Anda di halaman 1dari 27

ASCARIASIS

Siti lisma winanda, Maya deanita rahmadilla,

Anjelli milinindiya, Try utama

Dosen pengampu: Apt. Mesa Sukma Rusdi, M.Sc.


Ascaris lumbricoides = infeksi soil-transmitted helmint (STH)
terkontaminasi oleh tinja, makanan dan air yang terkontaminasi oleh telur yang mengandung larva L2

World Health Organization (WHO) tahun 2015, infeksi cacing Soil Transmitted Helmith
adalah salah satu infeksi yang paling umum di seluruh dunia terutama pada masyarakat
miskin.

Penyebaran 29% dari anak usia 35% dari anak usia


prasekolah (158 juta) sekolah (320 juta)

Ascaris Lumbricoides terinfeksi A. lumbricoides. terinfeksi A. lumbricoides.


diperkirakan akan menginfeksi
1471 juta jiwa (lebih 1/4 populasi
dunia)
Faktor Pendukung Sosiodemografi
01 Pendidikan dan pendapatan
tingginya prevalensi

kecacingan di Indonesia
Natadisastra (2012) Perilaku Sanitasi
02 kurang adanya kemampuan dalam
menjaga higiene dan sanitasi lingkungan
Infeksi kecacingan sering dijumpai

pada anak usia sekolah dasar dimana

pada usia ini anak-anak masih sering

kontak dengan tanah. Salah satu cacing

yang penularannya melalui tanah

adalah cacing gelang (Ascaris

(Mardiana; Djarismawati, 2008).


lumbricoides)
World Health
Organization 2008
±800 jt s/d 1 milyar penduduk di dunia terinfeksi
cacing Ascaris lumbricoides

(WHO) 700 s/d 900 jt penduduk terinfeksi cacing tambang

2008 (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)

500 juta penduduk terinfeksi Trichuris trichiura,

300 juta penduduk terinfeksi Oxyuris vermicularis.

1,5 milyar / 24% dari populasi penduduk di dunia


2013
terinfeksi Soil Transmitted Helminths
menurut sebuah studi jumlah infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) tertinggi terjadi di Asia, dimana Asia
Tenggara merupakan wilayah dengan prevalensi infeksi (STH) tertinggi yang dilaporkan dalam beberapa dekade
terakhir.

BERDASARKAN DARI HASIL PEMERIKSAAN TINJA YANG


DILAKUKAN PADA 8 PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2008,
DIDAPAT ANGKA PREVALENSI KECACINGAN YANG TINGGI

Banten 60,7%, Nanggroe Aceh Darussalam 59,2%, Nusa


Tenggara Timur 27,7%, Kalimantan barat 26,2%, Sumatera
Barat 10,1%, Jawa Barat 6,7%, Sulawesi Utara 6,7%, dan
Kalimantan Tenggah 5,6% (Ditjen PPL-RI Depkes RI, 2009).

Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2010 melaporkan bahwa infeksi


kecacingan merupakan urutan kelima penyakit yang menyerang balita,
dengan urutan penyakit tersering lainnya ialah Infeksi Saluran Napas Akut
(ISPA), penyakit infeksi kulit, diare, dan demam.
Kejadian Ascariasis ini dapat ditemukan pada berbagai jenis usia.
Prevalensi tertinggi didapatkan pada anak golongan
usia sekolah dasar yaitu pada usia 5-9 tahun
Gusta (2008) murid SDN 19 Kampung
Manggis Kota Padang
Panjang
59,8%

40

30

20

10

0
PERKEMBANGBIAKAN Ascaris lumbricoides
Dari telur menjadi dewasa, melalui empat tahap larva
masing-masing diikuti oleh molting di mana kutikula ditumpahkan.

Telur yang tidak infektif akan dikeluarkan dari usus inang dan masuk ke
tanah tempat cacing berembrio dalam waktu sekitar 3 minggu
kondisi tempat yang hangat dan lembab

Larva menembus mukosa usus dan memasuki sistem limfatik dan


peredaran darah
bermigrasi melalui hati ke jantung dan paru-paru
Dari paru-paru mereka bermigrasi ke trakea, di mana inang membatukkan
larva ke dalam mulut dan kemudian menelannya, mengembalikannya ke
usus kecil.
Seluruh migrasi memakan waktu beberapa hari, selama waktu itu larva
berganti kulit
01

Siklus Hidup Fase migrasi


Setelah terkontaminasi melalui mulut, telur akan menetas dan
membebaskan larva L2 (250 nm) dalam duodenum, bisa
Ascaris lumbricoides mencapai sisi kanan jantung melalui aliran kapiler paru-paru.
Dalam waktu 6-10 hari di paru-paru, larva-larva matang (550
nm) dan lanjut ke tahap L4. larva tersebut akan pecah menjadi
alveoli dan akan bermigrasi melalui bronci, trakea dan faring
dan akhirnya bisa mencapai usus.
02
Fase di usus
Didalam usus cacing sudah dewasa dan mulai bertelur secara
seksual. Telur-telur tersebut akan keluar bersama tinja. Selama
8-12 minggu cacing tersebut menuju tina. Cacing betina bisa
mengeluarkan 2,4 lakti telur per harinya selama 1-2 tahun.
Berkembang di tanah, embrio 10-14 hari dg kondisi tanag 22-
30 °C. Telur ascaris akan bertahan selama 15 tahun sebab
cangkangnya kuat.
Identifikasi Dan Diagnosis
Secara langsung Secara konsentrasi
• Mikroskop • Sodimentasi, pengendapan dalam
• Mudah dikerjakan, tidak merusak bentuk tabung reaksi besar. Penambahan
larutan . Diperiksa dalam waktu -
• Jika sampel banyak, terlalu
20 menit.
tebal dan susah untuk • Cara sediaan tebal, menggunakan
pembacaan sampel selofan atau cellophane tape
sebagai pengganti kaca penutup

(Depkes, 2001) (Brown HW, 1982).


(Marlina, 2009)
PENGENDALIAN ascariasis
01 02

Tindakan pencegahan Pengendalian kasus


Hindari kontak tanah, kotoran , pupuk Pengobatan dengan obat cacing.
kendang. Promosikan kebersihan tangan Konsultasi terapi, suplemen nutrisi pada
yang efektif, cuci tangan. anak.

03 04

Kontrol kontak Pengendalian lingkungan


Pemeriksaan anggota keluarga Sumber infeksi dari lingkungan
PENYEBARAN ascariasis
01 02

Sumber penularan Cara penularan


Dapat berupa organisme hidup atau menular melalui makanan yang tercemar
benda mati tanah dan air), unsur cacing. Sayuran mengandung bekas
penyakit menular. Tanah yang pupuk,
mengandung telur ascaria lumbricoides.
Infeksi pada manusia terjadi karena menelan
telur matang dari tanah yang terkontaminasi.
Telur yang tertelan akan menetas di duodenum,
cacing akan secara aktif menembus dinding
usus dan via sirkulasi portal menuju jantung
kanan. Kemudian larvanya masuk ke dalam
sirkulasi pulmonal dan tersaring kapiler.
Setelah kira-kira 10 hari di paru-paru, larva
menembus kapiler dan masuk ke alveoli,
melalui bronchi bermigrasi sampai trakea dan
faring. Cacing akan menjadi matur dan kawin
di dalam usus dan memproduksi telur yang
akan keluar bersama tinja. Siklus ini
membutuhkan waktu 8-12 minggu mencapai
27.000.000 telur.
PENATALAKSANAAN TERAPI
Dalam Artikel F. Hefny dkk, 2009 membuat laporan kasus
Seorang pria Bangladesh berusia 32 tahun baru saja
kembali dari liburan di negara asalnya. Dia dirawat di
rumah sakit Al-Ain dengan keluhan sakit perut, muntah dan
sembelit selama tiga hari. Pada pemeriksaan, dia merasa
sangat tidak nyaman. Suhu 37,8°C, tekanan darah 120/70
mmHg, dan nadi 80 kali per menit. Perut lembut dan tidak
buncit dengan nyeri difus ringan. Pemeriksaan rektal
menunjukkan cacing Ascaris. Pemeriksaan laboratorium
termasuk analisis darah lengkap, glukosa, serum amilase,
fungsi hati dan elektrolit semuanya normal. Rontgen perut
menunjukkan usus kecil yang melebar, beberapa tingkat
cairan udara, dan bola cacing bundar. Ultrasonografi perut
mengkonfirmasi adanya massa cacing Ascaris multipel
dengan mata banteng dan tampilan rel. Studi lanjutan
gastrografin menunjukkan usus kecil yang melebar, yang
penuh dengan cacing Ascaris. Lewatnya kontras ke dalam
rektum menunjukkan obstruksi usus yang tidak lengkap).
Abdominal computerized tomography (CT) scan
mengungkapkan bolus cacing Ascaris di usus kecil dan
tidak ada udara bebas atau cairan di rongga peritoneum.
Manajemen konservatif selama 24 jam diterapkan. Pasien
diterapi dengan cairan infus, suction tube nasogastrik, dan
antibiotik berupa metronidazol dan piperasilin tazobaktam
resusitasi

dengan penggantian cairan dan elektrolit


Penatalaksanaan
yang cukup untuk mengatasi dehidrasi
konservatif
aspirasi nasogastrik

dekompresi dan untuk meredakan distensi


atau muntah

antibiotik dengan analgesik

antihelminthic harus diberikan pada tahap


ini, karena dapat memperburuk obstruksi
dengan meningkatkan ukuran bolus
cacing.
PENGOBATAN
Albendazole

mebendazole

ivermectin

pyrantel pamoate

Dalam kasus ini biasanya pasien akan kekurangan gizi hingga defesiensi vitamin A, maka dalam
pengobatannya perlu suplemen agar pasien memenuhi nutrisinya. (Leuwenhoek)
ALBENDAZOLE

01 02

Mekanisme kerja •Farmakokinetik


Berikatan dengan β-tubulin parasit sehingga Obat ini tidak diserap secara teratur di usus,
menghambat polimerasi mikrotubulus dan cepat di metabolisme dan di eksresi lewat
memmblok pengambilan glukosa oleh larva naupun urin dan feses. Kadar puncak plasama 3 jam
cacing dewasi, sehingga persediaan glikogen dan t1/2 8-9 jam. (Gunawan, 2016)
menurun dan pembentuk ATP berkurang, akibatnya
cacing akan mati.
03 04

indikasi Efek samping


Untuk pengobatan cacing kremi, Nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, mual,
tambang, askaris dan trikuris. muntah, lemah, pusing, insomia.
(Gunawan, 2016) (Gunawan, 2016)
ALBENDAZOLE

05 06

dosis Interaksi Obat


400 mg sekali diminum saat makan. Dalam keadaan Simetidin, prazikuantel dan deksametason
kronis dianjurkan pengobatan 2-3 hari. (Gunawan, dapat meningkatkankadar plasma metabolit
2016) aktif Albendazole. (ISO Vol 50)

07

Kontra indikasi
kurang dari 2 tahun, wanita hamil dan
sinosis hati. (Gunawan, 2016)
MEBENDAZOLE

01 02

Mekanisme kerja •Farmakokinetik


Obat ini menyebabkan kerusakan struktur sub Hampir tidak larut air.memiliki biovaibilitas
seluler dan sekresi asetilkolinesterase cacing dan rendah. (Gunawan, 2016)
menghambat glukosa secara revesibel sehingga
teradi pengosongan (deplesi) glikogen pada cacing.
(Gunawan, 2016)

03 04

indikasi Efek samping


trikhuriasis, askariasis, oxyuriasis, gangguan saluran cerna (ISO Vol 50)
ankilostomiasis. (ISO Vol 50)
MEBENDAZOLE

05 06

dosis Interaksi Obat


dewasa dan anak : 2 x 100 mg sehari selama 3 hari. Absorpsi mebendazole akan meningkat bila
Obat ini ada yang berbentuk tablet kunyah 100 mg diberikan bersama dengan makanan
dan sirup 50 mg/ml. (Gunawan, 2016) berlemak. (Gunawan, 2016)

07

Kontra indikasi
anak < 2 tahun, terhentinya aliran
empedu. Ganguan kapasitas hati obat
pada wanita hamil (ISO Vol 50)
Pencegahan

TERAPI NON
Tidak memakan daging sapi, ikan, ayam, dan
sayur secara mentah
Mencuci tangan sebelum dan sesuadah

FARMAKOLOGI
buang air besar
Tidak membuang air besar maupun air kecil di
sembarang tepat
Melakuakan penyuluhan kesehatan
tentang sanitasi.
Tidak membuat tinja sebagai pupuk
Membuat tangki septik khusus
pembuangan tinja setiap rumah agar tidak
mencemari sumber air
Sering mengunting kuku
Cek kesehatan secara rutin sekali 6 bulan
pada anak-anak
Jika muncul gejala sesegera mungkin
pergi ke Rumah Sakit
Melakukan pengobatan masal sekali 6
bulan pada daerah endemik dan rawan
ascaris
Penanggulangan cacingan
UU RI No.15 Tahun 2017
Pada bab IV peraturan ini memberikan promosi kesehatan yang
mengarahkan untuk peningkatan perilaku hidup sehat dan
bersih

Cuci tangan pakai sabun Menggunakan air bersih Menjaga kebersihan


keamanan makanan
Membiasakan mencuci tangan Selalu menggunakan air yang Menjaga makanan tetap higenis
setiap tangan tamoak kotor bersih
Penanggulangan cacingan
UU RI No.15 Tahun 2017
Pada bab IV peraturan ini memberikan promosi kesehatan yang
mengarahkan untuk peningkatan perilaku hidup sehat dan
bersih

Menggunakan jamban Mengupayakan kondisi


sehat lingkungan yang sehat
Tetap menjaga jamban tetap bersih Membersihkan setiap lingkungan
dan terhindar dari kotoran penyakit yang tampak kotor
TERIMA KASIH
03-01-2022

FARMASIUNIDHA@GMAIL.COM

WWW.UNIDHA.COM

Anda mungkin juga menyukai