Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN MAKALAH

BAGIAN DPH
Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi
Kepaniteraan Klinik di Bagian DPH

“MENAJEMEN DAN DESAIN PRAKTIK DOKTER GIGI”

Oleh:
FADIL MUHAMMAD PASHYA
19100707360804067

Pembimbing : drg. Satria Yandi, MDSc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul

“Menajemen Dan Desain Praktik Dokter Gigi” sebagai salah satu syarat tugas

menyelesaikan kapanitraan klinik modul DPH di RSGM Universitas

Baiturrahmah.

Dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya khususnya kepada yang

terhormat drg. Satria Yandi, MDSc selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing serta memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas ini. Terima

kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas

ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga tugas ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

Padang, Januari 2021

Penulis
MODUL DPH
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan laporan“Menajemen Dan Desain Praktik Dokter Gigi” guna

melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik pada modul DPH

Padang, Januari 2021


Disetujui oleh
Dosen pembimbing

(drg. Satria Yandi, MDSc)


DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Praktik kedokteran gigi............................................................................ 4
2.2. Persiapan Praktik mandiri........................................................................ 5
2.3. Berkas administrasi.................................................................................. 7
2.4. Fasilitas Praktik ................................................................................... 9
2.5. Pengolahan Limbah..................................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1. Rencana praktik...................................................................................... 14
3.2 Persiapan praktik...................................................................................... 17
3.3. Tata letak ................................................................................................ 19
3.4. Alur pasien.............................................................................................. 21
3.5. Anggaran dana........................................................................................ 21

24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pelayanan kesehatan gigi telah mengalami peningkatan seiring dengan

semakin berkembangnya pula tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi,

perkembangan teknologi serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

gigi dan mulut . Oleh karena itu, pelayanan kesehatan gigi tidak dapat dilakukan

sepenuhnya oleh pemerintah tetapi juga diperlukan partisipasi aktif sektor swasta,

baik dalam penyediaan fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan (Rahmilia,

2015).

Klinik dokter gigi merupakan salah satu bentuk peran pihak swasta

sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bidang

gigi dan mulut. Berdasarkan pasal 1 Permenkes no. 028/2011 klinik secara umum

diartikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau

spesialistik diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis yaitu, dokter umum, spesialis ataupun

dokter gigi umum maupun dokter gigi spesialis. Saat ini, klinik merupakan salah

satu fasilitas pelayanan kesehatan sosio-bisnis yang telah mengalami

perkembangan seiring dengan perkembangan dunia kedokteran gigi. Artinya,

rumah sakit gigi dan mulut tidak lagi di pandang semata - mata hanya mengobati

dan menyembuhkan orang saja, tetapi setiap orang yang memerlukan perawatan

atau pengobatan dapat dilayani layaknya seperti jasa lainnya seperti , hotel ,

1
2

restoran maupun industri hospitality lainnya, tanpa mengabaikan profit (Rahmilia,

2015).

Dokter gigi perlu mempertimbangkan metode layanan yang sesuai dan

untuk menentukan spesifik pasien target sehingga mereka bisa menjadi pelanggan

yang loyal. Pertama pertimbangan penting untuk memuaskan pelanggan yang

dimiliki seorang dokter gigi diperbarui dengan perkembangan kedokteran gigi

terbaru, gigi peralatan dan bahan, sehingga ia mampu menerapkan gigi terbaru

teknik dengan peralatan dan bahan canggih. Poin kedua adalah kualitas layanan

gigi, dokter gigi ketelitian dan kehati-hatian untuk melaksanakan setiap kasus.

Ketiga titik adalah layanan gigi terbaik dari dokter gigi dan timnya, keramahan,

ketepatan waktu, lokasi latihan strategis dan interior praktik kebersihan. Poin

penting terakhir adalah menentukan target pasar pasien berdasarkan daya saing

dokter gigi keterampilan dan karakteristik masyarakat setempat (Sariningsih,

2008)

Dokter gigi dalam menjalankan tugas profesinya, dokter gigi saat ini dan

dimasa mendatang dihadapkan pada situasi yang sangat kompetitif. Semakin

banyak ragam pelayanan kesehatan gigi menyebabkan semakin berkurang jumlah

pasien yang datang ke suatu tempat praktik dokter gigi. Masalah tersebut harus

menjadi tantangan bagi seorang dokter gigi untuk mencari peluang untuk

mendapatkan pasien sehingga jumlah pasien yang datang ketempat praktik tidak

berkurang, dan bahkan bertambah (Sariningsih, 2008). Dokter gigi dalam

memberikan suatu perawatan tidak luput mementingkan desain ruangan

perawatan dan ruangan administrasi untuk masalah ini adalah untuk upaya untuk

menarik dan mempertahankan pasien baru (Mayank dkk,2018)

2
3

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik dalam membut makalah

perencaan praktik dokter gigi sehingga peluang dalam mencari pasien lebih besar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana definisi dan macam-macam dari suatu praktik kedokteran gigi

2. Bagaimana persyaratan dalam pembuatan suatu praktik menurut undang-

undang ?

3. Bagaimana perancanaan praktik dokter gigi ?

4. Bagaimana cara memperoleh perizinan suatu praktik dokter gigi ?

5. Bagaimana perhitungan cost (fixed cost, variabel cost, semi variabel cost

dan total cost) ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dan macam-macam dari suatu praktik

kedokteran gigi

2. Untuk mengetahui persyaratan dalam pembuatan suatu praktik menurut

undang-undang

3. Untuk mengetahui perancanaan praktik dokter gigi.

4. Untuk mengetahui bagaiman sistem perizinan suatu praktik

5. Untuk mengetahui bagaiamana perhitungan cost (fixed cost, variabel cost,

semi variabel cost dan total cost

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Praktik dokter gigi

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Praktik Kedokteran tahun 2004,

“ Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter

terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan ”.

Tempat praktik dokter disebut sebagai sarana pelayanan kesehatan. Sarana

pelayanan kesehatan tersebut diantaranya : (Ali, dkk, 2005)

a. Praktik perorangan/praktik mandiri

Praktik perorangan/praktik mandiri adalah praktik swasta yang dilakukan

oleh dokter, baik umum maupun spesialis.Dokter mempunyai tempat praktik yang

diurusnya sendiri, dan biasanya memiliki jam praktik. Adakalanya dokter dibantu

oleh tenaga administrasi yang mengatur pasien, kadang juga dibantu oleh perawat,

ada juga yang benar-benar sendiri dalam memberikan pelayanan, sehingga dokter

tersebut menangani sendiri semua prosedur pelayanan kesehatanyang

diberikannya.

b. Klinik bersama

Klinik bersama adalah tempat dokter umum dan dokter spesialis

melakukan praktik berkelompok dan biasanya dokter di klinik bersama terdiri dari

berbagai dokter yang memiliki keahlian berbeda (spesialisasi).

c. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah tempat pelayanan

kesehatan yang disediakan oleh pemerintah bagi masyarakat. Dokter yang

4
5

ditempatkan adalah pegawai negeri sipil atau pegawai tidak tetap Departemen

Kesehatan atau Pemerintah Daerah setempat.

d. Balai kesehatan masyarakat (Balkesmas)

Balai kesehatan masyarakat (Balkesmas) adalah tempat pelayanan

kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta. Dokter yang bertugas di balkesmas

sama halnya dengan puskesmas.

e. Rumah sakit

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.

Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.

Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam

Rumah Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK).

2.2 Persiapan mendirikan praktik dokter gigi

a. Pembuatan surat izin

Berdasarkan ketentuan dalam Permenkes No.2052/MENKES/PER/X/2011

tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran, maka:

 Setiap dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran wajib

memiliki SIP

 Setiap dokter gigi dan dokter gigi spesialis maksimum boleh melakukan

praktik di tiga lokasi pelayanan kesehatan

 SIP dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

5
6

 Untuk memperoleh SIP, dokter gigi yang bersangkutan harus mengajukan

permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat praktik

kedokteran gigi dilaksanakan dengan melampirkan :

1. Fotokopi STR Dokter Gigi yang diterbitkan dan dilegalisir asli KKI

yang masih berlaku

2. Surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan

dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya

3. Surat Rekomendasi dari organisasi profesi tempat praktik

4. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak tiga lembar dan 2 X 3

sebanyak dua lembar

 SIP berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan dan untuk

memperbaharuinya, diperlukan surat rekomendasi dari Organisasi Profesi.

 SIP harus diperpanjang, di periksa dan nomor SIP harus dicantumkan pada

kertas resep dan papan nama

 Dokter Gigi yang melakukan pelayanan kesehatan tanpa memiliki SIP,

dipidana sesuai tetentuan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran.

Surat izin terdiri dari surat izin praktik, surat izin mendirikan bangunan,

surat izin limbah. Surat izin ini dibuat melalui tahap yaitu: mulai dari ACC para

tetangga, RT, RW, kelurahan, kecamatan kemudian ke balai kota. Selain itu juga

harus melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota dan melampirkan surat keterangan

dari Puskesmas setempat yang telah melakukan terhadap air, aliran /

penampungan limbah.

6
7

b. Persiapan untuk papan nama

Menurut UU Praktik Kedokteran tahun 2004 pasal 41 “ Dokter yang telah

mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran wajib

memasang papan nama praktik kedokteran “

Aturan papan nama berdasarkan Kode Etik Kedokteran Indonesia

(Kodeki) penjelasan pasal 4 yaitu:

A. Ukuran 40 x 60 cm (maksimal 60 x 90 cm).

B. Dengan dasar cat putih dan huruf hitam.

C. Pada papan nama tercantum Nama Gelar yang sah dan jenis pelayanan

sesuai dengan Surat Ijin Praktik, serta Waktu Praktik.

D. Apabila tempat praktik berlainan dengan tempat tinggal, dapat ditambah

alamat rumah dan nomor telepon.

E. Papan nama tersebut tidak boleh dihiasi warna dan penerangan yang

bersifat iklan.

Gambar 2.1. Contoh papan praktik (UUPK, 2004)

2.3. Berkas-berkas Administrasi

A. Rekam Medis

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam

tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala

7
8

pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik

yang dirawat inap, rawat jalan maupunyang mendapatkan pelayanan gawat

darurat.

Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan

dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik kedokteran.

Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan

dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua

pelayanan praktik kedokteran yang telah dilakukannya.

B. SIM (Sistem informasi manajemenajemen)

Sistem informasi manajemen (SIM) adalah bagian dari pengendalian

internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi,

dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis

seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi

manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan

untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas

operasional organisasi.

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah program aplikasi yang

dirancang untuk meningkatkan kinerja para :

1. Dokter dan Asisten Dokter

2. Staff Administrasi dan Personalia

3. Apoteker

4. Logistik

Manajerial Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama

mereka menjalankan operasional kerja sehari-hari.

8
9

2.4. Fasilitas Praktik

Berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1295/Menkes/Per /XII/2007 Pasal 10 adalah sebagai berikut.

Persyaratan Klinik Kedokteran:

a) Setiap dokter yang berpraktik di Klinik Kedokteran harus mempunyai Surat

Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b) Bagi praktik yang dibuka 24 jam harus :

1) Mempunyai dokter jaga yang setiap saat berada ditempat;

2) Mempunyai tenaga keperawatan minimal 3 (orang) orang yang setiap

saat berada ditempat.

c) Bangunan/ruangan sebagai berikut:

1) Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak bergabung dengan

tempat tinggal

2) Mempunyai ruang pendaftaran/ruang tunggu, ruang konsultasi kedokteran

minimal 3x4 m2 dengan fasilitas tempat cuci tangan dengan air yang

mengalir, ruang administrasi, ruang emergency, ruang tindakan, kamar

mandi/WC dan ruang lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan;

3) Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik dilengkapi dengan

mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan) dan penerangan yang cukup.

4) Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi;

5) Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah harus dikelola sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

6) Bangunan radiologi harus sesuai peraturan yang berlaku.

9
10

Berdasarkan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1295/Menkes/Per /XII/2007 pasal 1 Klinik Kedokteran Gigi merupakan

tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kedokteran gigi yang

dilaksanakan oleh lebih dari satu orang dokter gigi, dengan persyaratan sebagai

berikut:

a) Dipimpin oleh seorang dokter gigi /dokter gigi spesialis yang mempunyai

Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik sebagai penanggung jawab

pelayanan.

b) Masing-masing dokter gigi /dokter gigi spesialis mempunyai Surat Tanda

Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

c) Bangunan/ruangan sebagai berikut:

1) Mempunyai bangunan fisik yang permanen dan tidak bergabung dengan

tempat tinggal.

2) Mempunyai ruang pendaftaran /ruang tunggu, ruang konsultasi

kedokteran gigi minimal 3x4 m2 dengan fasilitas tempat cuci tangan

dengan air yang mengalir, ruang administrasi, ruang emergency, kamar

mandi/WC dan ruang lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan;

3) Memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi;

4) Ventilasi yang menjamin peredaran udara yang baik dilengkapi dengan

mekanis (AC, kipas angin, exhaust fan) dan penerangan yang cukup.

5) Mempunyai sarana pembuangan limbah dan limbah harus dikelola sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

10
11

d) Memiliki Peraturan Internal, Standar Prosedur Operasional dan Peraturan

Disiplin yang tidak bertentangan dengan Standar Kompetensi, Standar Profesi

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e) Memiliki izin fasilitas pelayanan kesehatan, izin penyelenggaraan dan izin

peralatan kedokteran sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan

yang berlaku;

f) Memasang papan nama fasilitas pelayanan kesehatan dan daftar nama dokter

yang berpraktik di klinik tersebut

2.4. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah salah satu metode pemecahan masalah bertujuan

untuk menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan

dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT adalah singkatan

dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan

perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk

mencapai tujuan). Apabila teknik swot analisis tersebut diterapkan dalam kasus

menentukan tujuan strategi manajemen pemasaran dapat diutarakan sebelum

menentukan tujuantujuan pemasaran yang ingin dicapai hendaknya perusahaan

menganalisis : kekuatan dan kelemahan, peluang bisnis yang ada, berbagai macam

hambatan yang mungkin timbul (Tamara, 2016).

Masalah yang timbul dalam perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian

yang sangat cermat sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan

tepat dalam mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan. Beberapa

11
12

pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara lain

(Freddy, 2004) :

a) Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan

tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki

keterampilan dan berbeda dengan produk lain. sehingga dapat membuat lebih kuat

dari para pesaingnya. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau

keunggulankeunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang

dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus

yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan

terdapat pada sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan

pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain.

b) Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya

yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi

penghalang bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif

perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen,

keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.

c) Peluang (opportunity)

12
13

Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu

perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah satu

sumber peluang. Dalam memutuskan sebuah investasi tentunya akan muncul

biaya sebagai bagian awal pengembangan sebuah proyek. Dengan analisis ini

diharapkan muncul sebuah analisis alternatif perhitungan biaya yang terbaik

diantara berbagai kemungkinan alternatif investasi yang lain.

d) Ancaman (Treats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan

dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi

perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang.

Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi perusahaan. Masuknya

pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-

menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan

baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan.

2.5. Pengolahan Limbah Praktik dokter gigi

Limbah yang dihasilkan pada setiap praktik dokter gigi adalah limbah

medis dan limbah non medis. Berdasarkan wujudnya, limbah medis yang

dihasilkan berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah terbanyak yang

dihasilkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi adalah limbah medis

infeksius. Hal tersebut relatif sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hashim

dkk. tahun 2011 yang menyebutkan bahwa seluruh klinik yang diteliti

menghasilkan limbah infeksius. Limbah infeksius adalah limbah yang

mengandung patogen (bakteri, jamur, virus dan parasit). Pelayanan kesehatan gigi

13
14

yang menghasilkan limbah medis dalam jumlah relatif banyak adalah pencabutan,

penambalan gigi dan pembersihan karang gigi (Dewa, 2018).

Dokter gigi secara langsung melakukan pengelolaan terhadap limbah

medis yang dihasilkan di tempat praktiknya dengan melakukan kerjasama dengan

instansi seperti rumah sakit dan puskesmas, dan hanya satu praktik dokter gigi

yang asistennya sebagai pengelola limbah medis. Berbeda halnya dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hashim dkk. tahun 2011 di praktik dokter gigi Uni

Emirat Arab, yang menunjukkan bahwa persentase tertinggi pengelola limbah

medis di praktik dokter gigi adalah petugas khusus yang menangani limbah medis

yaitu sebesar 51,1%. Petugas khusus yang menangani limbah medis dan telah

memiliki lisensi, dapat menyediakan jasa pengemasan, pemberian label dan

menyediakan kontainer untuk limbah medis, sehingga diluar negeri lebih banyak

memanfaatkan jasa petugas khusus tersebut agar pengelolaan limbah medis lebih

aman. (Dewa, 2018).

14
15

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rencana Praktik Dokter Gigi di Kabupaten Agam, Maninjau


Seorang dokter gigi baru ingin praktik dengan memanfaatkan ruangan

kosong di rumah toko (ruko) milik sendiri di Jl. Lintas Bukittinggi Pasaman. Area ini

terletak di jalan utama (jalan raya), posisinya dekat dengan mesjid, mini market, dan

apotek. Pertimbangannya karena mahasiswa berasal dari daerah tersebut sehingga

lebih mudah beradaptasi dengan keadaaan disana dan didukung oleh kedua orang tua

dan keluarga, selain itu yang paling penting praktik dokter gigi lainnya tidak ada

praktik dokter ±5 Km . Seting tempat dibuat untuk praktik ke depan, baik dari tempat

praktik maupun alat dan bahan yang dimiliki. Klinik dilengkapi dengan unit

manajerial, unit pelayanan (fungsional, front office, promotif medik, sterilisasi).

Prinsip pelaksanaan praktik adalah holistic and safe care dan juga good managerial.

Sebagai awal, mahasiswa ingin memiliki 1 perawat gigi yang bertugas membantu

dalam perawatan gigi kepada pasien dan 1 bagian administrasi yang bertugas

mengurusi pendaftaran pasien, mengurus bagian keuangan (kasir), dan pengaturan

rekam medis.

3.1.1. Analisis wilayah

Maninjau merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam Kecamatan

Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat. Maninjau juga bertindak

sebagai ibu kota kecamatan Tanjung Raya. Terletak 27 km dari ibu kota Kabupaten

Agam, Lubuk Basung; 36 km dari Bukittinggi.


Kelok 44 yang terkenal itu bermula dari Maninjau sepanjang +/- 10 km sampai ke

Ambun Pagi. Kondisi jalanan cukup ekstrem dengan sejumlah kelok (tikungan 180

derajat) yang menanjak, serta beberapa tanjakan yang cukup panjang dan curam.

Praktik dibuat dengan managemen dua orang dokter dengan alasan :

a. Mempunyai visi dan misi sama dalan mewujudkan suatu praktik

b. Modal yang dipunya sedikit sehingga modal digabung berdua

c. Mempunai impian yang sama dalam mewujudkan suatu praktik dalam

membantu menjaga kesehatan rongga mulut masyarakat maninjau

Rencana praktik adalah sebagai berikut :

Sebelum menentukan tempat praktik, terdapat beberapa yang harus

dipertimbangkan dan dipersiapkan, antara lain:

1) Permodalan

2) Menginventarisasi alat yang sudah ada dan yang belum ada.

3) Bangunan dan tanah milik pribadi dengan lokasi yang cukup strategis dengan

luas ruang praktik ± 10 x 10 m2 dan terdapat ruang tunggu yang cukup

nyaman.

4) Dana

5) Skill

6) Kemampuan yang memadai untuk melakukan perawatan dengan baik, bersifat

evidence based serta mengikuti perkembangan alat dan bahan.

7) Pelayanan

8) Memberikan pelayanan sesuai dengan indikasi medis dan profesional serta

rasa aman dan nyaman.


9) Manajemen

10) Ability to pay (daya beli masyarakat)

11) Willingness to pay (kemauan membayar)

12) Indikator yang dipakai adalah selalu ramainya pembeli di toko-toko yang

menyediakan kebutuhan tersier. Dapat dilihat dari kunjungan masyarakat ke

praktik dokter gigi.

13) Need & demand (kebutuhan dan permintaan)

14) Berdasarkan pengamatan pada satu praktik dokter gigi diketahui jumlah

pasien per hari sekitar 1-4 pasien (14.00 – selesai). Disisi lain, belum terdapat

banyak pelayanan kesehatan gigi yang ada disekitar, hanya beberapa tempat

praktik dokter gigi yang berjarak ± 5 km dan RSUD yang berjarak ±27 km

dari tempat praktik. Sehingga jika dilihat dari jumlah pasien kunjungan per

hari memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap perawatan dokter gigi,

namun belum diimbangi juga dengan ada pelayanan kesehatan gigi. Hal ini

dapat menjadi peluang yang besar dalam melakukan pelayanan kesehatan

gigi.

15) Daerah yang Potensial Komunitasnya

16) Indikator tempat yang berkembang dengan baik dapat dilihat dari

pertambahan perumahan serta ekonomi tempat praktik.

Desain rancangan tempat praktik dibuat agar pasien tidak merasa takut datang

ke dokter gigi, waktu tunggu menjadi nyaman, dan merasa seperti rumah sendiri

dengan cara :

a. Menggunakan panduan warna cat dinding yang lembut dan baik.


b. Membuat sirkulasi udara tidak terjebak pada satu ruangan dan

menambahkan serta mengatur pendingin udara pada ruang pelayanan

dokter gigi.

c. Menambahkan tanaman penghias pada sudut ruangan.

d. Pemasangan televisi berukuran sedang pada ruang tunggu.

e. Penyediaan tempat duduk yang nyaman.

f. Pengelolaan limbah medik dan non medik dilakukan secara terpisah.

Limbah cair dari klinik akan dialirkan ke septik tank pembuangan

rumah melalui saluran pipa tertutup kedap air dan terpisah dengan air

bersih, sedangkan limbah medis dibedakan dengan limbah domestik

yang nantinya akan dibawa ke RSUD untuk dimusnahkan.

g. Penyediaan air bersih berasal dari air sumur dan penampungan air

yang berada di tower, sisi belakang rumah yang disalurkan ke ruang

praktik melalui pipa bersih.

Rencana Fisik Bangunan

a. Luas Bangunan ± 10 x 10 m2

b. Luas ruang praktik 4 x 5 m2

c. Luas Tanah 12 x 15 m2

d. Ergonomisitas tata ruangan

e. Luas dan suasana ruang tunggu yang nyaman dan disesuaikan dengan alur

pasien

f. Pembangunan dikonsultasikan dengan ahlinya, meliputi :

g. Fondasi, listrik saluran air masuk dan keluar


h. Saluran udara/ac dan saluran angin untuk dental unit

i. Interior (washable), SPAL (Sarana Pembuangan Akhir Limbah)

j. Parkir

3.2 Persiapan Praktik

1) Modal

Rencana modal awal yang akan digunakan untuk mendirikan tempat praktik dan

menyiapkan inventarisasi alat.

2) Lokasi

Terletak di kawasan perumahan dekat kawasan jalan raya, ruko, PT. AMP

(pabrik sawit), dan Bank nagari .

3) Pembuatan surat izin

Surat izin terdiri dari surat izin mendirikan bangunan, surat izin limbah. Surat

izin ini dibuat melalui tahap yaitu: mulai dari ACC para tetangga, RT/RW,

kelurahan, kecamatan kemudian ke balai kota. Selain itu juga yang sangat

penting harus melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan melampirkan surat

keterangan dari Puskesmas setempat yang telah melakukan pengujian terhadap

air, aliran / penampungan limbah serta surat izin praktik dari dinas setempat

dengan ketentuan sbb:

Syarat-Syarat :

a) Surat tanda Registrasi (STR) asli

b) Fotocopy ijazah dokter

c) Surat rekomendasi dan organisasi profesi

d) Photo 4x6 sebanyak 2 lembar 3x4 sebanyak 1 lembar


e) Materai Rp 6000 sebanyak 1 lembar

Sebelum mengajukan SIP harus ada STR terlebih dahulu dimana ketentuannya

adalah sbb :

 Fotocopy ijazah dr/drg, dr sp/ drg sp

 Surat pernyatan telah mengucapkan sumpah/janji (melalui FK/FKG

masing-masing)

 Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dr yang memiliki sip

( cantumkan sip nya) yaitu dari pemerintah

 Sertifikat kompetensi/ surat keterangan kompetensi dari kolegium. Uji

kompetensi untuk lulusan baru setelah april 2007

 Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi

 Pas foto terbaru ukuran 4x6 (4 lembar) dan 2x3 (2 lembar).

4) Persiapan untuk papan nama

Melalui izin Dinas Kesehatan Kabupaten dan Pengurus PDGI wilayah

kabupaten.

5) Persiapan untuk design bangunan dan design ruangan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya design ruangan harus memperhatikan

prinsip ergonomis. Tata letak hanyalah salah satu faktor dalam ergonomis,

banyak faktor lain yang merupakan unsur ergonomis seperti desain warna,

pencahayaan, suhu, dan kualitas udara ruangan, serta desain peralatan yang

digunakan.

6) Persiapan alat (dental unit) dan bahan.


3.3 Tata ruang dan letak alat

A. Desain praktik

Keterangan :

No Keterangan Gambar No Keterangan Gambar


1 Kursi tunggu 16 Dental unit
2 Meja majalah 17 Posisi Operator
3 TV 18 Posisi Asisten operator
4 Dispenser 19 Tong sampah medis
5 Meja resepsionis 20 Tong sampah non medis
6 Lemari Rekam medis 21 Tempat limbah medis
7 Toilet 22 Tempat limbah WC
8 Lab Sederhana 24 Kursi tunggu luar
9 Ruang Kompresor 25 Pintu masuk
10 Meja dokter 26 Pintu ruang praktik
11 AC 27 Pintu belakang
12 Westafel 28 Teras
13 Tempat Alat dan Bahan 29 Tempat parkir
14 Tempat Model studi
15 Sterilisasi alat

Jalan raya
bukitting
gi
pasaman

Lokasi

mussala

3.4 Alur pasien


PASIEN

VIA PHONE

FRONT OFFICE
- Pendataan

- Konfirmasi Perawatan
RUANG TUNGGU

RUANG PERAWATAN

FRONT OFFICE - Administrasi

- Janjian
PULANG

3.5. Analisis SWOT


Analisis SWOT terhadap pelayanan pasien pada praktik kedokteran gigi
adalah sebagi berikut.

Peluang (o) Ancaman (T) Pe


EKSTERN 1. pesaing sedikit 1. Perbandingan ng
AL pelayanan /skill dengan
at
pelayanan sekitar drg
ur
INTERNAL saing
2. Budaya masyarakat an
lebih ke dukun gigi pi
Kekuatan (s) Strategi so (peluang) Strategi st (ancaman) ket
1. tempat lebih 1. Meningkatkan 1. meningkatkan da
nyaman suasana yang aman, pelayanan yang ramah n
2. tempat praktik nyaman dan tentram dan bersahabat untuk ja
strategis, lokasi sehingga pasien tidak menghadapi citra m
mudah dijangkau ragu untuk berobat pesaing yang baik ke
3. pelayanan ramah 2. meningkatkan 2. mengupayakan harga rja
dan bersahabat pelayanan yang ramah pelayanan yang
4. parkir luas dan bersahabat untuk terjangkau
mengurangi angka
kesakitan
Kelemahan (w) Strategi wo (kelemahan Strategi wt (kelemahan
peluang) ancaman)
1. keterbatasan skill 1. meningkatkan skill 1. meningkatkan skill u/
2. drg baru drg memanfaatkan menghadapi citra
3. marketing belum pesaing yang sedikit pesaing baik
teruji dengan cara aktif 2. sebagai drg baru
4. modal terbatas mengikuti seminar meningkatkan promkes
2. sebagai drg baru pada masyarakat karena
meningkatkan promkes budaya yang kental
agar masyarakat lebih
tertarik ke drg
praktik
1. Praktik akan diadakan 6 hari dalam satu minggu (Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu)
a. Dokter gigi 1: Senin, Selasa, Rabu
b. Dokter gigi 2: Kamis, Jumat , Sabtu
2. Jam praktik
a. Dokter gigi 1: jam 16.00-21.00 WIB
b. Dokter gigi 2: jam 16.00-21.00 WIB

Anggaran/Modal
1. Perencanaan Biaya Praktik Mandiri Biaya Investas Tanah dan Bangunan

NO NAMA RINCIAN HARGA JUMLAH


1 Ruko 1 Unit - 220.000.000
2 Pembangunan lanjutan 80 m2 3.000.000 240.000.000
3 Biaya tukang 1 15.000.000 15.000.000
4 Sumur peresapan 1 10.000.000 10.000.000
5 Penjernih air 1 5.000.000 5.000.000
6 Perijinan ( Pengurusan 1 500.000 500.000
SIP dan STR)
7 1 Papan nama klinik 1 1.500.000 1.500.000
8 Perijinan klinik 1 3,000.000 3.000.000
9 Pengolahan limbah 1 5.000.000 5.000.000
Total 500.000.000

2. Biaya Bahan Awal

No Nama Bahan Rincian Satuan Harga Jumlah


Satuan
1 Alginat 10 Pak 100.000 1000.000
2 Alkohol 70% 10 Liter 28.000 280.000
3 Alkohol 90 10 Liter 50.000 500.000
4 Eugenol 5 Botol 350.000 1.750.000
5 Artikulating paper 5 Box 100.000 500.000
6 Benang jahit 10 Gulung 10.000 100.000
7 Betadine 10 Botol 30.000 300.000
8 Bonding 10 Pcs 250.000 2.500.000
9 Celuloid strip 10 Box 110.000 1.100.000
10 CHkm 5 Pcs 200.000 1.000.000
11 Cotton roll 50 Roll 30.000 1.500.000
12 Cresophene 5 Pcs 200.000 1000.000
13 Dentin konsitioner 5 Pcs 400.000 200.000
14 Devital 5 Pcs 400.000 2.000.000
15 Etryl chloride 5 Pcs 100000 500.000
16 Etsa 10 Pcs 60.000 600.000
17 Gips tipe 3 10 Bungkus 30.000 300.000
18 GIC luting 2 Pcs 350.000 700.000
19 Gic restorative 2 Pcs 350.000 700.000
20 Gutap pherca 3 Box 50.000 150.000
21 Jarum citojec 5 Pcs 100.000 500.000
22 Jarum jahit 4 Box 25000 100000
23 Kapas 10 Bungkus 10.000 100.000
24 Komposit 10 Pcs 280.000 2.800.000
25 Liner CaOH 10 Pcs 150000 1.500.000
26 Masker 10 Box 80.000 800.000
27 Paper point 10 Box 40.000 400.000
28 Pehacain 10 Box 80000 800.000
29 Putty elastomer 2 Pcs 1.250.000 2.500.000
30 Saliva ejector 10 Box 50000 500.000
31 Sarung tangan disposibel 5 Box 50000 500.000
32 Spuit 1 cc 50 Box 60000 300.000
33 Tampon 100 Box 20.000 200.000
34 TKF/MTA 5 Box 500.000 2.500.000
endometasone
35 Topical anastesi 5 Pcs 200.000 1.000.000
36 Tumpatan sementara 2 Pcs 150.000 300.000
37 Varnis h 2 Pcs 150.000 300.000
38 Wax 2 Box 40000 80.000
39 Zink phospat cement 2 Pcs 200.000 400.000
40 Amoxicillin syrup 20 Botol 10.000 200.000
41 Amoxicillyn 500 mg 20 Box 25000 500.000
42 Asam mefenamat 500 20 Box 25000 500.000
mg
43 Clindamycin 300 mg 20 Box 25000 500.000
44 Metronidazole 20 Box 30.000 600000
45 Natrium diklofenak 50 20 Box 20.000 400.000
mg
46 Paracetamol 20 Box 20.000 400.000
47 Paracetamol syrup 20 Botol 5000 100.000
Total
80.361.000

3. Biaya Alat
No Jenis Peralatan Rincian Harga Jumlah
Satuan
1 Dental unit 2 30.000.000 30.000.0000
2 Kompresor 1 50.000.000 50.000.000
3 Sterilitator 1 3.000.000 3.000.000
4 Ultrasonic scaller 1 2500.000 2.500.000
5 Light curing 1 2.200.000 2.200.000
6 Probe 5 200.000 1000.000
7 Sonde 20 50.000 1000.000
8 Kaca mulut 20 50.000 1000.000
9 Pinset 20 50.000 1000.000
10 Sonde lurus 20 50.000 1000.000
11 Exavator 20 40.000 800.000
12 Bowl spatula 5 50.000 2.500.000
13 Alat standar set 3 600000 1.800.000
14 Artikulator 2 1000.000 2000.000
15 Baki alumunium 5 50000 250.000
16 Bein +tang 2 20.000.000 40.000.000
dewasa +
cryer+raspatorium
17 Bite block 5 50000 250.000
18 Bunsen 5 70000 350000
19 Bur endo 10 150000 1500000
20 Bur gtc 10 85000 850000
21 Bur polis 10 85000 850000
22 Bur paedo 10 85000 850000
23 Bur karbit 10 35000 350000
24 Arkansas 10 120000 1200000
25 Karving set 10 200000 2000000
26 Matrik 5 100000 500000
27 Moutgard 10 10000 100000
28 Lowspead set 3 1000000 3000000
29 Highspead set 1 2.500.0000 2500.000
30 Ektrripasi 5 50000 250000
31 Endo akses bur 5 30000 150000
32 Endo blok 2 75000 150000
33 Endo box 2 90000 180000
34 Gates giden drill 2 150000 300000
35 Gelas kumur 10 3000 30000
36 Glass lab 6 15000 75000
37 H-file 15-40 3 100.000 300000
38 H file 45-80 3 100.000 300000
39 K file 15-40 3 100.000 300000
40 K file 45-80 3 100.000 300000
41 Reamer 15-40 3 100.000 300000
42 Reamer 45-80 3 100.000 300000
43 Kaliver digital 3 100.000 170000
44 Bak instrumen 10 45000 450000
45 Lentulo 5 150000 750000
46 Lighscure 2 2000000 4000000
bleachint
47 Micro brush 10 50000 500000
48 Mikromotor 2 3000000 6000000
49 Panthom 2 300000 600000
50 Face shield 8 50000 400000
51 Pencepit clemek 6 25000 150000
52 Petridisk 10 5000 50000
53 Pluger 5 100000 500000
54 Spreader 5 100000 500000
55 Protaper 3 400000 1200000
56 Ruber brush 100 10000 1000000
57 Ruber dum 2 600000 1200000
58 Sendok cetak set 5 90000 450000
59 Sendok cetak gtl 5 90000 450000
60 Slaber 5 box 120000 600000
61 Stetoskop 2 1200000 2400000
62 Tensi meter 2 300000 600000
63 Termometer 2 250000 250000
64 Tang anak 2 set 8000.000 8000000
65 Tang orto 2 set 1000000 2000000
66 Press 2 250000 500000
67 Cuvet 2 250000 500000
Total 210.605.000

Modal = biaya pembangunan +biaya bahan awal + biaya alat awal

= Rp. 500.000.000+ 80.361.000+ 210.605.000

= Rp. 790.966.000,-

Karena praktik didirikan berdua maka modal yang disiap kan berdua adalah

= Rp. 790.966.000,/ 2= Rp. 395.483.000

Jadi, modal perorangan untuk membuat praktik adalah Rp. 395.483.000


Penghitungan Total tarif

Jasa
Semi
Variabe Medis keuntunga
N Fix Variabel Total
Terapi l Bersih n 15%
o Cost e tarif
Cost (40%
Cost
jasa)
Rp Rp22,130
Penambala Rp Rp Rp148,86
1 35,94 Rp 8.200
n 22,250 66.390 7
0
Rp Rp49,284
Rp Rp Rp124,54
2 Scaling 35,99 Rp 8.200
11,250 55,445 4
5
Pencabuta Rp Rp18,482
Rp Rp49,28 Rp139,50
3 n 36,76 Rp 8.200
17,250 4 2
2

Rincian biaya Unit Cost , Variable Cost dan Semi Variable Cost adalah sebagai
berikut.
1) Penambalan
a) Fixed cost

Jumla
N Lama h
Bahan Harga Per pasien
o pemakaian
Pasien
Rp
1 Dental unit 5 tahun 9125 Rp 9,863
90,000,000
Rp
2 Sewa gedung 1 tahun 1825 Rp 13,699
25,000,000
Meja dan kursi
2 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
dokter
3 Sterilisator 5 tahun 9125 Rp 1,500,000 Rp 164
5 Light cured 5 tahun 9125 Rp 2,500,000 Rp 274
Lemari alat dan
7 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
bahan
8 Gaji perawat 1 bulan 150 Rp 1,500,000 Rp 10,000
9 Alat standar 1 tahun 1825 Rp 1,000,000 Rp 548
11 kursi tunggu pasien 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
12 meja ADM 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
13 AC 5 tahun 9125 Rp 2,500,000 Rp 274
14 Dispenser 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
15 Gunset 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
17 Televisi 5 tahun 9125 Rp 1,200,000 Rp 132
Total Rp 35,940

b) Variabel cost

Banyak
NAMA HARGA Jumlah barang
NO PER PASIEN
BARANG BARANG barang dibutuhka
n
Rp 50 buah /
1 Masker 1 masker Rp 2,000
100,000 1kotak
50
Rp 1
2 Handscoon pasang/1 Rp 1,600
80,000 handscoon
kotak
Rp 10 pcs
3 Tampon 100 pcs Rp 2,000
20,000 tampon
Povidone Rp
4 190ml 20 ml Rp 1,000
iodine 30,000
Sabun cuci Rp
5 200ml 10 ml Rp 500
tangan 10,000
6 Gelas kumur Rp 15,000 50 pcs 1 pcs Rp 300
Rp
7 Celemek 100 pcs 1 pcs
100,000 Rp 1,000
Rp
8 Suction 50 pcs 1 pcs
50,000 Rp 1,000
Rp
10 Tisue 1 kg 1 pcs Rp 50
50,000
Rp
 11 RK 50 gram 1 gram
500,000 Rp 10,000
Rp
12 Alkohol 1000 ml 100 ml
28,000 Rp 2,800
Total
Rp 22,250

c) Semi variable cost

No Nama brang Harga barang Satuan barang Harga


Perkunjungan
1 Listrik Rp. 500.000 Rp.1600,-/kwH Rp. 3.400
2 Air Rp. 500.000 Rp.1000,-/Liter Rp. 3.400

3 Telepon Rp. 300.000 Rp.1000/menit RP. 2.000,-

Rp. 8.800

Penambalan RK
Total unit cost = fixed cost + variable cost + semi variable cost
= Rp 35,940 + Rp 22,250 + Rp. 8.800

= 66.990

Tarif = total unit cost + jasa 40%+ keuntungan 15%

= Rp 66,990 + Rp59,547 + Rp22,330

= Rp148,867

2) Scaling

a) Fixed Cost

Jumla
N Lama h
Bahan Harga Perpasien
o pemakaian
Pasien
Rp
1 Dental unit 5 tahun 9125 Rp 9,863
90,000,000
Rp
2 Sewa gedung 1 tahun 1825 Rp 13,699
25,000,000
Meja dan kursi
2 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
dokter
3 Sterilisator 5 tahun 9125 Rp 1,500,000 Rp 164
Ultra sonic scaling+
9 5 tahun 9125 Rp 3,000,000 Rp 329
kuret
Lemari alat dan
7 5 tahun 9125 Rp1,000,000 Rp 110
bahan
8 Gaji perawat 1 bulan 150 Rp 1,500,000 Rp 10,000
9 Alat standar 1 tahun 1825 Rp 1,000,000 Rp 548
11 kursi tunggu pasien 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
12 meja ADM 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
13 AC 5 tahun 9125 Rp 2,500,000 Rp 274
14 Dispenser 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
15 Gunset 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
17 Televisi 5 tahun 9125 Rp 1,200,000 Rp 132
Total Rp 35,995

b) Variabel Cost

Banyak
NAMA HARGA Jumlah
NO barang PER
BARANG BARANG barang
dibutuhkan PASIEN
50 buah /
1 Masker Rp 100,000 1 masker Rp 2,000
1kotak
50 pasang/1 Rp
2 Handscoon Rp 80,000 1 handscoon
kotak 1,600
Rp
3 Tampon Rp 20,000 100 pcs 10 pcs tampon
2,000
Povidone Rp
4 Rp 30,000 190ml 20 ml
iodine 1,000
Sabun cuci Rp
5 Rp 10,000 200ml 10 ml
tangan 500
Gelas Rp
6 Rp 15,000 50 pcs 1 pcs
kumur 300
Rp
7 Celemek Rp 100,000 100 pcs 1 pcs
1,000
Rp
10 Tisue Rp 50,000 1 kg 1 pcs
50
Rp
11 Alkohol Rp 28,000 1000 ml 100 ml
2,800
Total Rp 11,250

a) Semi variable cost

Harga
No Nama brang Harga barang Satuan barang
Perkunjungan
1 Listrik Rp. 500.000 Rp.1600,-/kwH Rp. 3.200

2 Air Rp. 500.000 Rp.1000,-/Liter Rp. 3.000

3 Telepon Rp. 300.000 Rp.1000/menit RP. 2.000,-


Total Rp. 8,800
Scalling
Total unit cost = fixed cost + variable cost + semi variable cost
= Rp 35,995 + Rp 11,250 + Rp. 8,800

= Rp 56,045

Tarif = total unit cost + jasa 40%+ keuntungan 15%

= Rp 56,045+ Rp49,818 + Rp18,682

= Rp124,544

3) Pencabutan

a) Fixed cost

Jumla
N Lama h
Bahan Harga Perpasien
o pemakaian
Pasien
Rp
1 Dental unit 5 tahun 9125 Rp 9,863
90,000,000
Rp
2 Sewa gedung 1 tahun 1825 Rp 13,699
25,000,000
Meja dan kursi
2 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
dokter
Rp
3 Sterilisator 5 tahun 9125 Rp 164
1,500,000
Lemari alat dan
7 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
bahan
Rp
8 Gaji perawat 1 bulan 150 Rp 10,000
1,500,000
9 Alat standar 1 tahun 1825 Rp 1,000,000 Rp 548
Rp
10 Tang cabut dewasa 5 tahun 9125 Rp 1,096
10,000,000
11 kursi tunggu pasien 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
12 meja ADM 5 tahun 9125 Rp 2,000,000 Rp 219
13 AC 5 tahun 9125 Rp 2,500,000 Rp 274
14 Dispenser 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
15 Gunset 5 tahun 9125 Rp 1,000,000 Rp 110
17 Televisi 5 tahun 9125 Rp 1,200,000 Rp 132
Rp
Total
36,762

b) Variabel Cost

Banyak
NAMA Jumlah barang
NO HARGA PER
BARANG barang dibutuhka
BARANG PASIEN
n
50 buah /
1 Masker Rp 100,000 1 masker
1kotak Rp 2,000
50 pasang/1 1
2 Handscoon Rp 80,000
kotak handscoon Rp 1,600
10 pcs
3 Tampon Rp 20,000 100 pcs
tampon Rp2,000
Povidone
4 Rp 30,000 190ml 20 ml
iodine Rp 1,000
Sabun cuci
5 Rp 10,000 200ml 10 ml
tangan Rp 500
6 Gelas kumur Rp 15,000 50 pcs 1 pcs
Rp 300
7 Celemek Rp 100,000 100 pcs 1 pcs
Rp 1,000
8 Suction Rp 50,000 50 pcs 1 pcs
Rp 1,000
20 buah /
9 Ph cain Rp 100,000 1 pcs
kotak Rp 5,000
10 Tisue Rp 50,000 1 kg 1 pcs
Rp 50
11 Alkohol Rp 28,000 1000 ml 100 ml
Rp 2,800
Total Rp 17,250

c) Semi Variabel Cost

Harga
No Nama barang Harga barang Satuan barang
Perkunjungan
1 Listrik Rp. 500.000 Rp.1600,-/kwH Rp. 3.200
2 Air Rp. 500.000 Rp.1000,-/Liter Rp. 3.000

3 Telepon Rp. 300.000 Rp.1000/menit RP. 2.000,-


Total Rp. 8,800
Pencabutan
Total unit cost = fixed cost + variable cost + semi variable cost

= Rp 36,762 + Rp 17,250+ Rp. 8,800

= Rp 62,776

Tarif = total unit cost + jasa 40%+ keuntungan 15%

= Rp 62,776+ Rp55,801 + Rp20,925

= Rp139,502
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dokter gigi dalam memberikan suatu perawatan tidak luput mementingkan

desain ruangan perawatan dan ruangan administrasi untuk masalah ini adalah

untuk upaya untuk menarik dan mempertahankan pasien baru untuk itu perlunya

dibuatkan perencaan praktik dokter gigi. Perencanaan dokter gigi harus

mempersiapkan persyaratan dalam pembuatan suatu praktik menurut undang-

undang, sistem perizinan suatu praktik, perhitungan cost (fixed cost, variabel cost,

semi variabel cost, total cost) dan metode swot dalam perancanaan dalam

pembuatan praktik dokter gigi. Semua perencanaan harus disusun dengan

sedemikian rupa untuk dapat mewujudkan praktik dokter yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Ali dkk. 2005.Kemitraan Dalam Hubungan Dokter–Pasien. Konsil kedokteran


gigi
Depkes RI. 2004. UUno. 29 tahun 2004 Tentang Praktik kedokteran
Depkes RI.2009. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dewa Ayu Putu Gek Mega Suryasih Putri, Ni Kd. Fiora Rena Pertiwi, Ni Made
Sri Nopiyani.2018. Manajemen pengelolaan limbah medis di praktik
dokter gigi Kabupaten Tabanan. BDJ, Volume 2, Nomor 1, Januari - Juni
2018: 9-16

Freddy, R. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka utama

Mayank Das,Devina Pradhan, Lokesh Sharma, Kumari Pallbi Sinha, Shradha


Mohanty, Mandar Todkar.2018. An Insight to Dental Practice
Management: A Literature Review. Int J Oral Health Med Res
2018;5(1):54-56
Permenkes. 2011. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011 TENTANG KLINIK
Permenkes.2011. izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran. Departemen
Kesehatan. 2007. Permenkes RI No 1295/MENKES/PER/XII/2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dep Kes.
Rahmilia, yulia. 2015. Pengaruh Reputasi Klinik Dokter Gigi Terhadap
Rekomendasi Dan Loyalitas Pasien. Jurnal Manajemen dan Pemasaran
Jasa Volume 8, No.1
Sariningsih, Endang.2008. INGINKAH ANDA MEMPUNYAI BANYAK
PASIEN ? . Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (3): 196-199
Tamara, A. 2016. Implementasi Analisis Swot Dalam Strategi Pemasaran Produk
Mandiri Tabungan . Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.3,
Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan

25

Anda mungkin juga menyukai