Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN VIDEO

ANIMASI KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN


MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

DisusunOleh :
SISTIA DEFARI
NIM : 1912402004

KARYA TULIS ILMIAH


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KESEHATAN GIGI
TAHUN 2022
PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN VIDEO
ANIMASI KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN
MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Studi Diploma III Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Disusun Oleh :
SISTIA DEFARI
NIM : 1912402004

KARYA TULIS ILMIAH


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KESEHATAN GIGI
TAHUN 2022

2
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KESEHATAN GIGI

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2022


SISTIA DEFARI

PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN VIDEO


ANIMASI KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN
MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

ABSTRAK

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang


dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang berhubungkan dengan kesehatan.Intervensi melalui
penyuluhan dengan menggunakan media bantu dapat dilakukan untuk merubah
perilaku. Pemilihan media yang tepat akan menentukan keberhasilan proses
penyuluhan. Media video animasi adalah salah satu alat media video pendidikan
kesehatan gigi yang tepat dan baik untuk anak karena kemampuannya dalam
menarik perhatian anak-anak dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan
tentang menyikat gigi pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan menggunakan media video animasi tentang pengetahuan
menyikat gigi pada anak usia sekolah dasar. Berdasarkan data yang diperoleh dari
jenis penelitian studi pustaka dengan metode penelitian analisis isi, didapatkan 3
jurnal yang memiliki keterkaitan dengan pengaruh penyuluhan menggunakan
media video animasi tentang pengetahuan menyikat gigi pada anak usia sekolah
dasar.

KATA KUNCI : Penyuluhan, Media animasi kartun, Menyikat gigi.


DAFTAR BACAAN : (2010-2020)

iii
POLYTECHNIC OF HEALTH TANJUNGKARANG
DENTAL HEALTH DEPARTEMENT

Scientific Paper ,04 Mei2021


KHOIRUNNISA CHANIAGO

The effect of health education using animated video media about


the knowledge of brushing teeth in elementary school-aged
children

ABSTRACT

Health education is an activity of a health education which is done by


sharing messages and building faith, so people are not only aware, know and
understand, but also want and can carry out a recommendation that is related to
health. Intervention through counseling using assistive media can be done to
change behavior. Selection of the right media will support the extension process.
Animated video media is one of the right and good dental health education video
media tools for children because of its ability to attract children's attention and is
effectiveness in increasing knowledge about brushing teeth in children. The
purpose of this research is to see the effect of counseling using animated video
media about the knowledge of brushing teeth in elementary school age children.
Based on the data obtained from the type of literature study research with the
content analysis research method, there were 3 journals that were related to the
influence of counseling using animated video media about the knowledge of
brushing teeth in elementary school-aged children.

KEY WORDS :Health education, cartoon animation media , and brushing


teeth.
READING LIST : 31 (2010-2020)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
berdasarkan Studi Literatur yang berjudul “PENGARUH PENYULUHAN
MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI KARTUN TERHADAP
PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR”.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian
akhir Program Studi D III Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada
1. Warjidin Aliyanto, SKM. M.Kes, Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Drg. RR Ratnasari Dyah P, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Politenik Kesehatan Tanjungkarang.
3. Drg. Lies Elina P, M.Pd Selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Arianto,SKM,.M.Kes. Selaku Pembimbing I yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dan selalu memberikan saran
kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai tepat waktu.
5. Desi Andriyani, S.Si.T,M.Kes. Selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf TU yang tidak bisa disebutkan satu persatu
dijurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
7. Kepada kedua Orang tuaku tercinta Ibu Yunaiza dan bapak Khusroni yang
selalu mencurahkan kasih sayang, memberi bantuan, dukungan, serta do’a
dan restu yang begitu tulus untuk selalu mengiringi langkah saya selama
menempuh perkuliahan ini. Dan tak lupa kepada saudara laki-laki saya
Muhammad Zaki Abdillah dan Ahmad Rafiq Sya’bani yang menjadi
sumber motivasi saya untuk tetap semangat dalam menyelesakan kuliah
dan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga saya dapat membalas jasa mereka
kelak, Aaamiiiiin.

v
8. Terimakasih untuk Ahmad Syahbilal Albanjari yang telah banyak
membantu, memberikan semangat, pengertian, perhatian serta selalu setia
mendengarkan keluh kesah dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9.

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan untuk


itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran untuk kemajuan karya tulis
ilmiah. Semoga Allah senantiasa memberi kesehatan dan perlindungan kepada
kita semua. Amin
Bandar Lampung, Mei 2022
Penulis

SISTIA DEFARI
NIM. 1912402004

vi
BIODATA PENULIS

A. IDENTITAS DIRI
Nama : SISTIA DEFARI
NIM : 1912402004
Tempat, Tanggal Lahir : PADANG CERMIN,19 JUNI 2001
Agama : ISLAM
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Alamat : Jl. Seroja 1 Desa Padang Cermin Kec Way Khilau,
Pesawaran

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD (2007-2013) : SD Negeri 1 Padang Cermin
SMP (2013-2016) : Mts Negeri 1 Pesawaran
SMA (2016-2019) : MAN 1 Pesawaran
DIII (2019-2022) : DIII Kesehatan Gigi
Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

vii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN VIDEO


ANIMASI KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN
MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Penulis

SISTIA DEFARI/ NIM: 1912402004

Telah Diperiksa dan Disetujui Tim Pembimbing Karya Tulis IlmiahProgram


Studi Diploma IIIKesehatan GigiJurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang

Bandar Lampung, Mei 2022

Tim Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Pembimbing I

Arianto,SKM,.M.Kes
NIP.198008072003121002

Pembimbing II

Desi Andriyani, S.Si.T, M.Kes


NIP.197512221994032001

viii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN VIDEO


ANIMASI KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN
MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR
Penulis
SISTIA DEFARI/ NIM: 1912402004

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Studi Diploma III
Kesehatan Gigi Jurusan Kesehatan Gigi PoliteknikKesehatan Tanjungkarang
Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Ketua Tim : drg. Lies Elina P, M.Pd ..................


NIP: 196112031992032001

Penguji I : Desi Andriyani, S.Si.T, M.Kes ..................


NIP : 197512221994032001

Penguji II : ARIANTO, SKM, M.Kes ..................


NIP : 19800807 200312 1 002

Tanggal Ujian: Juni 2022

Mengetahui
Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

drg. RR Ratnasari Dyah Purnomowati, M.Pd


NIP: 197005202002122002

ix
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SISTIA DEFARI


NIM : 1912402004
Program Studi / Jurusan : D III Kesehatan Gigi / Jurusan Kesehatan Gigi

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiahsaya yang berjudul:

“PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN VIDEO


ANIMASI KARTUN TERHADAP PENGETAHUAN
MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR”

Jika di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, Juni 2022


Yang Menyatakan,

SISTIA DEFARI
NIM. 1912402004

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR.........................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM.....................................................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
ABSTRACT.................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................v
BIODATA PENULIS................................................................................viii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................ix
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................x
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...................................................xi
DAFTAR ISI...............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Ruang Lingkup.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..............................................................................4
D. Sistematika Penulisan ......................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teoritis.................................................................................5
B. Hipotesis Penelitian..........................................................................19
C. Variable Penelitian ...........................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ................................................................................20
B. Prosedur Penelitian ..........................................................................20
C. Sumber Data ....................................................................................22
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................22
E. Instrumen Penelitian ........................................................................23
F. Teknik analisa data ..........................................................................23

xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................25
B. Pembahasan .....................................................................................26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ......................................................................................29
B. Saran ................................................................................................29

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum,

juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat

mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh (Kusmawardani endah,

2012). Cara yang paling mudah dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan

mulut dengan menyikat gigi (Ni Putu Vinarini Puspita,2016).

Menyikat gigi berfungsi untuk menghilangkan dan mengganggu

pembentukan plak dan debris, membersihkan sisa makanan yang menempel

pada gigi, menstimulasi gingival, menghilangkan bau mulut yang tidak di

inginkan (Depkes RI, 2004). Menyikat gigi adalah indikator perilaku

pemeliharaan diri masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mulut (Ni

Wayan dkk,2020). Perilaku menyikat gigi dengan benar dan tepat waktu

haruslah diajarkan sejak dini untuk terwujudnya derajat kesehatan lebih baik

(Wiradona dkk,2013).

Anak merupakan usia rentan terhadap karies dan penyakit mulut lainnya

karena masih memerlukan bantuan orang tua maupun keluarga untuk

membimbing dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya (Indahwati V

dkk,2015). Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan

mulut adalah perlu diadakannya penyuluhan (Arsyad,2018). Penyuluhan

kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan

1
2

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu

anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Asfar A,2018).

Keberhasilan penyuluhan dipengaruhi oleh pemilihan media yang tepat.

Media video animasi adalah salah satu alat media video pendidikan kesehatan

gigi yang tepat dan baik untuk anak karena kemampuannya dalam menarik

perhatian anak-anak dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang

menyikat gigi pada anak (Zulfah kholisah dkk, 2017).

Berdasarkan survey Riskesdas tahun 2018 menyikat gigi setiap hari dan

menyikat gigi dengan cara yang benar belum menjadi kebiasaan masyarakat

Indonesia. Persentase menyikat gigi setiap hari penduduk Indonesia mencapai

97,7%, sedangkan yang menyikat gigi dengan waktu yang benar hanya 2,8%.

Kemudian proporsi perilaku sikat gigi menurut karakteristik kelompok usia 5-

9 tahun yang menyikat gigi setiap hari sebesar 93,2%. Namun hanya 1,4%

dari masyarakat yang memiliki waktu menyikat gigi yang benar.

Di provinsi Lampung presentase menyikat gigi setiap harinya mencapai

96,5%, tetapi hanya 1,07% yang menyikat gigi dengan waktu yang benar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan serta pemahaman masyarakat

tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar masih tergolong rendah.

Berdasarkan hasil penelitian dari Indah Permatasari dkk (2014), anak yang

memiliki sikap yang tidak mendukung dalam menggosok gigi sebanyak 61

orang anak. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan anak masih
3

kurang yang menimbulkan pengaruh emosional pada diri anak itu sendiri

untuk bersikap.

Berdasarkan hasil penelitian Zulfah K dkk (2017) di Yogyakarta bahwa

peningkatan praktik gosok gigi yang benar dari sebelumnya hanya sebesar

4,2% menjadi 56,3% setelah diberikan penyuluhan melalui video animasi.

Dan dari hasil Apri Yustika (2018) di medan menemukan bahwa

tingkat pengetahuan siswa/i sebelum diberikan penyuluhan dengan media

animasi yaitu tidak ada siswa dengan kategori baik (0%), 25 siswa dengan

kategori sedang (83,3%) dan 5 siswa dengan kategori buruk (16,67%).

Namun, sesudah diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan siswa/i meningkat

yaitu 27 siswa dengan kategori baik (90%), 3 siswa dengan kategori sedang

(10%) dan tidak ada siswa dengan kategori buruk (0%).

Maka berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian kepustakaan tentang "PENGARUH PENYULUHAN

MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI KARTUN TERHADAP

PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR"


4

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menggunakan media video

animasi tentang pengetahuan menyikat gigi pada anak usia sekolah dasar.

C. Ruang Lingkup

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah Studi Kepustakaan (Library

Research ), penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

menggunakan media video animasi tentang pengetahuan menyikat gigi pada

anak usia sekolah dasar.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Penelitian Kepustakaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Penyuluhan

a. Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah usaha terencana dan

terarah untuk menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok

masyarakat mau mengubah perilaku lama yang kurang menguntungkan

untuk kesehatan gigi, menjadi lebih menguntungkan untuk kesehatan

giginya (S.N.Tauchid,2016)

b. Tujuan Penyuluhan

Menurut Herijulianti, dkk (2000) yang dikutip oleh S.N.Tauchid,dkk

(2016) dalam buku Pendidikan Kesehatan Gigi, tujuan penyuluhan

kesehatan gigi adalah mendapatkan perubahan perilaku masyarakat kea rah

perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan gigi masyarakat yang

optimal. Dalam mewujudkan derajat kesehatan gigi yang optimal,

perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima pendidikan

tentunya tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh sebab itu, sama seperti

disebutkan di atas, pencapaian target penyuluhan kesehatan gigi dibagi

menjadi tujuan :

1) Jangka Pendek

Hasil yang diharapkan dari penyuluhan jangka pendek tercapainya

perubahan pengetahuan dari masyarakat.

5
6

2) Jangka Menengah

Hasil yang diharapkan dari penyuluhan jangka menengah adalah

adanya peningkatan pengertian, sikap dan keterampilan yang akan

mengubah perilaku masyarakat kearah perilaku sehat.

3) Jangka Panjang

Hasil yang diharapkan dari penyuluhan jangka menengah adalah

masyarakat dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan

sehari-harinya.

2. Media

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara lebih khusus pengertian

media dalam proses belajar mengajar cenderung lebih diartikan sebagai

alat-alat grafis,photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (arsyad,2014).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan

atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga

terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Rayandra Asyhar

2011)

b. Manfaat Media

Menurut para ahlidalam (arsyad,2014) manfaat media ada

berbagai macam yaitu sebagai berikut:


7

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar (Sudjana & Rivai 1992)

2) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas

lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain (Sudjana & Rivai 1992)

3) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai

dan mencapai tujuan pembelajaran (Sudjana & Rivai 1992)

4) Memperbesar perhatian siswa (Hamalik 1994)

5) Metode belajar lebih bervariasi (Sudjana & Rivai)

c. Jenis-Jenis Media

Jenis-jenis media menurut (Rayandra Asyhar, 2011) adalah sebagai

berikut:

1) Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya

mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik.

Dengan media in, pengalaman belajar yang dialami peserta didik

sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya. Beberapa

media visual antara lain: (a) media cetak seperti

buku,modal,jurnal,peta,gambar, dan poster (b) model dan prototipe

seperti globe bumi, dan (c) media realitas alam sekitar dan

sebagainya.
8

2) Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta

didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan

mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Oleh karena itu,

media audio hanya mampu memanipulasi kemampuan suara

semata (Munadi,2008). Pesan dan informasi yang diterimanya

adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan,kata-kata dan lain-

lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-

bunyian, musik, bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh media audio

yang umum digunakan adalah tape recorder, radio, dan CD player.

3) Media audio-visual adalah jenis media yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan

penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan

informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa

pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan

maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah

film,video,program TV dan lain-lain.

3. Animasi Kartun

a. Pengertian Animasi Kartun

Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis, yakni

suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk

menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap
9

terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu (Sadiman

dkk ,2014).

Metode pembelajaran yang menggunakan animasi kartun

merupakan salah satu bentuk media audiovisual yang dikenal sebagai

metode pembelajaran kesehatan gigi yang menarik. Media audio visual

dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara lebih

nyata melalui gambar bergerak dan suara. Media ini memanfaatkan

indera pendengaran dan penglihatan. Semakin banyak indera yang

digunakan untuk merekam informasi, semakin besar kemungkinan

siswa memahami maksud informasi yang disampaikan(Sadiman

dkk ,2014).

Dengan begitu pengetahuan siswa mengalami peningkatan, karena

dengan adanya bantuan media animasi dapat memudahkan siswa

dalam mengingat materi yang diberikan dan juga mempengaruhi

perubahan sikap maupun tingkah laku siswa menjadi semakin baik.

Media animasi kartun tidak hanya dapat menghasilkan cara belajar

yang efektif dalam waktu singkat tetapi menghasilkan kesimpulan

bahwa sesuatu yang diterima melalui audiovisual akan lebih lama dan

lebih baik dalam ingatan karena melibatkan lebih banyak panca indera

(Sadiman dkk ,2014).

b. Daya Tarik Video Animasi Kartun


10

Dengan media animasi siswa tidak hanya mengandalkan indera

penglihatan yang sangat berperan penting untuk membantu mengingat

materi yang disampaikan akan tetapi juga mencermati dengan baik

dikarenakan gambar kartunnya yang menarik seperti gambar gigi yang

bisa berjalan serta jenis makanan kariogenik yang menjelma menjadi

monster yang bisa merusak gigi. Animasi juga mempunyai daya tarik lebih

dibandingkan dengan media lain karena simbol-simbol tertentu yang

menyebabkan kelucuan (Rahmi Puspita Sari,dkk 2017)

Animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu yang

rumit atau komplek atau sulit untuk dijelaskan dengan hanya gambar atau

kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan

untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh

mata, dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan

dapat tergambarkan (Agus Suheri, 2006)

Animasi merupakan salah satu hal yang paling sering dicari oleh anak,

peminat animasi saat ini sangat banyak dan semakin maningkat,

dikarenakan penyajian animasi yang lebih menarik, pesan yang ingin

disampaikan mudah diingat dan dapat diakses secara online. Hal tersebut

menunjukkan bahwa saat ini anak sudah terkena dampak modernisasi dan

lebih tertarik pada hal yang berkaitan dengan drama, kartun dan animasi (I

Putu T, dkk, 2020)

4. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan
11

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan

indra penglihatan (mata). Pengetauan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo,

2014)

b. Tingkat Pengetahuan

Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa

buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat

membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan

nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau

mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-

pertanyaan misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa

penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN

(Pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.


12

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut. Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan

penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3M

(Mengubur, menutup, dan menguras) tetapi harus dapat menjelaskan

mengapa harus menutup, menguras, dan sebagainya, tempat-tempat

penampungan air tersebut.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang

telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat

perencanaan program kesehatan ditempat ia bekerja atau dimana saja,

orang yang telah paham metodologi penelitian, ia akan mudah

membuat proposal penelitian dimana saja, dan seterusnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat


13

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya, dapat

membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa,

dapat membuat diagram ( flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan

sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan sesorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen

komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sistesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas

dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal hal yang telah dibaca

atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang

telah dibaca.

6) Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya

seorang ibu dapat menilai atau menetukan seorang anak menderita mal

nutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga

berencana bagi keluarga dan sebagainya.

c. Kriteria Pengetahuan
14

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

2. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

3. Kurang : Hasil presentase > 56%

5. Menyikat Gigi

a. Pengertian Menyikat Gigi

Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk

membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan

merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan

kesehatan rongga mulut yang optimal. (Herijulianti,2010)

b. Cara Menyikat Gigi Yang Benar

Menurut Hidayat (2016), cara menyikat gigi yang benar adalah

sebagai berikut:

1) Posisi sikat membentuk sudut 45 derajat, kemudian gosok gigi

Anda secara lembut dan perlahan dengan cara memutar.

2) Gunakan gerakan yang sama, yaitu memutar untuk menyikat

bagian permukaan gigi dalam.

3) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk

mengunyah, yaitu gigi gerahamnya. Caranya adalah menggunakan

ujung bulu sikat gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat

tidak membengkok.
15

4) Gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakan perlahan keatas dan

kebawah untuk membersihkan gigi depan bagian dalam.

5) Tip tambahan : Menyikat lidah setelah selesaai menggosok gigi

dapat membersihkan bakteri sehingga nafas lebih segar dan

terhindar dari bau mulut.

c. Teknik-Teknik Menyikat Gigi

1) Teknik Vertikal

Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian

permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk

permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan

mulut terbuka. (Herijulianti,dkk. 2008)

1) Teknik Horizontal

Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke

belakang. Kebanyakan orang yang belum diberi pendidikan khusus,

biasanya menyikat gigi dengan teknik vertical dan horizontal dengan

tekanan yang keras. Cara-cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan

resesi gusi dan abrasi gigi. (Herijulianti,dkk. 2008)

2) Teknik Roll atau Modifikasi Stillman

Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan

oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu

sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian

belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan.pada waktu bulu-


16

bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hamper tegak lurus

permukaan email. (Herijulianti,dkk. 2008)

3) Teknik charter

Pada permukaan bukal dan labial, sikat dipegang dengan tangkai dalam

kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakkan pada permukaan gigi

membentuk 45 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal.

Kemudian sikat ditekan sedemikian rupa sehingga ujung-ujung bulu sikat

masuk ke interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan tepi gusi. Sikat

digetarkan dalam lengkungan-lengkungan kecil sehingga kepala sikat

bergerak secara sirkuler, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus tetap di

tempat semula. Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama,

hanya saja ujung bulu sikat ditekan ke dalam ceruk dan fisura. Permukaan

lingual dan palatinal umumnya sukar dibersihkan karena bentuk

lengkungan dari barisan gigi. (Herijulianti,dkk. 2008)

4) Teknik Bass

Sikat ditempatkan dengan sudut 45 terhadap sumbu panjang gigi

mengarah ke apikal dengan ujung-ujung bulu sikat pada tepi gusi. Sikat

digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan ke belakang selama

kurang lebih 10-15 detik ke setiap daerah yang meliputi dua atau tiga gigi.

Untuk menyikat permukaan bukal dan labial, tangkai dipegang dalam

kedudukan horizontal dan sejajar dengan lengkung gigi. Untuk permukaan


17

lingual dan palatinal gigi belakang agak menyudur (agak horizontal) dan

pada gigi depan, sikat dipegang vertical. (Herijulianti,dkk. 2008)

5) Teknik fones

Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial

dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakkan dalam lingkaran-

lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah

disikat sekaligus. Setelah semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut

dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal disikat dengan gerakan yang

sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini

agak sukar dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan gerakan

maju-mundur untuk daerah ini. (Herijulianti,dkk. 2008)

6) Teknik Fisiologik

Untuk teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak.

Tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu-bulu sikat tegak

lurus terhadap permukaan gigi. Metode ini didasarkan atas anggapan

bahwa penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan, yaitu dari

mahkota ke arah gusi. (Herijulianti,dkk. 2008)

d. Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi

Frekuensi penyikatan gigi sebaiknya dilakukan 3 kali sehari, setiap

kali sesudah makan dan sebelum tidur malam.Namun, dalam

praktiknya hal tersebut tidak selalu dapat dilakukan, terutama pada

siang hari ketika seseorang berada di kantor, sekolah, atau di tempat


18

lain. Manson (1971) berpendapat bahwa penyikatan gigi sebaiknya 2

kali sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dan sebelum tidur.

Meskipun demikian, Loe (1965) melalui suatu percobaan

menunjukkan bahwa dengan frekuensi penyikatan gigi satu kali sehari

pun, asalkan teliti sehingga semua plak hilang, gusi dapat

dipertahankan tetap sehat.

Lamanya menyikat gigi yang dianjurkan adalah minimal 5 menit,

tetapi sesunggguhnya ini terlalu lama. Umumnya orang melakukan

penyikatan gigi maksimum 2-3 menit. Cara penyikat gigi harus

sistematis supaya tidak ada gigi yang terlewat, yaitu mulai dari

posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya

(Herijulianti,2010).

6. Pengetahuan Anak Usia Sekolah Dasar

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan

indra penglihatan (mata). Pengetauan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo,

2014)
19

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu usaha

untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi melalui

pendekatan pendidikan kesehatan gigi yang disampaikan, diharapkan

mampu mengubah perilaku kesehatan gigi individu atau masyarakat dari

perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat (Mirawati,2010)

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak

usia dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya

kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat

mempengaruhi keadaan giginya (Ferry,2014).


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada Karya Tulis Ilmiah ini menggunakann jenis

penelitian Studi Kepustakaan (Library Research). Studi kepustakaan ini

didapatkan dari berbagai artikel, buku dan jurnal yang berkaitan tentang

“Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Video Animasi Kartun Terhadap

Pengetahuan Menyikat Gigi Pada Anak Sekolah Dasar”.

B. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian kepustakaan adalah sebagai berikut :

1. Pemelihan Topik

Langkah-langkah dalam pemilihan sebuah topik adalah sebagai

berikut:

a. Mencari dan membaca referensi seperti jurnal, dan artikel yang

sudah terpublikasi dari google search dan google scholar.

b. Mencari dan membaca buku di perpustakaan jurusan kesehatan

gigi Poltekkes Tanjungkarang.

c. Menentukan topik topik

2. Eksplorasi Informasi

Langkah-langkah dalam eksplorasi adalah sebagai berikut :


21

a. Mencari informasi dari buku yang ada di perpustakaan jurusan

kesehatan gigi Poltekkes Tanjungkarang, jurnal yang telah

dipublikasikan dan artikel dengan topik terkait yaitu pengaruh

penyuluhan menggunakan video animasi kartun terhadap

pengetahuan menyikat gigi pada anak sekolah dasar.

b. Kemudian peneliti juga bisa mencari informasi menggunakan

google search dan google scholar untuk mencari tahu beberapa

penelitian terkait pengaruh penyuluhan menggunakan video

animasi kartun terhadap pengetahuan menyikat gigi pada anak

sekolah dasar.

3. Menentukan Fokus Penelitian

Langkah-langkah dalam menentukan fokus penelitian :

a. Membaca kembali referensi yang didapatkan berkaitan dengan

topik yang diangkat.

b. Menentukan fokus penelitian berdasarkan topik yang diangkat

yaitu “pengaruh penyuluhan menggunakan video animasi kartun

terhadap pengetahuan menyikat gigi pada anak sekolah dasar”.

4. Pengumpulan Sumber Data

Langkah-langkah dalam pengumpulan sumber data adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan sumber data dengam memanfaatkan buku yang

tersedia di perpustakaan Poltekkes Tanjungkarang Jurusan

Kesehatan Gigi.
22

b. Melakukan pencarian jurnal-jurnal serta artikel terkait pengaruh

penyuluhan menggunakan video animasi kartun terhadap

pengetahuan menyikat gigi pada anak sekolah dasar melalui google

search dan google scholar..

5. Persiapan Penyajian Data

a. Peneliti mencari sumber data yang telah disesuaikan dengan topic

penelitian di perpustakaan Poltekkes Tanjungkarang Jurusan

Kesehatan Gigi serta google search dan google scholar.

b. Peneliti mengumpulkan semua sumber data yang telah dicari di

perpustakaan Poltekkes Tanjungkarang Jurusan Kesehatan Gigi

serta google search dan google scholar.

c. Peneliti melakukan penelitian kepustakaan berdasarkan data yang

telah diperoleh sesuai dengan topic yaitu “pengaruh penyuluhan

menggunakan video animasi kartun terhadap pengetahuan

menyikat gigi pada anak sekolah dasar”.

6. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan pada studi pustaka ini terdiri dari 3 bagian pokok

yaitu:

1. Bagian awal berisi : Judul dan halaman judul

2. Bagian inti : latar belakang masalah, tujuan penelitian, metodologi

penelitian, pembahasan dan hasil, kesimpulan dan saran

3. Bagian akhir : daftar pustaka


23

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

jurnal yang didapat dari internet menggunakan Google search dan Google

scholar serta buku yang berkaitan tentang pengaruh penyuluhan

menggunakan video animasi kartun terhadap pengetahuan menyikat gigi

pada anak sekolah dasar. Kata kunci yang digunkan dalam pencarian

literatur ini adalah penyuluhan, video animasi dan menyikat gigi.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrument pengumpulan data dalam penelitian

kepustakaan ini adalah menggunakan teknik dokumentasi. Dengan

mencari data yang berkaitan tantang pengaruh penyuluhan menggunakan

video animasi kartun terhadap pengetahuan menyikat gigi pada anak

sekolah dasar.

Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

1. Menentukan letak lokasi data ditemukan yaitu perpustakaan

jurusan kesehatan gigi Poltekkes Tanjungkarang

2. Data yang didapatkan kemudian dibaca oleh peneliti dan

menangkap makna yang terkandung di dalamnya.

3. Kemudian mencatat point-point yang ditemukan terkait

pengaruh penyuluhan menggunakan video animasi kartun

terhadap pengetahuan menyikat gigi pada anak sekolah dasar.


24

4. Peneliti juga membuka internet (website) untuk mencari artikel

serta jurnal-jurnal terkait pengaruh penyuluhan menggunakan

video animasi kartun terhadap pengetahuan menyikat gigi pada

anak sekolah dasar.

5. Mencatat dan memberikan kode nama tokoh dan tahun di akhir

kutipan contoh (Arsyad, 2014).

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian dalam penelitian kepustakaan ini adalah

buku, jurnal, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh

penyuluhan menggunakan video animasi kartun terhadap pengetahuan

menyikat gigi.

F. Teknik Analisa Data

Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Memilih sumber-sumber data yang didapatkan dari google scholar dan

perpustakaan jurusan kesehatan gigi Poltekkes Tanjungkarang.

2. Menggumpulkan sumber-sumber yang didapatkan untuk

dibandingkan dengan sumber lainnya yang telah dipilih dan

ditemukan.

3. Membandingkan sumber-sumber data yang didapatkan.

4. Menggabungkan yang telah dibandingkan menjadi satu kesatuan yang

berkesinambungan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini merupakan sebuah Studi Pustaka yang merangkum

beberapa sumber data yang relevan dengan tema. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku-buku dan jurnal yang

didapat dari internet menggunakan Google Search dan Google Scholar

yang berkaitan tentang Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Video

Animasi Kartun Terhadap Pengetahuan Menyikat Gigi pada Anak Sekolah

Dasar. Kata kunci digunakan dalam pencarian literature ini adalah

Penyuluhan, Video Animasi dan Menyikat Gigi.

Berdasarkan hasil review dari 2 jurnal didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil penelitian oleh Apri Yustika Saragih tentang Pengaruh

Penyuluhan Dengan Media Animasi Kartun terhadap Tingkat Pengetahuan

Tentang Menyikat Gigi pada Siswa/I kelas IV-B SD Kec.Pancar Batu

dengan jumlah sampel 30 orang, telah menemukan bahwa tingkat

pengetahuan siswa/i sebelum diberikan penyuluhan dengan media animasi

kartun yaitu tidak ada siswa dengan kategori baik (0%), 25 siswa dengan

kategori sedang (83,33%) dan 5 siswa dengan kategori buruk (16,67%).

Tingkat pengetahuan siswa/i sesudah diberikan penyuluhan yaitu 27 siswa

dengan kategori baik (90%), 3 siswa dengan kategori sedang (10%) dan

tidak ada siswa dengan kategori buruk (0%).

25
26

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulfah Kholishah tentang

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Video Animasi Terhadap Praktik

Gosok Gigi pada Anak Usia Sekolah Dasar dengan jumlah sampel 48

anak, telah menemukan bahwa tingkat pengetahuan siswa/i sebelum

dilakukan pemberian pendidikan kesehatan gigi dengan video animasi

yaitu 2 siswa dengan kategori benar (4,2%) dan 46 siswa dengan kategori

kurang benar (95,8%). Dan didapatkan hasil praktik gosok gigi yang benar

setelah pemberian pendidikan kesehatan melalusi video animasi yaitu 27

siswa dengan kategori benar (56,3%), dan 21 siswa dengan kategori

kurang benar (43,8%).

B. Pembahasan

Berikut hasil studi pustaka dengan meriview 2 jurnal, yang

didapatkan persamaan hasil bahwa terdapat pengaruh penyuluhan

menggunakan video animasi tentang pengetahuan menyikat gigi pada anak

usia sekolah dasar dengan beberapa jurnal diantaranya adalah :

Pada penelitian oleh Apri Yustika Saragih (2018) tentang Pengaruh

Penyuluhan Dengan Media Animasi Kartun terhadap Tingkat Pengetahuan

tentang Menyikat Gigi pada siswa/i kelas IV-B SD Kec.Pancur Batu,

menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa/i setelah dilakukan

penyuluhan dengan media animasi dari kategori sedang menjadi kategori

baik. Hal ini disebabkan karena terdapat unsur audio dan visual pada

media video animasi, sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan dan berdampak pada peningkatan


27

pengetahuan siswa. Terjadinya peningkatan pengetahuan karena saat

penyuluhan dengan menggunakan media video animasi kartun, siswa

merasakan keadaan yang berbeda dari pada penyuluhan tanpa

menggunakan video animasi kartun karena penggunaan media tersebut

pada proses penyuluhan, membuat perhatian dan fokus siswa tertuju pada

media yang digunakan karena terdapat unsur kelucuan, sehingga siswa

menjadi lebih mudah memahami tentang materi yang disampaikan.

Hal tersebut sesuai dengan teori dari (Rahmi Puspita Sari dkk,

2017) yaitu dengan media animasi siswa tidak hanya mengendalkan indera

penglihatan yang sangat berperan penting untuk membantu mengingat

materi yang disampaikan, akan tetapi juga dapat mencermati dengan baik

dikarenakan gambar kartunnya yang menarik seperti gambar gigi yang

bisa berjalan serta jenis makanan kariogenik yang menjelma menjadi

monster yang bisa merusak gigi. Animasi juga mempunyai daya tarik lebih

dibandingkan dengan media lain karena memiliki simbol-simbol tertentu

yang menyebabkan kelucuan.

Animasi merupakan salah satu hal yang paling sering dicari oleh anak,

peminat animasi saat ini sangat banyak dan semakin meningkat,

dikarenakan penyajian animasi yang lebih menari, pesan yang ingin

disampaikan mudah diingat dan dapat diakses secara online. Hal tersebut

menunjukkan bahwa saat ini anak sudah terkena dampak modernisasi dan

lebih tertarik pada hal yang berkaitan dengan drama, kartun dan animasi (I

Putu T, dkk, 2020)


28

Pada penelitian yang dilakukan oleh Zulfah Kholishah (2017)

tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Animasi Terhadap

Praktik Gosok Gigi pada Anak Sekolah Dasar, menyatakan bahwa adanya

peningkatan praktik gosok gigi pasca pemberian pendidikan kesehatan

melalui video animasi, hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya

pengetahuan praktik gosok gigi setelah penayangan media video animasi

sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan anak, dengan melibatkan dan

memanfaatkan banyak panca indera dalam penyuluhan, pengetahuan anak

akan meningkat sehingga dapat mempengaruhi perubahan perilakunnya

termasuk dalam mempraktikkan gosok gigi dengan cara yang benar.

Keadaan tersebut sesuai dengan teori (Agus Suheri,2006) yang

menyatakan bahwa animasi memiliki kemampuan untuk dapat

memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek atau sulit untuk dijelaskan

dengan hanya gambar atau kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka

animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara

nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi

maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.

Metode pembelajaran yang menggunakan animasi kartun

merupakan salah satu bentuk media audiovisual yang dikenal sebagai

metode pembelajaran kesehatan gigi yang menarik. Media ini

memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Semakin banyak


29

indera yang digunakan untuk merekam informasi, semakin besar

kemungkinan siswa memahami maksud informasi yang disampaikan.

Dengan begitu pengetahuan siswa mengalami peningkatan, karena dengan

adanya bantuan media animasi dapat memudahkan siswa dalam mengingat

materi yang diberikan dan juga mempengaruhi perubahan sikap maupun

tingkah laku siswa menjadi semakin baik. Media animasi kartun tidak

hanya dapat menghasilkan cara belajar yang efektif dalam waktu singkat

tetapi menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu yang diterima melalui

audiovisual akan lebih lama dan lebih baik dalam ingatan karena

melibatkan lebih banyak panca indera (Sadiman dkk,2004)


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penyuluhan menggunakan media video animasi kartun dapat

meningkatkan pengetahuan menyikat gigi pada anak, karena media video

animasi kartun memiliki unsur audio dan visual yang melibatkan banyak

panca indera dan mempunyai daya tarik lebih dibandingkan dengan media

lain. Media video animasi kartun menarik perhatian anak serta membuat fokus

anak tertuju pada media yang digunakan sehingga lebih mudah meningkatkan

pengetahuan anak tentang cara, teknik dan frekuensi menyikat gigi.

B. Saran

Bagi anak-anak diharapkan dapat memahami materi dari penayangan video

animasi dan memelihara kesehatan gigi dan mulut nya yaitu dengan cara

menyikat gigi yang baik dan benar, menyikat gigi 2 kali sehari (setelah

sarapan dan sebelum tidur), dan frekuensi menyikat gigi serta menjadikan hal

tersebut sebagai suatu kebiasaan yang dilakukan di rumah.

30
DAFTAR PUSTAKA

Akbar asfar, w. o. (2018). pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan dan sikap tentang penyakit hiv / aids di smp baznas provinsi

sulawesi selatan. islamik nursing vol 3 nomor.1 july 2018, 26.

Arsyad. (2018). pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan pada murid kelas IV

dan V SD. Media kesehatan gigi vol 17 no.1 tahun 2018, 62.

Arsyad, A. (2011). media pembelajaran. jakarta: KDT.

Arsyad, b. r. (2018). tingkat pengetahuan dan perilaku anak tentang kesehatan gigi

dan mulut. ilmiah kesehatan iqra, 1.

dkk, s. h. (2018). tingkat pengetahuan dan perilaku anak tentang kesehatan gigi

dan mulut . ilmiah kesehatan iqra, 1.

Dr. arief s. sadiman, m. ,. (2011). media pendidikan pengertian, pengembangan,

dan pemanfaatannya. jakarta: jakarta: rajawali pers, 2011.

Dr. rer.nat.H. Rayandra Asyhar, M. (2012). kreatif mengembangkan media

pembelajaran. jakarta: Tim gp press.

Drg. siti nurbayani tauchid, M. D. (2016). buku ajar pendidikan kesehatan gigi.

jakarta: EGC.

Ferry, Atikah Balqis.2014. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Terhadap

DMF-T & OHIS pada anak Usia 10-12 Tahun di Makassar.

I putu tangkas tresnayasa, d. g. (2020). animasi bondres 2d sebagai daya tarik

remaja terhadap kesenian bondres. vol.2 no 2 - oktober 2020, 54.


Irmanita wiradona, b. w. (2013). Pengaruh perilaku menggosok gigi terhadap plak

gigi pada siswa kelas IV dan V Di sdn wilayah kecamatan gajah mungkur

semarang. promosi kesehatan indonesia vol 8/ no.1/ januari 2013, 2.

Kholishah, z. (2017). pengaruh pendidikan kesehatan dengan video animasi

terhadap praktik gosok gigi pada anak kelas IV dan V di sd n 1 bendungan

kemanggung. universitas aisyiah yogyakarta, 3.

Kusumawardani, e. (2011). buruknya kesehatan gigi dan mulut. yogyakarta:

siklus.

M., a. w. (2019). teori & pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia .

yogyakarta: yogyakarta 2019.

Megananda hiranya putri., d. M. (2010). ilmu pencegahan penyakit jaringan keras

dan jaringan pendukung gigi. jakarta : jakarta : EGC,2010.

Ni wayan arini, n. k. (2020). hubungan perilaku menyikat gigi serta tingkat

kebersihan gigi dan mulut pada ibu pkk banjar adat kayusugih kecamatan

pupuan kabupaten tabanan. kesehatan gigi, 22.

NOTOATMODJO, P. d. (2014). Ilmu perilaku kesehatan . jakarta: jakarta 2014.

Puspita, n. p. (2017). gambaran ohis dan perilaku menyikat gigi pada siswa kelas

VI sdn 5 pekutatan kecamatan pekutatan kabupaten jembrana tahun 2016.

skala husada volme 14 nomor 1 april 2017:34-40, 36.

Rahmi puspitasari, d. e. (2017). perbandinga efektivitas penyuluhan dengan video

dan animasi tentang makanan kariogenik terhadap pengetahuan siswa


kelas IV di sd n 027 sungai sapi kec. kuranji padang. B-Dent. Vol 4. No.2,

Desember 2017 : 117 - 125, 125.

Ramadhan Azhary, Cholil, Bayu Indra Sukmana.2016. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Angka Karies Gigi Di

SMPN 1 MARABAHAN. Jurnal Kedokteran Gigi:Vol I. No 2. September

2016

Riskesdas. (2018). laporan nasional riskesda 2018 kementerian kesehatan RI.

kementerian kesehatan republik indonesia, 222.

Riskesdas. (2018). laporan provinsi lampung riskesdas 2018. kemenkes RI, 200.

Sadiman, a. s. (2014). media pendidikan : pengertian, pengembangan, dan

pemanfaatannya. jakarta : rajawali : jakarta : rajawali pers,2014.

Suheri, a. (2006). animasi multimedia pembelajaran. volume 2 - no. 1 : periode

juli - desember 2006, 29.

Anda mungkin juga menyukai