Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 17
MODUL 1 MANAJEMEN PRAKTIK KEDOKTERAAN GIGI

Disusun oleh : Kelompok 1


Irmawati 1310015091

Adelia Caesarini 1310015103


Cynthia Clarissa 1310015104
Dini Sylvana 1310015107

Siti Nur Azizah 1310015109

Frediyuwana Dharmaswara 1310015114

Andre Kusuma R 1310015116

Tutor : drg. Sinar Yani, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
terselesaikannya laporan DKK (Diskusi Kelompok Kecil). Laporan ini dibuat sesuai dengan
gambaran jalannya proses DKK kami, lengkap dengan pertanyaan pertanyaan dan jawaban
yang disepakati oleh kelompok kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
proses pembuatan laporan DKK ini. Pertama, kami berterima kasih kepada drg. Sinar Yani,
M.Kes selaku tutor kami yang telah dengan sabar menuntun kami selama proses DKK.
Terima kasih pula kami ucapkan atas kerja sama rekan sekelompok di Kelompok 1, Tidak
lupa juga kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
mencari informasi maupun membuat laporan DKK.
Akhir kata, kami sadar bahwa kesempuranaan tidak ada pada manusia oleh sebab itu,
kami mohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai referensi atau perkembangan
pengetahuan.

Samarinda , Maret 2016


Hormat kami,

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................ 1


Daftar isi................................................................................................................... 2

BAB 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 3
1.2. Tujuan......................................................................................................... 3

BAB 2 Pembahasan
2.1 Step 1 : Identifikasi Istilah Asing................................................................ 4
2.2 Step 2 : Identifikasi Masalah....................................................................... 5
2.3 Step 3 : Curah Pendapat............................................................................... 5
2.4 Step 4 : Peta Konsep.................................................................................... 7
2.5 Step 5 : Learning Objective......................................................................... 8
2.6 Step 6 : Belajar Mandiri............................................................................... 8
2.7 Step 7 : Sintesis............................................................................................ 8

BAB 3 Penutup
3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 19
3.2. Saran............................................................................................................... 19

Daftar Pustaka .........................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Praktik sebagai seorang dokter dokter gigi harus dipahami oleh calon

2
dokter gigi sebagai bekal menjadi seorang dokter gigi. Sebuah praktik gigi yang
baik harus dimanajemen dengan baik agar penyelenggaraanya lebih produktif, dan
harus memperhitungakan dengan matang dalam pengeloaan sebuah praktik.
Keberhasilan sebuah praktik dapat ditentukan dari manajemen praktik yang baik.
Seorang dokter gigi harus mengetahui langkah untuk mendirikan sebuah
praktik dengan manajemen yang baik. keberhasilan praktik kedokteran gigi tidak
hanya dari segi kegiatan klinis saja, namun juga menyangkut segi manajemen
praktik.

1.2 TUJUAN
Tujuan pembuatan laporan ini adalah agar mahasiswa khususnya angkatan 2013
Program Studi Kedokteran Gigi, mampu memahami dan menjelaskan serta mampu
melakukan manajemen praktik kedokteran gigi setelah mahasiswa menyelesaikan
pendidikan kedokteran gigi dan profesi kedokteran.

BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO
MANAJEMEN PRAKTIK DOKTER GIGI
Setelah lulus, seorang dokter gigi ingin segera memiliki praktik sendiri. Dengan segera
dokter gigi tersebut menyiapkan semua keperluan untuk mendapat izin mendirikan praktik.
Namun, dokter gigi ini masih menghadapi beberapa masalah yang berhubungan dengan
pemilihan lokasi, pembelian peralatan dan bahan-bahan, desain praktik dokter gigi yang
ergonomis, sanitasi praktik dokter gigi, pengelolaan praktik yang tepat, kebutuhan

3
maintenance dan tim sumber daya manusia, penetapan prosedur standar pelayanan, biaya
perawatan dan pemasaran praktik dokter gigi yang sesuai kode etik. Bagi dokter gigi, hal-hal
tersebut harus diimplementasikan karena dokter gigi akan memberikan pelayanan yang baik.
Dengan itu, dokter gigi berharap praktiknya menjadi lebih baik dan profesional.

2.1 STEP 1 (IDENTIFIKASI ISTILAH ASING)


1. Ergonomis

Ilmu yang mempelajari tentang sifat dan keterbatasan manusia yang digunakan
dalam merancang sistem kerja sehingga menciptakan kondisi yang aman, sehat,
dan nyaman bagi diri sendiri.

2. Sanitasi

Upaya untuk menciptakan kondisi yang baik dalam praktek kesehatan sehingga
mencegah individu bersentuhan langsung dengan limbah dan kotoran.

3. Maintenance

Usaha yang dilakukan untuk memelihara peralatan.

4. Manajemen

Suatu perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pelaksanaan untuk


mencapai hasil yang efektif dan efisien.

5. Implementasi

Pelaksanaan atau penerapan. Jadi arti diimplementasikan adalah dilaksanakan


atau diterapkan.

6. Kode etik

Suatu tatanan nilai dan norma yang disepakati bersama oleh kelompok untuk
melakukan suatu kegiatan.

2.2 STEP 2 (IDENTIIKASI MASALAH)


1. Apa fungsi kita mempelajari manajemen praktek dokter gigi ?

4
2. Bagaimana cara dokter gigi mendapatkan izin praktek ?

3. Apa saja yang dibutuhkan dalam maintenance (peralatan) ?

4. Bagaimana cara menciptakan ruang praktek dokter gigi yang ergonomis ?

5. Bagaimana cara kita melakukan sanitasi di praktek dokter gigi ?

6. Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi praktek ?

7. Bagaimana pemasaran praktek dokter gigi yang sesuai kode etik ?

8. Bagaimana cara mempersiapkan tim SDM yang baik dalam praktek dokter gigi ?

9. Bagaimana cara penetapan prosedur standar pelayanan di praktek dokter gigi ?

2.3 STEP 3 (CURAH PENDAPAT)


1. Fungsi kita untuk mempelajari manajemen praktik dokter gigi adalah :

a. Mempertahankan praktek yang sudah kita dirikan

b. Menciptakan kepuasan bagi pasien

2. Cara mendapatkan izin praktek (SIP)

a. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter gigi yang masih berlaku setelah lulus
dari UKDGI, yang diterbitkan dan dilegalisir oleh Konsil Kedokteran Indonesia
(KKI).

b. Punya tempat praktek serta keterangan dan sarana pelayanan kesehatan.

c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi yaitu PDGI setempat.

d. Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar dan 3x4 sebanyak 2 lembar.

e. Kemudian SIP akan berlaku sesuai masa berlaku STR selama 5 tahun.

3. Cara melakukan maintenance :

a. Sterilisasi

5
b. Dental kabinet (untuk menyimpan alat dan bahan). Ada yang mobile kabinet yaitu
meja yang dapat bergerak untuk menaruh alat yang akan dipakai untuk tindakan.

c. Pengecekan alat.

4. Sesuai dengan prinsip ergonomis, yaitu :

a. Eliminate : mengurangi alat dan gerakkan yang tidak perlu.

b. Combine : gabungkan 2 alat dan gerakkan yang lebih.

c. Rearrange : persiapkan alat-alat, prosedur, jadwal yang baik.

d. Simplify : menyederhanakan alat-alat dan prosedur.

5. Cara melakukan sanitasi di tempat praktek dokter gigi adalah dengan cara :

a. Pembuangan limbah klinis dan non klinis harus dipisahkan, bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan.

b. Kontrol infeksi dengan cara sterilisasi.

6. Pertimbangan pemilihan lokasi praktek :

a. Personal factor : pertimbangan dari dokter itu sendiri. Misalnya buka praktek sendiri
dirumah.

b. Profesional factor : misalnya dekat dengan universitas agar dapat bekerja sama dan
dapat dirujuk.

c. Economic factor : strategis.

7. Pemasaran yang sesuai kode etik adalah

a. Harga sesuai/rasional, yang dapat diterima oleh pasien.

b. Plang dan iklan ? PR!

8. Operator, assisten operator, receptionist, cleaning service, penjaga keamanan/tukang


parkir.

9. Mengikuti buku panduan dokter gigi KemenKes.

6
2.4 KERANGKA KONSEP

SOP MODAL

IZIN KEUNTUNGAN
& KERUGIAN

PRAKTEK KG
:
PRIBADI

BERSAM
A

MANAJEMEN SDM
BIAYA

LOKASI PENYIMPANAN
ALAT & BAHAN

RUANG SANITASI
PRAKTEK
(ERGONOMIS)

2.5 STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)


1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Perijinan Praktek Dokter Gigi
Pribadi, Praktek Dokter Bersama, dan Klinik.

2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Manajemen Prakter Dokter


Gigi sesuai SOP yang meliputi :

a. Biaya

7
b. Lokasi

c. Ruang praktek

d. Sanitasi

e. SDM

f. Penyimpanan Alat dan Bahan

3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan tentang Kuntungan dan Kerugian


Praktek dokter Gigi Pribadi, Bersama, dan Klinik.

2.6 BELAJAR MANDIRI


Pada tahap ini kami melakukan belajar mandiri sesuai dengan learning objectives yang telah
dirumuskan.
2.7 STEP 7 (SINTESIS)

1. Perizinan Praktik Pribadi, Bersama Dan Klinik

Setiap Dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik


kedokteran pada sarana pelayanan kesehatan atau praktik perorangan wajib
memiliki SIP. Untuk memperoleh SIP dokter dan dokter gigi yang bersangkutan
harusmengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kotatempat praktik kedokteran dilaksanakan dengan melampirkan :
a. Foto copy surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi
dokter gigi yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang
masihberlaku yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik;
c. surat rekomendasi dari Organisasi Profesi di wilayah tempat akan praktik
d. Foto copy surat keputusan penempatan dalam rangka masa bakti atausurat bukti
telah selesai menjalankan masa bakti atau surat keteranganmenunda masa bakti
yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
e. pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3 x 4sebanyak 2
(dua) lembar;
(Peraturan Menteri Kesehatan,2005)

8
Dalam pengajuan permohonan SIP harus dinyatakan secara tegas
permintaan SIP untuk tempat praktik Pertama,Kedua atau Ketiga (Peraturan Menteri
Kesehatan, 2005).
Dokter atau dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan diberikan
SIP untuk 1 (satu) tempat praktik.SIP berlaku sepanjang Surat TandaRegistrasi masih
berlaku dan tempat praktik masih sesuai dengan yangtercantum dalam SIP (Peraturan
Menteri Kesehatan, 2005).
SIP diberikan kepada dokter atau dokter gigi paling banyak untuk 3
(tiga)tempat praktik, baik pada sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah,swasta
maupun praktik perorangan.SIP 3 (tiga) tempat praktik sebagaimana dimaksud dapat
beradadalam 1 (satu) Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota lain baik dari Propinsi
yang sama mapun Propinsi lain. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan
SIP harus mempertimbangkan keseimbangan antara jumlah dokter gigi yang telah ada
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan, 2005) .
Perbedaan pada perizinan praktek pribadi dan bersama yaitu pada praktek
pribadi yang memberikan pelayanan kesehatan hanya 1 (satu) orang dimana SIP dan
STR dokter tersebut yang tercantum pada dinas kesehatan sedangkan pada praktek
bersama yang mengurus perizinan yang menjadi pencetus dalam praktek bersama dan
dokter lain yang menjadi/bergabung pada praktek bersama juga harus dicantumkan
nama dan SIP-nya (Peraturan Menteri Kesehatan, 2005 ).

PERIZINAN KLINIK
Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izindari
pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkanrekomendasi dari dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat.Dinas kesehatan kabupaten /kota mengeluarkan
rekomendasisetelah klinik memenuhiketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan
ini.Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecgali untuk kepemilikanperorangan;
c. identitas lengkap pemohon;
d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerahseternpat;

9
e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milikpriuaai atau surat kontrak minimal
selama 5 {lima) ta-hun bagi yangmenyewa bangunan untuk penyelenggaraan
kegiatan ;
f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan UpayaPemantauan
Lingkungan (UPL);
g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasikepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, danperalatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
(Peraturan Menteri Kesehatan, 2011)

Izin klinik (1) diberikan untukjangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang denganmengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum
habismasa berlaku izinnya.Pemerintah daerah kabupaten kota, dalam waktu 3 (tiga)
bulan sejakpermohonan diterima harus menetapkan menerima atau
menolakpermohonan izin atau permohonan perpanjangan izin.Permohonan yang tidak
memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah daerah kabupaten kota dengan memberikan
alasan penolakannyasecara tertulis (Peraturan Menteri Kesehatan, 2011) .

2. Manajemen Praktik Dokter Gigi Pribadi, Praktik Dokter Gigi


Bersama dan Praktik Klinik Dokter Gigi
a. Manajemen ruang praktek yang sesuai dengan prinsip
ergonomis

Lingkungan Kerja Ergonomik


Ergonomik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara
manusia dengan lingkungan kerjanya dan efek lingkungan kerja terhadap kesehatan
dan kesejahteraan. Kaitan antara faktor fisik dan psikologikal berperan dalam
menciptakan lingkungan praktik bebas jenuh. Area kerja yang didesain secara
ergonomik akan membuat staf kerja melakukan tugasnya secara efisien. Dengan
mempelajari pola kerja, memungkinkan untuk membuat desain lingkungan kerja
sesuai kemampuan dan kebutuhan para staf. Menciptakan lingkungan kerja yang
ergonomik akan membuat pekerjaan lebih efisien dan produktif serta mengurangi

10
ketidaknyamanan dan kecelakaan. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang
ergonomik dapat mengikuti empat panduan, yaitu :
1. Lingkungan fisik
2. Prinsip waktu dan pergerakan
3. Posisi tubuh
4. Pemilihan peralatan kerja

1. Lingkungan Fisik

Faktor fisik meliputi warna, cahaya, suara, kelembaban udara, ruangan, perabotan
dan peralatan. Warna berperan penting dalam memunculkan persepsi bagaimana
praktik terhadap pasien dan kesehatan, produktivitas dan moral staf. Desain ruang
kerja yang atraktif, ceria dan efisien mencerminkan keprcayaan diri staf dan
kenyamanan pasien. Ruangan kerja yang membosankan, tidak rapi dan kotor akan
membuat pasien ragu-ragu.
a. Tata Ruang

Tata ruang secara ergonomi dalam praktek dokter gigi :


Dalam praktek dokter gigi, ruang periksa merupakan ruang utama dimana tata
letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi dengan memberi kenyamanan
dan kemudahan bagi dokter gigi, perawat gigi maupun pasien ketika proses
perwatan tengah dilakukan. Luas ruang periksa harus cukup, karena
didalamnya terdapat berbagai perlatan dan tentunya minimal satu dental unit
yang wajib terdapat di dalamnya. Untuk satu dental unit, minimal luas ruang
periksa adalah 2,5 x 3,5 meter. Dalam peletakkannya,yang perlu diperhatikan
adalah letak dental unit. Dimana dental unit dapat direbahkan/dipanjangkan
hingga 1,8 2 meter. Dibelakang dental unit diberi space sebesar 1 meter
untuk static zone. Sehingga jarak ideal antara bagian bawah dental unit dengan
dinding belakang adalah 3 meter. Dimana dapat diletakkan dental cabinet pada
dinding belakang yang menempel pada dinding. Space sisa 1 meter dapat
digunakan untuk meletakkan mobile cabinet di static zone. Kemudian lebar
dental unit adalah sekitar 0,9m dan apabila tray dalam kondisi terbuka dapat
mencapai 1,5 meter. Jarak masing masing samping dental unit minimal 0,8
m un tuk operators zone dan assistants zone.
b. Temperatur
Temperatur ideal ruang receptionis sebaiknya 72 F ( 22C). Temperatur ideal

11
untuk ruang klinisi lebih rendah yaitu 68F sampai 70F ( 20-21C) karena
ruang tersebut tertutup dan memiliki penerangan yang hangat. Pergantian
udara sebaiknya konstan.
b. Pencahayaan
Pada ruangan reseptionis pencahayaan yang lebih decorative
dipilih, misalnya meja, floor lamps yang cukup untuk membaca.
Ruang bisnis, laboratorium dan ruang sterilisasi sebaiknya
menggunakan fluorescent lighting yang memilki radiasi yang sedikit
panas. Pencahayaan tambahan dibutuhkan di ruang klinisi untuk
prosedur dan di laboratorium.

d. Wall dan floor covering


Penggunaan warna yang menenangkan, relaxing, dan tidak terkesan terlalu
ramai. Wall covering termasuk cat wallpaper atau keduanya. Pemilihan floor
covering dengan karpet yang tahan lama cocok untuk ruang reseptionis,
administrative dan dentists private office. material untuk control infeksi
seperti vinyl cocok untuk ruang sterilisasi.

e. Traffic control
Perabot ruangan sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga ketika pasien
masuk ke dalam klinik akan menimbulkan kesan yang nyaman. Ruangan yang
trepisah sebaiknya disediakan untuk pasienyang akan check in dan check out.
Di bagian belakang klinik sebaiknya didesain untuk kemudahan masuknya dan
keluarnya dental team tanpa timbul kekacauan.

f. Sound control
Ruang praktik sebaiknya meminimalkan suara dari ruang yang satu dengan
yang lain. Music sebaiknya diputar untuk mengalihkan perhatian.
g Privacy
Ruang khusus membutuhkan privasi. Ruang administrative sebaiknya
didesain dengan privasi yang baik khususnyua jika pasien akan mendiskusikan
masalah keuangan dengan staff bisnis.

i. Ruangan

12
Pada dental office sebaiknya memillih ruangan : reception area,
sterilization area administrative area, clinical treatment area, the
dentists private office, dental laboratory.

2. Prinsip Waktu dan Pergerakan


Dalam konsep four handed dentistry ini, suatu praktik dokter gigi terdiri dari
dokter gigi dan asisten. Dokter gigi dan asisten ini memiliki keterampilan masing-
masing sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat mencapai tujuan tujuan
yang diharapkan. Sistem Sistem four handed dentistry meliputi posisi komponen
(dokter gigi dan asisten), peran komponen yang dihubungkan dengan tata letak
peralatan di dental unit dan posisi pasien dalam suatu praktik dokter gigi.
Berikut ini pembagian posisi kerja dokter gigi dan perawat gigi, yang
dibagi menjadi 4 zona :
a. Static zone arah jam 11 2 merupakan zona tanpa pergerakan
dokter gigi maupun perawat gigi. Serta merupakan zona yang tidak
terlihat oleh pasien. Sehingga dapat digunakan untuk meletakkan
mobile cabinet dan alat alat yang mungkin dapat membuat takut
pasien.
b. Assistants zone arah jam 2 4 merupakan zona pergerakan
perawat gigi.
c. Operators zone arah jam 8 11 merupakan zona pergerakan dokter
gigi.
d. Transfer zone arah jam 4 8 merupakan zona dimana alat
dipertukarkan antara dokter gigi dan perawat gigi.

Berikut ini adalah peran komponen yang dihubungkan dengan tata letak
peralatan di dental unit dan posisi pasien, diantaranya :
Bidang perawatan (operatory-field)dibentuk sedemikian rupa sehingga
terdapat ruang bebas, baik bagi asisten, dokter gigi dan pasien. Kondisi ini
bertujuan agar pasien tidak merasa terkurung oleh doter gigi maupun asisten.

Asisten harus lebih sering menangani peralatan misalnya saliva ejector,


suction pump, handpiece dan bor, sehingga dokter gigi tidak perlu
melakukannya sendiri dan lebih berkonsentrasi langsung pada perawatan
pasien.

Letak peralatan yang harus ditangani asisen lebih banyak berada pada sisi
asisten untuk memudahkan pemindahan alat ke dokter gigi. Posisi alat berada

13
di depan asisten dan jangan di samping asisten, agar tidak perlu melakukan
gerakan tubuh memutar.

Asisten juga harus berada di daerah yang bebas agar mudah memindahkan alat
tanpa melewati dada pasien.

Tujuan
Mempercepat proses perawatan gigi yang diberikan pada pasien dan mengurangi
kelelahan baik untuk pasien dan tenaga pekerjaan Untukmendapatkan hasil yang
optimal pada pekerjaan dokter gigi. hal ini dapat dicapai dengan mengusai
pengetahuan dan teknik kerja.

Untuk bekerja secara efisien. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan dengan cara
meletakkan peralatan dan bahan disusun secara berurutan dengan tahap prosedur
kerja yang dilakukan.

Supaya dokter gigi dapat bekerja dengan nyaman. Hal ini dapat dicapai dengan
cara meletakkan dental chair, meja peralata, lampu serta posisi operator dan
asistennyaUntuk mendapatkan kepercayaan dari pasien.

kerja yang efisien dan kenyamanan pasien akan memberikan rasa kepercayaan
pasien kepada dokter gigi dan membina hubungan yang positif antara pasien
dengan dokter gigi.

Mencegah terjadinya pergerakan yang menegangkan otot serta perpindahan


pandangan dokter gigi dari daerah mulut pasien, sehingga menghindari kelelahan
mata operator. Kelelahan mata tersebut dapat dihindari jika posisi kerja dokter gigi
dan asistennya yang benar, dan penggunaan dental light yang benar sehingga
pencahayaan yang diterima baik sehingga dalam hal ini peran asisten sangat
dibutuhkan agar kerja dokter gigi lebih efektif dan efisien.

3. Posisi Tubuh
Posisi tubuh dokter maupun pasien sangan menentukan efektifitas kerja.Khusus
bagi dokter posisi kerja yang baik akan memberikan dampak yang baik bagi
kinerja dan ketahanan kerja.Sedangkan bagi posisi yang baik pada pasien ,akan
mempermudah akses dan visibilitas dokter gigi.
Prinsip Penerapan Ergonomi Dalam Praktek Dokter gigi

14
a. Work in Neutral Postures (bekerja dalam posisi netral). Reduce Excessive
Force (mengurangi beban yang berlebihan).Tekanan yang berlebihan pada otot
akan berpotensi menyebabkan kelelahan dan cedera.

b. Keep Everything in Easy Reach (membuat semua mudah untuk dijangkau).


Benda yang paling sering digunakan harus berada di daerah jangkauan tangan,
susun kembali daerah kerja dan semakin mudah dalam gerakkan.

c. Work at Proper Heights (bekerja dengan ketinggian yang seasuai). Dari


pengalaman baik adalah bahwa kebanyakan pekerjaan harus dilakukan didekat
sekitar tingginya, apakah duduk atau berdiri. Pekerjaan lebih berat adalah
sering terbaik melakukan lebih rendah dari tingginya siku. Ketepatan bekerja
atau pekerjaan secara visual keras adalah sering terbaik melakukan didekat
kemuliaan di atas.

d. Reduce Excessive Motions (mengurangi gerakan berlebihan). Kurangi jumlah


gerakan selama kerja, baik lengan, jari maupun punggung.

e. Minimize Fatigue and Static Load (memperkecil kelelahan dan beban statis)
.Berada dalam posisi kerja yang sama untuk beberapa waktu dikenal sebagai
beban statis. Ini menyebabkan kegelisahan dan kelelahan dan dapat
menghambat pekerjaan.

f. Minimize Pressure Points (memperkecil tekanan). Pada beberapa pekerjaan kita


harus hati-hati terhadap poin-poin tekanan berlebihan, yang sering disebut
tekanan kontak.

g. Provide Clearance (menyediakan tempat yang sesuai/ memeriksa ksesuaian


tempat). Pekerjaan pada Area tertentu perlu untuk disediakan ruang cukup
untuk kepala, lutut dan kaki.

h. Move, Exercise and Stretch (pindah tempat; bergerak, dan mereregangkan otot
dan sendi). Agar tidak mudah lelah tubuh perlu digerakkan dan diregangkan.
2.2.10. Maintain a Comfortable Environment (melihara suatu lingkungan yang
nyaman).Jaga leher tetap lurus,Jaga agar Siku dalam posisi yang benar dan
bahu bersantai. Salah satu jalan yang paling sederhana untuk mengurangi
kelelahan manual adalah untuk menggunakan alat bantu yang sesuai. Memakai

15
bantalan pada tangan untuk pekerajaan-pekerjaan tertentu akan mengurangi
beban kerja. Merubah tata letak/ruang untuk meminimalkan gerakan. Ada
Kecenderungan lengan bawah mengalami kontak langsung terhadap tepi yang
keras suatu meja kerja yang akan menciptakan suatu titik tekanan.
Dihilangakan dengan memasang lapisan yang elastis pada tepi itu dan biasanya
ini akan membantu.

4. Pemilihan Peralatan Kerja


Hendaknya seorang dokter gigi mempersiapkan secara matang macam-macam
alat yang akan digunakan pada saat menangani pasien.Hal ini dilakukan agar
efisiensi dan efektifitas kerja tetap terjaga.

b. Manajemen sanitasi
i. Pengelolaan Limbah, dibedakan berdasarkan sampah medik dan non medik.
ii. Sterilisasi, dapat berupa panas kering atau menggunakan autoclave.
iii. Pengelolaan Air

Air harus bersih dengan pengelolaannya seperti instalasi air yang


tersembunyi dan tidak banyak belokan, serta penggunaan air harus diolah
terlebih dahulu atau dilakukan penyaringan.

c. Manajemen Sumber Daya Manusia


Pada pratik dokter gigi dibutuhkan pengelolaan sumber daya manusia
yang baik. Sumber daya manusia itu sendiri terdiri dari dokter
gigi/operator, asisten dokter gigi, resepsionis, office boy dan petugas
keamanan. Masing-masing memiliki peranan penting dalam
menciptakan lingkungan kerja praktik yang efektif dan efisien.

d. Manajemen penyimpanan alat dan bahan


i. Sistem stok barang dan inventarisasi harus sistematis dan
diperhitungkan dengan baik.
ii. Harus ada pencatatan laporan permintaan penggunaan barang, yang berisi
tentang:
- Tanggal pembelian, jumlah pembelian
- Tanggal pemakaian, jumlah pemakaian
- Tanggal expired
- Sisa stok, pemakaian rata-rata per-bulan
- Daftar kebutuhan
- Harga satuan
iii. Manajemen penyimpanan bahan :
- Lihat detail prosedur penyimpanan masing-masing produk

16
- Beberapa bahan membutuhkan penyimpanan di dalam kulkas dengan suhu
6-10 derajat
- Simpan pada suhu kamar dan tidak terpapar oleh sinar matahari
- Simpan bahan-bahan yang mudah menguap pada tempat yang tertutup rapat
- List pengambilan bahan harus ada checklistnya

2. Kuntungan dan Kerugian Praktek dokter Gigi Pribadi, Bersama, dan Klinik

Keuntungan dari praktek sendiri yaitu :


1. Memegang kendali penuh terhadap kebijakan di tempat praktek dan terhadap
orang-orang yang bekerja disana.
2. Menerima seluruh pendapatan dari hasil praktek.
3. Memiliki privasi lebih besar dibanding praktek bersama.
4. Konflik personal yang terjadi lebih sedikit.
5. Lebih mudah membuat perubahan, menjual prakteknya, atau jika ingin
pindahtempat praktek.

Kerugian dari praktek sendiri yaitu :


1. Tanggung jawab hanya dibebankan ke satu orang.
2. Tergantung dari panggilan setiap waktunya dan tidak ada dokter gigi lain
yang bisa menggantikannya saat dokter gigi tersebut pergi.
3. Bertanggung jawab penuh terhadap semuanya.
4. Pengeluaran masih terus berlanjut bahkan ketika dokter gigi tersebut tidak
adadan pemasukannya jadi berkurang.
5. Sangat terbatas kesempatan untuk berkonsultasi dengan rekan sejawat.

Keuntungan praktek bersama ini, antara lain :


1. Biaya pengeluaran bisa dibagi-bagi.
2. Potensi pendapatannya lebih besar.
3. Lebih bebas untuk tidak praktek karena bisa digantikan oleh rekan sejawat
yang berada di tempat praktek.
4. Kesempatan berkonsultasi lebih besar.
5. Lebih sedikit tanggung jawab manajemen.
6. Lebih bisa mengontrol kualitas.
7. Dapat menghimpun para ahli seperti dokter spesialis.

17
8. Tingkat kuantitas pasien lebih tinggi.

Kerugiannya praktek bersama, antara lain:


1. Struktur organisasinya lebih kompleks.
2. Ada pembagian kontrol pengambilan kebijakan.
3. Konflik personal bisa terjadi.
4. Kemungkinan tejadi ketidakadilan dalam produksi.

Keuntungan dari hubungan praktek asosiasi atau klinik ini, yaitu:


1. Sedikit atau tidak ada modal awal yang dikeluarkan. Oleh karena itu asosiasi
inidapat membuka kesempatan bagi seorang dokter gigi yang baru lulus
danmembutuhkan pengalaman di bidang tertentu untuk mendapatkan
sertifikatspesialisasi yang lagi dikejar.
2. Banyak mendapat pengalaman.
3. Bisa langsung mendapat penghasilan.
4. Sedikit tanggung jawab management

Kerugian dari praktek asosiasi atau klinik:


1. Harus mematuhi peraturan orang lain yang telah ditetapkan.

2. Dokter gigi berada dalam aturan pegawai.


3. Kemungkinan ada batasan penghasilan.
4. Kemungkinan ada keterbatasan pasien

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran pada
sarana pelayanan kesehatan atau praktik perorangan wajib memiliki SIP. Untuk
mendapatkan praktik dokter gigi yang baik, seorang harus melakukan manajemen yang
baik yaitu ; manajemen ruang praktik yang memenuhi prinsip ergonomis, manajemen
penegelolaan alat dan bahan, manajemen sumber daya manusia, serta manajemen
sanitasi. Dan dalam rencana mendirikan praktik kedokteran gigi, seorang dokter gigi
harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari praktik dokter gigi pribadi,

18
praktik dokter gigi bersama dan klinik dokter gigi sesuai dengan kemampuan dan
keinginan dokter gigi tersebut.

3.2 Saran
Dengan mempelajari manajemen praktik kedokteran gigi diharapkan dapat
memberi gambaran dan pengetahuan mengenai tata cara mendirikan sebuah tempat
praktik dokter gigi, baik praktik dokter gigi pribadi, praktik dokter gigi bersama maupun
klinik dokter gigi.
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi
diskusi kelompok, penulisan tugas tertulis, presentasi dan sebagainya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan rekan-rekan angkatan 2013.

DAFTAR PUSTAKA

Arief Cahyanto.2003. Makalah: Aspek Ergonomik di Bidang Kedokteran Gig.


Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran. Bandung.

Buchori. 2007. Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri. USU
Repository.

Lederas S, Felsenfeld AL.2002.Ergonomic and the Dental Office: an overview and


consideration of regulatory influence. J Calif Dent Assoc (online) .Available from
http://www.cda.org/member/pubs/journal/regulatory.html.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011


Tentangklinik

Permenkes Ri No 1419 /Menkes/Per/X/2005 Tentang Penyelenggaraan Praktek Dokter Dan


Dokter Gigi

19
20

Anda mungkin juga menyukai