Diajukan Oleh :
UMMI ALFAIDA
AK.20.034
Oleh:
UMMI ALFAIDA
AK.20.034
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
waktu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Identifikasi kapang Pada Makanan
Tenggara” Penulisan karya tulis ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat
Ayahanda Sumail, SP dan Ibunda Nila Wati yang banyak membantu mulai dari
memberikan dorongan, motivasi dan do’a yang tulus demi keberhasilan penulis
selama di bangku studi. Terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada
Ibu Sri Aprilianti Idris S.Si., M.Sc sebagai pembimbing I sekaligus Wakil Direktur
I Politeknik Bina Husada Kendari Ibu Angriani Fusvita, S.Si., M.Si sebagai
kepada:
1. Ibu Dr. Tuti Dharmawati, SE., M.Si., AK., QIA., CA., ACPA sebagai Ketua
3
3. Bapak apt Reymon, M.Si., sebagai Wakil Direktur III Politeknik Bina Husada
Kendari.
penguji I saya.
10. Ibu Siti Saiba, A.Md selaku Kepala Perpustakaan Politeknik Bina Husada
Kendari.
11. Terima kasih kepada Laboran Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Bina
Husada Ni Luh Eka Ayu Pratiwi, AMAK, Suci Deviyanti Ningsih, A.Md.Kes,
Nurul Afdhaliyah Nurdin A.Md.Kes, dan Alma Dita Harun A.Md.Kes atas
12. Keluargaku khususnya, Muh. Hidaya, Metri Krisna Widia, Indriani, dan
4
husada kendari dan semua keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan, terima
13. Sahabat-sahabat saya, Arny, Dewi Sri utami,Wa Ode Yuningsi, Yulid
menempuh pendidikan.
Politeknik Bina Husada Kendari yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu persatu, terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja samanya selama
Husada Kendari.
itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penyusun
5
6
DAFTAR ISI
A. Rujukan Penelitian..................................................................................... 13
7
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 31
1. Populasi .................................................................................................. 31
2. Sampel .................................................................................................... 31
2. Analitik ................................................................................................... 34
A. Hasil Penelitian.......................................................................................... 32
B. Pembahasan ............................................................................................... 32
A. Kesimpulan ............................................................................................... 32
B. Saran ......................................................................................................... 32
LAMPIRAN ..................................................................................................... 40
8
BAB I
PENDAHULUAN
Hampir seluruh kepulauan di Indonesia, memiliki tradisi dan ciri khas makanan
al.,2016).
hasil produksi setempat, dengan proses yang telah dikuasai masyarakat dan
hasilnya adalah produk yang citarasa, bentuk dan cara makannya dikenal, di
daerah dengan cita rasa yang berbeda salah satu makanan tradisional yaitu
Kolope. Ubi hutan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi diantarannya
karbohidrat 18,00%, protein 0,16%, lemak 1,18%, air 78,00% (Sukarsa, 2018).
pada dasarnya kolope terbuat dari ubi hutan (Dioscorea hispida). Ubi hutan
atau biasa di sebut gadung (Dioscorea hispida) merupakan salah satu bahan
beras. Ubi hutan berbentuk bulat lonjong, mirip sirsak berwarna coklat muda
9
dengan bintik-bintik pada umbi. Sehinggah tidak asing lagi di kalangan
2017).
sejak jaman kuno untuk maksud-maksud tertentu, yang antara lain untuk
fermentasi pada umumnya bersifat multi-kultur, dimana satu atau lebih galur
untuk mengetahui galur mana pemeran utama dan galur mana yang bersifat
Kapang ada yang bermanfaat bagi manusia, antara lain sebagai pengendali
hayati, penghasil enzim, dan industri komersial. Namun, Kapang banyak pula
Akibat dari kerusakan yang ditimbulkan oleh kapang pada produk olahan
10
makanan antara lain penurunan kualitas dan dampak Kesehatan pada manusia.
(Herawati., 2008).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sulawesi Tenggara.
11
2. Manfaat Praktis
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Rujukan Penelitian
dan Aspergillus sp Pada Roti Bakar Sebelum dan Sesudah di Bakar Yang
sebelum dan sesudah di bakar yang dijual di Alun alun jombang. Metode:
penilitian ini diketahui bahwa dari 3 sampel roti bakar sebelum dan
sesudah dibakar didapatkan hasil positif terdapat kapang pada roti dengan
Sambal Pecel Yang Disimpan Pada Hari Ke-7. Hasil penelitian yang
sambal pecel yang disimpan di kulkas pada hari ke-7 didapatkan hasil
sambal pecel yang disimpan di kulkas pada hari ke-7 positif(+) terdapat
Aspergillus niger.
13
3. Penelitian Ida Ningrumsari dkk (2020), Isolasi Identifikasi Kapang dan
adalah untuk mengetahui kapang yang terdapat pada tempe dengan cara
sp .
B. Landasan Teori
14
Hal ini karena kolope mengandung racun yang bisa membuat orang yang
dapat terhidrolisis hingga terbentuk asam sianida (HCN). Efek HCN yang
dirasakan kala memakan ubi hutan tanpa pengolahan baik, yaitu tidak
muna yang sangat sulit proses pembuatanya, karena kolope ini tumbuh liar
yang jarang di piara dan di tanam oleh masyarakat pada umumnya. Kalau
lebih 0,5 cm. Pembuatan kolope ini biasanya harus lebih dari satu orang
rendam di sungai sampai dua hari dua malam atau lebih (Puput Putri dkk,
2022).
khas ini biasanya ini diolah dengan cara dikukus dalam bentuk halus
15
kemudian penyajiannya ditambah dengan taburan parutan kelapa.
yang biasanya dikenal dengan gadung/ubi hutan adalah salah satu jenis
beberapa tahapan dan jika ada tahapan yang tidak dilalui atau ada
dengan penambahan garam (NaCl) atau ditambahkan asam nitrat dan asam
yang berbeda dari jenis ubi lainnya. Meski menyehatkan, minat warga
informasi mengenai jenis dan kegunaannya bisa jadi merupakan salah satu
16
penyebab minimnya pemanfaatan umbi-umbian terutama dari jenis minor
selain kentang, singkong, talas dan ubi jalar (Puput Putri dkk, 2022).
lebih rendah tetapi kandungan serat dan kalsium tinggi. Total energi
kolope 100 Kal, karbohidrat 23,5 gr, protein 0.9 gr dan lemak 0,3.
Namun kandungan serat jauh lebih tinggi 2,1 gr, dibandingkan singkong
hanya 0,9 dan beras 0,2. Kandungan serat tinggi inilah yang
mg. Kalsium ini untuk kesehatan tulang dan gigi terutama pada masa
17
2. Tinjauan Tentang kapang
berklorofil, dinding sel tersusun dari kitin, dan belum ada diferensiasi
suhu, kandungan air tanah dan bahan organik. kapang mempunyai peranan
pengawet.
18
Gambar 3. Aspergillus niger (Svanstrom., 2013)
19
Aspergillus tamarii menghasilkan beberapa senyawa toksik
seperti cylopiazonic.
mitotoksin.
20
b) Aspergillus flavus merupakan jenis kapang yang hidup sebagai
21
Kontaminasi mitotoksin tidak hanya menurunkan kualitas bahan
seperti kanker hati yang disebabkan oleh aflatoksin, salah satu jenis
Karena adanya kontaminasi mitotoksin yang tidak kasat mata, terlebih lagi
ginjal dan susunan syaraf pusat dari manusia (Aryani et al., 2015).
baik adalah media yang mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh
kapang bisa berkembang biak dengan baik pada media yang mengandung
warna dari koloni, terbentuknya struktur tertentu, dan dapat tumbuh atau
22
tidaknya kapang sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan (Aini dan
Rahayu, 2015).
Czapek Dox Agar (CDA), Carrot Agar (CA), Oat Meal Agar (OA), Taoge
tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan
energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen
23
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) yaitu glukosa 40 g, pepton 10 g dan
(Waluyo, 2017).
2) Metode pengenceran
Kusharyati, 2015).
24
3) Metode sebar
a) Makroskopis
b) Mikroskopis
karena biaya murah dan hasil didapat dalam waktu yang singkat
25
Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan mengambil koloni
kapang pada cawan petri menggunakan jarum ose steril, diletakkan pada
c) Slide culture
yang dibentuk.
peletakan tusuk gigi atau batang U (U-shaped glass rod) agar kaca benda
pada kertas tisu untuk menjaga kelembapan udara di dalam cawan Petri
2013).
tes sangat sensitif dan spesifik, dan dapat digunakan untuk diagnosis
26
dengan metode konvensional. Saat ini banyak pengembangan dari
cara, yaitu:
27
misalnya gatot yang difermentasi dengan isolat indigenous gatot
(Astriani, 2015).
gizi lebih tinggi, mudah dicerna, lebih aman, dan memberikan rasa lebih
dikenal di Indonesia antara lain tempe, tapai, teh hijau, sayur asin, dan
28
C. Kerangka Konsep Penelitian
terikat.
Kolepe kapang
Keterangan:
= Variable bebas
= Variabel terikat
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Desain Penelitian
2. Isolat B
3. Isolat C
30
C. Waktu Dan Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
kolope.
2. Sampel
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
31
F. Definisi Operasional
G. Prosedur Penelitian
kapang.
1. Pra analitik
a. Persiapan Sampel
Kolope.
32
b. Alat dan Bahan :
1) Alat yang digunakan adalah pisau atau cutter, Laminar Air Flow
inoculum, ose lurus, pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
selama 2 jam.
mL aquades steril.
33
3) Masukan media tersebut ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian
2. Analitik
Flow.
cawan petri
34
b. Prosedur kerja identifikasi kapang pada kolope
koloni.
10 X.
35
3. Pasca Analitik
a. Pengamatan Makroskopik :
b. Pengamatan Mikroskopik :
4. Analisa Data
1) Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif.
2) Sumber Data
yang diperoleh dari buku, teks, jurnal atau litelatur lain yang
4) Pengolahan Data
36
Data yang diperoleh diolah dalam bentuk deskriptif.
5) Penyajian Data
37
H. Skema Jalur Penelitian
Pengeceran
Isolasi
Inkubasi 3x24
Slide Culture
Maskroskopis
Inkubasi 3x24
Mikroskopis
Analisa Data
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret – April 2023 di
melakukan isolasi kapang ubi hutan dengan metode pengenceran pada media
Pottato Dextrose Agar (PDA). Adapun hasil yang didapatkan pada identifikasi
genus cladosporium sp, mucor sp, dan rhizoctonia sp. Hasil dari
pengamatan identifikasi penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Mucor sp
bulat
(a) (b)
Gambar 10. (a) Makroskopis, (b) Mikroskopis
mikroskopis terdapat Bagian atas koloni berwarna hitam, dan bagian dasar
koloni berwarna hitam pula dan bentuk tepi koloni bulat serta permukaan
39
bulat
Cladosporium sp
(a) (b)
Gambar 11. (a) Makroskopis, (b) Mikroskopis
Hasil makroskopis pada isolate (S2 10¯4) Koloni berwarna putih, dan
berbentuk bulat. Pertumbuhan koloni tumbuh ke atas, sedangkan
Strukturnya halus pada koloni dengan tinggi beberapa cm menyerupai
permen kapas. Koloni Cladosporium sp berwarna putih, krem hingga
menjadi abu-abu dan coklat pada koloni yang sudah tua karena
perkembangan spora.
bulat
Rhizoctonia sp
(a) (b)
Gambar 12. (a) Makroskopis, (b) Mikroskopis
40
Berdasarkan gambar dari ketiga isolat di atas, menunjukan bahwa
dan memiliki bentuk koloni tepi bulat. Berdasarkan identifikasi yang telah
B. Pembahasan
sudah pada dasarnya kolope terbuat dari ubi hutan (Dioscorea hispida). Ubi hutan
atau biasa di sebut gadung (Dioscorea hispida) merupakan salah satu bahan
makanan sumber karbohidrat dan di jadikan makanan pokok manusia selain beras.
Ubi hutan berbentuk bulat lonjong, mirip sirsak berwarna coklat muda dengan
pengenceran pada media Pottato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasi selama
3x24 jam pada suhu ruangan 25℃. Selanjutnya, tahap kedua dilakukan
41
adanya warna koloni kapang, permukaan koloni, pinggir koloni, dan bentuk
memiliki bentuk koloni tepi bulat berdasarkan jenis isolat kolope kedalam
genus Cladosporium sp, Mucro sp, dan Rhizoctonia sp. Pada penelitian Ida
mengetahui kapang yang terdapat pada tempe dengan cara mengisolasi dan
kapang yang mampu berasosiasi dengan anggrek tanah , selain itu pada
penelitian lain menemukan kapang ini pada akar tomat, kentang dan kobis.
tanah.
pada tanaman, udara dan lingkungan. Kapang ini memiliki manfaat sebagai
42
antikapang (Sandoval-Denis dkk., 2015). Penelitian sebelumnya
menyerupai permen kapas. Manfaat jamur ini yaitu dapat mengubah kedelai
perlatum dan jamur yang mampu berombak. Koloni Mucor sp. berwarna
putih, krem hingga menjadi abu-abu dan coklat pada koloni yang sudah tua
karena perkembangan spora. Kapang Mucor sp. dapat tumbuh cepat pada
media, sehingga pada media PDA tanpa perlakuan (kontrol) pada hari ke-7
hingga bulat dengan warna merah kecoklatan hingga coklat cerah. Hifa
43
Dampak yang terjadi apabila Mucor sp ditemukan pada bahan
reaksi alergi pada beberapa individu yang sensitif. Gejala alergi dapat
meliputi ruam, gatal-gatal, mata berair, dan sesak napas. Dampak yang
makanan atau gangguan sistemik. Alergi dan iritasi: Beberapa orang dapat
mengalami reaksi alergi atau iritasi kulit ketika terpapar Cladosporium sp,
yang mungkin muncul termasuk ruam kulit, gatal-gatal, mata merah, dan
gandum, kentang, dan sayuran. Jamur ini menginfeksi akar tanaman dan
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sampel kolope (Dioscorea hispida) yaitu Cladosporium sp, Mucor sp, dan
Rhizoctonia sp.
B. Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N., & Rahayu, T. (2015). Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Kapang
Menggunakan Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Arif, A., Muin, M., & Kuswinanti, T. (2019). Isolasi Dan Identifikasi Kapang
Kayu Dari Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Di Bengo-Bengo
Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Perennial, 5(1), 15–22.
Ahmad, R. Z., 2017, Cemaran kapang pada pakan dan pengendaliannya.
Dahlia. 2010. Penghilangan Racun Asam Sianida (HCN) dalam Umbi Gadung
dengan Menggunakan Bahan Penyerap Abu. Ju rnal Teknologi Kimia dan
Industri, Vol. 1. Hal: 14-20.
Gomez-Duarte, O. G., Bai, J., & Newell, E. (2009). Detection of Escherchia coli,
Salmonella Spp., Shigella Spp., Yersinia enterocolitica, Vibrio cholerae,
and campylobacter Spp. Enteropathogens by 3-reaction multiplex
polymerase chain reaction. Diagnostic and Infectious Disease, 63(1), 1-9.
Herawati, H et al, 2008. Penentuan Umar Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal
Litbang pertania, 27(4), 124-130.
Martindah, E., & Bahri, S., 2016. Mycotoxin Contamination In The Food Chain.
Indonesia BulletiN Of Animal and Veterinary Sciences. 13(1), 109-114.
46
Meliwati, Devi, dan Hakim, A.R 2013. Pengaruh Penambahan Konsentrasi
Bahan Pengawet Alami Pada Makanan.Jurnal Sains dan Seni Pomits.
Romadhon, R., Subagiyo, S., & Margino, s. (2012). Isolasi dan karakteristik
bakteri asam laktat dari usus udang penghasil bakteriosin sebagai agen
antibakteria pada produk-produk hasil perikanan. SAINTEK PERIKANAN:
Indonesia journal of Fisheries Science and Teknology, 8(1), 59-64.
Siwi Ratna. 2015. Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst) Sebagai Bahan
Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif. Brawijaya: Kajian Pustaka In
Press.
Puput Putri, Murni Nia, Abdulah Igo, 2022. Pemanfaatan Umbi Gadung Menjadi
Bahan Baku Keripik Kolope. Vol. 7, No. 4, November 2022, Hal: 149-158,
Doi: https://doi.org/10.36709/jopspe.
Putri, A. L., & Kusdiyantini, E, (2018). Isolasi dan Identifikasi bakteri asam laktat
dari pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjual belikan
dimaluku-indonesia.
47
48
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Gambar Alat Keterangan
Timbangan
Kolope
Kapas
Penimbangan media PDA
(S1 10¯4)
(S2 10¯4)
(S3 10¯5)
Hasil Pengamatan Perbesaran 10x
a) Sporagium
b c b) Sporagiofor
c) Hifa rizoid
(S2 10¯4)
a Hasil pengamatan
(Cladosporium sp) 10x
b perbesaran;
a) Hifa
b) Percabangan hifa
(S3 10¯5)
Hasil pengamatan
(Rhizoctonia sp) 10x
b perbesaran;
a) Hifa
b) Hifa bercabang