Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
Kelas :3A
Mata kuliah : PPGM
Dosen Pembimbing :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyuluruh (Malik,
2008). Kesehatan gigi dan mulut sangat mempengaruhi kualitas hidup, termasuk fungsi bicara,
pengunyahan dan rasa percaya diri. Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat
kebersihan rongga mulut.
Hal ini dapat dilihat dari ada atau tidaknya deposit-deposit organic berupa materi alba, karang
gigi (kalkulus), sisa makanan (debris), dan plak gigi, Karang gigi merupakan kumpulan plak gigi
dan sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan dalam waktu yang lama sehingga mengalami
pengerasan
B. RUMUSAN MASALAH
A. TUJUAN
Pembahasan
Plak adalah lapisan tipis berwarna kuning atau putih yang menempel pada gigi. Plak
terbentuk ketika bakteri bercampur dengan sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut,
terutama makanan yang mengandung gula dan tepung. Plak yang dibiarkan hingga mengeras dan
bercampur dengan air liur akan memicu terbentuknya karang gigi atau tartar. Plak dan karang
gigi (kalkulus) mengandung jutaan bakteri dan jika tidak dibersihkan secara rutin, dapat
menyebabkan periodontitis, kerusakan gigi, atau bahkan hilangnya gigi.
Plak dan karang gigi (kalkulus) sulit dihilangkan dengan penyikatan biasa, sehingga
membutuhkan tindakan dan alat khusus melalui prosedur scalling gigi. Selain untuk
membersihkan plak dan karang gigi, scalling juga bermanfaat untuk mengurangi asam dan enzim
berlebih yang diproduksi oleh bakteri di dalam mulut yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan, mengurangi risiko pendarahan atau pembengkakan jaringan akibat dari respons imun
tubuh terhadap bakteri pada plak, mencegah penyakit periodontitis, serta memelihara kesehatan
gigi dan tulang gigi.
Plak dan karang gigi (kalkulus) umumnya dapat muncul pada setiap orang, baik bagi anak-
anak maupun orang dewasa. Kemunculan plak biasanya tidak disadari, karena terjadi secara
perlahan dan tidak menimbulkan gejala. Namun, sebelum plak dan karang gigi (kalkulus)
semakin memburuk dan menyebabkan penyakit gusi dan gigi (periodontitis dan radang gusi),
pasien sebaiknya melakukan pemeriksaan plak dan karang gigi (kalkulus) secara rutin dua kali
dalam setahun. Scaling gigi juga dapat dilaksanakan pada pasien periodontitis kronis.
Scaling Elektrik
a. Cavitron atau Super Sonic Scaler
Cavitron atau Super Sonic Scaler adalah suatu alat yang dipakai untuk membersihkan karang
gigi yang dijalankan dengan listrik atau ultrasonic. Bagian ujung dari alat ini dapat diganti-ganti
disesuaikan dengan bentuk yang kita butuhkan. Pada bagian ujung dari alat ini ada lubang yang
gunanya untuk mengeluarkan air ketika dipakai, supaya tidak menjadi panas.
b. Scaler Ultrasonic
Ultrasonic scalling dapat menghilangkan kalkulus dan mengurangi jumlah bakteri berbahaya
di bawah garis gusi. Alat ini penting dalam pencegahan dan perawatan dari penyakit periodontal.
Scalling dengan alat ultrasonic sekarang sudah banyak dilakukan di Indonesia. Pengaruh dan
pemakaian alat ultrasonic serta pemolesan permukaan dengan mesin kecepatan tinggi (jet)
mengakibatkan jaringan gigi turut terambil sehingga bakteri dapat masuk ke dalam tubulus yang
terbuka. Jadi penggunaannya harus dengan tekanan ringan dan mengenai sedikit mungkin
daerah. Pada ujung alat ultrasonic terdapat semprotan air yang bertujuan untuk menghilangkan
panas yang umumnya terjadi akibat vibrasiultrasonic. Selain itu juga berfungsi sebagai
pembersih permukaan gigi.
Posisi pasien dan operator pada penggunaan alat sonic dan ultrasonic sama saja dengan posisi
pada penggunaan hand instrument. Pada instrumentasi untuk rahang atas, pasien tidur terlentang
dengan posisi dagu agak diangkat. Sedangkan pada mandibula, posisi senderan dari dental chair
kira-kira 45̊ dari lantai. Namun, jangan dilupakan bahwa penggunaan kaca mulut tetaplah
penting.
Sebelum setiap prosedur scaling, seorang dokter gigi maupun perawat gigi harus
mengevaluasi terlebih dahulu bagian yang akan dilakukan perawatan. Evaluasi tersebut termasuk
melakukan probing kedalaman poket, anatomi permukaan akar, dan morfologinya. Terkadang
gambaran radiografi juga dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Pada saat
melakukan scaling, diperhatikan juga kecepatan dari agen pendingin.
Kecepatan agen pendingin paling tidak 14 ml/min sampai 23ml/min dianjurkan untuk
mencegah adanya kerusakan termal pada poket periodontal. Setting dari kecepatan sonic dan
ultrasonic scaler mempengaruhi amplitude dari osiliasitip. Namun, pada pemakaian instrument
berkecepatan tinggi akan meningkatkan aerosol dan pembentukkan splatter yang akan
mengakibatkan berkurangnya agen pendingin yang masuk ke dalam poket periodontal. Sehingga,
akan lebih baik apabila dalam pengaturan kecepatannya pada kecepatan rendah atau medium.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pembuangan jaringan akar yang seharusnya tidak terbuang.
c. Root planning: kelanjutan dari scaling subgingiva; membersihkan sisa karang gigipada
sementum akar gigi.
Selama proses pembersihan plak dan karang gigi, dokter gigi maupun perawat gigi
selaku operator akan meminta pasien untuk berkumur dan membuangnya agar sisa plak
di dalam mulut dapat hilang. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu pemolesan gigi yang
telah dibersihkan dengan alat pemoles yang dilengkapi dengan karet lembut pada bagian
ujungnya.
Scaling gigi dapat selesai dalam satu kunjungan yang berlangsung sekitar 30-120
menit, tergantung pada kondisi dan jumlah plak serta karang gigi pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Scaling merupakan Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan karang gigi,
plak dengan menggunakan alat yang disebut scaller.Scaling gigi selain untuk
membersihkan plak dan juga karang gigi juga dapat untuk mencegah gigi rusak,
mencegah adanya bau mulut, serta dapat untuk mencegah penyakit yang ditimbulkan
dari adanya karang gigi.
Saat ini banyak klinik gigi yang lebih sering menggunakan ultrasonic scaler.
Ultrasonic scaling merupakan alat modern yang digunkan untuk membersihkan plak,
stain, dan kalkulus pada gigi yang menggunakan gelombang ultrasonik. Ultrasonic
scalling dapat menghilangkan kalkulus dan mengurangi jumlah bakteri berbahaya di
bawah garis gusi.
B. Saran
Sebagai terapis gigi dan mulut sebaiknya dapat memahami dengan baik dan benar
SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam tindakan scaling, sehingga dapat
membantu dalam proses pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Summit, James B., J. William Robbins, and Richard S. Schwartz. "Fundamentals of Operative
Dentistry: A Contemporary Approach." 2nd edition. Carol Stream, Illinois, Quintessence
Publishing Co, Inc, 2001. ISBN 0-86715-382-2.
Wilkins, Esther M. "Clinical Practice of the Dental Hygienist." 8th edition. Lippincott Williams
& Wilkins, 1999. ISBN 0-683-30362-7.
http://dentalhealthridhafajarnugroho.blogspot.com/2011/05/instrumentasi.html
http://www.scribd.com/doc/104702130/Scaling-Dan-Root-Planing
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67315/Chapter%20I.pdf.y
https://docplayer.info/61655432-3-2-1-alat-dan-teknik-scaling-alat-instrument-periodontal-yang -
dibutuhkan-dalam-perawatan-scaling-umumnya-terdiri-dari-3-bagian-yakni-handle.html
https://spm.banyuwangikab.go.id/uploads/berkas/sop/sop-scalling-pembersihan-karang-gigi.pdf