Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT TENTANG


METODE DAN STRATEGI PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT DALAM DENTAL ASSISTENT DAN DENTA THERAPIST

DOSEN PEMBIBING:
FUJI LESTARI,STr.Kep.Gi,M.Tr.TGM

Di susun oleh:
1. Baiq Elingge Ayu Wardani (20AKG1240104)
2. Eka Wulandari (20AKG1240108)
3. Iit Tri Utari (20AKG1240111)
4. Indah Puspita Asmaraa (20AKG1240113)
5. Lupita Anjani (20AKG1240117)
6. Ratna Febrianti (20AKG1240126)
7. Rupiani (20AKG1240131)
8. Shofia Maqbulla (20AKG1240134)
9. Yulis Ridarosa (20AKG1240145)
10. Uswatun Hasanah (20AKG1240140)

Akademi Kesehatan Gigi


Karya Adi Husada Mataram 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................
A. Metode dan Strategi Asuhan Keperawatan........................................................................
B. Dental Assistant....................................................................................................................
C. Dental Therapist.................................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam falsafah keperawatan, tim kesehatan gigi memberikan kerangka yang


dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas,
menggunakan metode dan strategi yang tepat dan efisien dalam membuat keputusan klinik,
serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan.
Tim kesehatan gigi terdiri dari dokter gigi, dental hygienist, dental assistant, dental
therapist, dan dental technicians (tekniker gigi). Dalam bab ini kita akan membahas lebih
lanjut tentang metode dan strategi asuhan keperawatan. Akan dibahas pula tentang dental assistant dan
dental therapist, karena dalam memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, seorang yang berprofesi perawat gigi dihadapkan pada
kompetensi sebagai dental assistant atau berperan sebagai dental therapist.
Setelah mempelajari ini, Anda diharapkan mampu
1. Menjelaskan metode dan strategi asuhan keperawatan
2. menjelaskan tugas dan fungsi dental asisstant
3. menjelaskan tugas dan fungsi dental therapist
Hal ini sangat penting untuk Anda pelajari karena akan menjadi dasar bagi Anda untuk
melaksanakan tugas ditempat kerja dalam melaksanakan asuhan keperawatan gigi dan
mulut dan memposisikan diri Anda dalam tim kerja kesehatan gigi dan mulut.
Makalah ini akan disajikan dalam 3 topik yaitu
Topik 1 : metode dan strategi asuhan keperawatan
Topik 2 : pengertian, tugas dan fungsi dari dental asistant
Topik 3 : pengertian, tugas dan fungsi dari dental therapist

BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode dan Strategi Asuhan Keperawatan


Asuhan keperawatan yang bermutu dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan
keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan bagi para perawat dalam
memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi
keperawatan yang berkesinambungan.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, mengetahui metode dan strategi asuhan
akan membantu Anda sebagai perawat gigi dalam melakukan praktik keperawatan secara
sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode dan
strategi ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada
klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Strategi intervensi merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yang ditetapkan perawat untuk mencapai tujuan perawatan klien dan kriteria
hasil. Intervensi keperawatan yang spesifik harus berfokus pada masalah yang dihadapi oleh
klien baik secara individu, kelompok, maupun dalam kelompok masyarakat. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi asuhan keperawatan adalah:
a. Mengidentifikasi alternatif tindakan.
b. Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan yang akan dilakukan.
c. Melibatkan klien dan keluarganya.
d. Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya.
e. Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien.
f. Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia.
g. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus dapat menjamin
rasa aman klien.
h. Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai.
i. Bersifat realistik dan rasional.
j. Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas.

Strategi yang dijalankan dalam melaksanakan program pelayanan asuhan


keperawatan agar dapat berhasil guna dan berdaya guna dilakukan dengan pendekatan
promotif, preventif. Pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan yang
dilakukan secara terencana yang mempunyai hasil tertentu pada suatu kelompok tertentu.
Pelayanan asuhan diberikan secara langsung kepada klien/pasien untuk memenuhi
kebutuhan klien/pasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut, asuhan dilaksanakan secara
paripurna, artinya semua masalah kesehatan gigi dan mulut yang dialami klien/pasien dapat
diselesaikan dengan tuntas.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang terencana ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun
waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan dengan penekanan dalam
bidang promotif, preventif, yang diberikan kepada individu, kelompok, dan masyarakat.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat 3 pendekatan yang dapat di
laksanakan yaitu :
1. Pendekatan Keluarga (family approach)
Adalah pendekatan melalui pembinaan keluarga binaan dengan menentukan prioritas
masalah yang akan di selesaikan.
2. Pendekatan melalui tindak lanjut kasus (case approach)
Adalah pendekatan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang sudah terpilih dari
puskesmas, yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
3. Pendekatan masyarakat (community approach)
Merupakan pendekatan kepada masyarakat secara keseluruhan dan kelompok –
kelompok khusus dalam masyarakat.
Dalam memecahkan masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat secara
paripurna, perawat gigi dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach).

Dalam problem solving, banyak peranan yang dilakukan perawat gigi


dalam kegiatan asuhan keperawatan gigi dan mulut.

1. Pemberi pelayanan kesehatan (provider of nursing care)


Memberikan asuhan preventif dan kuratif sederhana kepada individu, keluarga yang
sakit atau mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut baik di puskesmas, sekolah,
lingkungan masyarakat.
2. Sebagai pendidik (health educator)
Memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, dan
masyarakat secara terorganisasi dalam rangka menanamkan perilaku kesehatan gigi
dan mulut, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai tingkat kesehatan yang optimal
3. Sebagai pengamat kesehatan (health monitor)
Melakukan monitoring terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok masyarakat yang menyangkut masalah – masalah kesehatan gigi
dan mulut yang berdampak terhadap status kesehatan.
4. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan (coordinator of services)
Mengkoordinasikan kegiatan promotif bersama dengan tim kesehatan lainnya
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem asuhan kesehatan. Dengan demikian
pelayanan asuhan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kesehatan yang
menyeluruh dan secara paripurna.
5. Sebagai pembaharu (innovator)
Dapat berperan sebagai pembawa pembaharuan berfokus bidang promotif terhadap
individu, keluarga, masyarakat terutama dalam merubah perilaku kesehatan gigi dan mulut.
6. Sebagai pengorganisasi pelayanan asuhan kesehatan (organisator)
Berperan serta dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan partisipasi individu,
keluarga dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut, misalnya aktif di posyandu, UKGM/UKGMD.
7. Sebagai panutan (role model)
Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan gigi dan mulut kepada
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.

8. Sebagai tempat bertanya ( fasilitator)


Perawat gigi dapat dijadikan sebagai tempat bertanya dan memberikan konseling
dalam memecahkan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dihadapi sehari hari, yang
memberikan jalan ke luar dalam mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut yang
dihadapi.
9. Sebagai pengelola
Perawat gigi dapat diharapkan dapat dapat mengelola kegiatan – kegiatan promotif di
puskesmas maupun di masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang diembankan kepadanya.
Setelah kita membahas strategi dan pendekatan yang dapat Anda lakukan dalam
memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut baik kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat umum, berikut ini akan dibahas metode – metode yang dapat
Anda terapkan baik di dalam dan di luar gedung. Anda dapat menyesuaikan strategi dan
metode yang Anda pilih sesuai dengan kondisi lingkungan, kondisi masyarakat di tempat
kerja Anda.
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode kasus,
metode fungsional, metode tim, metode keperawatan primer, metode modular, dan
manajemen kasus
a. Metode Kasus: (Sitorus, 2006).
Dalam metode ini, satu perawat gigi akan memberikan asuhan keperawatan kepada
seorang klien secara paripurna dalam satu periode melalui pelayanan asuhan individu.
Jumlah klien yang diasuh oleh satu perawat gigi bergantung pada kemampuan
perawat gigi tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien.

b.Metode Fungsional: (Arwani & Supriyatno, 2005)

Metode fungsional ini efisien, namun asuhan seperti ini tidak dapat memberikan
kepuasan kepada pasien maupun perawat gigi. Keberhasilan asuhan keperawatan
secara menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini, karena asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien/pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang
dibebankan kepada masing-masing perawat gigi tersebut. Di samping itu, asuhan
keperawatan yang diberikan tidak profesional berdasarkan masalah pasien. Perawat
gigi senior cenderung akan sibuk dengan tugas-tugas administrasi dan manajerial,
sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan kepada perawat gigi
junior.

c. Metode Tim:
Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
kperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Namun
dengan metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga para
pakar mengembangkan metode keperawatan primer (Douglas,1992).
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan menurut Arwani &
Supriyatno (2005), adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain itu, metode tim dapat
meningkatkan kerja sama dan koordinasi antar sesama perawat gigi dalam
melaksanakan
tugas, memungkinkan adanya transfer pengetahuan dan pengalaman di antara perawat
gigi dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan dan motivasi perawat gigi dalam memberikan asuhan keperawatan secara
paripurna.

d. Metode Keperawatan Primer: (Nursalam, 2007).


Metode asuhan ini di mana satu orang perawat gigi bertanggung jawab terhadap
asuhan keperawatan klien/pasien secara paripurna kesehatan gigi dan mulutnya. Metode
keperawatan primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus
antaraklien/pasien dan perawat gigi yang ditugaskan untuk merencanakan,
melaksanakan asuhan dan koordinasi asuhan keperawatan. Tahapan dalam asuhan
keperawatan dimulai dari tahap Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan,
Implementasi, Evaluasi, dan
Dokumentasi. Keuntungan yang dirasakan klien ialah mereka merasa lebih
dihargai sebagai manusia karena terpenuhi kebutuhannya secara individu, asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.

Metode itu dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena:


1. Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan koordinasi
asuhan keperawatan
2. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien
primer, dimana perawat gigi – perawat gigi saling bekerja sama dalam
memberikan asuhan keperawatan, di samping itu karena dua atau tiga orang
perawat gigi bertanggung jawab atas sekelompok kecil klien/pasien, keluarga,
kelompok, masyarakat.
3. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode moduler
ini,satu tim terdiri dari 2 hingga 3 perawat gigi memiliki tanggung jawab penuh
padasekelompok pasien berkisar 8 hingga 12 orang (Arwani & Supriyatno,
2005)Berbagai keuntungan metode modular menurut Sumijatun (2008),
diantaranya dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan gigi yang komprehensif
dan holistik dengan pertanggungjawaban yang jelas, konflik atau perbedaan
pendapat antarstaf dapatt melalui rapat tim yang juga efektif untuk pembelajaran,
memungkinkan menyatukan

e. Metode Modular: (Gillies, 1994).


Metode modular merupakan bentuk variasi dari metode asuhan keperawatan
kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan efektif dan aman serta produktif
karena adanya kerja sama dan komunikasi. Metode ini dapat dimungkinkan dalam satu
wilayah kerja dimana dalam satu wilayah tertentu terdapat beberapa puskemas dengan
beberapa perawat gigi. Kegiatan asuhan dapat dilakukan secara terintegrasi dan
memberikan hasil yang lebih luas.
Setelah Anda mempelajari konsep dasar pelayanan asuhan keperawatan gigi dan
mulut, Anda diharapkan dapat memaksimalkan peran sebagai perawat gigi kepada
masyarakat, sesuai dengan tugas dan kewajiban saudara sebagai perawat gigi dengan
kompetensi yang Anda miliki.
B. PENGERTIAN DENTAL ASSISTANT

Dental Assistant adalah seseorang yang bekerja di klinik gigi di bawah pengawasan
dokter gigi dan bertanggung jawab pada ruang lingkup yang luas di dalam bidang administrasi
dan fungsi laboratoris. Fungsi dental asisstant fleksibel dan bervariasi dari satu klinik gigi ke
klinik gigi lain. Sebagai dental assistant dibutuhkan kemampuan klinikal, administrasi,
interpersonal dan teknologikal.
Bila suatu saat Anda harus bertugas sebagai dental assistant, maka ada berbagai
fungsi yang harus Anda lakukan. Dental assistant bertugas sebagai asisten yang dapat
bertugas untuk mengisi Rekam Medis, melakukan tindakan Preventive Dentistry seperti
membersihkan karang gigi, serta membantu dokter gigi mengambil alat, menyiapkan
bahan,mengontrol saliva dan membersihkan mulut.

1. Tujuan Dental Assisten


Dalam konsep asuhan keperawatan gigi dan mulut, dental assistant merupakan tim yang
erat bekerja sama dengan dokter gigi dalam mendampingi pasien selama perawatan. Tujuan
pendampingan yang dilakukan oleh dental assistant adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan agar pasien berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk
dilakukan tindakan.
b. Memperlancar proses tindakan
c. Pemberian rasa nyaman kepada pasien saat proses perawatan berlangsung
d. Terorganisirnya persiapan dan pemakaian alat, bahan dan perlengkapan yang
diperlukan selama perawatan pasien.

2. Ruang Lingkup Tugas Dental Asisten


Keberadaan dental assistant sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi dokter gigi
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tugas seorang dental assistant
merupakan tugas yang komprehensif dan bervariasi di klinik gigi. Dental assistant melakukan
banyak tugas yang membutuhkan keterampilan yang baik, baik keterampilan yang bersifat
interpersonal dan maupun keterampilan teknis. Berikut ini Anda dapat mempelajari ruang
lingkup kerja seorang dental assistant, yaitu
a. Menyiapkan berbagai hal untuk perawatan pasien, antara lain:
 Membuat pasien merasa senyaman mungkin di kursi pemeriksaan gigi
 Menyiapkan segala sesuatu untuk perawatan
 Menyiapkan rekam medis
 Menyiapkan dan memberikan hand instrument dan bahan-bahan gigi kepada dokter
gigi
 Menjaga mulut pasien tetap kering misalnya menggunakan penghisap air liur
 Mensterilkan alat perawatan
 Memberikan instruksi kepada pasien setelah perawatan
 Menyiapkan dan mengaduk bahan tambalan
 Layanan dan pemrosesan X-Ray
 Mengambil/membuka benang jahitan dari jaringan
 Mengoleskan anastesi ke gusi atau gig
 Memasang rubber dam pada gigi dan lain-lain

b. Melakukan tugas-tugas kantor, antara lain:


 Membuat jadwal dan konfirmasi perjanjian dengan pasien
 Menerima pasien
 Mendokumentasikan rekam medis pasien
 Memesan persediaan bahan-bahan dan material kedokteran gigi
 Membuat Jadwal dan Konfirmasi Perjanjian Dengan Pasien

c. Melakukan tugas laboratorium, antara lain:


 Membuat cetakan gips gigi dan mulut dari alat cetak
 Membersihkan dan memoles alat-alat gigi lepasan

d. Tugas interpersonal, antara lain:


 Mencatat dental record pasien dan melaporkan ke dokter gigi
 Mencatat Manajemen pasien sebelum, selama dan sesudah perawatan.

3. Dasar Kompetensi Dental Asissten


Dasar kompetensi dental assistant meliputi:
a. Prosedur sebelum perawatan
 Sebelum penerimaan pasien
Seorang dental assistant perlu mempersiapkan ruangan serta peralatan yang
akan digunakan untuk perawatan sebelum pasien datang. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan adalah
1) Menyalakan lampu ruangan dan kompresor
2) Menyalakan semua tombol pada dental unit
3) Membersihkan perlengkapan dengan lap basah dan dilanjutkan dengan lap kering
4) Dekontaminasi permukaan meja, kursi, peralatan di dental unit
5) Mengaktifkan dan memfungsikan air pada water syringe, handpiece dan saliva
ejector
6) Membersihkan dan meminyaki handpiece
7) Melakukan cek lampu dental unit
8) Melakukan cek fungsi kursi operator, pasien dan asisten
9) Dekontaminasi ruangan.

 Pengelolaan pasien
Dalam mengelola pasien, Anda sebagai dental assistant harus mampu
menempatkan diri selain sebagai asisten juga sebagai resepsionis yang
mumpuni. Untuk itu, perhatikan teknik-teknik yang harus Anda kuasai, meliputi
kemampuan untuk:
1) Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima dan menangani pasien
2) Mencatat data pasien secara baik
3) Pengaturan sistem perjanjian dan penjadwalan pasien
4) Memelihara hubungan baik dengan pasien / klien.

 Mendudukkan pasien
Untuk mempersilahkan dan mendudukkan pasien di dental chair, langkah-
langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan dental chair dalam posisi 60⁰ dan kedudukan terendah.
2) Menaikkan tangan dental chair
3) Mempersilahkan pasien duduk
4) Mengembalikan tangan dental chair ke posisi semula
5) Meletakkan napkin pada dada pasien
6) Menaikkan dental chair ke posisi kerja
7) Mengkondisikan pasien dalam posisi rendah dan rongga mulut setinggi siku
operator. kepala pasien pada posisi jam 12.00 dan sejajar lantai
8) Mempersilakan operator untuk bekerja.
b. Prosedur selama perawatan
Selama proses perawatan, yang perlu diperhatikan seorang dental assistant adalah
cara memegang alat (pen grasp, inverted pen grasp, palm grasp, dan palm –thumb
grasp) serta ketika dilakukan transfer alat. Ada beberapa teknik saat melakukan
transfer alat, yaitu:
1) Teknik transfer parallel
Teknik ini biasanya digunakan ketika melakukan transfer alat-alat penambalan
dan hand instrument
2) Teknik transfer palm grasp
Teknik ini biasanya digunakan ketika melakukan transfer untuk alat-alat yang
lebih besar seperti tang, spuit, citojet.
3) Teknik transfer pe
4) Teknik transfer palm and thumb grasp
5) Teknik dan Mulut
6) Teknik transfer one handed
7) Teknik transfer two handed

c. Prosedur Sesudah Perawatan


Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang asisten sesudah perawatan/tindakan
adalah:
1) Mengembalikan pasien ke posisi duduk
2) Membersihkan daerah mulut pasien
3) Membebaskan jalan ke luar pasien dengan cara mengangkat dental chair,
memindahkan baki instrumen, melepaskan napkin/celemek dan
mempersilahkan pasien kiri dental chair

4. Peran Dental Asisstant Di Klinik Gigi


Berikut Anda akan mempelajari tentang peranan Anda sebagai dental assistant di
klinik gigi. Peran Anda terdiri dari peran dalam bidang manajemen dan administrasi,
pengawasan penularan penyakit, pemeliharaan dan penggunaan peralatan.
1) Manajemen Peran Anda sebagai dental assistant dalam bidang manajemen terdiri dari;
a. Administrasi dan Manajemen
Kemampuan ini terkait dengan mengelola tugas-tugas administrasi dan
manajemen di klinik/Puskesmas. Kemampuan yang perlu Anda miliki antara lain
adalah:
 Kemampuan merencanakan, pengelolaan rencana kerja harian, bulanan dan
tahunan serta pencatatan kegiatan dan keluarannya.
 Kemampuan melaksanakan pekerjaan perkantoran, administrasi dan tugastugas
akuntansi yang diharapkan secara teliti dan efisien dengan
menggunakan komputer atau peralatan lainnya.
 Kemampuan membuat dokumen secara teliti dan memelihara
kerahasiaannya
 Kemampuan mengontrol persediaan peralatan dan bahan-bahan dan
mencatat persediaan obat.
 Kemampuan memelihara kebersihan dan pengaturan klinik.
 Tanggung jawab dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
 Kemampuan mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.

b. Komunikasi
 Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang
efektif dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara perorangan
maupun dalam tim.
 Kemampuan melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses pendidikan
kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation (chair side talk).
 Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk
berperilaku yang menunjang kesehatan gigi dan mulut.
 Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran
komunikasi formal maupun informal.
 Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.
 Kemampuan melakukan information concern dengan pasien
 Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.

c. Kerja sama Tim


 Kemampuan pengembangan proses kepemimpinannya yang diperlukan
untuk menciptakan kerja sama yang baik dalam tim.
 Kemampuan berkerja sama dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat
keputusan individu maupun tim.
 Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerja sama dengan para
sejawat anggota tim kesehatan lain.
 Kemampuan dalam melayani pelayanan kesehatan.

2) Pengawasan Penularan Penyakit (Cross Infection Control)


Sebagai dental assistant, Anda juga memiliki tanggung jawab dalam pengawasan
penularan infeksi baik bagi tim kesehatan gigi dan mulut juga terhadap klien/pasien.
Untuk itu, perhatikan kemampuan-kemampuan yang harus Anda kuasai dalam
merawat pasien. Kemampuan tersebut antara lain adalah:
 Kemampuan untuk setiap saat meningkatkan keamanan perorangan dan
kelompok.
 Kemampuan menggunakan peralatan sterilisasi (autoclave, dry heat, dsb) secara
hati-hati dan efisien.
 Kemampuan menggunakan desinfektan dan dekontaminasi secara tepat, hati-hati
dan efektif.
 Kemampuan membersihkan, mensterilkan dan memelihara fasilitas dan instrumen
kesehatan gigi yang steril.
 Kemampuan menerapkan sterilisasi secara aman dan prosedural, pengawasan
penularan penyakit dalam klinik dalam perawatan rutin pasien.
 Kemampuan untuk melindungi diri dari penularan penyakit.
 Kemampuan membuang sampah termasuk benda-benda tajam dan berbahaya
dengan cara aman.

3) Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan


Dalam melakukan perawatan terhadap pasien, tim kesehatan gigi menggunakan
berbagai peralatan. Kemampuan yang harus Anda kuasai untuk peran Anda sebagai
dental assistant dalam bidang pemeliharaan dan penggunaan peralatan antara lain
adalah:
 Kemampuan mengawasi persediaan peralatan dan inventaris.
 Kemampuan memelihara dan merawat berbagai macam peralatan dan
kemampuan mengasah berbagai instrumen secara benar dan menerapkan secara
efisien cara -cara pengasahan
 Kemampuan menyiapkan dan menggunakan alat-alat kedokteran elektrik, alat
berputar (hand piece, contra angle) secara hati-hati dan efektif.
C. TERAPIS GIGI DI INDONESIA

Dental therapist di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


nomor 20 tahun 2016. Disebutkan dalam PP tersebut bahwa Dental therapist/terapis gigi
dan mulut merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang telah lulus pendidikan
kesehatan gigi, perawat gigi, atau terapis gigi dan mulut yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan bidang
keahlian yang dimilikinya. Anda dapat melihat di sini bahwa profesi Anda sebagai perawat
gigi sudah dilindungi dengan peraturan resmi dari pemerintah. Silakan pelajari lebih dalam
tentang peraturan tersebut agar Anda lebih memiliki pemahaman lengkap tentang profesi
Anda.
Berdasarkan pendidikan, kualifikasi Anda sebagai terapis gigi dan mulut sebagai adalah
sebagai berikut:
a. Terapis Gigi dan Mulut lulusan Sekolah Pengatur Rawat Gigi
b. Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma Tiga Kesehatan Gigi, Keperawatan Gigi atau
Terapis gigi
c. Terapis Gigi dan Mulut lulusan Diploma empat Keperawatan gigi atau Terapis gigi
Kompetensi Terapis Gigi dan Mulut di Indonesia diatur juga dalam PP nomor 20 tahun
2016.
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa terapis gigi memiliki kewenangan untuk
melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sebagai berikut:
a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, meliputi :
1) Promosi kesehatan gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
2) Pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut, guru serta dokter kecil
3) Pembuatan dan penggunaan media/alat peraga untuk edukasi kesehatan gigi
dan mulut, dan
4) Konseling tindakan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut

b. Upaya pencegahan penyakit gigi


1. Bimbingan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut untuk individu, kelompok
dan masyarakat
2. Penilaian faktor risiko penyakit gigi dan mulut
3. Pembersihan karang gigi
4. Penggunaan bahan/material untuk pencegahan karies melalui :
a) Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealent
b) Penambalan Atraumatic Restorative Treatment/ART dan/ atau
c) Aplikasi fluor
5. Skrining kesehatan gigi dan mulut, dan
6. Pencabutan gigi sulung persistensi atau goyang derajat 3 dan 4 dengan lokal
Anastesi

c. Manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi :


1. Administrasi klinik gigi dan mulut
2. Pengendalian infeksi, hygiene, dan sanitasi klinik
3. Manajemen program UKGS dan
4. Manajemen program UKGM/UKGMD

d. Pelayanan kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas, meliputi :


1. Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan lokal anastesi
2. Penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass ionomer cement atau bahan
lainnya
3.Perawatan pasca tindakan

e. Dental assisting, meliputi :


1. Asistensi pada pelayanan kedokteran gigi umum, dan
2. Asistensi pada pelayanan kedokteran gigi spesialistik
Berdasarkan konsep dasar pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut, dalam
melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut, terdapat tahapan yang harus Anda
lakukan.
Tahapan-tahapan adalah tersebut sebagai berikut:
1. Pengkajian
2. Penegakan diagnosa asuhan keperawatan gigi dan mulut
3. Perencanaan
4. Implementasi, dan
5. Evaluasi
Selain memiliki kewenangan seperti disebutkan di atas, dalam melaksanakan
kewenangan tersebut, dental therapist dapat melaksanakan pelayanan sebagai
berikut:
1. Di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang dengan mandat dari dokter
gigi, bila tidak terdapat dokter gigi di suatu daerah
2. Berdasarkan penugasan pemerintah sesuai kebutuhan
3. Dalam rangka pelimpahan kewenangan tersebut dapat bertindak sebagai terapis
gigi, bagi Anda yang telah mendapat pelatihan tambahan
4. Pelimpahan kewenangan tersebut hanya dapat dilaksanakan di fasilitas
pelayanan kesehatan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah

Dalam menjalankan profesinya, terapis gigi dan mulut wajib melakukan pencatatan
yang disimpan/didokumentasikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Terapis gigi juga senantiasa perlu meningkatkan mutu pelayanan dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya. Pelatihan terapis gigi ada yang diselenggarakan oleh
organisasi profesi, atau pun pemerintah, ataupun pihak-pihak swasta lainnya.
BAB III

PENUTUP

Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap ini dapat dijadikan pedoman bagi teman-teman
agar dapat melakukan tindakan ataupun prosedur sesuai dengan baik dan benar sesuai dengan aturan
yang diberlakukan

Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang ikut terlibat hingga tersusunnya
makalh ini dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Darby, ML dan Walsh, MM. 2003. Dental Hygiene Theory and Practice 2nd ed. Saunders:
USA.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 20 tahun 2016 tentang izin dan Penyelenggaraan
Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, nomor 20 Tahun 2016, “Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi dan Mulut”
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, nomor 284/Menkes/SK/IV/2006,
“Standar Pelayanan asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut”.
Effendy, Nasrul Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC,1995
Arwani dan Supriyatno, H .2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. EGC; Nursalam.
2007.
Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba
Medika; Sumijatun (2008)
Manajemen Keperawatan Metode Penugasan dalam library.usu.ac.id; Sitorus, R. 2006.

Anda mungkin juga menyukai