak yang
rentan terkena karies, dan permasalahan Kesehatan gigi, dan mulut lainnya, sehingga
dapat menghambat tumbuh kembangnya, Sedangkan Sasaran tidak Langsung Yaitu
Guru TK, dan Orangtua/Wali yang Menemani anak Usia 5-7 Tahun, Yaitu sebagai
seorang mentor yang mampu merubah perilaku buruk mengenai Kesehatan gigi, dan
Mulut dari Anak Usia 5-7 Tahun, sehingga mereka Mampu Menjalankan Perilaku baik,
demi Menjaga Kesehatan gigi, dan Mulut Mereka.

C.Tahapan Penyuluhan
1. Penyuluh Mengucapkan Salam, dan Memperkenalkan diri pada Audience.
2. Melakukan Apersepsi, yaitu memancing para anak Usia 5-7 Tahun untuk
menceritakan keluh kesah mereka tentang Kesehatan gigi, dan mulutnya, seperti anak
sering merasakan sakit, dan nyilu Ketika minum dingin, atau giginya terasa sakit Ketika
dibuat untuk makan.
3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan, agar mereka mengerti dan paham maksud dari
penyuluh untuk memberikan informasi yang baik untuk mereka
4. Menggunakan Nada Suara Yang Sesuai, Yaitu dengan nada yang sopan, lembut, dan
jelas, sehingga para audience dapat mengerti, dan paham mengenai materi yang
dijelaskan oleh penyuluh.

8
5. Gerak dan Sikap yang menunjang penjelasan yang diberikan, yaitu harus luwes, dan
gembira, agar materi yang dijelaskan tidak membosankan.
6. Penggunaan Teknik Penyuluhan, dan Penggunaan Alat bantu Media Penyuluhan
Secara Tepat, Yaitu Menggunakan Pola Asah, Asih, dan Asuh, serta menggunakan
Metode Bernyanyi sambil memperagakan Gerakan Menyikat gigi yang baik, dan Benar,
Agar Anak bisa Menangkap informasi dengan Baik, dan Benar, serta tidak membuat
mereka bosan dengan Materi yang disampaikan pada Permainan Menyanyi
7. Melakukan Evaluasi, Yaitu Menanyakan Materi yang disampaikan tadi pada
Audience, dan mengajak Audience untuk mencontohkan, langsung pada Audience lain
mengenai Materi yang didapat tadi, Seperti Mendemonstrasikan Gerakan Menyikat
Gigi yang baik, dan Benar.
8. Melakukan Penyimpulan Terhadap Materi, Yaitu mencoba menjelaskan ulang secara
ringkas, padat, dan jelas mengenai keseluruhan materi yang disampaikan, agar mereka
dapat mengingat penjelasan materi yang disampaikan oleh penyuluh.
9. Mengucapkan Salam Perpisahan.

9
2.3 Metode Penyuluhan Anak Usia 6-8
Metode yang digunakan pada anak Usia 6-8 tahun adalah Metode secara satu arah atau one
way method. Yaitu dengan menayangkan sebuah video animasi 3d yang menjelaskan tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi, dan mulut mereka.
A. Waktu, dan Tempat Penyuluhan dilakukan
Waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan pada Anak Usia 6-8 Tahun, Yaitu pada
Pagi hari saat mereka sedang Sekolah, dan tempat Penyuluhan Yaitu pada Area Sekolah
Dasar, Karena Mereka Lebih mudah untuk diawasi, dan dijaga, sehingga penyuluhan
akan berlangsung dengan kondusif, dan tentram.

B. Sasaran Penyuluhan
Sasaran Langsung pada Penyuluhan ini Adalah Anak Usia 6-8 Tahun yaitu anak yang
rentan terkena karies, dan permasalahan Kesehatan gigi, dan mulut lainnya, sehingga
dapat menghambat tumbuh kembangnya, Sedangkan Sasaran tidak Langsung Yaitu
Guru Sekolah Dasar Yang Mengajar, Yaitu sebagai seorang mentor yang mampu
merubah perilaku buruk mengenai Kesehatan gigi, dan Mulut dari Anak Usia 6-8
Tahun, sehingga mereka Mampu Menjalankan Perilaku baik, demi Menjaga Kesehatan
gigi, dan Mulut Mereka.

C.Tahapan Penyuluhan
1. Penyuluh Mengucapkan Salam, dan Memperkenalkan diri pada Audience.
2. Melakukan Apersepsi, yaitu memancing para anak Usia 6-8 Tahun untuk
menceritakan keluh kesah mereka tentang Kesehatan gigi, dan mulutnya, seperti anak
sering merasakan sakit, dan nyilu Ketika minum dingin, atau giginya terasa sakit Ketika
dibuat untuk makan, atau pernah mengalami nyeri pada gigi secara tiba-tiba
3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan, agar mereka mengerti dan paham maksud dari
penyuluh untuk memberikan informasi yang baik untuk mereka
4. Menggunakan Nada Suara Yang Sesuai, Yaitu dengan nada yang sopan, lembut, dan
jelas, sehingga para audience dapat mengerti, dan paham mengenai materi yang
dijelaskan oleh penyuluh.
5. Gerak dan Sikap yang menunjang penjelasan yang diberikan, yaitu harus luwes, dan
gembira, agar materi yang dijelaskan tidak membosankan.
6. Penggunaan Teknik Penyuluhan, dan Penggunaan Alat bantu Media Penyuluhan
Secara Tepat, Yaitu Menggunakan One Way Method, Yaitu Penyuluh menjelaskan

10
secara Searah, serta menggunakan Metode Video 3d Animasi, Karena Anak Usia 6-8
tahun Menyukai Video 3d Animasi/ Cartoon, sehingga anak dapat lebih mudah
menangkap informasi yang disampaikan, atau di contohkan oleh pemeran cartoon di
video 3d tersebut
7. Melakukan Evaluasi, Yaitu Menanyakan Materi yang disampaikan tadi pada
Audience mengenai Materi yang didapat tadi, Seperti Menanyakan Waktu Menyikat
gigi dengan benar, dan Apa Saja Makanan Yang baik dikonsumsi untuk Kesehatan
gigi, dan Mulut.
8. Melakukan Penyimpulan Terhadap Materi, Yaitu mencoba menjelaskan ulang secara
ringkas, padat, dan jelas mengenai keseluruhan materi yang disampaikan, agar mereka
dapat mengingat penjelasan materi yang disampaikan oleh penyuluh.
9. Mengucapkan Salam Perpisahan.

11
2.4 Metode Penyuluhan Anak Usia 8-10 Tahun
Metode yang digunakan pada anak Usia 6-8 tahun adalah secara dua arah atau two way method.
Dengan metode ini antara penyuluh dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Yaitu Seperti
Metode Talking Stick.
A. Waktu, dan Tempat Penyuluhan dilakukan
Waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan pada Anak Usia 8-10 Tahun, Yaitu
pada Pagi hari, maupun siang hari saat mereka sedang Sekolah, dan tempat Penyuluhan
Yaitu pada Area Sekolah Dasar, Karena Mereka Lebih mudah untuk diawasi, dan
dijaga, sehingga penyuluhan akan berlangsung dengan kondusif, dan tentram.

B. Sasaran Penyuluhan
Sasaran Langsung pada Penyuluhan ini Adalah Anak Usia 8-10 Tahun yaitu anak yang
rentan terkena karies, dan permasalahan Kesehatan gigi, dan mulut lainnya, sehingga
dapat menghambat tumbuh kembangnya, Sedangkan Sasaran tidak Langsung Yaitu
Guru Sekolah Dasar Yang Mengajar, Yaitu sebagai seorang mentor yang mampu
merubah perilaku buruk mengenai Kesehatan gigi, dan Mulut dari Anak Usia 8-10
Tahun, sehingga mereka Mampu Menjalankan Perilaku baik, demi Menjaga Kesehatan
gigi, dan Mulut Mereka.

C.Tahapan Penyuluhan
1. Penyuluh Mengucapkan Salam, dan Memperkenalkan diri pada Audience.
2. Melakukan Apersepsi, yaitu memancing para anak Usia 8-10 Tahun untuk
menceritakan keluh kesah mereka tentang Kesehatan gigi, dan mulutnya, seperti anak
sering merasakan sakit, dan nyilu Ketika minum dingin, atau giginya terasa sakit Ketika
dibuat untuk makan, atau pernah mengalami nyeri pada gigi secara tiba-tiba
3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan, agar mereka mengerti dan paham maksud dari
penyuluh untuk memberikan informasi yang baik untuk mereka
4. Menggunakan Nada Suara Yang Sesuai, Yaitu dengan nada yang sopan, lembut, dan
jelas, sehingga para audience dapat mengerti, dan paham mengenai materi yang
dijelaskan oleh penyuluh.
5. Gerak dan Sikap yang menunjang penjelasan yang diberikan, yaitu harus luwes, dan
gembira, agar materi yang dijelaskan tidak membosankan.
6. Penggunaan Teknik Penyuluhan, dan Penggunaan Alat bantu Media Penyuluhan
Secara Tepat, Yaitu Menggunakan Two Way Method, Yaitu Penyuluh menjelaskan

12
secara dua arah, serta menggunakan Metode Talking Stick, yaitu metode penyuluhan
kelompok dengan bantuan tongkat sebagai alat penunjuk giliran dan iringan musik.
Siswa yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan dari penyuluh setelah
mereka mempelajari materi pokoknya mengenai Kesehatan Gigi, dan Mulut
7. Melakukan Evaluasi, Yaitu Menanyakan Materi yang disampaikan tadi pada
Audience mengenai Materi yang didapat tadi, serta mengajak audience untuk
menjelaskan secara singkat mengenai materi yang didapat tadi. Seperti apa saja perilaku
yang membuat gigi berlubang.
8. Melakukan Penyimpulan Terhadap Materi, Yaitu mencoba menjelaskan ulang secara
ringkas, padat, dan jelas mengenai keseluruhan materi yang disampaikan, agar mereka
dapat mengingat penjelasan materi yang disampaikan oleh penyuluh.
9. Mengucapkan Salam Perpisahan.

13
2.5 Metode Penyuluhan Anak Usia 10-12 Tahun
Metode yang digunakan pada anak Usia 6-8 tahun adalah secara dua arah atau two way method.
Dengan metode ini antara penyuluh dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Yaitu Seperti
Metode Numbered Heads Together.
A. Waktu, dan Tempat Penyuluhan dilakukan
Waktu yang tepat untuk melakukan penyuluhan pada Anak Usia 10-12 Tahun, Yaitu
pada Pagi hari, maupun siang hari saat mereka sedang Sekolah, dan tempat Penyuluhan
Yaitu pada Area Sekolah Dasar, Karena Mereka Lebih mudah untuk diawasi, dan
dijaga, sehingga penyuluhan akan berlangsung dengan kondusif, dan tentram.

B. Sasaran Penyuluhan
Sasaran Langsung pada Penyuluhan ini Adalah Anak Usia 10-12 Tahun yaitu anak yang
rentan terkena karies, dan permasalahan Kesehatan gigi, dan mulut lainnya, sehingga
dapat menghambat tumbuh kembangnya, Sedangkan Sasaran tidak Langsung Yaitu
Guru Sekolah Dasar Yang Mengajar, Yaitu sebagai seorang mentor yang mampu
merubah perilaku buruk mengenai Kesehatan gigi, dan Mulut dari Anak Usia 8-10
Tahun, sehingga mereka Mampu Menjalankan Perilaku baik, demi Menjaga Kesehatan
gigi, dan Mulut Mereka.

C.Tahapan Penyuluhan
1. Penyuluh Mengucapkan Salam, dan Memperkenalkan diri pada Audience.
2. Melakukan Apersepsi, yaitu memancing para anak Usia 10-12 Tahun untuk
menceritakan keluh kesah mereka tentang Kesehatan gigi, dan mulutnya, seperti anak
sering merasakan sakit, dan nyilu Ketika minum dingin, atau giginya terasa sakit Ketika
dibuat untuk makan, atau pernah mengalami nyeri pada gigi secara tiba-tiba
3. Menjelaskan Tujuan Penyuluhan, agar mereka mengerti dan paham maksud dari
penyuluh untuk memberikan informasi yang baik untuk mereka
4. Menggunakan Nada Suara Yang Sesuai, Yaitu dengan nada yang sopan, lembut, dan
jelas, sehingga para audience dapat mengerti, dan paham mengenai materi yang
dijelaskan oleh penyuluh.
5. Gerak dan Sikap yang menunjang penjelasan yang diberikan, yaitu harus luwes, dan
gembira, agar materi yang dijelaskan tidak membosankan.
6. Penggunaan Teknik Penyuluhan, dan Penggunaan Alat bantu Media Penyuluhan
Secara Tepat, Yaitu Menggunakan Two Way Method, Yaitu Penyuluh menjelaskan

14
secara dua arah mengenai materi tentang macam-macam penyakit gigi dan mulut, serta
menggunakan Numbered Heads Together yaitu penyuluhan kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Yaitu dengan
mengajak siswa membentuk kelompok, dan membagi materi pada setiap kelompok
mengenai cara pencegahan Penyakit gigi, dan Mulut ini. Kemudian menjelaskannya
secara langsung pada penyuluh dan teman teman lainnya.
7. Melakukan Evaluasi, Yaitu Menanyakan Materi yang disampaikan tadi pada
Audience mengenai Materi yang didapat tadi, serta mengajak audience untuk
menjelaskan secara singkat mengenai materi yang didapat tadi. Seperti apa saja perilaku
yang baik untuk mencegah terjadinya penyakit pada gigi dan mulut
8. Melakukan Penyimpulan Terhadap Materi, Yaitu mencoba menjelaskan ulang secara
ringkas, padat, dan jelas mengenai keseluruhan materi yang disampaikan, agar mereka
dapat mengingat penjelasan materi yang disampaikan oleh penyuluh.
9. Mengucapkan Salam Perpisahan.

15
BAB III

PENUTUP
1.1 Kesimpulan
meliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan,
Salah satu penyebab seseorang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulutnya adalah
faktor pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut kurang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut sebaiknya diberikan sejak dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan
pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat
memengaruhi keadaan giginya.

Masalah yang sering terjadi pada anak sekolah diantaranya yaitu: gigi berlubang (karies gigi),
gigi tidak rata, debris, plak pada gigi, karang gigi, sariawan, bau mulut dan oral trush (yang
terjadi pada bayi). Maka dari itu menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat penting
untuk anak-anak, karena kesehatan gigi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan anak
itu sendiri. Oleh karena itu penyuluhan wajib dilakukan agar Kesehatan mereka tetap terjaga,
sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang cerdas, sehat, dan
ceria.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.poltekkes-
smg.ac.id/repository/3.%20BAB%20II%20OK%20P1337425218093.pdf

https://puskesmaspadaherang.id/penyuluhan-kesehatan-gigi-mulut/

17
18

Anda mungkin juga menyukai