Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Lanny Hapsari ,M.Tr,TGM sebagai
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Kesehatan Gigi yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Amalgam ..................................................................................................... 2
2.3 Sop dan Csa Amalgam .................................................................................................. 2
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 10
3.2 Saran ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak memiliki prevalensi karies yang paling tinggi di sejumlah negara. Berdasarkan reportasi
The Center for Disease Control and Prevention
(CDC) pada tahun 2007 bahwa dalam selang tahun 1999-2004 sekitar 27,9% anak di amerika berusia
dua sampai enam tahun mempunyai kavitas pada giginya dan 73% dari anak-anak tersebut belum
memperbaiki gigi yang mengalami karies tersebut. Gigi karies harus direstorasi untuk mencegah
terkenanya pulpa dan menghindari pencabutan. Pencabutan yang terlalu dini dapat menyebabkan
maloklusi. Gigi sulung yang karies harus direstorasi untuk mengembalikan fungsi yang normal
sampai pada penggantian gigi pada waktunya (Peter, 2009).
Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai di bidang kedokteran gigi. Bahan
restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi
tidak hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga mengembalikan
fungsinya. Bahan-bahan restorasi gigi yang ideal pada saat ini masih belum ada meskipun
berkembang pesat. Untuk dapat diterima secara klinis, kita harus mengetahui sifat-sifat bahan yang
akan kita pakai sehingga jika bahan-bahan baru keluar di pasaran, kita dapat segera mengenali
kebaikan dan keburukan dibanding dengan bahan yang lama. Dua sifat yang sangat penting yang
harus dimiliki oleh bahan restorasi adalah harus mudah digunakan dan tahan lama (Nicholson, 2002).
Amalgam telah digunakan dalam dunia kedokteran gigi lebih dari satu abad dan dalam kurun waktu
20 tahun terakhir kualitasnya telah diperbaiki. Walaupun ada tanda-tanda penurunan pada
penggunaan amalgam, tetapi karena harga, daya tahan dan mudahnya dalam manipulasi
mengakibatkan masih banyak dokter gigi yang menggunakan dan merupakan pilihan pertama untuk
tumpatan posterior. Sebagian besar penyebab kegagalan restorasi amalgam oleh karena patahnya tepi
tumpatan diawali karena adanya kebocoran mikro yang mengakibatkan karies sekunder, sensitifitas
pulpa dan diskolorasi. Hal tersebut menyebabkan munculnya perkembangan restorasi amalgam
adhesif yang memberi kesempatan untuk mengevaluasi kembali disain preparasi untuk retensi
mekanis (Ferracane, 2001). Penulisan ini akan menjelaskan tentang restorasi klas 1 amalgam
pada gigi sulung
1.3 Tujuan
1.Dapat mengetahui pengertian amalgam
2. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi restorasi amalgam
3. Mengetahui sop dan csa penumpatan amalgam
1
BAB II
PEMBAHASAN
Indikasi
• Untuk restorasi yang besar
• Restorasi didaerah yang tidak memerlukan estetik mulut
• Restorasi yang tidak dapat diisolasi dengan baik
Kontra indikasi
• Pasien yang memerlukan estetika terutama gigi anterior
• Pasien yang mempunyai pengalaman alergi terhadap merkuri atau beberapa
komponen metal dari amalgam terutama nikel
• Pada restorasi yang luas bila biaya tidak menjadi masalah.
A. Diagnosa
SOP DIAGNOSA
PENGERTIAN Diagnosa adalah proses berfikir kritis, menganalisis
daripenyebabdansifatmasalah,serta
mengidentifikasiketidakterpenuhinyakebutuhan klien/pasien
dengan mengekspresikan pembuatan keputusan, dan ditandai
dengan pernyataan diagnosis yang berhubungan dengan
perawatan gigi dan mulut.
2
2. Untuk menentukan tindakan selanjutnya yang harus dilakukan
3.Untuk mengetahui kondisi gigi dan mulut pasien
ALAT Sonde
Kaca Mulut
PROSEDUR 1. Persiapan
2.Identifikasi kasus
3.Komunikasi terapeutik
4.Penetapan diagnosa
CSA DIAGNOSA
PENGERTIAN Diagnosa adalah proses berfikir kritis, menganalisis dari
penyebab dan sifat masalah, serta mengidentifikasi ketidak
terpenuhinya kebutuhan klien/pasien dengan mengekspresikan
pembuatan keputusan, dan ditandai dengan pernyataan diagnosis
yang berhubungan dengan perawatan gigi dan mulut.
ALAT Sonde
Kaca Mulut
3
3. Asisten mengatur posisi pasien dan memasang clemek atau
napkin
4.Asisten memanggil operator
5. Asisten menyerahkan kaca mulut dan sonde, lalu operator
menerima
6.Operator melakukan pemeriksaan intra ora ldan asisten
mencatat hasil pemeriksaan
7.Operator mengembalikan sonde dan kaca mulut, lalu asisten
menerima
8. Asistenatauoperatormelakukan komunikasi terapeutik kepada
pasien sebelum dilakukan tindakan
9.Mencatat hasil diagnosa dan menentukan rencana perawatan
SOP CSA
4
B. Penumpatan Amalgam
5
3.Kain mulin
6
12. Matrix retainer
13. Alat poles
14. Handpiece (low)
PROSEDUR
SOP CSA
7
3.Asisten menyerahkan three way syringe untuk
membersihkan kavita kepada operator, operator
menerima sambil menyerahkan handpiec
8
8.Asisten melepaskan tongue holder
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan amalgam merupakan suatu meterial restorasi gigi yang baik dan memiliki kekuatan
serta daya tahan yang baik sehingga mampu bertahan lama. Amalgam sendiri juga memiliki
berberapa macam jenisnya. Kekuatan amalgam bergantung pada banyaknya faktor, seperti
pemilihan alloy, sehingga Dalam penggunaanya, kita harus membuat cavitas yang baik agar
amalgam mempunyai retensi yang baik.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam pemilihan amalgam untuk digunakan dalam kedokteran gigi harus
memperhatikan indikasi maupun kontraindikasi penggun amalgam. Dan dalam pengerjaan
restorasi dengan bahan tumpat amalgam kita dapat menggunakan bantuan SIK untuk
mendapatkan perlekatan yang lebih baik dengan jarian email gigi.
10
DAFTAR PUSTAKA
MAWARDANI, S. (2021, 03 10). courshero. Retrieved from Sakila AS.doc - LAPORAN PRAKTIKUM SOP
DAN CSA AMALGAM: https://www.coursehero.com/file/108994915/Sakila-ASdoc/
http://repository.unimus.ac.id/1363/2/BAB1
11