Anda di halaman 1dari 26

HASIL PRAKTIKUM LURING ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN

MULUT PADA PASIEN DENGAN PENAMBALAN ART

(Untuk memenuhi Praktik Pelayanan Asuhan)

Disusun Oleh:

NAMA : RIZKA MAHPUZA MARBUN


NIM : P07525020030
KELAS : 2A

JURUSAN KESEHATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur saya sampaikan kepada khadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah Praktikum ini ini tepat pada waktunya.

Makalah Praktikum ini telah saya susun dengan maksimal dan harapan
saya semoga Makalah Praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.

Saya menyadari dalam penulisan Makalah Praktikum ini masih terdapat


banyak kesalahan dan kekurangan dalam isi maupun penulisannya. Seperti kata
pepatah “ tak ada gading yang tak retak atau dengan pepatah lain  tak ada ranting
yang tak akan patah “, oleh sebab itu saya mengharapkan masukan atau kritikan
maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang
akan datang.

Mudah – mudahan dengan adanya Makalah Praktikum ini sedikit


banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua dan juga dapat menjadi
referensi bagi pembaca.

Medan, 01 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan......................................................................................4
C. Manfaat Penulisan....................................................................................4

BAB II STUDI KASUS


A. Rencana Kegiatan.....................................................................................5
B. Plan Of Action..........................................................................................6
C. Rencana Kebutuhan Alat dan Bahan.......................................................12
D. Rencana Anggaran...................................................................................12
E. Perencanaan Monitoring..........................................................................13
F. Perencanaan Evaluasi..............................................................................14
G. Perencanaan Hambatan...........................................................................14

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengertian ART (Atraumatic Restorative Treatment).............................16
B. Indikasi dan Kontra Indikasi ART..........................................................16
C. Kelebihan dan Kekurangan ART............................................................17
D. Alat dan Bahan Tumpatan ART..............................................................18
E. Cara Melakukan Tumpatan ART............................................................19

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................22
B. Saran........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat. Asam yang diproduksi
tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga akan mengalami demineralisasi.
Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat
lubang pada gigi.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, bahwa prevalensi karies di
Indonesia mencapai 60-80% dari populasi, serta menempati peringkat keenam
sebagai penyakit yang paling banyak diderita.
Masalah klasik yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam penanganan
karies gigi adalah penyebaran tenaga kesehatan gigi dan peralatan yang belum
merata seperti penempatan tenaga kesehatan gigi di puskesmas yang tidak
memiliki peralatan padahal ratio tenaga kesehatan gigi dan peralatan sudah
memadai. Juga terdapat beberapa puskesmas yang belum ada saluran listrik,
tetapi mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan gigi (dental unit).
Disamping itu, perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi masih belum
mendukung, yang dapat dilihat dengan masih banyaknya permintaan
pencabutan daripada penambalan. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan gigi yang optimal, yang mudah dilakukan oleh tenaga non-
profesional dan tanpa disertai perlengkapan kedokteran gigi yang relatif
mahal,telah dikembangkan teknik baru dalam mengatasi masalah karies gigi
yaitu penggunaan ART (Atraumatic Restorative Treatment).
Penumpatan dengan cara ART adalah suatu prosedur penumpatan
sederhana yang dilakukandengan mengexcavir lesi karies gigi dan hanya
menggunakan hand-instrument dan memakai bahan tumpatan yang
mempunyai sifat adhesive yaitu glass ionomer. ART (Atraumatic Restorative
Treatment) , pada awalnya digunakan pada negara yang berkembang, dimana
perawatan gigi secara lengkap tidak tersedia. ART merupakan bagian dari
intervensi yang meliputi komponen restoratif dan preventif terdiri dari

1
pembersihan kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan
merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluorida
seperti glass ionomer cement (GIC).
Teknik ART ini dipakai hanya untuk lesi karies satu permukaan. Pada
karies dengan lesi yangmeliputi 2 permukaan atau lebih, akan menghasilkan
tumpatan yang tidak terlalu kuat. Oleh karena itu, keberhasilan tumpatan ini
tergantung pada ukuran atau luasnya kavitas dan keterampilan operatornya.
Perkembangan kehidupan masyarakat unia dewasa ini menunjukkan bahwa
pada umumnya masyarakat di sebagian besar bagian dunia telah menjadi
masyarakat yang lebih cerdas,peduli teknologi, kritis serta tidak mudah
terpuaskan, yang pada gilirannya telah mendorong setiap sektor dalam upaya
pelayanan kesehatan untuk dapat memenuhi kebutuan masyarakat. Pelayanan
kesehatan kepada masyarakat telah menuntut para pelaku pelayanan kesehatan
untuk dapat memberikan kualitas pelayanan terbaik yang bertumpu pada
prinsip-prinsip profesionalisme yakni pelayanan dengan menggunakan
keterampilan tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan yang mendalam,
akuntabilitas profesi serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika berdasaekan
prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Dilatarbelakangi oleh situasi demikian, dunia kesehaan gigi sebagai bagian
yang tidak terpisahkan di dunia kesehatan secara keseluruhan telah pula
mengalami perkembangan tersendiri. Sebagai contoh, perubahan tersebut
ditunjukkan oleh perkembangan pelayanan kedokter gigi dan mulut semata
tetapi juga telah berkembang menjadi pelayanan untuk kepentingan estetika
penampilan seseorang yang dapat mendorong peningkatan kualitas
kehidupannya. Di samping itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas kesehatan daam dunia
kesehatan gigi juga telah berkembang secara luas. Dalam pengaplikasiana
asuhan kesehatan klien/pasien, kebutuhan dasar manusia tersebut dapat
digunakan untuk memhami hubungan antara kebutuhan klien/pasien terhadap
kebutuhan keperawatan. Meskipun setiap orang mempunyai sifat yang
berbeda-beda, tetapi setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama.

2
Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan
posisi paa rentang sehat-sakit.
Pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan yang dilakukan
secara terencana yang mempunyai hasil tertentu pada suatu kelompok tertentu.
Pelayanan asuhan diberikan secara langsung kepada klien/pasien untuk
memenuhi kebutuhan klien/pasien, sehingga dapat mengatasi masiah yang
sedang dihadapinya. Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
yang dialami klien/pasien dapat diselesaikan dengan tuntas.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan
gigi dan mulut terencana, ditujukan kepada kelompok tertentu yang dapat
diikuti dalam kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan
dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif sederhana yang diberikan
kepada individu, kelompok ataupun masyarakat setempat. Pelayanan asuhan
keperawatan diberikan dengan tanggung jawab moral meliputi kepedulian
terhadap pasien, empati dan dengan perasaan kasih sayang. Anda sebagai
perawat gigi hendaknya tidak menganggap pasien hany sebagai penerima
layanan. Seorang perawat gigi harus memiliki komitmen yang tinggi untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku dan
etika professional. Pelayanan asuhan diberikan dengan pendekatan
berdasarkan etika dimana perawat gigi menghargai kapasitas otonomi setiap
orang, menghindari berbuat salah, bersedia dengan murah hati membrikan
sesuatu yang bermanfaat, bertindak adil dengan menjelaskan dan memberikan
informasi tentang manfaat dan risiko yang dihadapi, dan mendukung hak
pasien untuk mengambil keputusan.
Konsep pelayanan dental hygiene diarahkan kepada upaya peningkatan
derajat kesehatan gigi dan mulut klien sepanjang kehidupannya. Oleh karena
itu, seorang dental hygienist mutlah harus memahami seluruh aspek dari
kepribadian seseorang dan atau masyarakat. Dalam pelaksanaan tugasnya
seorang dental hygienist dituntut untuk mengaplikasikan pengetahuan khusuu
yang berkaitan dengan emosi-emosi klien, nilai nilai yang dianut oleh klien
tersebut, kondisi keluarga, budaya, lingkungan serta pengetahuan tentang
sistem tubuh secara keseluruhan dan terintegrasi.

3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan pengetahuan tentang kewenangan klinis
terapis gigi dan mulut dengan kepatuhan dalam menjalankan pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut di klinik gigi.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui tingkat pengetahuan terapis gigi dan mulut tentang
kewenangan klinis
b. Diketahui tingkat kepatuhan terapis gigi dan mulut dalam memberikan
pelayanan asuhan kesehatan gigi.

C. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Manfaat teoritis
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang luring asuhan
kes gilut pada pasien dengan penambahan art dengan kepatuhan dalam
menjalankan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, dan dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan terapis gigi dan mulut untuk meningkatkan pengetahuan
tentang luring asuhan kes gilut pada pasien dengan penambahan art
dengan kepatuhan dalam menjalankan pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut.
b. Sebagai acuan dalam pemberikan pelayanan asuhan kes gilut
c. Dapat memberikan masukan dan informasi yang berguna kepada
masyarakat terkait dengan hak pasien tentang pelayanan kesehatan gigi
dan mulut, sehingga demikian masyarakat dapat turut berperan aktif
dalam pembangunan di Indonesia.

4
BAB II
STUDI KASUS

A. Rencana Kegiatan

No Hari/ tanggal Waktu Rencana Kegiatan


1. Jumat, 4 07: 30 - Meminta izin kepada
September 2021 selesai orangtua
2. Jumat, 4 07: 30 - Melakukan screening dan
September 2021 selesai pencatatan
3. Senin, 7 07: 30 - Penyusunan proposal dan
Sepetember 2021 selesai POA
4. Minggu, 13 07: 30 - Implementasi promotif
September 2021 selesai preventif
5. Minggu, 13 07: 30 - Evaluasi kegiatan
September 2021 selesai
6. Senin, 14 07: 30 - Penyusunan laporan hasil
September 2021 selesai kegiatan
7. Senin, 21 07: 30 - Presentasi hasil laporan dan
September 2021 selesai pengumpulan laporan

5
B. Plan Of Action
Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 8 Tahun di Dusun V Pasar VIII
Tembung

No. Tahap/Kegiatan Tujuan Uraian Kegiatan Waktu Sasaran Indikator


1. Tahap Persiapan Promotif
Persiapan perijinan dan Agar mendapat Meminta izin pada Jumat, 4 Orang tua Mendapat izin
pendekatan : kerjasama dengan orang tua September dan pasien dari Orang tua
a. Perijinan orang tua orang tua 2021

b. Persiapan operator Agar kegiatan berjalan Berpakaian rapi dan Jumat, 4 operator Operator
lancar lengkap, mencuci September berpakaian bersih
tangan sebelum dan 2021
sesudah perawatan,
memakai handchoen
dan masker
c. Persiapan pasien Agar pasien Menjelaskan tahap Setiap kali Pasien Didapatkan data
mengetahui maksud demi tahap kegiatan kunjungan pasien, pasien
dan tujuan perawatan perawatan yang merasa nyaman
untuk mendapatkan dilakukan,menanyakan dan mengetahui
data pasien data pasien, tindakan yang

6
pemeriksaan objecktif akan dilakukan
dan subjectif

d. Persiapan alat dan Untuk mempelancar Mempersiapkan alat Jumat, 4 Alat dan Didapatkan alat
bahan kegiatan yang dan bahan sesuai September bahan dan bahan sesuai
dilakukan,memakai kebutuhan 2021 dengan kebutuhan
alat dan bahan sesuai
kebutuhan
2. Tahap Pelaksanaan Promotif
a. Penyuluhan Meningkatkan a. Menyiapkan media Minggu, 13 pasien Sasaran dapat
cara menyikat pengetahuan pasien video sikat gigi , September memperagakan
gigi yang baik tentang cara menyikat Penyuluhan cara 2021 cara menyikat
dan benar gigi yang baik dan menyikat gigi yang gigi dengan baik
benar baik dan benar dan benar,
sasaran dapat
menyebutkan
waktu dan
frekuensi dalam
menyikat gigi.

7
b. Penyuluhan tentang Meningkatkan Memutar video tentang Minggu, 13 Orangtua Sasaran
makanan yang pengetahuan pasien makanan yang merusak September dan pasien menyebutkan
merusak dan yang tentang makanan yang dan yang baik untuk 2021 kembali tentang
baik untuk merusak dan yang kesehatan gigi dan macam – macam
kesehatan gigi dan baik untuk kesehatan mulut makanan yang
mulut gigi dan mulut merusak dan
makanan yang
baik untuk
kesehatan gigi
dan mulut.
3. Tahap Pelaksanaan Preventif
a. Menyikat gigi Untuk melatih pasien - Menyiapkan alat dan Minggu, 13 pasien - Sasaran dapat
dengan bimibingan cara menyikat gigi bahan September menyikat gigi
operator dengan baik dan benar - Melakukan 2021 dengan baik
agar diterapkan penyuluhan cara dan benar
kembali untuk menyikat gigi yang dengan mandiri
meningkatkan baik dan benar - Nilai OHIS
kebersihan gigi dan - Menyikat gigi dengan menjadi 0
mulut bimbingan operator Dengan Ci =0
- Operator
mendemonstrasikan

8
bagaimana cara
menyikat gigi dengan
video sikat gigi
b. Rujukan Fissure Pelaksanaan fissure Membuat surat Minggu, 13 Orang tua - Anak dibawa
sealant sealant pada pit dan rujukan / rekomendasi September ke pelayanan
fissure yang dalam ke pelayanan kesehatan 2021 kesehatan gigi
agar gigi tidak mudah gigi untuk
terkena karies dilakukan
fissure sealant
- Pit dan fissure
dalam tertutupi
oleh sealant
c. Rujukan scalling Pelaksanaan scalling Membuat surat Minggu, 13 Orang tua - Anak dibawa
untuk menghilangkan rujukan / rekomendasi September ke pelayanan
kalkulus atau karang ke pelayanan kesehatan 2021 kesehatan gigi
gigi gigi untuk
dilakukan
scalling
- Gigi terhindar
dari karang gigi
4 Tahap Pelaksanaan Kuratif
d. Rujukan Pelaksanaan Membuat surat Minggu, 13 Orang tua - Anak dibawa

9
penumpatan penumpatan pada rujukan / rekomendasi September ke pelayanan
karies gigi permanen ke pelayanan 2021 kesehatan gigi
kesehatan gigi untuk
dilakukan
penumpatan
pada karies
- Karies tertutupi
oleh tumpatan
5. Tahap Evaluasi
Evaluasi - Untuk mengetahui - Melakukan Minggu, 13 pasien
1. Jangka pendek keberhasilan pemeriksaan kembali September
( setelah semua tindakan pelayanan status kesehatan gigi 2021
kasus tertangani ) asuhan kesehatan dan mulut pada
gigi dan mulut pasien setelah
- Memperoleh data dilakukan tindakan
setelah dilakukan
tindakan
2. Jangka panjang ( 6 - Untuk mengetahui - Melakukan 6 Bulan pasien
bulan setelah keberhasilan pemeriksaan kembali setelah
kunjungan terakhir tindakan pelayanan status kesehatan gigi evaluasi
) asuhan kesehatan dan mulut pada jangka

10
gigi dan mulut pasien setelah pendek
pada 6 bulan dilakukan tindakan
berikutnya setelah
kunjungan terakhir

11
C. Rencana Kebutuhan Alat dan Bahan
JUMALAH
NO. KEGIATAN ALAT DAN BAHAN
BAHAN
1. PROMOTIF
 Penyuluhan
- Kesehatan gigi - Video sikat gigi 1
- Teknik
menggosok gigi
yang baik dan
benar.
2. PREVENTIF
- Demonstrasi - Sikat gigi 1
menyikat gigi - Pasta Gigi 1
- Gelas kumur 1
- Surat rujukan - Surat rujukan 1
fissure sealant

3. KURATIF - Surat rujukan 1


- Surat Rujukan
penumpatan

D. Rencana Anggaran
Harga
N Nama Kebutuha Kebutuhan
Nama Bahan Per/ Total
o Kegiatan n / unit Total
unit
1. Surat ijin
Surat ijin 1 lembar 1 lembar 500 Rp 500
orang tua
2. Cetak Surat
Surat Rujukan 1 lembar 1 lembar 500 Rp 500
rujukan
Total : 1000
Promotif
No Nama Nama Kebutuhan Kebutuhan Harga Total
Kegiatan Bahan / unit Total Per/

12
unit
Rp
1. Cetak Poster Poster 1 lembar 1 lembar 2000
2.000
Rp
2. Sikat gigi Sikat gigi 1 buah 1 buah 6000
6.000
Total: Rp 8.000

E. Perencanaan Monitoring
Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada pasien perlu
dilakukan pemantauan (monitoring) untuk menemukan permasalahan yang
menghambat program kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, yang
mencakup:
1. Tidak adanya SDM yang menjalankan pelayanan
2. Terbatasnya sarana prasarana
3. Alokasi waktu
Promotif
1. Screening
 Tidak adanya cahaya yang mencukupi
 Anak kooperatif
2. Penyuluhan
 Menyimak saat penyuluhan
 Memahami dengan apa yang disampaikan
Preventif
1. Sikat Gigi
 Ketersediaan air kumur
 Ketersediaan gelas kumur
 Ketersediaan pasta gigi
 Ketersediaan sikat gigi
 Anak kooperatif
2. Membuat surat rujukan
 Tersedianya format surat rujukan

F. Perencanaan Evaluasi

13
Evaluasi jangka pendek dan jangka panjang
1. Jangka Pendek
Dilakukan setelah dilakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut dengan rincian sebagai berikut :
a. Promotif
Untuk melihat keberhasilan penyuluhan dengan mengajukan tanya
jawab dalam setiap penyuluhan.
b. Preventif
 Untuk melihat keberhasilam program cara menggosok gigi yang
baik dan benar dilakukan dengan pemeriksaan Debris Indeks.
Program dikatakan berhasil jika skor DI < 0,8.
 Orang tua anak telah membawa anak ke pelayanan kesehatan
sesuai dengan rujukan
2. Jangka Panjang
Melakukan pemeriksaan gigi minimal 6 bulan untuk mengetahui
keberhasilan program kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut. dengan indikator target sesuai dengan pemeriksaan jangka pendek.

G. Perencanaan Hambatan
1. Hambatan Teknis
a. Pasien masih takut membuka mulut karena tidak pernah periksa gigi
b. Kurangnya pencahayaan saat pemeriksaan rongga mulut
c. Keterbatasan jadwal di klinik
2. Hambatan Program
a. Keterbatasan waktu.
b. Terbatasnya alat dan bahan untuk melakukan tindakan preventif dan
kuratif
c. Puskesmas tidak buka setiap hari sehingga implementasi rujukan harus
menyesuaikan atau ke dokter gigi keluarga

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian ART (Atraumatic Restorative Treatment)

15
Atraumatic restorative Treatment (ART) adalah prosedur yang
berdasarkan pada pembuangan jaringan karies gigi dengan hanya
menggunakan instrument tangan. Tindakan berupa eksavasi jaringan - jaringan
karies gigi secara manual dan restorasi kavitas gigi dengan bahan tumpatan
adhesive glass ionomer cement (GIC).
Bahan GIC diindikasikan untuk ART dikarenakan kemampuan adhesinya
dan sifat melepas fluoride sama baiknya seperti mekanisme setting
kimiawinya, sehingga perawatan ini dianjurkan untuk daerah-daerah yang
kurang memadai infrastrukturnya.
Teknik ini merupakan teknik inovatif, karena cara kerjanya dalam
merestorasi suatu tumpatan dapat dilakukan dengan tanpa anastesi dan
pengeboran. ART merupakan bagian dari minimal interversi meliputi
komponen restoratif dan preventif yang terdiri dari pembersihan kavitas gigi
secara manual dengan instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan
adhesif yang mampu melepaskan fluoride seperti GIC. Teknik ART ini
diaplikasikan dengan bahan dan alat yang cocok dengan keadaan biologis gigi
manusia. Semen yang digunakan mengandung 28% fluoride, dan beraksi
baik secara kimia dengan dentin dan enamel pada gigi. Kandungan fluoride
yang sesuai dengan kebutuhan gigi akan menstimulasi proses remineralisasi.

B. Indikasi dan Kontra Indikasi ART


1. Indikasi:
a. Kavitas tersebut memungkinkan untuk dirawat dengan hand instrumen
b. Kavitas yang  hanya melibatkan email dan dentin, meliputi:
1) Kavitas satu permukaan
a) Pada pit dan fitsure dipermukaan oklusal premolar dan molar
b) Pada pit dipermukaan lingual insisivus atas
c) Pada grove bukal dan lingual dari premolar dan molar
d) Pada permukaan bukal dan lingual tepat diatas gingiva semua
gigi
2) Kavitas lebih dari satu permukaan 

16
a) Pada permukaan proksimal dan oklusal dari premolar dan
molar 
b) Pada permukaan bukal, lingual, dan oklusal dari premolar dan
molar 
c) Pada incisal edge dan permukaan proksimal
2. Kontra indikasi
a. Kavitas tidak dapat dicapai dengan instrument tangan
b. Terdapat kavitas karies yang tersembunyi yang tidak dapat di akses
oleh instrumen tangan.
c. Pulpa gigi terbuka.
d. Adanya rasa sakit yang lama dan mungkin terjadi inflamasi pulpa.
e. Terjadi pembengkakan (abses) atau fistel

C. Kelebihan dan Kekurangan ART


1. Kelebihan
a. Mudah didapat dan relative mudah karena menggunakan teknik
manual
b. Dapat digunakan ditempat terpencil yang tidak tersedia listrik
c. Biayanya murah
d. Memudahkan masyarakat yang tidak terjangkau layanan kesehatan
e. Dapat meminimalisir penggunaan anastesi local
f. Mengurangi infeksi langsung
g. Tidak menimbulkan rasa takut, karena tidak ada suara mesin bur
(terutama pada anak-anak)
2. Kekurangan
a. Belum terdapat restorasi ART yang tahan lama. Sebuah penelitian
menunjukkan ART terlama : 3 tahun
b. Teknik yang ditetapkan belum diasuransikan untuk kesehatan gigi dan
mulut
c. Penggunaan hand instrument dapat menimbulkan kelelahan
d. Pencampuran manual memungkinkannya tidak sesuai standart

17
D. Alat dan Bahan Tumpatan ART
1. Alat
a. Oral Diagnostik (kaca mulut, Pinset, Sonde, dan Excavator)
b. Dental Hatchet
Instrumen ini digunakan untuk memperlebar jalan masuk kavitas,
untuk mengikis email tipis yang tidak terdukung dan email yang
terkena karies yang masih tertinggal setelah pembuangan dentin
berkaries.
c. Applier (Carver)
Instrumen berujung dua ini mempunyai dua fungsi. Ujung yang
tumpul digunakan untuk memasukkan adukan glass ionomer kedalam
kavitas serta pit dan fitsure. Sedangkan ujung yang tajam digunakan
untuk membuang kelebihan bahan tambal dan membentuk glass
ionomer.
d. Paper pad dan Agate Spatel
Kedua instrumen ini diperlukan pada pengadukan glass ionomer.
e. Wedge
f. Plastik strip (T bard)
2. Bahan
Fuji IX merupakan bahan tambal glass ionomer yang
dikembangkan secara khusus untuk mengembangkan teknik ART dengan
kekuatan tekan yang lebih besar dan ketahanan pemakaian lebih baik yang
memungkinkan dipakai pada gigi belakang.

Komposisi glas ionomer:


a. Bubuk:
- Si O2 29%

18
- Na Al F6 5%
- Al O3 16,6%
- Ca F2 34,3%
- Al F3 5,3%
- Al PO4 9,9%
b. Liquid:
- Polyacrylic acid-ita conic 47,5%
- Air 47,5%
- Tartonic acid 5,0%
Bahan ini terdiri dari bubuk dan cairan yang harus diaduk. Bubuknya
adalah kaca yang mengandung silicon-oxida, aluminium oxida dan
calcium flourida. Bila cairannya adalah air yang telah didemineralisir,
maka bubuknya sudah mengandung polyacrilic acid dalam bentuk kering
(air yang telah disemineralisir adalah yang digunakan untuk mengisi
baterai/aki).

E. Cara Melakukan Tumpatan ART


1. Preparasi
a. Preparasi lubang gigi jaringan karies dibersihkan dengan excavator
sampai tak ada lagi dentin lunak, untuk memudahkan pembersihan
lubang sekali-kali dibasahi, keringkan lubang.
b. Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan oklusi untuk melihat kontak
lubang.
c. Pemberian dentin conditioner yaitu 1 tetes liquid + tetes air dibasahi
pada kapas kecil dan diolesi pada cavitas yang sudah disiapkan selama
10 – 15 detik. Maksud pemberian ini adalah agar keadaan lembab
sesuai kondisi tambalan yang akan digunakan. Sesudah pengolesan
dengan dentin conditioner maka kavitas harus diolesi kapas sebanyak 3
kali untuk mengurangi conditioner yang berlebihan, selanjutnya
dikeringkan dengan kapas dan kavitas siap ditambal.
2. Pengadukan

19
a. Satu sendok bubuk diletakkan pada paper pad, lalu dibagi menjadi dua
bagian yang sama, kemudian letakkan satu tetes liquid disebelah bubuk
itu.
b. Botol cairan dipegang sebentar dalam keadaan horizontal untuk
mengeluarkan udara dari bagian ujungnya dan kemudian dalam posisi
vertikal dikeluarkan satu tetes cairan pada paper pad. Bila perlu botol
ditekan sedikit, tapi cairan jangan tertekan keluar Mula-mula cairan
disebarkan dengan spatula pada suatu permukaan sebesar 1,5 cm.
Pengadukan dimulai dengan mencampur setengah dari bubuk dengan
cairan yang menggunakan spatula.
c. Bubuk dicampur dengan gerakan menggulung sehingga partikel-
partikel bubuk secara perlahan-lahan terbasahi tanpa tersebar.
d. Jika seluruh bubuk telah basah, bagian kedua dicampur dalam adukan
tersebut setelah itu diaduk kuat sambil menjaga agar adukannya tetap
berupa satu kesatuan massa.
e. Pengadukan harus selesai 20 – 30 detik, hasil adukan yang baik harus
seperti pasta kilat.
f. Penumpatan dapat langsung dilakukan pada kavitas tanpa preparasi
terlebih dahulu, gunakan Vaseline agar tumpatan tidak mudah lengket
dan untuk menghaluskan permukaan tumpatan.
3. Penumpatan
a. Masukan bahan tumpatan ke dalam lubang, pit dan fissure dengan
carver dengan tekanan ringan.
b. Tekan dengan jari (30”) yang sudah memakai sarung tangan.
c. Buang bahan yang berlebih.
d. Oles dengan Vaseline.
e. Periksa gigitan.
f. Varnish diberikan setelah penambalan dan pengurangan sisa-sisa
tumpatan yang berlebih.
g. Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam.

20
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan

21
Atraumatic restorative Treatment (ART) dapat menjadi alternatif
bagi dunia kedokteran gigi. ART mempunyai trik-trik khusus agar dokter dan
pasien terasa nyaman ketika melakukan perawatannya. Pemakaian hand
instruments dan GIC sebagai peralatan dan material utama menyebabkan
teknik ART mudah untuk diaplikasikan. Hand instrument mempunyai
keuntungan dapat dilakukan dimana pun tanpa menggunakan peralatan
kedokteran gigi elektrik. Sedangkan material GIC digunakan karena kekuatan
dan keawetannya yang sama atau bahkan lebih dari ketahanan amalgam. Pada
dasarnya penggunaan ART dalam dunia kedokteran gigi sangat membantu. Penggunaan
ART baik pada perawatan gigi yang rusak akibat karies maupun penyakit-
penyakit yang lain. Teknik ini juga aman apabila digunakan pada anak-anak.

B. Saran
Penulis berharap dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut,
ART dapat menjadi alternatif ketika terdapat kasus dan situasi yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan metode penumpatan biasa. Sehingga kasus
karies gigi dapat ditangani dan angka DMF-T dapat menurun.

DAFTAR PUSTAKA

22
Annusavice, K. J. 2004. Philips Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Edisi 10. EGC:
Jakarta

Buku Ajar Mata kuliah Konservasi Oleh Drg. Ellis Mirawati, M.MKes (Hal. 3-13)

Davidovich, E, dkk. 2007. Surface antibacterial properties of glass ionomer


cements used in atraumatic restorative treatment. JADA (138) : 1347-
1352

Powers, J. M., and Sakaguchi, R. L. 2006. Craig’s Restorative Dental Materials.


Mosby Elseiver: St. Lo

23

Anda mungkin juga menyukai