BAHRUL ULUM
16 3145 453 152
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Teknologi Labolatorium Medis
Universitas Megarezky
ii
PLAGIARISM SCAN REPORT
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Life Is Choice
saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini ku
persembahkan untuk :
kasih sayang, perhatian, do’a dan yang selalu menjadi motivasi bagi
Ilmiah ini.
iii
CURRICULUME VITAE
Desember 1998.
Prinsip Hidup : Teruslah Berbuat Baik Walau Kau tidak diperlakukan dengan baik
iii
KATA PENGANTAR
SWT karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
dalam penyusunan tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan material dari
pihak lain. Rasa terimaksih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua
orang tua tercinta ayahanda Syarifuddin dan ibunda Muhaiyah yang selalu
memberikan dukungan, motivasi, doa dan restu serta selalu memberikan yang
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak,
iii
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam
Megarezky.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp. PD, Sp. JP(K)., selaku
4. Ibu Prof. Dr. Dra. Hj. Asnah Marzuki, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Kesehatan.
5. Ibu Resi Agestia Waji S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi DIII
ini.
7. Ibu Sulfiani, S.Si., M.Pd, selaku Pembimbing Kedua penulis atas waktu
8. Ibu Thaslifa, S.Si., M.Sc. Selaku penguji utama yang telah bersedia
Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekeliruan yang
dilakukan akibat kesalahan penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu
iii
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua terutama kepada penulis dan
pembaca.
Amiin
Makassar, …….…….2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................
iv
CURRICULUM VITAE.................................................................. v
KATA PENGANTAR...................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN.................................................................. xv
ABSTRAK...............................................
xvi
ABSTRACT.............................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................. 5
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 7
B. Teori hati................................................................................ 14
1. Pengetian hati................................................................... 14
2. Anatomi hati..................................................................... 15
3. Fungsi hati........................................................................ 16
4. Enzim hati........................................................................ 16
1. Pengertian SGPT............................................................... 17
2. Patofisiologi SGPT............................................................ 17
D. Keangka Teori........................................................................ 19
ix
E. Kerangka konsep penelitian .................................................. 20
A. Jenis Penelitian....................................................................... 21
A. HASIL PENELITIAN........................................................... 28
B. PEMBAHASAN.................................................................... 30
BAB V PENUTUP............................................................................ 35
A. KESIMPULAN...................................................................... 35
B. SARAN.................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 36
LAMPIRAN...................................................................................... 38
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Hasil Kadar Serum Glutamic Pyruvic Tranminase pada Pasien
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1
DAFTAR SINGKATAN
1
ABSTRAK
Bahrul Ulum (NIM 16 3145 453 152) Gambaran Kadar Serum Glutamic
Pyuvic Transminase pada Pasien Gangguan Jiwa yang Mendapatkan terapi
Antipsikotik di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar (di bimbing
oleh Rosdiana Mus dan Sulfiani).
Gangguan jiwa merupakan berubahnya karakteristik, mental dan perilaku
seseorang. Data yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Khusus Daerah DADI
Makassar, jumlah pesien gangguan jiwa yang dirawat pada tahun 2020 tercatat
ada 150 pasien. Serum Glutamic Pyruvic Transminase adalah enzim yang
berperan dalam menentukan terjadinya kerusakan pada hati yang dapat
disebabkan oleh penggunaan antipsikotik jangka panjang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran kadar SGPT pada pasien gangguan jiwa yang
mendapat terapi antipsikotik di Rumah Sakit khusus Daerah Dadi Makassar.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode
automatik. Sampel penelitian ini sebanyak 30 (100%).Hasil penelitian
menunjukan jumlah sampel normal pada pasien laki-laki yaitu 18 sampel (60%),
kadar minimum sebesar 8 U/L dan kadar maksimum 35 U/L dengan nilai rata-rata
21,77. Sedangkan, pada perempuan yaitu 9 sampel (30%), kadar minimum
sebesar 9 U/L dan kadar maksimum yaitu 26 U/L. pada laki-laki terdapat 2 sampel
(6,7%) yang mengalami kenaikan, kadar minimum yaitu 46 U/L dan kadar
maksimum yaitu 47 U/L. Sedangkan pada perempuan tedapat 1 (3,3%) sampel
yang mengalami kenaikan, kadar maksimum yaitu 99 U/L, dengan rata-rata 99.
Setelah dijumlahkan didapatkan hasil rata-rata kadar SGPT sebesar 23,1.
Kata Kunci : Antipsikotik, Gangguan jiwa, SGPT
1
ABSTRACT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jiwa biasanya akan mengalami tanda-tanda yang jelas seperti kesulitan dan
gelisah pada saat tidur, tidak bisa konsentrasi, sering khawatir, mudah
diberikan oleh pihak Rumah Sakit Khusus Daerah DADI Makassar, jumlah
pesien gangguan jiwa yang dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah DADI
1
Gangguan jiwa biasanya terjadi pada masa akhir remaja atau awal
dewasa, jarang terjadi sebelum remaja atau setelah umur 40 tahun . Pada
pria gangguan jiwa terjadi antara usia 15-25 tahun, jarang pada usia diatas
30 tahun. Sedangkan pada wanita antara 25-35 tahun . Pada sekitar tiga dari
empat kasus, tanda-tanda pertama dari gangguan jiwa tampak pada usia 25
ini tidak cukup hanya dengan membuat penderitannya gembira, tapi juga
dibutuhkan terapi obat dalam jangka waktu yang relatif lama, berbulan-
yang kerap terjadi pada penderita gangguan jiwa. Obat ini disebut juga
pada tahun 1950-an. Sedangkan, antipsikotik atipikal adalah obat yang juga
1
Akibat blokade dopaminergik di stratum tersebut menyebabkan efek
D1, D4, dan D5, selain itu lebih selektif sehingga efek ekstrapiramidal
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
ini dikomsumsi dalam jangka waktu yang relatif panjang maka akan
lengkap di hati agar dapat diekskresi melalui ginjal. Salah satu fungsi hati
yaitu menetralkan racun dari makanan dan minuman termasuk obat yang
masuk kedalam tubuh. Dalam hal ini, hati tidak tidah menghilangkan racun
sel hati. Dua macam enzim yang sering dihubungkan dengan kerusakan sel
1
mengkatalisis pemindahan gugus amino secara reversible antara asam
itu yang dalam keadaan normal berada di dalam sel akan masuk ke dalam
2017) diperoleh hasil bahwa terdapat efek samping yang dialami pasien
peningkatan kadar enzim hati. Hal ini dipengaruhi oleh zat kimia yang
1
Pemeriksaan Serum Glutamic Pyruvic Transminase lebih spesifik
rangka, ginjal, otak, dan sel-sel darah merah (Suwarny, 2018). Guna
B. Rumusan Masalah
pada pasien gangguan jiwa yang mendapat terapi antipsikotik di Rumah Sakit
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
1
Menambah kepustakaan bagi institusi dan diharapkan menjadi
terapi antipsikotik.
2. Manfaat Praktis
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Yosep, 2014), bahwa gangguan jiwa meruapan sesuatu hal yang
1
mengalami kerusakan akfitas sehari-hai serta gangguan kognitif. (Keliat,
dengan tingkah laku yang negatif atau gangguan emosional (Stuart &
Sandra, 2013).
a. Faktor genetik
Dalam hal ini ada banyak gen yang beranggung jawab terhadap
serotonin.
otak sekitar 5% lebih kecil dari volume total pada orang normal. Organ
1
gangguan jiwa akan mengalami gangguan fungsi tersebut (Townsend,
2013).
milyaran jaringan sel. Jaringan sel akan membawa pesan dari ujung
dituju.
penderita tidak menyadari ada sesuat yang patologis dalam waktu yang
gangguan jiwa yang parah. Gejala yang muncul secara bertahap ini disebut
gangguan jiwa akut yaitu gangguan yang terjadi secara singkat dan kuat
1
Gangguan jiwa juga dapat terjadi secara tiba-tiba. Perubahan
perilaku bisa terjadi dalam bebeapa hari atau minggu. Serangan secara
2014).
a. Fase premodal
b. Fase aktif
gangguan jiwa datang berobat pada fase ini karna mendengar suara
spontan suatu saat atau terus bertahan. Fase aktif akan diikuti oleh
fase residual.
c. Fase residual
1
Fase ini sama dengan fase premodal tetapi gejalanya sudah
1
11
jiwa yang sering muncul pada masa pubertas. Gejala utama yang
sering muncul pada usia 15-30 tahun yang di sebabkan oleh stres
e. Gangguan jiwa akut dapat muncul dan pasien seperti dalam mimpi.
jiwa.
a. Terapi biologis
b. Terapi psikososial
satu jenis terapi yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa.
(Puspitasari, 2012).
B. Teori hati
1. Pengertian hati
racun yang masuk kedalam tubuh bak dari makanan, minuman maupun
dari obat yang dikonsomsi. Racun yang masuk kedalam tubuh akan
racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi
beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yang masuk kedalam tubuh
relatif kecil, maka dalam tubuh tidak akan terjadi gejala keracunan.
Namun, apabila racun masuk ke hati dalam jumlah yang besar dapat
2. Anatomi hati
persen berat tubuh total, atau sekitar 1,5 kg (3,3 pon) pada rata-rata
manusia dewasa. Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, struktur
14
lobulus.
vena cava. Lobulus tersusun terutama dari banyak lempeng sel hati yang
hati biasanya setebal dua sel, dan di antara sel yang berdekatan terdapat
terutama dari vena saluran pencernaan melalui vena porta. Dari venula-
venula ini darah mengalir ke sinusoid hati gepeng dan bercabang, yang
3. Fungsi hati
interkonversi beragam asam amino dan sintetis senyawa lain dari asam
amino.
zat lain.
4. Enzim hati
yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi
sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah
jantung, ginjal, dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes Serum Glutamic
17
Pyruvic Transminase lebih tinggi daripada Serum Glutamic Oxaloaacetic
meninggi pada kerusakan liver kronis dan hepatitis. Sama halnya dengan
transaminase dianggap abnormal jika nilai hasil pemeriksaan anda 2-3 kali
lebih besar dari nilai normal. Pada umumnya nilai tes serum glutamic
diatas nomal tidak selalu menunjukan sesorang sedang sakit. Bisa saja
peningkatan itu terjadi bukan akibat gangguan pada liver. Kadar Serum
saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun setelah itu, dia kembali
normal. Pada orang lain, mungkin saat diperiksa, kadarnya sedang normal,
padahal biasanya justru tinggi. Karena itu, satu kali pemeriksaan saja
2012).
17
gangguan kerusakan, cedera pada hati maka enzim ini akan dikeluarkan ke
darah akan meningkat, oleh karena itu kadar serum glutamic pyruvic
gangguan jiwa
pengobatan dalam jangka waktu yang relatif lama. Penggunaan obat dalam
waktu yang lama biasanya bepengaruh pada hati. Tingkat kerusakan hati
D. Kerangka Teori
kerangka teori ini dapat digambarkan secara sistematis seperti bagan di bawah
ini :
Gangguan jiwa
Elektrokonfulsif Antipsikotik
Variabel diteliti :
Atipikal Tipikal
Variabel tidak diteliti :
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi penelitian
DADI Makassar.
2. Waktu penelitian
C. Fokus penelitian
1. Populasi
21
22
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain:
1) Usia 20-40 tahun yang sudah mendapat terapi antipsikotik tipikal
b. Kriteria Eksklusi
1) Pasien gangguan jiwa yang telah terdiagnosa menderita penyakit
3. Besar sampel
E. Variabel Penelitian
F. Defenisi Operasional
perilaku serta tidak stabilnya psikologis seseorang yang diketahui dari data
22
rekamedik yang di berikan oleh pihak Rumah Sakit Khusus Daerah DADI
Makassar.
serum, diperiksa menggunakan alat yaitu cobas c 111 dengan nilai rujukan
Kriteria objektif :
rumah sakit.
1. Instrument penelitian
a. Alat
cobas c 111.
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu serum dari darah
1. Pra Analitik
2. Analitik
1. Order sampel
tanda (+) pada layar, ditekan tanda ( A-Z) untuk memilih huruf
kecakram reagen .
4. Mengakhiri pekerjaan
utama
C. Pasca analitik
Nilai Rujukan :
Hasil Interprestasi :
I. Pengumpulan Data
J. Analisa Data
K. Etika Penelitian
1. Anonymity
2. Confidentiality
BAB IV
A. Hasil Penelitian
2021 di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar, dari 30 sampel diperoleh
Tabel 4.1
presentase 100%. Dimana pasien gangguan jiwa dengan riwayat penyakit hati
Tabel 4.2
Hasil Kadar Serum Glutamic Pyruvic Tranminase pada Pasien Gangguan Jiwa
yang Mendapat Terapi Antipsikotik di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi
Makassar
Jumlah Kadar Serum Glutamic
Kategori Nilai Pyruvic Tranminase
Rujukan (U/L) n % Minimum Maksimum Rata-rata
Normal
Laki-laki 0-40 18 60% 8 35 21,77
Perempuan 0-35 9 30% 9 26 12,11
Tinggi
Laki-laki > 40 2 6,7% 46 47 46,5
Perempuan > 35 1 3,3% 99 99
Total 30 100% 23,1
Sumber: Data Primer Oktober 2021
Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi kota Makassar dengan kategori nilai rujukan
dimana normal kadar SGPT yaitu pada laki-laki 0-40 U/L sedangkan, pada
perempuan yaitu 0-35 U/L, dengan jumlah sampel normal pada pasien laki-laki
yaitu 18 sampel (60%), dengan kadar minimum SGPT sebesar 8 U/L dan kadar
maksimum SGPT yaitu 35 U/L dengan nilai rata-rata 21,77. Sedangkan, jumlah
sampel normal pada perempuan yaitu 9 sampel (30%), dengan kadar minimum
SGPT sebesar 9 U/L dan kadar maksimum SGPT yaitu 26 U/L. Kategori nilai
rujukan tinggi > 40 U/L dan 35 U/L untuk perempuan dengan jumlah sampel yang
minimum SGPT yaitu 46 U/L dan kadar maksimum SGPT yaitu 47 U/L.
untuk kadar minimum SGPT 46 dan nilai kadar maksimum 99 dengan nilai rata-
B. Pembahasan
Rumah Sakit Khusus Derah Dadi Makassar dengan jumlah 30 sampel atau
responden.
riwayat penyakit hati berjumlah 0 sampel dengan presentase 100%. hal ini
gangguan jiwa yang biasanya terjadi pada masa akhir remaja atau awal
dewasa, jarang terjadi sebelum remaja atau setelah umur 40 tahun. Dimana
Pada pria gangguan jiwa terjadi antara usia 15-25 tahun, jarang pada usia
diatas 30 tahun. Sedangkan pada wanita antara 25-35 tahun (Ikawati, Z.,
2011).
kategori nilai rujukan dimana normal kadar SGPT yaitu pada laki-laki 0-40
U/L sedangkan, pada perempuan yaitu 0-35 U/L, dengan jumlah sampel
normal pada pasien laki-laki yaitu 18 sampel (60%), dengan kadar minimum
SGPT sebesar 8 U/L dan kadar maksimum SGPT yaitu 35 U/L dengan nilai
sampel (30%), dengan kadar minimum SGPT sebesar 9 U/L dan kadar
maksimum SGPT yaitu 26 U/L. Kategori nilai rujukan tinggi > 40 U/L dan 35
U/L untuk perempuan dengan jumlah sampel yang mengalami kenaikan pada
U/L dan kadar maksimum SGPT yaitu 47 U/L. Sedangkan pada perempuan
maksimum yaitu 99 U/L dengan nilai rata-rata 99. Jumlah sampel keseluruhan
sebesar 23,1.
22
(Cahyaningtias, 2013). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari
dan SGPT pada pasien yang telah melakukan pengobatan selama 7-8 tahun.
jangka pendek dan jangka panjang dengan kadar SGOT dan SGPT pada
pasien skizofrenia di RSJ Prof. H.B sa’anin. Padang pada tahun 2013.
22
(progestin-estrogen), heparin.
jika dikonsumsi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan hati,
alkohol yang dikonsumsi akan diserap usus sebanyak 80% dan lambung 20%
2013), yaitu factor genetik dan ketidak normalan otak. Dalam hal ini ada
banyak gen yang beranggung jawab terhadap penyakit ini. Semakin dekat
22
Risiko dari gangguan jiwa ini dapat menyebabkan komplikasi serius, baik
pada fisik, emosi, maupun perilaku. Beberapa kelainan yang biasa muncul
Kekurangan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sampel yang
diteliti yang mungkin masih tergolong sedikit serta lama waktu pengobatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar didapatkan hasil yaitu dari 30
sampel. dengan jumlah sampel normal pada pasien laki-laki yaitu 18 sampel
(60%) dan pada perempuan yaitu 9 sampel (30%), serta terdapat 2 sampel
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, S. (2016). Gambaran Kadar SGOT dan SGPT Pada Pasien Napsa Di
RS Ernaldi Bahar. STIKES Abdi Nusa Palembang.
Guyton AC, John E. (2012). Hall PD. Textbook of Medical Physiology. 12th ed.
Philadelphia: Elsevier, Inc.
Kemenkes RI. (2014). Buku Pedoman Umum : TPKJM ( Tim Pembina, Pengarah,
dan Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat. Jakarta: Kemenkes RI.
LAMPIRAN
Lampiran 1
SAMPEL PENELITIAN
ORDER SAMPEL
22
PENULISAN HASIL
22
LAMPIRAN 2
22
LAMPIRAN 3
22