Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH AGAMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

SOSIAL MASYARAKAT

Yolanda Beatrice Clarissa


Universitas Sumatera Utara, Medan, 2021
*yolandabeatriceclarissa@gmail.com

ABSTRAK
Visi dan misi semua agama itu adalah untuk keselamatan dan kemaslahatan
umatnya di dunia dan juga membawa ajaran yang menekankan betapa pentingnya
keselamatan di akhirat kelak, namun tidak dapat disangkal bahwa konsep tentang
kemaslahatan bagi setiap agama tidak sama, bahkan umat beragama sudah
mempunyai ketetapan didalam setiap kitab yang diimaninya sebagai umat terbaik
menurut Tuhan- Nya. Namun pada kenyataan masih sangat jauh dari gambaran
ideal yang diinginkan. Umat beragama tampaknya belum mampu menunjukkan
bahwa mereka adalah umat terbaik. Keselamatan umat belum terwujud oleh umat
beragama di tengah umat beragama, apalagi bagi alam. Dalam bidang sosial,
agama menjadi seolah tidak kelihatan, bahkan pada gilirannya nanti boleh jadi
akan sirna ditelan arus sekularisasi. Karena itu, setiap agama perlu membenahi
sikap dan pemahaman agama mereka masing-masing, bahwa agama tidak hanya
mengajarkan umatnya untuk memiliki ketaatan individu , tetapi juga ketaatan
sosial. Agama berkaitan dengan pengalaman manusia, baik individu ataupun
kelompok. Agama tidak hanya dilaksanakan dalam ranah individu, tetapi juga
dalam ranah sosial, bahkan semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, perilaku
yang diperankan oleh individu ataupun kelompok itu akan terkait dengan sistem
keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Perbedaaan cara pandang agama
dapat menimbulkan pemikiran yang sempit dan penguncian diri terhadap
pandangan yang lain dalam masyarakat. Maka agama memilki potensi untuk
menimbukan suatu konflik internal maupun ekternal yang akhirnya dapat
merugikan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, agama sangat mempengaruhi
dalam mengatasi masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. Pelaksanaan
agama dalam semua aspek kehidupanlah yang akan mewujudkan komunitas umat
sebagai umat terbaik menurut keyakinannya dan dalam ranah masyarakat menjadi
keselamatan bagi alam.
Kata Kunci :Agama, Masalah Sosial, Masyarakat

i
1. PENDAHULUAN
Agama merupakan fenomena universal manusia, meskipun
perubahan sosial telah mengubah orientasi dan makna agama, namun
hal itu sampai pada meniadakan eksistensi agama. Sehingga kajian
tentang agama akan selalu berkembang dan tetap menjadi kajian
penting seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Karena sifat
universal agama dalam masyarakat, maka kajian tentang masyarakat
tidak lengkap tanpa melihat agama sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi masalah sosial.
Komunitas umat agama-agama di dunia meyakini bahwa agama
yang dipeluk memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Di antara
fungsi utama agama adalah memandu kehidupan manusia agar
memperoleh keselamatan di dunia dan kebahagiaan sesudah kematian.
Mereka meyakini bahwa agamanya mengajarkan kedamaian dan kasih
sayang terhadap sesama manusia, sesama makhluk Tuhan.
Pandangan teori struktural fungsional, masyarakat dipahami
sebagai sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-
elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan,
perubahan yang terjadi pada bagian akan membawa perubahan pula
pada bagian yang lain, salah satu yang menonjol adalah perubahan
dalam bidang sosial yaitu masalah sosial yang tumbuh.
Dalam perspektif teori struktural fungsional, agama dipandang
sebagai sumber tata nilai yang menajdi sandaran manusia dan
masyarakat dalam berperilaku pada kehidupan bermasyarakat.
Sementara itu dalam perspektif antropologis-sosiologis, agama juga
ditengarai sebagai produk manusia dan masyarakat sebagaimana
budaya. Jika agama merupakan bagian dari budaya, apakah agama
masih memiliki peran yang sangat mempengaruhi dalam memecahkan
masalah sosial yang timbul dalam masyarakat sementara masing
masing etnis memiliki kultur dan adat istiadat berbeda yang oleh
penganutnya dianggap memiliki kebenaran mutlak.
Karena pentingnya sebuah keserasian sosial dalam kehidupan
bermasyarakat agama memiliki peran yang sangat baik dalam

1
mewujudkan keserasian sosial. Perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat tidak terlepas dari pengaruh positif dan pengaruh negatif,
sehingga perlu adaya pedoman, dan petunjuk yang bisa mengarahkan
manusia dalam mengikuti perubahan sosial di masyarakat. Dalam hal
ini,peran agama sangat penting. Dalam interaksi sosial di amsyarakat
adanya kemajuan mempengaruhi perilaku dan pola sikap masyarakat,
sehingga banyak perilaku menyimpang di masyarakat yang dapat
mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat dengan adanya masalah
sosial yang timbul. Dengan aktualisasi nilai nilai agama di masyarakat
secara kontinu dan berkelanjutan, akan semakin menunjukkan
perubahan sosial di masyarakat yang bernilai positif. Selain sebagai
pedoman, agama juga dapat digunakan sebagai filter terhadap dampak
negatif dalam masalah sosial di masyarakat. Agar masyarakat bisa lebih
selektif dalam menerima dan mengkomodir budaya budaya baru yang
datang dari barat.
Secara umum dan sederhana bahwa berbagai persoalan konflik
dan keresahan sosial merupaka bagian dinamika dari sebah sistem dan
proses reintegrasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena tidak
semua konflik harus diikuti dengan kekerasan atau kerusuhan. Namun
setidaknya bagaimana memahami perbedaan, menyikapi secara tepat
dan perhatian apa yang harus diberikan atas perbedaan dan keragaman
tersebut khususnya menyelesaikan masalah masalah sosial yang
bernuansa agama. Fakta adanya kejahatan/masalah dan penderitaan di
dunia ini dapat dipadukan dengan keyakinan pada suatu kebaikan. Jadi
pada intnya esensi agama itu adalah rangkaian solusi untuk
meremukkan problema-problema manusia, namun pada dasarnya
konflik antar agama lebih disebabkan oleh ambiguitas sikap dan
keserakahan manusia itu sendiri. Salah satu contoh masalah sosial
adalah SARA dan akibat dari masalah itu sendiri adalah membawa
dampak yang negatif bagi masyarakat. Padahal masalah tidak semuanya
membawa pada hal-hal yang negatif. Untuk itu agama merupakan peran
penting untuk bisa memecahkan masalah sosial masyarakat karena

2
setiap agama mengajarkan untuk hal kebaikan dan kemaslahatan umat,
serta kesejahteraan umat beragama.

3
2. TINJAUAN PUSTAKA

a. Sosiologi Agama
Agama jika dipandang dari sudut sosiologis tidak ditimba dari
“pewahyuan” yang datang dari ‘dunia luar” namun dari eksperiensi,
atau pengalaman konkret sekitar agama yang dikumpulkan dari
masa lampau hingga kejadian sekarang. Artinya definisi agama
menurut sosiologi adalah definisi empiris. Sehingga dari sudut
fungsional agama dapat didefinisikan yang empiris. Sehingga dari
sudut fungsional agama dapat didefinisikan sebagai suatu institusi
yang lain, yang mengemban tugas (fungsi) agar masyarakat
berfungsi dengan baik di lingkup local, regional, nasional maupun
mondial. Dengan demikian agama dilihat dari sudut dayaguna dan
pengaruh terhdap masyarakat.
Konflik dalam sosiologi agama berperan sebagai fenomena
perilaku masyarakat diimplementasikan pada acuan bahwa
masyarakat terdapat bentuk-bentuk interaksi, interelfasi dan
integrasi sosial baik dalam wujud cooperation, competition da
conflict, juga berbentuk kontervension. Oleh karena itu
penyelesaian masalah yang dianggap relatif permanen dan
berjangka panjang adalah menciptakan keadilan sosial bagi seluruh
warga terutama oleh kebijakan dan tindakan aparat biokrasi
pemerintah setempat ini berarti pendekatan teori fungsional, karena
menggunakan pendekatan tersebut bahwa masyarakat suatu
organisasi yang harus melalui struktur dan fungsinya.
Kemudian agama dianggap juga dapat meredam konflik atau
direpseted dengan konsekuensinya mengelakkan permusuhan itu
dan sumber sebenarnya. Dan alternatif seperti ini adalah sejenis
safety value atau katup pengaman, dengan cara tidak mengancam
atau merusak salidaritas, teori ini dugunakan oleh coser yang dapat
diaplikasikan dala keberagaman udaya, etnis dan agama dalam
masyarakat kita.

4
Selain itu fungsi positif konflik dapat meningkatkan solidartas
kelompok dalam dan membesarkan moral kelompok. Karena tidak
kerelakkannya ketegangan dan persaaan perasaan negatif
merupakan hasil dari keinginan individu untuk meningkatkan
kesejahteraan, kekuasaan , dukungan sosial atau penghargaan-
penghargaan lainnya. Agama dan Problema Sosial
Para pakar bahasa Indonesia berbeda pendapat tentang kata
“agama”, apakah is terambil dar gabungan kata a yang berarti
“tidak” dan gama yang berarti “kacau”, dan konon ia terambil dari
bahasa Indo-Germania yang katanya melahirkan, antara lain kata
go, geoin, gang, sehingga “agama” berarti “ jalan menuju surga”
Adapun yang dimaksud dengan problema sosial adalah
merupakan kondisi yang terjadi dan berpengaruh dalam kehidupan
manusia di mana sebagian besar dari problema itu tidak disenangi
oleh manusia dan bahkan berusaha untuk menghilangkannya,
misalnya kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Problema
sosial merupakan tantangan hidup yang harus dhadapi oleh manusia
baik secara individu maupun secara kelompoksehingga tidak terjadi
ketimpangan dalam kehidupan masyarakat.
Problema sosial bisa terjadi karena beberapa faktor, antara lain
jika komunikasi antar budaya tidak dapat terwujud dalam
kehidupan masyarakat, sementara komunikasi budaya sangat
diperlukan dalam menciptakan kehidupan yang damai. Sehubungan
dengan itu, komuniasi antar budaya diperlukan apabila : (1) tejadi
mobilitas manuisa yang semakin tidak dapat dibendung, (2), saling
ketergantungan alam, (3) kemajuan komunikasi dan informasi,(4)
terjadi migrasi dan transmigrasi yang cukup tinggi, (5)
ketidakpastian politik dan (6) jika ada usaha menciptakan
perdamaian.
Agama bertujuan untuk memberikan kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia, malah seing menjadi konflik di
masyarakat. Hal ini terjadi karena dalam perkembangannya di

5
masyarakat, pemeluk agama sering mengabaikan aspek humanism.
Pengabaian ini bisa timbul karena: (1)adanya doktrin yang tidak
seimbang antara teologi dan humanism, (2) dalam praktek, agama
sering dipakai sebagai alat pembenaran bagi instink kelompok
dalam melawan kelompok lainnya.
b. Kontribusi Agama dalam Mengatasi Problema Sosial
Masyarakat adalah sejumlah mansuia dalam asri seluas-luasnya
dan terikat oleh satu kebudayaan anggap sama yang penting
digarisbawahi adalah bahwa masyarakat terdiri atas manusia-
masnuia yang telah dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa, aneka
potensi, antara lain potensi melakukan kebaikan dan keburukan.
Tidak ada satu pun masyarakat manusia yang sleuruh anggotanya
berbuat kebajikan tanpa kesalahan dan dosa.
Jika demikian, maka bumi yang luas sengaja di ciptakan oleh
Tuhan sebagai arena pertarungan antara kebenaran dan kebatilan.
Sesekali kebenaran yang menang, dan pada kali yang lain kebatilan
yang menang. Pertarungan ini akan berlanjut terus hingga Tuhan
mewariskan bumi kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Di sinilah
kontribusi agama sangat diharapkan untuk menujang kebaikan dan
menekan kejahatan seminimal mungkin, bukan menghapuskannya.
Peranan ini dilakukan dengan menebar kebaikan atau sering disebut
sebagai kontrol sosial.
Dalam perkembangan upaya pemecahan problema-problema
sosial membutuhkan pijakan normative dan moral serta etis. Karena
pada gilirannya pembangun yang dilakukan harus mengacu pada
pengakuan bahkan permuliaan atas kedaulatan seseorang ataupun
kelompok untuk mengembangkan diri sesuai dengan keyakinan dan
jati diri serta bisikan nuraninya. Di sinilah kemudian aspek religius
agama-agama memainkan peran penting dalam pembangunan. Bila
inti permasalahan pembangunan ialah mengatasi problema
problema sosial, tetapi dalam penangannya tidak hendanh
menyentuh dimensi transdental dari masalah kesejahteraan dan

6
keadilan, maka apakah kemudian dilakukan ole agama untuk
memeberi kontribusi pada hal tersebut?
Begitu pula kehadiran agama sangat dirasakan sebagai “titik
strategis” oleh berbagai pihak terlibat dalam pembangunan,
misalnya keterlibatan tokoh aama dalam berbagai aspek
pembangunan. Namun, tinjauan lebih dalam menunjukkan bahwa
“peranan” seperti itu sebenarnya bersifat superficial, atau tampak
hanya di permukaan saja. Kalau memang agama telah berperan
dalam pembangunan, terutama dalam memecahkan problema sosial,
mengarah arah, wawasan, dan moralitas pembangunan itu sendiri
sangat terasa belum menyerap nilai-nilai keagamaan secara
keseluruhan. Tidak dapat dipungkiri, ternyara implementasi nilai-
nilai keagamaanlah yang mengalami erosi daam era sekarang ini.
Pola hidup konsumsif yang sebenarnya ditolak oleh agama mana
pun, justru semakin berkembang tanpa diimbangi oleh kemampuan
untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Sebenarnya fungsi sosial agama adalah memebri kontribusi
untuk mewujudkan dan mengekalkan suatu orde sosial (tatanan
sosial kemasyarakatan). Karenanya, secara sosiologis tampak ada
korelasi positif antara agama dan integrasi masyarakat, agama
merupakan elemen perekat dalam realitas masyarakat.
Timbul pertanyaan, apakah kontribusi agama dalam mengatasi
problema sosial dalam kehidupan masyarakat? Tentu saja persoalan
ini mempunyai kaitan dengan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya,
dan politik. Agama, dalam hal hal tersebut memiliki nilai- nilainya
yang dapat memberi sumbangan dalam segala aspek tersebut. Ada
tiga pokok yang dapat ditonjolkan, yaitu:
1) Agama hendaknya dapat menjadi pendorong bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia
2) Agama hendaknya memberikan kepada individu dan
masyarakat suatu kekuatan pendorong untuk
meningkatkan partisipasi dalam karya dan kreasi mereka

7
3) Agama dengan nilai-nilainya harus dapat berperan
isolator yang merintangi seseorang dari segala macam
penyimpangan.
Kontribusi agama dalam memecahkan problema sosial
tidaklah ringan, apalagi dari hari kehari tantangan-tantangan yang
dihadapi semakin berat dan kebutuhan manusia pun semakin
banyak. Agama, melalui para agamawan dengan tuntunan kitab,
harus mampu memberi jalan keluar yang realistis terhadap
problema-problema dalam masyarakat.
Di tengah-tengah semakin kerasnya kehidupan umat
manusia dengan tontonan konflik yang melibatkan faktor agama,
maka para pemuka agama memiliki peranan penting dalam
mengambil bagian dari usaha perdamaian dunia. Mereka bisa
tambil sebagai suatu kekuatan untuk memformulaiskan etika global
yang diharapkan dapat menunjang kelangsungan perdamaian dunia.
Maka untuk sekarang ini sudah saatnya membangun perdamaian
dunia dengan spirit agama. Komitmen ini diharapkan dapat
memberikan kontribusinya bagi proses sosialisasi dan penyadaran
hidup damai sekaligus untuk memepersempit ruang konflik agama
di masyarakat. Kini, sudah saatnya hidup damai abadi, tidak ada
lagi konflik dan perang yang terjadi di muka bumi ini. Sejarah
hidup umat manusia harus menjadi sejarah yang damai tanpa
konflik.
Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) yang
dibentuk oleh pemerintah, perlu diefektifkan melalui dialog-dialog
snatar umat beragama secara berkala, atau kegiatan-kegitan lin
yang dianggap penting sebagai kontribusi agama dalam mengatasi
problema problema sosial yang ada di masyarakat.

8
3. METODE PENULISAN
Metode penulisan pada karya tulis ilmiah ini adalah
menggunakan metode studi literatur, dimana penulis mengumpulkan
beberapa referensi dari buku, jurnal, atau website yang terkait dengan
judul. Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan
kasus atau permasalahan yang ditemukan. Secara umum studi literatur
adalah cara untuk menyelesaikan perslana dengan menelusuri sumberi-
sumber tulisan yang pernah dibaut sebelumnya.
Ada banyak manfaat dari sebuah stud literatur dalam proses
pembuatan karya tulis ilmiah, salah satunya adalah memunculkan ide –
ide terbaru dalam penelitian. Sebab tidak ada penelitian 100% baru,
pasti aka nada irisan duplikasi dari penelitian sebelumnya. Sumber-
sumber yang diteliti pun tidak boleh sembarangan. Sebab tidak semua
hasil penelitian bisa dijadikan acuan. Teori-teori yang mendasari
masalah dan bidang yang akan di teliti dapat ditemukan dengan
melakukan studi literatur. Selain itu seorang peneliti daoat memperoleh
informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya
dengan penelitianya. Dengan melakukan studi literatur, peneliti dapat
memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan
dengan penelitiannya.
Dengan mempelajari studi literatur maka dapat menacri ide-ide
penelitian, kebaruan penelitian, mempertajam ide, menacri metode
yang cocok, atau bahkan dalam melakukan ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi).
Ciri cirri penelitian studi literature
a) Berbentuk teks
b) Bersifat siap pakai
c) Bersumber dari tangan kedua
d) Tidak dibatasi ruang dan waktu

9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam perspektif teori struktural fungsional, masyarakat
dipahami seagai sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau
elemen-elemen yang saling berkiatna dengan saling menyatu dalam
keseimbangan, perubaan yang terjadi pada satu bagian akan membawa
perubahan pula pada bagian lainnya. Agama merupakan sala satu
subsistem sosia yang ada pada masyarakat, tentu dalam konteks ini
agama mempunyai peran yang penting dalam masyarakat. Sebagai satu
subsistem sosial, agama pada kenyaatannya hingga saat ini masih eksis
dan memiliki peran yang cukup signifikan dalam mendorong
terwujudnya keserasian sosial.
Contoh dari masalah sosial adalah korupsi,perlu ditelaah dari
pendekatan perilaku korupsi. Secara garis besar ada tiga hal yang dapat
menyebabkan perilaku korupsi yaitu pertama, psikologi aliran
“behavioris” yang beraggapan perilaku manusia kebanyakan
dipengaruhi (tidak diruntukan) oleh faktor-faktor yang ada diluar
dirinya. Kedua, faktor lingkungan kerja yang memang koruptif di mana
korupsi sudah saling keterkaitan antara individu dengan individu
lainnya. Ketiga, faktor kepribadian
Dengan hal itu, setiap agama pasti melarang perbuatan korupsi.
Para pelaku korupsi tahu pasti setiap agama melarang dan mengutuk
tindakan tersebut. Mungkin dengan pendekatan agama bisa dipakai
untuk pencegahan yang bersifat sosial. Singkatnya, upaya meberantas
korupsi, peranan agamawan dengan institusi sosial keagamaannya
sangat strategis. Keberadaan agama menajdi alat kontrol terhadap
perilaku perilaku negative di masyarakat, yang selanjutnya membawa
mereka pada satu decision.
Maka dalam hal ini agama sangat mempengaruhi dalam
memecahkan masalah sosial yang sering timbul dimasyarakat sekitar,
karena dengan adanya agama yang kuat, individu seseoarang akan
terbentuk sesuai dengan ajaran penganut masing masing individu,

10
karena semua agama akan mengajarkan hal hal yang baik sesuai dengan
pedoman masing masing.
Agama meupakan jalan menjuju keselamatan dan kebahagian
baik dunia maupun akhirat, sehingga agama mempunyai peranan
penting dalam kehidupan masyarakat dan dalam memecahkan problema
problema sosial yang timbul. Sebab agama sesungguhnya mengandung
hukum hukum serta akhlak (moral) yang harus dilaksanakan oleh
pemeluknya. Karena peran yang dipandang oleh agama begitu vital
bagi kehidupan manusia, maka perlu diajarkan kepada seluruh umat
beragama. Apabila peraturan-peratran agama sebagaimana yang telah
diajarkan benar benar dilakukan dengan baik, maka individu seseorang
akan terbentuk sebagai umat terbaik menurut agamanya.
Agama sangat mempengaruhi bagaimana cara memecahkan
masalah sosial masyarakat karena dapat memberi kemantapan batin
dalam memutuskan masalah, rsa bahagia, dan rasa terlindungi. Agama
juga sangat menjadi individu menajdi motivasi dan nilai etnik juga
merupakan harapan, bahwa setiap masalah akan ada solusi yang
terbaik.

11
5. PENUTUP
Kontribusi agama dalam memecahkan problema sosial tidaklah
ringan, apalagi dari hari kehari tantangan-tantangan yang dihadapi
semakin berat dan kebutuhan manusia pun semakin banyak. Agama,
melalui para agamawan dengan tuntunan kitab, harus mampu memberi
jalan keluar yang realistis terhadap problema-problema dalam
masyarakat.
Di tengah-tengah semakin kerasnya kehidupan umat manusia
dengan tontonan konflik yang melibatkan faktor agama, maka para
pemuka agama memiliki peranan penting dalam mengambil bagian dari
usaha perdamaian dunia. Mereka bisa tambil sebagai suatu kekuatan
untuk memformulaiskan etika global yang diharapkan dapat menunjang
kelangsungan perdamaian dunia. Maka untuk sekarang ini sudah
saatnya membangun perdamaian dunia dengan spirit agama. Komitmen
ini diharapkan dapat memberikan kontribusinya bagi proses sosialisasi
dan penyadaran hidup damai sekaligus untuk memepersempit ruang
konflik agama di masyarakat. Kini, sudah saatnya hidup damai abadi,
tidak ada lagi konflik dan perang yang terjadi di muka bumi ini. Sejarah
hidup umat manusia harus menjadi sejarah yang damai tanpa konflik.
Maka dapat disimpulkan dari beberapa teori yang diatas agama
sangat mempengaruhi dalam memecahkan masalah sosial yang sering
timbul dimasyarakat sekitar, karena dengan adanya agama yang kuat,
individu seseoarang akan terbentuk sesuai dengan ajaran penganut
masing masing individu, karena semua agama akan mengajarkan hal
hal yang baik sesuai dengan pedoman masing masing. agama
sesungguhnya mengandung hukum hukum serta akhlak (moral) yang
harus dilaksanakan oleh pemeluknya. Karena peran yang dipandang
oleh agama begitu vital bagi kehidupan manusia, maka perlu diajarkan
kepada seluruh umat beragama. Apabila peraturan-peratran agama
sebagaimana yang telah diajarkan benar benar dilakukan dengan baik,
maka individu seseorang akan terbentuk sebagai umat terbaik menurut
agamanya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin, 2000. Dinamika Kultural, Bandung:Mirzan
Arifin, Bambang Syamsul. 2008. Psikologi Agama, Bandung:CV. Pustaka
Setia
Jalaludin. 2006. Psikologi Agama, Jakarta: Dalam Kesehatan Mental,
Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
Said, Muhazzab. 2014. Agama dan Kontribusinya Dalam Memecahkan
problema Sosial Dalam Masyarakat. (Al-Tajdid : Vol 1. No.2). 110-112
Shonhaji. 2012. Agama Sebagai Perekat Sosial Pada Masyarakat. (Al-Adyan:
Vol. 7. No. 2). 5-8
Wahira, Fatira. 2015 Agama Dan Kontribusinya Dalama Memecahkan
Problema Sosial. (IAIN Kendari: Vol. 8, No 1). 30-32
http://www.pustakardok-metro.com (Diakses 03-02-2016 Pukul 08.26 WIB)

13

Anda mungkin juga menyukai