Oleh :
SINDY SEPTIANA EKA PUTRI
201803060
Oleh :
SINDY SEPTIANA EKA PUTRI
201803060
i
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal Karya Tulis Ilmiah ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya
disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara
tertulis diacu dengan naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk proposal penelitian Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 Keperawatan Akademi
Keperawatan Karya Husada Kediri
Oleh :
Mengetahui
Menyetujui,
Ketua Program Studi D3 Keperawatan
Dosen Pembimbing
STIKES Karya Husada Kediri
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Tim Penguji
1. ( )
NIK :
2. ( )
NIK.
3. ( )
NIK.
Mengesahkan
Prodi D3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri
Ketua,
iv
KATA PENGANTAR
v
Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan pemberian
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
2.2.3. Etiologi PPOK .....................................................................................19
2.2.4. Manifestasi Klinis PPOK .....................................................................19
2.2.5. Pemeriksaan Diagnostik PPOK ...........................................................19
2.2.6. Penatalaksanaan PPOK ........................................................................20
2.2.7. Komplikasi PPOK................................................................................21
2.3. Konsep Fisioterapi Dada ................................................................................23
2.3.1 Definisi Fisioterapi Dada .....................................................................23
2.3.2 Tujuan Fisioterapi Dada.......................................................................23
2.3.3 Indikasi Fisioterapi Dada .....................................................................23
2.3.4 Kontraindikasi Fisioterapi Dada ..........................................................24
2.3.5 Jenis Fisioterapi Dada ..........................................................................24
2.3.6 Prosedur Fisioterapi Dada ....................................................................26
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ..........................................................................29
3.1.1 Pengertian Kerangka Konsep ................................................................29
3.1.2 Kerangka Konsep .................................................................................30
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian .....................................................................................31
4.2 Kerangka Kerja Penelitian..............................................................................31
4.3 Populasi Penelitian .........................................................................................31
4.4 Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling ................................................33
4.4.1. Sampel ...................................................................................................33
4.4.2. Besar Sampel ........................................................................................33
4.4.3. Teknik Sampling ..................................................................................34
4.5 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................34
4.6 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional ..................................35
4.6.1. Variabel Penelitian ...............................................................................35
4.6.2. Cara Pengukuran ..................................................................................35
4.6.3. Definisi Operasional .............................................................................35
4.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................................36
viii
4.7.1 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................36
4.7.2 Instrumen Pengumpulan Data ...............................................................37
4.8 Teknik dan Analisa Data ................................................................................37
4.9 Masalah Etik ...................................................................................................39
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Pengetahuan tentang Fisioterapi Dada pada
Masyarakat dengan Riwayat PPOK di Desa Sumberasri Kecamatan
Nglegok Kabupaten Blitar ..................................................................30
Gambar 4.1. Kerangka konsep Pengetahuan Fisioterapi Dada pada Masyarakat
dengan Riwayat Penyakit Paru Obstruksi Kronis di Desa Sumberasri
Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar ................................................32
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan gangguan
pernapasan yang banyak dijumpai. PPOK merupakan penyebab utama
morbiditas dan cacat, dan pada tahun 2020 dan diperkirakan akan menjadi
penyebab terbesar ketiga kematian di seluruh dunia Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK) merupakan penyakit paru yang ditandai dengan adanya
obstruksi kronis aliran udara di paru yang mengganggu pernafasan normal
yang bisa mengancam jiwa. PPOK adalah penyakit yang memiliki
karakteristik gejala pernapasan yang menetap dan keterbatasan aliran udara,
dikarenakan abnormalitas saluran napas dan/atau alveolus yang biasanya
disebabkan oleh pajanan gas atau partikel berbahaya (GOLD, 2017).
Jackson, (2014) mengklasifikasikan PPOK meliputi 3 penyakit pada saluran
pernafasan yaitu, asma bronchiale, bronkitis kronik, dan emfisema.
Masalah yang sangat sering dijumpai pada kasus PPOK adalah adanya
peningkatan produksi sputum yang dapat menyebabkan proses pembersihan
silia tidak berjalan lancar sehingga sputum tertimbun dan menyebabkan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Ketika terjadi produksi sputum yang
berlebih maka penderita PPOK akan mengalami sumbatan pada
pernafasannya. Sumbatan pada jalan nafas merupakan salah satu gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang memicu terjadinya kematian,
namun sumbatan jalan nafas merupakan kondisi yang masih dapat diatasi
dengan berbagai cara. Salah satu penatalaksanaan yang dapat digunakan
untuk mengurangi gejala penyakit PPOK adalah dengan fisioterapi dada.
Fisioterapi dada merupakan terapi kombinasi memobilitas sekret pada
pulmonari yang sangat berperan dalam pengeluaran sekret pada pasien
PPOK sehingga dapat mengurangi sesak nafas yang terjadi pada pasien
PPOK. Namun, adanya permasalahan sesak nafas yang ditimbulkan karena
adanya ketidakefetkifan bersihan jalan nafas pada penyakit PPOK tidak
1
2
yang telah diperoleh peneliti selama kuliah dan juga menambah pengalaman
dan wawasan dalam pelaksanaan penelitian dilapangan tentang pengetahuan
masyarakat tentang fisioterapi dada.
1.4.2 Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi pengetahuan
untuk penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan fisioterapi
dada pada penyakit dengan penumpukan sekret
1.4.3 Bagi responden
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber pengetahuan dan
informasi yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah sesak nafas pada
pendeita PPOK dengan penumpukan sekret
1.4.4 Bagi tempat penelitian
Dapat memberikan motivasi yang dapat digunakan sebagai dasar
masukan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dalam meningkatan
kualitas kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya sehingga
menghasilkan pengetahuan (Notoatmodjo , 2014).
Pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek dan dapat diperoleh secara
alami maupun secara terencana. Pengetahuan merupakan ranah penting untuk
terbentuknya tindakan, pengetahuan diperlukan sebagai dorongan fisik dalam
menumbuhkan rasa percaya diri maupun dengan dorongan sikap perilaku
setiap orang, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan
stimulasi terhadap tindakan seseorang (Noviyanti dkk, 2016).
2.1.2 Tingkatan pengetahuan
Notoatmodjo (2014), mengemukakan terdapat 6 tingkat pengetahuan,
diantantaranya:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu atau pun dapat
menyebutkan objek tersebut, tetapi harus dapat mengintrepretasikan
secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi adalah ketika orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui pada situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
8
9
2.1.2.3 Emfisema.
1. Definisi
Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru
yang ditandai oleh pembesaran alveoulus dan duktus alveolaris
serta destruksi dinding alveolar (Andini, 2015),.
2. Etiologi
Reilly, et al., dalam Harrison’s Principles of Internal Medicine
(2011) menyebutkan bahwa emfisema disebabkan 4 proses yang
saling berkaitan, yaitu :
1) Paparan kronis asap rokok yang menyebabkan akumulasi
mediator inflamasi di paru
2) Adanya sekresi elastolytic proitenases yang dapat merusak
matriks ekstrasel
3) Hilangnya matriks ekstrasel yang dapat memicu kematian sel
(apoptosis)
4) Terjadinya perbaikan yang tidak efektif oleh elastin dan
komponen matriks ekstrasel lainnya sehingga menyebabkan
pelebaran alveolus.
3. Manifestasi Klinis
1) Dispnea
2) Tachipnea
3) Hipoksemia
4) Hiperkapnia
5) Inspeksi : Barrel Chest, penggunaan otot bantu pernapasan
6) Perkusi : Hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh
bidang paru
7) Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan
ekspirasi
8) Anoreksia
9) Penurunan BB
19
10) Kelemahan
2.3.3 Etiologi PPOK
Menurut Susanti (2015) beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
Penyakit Paru Obstruktif Kronis antara lain :
1. Genetik
2. Infeksi saluran nafas
3. Perokok
4. Umur
5. Paparan partikel (paparan debu, asap, gas-gas kimiawi)
2.3.4 Manifestasi Klinis PPOK
Menurut (Darmanto, 2014) tanda dan gejala yang biasa dialami pasien PPOK
adalah sebagai berikut :
1. Batuk-batuk disertai pengeluaran dahak minimal tiga bulan dalam satu
tahun dan terjadi paling sedikit selama dua tahun berturut-turut.
(Manurung, 2016)
2. Peningkatan produksi sputum (pada jenis bronkitis kronis)
3. Dispnea, merupakan kondisi kesulitan bernapas yang ditandai oleh
adanya penggunaan otot bantu napas (di dada dan leher), dan biasanya
ditandai dengan keluhan napas pendek (Debora, 2017).
4. Obstruksi jalan napas yang bersifat progresif
2.3.5 Pemeriksaan Diagnostik PPOK
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada pasien dengan PPOK menurut
(Manurung, 2018) antara lain:
1. Chest X-Ray
Pada pemeriksaan ini dapat terlihat hiperinflation paru, flattened
diafragma, peningkatan ruang udara retrosternal, penurunan tanda
vaskular/bulla (emfisema), peningkatan bentuk bronkovaskular
(bronchitis), normal ditemukan saat periode remisi (asma).
2. Pemeriksaan fungsi paru
20
bawah paru. Ini karena segmen atas paru dapat mengalirkan sekretnya
dengan memanfaatkan gaya gravitasi (Mubarak & Chayatin, 2008).
Indikasi untuk dilakukannya postural drainase adalah pada klien yang
menggunakan ventilasi, klien dengan melakukan tirah baring lama, klien
dengan penumpukan sekret seperti fibro kistik, bronkhietaksis, klien
dengan atelaktasis paru dan, abses paru. Kontra indikasi dilakukannya
postural drainase adalah tension pnemothoraks, hemoptisis, ganguan
kardovaskular (hipotensi, hipertensi, infark miokard, aritmia), edema paru
dan, efusi pleura (Rayungwulan, 2010). Postural drainage diberikan 2 kali
sehari pada pasien dengan produksi sekret sedikit dan 3 kali pada pasien
dengan produksi sekret banyak. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD
yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi yang bertujuan untuk mencegah
mmual muntah dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari yang
bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan tidur. Lama pemberian
postural drainage tidak lebih dari 30 menit, bahkan untuk kelainan yang
minim cukup 5-10 menit.
Persiapan pasien yang dilakukan saat memberikan postural drainage
antaralain melonggarkan seluruh pakaian terutama pada daerah leher dan
pinggang, jelaskan prosedur pelaksanaan postural drainage secara ringkas
dan lengkap, periksa nadi dan tekanan dan periksa reflex. Setelah
dilakukannya postural drainage terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain suara pernapasan, pergerakan dada, kemampuan
batuk produktif), perasaan pasien setelah pemberian postural drainage
apakah terasa sakit atau lebih nyaman, dan efek postural drainage terhadap
tanda-tanda vital. Pemberian postural drainage dapat dihentikan jika suara
pernapasan normal (tidak ada ronchi maupun wheezing), pasien mampu
bernapas efektif, dan tidak ada penumpukan secret pada hasil rontgen.
2. Clapping
Clapping merupakan prosedur pengeluaran sekret dari dalam rongga
paru menggunakan gerakan – gerakan penepukan pada daerah dada (Anas,
26
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.1.1 Definisi Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kelanjutan dari kerangka teori atau
landasan teori yang disesuaikan dengan tujuan khusus penenlitian yang akan
dicapai, yairu sesuai dengan apa yang telah ditulis dalam rumusan masalah
(Irchan Machfoedz,2013).
Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas dengan
tujuan dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan
keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti ataupun yang tidak
diteliti). Dalam penelitian kerangka konsep akan membantu
menghubungankan hasil penemuan dengan teori (Nursalam,2017).
29
30
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pengetahuan tentang Cara memperoleh
pengetahuan : fisioterapi dada pada PPOK : pengetahuan :
1. Internal 1. Definisi PPOK 1. Trial and error
a. Pendidikan 2. Definisi Fisioterapi Dada 2. Kekuasaaan dan
b. Pekerjaan 3. Tujuan Fisioterpi Dada otoritas
c. Umur 4. Indikasi Fisioterapi Dada 3. Berdasarkan
d. Informasi 5. Kontraindikasi pengalaman pribadi
2. Eksternal 6. Jenis Fisioterapi Dada 4. Jalan pikiran
a. Faktor 7. Prosedur Pelaksanaan 5. Secara ilmiah
lingkungan
b. Sosial budaya
Kriteria pengetahuan :
1. Baik : 76-100%
2. Cukup : 56-75%
3. Kurang :< 55%
(Nursalam,2014).
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang pada dasarnya
menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2012).
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
dapat memengaruhi akurasi suatu hal (Nursalam,2014). Istilah rancangan
penelitian digunakan dalam dua hal yaitu, rancangan penelitian adalah suatu
stratregi penelitian dalam mengklarifikasikan permasalahan sebelum dan
perencaan akhir pengumpulan data, dan rancangan penelitian
digunakanuntuk mendefisinikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa kini. Deskripsi dilakukan secara sistematis
dan lebih menekankan pada aktualitas daripada pengumpulan. Fenomena
yang disajikan apa adanya dan tanpa ada manipulasi dan penelitian tidak
mencoba menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi.
Oleh karena irtu penelitian ini tidak perlu adanya sebuah hipotesis.
4.2 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari desain
hingga analisa data (Hidayat,2011).
Kerangka kerja adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data, kerangka kerja
digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan digunakan
(Nursalam,2014).
31
32
Study Pendahuluan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep
Metodologi Penelitian
Populasi :
Variabel
Semua Sampel :
Penelitian :
masyarakat Sebagian
Pengetahuan
dengan riwayat masyarakat Teknik
Desain Tentang
penyakit paru yang memiliki sampling :
Penelitian : Fisioterapi Dada
obstruksi kronis riwayat Purposive
Deskriptif pada Masyarakat
di Desa penyakit Paru sampling
dengan Riwayat
Sumberasri obstruksi
Penyakit Paru
Kecamatan kronis.
Obstruksi Kronis
Nglegok
Kabupaten Blitar.
SP
Teknik analisa data : P = × 100%
SM
Hasil :
Baik : 76-100%
Cukup : 56-100%
Kurang<56%
(Nursalam, 2014)
Keterangan :
n : Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Z : Nilai standar dari distribusi nilai = %=1
P : Prevalensi outcome, karena data belum di dapat, maka dipakai 50%
Q : 1-P
L : Tingkat ketelitian 10%
(Stanley Lameshow, 1997)
4.4.3.Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Tekik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2017). Pada
penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015).
4.5 Waktu dan Tempat Penelitian
a. Tempat pengambilan data : Di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok
Kabupaten Blitar
b. Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada : 30 November – 5
Desember 2020
35
Keterangan:
P : Presentase
SP : Skor Perolehan
SM : Skor Maksimum
Dari skor dapat di kategorikan untuk tingkat pengetahuan skala ordinal
yaitu:
a. Baik : 76-100%
b. Cukup : 56-75%
c. Kurang : <56%
Nursalam, (2014)
Interpretasi hasil penelitian data merupakan bagian penting dalam
pengelolaan data sebelum mengambil suatu kesimpulan hasil analisi yang
masih factual terlebih dahulu harus diinterprestasikan dan diberi makna oleh
peneliti. Hasil analisi biasanya akan dibandingkan dengan hipotesis
penelitian (jika ada), kemudian dibalas dengan menghubungkan hasil
penelitian lain serupa atau terdahulu,kemudian diberi kesimpulan
(Sastroasmoro & Ismail,1995) (Nursalam, 2014).
39
41
42
Lampiran 1
(INFORMED CONSENT)
Kepada
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Blitar,
Respoden Peneliti
201803060
45
Lampiran 2
Kepada
Di Tempat
Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan partisipasinya
saya sampaikan terimakasih.
Blitar,
Responden Peneliti
201803060
Saksi
(..........................)
46
Lampiran 3
Nama :
Usia :
Alamat :
MENGUNDURKAN DIRI
Blitar,
Responden Peneliti
(........................) (..............................)
Saksi
( )
47
Lampiran 4
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
Judul Penelitian : Pengetahuan Tentang Fisioterapi Dada Pada Masyarakat
Dengan Riwayat Penyakit Paru Obstruksi Kronis Di Desa
Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar
I. DATA UMUM
Petunjuk pengisian : Berilah tanda (x) pada satu kotak yang anda pilih !
1). Usia anda saat ini
□ 17-20 tahun
□ 21-30 tahun
□ 31-40 tahun
□ 41-50 tahun
□ > 50 tahun
2). Pendidikan terakhir
□ SD
□ SLTP/SMP
□ SLTA/SMA
□ Perguruan Tinggi
3). Pekerjaan
□ Tidak bekerja
□ Petani
□ Swasta
□ PNS
4). Pernah mendapat informasi tentang fisioterapi sebelumnya
□ Pernah
□ Belum pernah
5). Jika pernah, dari mana sumber informasi tentang fisioterapi dada tersebut :
□ Petugas kesehatan
□ Media massa
□ Internet
48
Petunjuk pengisian :
1. Baca pertanyaan yang ada dengan baik
2. Berilah tanda (x) pada jawaban yang benar
3. Tanyakan pada peneliti atau petugas apabila anda mengalami kesulitan dalam
menjawab pertanyaan
II. DATA KHUSUS
1). Apa yang anda ketahui tentang penyakit paru obstruksi kronis?
a. Penyakit yang menyerang pada hidung karena adanya perdarahan
b. Penyakit yang menyerang pada paru-paru yang menyebabkan
gangguan aliran udara di saluran pernafasan
c. Penyakit yang menyebabkan batuk
2). Terdiri dari penyakit apa saja penyakit paru obstruksi kronis tersebut?
a. Asma, Bronktis Kronis dan Emfisema
b. Asma dan TBC
c. TBC dan pneumonia
3). Apa gejala yang sering ditemui pada penderita penyakit paru obstruksi
kronis?
a. Batuk berdahak dan sesak nafas
b. Pilek
c. Pusing
4). Apa yang dimaksud dengan fisioterapi dada?
a. Tindakan foto pada lapang dada
b. Suatu cara yang bertujuan untuk mengeluarkan dahak dari saluran
pernafasan
c. Tehnik untuk mencegah batuk dan pilek
5). Apa tujuan dari pemberian fisioterapi dada?
a. Mengencangkan otot dada
b. Mengencerkan dan membantu pengeluaran dahak
c. Mengurangi rasa nyeri pada dada
50
6). Fisioterapi dada dapat diberikan pada pasien dengan keluhan penyakit
apa saja?
a. Nyeri dada
b. Perdarahan pada paru-paru
c. Asma, bronkitis kronis dan emfisema
7). Fisioterapi dada tidak dapat diberikan pada orang dengan kondisi seperti
apa?
a. Orang yang mengalami sesak nafas
b. Orang yang batuk
c. Orang yang setelah menjalani operasi dada
8). Fisioterapi dada lebih baik diberikan berapa kali dalam sehari?
a. 2x sehari
b. 3x sehari
c. 4x sehari
9). Apa saja jenis dari fisioterapi dada?
a. Postural drainage (pemberian posisi), Clapping (penepukan) dan
Vibrasi (getaran)
b. Postural drainage (pemberian posisi) dan vibrasi (getaran)
c. Clapping(getaran), suctioning (penyedotan), dan nebulizer
(pemberian uap)
10). Apa tujuan dari pemberian posisi postural drainage?
a. Upaya pengeluaran dahak dengan memanfaatkan gaya gravitasi
b. Upaya pengeluaran darah dari paru-paru
c. Upaya meredakan nyeri
11). Waktu pemberian posisi postural drainage lebih tepat diberikan kapan
saja?
a. Setelah mandi
b. Satu jam sebelum tidur dan satu jam sebelum makan
c. Setelah minum obat
51
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN
1. B
2. A
3. A
4. B
5. B
6. C
7. C
8. A
9. A
10. A
11. B
12. A
13. C
14. C
15. A
16. B
17. A
18. B
19. B
20. A
54
Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI
sebelum pemberian
fisioterapi dada
5. Membuat daftar
pustaka BAB 1 dan 2
1 September 2020 Revisi BAB 1 dan 2 1. Meringkas latar
Konsultasi daftar belakang
pustaka 2. Revisi prosedur
fisioterapi dada
3. Penambahan daftar
pustaka
4. Lanjut ke BAB 3
4 September 2020 Revisi bab 1,2,3 1. ACC BAB 1
dan daftar pustaka 2. Revisi prosedur
fisioterapi dada
3. Penambahan bab 3
kerangka konsep
7 September 2020 Revisi BAB 2 dan 3 1. Penambahan waktu
pemberian fisioterapi
dada
2. Penambahan BAB 3
kerangka konsep
3. Lanjutkan BAB 4
21 September Revisi BAB 2,3 dan 1. ACC BAB 2
2020 konsultasi BAB 4 2. Revisi penulisan judul
kerangka konsep
3. Penggantian teknik
sampling
4. Perubahan kerangka
kerja penelitian
56
5. Penggantian teknik
sampling
6. Penggantian definisi
operasional
7. Perubahan waktu
penelitian
8. Perubahan teknik
pengumpulan data
9. Penggantian teknik
analisa data
10. Membuat kuesioner
11. Membuat lembar
pengesahan dan
lampiran
1 Oktober 2020 Revisi BAB 3,4 dan 1. ACC BAB 3
kuesioner 2. Menambahkan kata
proposal dalm
penulisan judul,
lembar pengesahan
dan surat pernyataan
3. Revisi kata pengantar
4. Revisi rumus besar
sampel
5. Revisi penulisan judul
tabel
6. Revisi penulisan pada
lembar informed
consent dan lembar
pengunduran diri
57
7. Penambahan saksi
pada lembar
pengunduran diri
8. Revisi kuesioner
9. Revisi kunci jawaban
2 Oktober 2020 Revisi BAB 4 dan 1. Penambahan catatan
kuesioner kaki
2. Revisi kuesioner
3. Revisi kunci jawaban
4. Membuat lembar
konsultasi
5. Melanjutkan membuat
PPT