Disusun Oleh:
Pandi Prata Suanda
C014222101
Residen Pembimbing
dr. Rizna Ariani Said
dr. St. Huzaifah
Dosen Pembimbing
dr. Setia Budi Salekede, Sp.A (K)
Contents
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................7
2.1 Definisi............................................................................................................9
2.2 Etiologi............................................................................................................9
2.3 Epidemiologi.................................................................................................10
2.6 Diagnosis.......................................................................................................10
2.6.1 Anamnesis.............................................................................................10
2.7 Tatalaksana...................................................................................................13
2.8 Pencegahan...................................................................................................15
Infeksi
infeksi cacing tambang merupakan salah satu masalah
yang buruk1.
serta iklim lembab yang tingka sanitasinya buruk. Penyakit ini ditularkan
melalui telur yang terdapat pada tinja manusia kemudian mencemari tanah
melalui kebersihan lingkungan yang buruk. Lebih dari 1,5 miliar orang atau
sekitar 24% penduduk dunia terinfeksi cacing terutama 270 juta anak usia
pra-sekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah dasar2.
menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi penderita. Pada orang yang
2.1 Definisi
oleh cacing Ancylostoma duodenale dan Necator americanus dan yang menjadi
Pada infeksi cacing tambang, cacing ini akan hidup dalam rongga usus
halus dan melekat dengan giginya sehingga pada dinding usus halus dan
2.2 Etiologi
dua spesies cacing tambang utama di seluruh dunia, tetapi studi yang lebih baru
menembus kulit manusia yang menyebabkan migrans larva kulit (A. braziliense,
parasit ini tidak berkembang lebih jauh setelah larvanya menembus kulit
manusia6.
2.3 Epidemiologi
Lebih dari 1,5 miliar orang atau sekitar 24% dari populasi manusia di
sebesar 270 juta anak dan usia anak sekolah dasar sebesar lebih dari 600 juta
anak2.
sanitasi yang buruk serta fasilitas toilet dan air minum yang kurang memadai.
Sementara itu, prevalensi infeksi infeksi cacing tambang pada anak usia 1-6
tahun atau 7-12 tahun di seluruh Indonesia berada pada tingkat yang tinggi,
yaitu 30-90 %. Kebersihan lingkungan, pekerjaan orang tua, dan kebersihan
Telur dikeluarkan dalam tinja (1), dalam keadaan yang memenuhi kondisi
dalam 1-2 hari dan hidup bebas di tanah yang terkontaminasi. Larva
kemudian setelah 5-10 hari menjadi bentuk larva filariform (bentuk ketiga).
Larva penyebab infeksi ini dapat bertahan selama 3-4 minggu di bawah kondisi
8
lingkungan yang menguntungkan. Setelah kontak dengan tubuh manusia,
biasanya yang dalam keadaan tanpa alas kaki, larva akan menembus kulit lalu
kemudian memasuki alveoli paru, naik pohon bronkial ke faring, dan ditelan (4).
Larva mencapai jejunum usus kecil, tempat mereka hidup dan dewasa. Cacing
dewasa hidup di lumen usus kecil, biasanya di jejunum distal, tempat mereka
Kebanyakan cacing dewasa mati dalam 1-2 tahun, tetapi harapan hidup terbatas
biasanya menembus kulit pada kaki. Migrasi sejumlah besar larva melalui paru-
9
berat badan. Infeksi kronis dan parah dapat menyebabkan anemia defisiensi
kehilangan darah kronis dapat menyebabkan anemia berat, gagal jantung, dan
2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
datang dengan gejala yang sangat bergantung pada fase infeksi dari cacing. Pada
fase awal infeksi pasien dapat mengeluhkan gejala seperti kemerahan yang
timbul di salah satu bagian kulit dengan rasa sangat gatal. Ini biasanya
ditemukan di kulit pada kaki atau bagian bawah tungkai. Pada fase infeksi
dan muntah. Pada fase kronik pasien dapat datang dengan gejala-gejala
anemia berat 8 . Selain menggali keluhan utama dari penderita, sangat perlu
tempat dimana anjing dan kucing kemungkinan besar terkena cacing tambang
atau riwayat baru saja bepergian ke daerah tropis dan menghabiskan waktu di
pantai9.
10
2.6.2 Pemeriksaan Fisis
tanah) dapat berkembang di tempat migrasi terutama pada kaki. Migrasi ini
menyebabkan rasa sangat gatal dan timbul lesi berbentuk seperti garis merah
sebagai bagian dari reaksi larva di kulit. Larva akan mati di kulit setelah
beberapa minggu tanpa berkembang lebih jauh, sementara rasa gatal serta garis
merah akan hilang. Jika penderita menggaruk pada area tersebut dapat
Pada infeksi cacing dewasa bagian atas usus halus yang kronis dapat
terinfeksi banyak cacing, kehilangan zat besi dan protein juga terus terjadi
tambang dalam sampel tinja. Pemeriksaan tinja atau feses dilakukan dengan
konsistensi dari sampel yang akan diperiksakan. Sebagai contoh pada sampel
11
feses dengan konsistensi yang encer harus segera diperiksakan 30 menit setelah
sampel diambil dari penderita, sementara itu pada sampel dengan konsistensi
yang lunak harus diperiksakan maksimal 1 jam setelah diambil dari penderita,
dan pada sampel feses yang konsistensinya padat dapat dilakukan pemeriksaan
dalam 24 jam setelah diambil dari penderita. Batas waktu tersebut menjadi batas
waktu ketika sampel sudah tidak layak untuk diperiksa karena kerusakan
mikroorganisme dapat terjadi bila batas waktu tersebut sudah lewat atau tidak
Gambar 2 Telur
Gambar 3 Rhabditiform
Gambar 5 Filariform
12
Gambar 6 Cacing Dewasa
Necator americanus
2.7 Tatalaksana
secara rawat jalan dengan terapi anthelmintik dan zat besi serta dilengkapi
dengan pengaturan diet yang sesuai. Obat antelmintik yang efektif melawan
mebendazole dengan dosis 100mg 2x1 selama 3 hari atau albendazole dosis
tunggal 400mg, sementara itu pilihan terapi alternatif yaitu dengan pemberian
dosis 11 mg/kgbb, biasanya selama 3 hari dengan dosis tidak lebih dari 1g/hari.
diberikan dalam dosis tunggal memiliki efikasi 15% sehingga pemberian dosis
13
tunggal mebendazole tidak disarankan pada infeksi cacing tambang. Pada
pemberian terapi pyrantel pamoat, angka kesembuhan sebesar 31%, dua kali
sehingga pada akhirnya cacing yang melekat pada dinding intestinal penderita
akan paralisis dan melepaskan diri dari sisi dinding intestinal. Efek ini
keluarnya feses penderita1. Efek samping yang mungkin timbul sifatnya jarang,
ringan, dan dapat hilang dalam beberapa waktu. Efek yang dapat dirasakan
antara lain mual, muntah, diare, kram abdomen, sakit kepala, serta insomnia12.
Cacing akan mati perlahan-lahan dan hasil terapi memuaskan baru nampak
sesudah 3 hari pemberian obat. Efek samping dari mebendazol sendiri tidak
14
menyebabkan efek toksik sistemik mungkin karena absorbsinya yang buruk
mikrotubulus dengan melekat pada melekat pada sisi tubulin yang sensitive
glukosa oleh larva maupun cacing dewasa, sehingga persediaan glikogen dari
cacing akan menurun dan pembentukan ATP berkurang, akibatnya cacing akan
mati. Albendazol ini aman digunakan untuk penggunaan 3 hari, walaupun ada
beberapa efek samping yang mungkin muncul berupa nyeri ulu hati, diare, sakit
kepala, mual, lemah, pusing, dan insomnia dengan frekuensi munculnya gejala
tersebut yaitu sebanyak 6%. Tetapi pada penelitian dilaporkan bahwa insiden
efek samping ini tidak berbeda dengan efek plasebo. Pada pemberian terapi
pemberian pada pasien anak umur kurang dari 2 tahun atau pasien yang
2.8 Pencegahan
penyakit infeksi dengan metode penyebaran melalui paparan pada tanah yang
mengandung bentuk infektif dari cacing terkait yaitu larva filariform Necator
15
metode penyebaran cacing tersebut maka pencegahan utama untuk menghindari
terjadinya infeksi cacing tambang antara lain penggunaan alas kaki, kebiasaan
Penggunaan alas kaki yang tepat guna terutama ketika menginjak tanah.
Hal ini berkaitan dengan port d'entrée cacing tambang yang dapat menginfeksi
melalui kulit terutama pada kaki sehingga penggunaan alas kaki yang tepat akan
dapat mencegah kejadian infeksi cacing tambang. Selain penggunaan alas kaki
juga akan membantu mencegah kontaminasi dengan larva dari cacing tambang
yang dapat melakukan penetrasi tidak hanya kulit pada kaki namun pada tangan,
mengajarkan kepada anak usia prasekolah maupun anak usia sekolah. Selain
16
kontaminasi seperti air atau tanaman yang berada di sekitar tempat tinggal
penduduk tersebut13.
di Indonesia, dimana angka infeksi infeksi cacing tambang masih tinggi terutama
di kalangan masyarakat kurang mampu dengan sanitasi yang buruk. Lebih dari
1,5 miliar orang atau sekitar 24% penduduk dunia terinfeksi cacing, terutama 270
juta anak prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah dasar. Salah satu
cacing adalah penyakit cacing tambang pada manusia yang disebabkan oleh
larva disebut larva bermigrasi melalui kulit menyebabkan rasa gatal yang hebat
dan muncul garis merah sebagai bagian dari respon larva atas kulit dan pada
stadium cacing dewasa, gejala tergantung pada tingkat keparahan dari infeksi.
ditemukan telur cacing tambang atau cacing dewasa. Penanganan sebagian besar
infeksi cacing tambang klasik dapat ditangani secara rawat jalan dengan obat
17
cacing, terapi zat besi, dan ditambah dengan diet yang tepat. Obat cacing yang
semua pihak, misalnya peran serta masyarakat dalam kegiatan promosi kesehatan
dengan mengikuti penyuluhan kesehatan diri dan lingkungan bagi orang tua agar
memiliki anak yang mampu menjaga kebersihan dengan baik. Kegiatan yang sehat
seperti mencuci tangan pakai sabun pada 5 waktu penting (sesudah dari toilet,
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Edward T. Ryan. Pyrantel Parasiticide Therapy in Humans and Domestic
Animals. Science Direct. [Online] Elsevier, 2018. [Cited: July 02, 2023.]
https://www.sciencedirect.com/topics/pharmacology-toxicology-and-
pharmaceutical-science/pyrantel-pamoate#:~:text=1%20Mechanism%20of
%20action,helminths%20due%20to%20sudden%20contraction..
7. Ratini, Melinda. Hookworm. Web MD. [Online] October 5, 2022. [Cited: Juni
2023, 2023.] https://www.webmd.com/a-to-z-guides/hookworm-infection.
10. Katzung, Bertram G. Basic and Clinical Pharmacology 14th Edition. New
York : McGraw-Hill Education, 2018.
12. R, Halleyanto, Riansadi, A and Dewi, DP. Insidensi dan Analisis Faktor
Resiko Infeksi Cacing Tambang Pada Siswa Sekolah Dasar di Grobongan Jawa
Tengah. Semarang : Jurnal Kedokteran Raflesia, 2019. Vol. 5. 18-27.
14. N, Fadhila. Infeksi cacing tambang Pada Anak. Lampung : J Agromeda Unila,
2015. Vol. 2. 347-50.
15. NH, Wijaya. Beberapa Faktor Risiko Kejadian Infeksi Cacing Tambang Pada
Petani Pembibitan Albasia. Semarang : Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Komunitas, 2015. p20-2.
20