Anda di halaman 1dari 59

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MENGKONSUMSI MAKANAN KARIOGONIK


TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA
USIA SEKOLAH KELAS V
DI SDN 2 PUYUNG

MIFTAHUL JANNAH

712501S15026

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
TAHUN 2022

i
KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MENGKONSUMSI MAKANAN KARIOGONIK


TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA
USIA SEKOLAH KELAS V
DI SDN 2 PUYUNG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syrarat Mencapai Gelar Ahli Madya


Kesehatan Gigi Pada Program Studi Kesehatan Gigi Jenjang Diploma III
Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram

MIFTAHUL JANNAH
712501S19026

PRODI D-III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
AKADEMI KESEHATAN GIGI KARYA ADI HUSADA MATARAM
MATARAM
TAHUN 2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MENGKONSUMSI MAKANAN KARIOGONIK


TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA
USIA SEKOLAH KELAS V
DI SDN 2 PUYUNG
Disusun oleh :

MIFTAHUL JANNAH

712501S19026

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Untuk Mengikuti Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Kesehatan Gigi Jenjang Diploma III

Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing

Pendamping,

Drs. Irianto, MM drg. Firdha Purti Utami


NIDN. 0013015807

iii
HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MENGKONSUM
SI MAKANAN KARIOGONIK
TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA
USIA SEKOLAH KELAS V
DI SDN 2 PUYUNG

Disusun Oleh:
MIFTAHUL JANNAH
712501S19026

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu
Syarat untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kesehatan
Pada Program Studi Jenjang Diploma III

dewan penguji:

Ketua ,

Drs. Irianto, MM (……………………………………….)


NIDN. 0013015807

Anggota,

Drg. Firdha Putri Utami


NIDN/NIP/NIK (……………………………………….)

Anggota,

Kurnia Erma Puri, S.Tr.Kes. M.Tr.


(……………………………………….)
TGM.
199501052021012045

Mengesahkan
Direktur/ketua jurusan

H.M.Supnawadi,SKM.,Mkes
NIDN,.0823118001

iv
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulia Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua

sumber yang dikutip maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.

Nama : MIFTAHUL JANNAH


NIM : 712501S19026
Tanda Tangan : ...............................

Tanggal : ...............................

vi
KEASLIAN PENELITIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : MIFTAHUL JANNAH
NIM : 712501S19026
Program Studi : D III Kesehatan Gigi
Judul KTI :Hubungan Mengkonsumsi Makanan Kariogonik Terhadap
Kejadian Karies Pada Usia Sekolah Kelas V di SDN 2
Puyung
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil saya sendiri, bukan merupakan pengambilan
data, tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya
Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Mataram,………..
Yang Membuat Pernyataan,

Materai 10.000

MIFTAHUL JANNAH
712501SI9026

vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MIFTAHUL JANNAH


NIM :712501S19026
Program Studi : DIII KESEHATAN GIGI
Jurusan : KESEHATAN GIGI

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk Memberikan kepada


Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya
yang berjudul:

HUBUNGAN MENGKONSUMSI MAKANAN KARIOGONIK


TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA USIA SEKOLAH KELAS V
DI SDN 2 PUYUNG

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : ………………..
Pada tanggal : ………………..

Yang Menyatakan

Materai 10.000

(………………………….)

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Syukur penulis panjatkan kehadirat


illahiRobb,atasi segala pentujuk dan pertolongan-Nya sehingga telah
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “HUBUNGAN
MENGKONSUMSI MAKANAN KARIOGONIK TERHADAP KEJADIAN
KARIES GIGI PADA USIA SEKOLAH KELAS V DI SDN 2 PUYUNG”
tepat pada waktunya.Penulis Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah dalam rangka
memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan pada
program Studi Keperawatan Gigi Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada
Mataram. Di sisi lain, penelitian ini dilaksanankan mengingat pentingnya
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat teradisional dalam kesehatan gigi dan mulut.
Penghargaan setinggi-tingnya dan ucapan terimaksih
jazakumullohukhoironkatsiron kami sampaikan kepada :
1. Bapak H. M. Supnawadi SKM., M.MKes selaku Direktur Akademi

Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram yang telah memberikan

kesempatan untuk menimba ilmu di Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi

Husada Mataram.

2. Ibu Dr. Bq. Mutmainnah, S.Si., M.Si selaku wakil direktur Akademi

Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram sekaligus sebagai ketua

penguji

3. Ibu Kurnia Erma Puri, S.Tr.Kes. M.Tr. TGM selaku ketua program studi

D-III Kesehatan Gigi di Akademi Kesehatan Gigi Krya Adi Husada

Mataram.

4. Bapak Drs. Irianto,MM selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah.

5. Ibu drg. Firdha Putri Utami Selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah.

ix
6. Semua Dosen dan Staf Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada

Mataram.

7. Kedua orang tua bapak Mahsun (Alm) dan ibu Atun yang telah

memberikan do’a dan dukungan selama studi hingga selese.

8. Dan kepada sahabat saya Ismi indriani, Eka zulfiana hidayatul khair, Lalu

arya kemale sangkareang dan Afrilia sukmawati, Huswatun hasanah

selaku rekan penulis yang sudah membantu penulis dalam meyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah

9. Teman-teman seperjuangan terapis gigi Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun, demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Mataram, April 2022

Miftahul jannah

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................v
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN TULISAN.........................................vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
ABSTRAK...........................................................................................................xiv
ABSTRACT..........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................3
B. Rumusan Masalah ................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6
A. Telaah Pustaka .......................................................................................6
B. Landasan Teori......................................................................................18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS........................................20
A. Kerangka Konsep .....................................................................................20
B. Hipotesis....................................................................................................20
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................21
A. Jenis Penelitian..........................................................................................21
B. Definisi Operasional..................................................................................21
C. Populasi dan sampel...................................................................................21
D. Waktu dan tempat......................................................................................24
E. Metode pengumpulan Data........................................................................24
F. Instrumen dan Bahan Penelitian................................................................24
G. Analisis Data............................................................................................. 25
H. Prosedur Penelitian....................................................................................26
I. Etika Penelitian.........................................................................................26
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................27
A. Hasil Penelitian .........................................................................................27
B. Pembahasan...............................................................................................30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................32
A. Simpulan....................................................................................................32
B. Saran..........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
LAMPIRAN...........................................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klafikasi Angka Karies Gigi..................................................................19


Tabel 3.1 Krangka Konseptual .............................................................................20
Tabel 5.1 DistribusiResponden Berdasarkan Konsumsi Makanan Kariogonik Pada
Usia Sekolah Kelas V Di SDN 2
PUYUNG…………………………………………..............................28
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karies Gigi Pada Usia Sekolah Kelas
V Di SDN 2
Puyung………………………………………………………………..28
Tabel 5.3 Hubungan Konsumsi Makanan Kariogonik Dengan Kejadian Karies
Gigi Pada Usia Sekolah Kelas V Di SDN 2 Puyung……………….....29
Tabel 5.4 Uji Chi-square…………………………………………………………30

xii
HALAMAN GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsepsual……………………………………………….20

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian…………………………………………………36


Lampiran 2. Surat Izin Penelitian……………………..……………………… .36
Lampiran 3. Lembar Konsultasi………………………………………………. 38
Lampiran 4. Hasil Uji Chi-Square ……………………………………………..39
Lampiran 5. Dokumentasi ………………..……….............……………………43
Lampiran 6. Tabulasi……………………………………………………….….. 44

xiv
HUBUNGAN MENGKONSUMSI MAKANA KARIOGONIK TERHADAP

KEJADIAN KARIES GIGI PADA USIA SEKOLAH KELAS V DI SDN 2

PUYUNG

ABSTRAK

Makanan kariogenik adalah makanan yang kaya akan gula dan dapat
memicu timbulnya kerusakan gigi. Sifat makanan kariogenik adalah
lengket serta melekat pada permukaaan gigi dan mudah terselip diantara
celah-celah gigi seperti coklat, permen, biskuit, roti, kue-kue dan lain -lain.
Untuk mengetahui hubungan mengkonsumsi makanan kariogenik terhadap
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 2 Puyung. Jenis
penelitian obesrvasi dan pemberian kuesioner.Observasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang karies gigi dimana pemeriksaan karies gigi
dilakukan langsung oleh peneliti.Pemberian kuesioer untuk
mengumpulkan data terkait konsumsi makanan kariogenik. Diketahui
bahwa 49.0% responden menjawab Sering mengkonsumsi makanan
kariogonik dan 51.0% responden menjawab jarang mengkonsumsi
makanan kariogonik. Dapat di ketahui bahwa jumlah karies gigi dengan
katagori sedang lebih banyak yaitu 33,3% (10 orang),katagori rendah
30,0% (9 orang), katagori sangat rendah yaitu 16,7% (5 orang) dan
katagori tinggi yaitu 20,0% (orang). Semakin tinggi frekuensi
mengkonsumsi makanan kariogonik maka semakin tinggi angka karies
gig. begitupun sebaliknya semakin rendah frekuensi mengkonsumsi
makanan kariogonik maka semakin rendah angka karies gigi.and vice
versa,the lower the frequency of consuming cariogenic foods,the lower the
number of dental caries.

Kata kunci : Konsumsi makanan kariogonik,karies gigi,anak usia sekolah

dasar

xv
HUBUNGAN MENGKONSUMSI MAKANA KARIOGONIK TERHADAP

KEJADIAN KARIES GIGI PADA USIA SEKOLAH KELAS V DI SDN 2

PUYUNG

ABSTRACT

Cariogenic foods are foods that are rich in sugar and can trigger tooth decay. The
nature of cariogenic food is sticky and attached to the surface of the teeth and
easily tucked between the cracks of teeth such as chocolate, candy, biscuits, bread,
pastries and others. To find out the relationship of consuming cariogenic foods to
the incidence of dental caries in school-age children in SDN 2 Puyung. Type of
research obesrvasi and questionnaire administration. Observations are used to
collect data on dental caries where the examination of dental caries is carried out
directly by researchers. Giving kuesioer to collect data related to the consumption
of kariogenic foods. It is known that 49.0% of respondents answered Frequently
consume cariogonik food and 51.0% of respondents answered rarely consume
curry food, and it can be known that the number of dental caries with medium
catalyphs is more, namely 33.3% (10 people), low category 30.0% (9 people),
very low category is 16.7% (5 people) and high catgori is 20.0% (people). The
higher the frequancy of consuming cariogenic foods,the higher the number of
dental caries. and vice versa,the lower the frequency of consuming cariogenic
foods,the lower the number of dental caries.

Key word : consumption of cariogenic food, dental caries,elementary school age

children

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karies merupakan penyakit multifaktorial yang melibatkan gigi

(host), substrat, agent atau mikroorganisme dan ditambah faktor waktu.

Karies gigi erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik

(Kemenkes,2013). Menurut Kemenkes RI diantara anak usia 6-12 tahun

yang paling tinggi bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut adalah

usia 5-9 tahun yaitu sebesar 21,6 % (Kemenkes,2013).Anak usia 6-12

tahun pada dasarnya mengalami gigi pergantian, oleh karena itu indeks

yang digunakan adalah indeks def-t pada gigi sulung dan indeks DMF-T

pada gigi permanen. Hasil evaluasi yang dilakukan pada siswa SD

pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut menunjukkan bahwa

prevalensi karies gigi mencapai 62,16%. Indeks DMF-T rata-rata adalah

2,12 sedangkan target nasional untuk tahun 2010 ≤ 2( Budayani et.al,2010)

Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung fermentasi

karbohidrat sehingga menyebabkan penurunan pH plak menjadi 5,5 atau

kurang dan menstimulasi terjadinya proses karies. Apabila anak menyukai

makanan manis dan tidak diimbangi dengan menjaga kebersihan gigi dan

mulut maka akan menyebabkan ganguan pada gigi. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sumini, et. al (2014) menyebutkan bahwa

konsumsi makanan manis dapat menyebabkan karies gigi apabila tidak

diimbangi dengan pengaturan kebersihangigi dan mulut. Pernyataan ini

1
2

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari dan Nuryanto

(2013) yang menyebutkan bahwa sisa makan yang tertinggal di dalam

mulut akan memproduksi lebih banyak asam dan menimbulkan plak,

sehingga mempertinggi risiko karies gigi. Ramayanti dan Indral (2013)

menjelaskan bahwa karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu penyakit

pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin

disebabkan oleh aktivitas metabolisme bakeri dalam plak yang

menyebabkan terjadinya demineralisasi akibat interaksi antar produk –

produk mikroorganisme, ludah dan bagian – bagian dari makanan serta

email gigi. Proses ini terjadi karena metabolisme anaerob dari gula yang

terdapat dalam makanan (WHO 2003).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan

bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi

rusak/berlubang/sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang

mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau

keluar bisul (abses) sebesar 14%. Berdasarkan kelompok umur, proporsi

terbesar dengan masalah gigi dan mulut adalah kelompok umur 5-9 tahun

(67,3%) dengan 14,6% telah mendapat perawatan oleh tenaga medis gigi.

Sedangkan proporsi terendah dengan masalah gigi dan mulut adalah umur

3-4 tahun (41,1%) dengan 4,3% telah mendapat perawatan oleh tenaga

medis gigi. Di Lombok Tengah terdapat 40.10 % masyarakat yang

mempunyai masalah kesehatan gigi berlubang/rusak/sakit (Riskesdas

NTB,2018). Dilihat dari beberapa kelompok umur di Indonesia terjadi


3

kenaikan persentase penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi

dan mulut, dan hal ini tentunya berpengaruh terhadap kesejahteraan

bangsa.

Makanan kariogenik adalah makanan yang kaya akan gula dan dapat

memicu timbulnya kerusakan gigi. Sifat makanan kariogenik adalah lengket serta

melekat pada permukaaan gigi dan mudah terselip diantara celah-celah gigi

seperti coklat, permen, biskuit, roti, kue-kue dan lain-lain.

Makanan kariogenik banyak dijual di pasaran dan sangat digemari

anak-anak, sehingga perlu lebih diperhatikan pengaruh substrat

karbohidrat kariogenik dengan kejadian karies gigi. Hasil Survey awal di

SDN 2 Puyung didapatkan bahwa belum pernah dilakukan pemeriksaan

gigi pada anak-anak di SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan pada 15 anak di

SDN 2 Puyung ditemukan 10 anak yang terdapat karies gigi dalam

kategori sedang 5 anak lainnya dalam kategori sangat rendah.

Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul ” hubungan mengkonsumsi makanan karionegik terhadap kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah

penelitian ini yaitu bagimanakah hubungan mengkonsumsi makanan

kariogenik terhadap kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 2

Puyung Lombok Tengah?.

C. Tujuan Penelitian
4

1) Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan mengkonsumsi makanan kariogenik

terhadap kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN 2 Puyung

Lombok Tengah.

2) Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi konsumsi makanan kariogenik pada anak usia

sekolah di SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

b. Mengidentifikasi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

c. Menganalisis hubungan konsumsi makanan kariogenik terhadap

kejadian karies gigipada anak usia sekolah di SDN 2 Puyung

Lombok Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini menjadi salah satu referensi dalam

meminimalir kejadian karies gigi pada anak usia sekolah serta menjadi

bahan informasi tentang makanan kariogenik.

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

Diharapkan pihak sekolah menyediakan kantin yang

menyediakan makanan yang sehat dan bebas kariogenik.

b. Orang Tua

Diharapkan orang tua menyediakan bekal makanan dari


5

rumah sehingga anak meminimalisir konsumsi makanan kariogenik

c. Siswa/i

Diharapkan dapat menambah pengetahuan anak tentang

bahaya mengkonsumsi makanan kariogenik yang berlebihan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Makanan Kariogenik

a. Definisi

Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung

fermentasi karbohidrat sehingga menyebabkan penurunan pH

plak menjadi 5,5 atau kurang dan menstimulasi terjadinya

proses karies. Makanan yang mengandung sukrosa, kemudian

bakteri Steptococcus mutans. Penebalan plak pada permukaan

gigi terjadi 30-60 menit setelah mengkonsumsi mengubah

sukrosa menjadi suasana asam, keadaan tersebut menyebabkan

berkurangnya permeabilitas plak sehingga plak tidak mudah

dinetralisir kembali (Ramayanti dan Purnakarya, 2013).

b. Makanan Mengandung Karbohidrat

Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat dikelompokkan

menjadi dua golongan yaitu :

1) Karbohidrat sederhana

Merupakan karbohidrat yang terdiri dari dua ikatan

molekul sakarida yaitu monosakarida dan disakarida

memiliki dua bagian seperti sukrosa atau gula tebu dan

laktosa atau gula susu. Sukrosa merupakan gula yang

paling kariogenik karena sintesis polisakarida ekstra sel

6
7

sukrosa lebih cepat dibandingkan glukosa, frukrosa, dan

laktosa. Selain itu sukrosa mempunyai kemampuan yang

lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme

asidogenik dibandingkan karbohidrat lain. Makanan yang

banyak mengandung karbohidrat sederhana seperti ice

cream, manisan, permen dan biskuit yang mengandung gula

(Ramayanti dan Purnakarya, 2013).

2) Karbohidrat kompleks

Merupakan karbohidrat yang terdiri dari atas dua ikatan

monosakarida dan polisakarida. Polisakarida yang penting

adalah pati karena pati menyimpan karbohidrat utama yang

dikonsumsi manusia diseluruh dunia dan terdapat pada

padi-padian, umbu-umbian dan biji-bijian (Ramayanti dan

Purnakarya, 2013).

3) Faktor yang mempengaruhi Makanan Kariogenik

Makanan kariogenik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1) Bentuk dan kondisi makanan

Bentuk dan kondisi makanan merupakan faktor

potensial penurunan pH. Bentuk makanan menentukan

lamanya makanan berada di dalam mulut sehingga

berdampak pada seberapa lamanya penurunan pH atau

aktifitas pembentukan asam. Makanan yang cair lebih

mudah dibersihkan di dalam mulut dibandingkan dengan


8

makanan padat dan bersifat lengket. Konsumsi permen

dan lollipop menyebabkan paparan gula dalam mulut

lebih lama.

Kondisi makanan juga mempengaruhi lamanya

perlekatan makanan dalam mulut. Makanan yang

dikunyah seperti permen karet dan marshmellows

walaupun mengandung kadar gula yang tinggi tetapi

dapat mentrimulasi saliva dan berpotensi rendah untuk

terjadinya perlekatan makanan lebih lama dibandingkan

makanan dengan konsistensi padat atau lengket.

Makanan yang mengandung sedikit karbohidrat

terfermentasi seperti sayuran hijau yang bersifat

kariostatik maka tidak menyebabkan karies (Ramayanti

dan Purnakarya, 2013).

2) Frekuensi makanan kariogenik

Frekuensi mengkonsumsi makanan kariogenik yang

sering menyebabkan meningkatnya produksi asam pada

mulut. Setiap kali mengkonsumsi makanan karbohidrat

yang terfermentasi menyebabkan turunnya pH saliva

yang dimulai 5-15 menit setelah mengkonsumsi

makanan tersebut. Snack yang dikonsumsi dalam

jumlah sedikit tapi frekuensi sering berpotensi tinggi

untuk menyebabkan karies dibandingkan dengan makan


9

tiga kali dan sedikit snack. Selain itu, mengkonsumsi

makanan selingan yang mengandung karbohidrat 20

menit sebelum atau setelah waktu makanan utama

berpeluang menyebabkan bakteri berkembangbiak dan

memproduksi asam dalam rongga mulut. Vitamin dan

mineral memiliki kandungan yang dapat memperbaiki

dan mencegah terjadinya karies gigi, terutama pada

pembentukan gigi.

Vitamin A, B1, C, D, mineral kalsium, fosfor, fluor

dan zinc dapat memperbaiki dan mencegah terjadinya

karies gigi. Kekurangan vitamin A akan merusak

pembentukan email dan dentin, kekurangan vitamin B1

menyebabkan karies meningkat, kekurangan vitamin C

menyebabkan degenerasi odontoblast dan kekurangan

vitamin D akan mengakibatkan hypoplasia enamel dan

dentin. Kekurangan mineral kalium dan fosfor dapat

berakibat terjadinya hypoplasia enamel, kekurangan

mineral flour dan zinc meningkatkan resiko karies

(Ramayanti dan Indral, 2013).

c. Jenis makanan Kariogenik

Terjadinya karies gigi dapat berhubungan dengan

makanan yaitu makanan karbohidrat yang berupa polisakarida,

sukrosa, dan monosakarida. (Touger dan Loveren, 2013).


10

Macam bentuk makanan kariogenik yaitu bentuk cair dan

padat. Bentuk makanan kariogenik padat seperti biskuit dan

permen yang lebih mudah melekat pada gigi, sedangkan

bentuk makanan kariogenik cair seperti es cream dan sirup

tidak mudah melekat pada permukaan gigi sehingga lebih

mudah untuk dibersihkan (Touger dan Loveren, 2010).

2. Karies Gigi

a. Definisi Karies Gigi

Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi struktur

gigi oleh asam yang dihasilkan oleh mikro-organisme dan ditandai

dengan terbentuknya kavitas pada permukaan email, dentin atau

sementum. Perjalanan karies bersifat kronis, tidak dapat sembuh

sendiri, dan akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi bila

tidak dilakukan perawatan.

b. Proses terjadinya Karies gigi

Pada hakikatnya, proses karies gigi berjalan lambat. Proses

karies umumnya juga sudah terjadi lama sebelum tanda-tanda

klinis terlihat. Oleh karena itu, karies gigi dapat disebut juga

sebagai penyakit multifaktor yang kronis.

Salah satu faktor penyebab karies gigi adalah bakteri yang

ada di dalam mulut.Salah satu bakteri tersebut adalah

Streptococus.Bakteri ini berkumpul membentuk suatu lapisan

lunak dan lengket yang disebut dengan plak yang menempel pada
11

gigi. Sebagian plak di dalam gigi ini mengubah gula dan

karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang masih

menempel di gigi menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan

cara melarutkan mineral-mineral yang ada di dalam gigi atau

terjadi demineralisasi.

Bila proses demineralisasi telah terjadi, maka hasil

selanjutnya akan ditentukan oleh kekuatan remineralisasi.

Kemungkinan yang dapat terjadi bisa berupa terhentinya

perkembangan karies gigi jika kemampuan remineralisasi cukup

kuat untuk menanggulangi proses demineralisasi atau terbentuk

karies gigi yang kronis jika proses demineralisasi berlangsung

lambat sementara proses remineralisasi cukup aktif. Selain itu,

kemungkinan lainnya bisa berupa terbentuknya karies jika proses

remineralisasi tidak cukup kuat untuk mengimbangi proses

demineralisasi yang cepat atau berkembangnya erosi jika proses

demineralisasi yang tidak diimbangi dengan proses

remineralisasisedikitpun.

1) Demineralisasi

Komponen mineral gigi tersusun atas hidroksiapatit

(Ca10(PO4)6(OH)6). Dalam keadaan lingkungan netral, mineral

hidroksiapatit ini berada dalam kondisi seimbang dengan

lingkungan lokal (saliva) yang bersupersaturasi dengan ion

kalsium dan fosfat.


12

Hidroksiapatit bersifat reaktif terhadap ion hidrogen ketika

lingkungan berada dalam kondisi pH di bawah 5,5 (pH kritis).

Ketika hal ini terjadi, ion PO 4-3akan berubah menjadi HPO4-2

karena penambahan ion H+. Akibatnya, HPO4-2 yang terbentuk

ini tidak mampu menjaga hidroksiapatit dalam kondisi

seimbang sehingga akhirnya kristal hidroksiapatit larut.

2) Remineralisasi

Proses demineralisasi yang disebutkan sebelumnya dapat

dikembalikan jika pH dinetralisir sehingga terdapat cukup ion

kalsium (Ca2+) dan fosfat (HPO4-3) di lingkungan rongga mulut.

Kondisi remineralisasi ini dapat dicapai baik melalui

kemampuan dapar saliva maupun melalui ion Ca2+ dan HPO4-3

yang tersimpan di dalam saliva.Adanya ion fluoride (F-) dapat

memperkuat reaksiini.

c. Faktor Penyebab Karies GigiFaktor utama penyebab karies

menurut Hermawan ( 2010) adalah:

1) Gigi dan air ludah

Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak

mempermudah terjadinya karies

2) Adanya bakteri penyebab karies

Bakteri penyebab karies adalah dari jenis Streptococcus

dan lactobacillus.

3) Makanan yang kita konsumsi


13

Makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi

seperti permen dan coklat, memudahkan terjadinya karies.

Menurut Kidd, (2013) Faktor penyebab karies adalah plak,

peran karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi, dan

waktu .

a) Plak

Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri

beserta produk-produknya, yang terbentuk pada semua

permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi

secara kebetulan melainkan terbentuk melalui

serangkaian tahapan. Jika email yang bersih terpapar

dirongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan organic

yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama

terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan

terbentuk segera setelah penyikatan gigi. (Kidd, Edwina

A. M.2013).

Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel

terutama yang terbentuk kokus, yang paling banyak

adalah streptokokus. Organisme tersebut tumbuh,

berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra-sel yang

lengket dan akan menjerat berbagai bentuk bakteri ang

lain. Dalam beberapa hari plak ini akan bertambah tebal

dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme.


14

Akhirnya, flora plak yang tadinya didominasi oleh

bentuk kokus berubah menjadi flora campuran yang

terdiri atas kokus, batang dan filament. (Kidd, Edwina

A. M.2013)

b) Peran Karbohidrat Makanan

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan

karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk

asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email.

Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam

bagi bakteri dan sintesa polisakharida ekstra sel. Walaupun

demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat

kariogeniknya. (Kidd, Edwina A. M., 2013).

c) Kerentanan Permukaan Gigi

Morfologi Gigi : Daerah yang Rentan Plak yang

mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya

karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang

memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang

karies. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies

tersebut adalah :

(1) Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan

premolar.

(2) Permukaan halus didaerah aproksimal sedikit dibawah

titik kontak.
15

(3) Karies pada tepian di daerah leher gigi sedikit diatas

tepi gingiva.

(4) Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan

daerah tempat melekatnya plak pada pasien dengan

resesi periodontium.

d) Waktu

Adanya mendepositkan kemampuan saliva untuk kembali

mineral selama berlangsungnya proses karies,

menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas

periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti.

Oleh karena itu bila saliva ada dilingkungan gigi, maka

karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari

atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan

demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik

untuk menghentikan penyakit ini.

e) Manifestasi Klinis Karies Gigi

Tanda dan gejala karies antara lain :

(1) Terdapatlesi

(2) Tampak lubang padagigi

(3) Bintik hitam pada tahap kariesawal

(4) Kerusakan leher gigi

(5) Sering terasa ngilu bila lubang sampai kedentin

(6) Sakit berdenyut-denut digigi


16

(7) Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasuan

makanan terutama di malamhari

(8) Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul

nanah.

f) Pencegahan Karies gigi

Pencegahan karies gigi bertujuan untuk

mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan

gigi di dalam mulut. Pencegahan karies gigi dapat dibagi

atas 2 bagian :

(1) Tindakan Praerupsi

Tindakan Praerupsi di tujukan demi kesempurnaan

struktur email dan dentin atau gigi pada umumnya.

Yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuan gigi

kecuali protein untuk pembentukan matriks gigi, juga

terutama vitamin dan zat mineral yang memengaruhi

atau menentukan kekuatan dan kekerasan gigi. Vitamin

atau mineral tersebut adalah : a) Vitamin- vitamin :

terutama A, C, Mineral- mineral : terutama Ca, P, F,

Mg.

Oleh karena itu, sebelum terjadinya pengapuran

pada gigi bayinya, ibu hamil dapat diberi makanan

yang mengandung unsur-unsur yang dapat menguatkan

email dan dentin.


17

Pemberian kalsium pada ibu yang diminum

dalam bentuk tablet ada baiknya asal tidak terlalu

banyak, karena kelebihan kalsium akan menyebabkan

kesukaran waktu melahirkan, disebabkan oleh

pengapuran yang terlau cepat dari tengkorak kepala bayi

tersebut. Pemberian air minum yang mengandung flour

juga sangat penting untuk ibu yang sedang hamil.

Beberapa ahli berpendapat bahwa mineralisasi

gigi permanen dimulai tepat sebelum anak lahir dan

berakhir 56 tahun. Pada janin berusia bulan, mineralisasi

sudah dimulainpada gigi susu dan gigi tetap. Hal ini

berlangsung terus sampai ±5-6 tahun dan erupsi selesai

pada usia 12 tahun.

(2) Tindakan Pascaerupsi

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

mencegah terjadinya ketidakseimbangan tersebut

atau mengembalikan ke keadaan normal. Ada

beberapa metode yang dapat diberitahukan untuk

memecah siklus terjadinya karies. (Tarigan, 2013)

Adapun metode yang dapat dilakukan adalah :

Pengaturan Diet, Kontrol Plak, Penggunaan Flour,

Keadaan pH mulut rendah, Kekurangan cairan

saliva, Kontrol bakteri, Penutup fisur.


18

B. Landasan Teori

Macam bentuk makanan kariogenik yaitu bentuk cair dan

padat. Bentuk makanan kariogenik padat seperti biskuit dan permen

yang lebih mudah melekat pada gigi, sedangkan bentuk makanan

kariogenik cair seperti es cream dan sirup tidak mudah melekat pada

permukaan gigi sehingga lebih mudah untuk dibersihkan (Touger dan

Loveren, 2010).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang di tandai dengan

kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura ,dan daerah

interproksimal) meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap

orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat

meluas kebagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin

atau ke pulpa (Tarigan,2013).

Indeks yang biasa dipakai adalah indeks DMF-T dari WHO dapat dilihat

sebagai berikut:

Keterangan :

D = Decayed (gigi berlubang)


M = Missing (gigi telah dicabut karena karies)
F = Filling (gigi tumpatan baik)
T = Tooth (gigi tetap)
Tabel 2.1 Klafikasi Angka Karies Gigi

Tingkat keparahan DMF-T


Sangat rendah 0,0-1.1
Rendah 1,2-2,6
Sedang 2,7-4,4
Tinggi 4,5-6,5
Sangat tinggi 6,6
Sumber: Pontonuwu, dkk. (2013)
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kebiasaan Konsumsi Karies Gigi


Makanan Kariogenik

Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik terhadap Karies Gigi

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual

B. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Ha : Ada hubungan mengkonsumsi makanan kariogenik terhadap kejadian

karies gigi di SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

Ho:Tidak ada hubungan mengkonsumsi makanan kariogenik

terhadapkejadian karies gigi di SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

19
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan

melakukan pengukuran dan pengamatan variabel bebas maupun variabel

terikat pada saat bersamaan.

B. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini yaitu :

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala


Operasional ukur

1 Konsumsi Frekuensi Wawancara Kuesioner Sering :1 Ordinal


Makanan konsumsi Jarang : 0
Kariogenik makanan
kariogenik
yang dapat
menyebabkan
karies gigi.
Makanan
kariogenik
merupakan
makanan yang
manis dan
mudah lengket
seperti
permen, coklat
dll

20
21

2 Karies Gigi Karies yang Observasi Kaca Sangat Ordinal


dapat dilihat DMF-T mulut, rendah :
secara kasat sonde, 0,0-1,1
mata yaitu Rendah :
lubang pada 1,2-2,6
gigi yang telah Sedang :
mengalami 2,7-4,4
perubahan Tinggi :
warna menjadi 4,5-6,5
hitam atau Sangat
kecoklatan tinggi :6-
6

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek

yang memepunyai kuantitas dan karakteristik tertentu nyang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas

V SDN 2 Puyung Lombok Tengah yang berjumlah 30 orang.

b. Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.(Sugiyono, 2019). Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 30 orang.

Tehnik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian diperoleh dengan cara purposive sampling


22

Kriteria Inklusi :

1. Siswa -siswi SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

2. Bersedia menjadi subjek dalam penelitian yang dilakukan dengan

mengisi informed consent.

3. Siswa-siswi yang bersedia dilokasi saat penelitian berlangsung.

4. Usia 11-12 tahun

Kriteria Ekslusi :

1. Tidak patuh terhadap prosedur penelitian.

2. Sakit atau tidak hadir

3. Tidak keoperatif selama proses penelitian berlangsung

Dalam penelitian ini, besarnya sampel ditetapkan dengan

menggunakan rumus Slovin. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:

n =1 + (N (e2)

Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = standar error (5%)
n= 33
1 + 33(0.052)
33
1+33(0,0025)
33
1+0,0825
33
1,08
= 30
Jadi jumlah responden penelitian sebanyak 30 orang dengan
23

menggunakan rumus Slovin di dapat jumlah sampel yang akan dijadikan


responden dalam penelitian ini sebanyak 30 responden.
D. Waktu dan Tempat Penelitian

1.Penelitan dilaksanakan di SDN 2 Puyung Lombok Tengah.

2.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 April 2022

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode obesrvasi

dan pemberian kuesioner. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data

tentang karies gigi dimana pemeriksaan karies gigi dilakukan langsung

oleh peneliti.Pemberian kuesioer untuk mengumpulkan data terkait

konsumsi makanan kariogenik.

F. Instrumen dan Bahan Penelitian

1. Instrumen
a) Lembar kuesioner tentang makanan kariogenik

2. Alat Penelitian

a) Alat tulis
b) Alat oral diagnostic
c) Masker
d) Handscoon
e) Box plastic

3. Bahan

a) Alkoho
b) Kapas

c) Tisu

d) Hand sanitizer
24

G. Analisa Data

Analisa pada penelitian ini adalah Analisa Bivariat (Analisa

Korelasi). Analisa Bivariat merupakan analisa data yang digunakan untuk

mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya yang ingin

diketahui hubungan atau korelasinya. uji chi-square.Uji chi-square -

digunakan untuk menguji dua variabel kategori.

H. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a. Survey tempat penelitian

b. Perizinan dari lembaga Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada

Mataram jurusan Kesehatan Gigi kepada pihak sekolah SDN 2

Puyung.

c. Menyiapkan alat dan kuesioner tentang makanan kariogenik.

d. Persiapan dan tempat waktu yang telah disepakati.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Memperkenalkan diri seperti nama, asal institusi, dan tujuan kegiatan

b. Menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilakukan, serta meminta

persetujuan dari guru dan siswa-siswi menjadi subjek penelitian.

c. Membagikan lembar Kuesioner kepada siswa-siswi untuk di isi

d. Menjelaskan prosedur pengisian kuesioner kepada siswa-siswi yang

harus di jawab dengan penuh dan jujur.


25

e. Melakukan pemeriksaan kebersihan karies gigi pada siswa-siswi

dengan menggunakan DMFT di mana pemeriksaan ini dilakukan untuk

melihat karies

3. Setelah Penelitian

a. Menyusun laporan hasil penelitian yang meliputi interpretasi data

dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan data yang ada

b. Penyajian data dalam bentuk tertulis dan perbaikan atau revisi

c. Penyerahan laporan hasil penelitian yang telah direvisi

I. Etika Penelitian

Setiap penelitian kesehatan yang mengikut sertakan relawan manusia

sebagai subjek penelitian wajib didasarkan pada tiga prinsip etik (kaidah dasar

moral), yaitu :

1) Respect for persons (other)

Secara mendasar bertujuan menghormati otonomi untuk mengambil

keputusan mandiri (self determination) dan melindungi kelompok-kelompok

dependent (tergantung) atau rentan (vulnerable), dari penyalahgunaan (harm

dan abuse)

2) Beneficence & Non Maleficence

Prinsip berbuat baik, memberikan manfaat yang maksimal dan

risiko yang minimal, sebagai contoh kalau ada risiko harus yang wajar

(reasonalble), dengan desain penelitian yang ilmiah, peneliti ada

kemampuan melaksanakan dengan baik, diikuti prinsip do no harm (tidak

merugikan, non maleficence)


26

3) Prinsip etika keadilan (Justice)

Prinsip ini menekankan setiap orang layak mendapatkan sesuatu

sesuai dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian

yang seimbang (equitable). Jangan sampai terjadi kelompok-kelompok

yang rentan mendapatkan problem yang tidak adil. Sponsor dan peneliti

umumnya tidak bertanggung jawab atas perlakuan yang kurang adil ini.

Tidak dibiarkan mengambil keuntungan/kesempatan dari ketidak

mampuan, terutama pada negara-negara, atau daerah-daerah dengan

penghasilan rendah.Keadilan mensyaratkan bahwa penelitian harus peka

terhadap keadaan kesehatan dan kebutuhan subjek yang rentan.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi kelas V di

SDN 2 PUYUNG yang berjumlah 30 orang dapat diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumen Makanan

Kariogenik Pada Usia Sekolah Kelas V Di SDN 2 Puyung

Konsumsi
NO Makanan Jumlah %
Kariogenik
1 Jarang 147 49.0
2 Sering 153 51.0
Total 300 100

Tabel 5.1 Diketahui bahwa 51.0% responden menjawab Sering

mengkonsumsi makanan kariogonik dan 49.0% responden menjawab

jarang mengkonsumsi makanan kariogonik

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karies Gigi Pada Usia

Sekolah Kelas V Di SDN 2 Puyung

Karies gigi
Kriteria Jumlah %
Sangat rendah 5 16.7
Rendah 9 30
Sedang 10 33.3
Tinggi 6 20
Total 30 100

27
28

Tabel 5.2 Dapat di ketahui bahwa jumlah karies gigi dengan katagori

sedang lebih banyak yaitu 33,3% (10 orang),katagori rendah 30,0% (9

orang), katagori sangat rendah yaitu 16,7% (5 orang) dan katagori tinggi

yaitu 20,0% (orang).

Tabel 5.3 Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Karies Gigi

Pada Usia Sekolah Kelas V SDN 2 Puyung

Tota
Kejadian Karies_Gigi l
Sangat
Renda Rend Sed Tin
Konsumsi_MakananKariogenik h ah ang ggi
Jarang Count 4 2 4 2 12
Expected Count 2.0 1.2 4.0 2.4 25,1
% within 33.3% 16.7 33.3 16.7 100.
Konsumsi_Makanan % % % 0%
Kariogenik
Sering Count 1 1 6 4 12
Expected Count 3.0 1.8 6.0 3.6 14,4
% within 5.6% 5.6% 33.3 22.2 100.
Konsumsi_Makanan % % 0%
Kariogenik

Tabel 5.3 dilihat dari tabel diatas bahwa tidak terdapat hubungan

antara mengkonsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi pada usia

sekolah kelas V SDN 2 Puyung. Karna dari ketentuan atau syarat uji chi

square:Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga

Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol). Apabila bentuk table kontingensi 2 X

2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang memiliki frekuensi harapan atau

disebut juga expected count (Fh) kurang dari 5.

Jadi dapat dijelaskan bahwa dari table diatas terdapat cell yang

nilai frekuensinya 0 (nol) dan nilai expected count (Fh) kurang dari 5.
29

Maka dsiimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara mengkonsumsi

makanan kariogenik dengan karies gigi pada usia sekolah kelas V SDN 2

Puyung.

Tabel 5.4 Uji Statistic

Chi-Square Tests
Chi-Square 8.333a 10.4594 2.3264

Df 4 4 1

Asymptotic Sig .0,04 .000 .000

Pada tabel 5.4 dapat dilihat dari nilai Asymptotic signifikan (p).

Jika nilai Asymptotic signifikan < 0,05 maka keputusannya adalah Ha

diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari table diatas nilai Asymptotic

signifikan (p) <0,04 yaitu 0.05. Yang artinya keputusan Ha diterima berarti

ada hubungan antara mengkonsumsi makanan kariogenik dengan karies

gigi pada usia sekolah kelas V SDN 2 Puyung.


30

B. Pembahasan

Penelitian yang telah dilakukan pada 30 siswa-siswi kelas V di SDN 2

PUYUNG Diketahui bahwa 51.0% responden menjawab Sering

mengkonsumsi makanan kariogonik dan 49.0% responden menjawab

jarang mengkonsumsi makanan kariogonik (Tabel 5.1). Hasil tersebut

tidak jauh berbeda dengan penelitian Lakoro (2015) yang mengatakan

bahwa mereka lebih menyukai dan lebih sering mengkonsumsi makanan

kariogenik yang mengandung karbohidrat seperti ice cream,coklat dan

permen baik di area sekolah maupun lingkungan rumah.

Dapat di ketahui bahwa jumlah karies gigi dengan katagori sedang lebih

banyak yaitu 33,3% (10 orang),katagori rendah 30,0% (9 orang), katagori

sangat rendah yaitu 16,7% (5 orang) dan katagori tinggi yaitu 20,0%

(orang). (Tabel 5.2).

Berdasarkan Hasil Uji statistik chi-Square diperoleh nilai p= 0,04

(< 0,05) yang artinya keputusan Ha diterima berarti ada hubungan antara

mongkonsumsi makanan kariogonik dengan karies gigi pada usia sekolah

kelas V di SDN 2 PUYUNG.

Dari hasil analisis data diketahui nilai Asymptotic signifikasinya

adalah 0.04 <0,05 artinya Ha di terima maka ada hubungan mengkonsumsi

makanan kariogenik terhadap kejadian karies gigi di SDN 2 Puyung

Lombok Tengah.Hasil penelitian menujukan bahwa makan makanan

kariogonik terdapat mempengaruhi terjadinya karies gigi.


31

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan

mengkonsumsi makanan kariogonik dengan kejadian Karies gigi pada

siswa-siswi kelas V di SDN 2 PUYUNG

1. Hasil persentasi mengkonsumsi makanan kariogonik 49,0% responden

menjawab sering mengkonsumsi makanan kariogonik dan 51,0%

responden menjawab jarang mengkonsumsi makanan kariogonik.

2. Hasil persentasi kejadian karies gigi dengan katagori Sedang lebih

banyak yaitu 33,3%(10 orang), katagori rendah yaitu 30% (9 orang),

Katagori sangat rendah yaitu 16,7% (5 orang), katagori tinggi yaitu

20,0%(6 orang).

3. Berdasarkan Hasil Uji Statistik Chi-Square di peroleh nilai p= 0,04

(<0,05) yang artinya keputusan Ha diterima berarti ada hubungan

antara mengkonsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi pada

usia sekolah kelas V SDN 2 Puyung.

4. Semakin tinggi frekuensi mengkomsumsi makan kariogonik maka

semakin tinggi angka karies gigi. Begitupun sebaliknya, semakin

rendah Frekuensi mengkonsumsi makanan kariogonik maka semakin

rendah angka karies gigi

B. Saran

1. Diharapkan para siswa SDN 2 PUYUNG perlu diadakannya


32

perogram UKGS ( Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) yang bekerja sama

dengan puskesmas dan tenaga kesehatan Gigi dan Mulut agar anak

dapat menjaga kesehatan giginya terhidar dari kejadian karies gigi

pada anak usia sekolah di SDN 2 PUYUNG.

2. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan

peneliti mengenai kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

2 PUYUNG
DAFTAR PUSTAKA

Aman, Q. 2017. “Hubungan Pengetahuan Tentang Konsumsi Makanan


Kariogenik Dengan Karies gigi Molar Permanen Pada Anak kelas IV
dan V Sekolah dasar Inpres Watu rutu”. Skripsi. Poltekkes kemenkes
Yogyakarta.
Anggraeni, I. N. (2013). hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan
kariogenik dan menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak
sekolah.
Budayani. D. Novitasari. Y. Putri. M.T. Yana. Laporan Hasil EvaluasiPelayanan
Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik
Kesehatan Denpasar: Denpasar, 2010.
Dwi Warna Aju Fatmawati, 2015. Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Jember
Kartikasari, H.Y, Nuryanto. 2013. Hubungan Kejadian Karies Gigi Dengan
Konsumsi Makanan Kariogenik Dan Status Gizi Pada Anak Sekolah
Dasar (Studi Pada Anak Kelas III Dan I Sdn Kadipaten I Dan II
Bojonegoro).Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.Semarang.
Kemenkes, RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta: s.n.,
2013.Kidd,Edwin A.M., Joyston, Sally.2013. Dasar-dasar karies.Jakarta
: EGC (2013)
Meishi, P.R.L (2012). Hubungan tingkat konsumsi makanan kariogenik dengan
karies gigi pada anak sekolah dasar swasta muhammadiyah 08 Medan.
Nuraliyah, R. (2013). hubungan kebiasaan konsumsi makanan sumber kalsium
dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar.
Prakoso, H. M. 2016. “Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan
Kariogenik Dan Menggosok Gigi Pada Anak Serta Pengetahuan Ibu
Dengan Kejadian Karies Gigi di PAUD Taman Caria Surakarta”. Skripsi.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ramayanti, S. dan Purnakarya Idral. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian
Karies Gigi. Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September
2013, Vol. 7, No. 2.
Sumini, Bibi A, Devi N. 2014. Hubungan Konsumsi Makanan Manis Dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di TK B RA Muslimat
PSM Tegalrejo desa Semen Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Magetan. Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2 Agustus-Januari 2014:
20-27
Sirat, N. M., Senjaya A. A., Wirata, I N.. 2017. “Hubungan Pola Jajan Kariogenik
Dengan

33
34

Karies Pada Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas III


DenpasarSelatan Bali”. Intisari Sains Medis, 2017. Vol. 8 No. 3 : 193-
197
Winahyu, Karina Megasari. 2019. “Risiko Kejadian Karies gigi Ditinjau Dari
Konsumsi
Makanan Kariogenik Pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Tangerang”.
Faletehan Health Jurnal. Vol. 6 No. 1 : 25-29
Tarigan,2013. Karies Gigi Edisi 2. Jakarta : EGC
Touger dan Loveren, Hubungan Konsumsi Makanan Manis Dengan Kejadian
Karies Gigi.
WHO. 2003. Dental Disease And Oral Health.World Health Organization.Global
Oral Health Geneva: Data Bank;2004
35

Lampiran 1 : Jadwal penelitian

No Hari tanggal Kegiatan


1 Jum’at 15 april Persiapan alat dan bahan
2 Sabtu 16 april Pemeriksaan

Lampiran 2. Surat izin penelitian


36

Lampiran 3. Surat Balasan Penelitian


37

Lampiran 4. Lembar Konsultasi


38

Lampiran Hasil Uji Chi-Square


Konsumsi Makanan Kariogenik
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Jarang 153 51.0 51.0 51.0
Sering 147 49.0 49.0 100.0
Total 300 100.0 100.0

Karies Gigi
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Sangat 5 16.7 16.7 16.7
Rendah
Rendah 3 10.0 10.0 26.7
Rendah 6 20.0 20.0 46.7
Sedang 10 33.3 33.3 80.0
Tinggi 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Jenis_Kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 19 63.3 63.3 63.3
Perempua 11 36.7 36.7 100.0
n
Total 30 100.0 100.0
39

Umur
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 11 16 53.3 53.3 53.3
Tahun
12 14 46.7 46.7 100.0
Tahun
Total 30 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Konsumsi_Makanan_K 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
ariogenik * Karies_Gigi

Konsumsi_Makanan_Kariogenik * Karies_Gigi Crosstabulation


Karies_Gigi
Sangat Sedan
Rendah Rendah Rendah g Tinggi Total
Konsums Jarang Count 4 2 0 4 2 12
i Expected Count 2.0 1.2 2.4 4.0 2.4 12.0
Makanan % within 33.3% 16.7% 0.0% 33.3% 16.7% 100.0
Kariogen Konsumsi_Mak %
ik anan_Kariogeni
k
Sering Count 1 1 6 6 4 18
Expected Count 3.0 1.8 3.6 6.0 3.6 18.0
40

% within 5.6% 5.6% 33.3% 33.3% 22.2% 100.0


Konsumsi_Mak %
anan_Kariogeni
k
Total Count 5 3 6 10 6 30
Expected Count 5.0 3.0 6.0 10.0 6.0 30.0
% within 16.7% 10.0% 20.0% 33.3% 20.0% 100.0
Konsumsi_Mak %
anan_Kariogeni
k

Konsumsi_Makanan_Kariogenik * Karies_Gigi Crosstabulation


Karies_Gigi
Sangat Sedan
Rendah Rendah Rendah g Tinggi Total
Konsums Jarang Count 4 2 0 4 2 12
i Expected Count 2.0 1.2 2.4 4.0 2.4 12.0
Makanan % within 33.3% 16.7% 0.0% 33.3% 16.7% 100.0
Kariogen Konsumsi_Mak %
ik anan_Kariogeni
k
Sering Count 1 1 6 6 4 18
Expected Count 3.0 1.8 3.6 6.0 3.6 18.0
% within 5.6% 5.6% 33.3% 33.3% 22.2% 100.0
Konsumsi_Mak %
anan_Kariogeni
k
Total Count 5 3 6 10 6 30
Expected Count 5.0 3.0 6.0 10.0 6.0 30.0
41

% within 16.7% 10.0% 20.0% 33.3% 20.0% 100.0


Konsumsi_Mak %
anan_Kariogeni
k

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value Df (2-sided)
Pearson Chi-Square 8.333a 4 .0,4
Likelihood Ratio 10.459 4 .000
Linear-by-Linear 2.326 1 .000
Association
N of Valid Cases 30
42

LAMPIRAN DOKUMENTASI
43

Anda mungkin juga menyukai